Anda di halaman 1dari 19

MAKNA KESELAMATAN MENURUT JEMAAT GMIM SION TEMPANG SUATU

KAJIAN DOGMATIS

Estefani A. Pandelaki

1802232

Proposal Yang Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana

FAKULTAS TEOLOGI

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI MANADO

2022
BAB 1

A. Latar belakang masalah

Keselamatan dalam bahasa Yunani berasal dari kata soteria yang artinya
penyelamatan, pemeliharaan dan pembebasan dari penindasan, atau penyelamatan
dari penganiayaan musuh-musuh.
Ajaran agama Kristen tentang keselamatan bahwa, Yesus Kristus adalah salah satu
jalan keselamatan.
Cara yang Allah lakukan adalah dengan memberikan Anak-Nya Yesus Kristus

datang ke dalam dunia mati di atas kayu salib sebagai rekonsiliasi antara manusia

dengan Allah, karena dengan cara inilah perseteruan antara manusia dengan Allah

diselesaikan dan setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan

dan Juruselamat, maka manusia akan memperoleh hidup yang kekal dan tidak akan

dibinasakan dan masuk dalam penghukuman. Manusia seharusnya tidak layak lagi

di hadapan Allah, tetapi oleh darah Yesus di kayu salib manusia mempunyai suatu

pengharapan yang pasti. Alkitab sendiri sebagai bukti yang akurat dan terpercaya

telah memberikan satu pengertian dan pemahaman yang benar bagi manusia agar

tidak salah dalam memilih dan mencari jalan untuk mencapai keselamatan. Firman

Tuhan berkata: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam

Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada

manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan " (Kis. 4:12). Ayat ini jelas

mengatakan bahwa di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan

kepada manusia yang olehnya manusia bisa mencapai keselamatan. Pernyataan ini

menyatakan bahwa tidak ada nama lain, itu berarti bahwa tidak ada seorang

manusiapun di dunia ini yang memiliki otoritas sebagai jaminan keselamatan bagi

manusia. Alkitab katakan bahwa hanya Yesus Kristus satu-satunya Pribadi Allah

yang telah berinkarnasi dalam daging yang telah memenuhi kualifikasi Allah yang

sempurna sebagai jaminan keselamatan bagi manusia berdosa.


Keselamatan adalah kasih karunia Allah bagi semua manusia yang percaya

kepada Yesus Kristus. kasih karunia adalah pemberian Allah yang Cuma-Cuma

kepada manusia. “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah

mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-

Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal ” ( Yoh 3:16 ). Allah yang

sangat mengasihi kita telah rela memberikan Yesus sebagai korban ganti kita demi

keselamatan kita. Paulus mengajarkan bahwa keselamatan bukanlah hasil upah dari

perbuatan baik yang kita lakukan, melainkan karunia atau rahmat dari Allah di dalam

Titus 3:5-6 . Keselamatan hanya diterima dan beri oleh Kristus melalui kematian-Nya

di kayu salib.  Syarat untuk menerima keselamatan dari Kristus harus mengakui

keberadaannya yang berdosa terlebih dahulu, kemudian dengan menerima karya

penebusan Kristus yang disebut sebagai pertobatan. Agama Kristen memiliki

kepercayaan bahwa manusia telah berdosa saat baru dilahirkan. Sebenarnya

manusia tidak berdosa, melainkan suci dan benar. Akan tetapi, karena kesalahan

nenek moyang Adam dan Hawa telah melanggar hukum Tuhan, maka mereka pun

jatuh ke dalam dosa. Dosa mereka itu telah menyebabkan seluruh umat manusia

menjadi berdosa. Dosa ini menjadikan hubungan antara manusia dan Tuhan

menjadi terpisah.

Apabila dosa tidak dihapuskan dari diri manusia, akan menyebabkan

kematian yang kekal, kematian yang kedua ini disebut sebagai laut api. Akibatnya,

semua manusia memerlukan pembebasan, kemerdekaan, pengampunan dari dosa

ini. Umat Kristiani pada umumnya yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Tuhan yang

Maha Kasih yang telah berjanji akan mengutus seorang penebus ke dunia, yang

akan menebus dosa asal manusia serta segala akibatnya. Allah Yang Maha Kasih
datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa dan

membebaskannya dari dosa asal.

