Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN BACAAN

Nama :Yekius Tabuni


Tingkat :III (Tiga)
Mata Kuliah :Arkeologi Alkitab
Dosen pengampu :Tabita Br. Sembiring, M. Th
Indentitas Buku:
Dr. A. van Deursen, purbakala alkitab, dalam kata dan gambar, BPK, Jakarta,
Gunung Mulia, 2000.

Ketika kita membaca Alkitab sering kali dijumpai nama-nama, banda-benda, dan
keadaan-keadaan yang berasalnya dari zaman purbakala ialah; Palestina, Siria, Mesir,
Babilonia dan lain-lain. Maka muncul pertanyaan adalah, bagaimana rupanya benda-benda
itu?, bagaimana pisau cukur pemangkas itu? Justru pengetauhan tentang benda-benda
tersebut itu akan sangat besar gunanya untuk memahami Alkitab yang menceritarakan
bagaimana peristiwa-peristiwa berhubangan erat dengan manusia dan tempat-tempat atau
bukti-bukti tersebut.
 Kota dengan Tembok-tembok
1. Tell el-Kedah, sebuah reruntuhan; sebuah digali-sodok sebagian, maka jelaslah kota
Hazor: kota yang diutama pada saat kerajaan itu Yosua 11:10- di sini dari zaman
Ahb dan Yerobeam II. Di mana yang dahulu ada sebuah kota, disana sekarang yang
terdapat sebuah bukit reruntuhan. Yer 30:18 yang meramalkan dengan adanya suatu
“tell” (bukit tempat didirikannya suatu kota) semacam itu, yakni bahwa Yerusalem
akan dibagun kembali di atas “bukitnya” yaitu bukit reruntuhan itu. Kota Ai dibuat
menjadi satu timbunan puing atau reruntuhan oleh Yosua (Yos 8:28).
2. Penumpang Tell el-Hesi, dimana para pengalian sodok dapat membaca di lapisan-
lapisan yang bertimbu-timbun itu adanya ada “delapan kota” pada zaman berlain-
lainan. Bilangan di sebelah kiri menyatakan tingginya dalam ukurang kaki (Inggris:
1 foot=30 cm). Dari sisa-sisa kebudayaan ini padat ditentukan umur sesuatu
perkampungan. Dari pecahan-pecahan tembikar dapat di kirakan dari zaman apa
asalnya sebuah lapisan tersebut.
3. Tembok Tell Beit Mirsim (Kiryat-Sefer yang lama “kota buku”, yang rebut oleh
Otniel, Hakim-hakim 1:12). Tembok-tembok pada zaman itu adalah bangunan
majemuk, yang terdiri dari atas tembok dari pasir dan puing,
4. Pintu gerbang diapit oleh Menara-menara. Tembok kota-kota yang lebih kecil
kebanyakannya pintu gerbang (Lukas 7:12).
5. Tembok rangkap. Kota seperti Yerikho dikelilingi oleh tembok rangkap; semacam
itu juga disebut benteng (Yes 26:1). Tentang Sion nabi Yeremia dapat mengeluh:
Tembok luar dan tembok dalam dijadikanNya berkabung (Ratapan 2:8).
 Pemandangan kota megido
Pemadangan kota magido pada zaman raja-raja yang prtama kira-kira abab ke-10 sebellum
Kristus, sebagaimana dibayangkan oleh para sarijana yang mengali-sodok bukit reruntuhan
Tell el Mutesellim. Bangunan yang besar (dari a-c) disebut mereka: “rumah besar”; letaknya
di sebelah timur-laut dengan hal disinilah yang didagu orang, bahwa “lapisan” dimana rumah
besar itu terdapat berasal dari abab ke-10. Rupa-rupanya rumah itu adalah markas panglima,
mungkin juga tempat kedudukan kepala daerah, Baana bin Ahilud (1 Raja-raja4:12).
