Anda di halaman 1dari 10

KETATALAYANAN

“LANDASAN BIBLIS BERTEOLOGI TENTANG


KETATALAYANAN DALAM PERJANJIAN LAMA”

DOSEN: PDT. LIESJE SUMAMPOUW, TH.M

OLEH KELOMPOK 1:

SYALOOM TUNAS REYNALDI KUKIHI


EUNIKE KAEBA NGIKE WOGONO
LEVI TUMBUAN MONINGKA MASENGI
TESALONIKA NANGKA PRITA MAWITJERE

YAYASAN GMIM DS. A. Z. R. WENAS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS TEOLOGI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan materi Landasan
Biblis Berteologi Tentang Ketatalayanan Dalam Perjanjian Lama.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka tak
lepas dari itu diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Besar harapan
kami semoga pembaca dapat memperoleh manfaat dari makalah ini.

Tomohon, September 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

BAB II: PEMBAHASAN ......................................................................... 2

BAB III: PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................... 6

3.2. Saran ............................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketatalayanan atau penatalayanan (stewardship) merupakan suatu hal yang


penting dalam kehidupan umat Allah atau bergereja. Dengan penatalayanan yang
benar maka akan tercipta kehidupan umat Allah yang teratur. Alkitab sebagai
landasan orang kristen berteologi mengandung banyak sekali contoh
penatalayanan. Perjanjian lama maupun perjanjian baru masing-masing
mengandung contoh penatalayanan yang benar-benar dapat menjadi berkat bagi
banyak orang. Selain daripada contoh penatalayan yang benar, didapati juga dalam
Alkitab beberapa kasus atau permasalahan yang terjadi akibat penatalayanan yang
tidak baik yang mendatangkan kekacauan pada kehidupan umat Allah. Dari
permasalahan yang didapati dan konsekuensi yang dialami umat, maka dapat
dipelajari bagaimana penatalayanan yang seharusnya.

Dibalik suatu penatalayanan yang baik pasti ada seorang penatalayan yang
baik pula, maka untuk membahas penatalayanan tidak akan terpisah dari sosok
penatalayan itu sendiri. Di dalam alkitab terdapat banyak sekali tokoh yang dapat
dipelajari, baik dari keberhasilannya dalam penatalayanan umat Allah tetapi juga
dari kegagalan yang dialami. Pembahasan materi saat ini, dibatasi sekitaran
Perjanjian Lama.

Di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama terdapat istilah-istilah yang biasanya


diidentikkan dengan penatalayan seperti, juru kunci, kepala istana, kepala rumah
ibadat, dan sebagainya. Dalam kehidupan bangsa Israel selaku umat pilihan Allah,
juga terdapat penatalayan pada bagian dan keahliannya masing-masing. Siapapun
penatalayan itu, dan apapun yang diaturnya tidak pernah lepas dari pengawasan
Allah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Di Perjanjian Lama terdapat beberapa prinsip perihal penatalayanan yaitu:

1. Semuanya milik Allah (Everything belongs to God): Mazmur 24:1; Hagai 2:8;
Keluaran 19:5.
2. Penatalayan adalah mengelola milik orang lain (Stewardship is the
management of the affairs of another): Kejadian 39:1-6.

Allah sebagai pencipta dan pemilik segala sesuatu di bumi ini menghendaki
manusia untuk mengelola milik-Nya (lih. Kej. 2:15). Bumi adalah hak waris yang
perlu dipenuhi oleh keturunan Adam dan Hawa (bnd. Yes. 45:18), dan,
sebagaimana yang tertulis pada Kejadian 1:28, merupakan berkat bagi Adam dan
Hawa untuk beranakcucu dan mengelola bumi.1

Dalam Kejadian 24 diterangkan bahwa Abraham mempunyai orang


kepercayaan untuk mengelola harta dan urusan rumah tangganya, yaitu Eliezer. la
adalah penatalayan yang mengelola harta dan urusan itu sesuai dengan kehendak
Abraham, pemiliknya. “Mengelola” berasal dari kata “kelola” yang berarti
mengurus, mengatur, menyelenggarakan; orang dengan tugas itu disebut
“pengelola”. Penatalayan ini disebut juga “kepala rumah” (Kej. 43:16,19; 44:4)
dan “kepala istana” (Yes. 22:15). Seorangg penatalayan ini sudah sawajibnya
melaksakan tugas itu dengan jujur karena bila seorang penatalayan yang tidak jujur
pasti dipecat/diganti (Yes. 22:15-25). Secara lebih jelas, berikut akan dijelaskan
beberapa tokoh penatalayan dalam Perjanjian Lama.

1
Anonim, “Apa yang dimaksud Allah dalam perintahnya kepada Adam dan Hawa untuk
beranakcucu dan bertambah banyak?”,
https://www.gotquestions.org/Indonesia/beranakcuculah-bertambah-banyak.html (diakses pada
30 September 2019, pukul 14:10).

