Anda di halaman 1dari 4

Asal-usul Agama Kong hu cu

Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian disebut dengan Ru Jiao atau Ji Kauw yang berarti agama bagi
umat yang lembut hati. Secara bahasa Awalnya agama ini bernama Ru jiao (教儒). Huruf Ru (儒 ) berasal
dari kata (亻-人 ) ‘ren’ (orang) dan (需 ) ‘xu’ (perlu) sehingga berarti ‘yang diperlukan orang’, sedangkan
‘Ru’ sendiri bermakna ( 柔 ) ‘Rou’ lembut budi-pekerti, penuh susila, ( 优 ) ‘Yu’–Yang utama,
mengutamakan perbuatan baik, lebih baik, .和 He – Harmonis, Selaras, 濡 Ru – Menyiram dengan
kebajikan, bersuci diri,. ‘Jiao 教 berasal dari kata ‘xiao’孝 (berbakti) dan 文 ‘wen’ (sastra, ajaran). Jadi
‘jiao’ berarti ajaran/sastra untuk berbakti. Maka Ru jiao adalah ajaran/agama untuk berbakti bagi kaum
lembut budi pekerti yang mengutamakan perbuatan baik, selaras dan berkebajikan. Agama Khonghucu
merupakan bimbingan hidup yang diberikan Thian (Tuhan Yang Maha Esa) yang diturunkan kepada para
Nabi dan para Suci Purba serta digenapkan dan disempurnakan oleh Nabi Khonghucu. Ru jiao (Agama
Khonghucu) ada jauh sebelum Sang Nabi Kongzi lahir. Dimulailah dengan sejarah (2952 – 2836 SM),
Shen-nong (2838 – 2698 SM), Huang-di (2698 NabiNabi suci Fuxi – 2596 SM), Yao (2357 – 2255 SM),
Shun (2255 – 2205 SM), Da-yu (2205 – 2197 SM), Shangtang (1766 – 1122 SM), Wen, Wu Zhou-gong
(1122 – 255 SM), sampai Nabi Agung Kongzi (551 – 479 SM) dan Mengzi (371 – 289 SM). Para nabi
inilah peletak Ru jiao (agama Khonghucu). Sedangkan Nabi Kongzi adalah penerus, pembaharu dan
penyempurna Agama Khonghucu. Dalam Agama Khonghucu setidaknya dikenal ada 29 nabi, mulai dari
Fu Xi sampai Khongcu (dari 2953 Sebelum masehi s/d 551 sebelum masehi). (bila dihitung dengan tahun
sebelum masehi.[4]
http://agamaduniakelompok8iat3f2016.blogspot.com