Dalam perspektif Kristen protestan mengenai keselamatan, bahwa tidak

seorangpun dapat memeperoleh rahmat Allah tersebut dengan melakukan ritual,

atau perbuatan baik, karena rahmat atau kasih karunia merupakan hasil dari inisiatif

Allah. Secara garis besar, umat Protestan berpegang pada lima sola yang dihasilkan

dalam Reformasi Protestan, yang menyatakan bahwa keselamatan diraih dengan

rahmat dalam Kristus melalui iman untuk kemulian Allah.

Berbicara tentang keselamatan berarti menyangkut agama dan kepercayaan.

Agama adalah suatu pencarian manusia terhadap yang transenden, semua agama

mempercayai adanya Allah dan kepercayaan tentang Allah. Setiap orang

mendambakan keselamatan, kendati pemahamannya tentang keselamatan tersebut

dapat berbeda-beda, Untuk mencapai keselamatan berbagai upaya dilakukan,

termasuk memeluk sebuah agama. Agama menjadi penting bagi para pemeluknya,

karena mereka meyakini bahwa agama yang mereka peluk bukan hanya

mengajarkan tentang keselamatan melainkan juga menjadi "jalan" atau, paling tidak,

menunjukkan jalan menuju keselamatan tersebut.

Setiap orang, karena keterbatasannya, memahami keselamatan secara

berbeda-beda. Salah satu akibat dari perbedaan pemahaman ini, para pemeluk

agama seringkali menutup diri terhadap pemahaman yang dimiliki oleh agama lain,

serta mengklaim bahwa hanya pemahaman yang dimilikinyalah yang paling benar.

Peneliti melihat dalam jemaat masih ada anggota jemaat yang memiliki pemahaman

yang keliru, khususnya anggota jemaat yang kurang aktif dalam persekutuan ibadah

dan ada juga anggota jemaat yang lain, mereka memahami bahwa keselamatan
hanya ada di dalam agama mereka. Akibatnya, sering terjadi fanatisme sempit yang

membawa mereka kepada konflik. Dimana ketika salah satu anggota keluarga atau

jemaat yang pindah agama, dikarenakan alasan tertentu, mereka seperti

mendiskriminasi orang tersebut.

Masalah Ini sangat berpengaruh apalagi kepada generasi muda yang

seharusnya mempunyai sikap toleran, dengan menyadari bahwa agama-agama

sebenarnya dapat merajut tali persaudaraan, persatuan, dan perdamaian antar para

pemeluknya. Peneliti jug menemukan permasalahan yang terdapat di jemaat, bahwa

masih banyak pemahaman yang keliru tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Beberapa orang yakin akan keselamatan mereka karena mereka mengaku telah

beragama Kristen sejak lahir dan mengaku mengenal Yesus. Namun, agama tidak

dapat menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.

Ada juga yang beranggapan bahwa jika sudah di Baptis, maka orang tersebut

sudah pasti selamat. Baptisan memang sebuah sakramen yang dilakukan oleh

gereja, tetapi tidak menentukan orang itu selamat atau tidak. Ada juga orang yang

berpikir "Yang penting saya berbuat baik terus, agar masuk surga". Perbuatan baik

sama sia-sianya, perbuatan baik tidak menyelamatkan kita. Perbuatan baik juga

tidak merubah status kita sebagai orang berdosa. Kita hanya menjadi orang berdosa

yang berbuat baik saja. (lih. Yes 64:6). Menerima keselamatan, berarti kita juga

menerima tanggung jawab. Tanggung jawab kita adalah menjaga seluruh hidup kita

supaya tetap hidup dalam kesucian, kekudusan dan kebenaran Allah. Dengan

menerima keselamatan maka kita tidak boleh lagi hidup seperti cara hidup yang

lama, yaitu hidup dalam dosa.


Keselamatan sudah pasti di dalam diri Yesus Kristus, tetapi, kadang-kadang

manusia bingung dengan cara apa untuk meraih keselamatan itu. Anak-anak Tuhan

bahkan hamba Tuhan sekalipun masih berpikir bahwa keselamatan diraih dengan

berbagai-bagai perbuatan baik, dengan kesetiaan melayani, dengan rajin ke gereja

dan masih banyak alasan yang lain. Kitab Yesaya dengan jelas mengatakan bahwa

segala kesalehan manusia hanya seperti kain kotor di hadapan Allah.

