Anda di halaman 1dari 9

KETATALAYANAN

“Penatalayanan Persepuluhan”

DOSEN: PDT. LIESJE SUMAMPOUW, TH.M

OLEH KELOMPOK 1:

SYALOOM TUNAS REYNALDI KUKIHI


EUNIKE KAEBA NGIKE WOGONO
LEVI TUMBUAN MONINGKA MASENGI
TESALONIKA NANGKA PRITA MAWITJERE

YAYASAN GMIM DS. A. Z. R. WENAS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS TEOLOGI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan materi Tentang “Penatalayanan
Persepuluhan”.
Kami berharap dengan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman
bagaimana menatalayani persepuluhan dalam kehidupan pelayanan gereja, bahkan dengan materi
ini dapat memperlengkapi kita sebagai mahasiswa teologi yang adalah calon-calon hamba Tuhan
yang nantina akan terlibat dalam penatalayanan persepuluhan di jemaat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kami yang
membuatnya adalah manusia yang memiliki keterbatasan, maka tak lepas dari itu diharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Besar harapan kami semoga pembaca dapat
memperoleh manfaat dari makalah ini.

Tomohon, September 2019

1|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1

DAFTAR ISI......................................................................................................... 2

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................. 3

BAB II: PEMBAHASAN

2.1. Definisi Persepuluhan..................................................................... 4

2.2. Persepuluhan Dalam Gereja Menurut Ajaran Gereja ........................ 5

2.3. Tujuan Penatalayanan Persepuluhan Dalam Gereja ...................................... 6

BAB III: PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 7


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penatalayanan ialah segala kebijakan dan tindakan orang percaya dalam mengelola talenta
dari Tuhan. Tuhan memanggil setiap orang Kristen supaya mengelola semua talenta
pemberian Tuhan (waktu, tenaga, pikiran, uang, harta benda dll). Semua orang menerima
karunia yang berbeda-beda. Tidak ada orang yang "kosong". Tuhan memberikan semua
talenta untuk menatalayani pekerjaan-Nya di dunia ini. Pengelolaan itu harus sesuai dengan
kehendak-Nya.

Menatalayani tidak hanya berarti membagi atau memberikan talenta kita untuk pekerjaan
Allah sebagai ucapan syukur kepada-Nya. Menatalayani juga berarti bagaimana
kita meningkatkan kesejahteraan hidup. Kemiskinan mengakibatkan keterbatasan dalam
menatalayani. Tuhan berjanji untuk memberikan kebutuhan kita. Janji itu tidak akan
terlaksana secara otomatis. Kita harus menggali dan mencari berkat Tuhan itu dengan b ekerja
keras sehingga lewat hasil pekerjaan kita itu kita mampu memberikan Persepuluhan untuk
dapat disalurkan dalam pelayanan diakonia bagi mekreka yang membutuhkan. Kita terbuka
untuk memanfaatkan kemajuan iptek dan jasa untuk meningkatkan produktivitas kerja,
seiring dengan modernisasi dan profesionalisasi. Bila kesejahteraan hidup kita meningkat,
kemampuan kita untuk menatalayanan pekerjaan Tuhan di dalam gereja dan masyarakat juga
meningkat.

Setiap orang percaya dipanggil supaya menjadi kawan sekerja Allah. Allah berkenan
untuk bekerja di dalam kita dan melalui kita untuk membebaskan dunia ini dari dosa.
Menjadi kawan sekerja-Nya berarti melaksanakan tritugas: bersekutu (koinonia), bersaksi
(marturia) dan melayani (diakonia) secara seimbang dan selaras dengan memakai semua
yang kita miliki.
Roh Kudus memimpin setiap orang percaya menjadi penatalayan. Tugas menatalayani
hanya dapat terlaksana dengan baik apabila kita mendengar dan mengikuti Roh Kudus.
Tuhan akan menghukum siapa saja yang tidak taat menatalayani pekerjaan-Nya atau
menggunakan karunia itu untuk kepentingan sendiri.

3|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Persepuluhan

Persepuluhan adalah kegiatan memberikan 10% dari penghasilan kepada tempat


ibadah. Sekarang persepuluhan biasanya dilakukan dengan sukarela dan dibayar dengan
uang, cek, atau saham. Dulunya dalam konteks perjanjian lama persepuluhan dibayar
dalam bentuk produk pertanian atau sejenisnya.1
Gagasan persepuluhan sudah berasal dari awal sejarah Alkitab. Abraham memberikan
persepuluhan kepada Melkisedek, sesudah ia kembali dari pertempurannya melawan raja-
raja (Ibr 7:6). Dalam Taurat diatur, bahwa orang Lewi hidup dari persepuluhan orang
Israel (Ibr 7:5). Meskipun sepersepuluh dari pendapatan seseorang sudah
dipersembahkannya dalam persepuluhan, ini tidak usah membatasi mereka yang mampu
dan ingin memberi lebih2.
Perjanjian Baru mengajar bahwa tiap orang Kristen harus memberi persembahannya
secara teratur, metodik dan memadai, untuk mendukung kehidupan gereja, orang miskin,
penginjilan dan missi (1Kor 16:2).
Persembahan yang berasal dari hati yang penuh oleh kasih Allah, harus menjadi ciri
orang beriman sejati. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit
juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-
masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah
sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa
berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai
kebajikan. Seperti ada tertulis: 'Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang
miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.'" (2Kor 9:6-9).