 Menara, benteng, rumah
1. Menara benteng Israel di Samaria. Samaria didirikan di suatu bukit (1 Raja-
raja16:24), bunga yang sudah mulai layu di perhiasan kepala mereka yang
indah-indah....di atas lembah yang subur (Yes28:1). Karena justru terpencil
dari segala pihak, tempat itu di anggap baik sekali tempat untuk benteng.
Condor, mengatakan, bahwa benteng itu, sebelum masehi ditemukan orang,
tidak mungkin dapat direbut musuh. Memperkuat benteng itu terjadi dengan
tembok-tembok dan Menara-menara atau benteng-benteng.
2. Rekonstruksi suatu benteng antara Ebal dengan Gerizim. Kota Sikhem tidak
didirikan di atas puncak suatu bukit yang alamiah seperti kebanyakan kota-
kota lainnya di Palestina, melainkan ditelapak lembah di antara gunung
Gerizim dengan gunung Ebal. Perkampungan yang tertua terletak di ranting
gunung Ebal yang hamper datar, di atas tanah tertingkat yang bentuknya
seperti bauh (karena begitulah arti nama Sikhem) di bahwa kepala gunung
Ebal yang tinggi itu (Prof. de Lieagre Bohl).
3. Benteng-barat kota Taanakh (rekonstruksi menurut Prof. Thiersch). Tembok
yang Latar Belakang ialah tembok kota; bentengnya terletak di sebelah dalam.
Benteng ini (b-b) adalah suatu gendung besar yang hamper bujur singkar
bentuknya, ukuran 20 kali 21,80 m. Di depan kita tempak suatu pelantara-
dalam disebelah kanan.
4. Rumah-rumah bersotoh di dalam tembok kota. Kebanyakan rumah dalam kota
adalah kecil: hanya berloteng satu saja;
 Rumah pada Zaman Abraham
Gambar ini yang melukiskan bahwa sebuah rumah zaman Abraham, seperti yang
dibayangkan oleh sarjanawan Woolley dengan berdasarkan penggalian sodokan di Ur yang
disebut dalam Alkitab. Rumah-rumah seperti demikian, yang didirikan tahun 2100 dan
dirusakkan pada tahun 1885 sebelum Kristus, menunjukkan, bahwa Abraham sarta Bapa-
bapa leluhurnya di Ur telah mengenal sebuah kota yang menujukkan suatu perubahan tinggi:
rumah-rumah itu membayangkan kenikmatan dan kemewaan hidup.
Pada pemeriksaan lantai-lantai ternyatalah, bahw di bawah lantai itu kerapkali
dikuburkan mayat-mayat, tersungkup di bawah peti tanahliat yang berbentuk mundam-mandi
(badkuip) yang terbalik. Kebiasaan seperti itu, yakni menguburkan orang mati dibawah
rumahnya sendiri, ada kesamaannya dalam 1 Samue.l25:1, 1 Raja-raja.2:34.
 Kemah, Bergai-bagai Alat Perkakas
Kemah. Kemah kebanyakanya didirikkannya dengan mematokkan tiga kali tiga tiang;
tiag-tiag tertinggi ada di tengah-tengah, sedang kadua leret di sebelah luar adalah lebih kecil;
kemudian lampu. Pada penggalian-penggalian sodok, muncul, yang terutama dari dalam
kuburan-kuburan, banyak sekali lampu-lampu kecil yang terbuat dari tanah, sehingga dengan
mudah orang dapa mengikutinya taraf perkembangannya, mulai dari bentuk pinggan kecil
tidak ditutup yang hamper-hampir tidak dirupakan/ dibuat untuk tujuanya, sampai kepada
bentuk yang lebih praktis dengan cerat yang diruncingkan tempat sumbu, yang lazim dipakai
pada zaman Israel, dan yang hamper-hampir tertutup seluruhnya dari zaman Hellenistis.