Kebanyakan orang tidak begitu paham mengenai keselamatan melalui Yesus

Kristus, sekalipun mereka yang beragama Kristen.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan

di atas, maka identifikasi masalah yang peneliti bahas dalam

proposal skripsi ini adalah :

Setiap orang, karena keterbatasannya, memahami keselamatan secara

berbeda-beda. Salah satu akibat dari perbedaan pemahaman ini, para pemeluk

agama seringkali menutup diri terhadap pemahaman yang dimiliki oleh agama lain,

serta mengklaim bahwa hanya pemahaman yang dimilikinyalah yang paling

benar. Peneliti melihat dalam jemaat masih ada anggota jemaat yang memiliki

pemahaman yang keliru, khususnya anggota jemaat yang kurang aktif dalam

persekutuan ibadah dan ada juga anggota jemaat yang lain, mereka memahami

bahwa keselamatan hanya ada di dalam agama mereka. Akibatnya, sering terjadi

fanatisme sempit yang membawa mereka kepada konflik. Dimana ketika salah satu

anggota keluarga atau jemaat yang pindah agama, dikarenakan alasan tertentu,

mereka seperti mendiskriminasi orang tersebut.


Masalah Ini sangat berpengaruh apalagi kepada generasi muda yang

seharusnya mempunyai sikap toleran, dengan menyadari bahwa agama-agama

sebenarnya dapat merajut tali persaudaraan, persatuan, dan perdamaian antar para

pemeluknya. Peneliti jug menemukan permasalahan yang terdapat di jemaat, bahwa

masih banyak pemahaman yang keliru tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Beberapa orang yakin akan keselamatan mereka karena mereka mengaku telah

beragama Kristen sejak lahir dan mengaku mengenal Yesus. Namun, agama tidak

dapat menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.

Ada juga yang beranggapan bahwa jika sudah di Baptis, maka orang tersebut

sudah pasti selamat. Baptisan memang sebuah sakramen yang dilakukan oleh

gereja, tetapi tidak menentukan orang itu selamat atau tidak. Ada juga orang yang

berpikir "Yang penting saya berbuat baik terus, agar masuk surga". Perbuatan baik

sama sia-sianya, perbuatan baik tidak menyelamatkan kita. Perbuatan baik juga

tidak merubah status kita sebagai orang berdosa. Kita hanya menjadi orang berdosa

yang berbuat baik saja. (lih. Yes 64:6). Menerima keselamatan, berarti kita juga

menerima tanggung jawab. Tanggung jawab kita adalah menjaga seluruh hidup kita

supaya tetap hidup dalam kesucian, kekudusan dan kebenaran Allah. Dengan

menerima keselamatan maka kita tidak boleh lagi hidup seperti cara hidup yang

lama, yaitu hidup dalam dosa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas,

maka rumusan masalah yang peneliti bahas dalam proposal skripsi ini adalah :
1. Bagaimana arti dan makna keselamatan menurut jemaat GMIM Sion

Tempang?

2. Bagaimana arti dan makna keselamatan dalam Alkitab?

3. Bagaimana doktrin keselamatan dalam agama Kristen?

C. Manfaat Penelitian :

Berdasarkan latar belakang masalah, Fokus masalah, Rumusan masalah,

Tujuan Penelitian diatas, ada beberapa kegunaan dalam penelitian yakni

pertama, secara teoritis, kedua secara praktis dan ketiga secara pribadi, sebagai

berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi

pengembangan pemahaman warga gereja dalam memahami makna keselamatan

di dalam Yesus Kristus.

2. Manfaat praktis

Kiranya bisa digunakan untuk menjadi bahan referensi, atau salah satu bahan

acuan bagi para pemimpin atau penginjil dalam menjalankan tugas pelayanan di

tengah-tengah jemaat atau masyarakat. Menyadari akan pentingnya memberikan

pemahaman yang benar dan kuat kepada warga jemaat tentang arti dan makna

keselamatan di dalam Yesus Kristus, agar supaya warga gereja dapat mengerti

dan memahaminya, mereka menjadi percaya, dan warga jemaat dapat

merefleksikan mengenai karya keselamatan Tuhan Yesus Kristus, dalam

kehidupan mereka dengan iman yang kuat. Sebagai dasar pemikiran bagi
pembaca supaya memahami makna keselamatan di dalam Kristus dan

signifikasinya bagi gereja.

D Sistematika penulisan

Seluruh pembahasan dalam skripsi ini akan dijelaskan dalam bab per bab sesuai dengan pokok
permasalahan masing-masing, sebagai tahapan untuk menjawab rumusan masalah diatas.