Petumbuhan dan perkembanagn Agama Khonghucu

Tidak seperti agama-agama lain yang bersifat agresif dalam usahanya mendapatkan banyak pemeluk,
agama Khonghucu lebih menekankan pada sikap membina diri sendiri (dan menghindari sikap menuntut
orang lain). Karena itulah perkembangan agama Khonghucu (terutama perihal penyebaran ajaran maupun
perkembangan jumlah penganutnya) agak sulit dilacak dengan pasti.
Dalam agama lain seperti Islam, Kristen, Buddha dan lain-lain yang umatnya gampang dikenali hanya
dengan suatu ‘sumpah masuk agama’ misalnya pembaptisan di agama Kristen dan pembacaan kalimat
syahadat di agama Islam, maka seorang penganut agama Khonghucu tulen sangat sulit untuk dikenali
karena ‘Kekhonghucuan’ mereka diukur dalam perbuatan dan tingkah laku mereka sepanjang hidupnya.
Karena itulah seorang penganut agama Khonghucu semasa hidupnya tidak ‘berani’ menyebut dirinya
sebagai penganut agama Khonghucu karena hal ini akan dinilai sendiri oleh generasi-generasi
sesudahnya.
Perkembangan umat agama Khonghucu mulai disorot dan banyak ditelaah setelah masuknya agama
Kristen ke Tiongkok yang dengan agresifnya mencari penganut baru dan mendesak penganut agama
Khonghucu. Awalnya misionaris Kristen yang pertama kali masuk ke Tiongkok mengakui bahwa di
Tiongkok telah ada agama ‘asli’ (yakni agama Khonghucu) yang lengkap dengan tata cara ibadah yang
sangat jauh berbeda dengan agama kristen yang mereka anut.
Tapi karena tujuan utama para misionaris Kristen ini adalah mengkristenkan Tiongkok, maka dimulailah
segala upaya termasuk menghalalkan segala cara untuk mengalahkan agama asli ini dan bila perlu
‘memusnahkan’ keberadaan mereka dengan jalan mendiskreditkan mereka sebagai ‘aliran filsafat’ belaka
dan bukanlah ajaran agama.
Adapun alasan mengapa ajaran agama Khonghucu ini tidak dimusnahkan sama sekali adalah karena
mereka tidak bisa mengingkari bahwa ada nilai-nilai universal dalam ajaran agama Khonghucu yang
bahkan mengilhami banyak cendekiawan Eropa untuk mengadakan pembaharuan di Eropa sendiri.
Bahkan Gereja Katolik Roma sampai secara resmi mengakui Kong Zi sebagai salah seorang Santo seakan
Beliau pernah berjasa bagi agama Katolik.
Adanya upaya agresif kaum Kristen inilah yang mendorong ‘kebangkitan’ agama Khonghucu untuk
menghadapinya (walaupun tidak sampai menghalalkan segala cara termasuk menipu, memfitnah dan
sebagainya) sesuai dengan tradisi agama Khonghucu itu sendiri.
Kebangkitan agama Khonghucu di Tiongkok (yang ketiga) sebenarnya dimulai oleh Zeng Guofan dan
berpuncak pada gerakan reformasi yang digagas oleh Kang Youwei. Tapi seiring dengan gagalnya
Reformasi 100 hari itu, dapat dikatakan kebangkitan agama Khonghucu di Tiongkok mengalami
kegagalan dan baru sedikit tergugah kembali (walaupun dalam skala kecil) dengan slogan-slogan yang
diucapkan Deng Xiaoping pada akhir tahun 1970-an.
Sebaliknya kebangkitan agama Khonghucu di Indonesia justru merupakan yang pertama kalinya dan
sampai kini terus bergulat mencari jati dirinya. Sulit untuk menyebutkan secara pasti kapan agama
Khonghucu pertama kali dibawa dari Tiongkok ke Indonesia. Seperti diuraikan diatas, ajaran agama
Khonghucu tidak disebarkan secara agresif seperti halnya agama lain (terutama dari Timur Tengah).
Ajaran agama Khonghucu diwariskan dari generasi ke generasi melalui bimbingan keluarga dimana
seorang ayah akan memberikan teladan perbuatan kepada anaknya dan begitu seterusnya sang anak
mewariskannya kepada cucunya.
Karena alasan inilah agama Khonghucu yang ‘terbawa’ ke Indonesia sudah bercampur baur dengan ajaran
agama Buddha dan agama Dao. Seperti kata-kata Xun Zi, “Dalam hal penyajian makanan kepada orang
yang sudah meninggal, seorang susilawan (penganut agama Khonghucu) menganggapnya sebagai
perwujudan Laku Bakti dan penghalusan Kesusilaan seorang manusia, sebaliknya orang awam
(masyarakat kebanyakan) menganggapnya berhubungan dengan roh-roh ataupun hal-hal takhayul
lainnya.”
Orang-orang Tiongkok yang merantau hingga ke Indonesia mewakili banyak golongan. Semula mungkin
hanya pedagang yang suka tantangan yang berani berlayar hingga ke Indonesia, tapi ada suatu masa
dimana karena alasan politik, mereka kabur dari Tiongkok dan menyelamatkan diri ke Indonesia.
Ada sejarahwan yang mengatakan orang-orang jenis kedua ini biasanya balik ke Tiongkok setelah dirasa
keadaan politik sudah berubah, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa semuanya berpikiran untuk kembali
? Tentulah ada diantara mereka yang mati di Indonesia, lelah berpolitik dan lalu menetap dengan tenang
di Indonesia dan sebagainya.
Hingga abad ke 16, para Huaqiao Indonesia (Orang Tionghoa yang kemudian menetap di Indonesia) ini
dapat hidup rukun berdampingan dengan orang pribumi dan dalam banyak kasus mereka telah
berasimilasi dengan cara menikahi wanita setempat dan melahirkan Huaqiao peranakan (Huaqiao yang
lahir di Indonesia). Justru dari sinilah muncul alkulturasi budaya dimana para Huaqiao peranakan ini
selain diwarisi tradisi Tionghoa juga ditambahi dengan pelbagai tradisi setempat.
Dapat dikatakan para Huaqiao dan pribumi Indonesia hidup rukun hingga kedatangan bangsa Belanda
yang kemudian menjajah Indonesia dan mulai menjalankan politik adu domba ‘Devide et Impera’ yang
sangat keji dan tidak berperi kemanusiaan (bahkan sekalipun ditinjau dari sudut ajaran agama Kristen
yang mereka anut).