 Barang Pecah-Belah
8. Pecahan guci yang ditemukan di lakhis dengan tulisan: “Bet (takaran) Kerajaan”.
Tulisan itu adalah semacam tera; oleh sebabnya dari guci-guci yang dibubuhi tera seperti itu
dapat sekarang ditentukan beberapa isisnya satu bat; ssatu bat ternyata berisi kira-kira 22
liter. Yehez45:11 yang berbunyi: “Sepstutnyalah efa dan bat memepunyai ukuran yang sama
ditera”. Maka satu bat sama isinya dengan satu efa; bat ialah takaran untuk barang cair dan
efa takaran untuk barang kering. Ezra yang mendapatkan diantara lain:”anggur sampi jumlah
serratus bat, minyak sampai jumlah serratus bat” (Ezra7:22) sedangkan Salomo memberikan
kepada tukang-tukang yang dikirim Huram “anggur duapuluh ribu bat dan minyak duapuluh
ribu bat” (2 Taw2:10).
 Berkakas-Berkakas
1) Pisau-pisau batu
2) Pisau
3) Penusuk
4) Sabit
5) Palu
6) Gergaji
7) Batu timbangan
8) Menimbang gelang-gelang emas dengan dancing
9) Alat penujuk matahari
 Gembala Domba Kadang Kuda
Gembala dengan gada tongkat. Tongkat tersebut yang digunakan oleh gembala
pada waktu medekati bukit-bukit batu untuk membabat ranting-ranting dan daun-
daunan, untuk mendera kambing yang bergala atau berjalan lambat-lambat dan
akhirnya untuk dipakai bertelekan di waktu menjaga kawanan dombanya. Gada dan
tongkat dipergunakan untuk melindungi domba-domba. Kemudian biasanya umban
itu dipintal dari dulu domba dan bagian tengah dibuat lebih lebar, kira-kira 5 dan 6 cm
lebarnya, yakni untuk tempat memasang batu di dalam salang umban (1 Saml 25:29).
 Tukang Besi, Tukang Tenun
Pasu/mundam cat dari Kiryath-Safer. (Kota-kota kitab” Hakim 1:12-15).
Pasu-pasu cat itu ditemukan oleh Albright di Tell Bait Mirsim. Pada penggalian-
sodok tempat itu ditemukan banyak sekali berkakas yang memberi petujuk, bahwa
kota itu pada zaman raja-raja Yehuda mempunyai industry pertenunnan yang sudah
maju. Hal ini ternyata juga dari pasu-pasu cat yang dipergunakan untuk mencelup/
mewangi tenun tersebut. Di daalam lima buah rumah terdapat perkakas-perkakas
untuk mencelup dan mengelantang bulu domba. Ada kolom-kolom 4 persegi panjang,
bak-bak yang batu-batai dan diturap/ diplester, di mana air yang dapat diisi dan
dikeluarkan pula, lagi pulang-pulang bulat, pasu-pasu, cat, di mana orang menculup
bulu domba tersebut, seperti juga pada zaman itu di Yehuda-Selatan ada tempat-
tempat yang penuh dengan pekerja-pekerja tangan, tukang-tukang tenun lenan halus
dan tukang periuk ( 1 Taw 4:14, 21, 23). Tukang perusahaan celup tidak disebutkan
dalam Alkitab, akan tetapi orang Israel mempunyai kepandaian menculup juga,
ternyata dalam (Kej 26:14) “haruslah engkau membuat untuk kemah itu tudung dari
kulit domba jantan yang diwarnai merah”. Dalam (Kej 37:3) disebutkan, bahwa Yusuf
mempunyai jubah yang mahaindah, namun, menurut pendapat yang juga
diterjemahkan: “jubah yang berbagai-bagai warnanya”. Jikalau terjemahan
penghabisan ini, yang menuruti keterangan Prof. Aalders atau terjemahan Klinkert,
diikuti, maka tidak boleh tidak pakaian semacam itu haruslah dicelup/ diwarnai di
perusahaan celup.
 Gulungan-gulungan Naskah Kuno
Gulungan-gulungan naskah di padang gurun Yehuda. Sejak tahun 1947 yang
ditemukan naskah-naskah pada tiga tempat di pada gurun Yehuda: Di daerah yang
pertama ditemukan sisa-sisa bangunan, yang digali-sodok dan diselediki, yang
penghninya berhubungan langsung dengan gua-gua tempat penyimpanan naskah-
naskah; peduduk daerah tersebut yang menamai reruntuhan itu Khirbet Qumran.