Bab Pertama, membahas mengenai Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah penulis
yang menjadi bentuk deskripsi mengenai faktor tersebut melatar belakangi penulis untuk meneliti
serta tertarik untuk membahas permasalahan dalam penelitian. Rumusan masalah memuat
beberapa poin permasalahan yang perlu untuk diteliti, hal ini biasanya berbentuk pernyataan
ataupun pertanyaan. Tujuan dan kegunaan penelitian disesuaikan dengan pokok permasalahan serta
manfaat dan kegunaan yang menjadi harapan penulis dari proses dan hasil analisis yang dilakukan.
Tinjauan pustaka, memaparkan bahasanbahasan singkat penelitian orang lain bahwa dalam masalah
yang penulis teliti merupakan betul-betul original dan belum pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Metodologi penelitian yakni penjelasan secara metodologis mulai dari teknis hingga
langkah dan cara yang penulis tempuh pada kegiatan mengumpulkan data serta penganalisisan data
yang terkait dengan penelitian. Kemudian yang terakhir adalah sistematika penulisan yang berfungsi
sebagai guide pengklasifikasian data sekaligus sistematika penulisan yang dijadikan sumber masalah
penelitian Skripsi ini. Hal tersebut digunakan untuk mempermudah para pembaca dalam memahami
isi dari apa yang penulis paparkan di bab-bab berikutnya.

Bab Kedua, akan dibahas pengertian umum mengenai Keselamatan, untuk memudahkan dalam
pembahasan topik tersebut maka dalam tulisan ini akan dipaparkan menjadi beberapa sub bab
bahasan diantaranya adalah: pengertian keselamatan, pengertian agama, dan teori sistem
keyakinan.

Bab Ketiga, membahas isi pembahasan secara umum, yang termuat menjadi beberapa topik, mulai
dari Kitab Suci Al-Qu’an dan Injil, Ketuhanan, Inklufisme pemahaman sebagai pintu Keselamatan,
Sekte-sekte Kristen Klasik, Trinitas dan sifat Tuhan, serta Sifat Tuhan dalam teologi Islam.
II

Kajian Teoritis

A. Arti dan makna keselamatan menurut agama Kristen

Soteriologi, istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu kata sótérios

(ζωηήριον) yang artinya Keselamatan. Walaupun memiliki teori dan tekanan yang

berbeda dalam argumentasi soteriologi-nya, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah

Tuhan dan Juruselamat umat manusia. Keselamatan dalam Kekristenan, σωτηρία,

adalah penyelamatan jiwa dari dosa dan kematian. Keselamatan dapat juga disebut

"pembebasan" ataupun "keamanan" dari kodrat berdosa, dan merupakan janji

akan kehidupan kekal melalui roh.

Menurut keyakinan Kristen, keselamatan dari dosa secara umum dan dari dosa

asal secara khusus dimungkinkan melalui kehidupan, wafat, dan kebangkitan Yesus,

yang dalam konteks keselamatan disebut sebagai "pendamaian". Soteriologi Kristen

berkisar dari konsep keselamatan eksklusif sampai rekonsiliasi universal. Kendati

beberapa perbedaan tersebar luas sebagaimana Kekristenan itu sendiri, hampir

semua kalangan sepakat bahwa keselamatan Kristen dimungkinkan melalui

karya Yesus Kristus, Putra Allah, yang wafat di kayu salib.

1
Keselamatan universal. Kata Universal dapat diartikan sebagai menyeluruh,

semesta, umum meliputi seluruh dunia.

1 https://tuhanyesus.org/apa-arti-keselamatan-menurut-alkitab
Dalam perspektif Kristen protestan mengenai keselamatan, bahwa tidak

seorangpun dapat memeperoleh rahmat Allah tersebut dengan melakukan ritual,

atau perbuatan baik, karena rahmat atau kasih karunia merupakan hasil dari inisiatif

Allah. Secara garis besar, umat Protestan berpegang pada lima sola yang dihasilkan

dalam Reformasi Protestan, yang menyatakan bahwa keselamatan diraih dengan

rahmat dalam Kristus melalui iman untuk kemulian Allah.

B. Keselamatan dalam Alkitab

Di dalam Alkitab, keselamatan tidak dapat diterjemahkan yang sifatnya

mutlak. Maksudnya, keselamatan memiliki sifat partikularistik dan mengandung

makna universal sehingga konsep keselamatan berdasarkan Alkitab tidak hanya

diberikan pada orang-orang Yahudi saja, tetapi juga bisa diterapkan pada orang-

orang non-Yahudi sekalipun. Maka dari itu, orang-orang yang meyakini Yesus

sebagai Sang juru selamat dapat diselamatkan nantinya.