2
1. Yusuf

Yusuf merupakan anak Yakub yang pertama dari Rahel istrinya (Kej.
35:24). Dalam kehidupannya, Yusuf pernah menjadi seorang juru kunci rumah
Potifar (Kej. 39:4-6) dalam penjarapun Ia menjadi orang kepercayaan kepala
penjara (Kej. 39:22) dan kemudian ia akhirnya diangkat menjadi orang kedua yang
paling berkuasa di Mesir sesudah Firaun (Kej. 41:40). Maka tidak dapat diragukan
lagi kecakapan seorang Yusuf dalam menatalayani tugas yang dipercayakan
kepadanya, tanpa dipisahkan dari penyertaan Allah kepadanya. Dalam kehidupan
dan pekerjaannya, Yusuf menunjukkan ciri penatalayan yang baik. Nyata terlihat
dalam kepiawaiannya dalam mengerjakan tugasnya:

- Disertai Tuhan Allah

- Tekun dalam pekerjaannya

- Jujur

- Berhikmat

- Mampu mengendalikan diri

2. Yefta (Hakim-Hakim 11-12:7)

Yefta merupakan orang Gilead yang diangkat menjadi hakim atas Israel.
Yefta merupakan anak Gilead dari seorang perempuan sundal. Hal ini membuktikan
bahwa Allah mampu memakai siapa saja yang dikehendakinya dalam melakukan
karyanya. Ia merupakan seorang yang membawa Israel menang atas bani Amon
tetapi karena kecerobohan dan pengambilan keputusan tanpa berpikir panjang,
mengakibatkan Yefta kehilangan anak perempuannya. Yang dapat dipelajari dari
penatalayanan seorang Yefta adalah:

- Jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan

- Mengandalkan dan bergantung sepenuhnya pada kuasa Tuhan

3
- Setia pada perkataanya

- Bernegosiasi sebelum bertindak

3. Salomo (1 Raja-raja 1-11)

Salomo merupakan anak Daud dari Batsyeba (2 Sam. 12:24) yang


menggantikan Daud menjadi Raja atas Israel. Salomo pun terkenal akan hikmat
yang dimintanya dan dikaruniakan Allah. Ia mendapat kepecayaan Allah untuk
mendirikan Bait Allah yang awalnya menjadi impian Daud. Meski, hati seorang
yang bijak seperti Salomo terpaut pada perempuan-perempuan yang akhirnya
membawa Salomo jatuh ke dalam penyembahan berhala. Dari kehidupan Salomo,
yang dapat dipelajari adalah:

- Minta hikmat dari Allah

- Membangun relasi yang baik

- Mengarahkan pekerjanya dengan tepat

- Tidak enggan meminta pertolongan orang lain

4. Daniel

Daniel adalah seorang pemuda Yehuda yang diangkut dalam pembuangan


di Babel bersama dengan tiga rekan temannya. Daniel hidup dalam 3 masa
pemerintahan Raja pada pembuangan di Babel. Daniel dikenal juga sebagai orang
yang intelek pada masa itu selain itu Daniel juga merupakan orang yang setia
kepada Allah. Dari kehidupan Daniel, yang dapat dipelajari adalah:

- Teguh dalam keyakinan walaupun berhadapan dengan tantangan

- Cakap dalam mengatur kehidupan dan relasinya dengan orang lain

- Mampu menempatkan diri

4
- Berani mengambil bertindak

5. Ezra dan Nehemia

Ezra seorang Yahudi yang tinggal di Persia, dia diangkat sebagai seorang
pegawai tinggi raja Persia. Dia adalah Imam yang berasal dari kaum Harun dia di
utus ke Yerusalem untuk memeriksa dan memperbaiki keadaan yerusalem dan
Yehuda, dengan berpedoman kepada hukum Allah. Nehemia juga adalah seorang
pegawai tinggi di istana raja Persia. Nehemia diutus untuk memeriksa keadaan
tembok-tembok di Yerusalem atas perintahnya tembok-tembok ini diperbaharui
meskipun mendapat tantangan dari berbagai pihak.2 Dari kehidupan Ezra dan
Nehemia, yang dapat dipelajari adalah:

- Dapat mengemban tugas dan tanggung jawab yang diberikan

- Tetap melaksanakan tanggung jawab walau dalam tekanan

- Mampu mengorganisir orang-orang sehingga dapat bekerjasama

- Pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan

2
J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 168.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dapat dilihat dalam Perjanjian Lama, bahwa penyertaan Allah adalah hal
yang paling mendasar dalam penatalayanan, namun pernyertaan Allah juga disertai
dengan tindakan dari penatalayan itu sendiri. Seperti pada tokoh-tokoh yang telah
dibahas pada Bab II bahwa mereka mengusahakan diri mereka agar menjadi
penatalayan yang baik dengan memiliki karakter yang baik, bekerja keras,
berintegritas, dan yang terpenting mengandalkan Allah dalam segala hal. Selain
daripada usaha yang dilakukan oleh penatalayan itu sendiri dibutuhkan juga
kontribusi dari berbagai pihak agar dapat mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.

Tokoh-tokoh dalam PL tidak terlepas dari sifat kemanusiaan mereka yang


berarti masih melakukan kesalahan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa tokoh-
tokoh ini juga mampu menyadari dan memperbaiki kesalahan mereka sehingga
mereka tidak terpuruk dan dapat melanjutkan tugas penatalayanan mereka.

3.2. Saran

Menjadi seorang penatalayan, harus selalu mengutamakan dan


mengandalkan Tuhan dalam setiap pekerjaan dan tanggung jawab kita. Dalam
menjalakan tugas tentu banyak lika-liku dan pergumulan yang dihadapi, dan kita
harus mampu menyadari keterbatasan kita sebagai manusia sehingga kita tidak
mengandalkan diri sendiri juga tidak enggan meminta bantuan dari orang lain,
tetapi juga bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Blommendaal, J. 2016. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK


Gunung Mulia.

Lembaga Alkitab Indonesia. 2009. Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: LAI.

Media Internet

Anonim. Apa yang dimaksud Allah dalam perintahnya kepada Adam dan Hawa
untuk beranakcucu dan bertambah banyak? [Online].
https://www.gotquestions.org/Indonesia/beranakcuculah-bertambah-
banyak.html. (diakses pada 30 September 2019).

Anonim. 2013. Penatalayanan (Stewardship) [Online].


http://gkiiubud.blogspot.com/2013/09/penatalayanan-
stewardship.html?m=1. (diakses pada 30 September 2019).

Anda mungkin juga menyukai