Guci tempat menyimpan gulungan-gulungan naskah. Yang sebenarnya dari
semula haruslah ada sekurang-kurangnya 51 buah guci dengan isinya; semuanya
berasal dari zaman Hellenistis dan termasuk kepada abab ke-2 sebelum Kristus.
Menyimpan naskah-naskah di dalam guci adalah suatu kebiasaan dari zaman dahulu,
yang dikenal orang dari prasasti-prasasti kuno dan dari penggalian-sodok mutakhir.
Dalam tahun 588 sebelum Kristus nabi Yeremia memberikan sepucuk surat
pembelian kepada Barukh, muridnya, dia menaruhnya di dalam sebuah bejana/ wabah
tanh dalam (Yeremia 32:14).
 Alat-alat angkutan di air
Guffa Assiria/Asyur. Herodotus, penulis sejarah, seorang Yunani, yang
mengambarkan alat-alat angkutan di air itu sebagai sesuatu yang mengagumkan,
“alat-alat angkutan, yang mereka pakai pergi ke Babilonia dengan melalui sungai,
adalah bulat bentuknya dan diperbuat seluruhnya daripada kulit.
 Kuburran-Kuburan/Makam-Makam
Kuburan bagi orang-orang Israel adalah suatu kehormatan untuk dikuburkan di
kuburan milik (Kej. 49:31; 1 Raja 13:22). Ada tiga macam kuburan di antara lain:
a. Ada sebuah bangku
b. Yang diceruk di diding batu itu, bagiannya sebelah ujung dibuat agak miring
menanjak
c. Dimasukan sebagai kalang hulu untuk si mayat. Mayat dibujurkan diatas
bangku dengan telanjang dan tak tertutuo karena itu kurang baik tersimpan
daripada di dalam kuburan palungan.
 Mezbah Dan Kuil
Batu gunung yang dapat dipergunakan sebagai mezbah. Itulah batu gunung
dekat Zora, yang diatasnyaManoah mempersembahkan korban mereka,
(Hakim.13:19).
Mezbah yang bertanduk, ditemukan di Magiddo. Mezbah korban bakaran di
Israel mempunyai eempat buah tanduk, bukan untuk prhiasan, melainkan untuk
dibubuhi darah dari korban penghapus dosa (Kel.29:12; Ima-mat.4:7, 25, 30, 34; 8:15;
9:9; 16:8). Demikian tanduk-tanduk tersebut menjadi lambing pendamaian dan juga
Kristus disebutkan tanduk keselamatan dalam (Lukas.1:69). Siapa dengan tidak
sengaja melakukan pembunuhan, boleh memegan tanduk-tanduk mezbah itu (1
Raja.1:50; 2:28). Menajiskan tanduk-tanduk mezbah yang berarti menajiskan mezbah
seluruhnya (Amos.3:14; Yer.17:1).
 Kemah Pertemuan
Kemah pertemuan dan pelataran kemah pertemuan, (menurut Ds. L. scgouten
Hzn). Pelataran kemah suci atau kemah pertemuan (Kej.27:9-18; Kel.38:9-20)
terdiri atas ruang persegi panjang, penjangnya 100 hasta dan lebarnya 50 hasta (jadi
kira-kira 54 kali 27 meter).
Di pelataran orang-orang melihat mula-mula Mezbah korban bakaran (B)
keterangannya telah jelaslah didalam (Kel.27:1-8; 38:1-7). Mezbah itu terbentuk
eempat persegi, tanpa tutup dan tanpa dasar, lima hasta panjangnya, lima hasta
lebarnya dan tiga hasta tingginya. Baik itu dari luar dan dari dalam disebut dengan
lembaran tembaga yang tebal. Kemudian selanjutnya di sebelah atas, sekeliling
eempat persegi itu, dipasang suatu jalur yang rata dan yang agak menganjur ke luar.