Keselamatan yang dipegang oleh umat Kristiani tidak hanya diartikan yang

sifatnya spiritual atau pada beberapa pihak saja. Apabila konsep keselamatan hanya

bersifat pada salah satu pihak saja, maka orang-orang Kristen Yahudi saja yang

akan diselamatkan. Sementara itu, orang-orang yang bukan Kristen dan Yahudi

justru tidak akan diselamatkan.

C. Pokok-Pokok Ajaran Keselamatan

Agama Kristen memiliki kepercayaan bahwasannya manusia berdosa saat

baru dilahirkan sebenarnya, manusia tidak berdosa melainkan suci dan benar. Akan

tetapi, karena kesalahan nenek moyangnya Adam dan Hawa, maka mereka pun
jatuh ke dalam dosa. Dosa mereka itu telah menyebabkan seluruh umat manusia

menjadi berdosa. 2

Keselamatan dalam istilah teologi disebut dengan pokok iman Kristen yang

ditafsirkan oleh Bapa-Bapa Gereja sebagai pengilahian manusia berkat sebagai

rahma t dan sebagai pengampunan dosa. Keselamatan diperoleh melalui iman di

dalam Kristus, tetapi iman Kristen juga menuntut penyerahan diri kepada Kristus

sebagai Tuhan dan keterbukaan terhadap kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam

hidup orang yang percaya.

Agama Kristen mengajarkan bahwa Yesus disalib untuk menebus umat

manusia dan menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka, baik dosa moral

maupun dosa yang dikerjakan selama mereka hidup. Orang-orang Kristen percaya

bahwa penyaliban Yesus adalah jaminan keselamatan bagi mereka.

D. Doktrin Keselamatan

Secara garis besar, umat Protestan berpegang pada lima sola yang

dihasilkan dalam Reformasi Protestan, yang menyatakan bahwa keselamatan diraih

dengan rahmat saja dalam Yesus Kristus melalui iman.

1. Sola Fide (Hanya Iman)

2. Sola Scriptura (Hanya Alkitab)

3. Sola Gratia (Hanya Rahmat)

4. Solus Christus (Hanya Kristus)

5. Soli Deo Gloria (Hanya Tuhan)

E. Perkembangan Pemikiran Kristen mengenai keselamatan.

2 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_(Kristen)
Dalam ajaran keselamatan, Barth juga mengikuti dalam garis besar ajaran

tradisional gereja. Sebagaimana juga dirumuskan oleh para pembaharu dalam abad

ke-16 seperti Luther dan Calvin. Hanya di bidang predestinasi atau takdir dia

menolak ajaran Calvin. Menurutnya adalah tidak masuk akal jika Tuhan sejak abadi

sudah menetapkan siapa dari umat manusia yang akan diselamatkan. “ akan masuk

surga” dan siapa yang tidak “sudah diberikan karcis masuk neraka”.

Teori Barth ini belum dikerjakan secara jelas. Tetapi tentu saja dia punya

kecenderungan untuk menerima bahwa tidak ada manusia yang masuk neraka

secara abadi atau kekal akhirnya rahmat Tuhan selalu memenangkan dosa

manusia. Walaupun begitu, dia masih hendak mempertahankan istilah takdir.

Karena keselamatan itu tidak terjadi secara otomatis dan juga bukan merupakan

hasil usaha manusiawi keselamatan itu sepenuhnya adalah rahmat belaka dari

Tuhan. Jadi, sejak fase pertama (kesadaran mengenai dosa) sampai fase final itu,

keselamatan manusia merupakan suatu proses yang dikerjakan oleh Tuhan melalui

firman-Nya.

F. Arti dan makna keselamatan menurut jemaat GMIM Sion Tempang.

Mereka memahami bahwa keselamatan hanya ada di dalam agama mereka.

Akibatnya, sering terjadi fanatisme sempit yang membawa mereka kepada konflik.

Dimana ketika salah satu anggota keluarga atau jemaat yang pindah agama,

dikarenakan alasan tertentu, mereka seperti mendiskriminasi orang tersebut.

Beberapa orang yakin akan keselamatan mereka karena mereka mengaku telah

beragama Kristen sejak lahir dan mengaku mengenal Yesus. Namun, agama tidak

dapat menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.