https://junzigroup.wordpress.com/2008/05/11/perkembangan-agama-khonghucu-di-indonesia-1/

Pokok Ajaran khonghucu

Sistem Ketuhanan
Ru Jiao atau agama Kong Hu Cu adalah agama monotheis, percaya hanya pada satu Tuhan, yang biasa
disebut sebagai Thian, Tuhan Yang Maha Esa atau Shangdi (Tuhan Yang Maha Kuasa). Tuhan dalam konsep
Kong Hu Cu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan, namun tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat
tiada nampak, didengar tidak terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman.

Di dalam kitab Ngo King Tuhan biasa diberi kata sifat sebagai berikut:
 Siang Thian, artinya Thian Yang Maha Tinggi
 Hoo Thian, artinya Thian Yang Maha Besar
 Chong Thian, artinya Thian Yang Maha Suci
 Bien Thian, artinya Thian Yang Maha Pengasih
 Hong Thian, artinya Thian Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta
 Siang Thian, artinya Thian Yang Maha Menciptakan Alam Semesta

Kong Hu Cu percaya adanya Thian yang selalu harus dihormati dan dipuja karena Dialah yang menjaga alam
semesta. Oleh karena itu, manusia harus melakukan upacara-upacara keagamaan sesederhana dan sekhidmat
mungkin agar mendapat berkah dari Thian. Dalam kaitan ini, umat manusia harus mencermati dan meneladani
tingkah laku orang tua, karena menurut agama Kong Hu Cu, ornag tua adalah wakil Thian.
Tiap umat Kong Hu Cu wajib memahami, menghayati, dan mengimani dasar keimananya yang pokok, yang
tersurat di dalam bab utama kitab Tengah Sempurna, bab utama ajaran besar, dan salam iman yang tersurat di
dalam kitab Su king. Pengakuan iman yang pokok yaitu,
1. Seorang umat Kong Hu Cu wajib beriman, satya, bertakwa dan hormat atau sujud terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
2. THIAN, Tuhan Yang Maha Esa adalah khalik semesta alam dengan segala be nda dan makhluknya.
3. Hidup manusia adalah oleh firman THIAN, maka manusia mengemban tugas suci sebagai manusia
dan wajib mempertahankan hidupnya kepada THIAN.
4. Firman THIAN itu sekaligus menjadi watak sejati, hakekat kemanusiaan, yang menjadikan manusia
memiliki kemampuan melaksanakan tugas sucinya sebagai manusia.
5. Mewujudkan kebajikan, yang di dalamnya mengandung benih-benih cinta kasih, kesadaran
menjunjung kebenaran/ keadilan/ kewajiban, kesusilaan dan kebijaksanaan yang hidup, tumbuh,
berkembang dalam rohani manusia, itulah tugas sekaligus tujuan suci manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
6. Terwujudnya kebajikann dalam diri manusia adalah untuk diamalkan dalam kehidupan, mengasihi,
tenggang rasa, tepasarisa kepada rakyat, kepada sesame manusia, dan menyayangi (memiliki) rasa
tanggung jawab terhadap lingkungan hidupnya.
7. Mewujudkan kebajikan, mengasihi sesama, menyayangi lingkungan, sehingga mecapai puncak baik,
itulah jalan suci yang wajib ditempuh manusia. Itulah jalan suci yang selaras dengan watak sejati
manusia.
8. Bimbingan yang dikauriakan Tuhan Yang Maha Esa lewat para Bok Tok, Sing Jien atau nabi-
nabinya sehingga manusia dapat membina diri menempuh jalan suci, itulah agama, yang merupakan
ajaran besar bagi kehidupan ini.
9. Hanaya kebajikann berkenan Tuhan, ini mengandung imabauan dan pengakuan iman bahwa hormat
akan Tuhan ialah melaksanakan FirmanNya, percaya terhadap Tuhan tidak dapat dilepaskan dari
hidup mewujudkan kebajikan dan mengamalkannya, didalam terkandung pengertian paripurnanya
ibadah dan disitulah makna (nilai) manusia di hadapan Tuhan Khaliknya maupun di hadapan sesame
makhluk dan lingkungannya. Menjadi insane yang dapat dipercaya terhadap Tuhan Khaliknya
maupun terhadap sesamanya.