 Imam Besar Pada Hari Pendamaian
Ke dalam tempat maha kudus itu imam besar masuk pada hari pendamaian yang
besar, (Ima.16:1-32; 23:26-32; Bil.29:7-11). Imam besar tidak boleh memasuki tempat
itu dengan mengenakan pakaian jebatan biasa sebagai imam besar, melainkan ia harus
mengenakan pakaian khusu (Kel.39:41), yakni kemeja lengan yang kudus, dan ikat
pinggan mereka destar lenan (Im.16:4). Imam besar memakai pakaian berwarna puhti
itu menjadi lambang pekerjaan pendamaian (Ibr.9:25; 7:26).
 Tempat Kudus
Tempat kudus itu tersekat dari Tempat Maha Kudus oleh Tabir. Dalam
(Kel.30:7, 8, yang diceriterakan tentang Harun, bahwa ia harus membakar ukupan
dari wangi-wangian di atas Mezbah Pembakaran Ukupan itu; hal ini dilakukan di
waktu pentahbisan Kemah Pertemuan, di waktu ia menjabat jabatan Imam,
sebagaimana yang dilakukan olehnya dan oleh para Imam Besar dia Hari pendamaian
Besar, pada hari sahabat, pada hari raya bulan baru dan pada hari-hari raya yang
sudah ditetapkan. “Peristiwa yang demikian itulah dilukiskan di sini, di mana Imam
Besar berdiri dekat Mezbah pembakaran Ukupan”. Ukupan dari pewangi-wangian itu
terdiri dari eempat bagian (Kel.30:34-36).
 Apa Yang Tempak Orang Angkat/ Bawa Di Jalan
Barbicara mengenai jaga-jaga besar yang mungkin di terima oleh bangsa
Yahudi dari bangsa-bangsa lain yang telah menindas mererka, apabila mereka
dipulihkan kembali dalam negeri mereka, dijinjikan Allah dengan perantaraan nabi
Yesaya (Yes.49:22): “Lihat, Aku akan mengatakan tanganKu sebagai tanda untuk
bangsa-bangsa dan memasang panji-panjiKu untuk suku-suku bangsa, maka mereka
akan mengendong anak-anak-mu laki-laki dan perempuan akan didukung diatas
bahunya (dijualangnyan)”. Perempuan timur mempunyai kebiasaan untuk menjualang
anak-anaknya sejak kecil.
Seorang Yahudi yang terkemuka dari Menecha di Arabia; di atas bauhnya ia
menyandang anak kunci perusahaannya di lorong pasar. Cara seperti ini sudah
termasuk kuno. Dalam Yes.22:22 disebutkan bahwa: “Aku akan menaruh kunci
rumah Daud ke atas bauhnya; apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup;
dan apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka”. Elyakim yang memandang
anak kunci daripada kayu diatas bauhnya. Dengan demikian Elyakim menjadi
tipe/contoh Kristus (Wahy.3:7) dan juga contoh Perjanjian Baru (Mat.16:19).

Cacatan/ Saran
Inilah yang saya boleh dapatkan di dalam buku ini memang, banyak hal yang
saya dapat bagaiman pada zaman purbakala melakukannya dalam Kata dan bentuk-
bentuk Gambara tetapi sebagian ini yang saya laporkan sebagai laporan bacaan saya.
Dan sebelumnya saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada Ibu karena cara
tulisannya tidak lengkap atau tidak berkenan.
Saya juga sangat berterima kasih kedapa Ibu karena tugas-tugas ini saya
berusaha banyak membaca buku dan mendapatkan pengertian-pengertian yang baru
bagi saya. Jadi justru sekarang saya berpikir bahwa, banyak tugas banyak mengerti,
dan di komentar ini saya rasakan, semuanya demi kebaikan saya.
Sangat-sangat senang dan berterima kasih kepada Ibu untuk mata kulia ini,
Tuhan Yesus memberkati dalam keluarga dan dalam pelayanan Ibu.

Anda mungkin juga menyukai