OLEH KELOMPOK 1:
FAKULTAS TEOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan materi Landasan
Biblis Berteologi Tentang Ketatalayanan Dalam Perjanjian Lama.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka tak
lepas dari itu diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Besar harapan
kami semoga pembaca dapat memperoleh manfaat dari makalah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dibalik suatu penatalayanan yang baik pasti ada seorang penatalayan yang
baik pula, maka untuk membahas penatalayanan tidak akan terpisah dari sosok
penatalayan itu sendiri. Di dalam alkitab terdapat banyak sekali tokoh yang dapat
dipelajari, baik dari keberhasilannya dalam penatalayanan umat Allah tetapi juga
dari kegagalan yang dialami. Pembahasan materi saat ini, dibatasi sekitaran
Perjanjian Lama.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Semuanya milik Allah (Everything belongs to God): Mazmur 24:1; Hagai 2:8;
Keluaran 19:5.
2. Penatalayan adalah mengelola milik orang lain (Stewardship is the
management of the affairs of another): Kejadian 39:1-6.
Allah sebagai pencipta dan pemilik segala sesuatu di bumi ini menghendaki
manusia untuk mengelola milik-Nya (lih. Kej. 2:15). Bumi adalah hak waris yang
perlu dipenuhi oleh keturunan Adam dan Hawa (bnd. Yes. 45:18), dan,
sebagaimana yang tertulis pada Kejadian 1:28, merupakan berkat bagi Adam dan
Hawa untuk beranakcucu dan mengelola bumi.1
1
Anonim, “Apa yang dimaksud Allah dalam perintahnya kepada Adam dan Hawa untuk
beranakcucu dan bertambah banyak?”,
https://www.gotquestions.org/Indonesia/beranakcuculah-bertambah-banyak.html (diakses pada
30 September 2019, pukul 14:10).
2
1. Yusuf
Yusuf merupakan anak Yakub yang pertama dari Rahel istrinya (Kej.
35:24). Dalam kehidupannya, Yusuf pernah menjadi seorang juru kunci rumah
Potifar (Kej. 39:4-6) dalam penjarapun Ia menjadi orang kepercayaan kepala
penjara (Kej. 39:22) dan kemudian ia akhirnya diangkat menjadi orang kedua yang
paling berkuasa di Mesir sesudah Firaun (Kej. 41:40). Maka tidak dapat diragukan
lagi kecakapan seorang Yusuf dalam menatalayani tugas yang dipercayakan
kepadanya, tanpa dipisahkan dari penyertaan Allah kepadanya. Dalam kehidupan
dan pekerjaannya, Yusuf menunjukkan ciri penatalayan yang baik. Nyata terlihat
dalam kepiawaiannya dalam mengerjakan tugasnya:
- Jujur
- Berhikmat
Yefta merupakan orang Gilead yang diangkat menjadi hakim atas Israel.
Yefta merupakan anak Gilead dari seorang perempuan sundal. Hal ini membuktikan
bahwa Allah mampu memakai siapa saja yang dikehendakinya dalam melakukan
karyanya. Ia merupakan seorang yang membawa Israel menang atas bani Amon
tetapi karena kecerobohan dan pengambilan keputusan tanpa berpikir panjang,
mengakibatkan Yefta kehilangan anak perempuannya. Yang dapat dipelajari dari
penatalayanan seorang Yefta adalah:
3
- Setia pada perkataanya
4. Daniel
4
- Berani mengambil bertindak
Ezra seorang Yahudi yang tinggal di Persia, dia diangkat sebagai seorang
pegawai tinggi raja Persia. Dia adalah Imam yang berasal dari kaum Harun dia di
utus ke Yerusalem untuk memeriksa dan memperbaiki keadaan yerusalem dan
Yehuda, dengan berpedoman kepada hukum Allah. Nehemia juga adalah seorang
pegawai tinggi di istana raja Persia. Nehemia diutus untuk memeriksa keadaan
tembok-tembok di Yerusalem atas perintahnya tembok-tembok ini diperbaharui
meskipun mendapat tantangan dari berbagai pihak.2 Dari kehidupan Ezra dan
Nehemia, yang dapat dipelajari adalah:
2
J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 168.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dapat dilihat dalam Perjanjian Lama, bahwa penyertaan Allah adalah hal
yang paling mendasar dalam penatalayanan, namun pernyertaan Allah juga disertai
dengan tindakan dari penatalayan itu sendiri. Seperti pada tokoh-tokoh yang telah
dibahas pada Bab II bahwa mereka mengusahakan diri mereka agar menjadi
penatalayan yang baik dengan memiliki karakter yang baik, bekerja keras,
berintegritas, dan yang terpenting mengandalkan Allah dalam segala hal. Selain
daripada usaha yang dilakukan oleh penatalayan itu sendiri dibutuhkan juga
kontribusi dari berbagai pihak agar dapat mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.
3.2. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Media Internet
Anonim. Apa yang dimaksud Allah dalam perintahnya kepada Adam dan Hawa
untuk beranakcucu dan bertambah banyak? [Online].
https://www.gotquestions.org/Indonesia/beranakcuculah-bertambah-
banyak.html. (diakses pada 30 September 2019).