2.2. Persepuluhan Dalam Gereja Menurut Ajaran Gereja

Jika melihat dalam perjanjian lama, persepuluhan merupakan perintah yang ada dalam
hukum Musa dan harus ditaati oleh seluruh bangsa Israel. Pada waktu itu, persepuluhan
diberikan kepada Bani Lewi untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka yaitu
pekerjaan pada Kemah Pertemuan (Bilangan 18 : 21). Itulah sebabnya kenapa Bani Lewi
tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel (Bilangan 18 : 24). Bani
lewi yang mendapat persembahan persepuluhan dari bangsa Israel ternyata juga harus

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Persepuluhan diakses pada 25 Oktober 2019 pukul 21:33 wita

2
http://c3i.sabda.org/bagian_c_penatalayanan_persembahan_dan_persepuluhan diakses pada 25 Oktober 2019
pukul 21:37 wita
mempersembahkan persembahan persepuluhannya kepada Allah sebagai persembahan
khusus (Bilangan 18 : 26), inilah beberapa keterangannya sebagai berikut:

 Bangsa Israel pada waktu itu memberikan persembahan persepuluhannya dalam


bentuk hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan atau dari lembu
sapi atau kambing domba (Imamat 27 : 30; Imamat 27 : 32). (baca juga: Poligami
menurut Alkitab)
 Tetapi, ada juga diantara mereka yang memberikan persembahan
persepuluhannya dalam bentuk uang yaitu jika ada yang tidak dapat
mengangkutnya karena tempat yang akan dipilih Tuhan untuk menegakkan nama-
Nya terlalu jauh sehingga harus diuangkan (Ulangan 14 : 24). (baca juga:
Karakter Kristus)
 Di dalam perjanjian lama, bangsa Israel memberikan persembahan
persepuluhannya ke tempat yang dipilih TUHAN, Allah, untuk membuat nama-
Nya diam disana (Ulangan 12 : 11).
 Dan tempat tersebut tentulah tempat yang pasti berada di tanah Israel pula karena
kita mengetahui di perjanjian lama, bangsa yang dikasihi oleh Allah adalah
bangsa Israel.
 Di dalam 2 Tawarikh 31 : 12, ditekankan untuk memberikan persepuluhan dengan
setia

2.3. Tujuan Penatalayanan Persepuluhan Dalam Gereja

Berbeda dengan apa yang telah kita bahas mengenai persepuluhan di perjanjian lama,
di perjanjian baru kita hanya dapat mengetahui sedikit tentang persepuluhan. Bahkan tak
ada hal penekanan sedetail di perjanjian lama yang dapat kita temukan. Dalam Matius 23
: 23, Lukas 11 : 42 memang ditekankan untuk memberikan persepuluhan dari selasih,
adas manis dan jintan, tetapi tetap mengingat yang terpenting dari hukum taurat :
keadilan, belas kasihan dan kesetiaan, sehingga Matius mengatakan yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Firman inilah yang dapat menjadi dasar bagi
kita untuk memberikan persepuluhan.3
Adapun dalam kehidupan pelayanan Gereja. Persepuluhan digunakan oleh Gereja
untuk banyak tujuan. Beberapa di antaranya adalah untuk:
1. Membangun, merawat, dan mengoperasikan bait suci, gedung pertemuan, serta bangunan
lainnya.

3
https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/gospel-principles/chapter-32-tithes-and-offerings?lang=ind
diakses pada 25 Oktober 2019 pukul 21:50 wita

5|Page
2. Menyediakan dana pengoperasian untuk wilayah, lingkungan, dan unit lain Gereja. (Unit-
unit ini menggunakan dana tersebut untuk melaksanakan program gerejawi Gereja, yang
mencakup mengajarkan Injil dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan unit).
3. Membantu program misionaris.
4. Mendidik kaum muda di sekolah, seminari, dan institut Gereja.
5. Mencetak dan mendistribusikan bahan-bahan pelajaran.

Untuk itu ada Prinsip penting Dalam memberikan persepuluhan yaitu dibutuhkan hati yang
taat, tetapi dalam persembahan membutuhkan hati yang rela (lih. Keluaran 35:5; Ezra 1:4; 2
Korintus 9:7-8).
BAB III
PENUTUP

3.1. Keseimpulan

Dari penjelasan materi diatas dapat dipahami bahwa Persepuluhan adalah kegiatan
memberikan 10% dari penghasilan kepada tempat ibadah, penghasilan tersebut dapat berubah
uang maupun bentuk hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan atau dari lembu sapi
atau kambing domba yang pasti itu adalah sepersepuluh dari hasil yang kita miliki untuk
dipersembahkan kepada Tuhan dengan tujuan untuk digunakan dalam kerja pelayanan Gereja
dalam memperlebarkan misi kerajaan Allah sang Kepala Gereja, dengan demikian maka
penatalayanan Persepuluhan yang baik akan memberi dampak yang baik bagi pelayanan Gereja,

7|Page

Anda mungkin juga menyukai