Kitab Suci Agama Kong Hu Cu

Kitab suci agama Kong Hu Cu sampai kepada bentuknya yang sekarang mempunyai masa perkembangan
yang sangat panjang, kitab suci yang tertua berasal dari Raja Suci Giau(2357-2255 SM) dan yang termuda
ditulis Bingcu ( wafat tahun 289 SM), melipuit masa sekitar 2000 tahun. Kitab suci yang berasal dari para nabi
Purba sesuai dengan wahyu yang diterima langsung Nabi kong Hu Cu dari Tuhan Yang maha Esa
disempurnakan dan dihimpun, kini disebut Ngo King (kitab suci yang lama) sebagai kitab suci yang pokok.
Ajaran-ajaran Nabi Kong Hu Cu dibukukan oleh para muridnya dan dipertegas oleh Bingcu yang terhimpun
dalam kitab Su Si (kitab yang empat).

Kitab suci yang lima terdiri dari:


1. Si King atau kitab Sanjab. Kitab ini terdiri dari kumpulan nyanyian-nyayian upacara yang bersifat
puji-pujian terhadap keagungan Tuhan maupun upacara di istana.
2. Su King atau kitab dokumentasi sejarah suci.
3. Ya king atau kitab perubahan. Kitab ini mempunyai nilai universal, berisi ajaran tentang penjadian
alam semesta sehingga dengan menghayati isi kitab ini, manusia dapat menyingkap tabir kuasa
Tuhan dengan segala aspeknya.
4. Lee King atau kitab kesusilaan berisi ajaran kesusilaan dan peribadatan.
5. Chun Ciu King. kitab suci ini berisi segala macam penilaian dan komentar nabi Kongcu atas
berbagai peristiwa zaman itu, sehingga sangat menarik dan bermanfaat untuk disimak bagaimana
sesungguhnya kebenaran yang harus ditegakan itu.

Kitab suci yang empat atau Su Si terdiri dari:


1. Thai Hak atau ajaran besar berisi bimbingan dan ajaran pembinaan diri, keluarga, masyarakat,
Negara, dan dunia, ditulis oleh Cingcu atau Cing Cham, murid nabi dari angkatan muda.
2. Tiong Yong atau Tengah Sempurna berisi ajaran keimanan agama Kong Hu Cu: iman kepada Tuhan,
firman-Nya mengenai manusia, watak sejati, jalan suci dan peranan agama, ditulis oleh Cu Su atau
Kong Khiep, cucu nabi. Kitab ini dibukukan oleh beberapa murid nabi.
3. Lun Gie atau sabda suci berisi percakapan nabi serta para muridnya, juga tentang orang-orang zaman
tersebut dan mengenai oeri kehidupan sehari-hari nabi. Kitab ini dibukukan oleh beberapa murid
nabi.
4. Bingcu atau kitab suci yang dituliskan oleh Bingcu yang berfungsi menegaskan dan meluruskan
tafsir ajaran agama Kong Hu Cu dalam memerangi penyelewengan.

http://nikiehistory.blogspot.com/2015/12/asal-usul-agama-kong-hu-cu.html

Anda mungkin juga menyukai