Anda di halaman 1dari 8

KONSEP PERNIKAHAN MENURUT PAULUS: SUATU ANALISIS

SINKRONIS-DIAKRONIS DALAM TULISAN-TULISAN PAULUS

TUGAS MAKALAH

Tugas ini:

Diserahkan Kepada Dosen

Pdt. Dr. Dedi Bastanta, Th.M

Sebagai Tugas dalam Mata Kuliah

Teologi Paulus

Oleh:
Daniel S Manalu
NIM: 202225.05

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI INDONESIA

MEDAN
DAFTAR ISI
No table of contents entries found.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang Masalah
Pernikahan telah dirancang oleh Allah sendiri dengan tujuan kebaikan manusia.
Dalam keluarga Kristen, pernikahan adalah sesuatu yang sangat penting. Hal ini telah
diamanatkan Allah kepada manusia sejak semula “Beranak cuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi …” (Kejadian 1:28). Pernikahan dianugerahkan agar suami dan istri dapat
saling meneguhkan, dengan hidup bersama dengan setia dalam kekurangan dan kelimpahan,
dalam suka dan duka. Pasangan suami istri dapat saling mengenal dalam kasih, dan melalui
kesenangan persatuan tubuh dapat meneguhkan persatuan hati dan hidupnya.
Karena pernikahan adalah salah satu mandat dari Allah, manusia patut menjaga
kekudusan pernikahan. Dengan demikian, kehidupan pernikahan akan menjadi harmonis
dengan dasar Takut akan Allah. Namun, telah banyak pernikahan Kristen yang berujung pada
perceraian. Pandangan tentang berkat yang terkait dengan pernikahan alkitabiah semakin
susut. Padahal, pernikahan merupakan suatu perjanjian sakral. Karena itu, menjadi
permasalahan dalam tulisan ini ialah bagaimana teologi Paulus mengenai pernikahan ditinjau
dari kitab – kitab Paulus.
Berbagai aspek kemerdekaan dan kehidupan Kristen di dunia bertemu saat Paulus
membahas tentang Pernikahan. Di sini motif fundamentalnya adalah penciptaan dan
perlembagaan pernikahan oleh Allah, dan kemerdekaan memasuki pernikahan seperti itu di
dalam Kristus. Paulus membicarakan perlembagaan pernikahan oleh Allah dan peraturan
pernikahan dalam lembaga ini di 1 Korintus 6:16, Efesus 5:31, dan 1 Timotius 4:4. Ia juga
membicarakan lembaga ini saat memaparkan relasi Suami-Istri, dan meletakkan suami di
posisi pertama dalam pernikahan (1Kor. 11:3, 7-9: 1Tim. 2:11 dst.: bdk. 1Kor. 14:34: Ef.
5:22: Kol. 3:18, Tit. 2:5). Motif penetapan dan pelembagaan pernikahan ini terkait erat
dengan kemerdekaan Kristen, dan arahan di dalamnya didasarkan pada kemerdekaan ini. Hal
ini muncul secara jelas dan eksplisit dalam pernyataan antiasketik di 1 Timotius 4:4-5: seperti
segala hal yang Allah ciptakan, pernikahan itu baik dan jangan ditolak jika diterima dengan
ucapan syukur, karena pernikahan dikuduskan oleh Firman Allah dan doa.

Aplikasi spesifik dari motif umum pengudusan di dalam pernikahan dinyatakan di


tempat lain. 1 Korintus 7:39, misalnya, menuntut orang percaya untuk tidak menikah selain
“di dalam Tuhan,” yaitu dengan orang percaya, 1 Korintus 7:14 mendorong keberlanjutan
pernikahan ketika salah satu pasangan bertobat, karena pasangan yang tidak percaya
dikuduskan oleh pasangan yang percaya. Motif Kristen khususnya mengarahkan relasi di
antara suami-istri. Di 1 Korintus 11, prioritas suami dalam pernikahan ditambah dengan fakta
bahwa di dalam Tuhan, tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa
perempuan: dan segala sesuatu berasal dari Allah (ay. 11-12). Ayat ini tidak berkata bahwa
“di dalam Tuhan,” pemikahan menerima harkat yang berbeda dari harkat awalnya,"” tetapi
menegaskan bahwa di dalam Tuhan, prinsip keterkaitan, saling bergantung dan saling
melayani satu sama lain di dalam kasih, diaplikasikan dan dijalankan secara baru. Di dalam
Kristus, suami tidak memiliki keuntungan atas istrinya (Gal. 3:28). Perbedaan di antara
mereka karena penciptaan tidak dihilangkan, seperti perbedaan di antara Yahudi dan Yunani
juga tetap ada, berada dalam Kristus tidak berarti kesetaraan natural. Tetapi semua, baik
lakilaki dan perempuan (arsen kai thely), adalah satu di dalam Kristus. Artinya, mereka
bersama-sama membentuk satu tubuh (bdk. 1Kor. 12:13).

Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka penuisan makalah ini dilakukan
berdasarkan tiga pokok masalah utama sebagai berikut :
1. Bagaimana dinamika perkembangan teori – teori Pernikahan dalam sejarah
Penafsiran?

2. Bagaimanakah makna kata Pernikahan secara sinkronis dalam setiap surat


Paulus?
3. Bagaimanakah perkembangan makna kata Pernikahan secara diakronis dalam
seluruh surat Paulus?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah tersebut di atas maka tujuan penulisan makalah ini antara
lain:
1. Untuk menjelaskan dinamika perkembangan teori-teori Pernikahan dalam sejarah
penafsiran.
2. Untuk menjelaskan dinamika perkembangan teori-teori Pernikahan dalam sejarah
penafsiran.
3. Untuk menemukan perkembangan makna kata Pernikahan secara diakronis dalam
seluruh surat Paulus.
BAB II
ANALISIS SINKRONIS KONSEP PERNIKAHAN MENURUT PAULUS
Surat Galatia
Galatia 3 :28

Surat 1 Tesalonika
1 Tesalonika 4:4
1 Tesalonika 3 : 7
Surat 2 Tesalonika

Surat 1 Korintus
1 Korintus 6 :16
1 Korintus 11 : 3,7-9
1 Korintus 14:34
1 Korintus 7 :39
1 Korintus 7:14
1 Korintus 12: 13
1 korintus16:2 -20
1 Korintus 7 : 1 - 13

Surat 2 Korintus
2 Korintus 6 : 4
2 Korintus 12 : 7
2 Korintus 11:2

Surat Roma
Roma 14:8
Surat Kolose
Kolose 3 :19
Surat Efesus
Efesus 5:31
Efesus 5 :22-33
Surat Filemon
Surat Filipi
Surat 1 Timotius
1 Timotius 4 :4-5
1 Timotius 2 :11-15
1 timotius 5 :13
Surat Titus

BAB III. ANALISIS DIAKRONIS KONSEP PERNIKAHAN MENURUT PAULUS . . . . 16


Surat dalam Misi Pekabaran Injil yang Pertama
Surat dalam Misi Pekabaran Injil yang Kedua
Surat dalam Misi Pekabaran Injil yang Ketiga
Surat dari Pemenjaraan yang Pertama
Surat dari Pemenjaraan yang Kedua
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pernikahan merupakan bagian rencana Allah yang penting dalam proses kehidupan
manusia sejak penciptan. Bahkan dalam kepercayaan Yahudi pernikahan sangatlah penting
untuk memenuhi perintah Tuhan. sebagaimana yang tertulis dalam Kejadian 2:18, “TUHAN
Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia”. Prakarsa Allah untuk menghadirkan
pendamping bagi Adam.

Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
BAB II
ANALISIS SINKRONIS KONSEP PERNIKAHAN MENURUT PAULUS
Surat Galatia
Galatia 3 :28
Surat 1 Tesalonika
1 Tesalonika 4:4
1 Tesalonika 3 : 7
Surat 2 Tesalonika

Surat 1 Korintus
1 Korintus 6 :16
1 Korintus 11 : 3,7-9
1 Korintus 14:34
1 Korintus 7 :39
1 Korintus 7:14
1 Korintus 12: 13
1 korintus16:2 -20
1 Korintus 7 : 1 - 13

Surat 2 Korintus
2 Korintus 6 : 4
2 Korintus 12 : 7
2 Korintus 11:2

Surat Roma
Roma 14:8
Surat Kolose
Kolose 3 :19
Surat Efesus
Efesus 5:31
Efesus 5 :22-33
Surat Filemon
Surat Filipi
Surat 1 Timotius
1 Timotius 4 :4-5
1 Timotius 2 :11-15
1 timotius 5 :13
Surat Titus
BAB III
ANALISIS DIAKRONIS KONSEP PERNIKAHAN MENURUT PAULUS
Surat dalam Misi Pekabaran Injil yang Pertama
Surat dalam Misi Pekabaran Injil yang Kedua
Surat dalam Misi Pekabaran Injil yang Ketiga
Surat dari Pemenjaraan yang Pertama
Surat dari Pemenjaraan yang Kedua

Anda mungkin juga menyukai