Ada juga yang beranggapan bahwa jika sudah di Baptis, maka orang tersebut

sudah pasti selamat. Baptisan memang sebuah sakramen yang dilakukan oleh

gereja, tetapi tidak menentukan orang itu selamat atau tidak. Ada juga orang yang

berpikir "Yang penting saya berbuat baik terus, agar masuk surga". Perbuatan baik

sama sia-sianya, perbuatan baik tidak menyelamatkan kita. Perbuatan baik juga

tidak merubah status kita sebagai orang berdosa. Kita hanya menjadi orang berdosa

yang berbuat baik saja. (lih. Yes 64:6). Menerima keselamatan, berarti kita juga

menerima tanggung jawab. Tanggung jawab kita adalah menjaga seluruh hidup kita

supaya tetap hidup dalam kesucian, kekudusan dan kebenaran Allah. Dengan

menerima keselamatan maka kita tidak boleh lagi hidup seperti cara hidup yang

lama, yaitu hidup dalam dosa.

BAB III
3 http://repository.radenintan.ac.id/1455/6/Bab_III.pdf.com
Metode Penelitian

A. Pendekatan penelitian

Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

sekarang berdasarkan data-data. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan

pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pemahaman

jemaat mengenai arti dan makna keselamatan menurut jemaat GMIM Sion

Tempang. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan

situasi dan permasalahan yang dihadapi jika dalam jemaat terdapat kekeliruan

paham keselamatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya

proposal penelitian serta surat ijin penelitian, yaitu bulan 20 September 2020.

C. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2002: 136), menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan teknik pengumpulan data

yang digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan panduan wawancara

dan panduan dokumentasi.4

D. Sumber data penelitian

4 Pendekatan Penelitian kuantitatif : Quantitative Research Approach/ Oleh Rukajat Ajat, Yogyakarta 2018
Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan.

Maka berdasarkan hal tersebut, sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber Data Primer, adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama

melalui prosedur dan teknik pengambilan data berupa interview dan

observasi. Dalam penelitian kualitatif, jumlah sumber data atau responden

tidak ditentukan sebelumnya, sebab apabila telah diperoleh informasi yang

maksimal, maka tujuan menelaah sudah terpenuhi. Oleh karena itu konsep

sampel dalam penelitian kualitatif adalah berkaitan dengan bagaimana

memilih responden dan situasi sosial tertentu yang dapat memberikan

informasi yang mantap dan terpercaya mengenai fokus peneliti.

2. Sumber Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak

langsung, biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip penting.

E. Prosedur dan teknik pengumpulan data

1. Interview/Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung yang dilakukan oleh dua pihak

dengan satu tujuan yang telah ditetapkan. Metode wawancara identik dengan

interview, secara sederhana dapat dimaknai sebagai dialog yang dilakukan

oleh pewawancara (intervewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara

2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpul data mempunyai ciri spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Observasi penelitian ini dilakukan dengan cara partisipan maupun non


partisipan. Untuk pengumpulan data dilakukan terjun dan melihat langsung

kelapangan, terhadap obyek yang diteliti.

3. Teknik angket

Angket atau kuesioner adalah alat pengumpul data yang menggunakan daftar

pertanyaan secara tertulis, kepada responden untuk dijawab nya. Tujuan

pokok angkat digunakan untuk memperoleh informasi yang relevan, dan

untuk memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi

mungkin. Angket bersifat kooperatif artinya ada kerjasama dari responden

untuk menjawab pertanyaan yang ditulis penyusun.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini dipergunakan untuk memperoleh data yang bersifat

teoritis dengan mencari informasi tertulis dan sistematis dari beberapa hal

yang dapat memperluas wawasan berpikir.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi Guba dan Lincoln dan Moleong (1994:161)

mengemukakan bahwa dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film,

selain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang

penyidik. Dokumen digunakan untuk menguji, menafsirkan bukan untuk

meramalkan. Studi ini berupaya mengumpulkan data melalui dokumen-

dokumen, arsip maupun catatan-catatan penting.

F. Teknik analisis data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari

hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis
secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton (Moleong,

2001:103), analisis data adalah “proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”. Definisi

tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data

dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah

menemukan teori dari data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003:70), yaitu

sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan

pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan

studi dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan

membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis

memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak

relevan.

3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.


Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga

dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan

interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang

ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut,

berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai

rangkaian kegiatan analisis yang terkait.

Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-

kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk

menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan

untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari

berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen

resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang didukung

dengan studi dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai