Anda di halaman 1dari 7

MENAKLUKKAN SEGALA PIKIRAN KEPADA KRISTUS

Apologetika merupakan studi mempelajari cara mengembangkan dan menggunakan


pembelaan. Apologetika kristiani, yaitu pembelaan filsafat hidup Kristen terhadap berbagai
filsafat hidup non-Kristen. Fondasi apologetika berupa ketaatan mutlak dan prinsip pembelaan
atau petunjuk Alkitab yang kokoh dapat membangun pembelaan dan mempertahankan
kepercayaan. Sulit membela Alkitab ketika membangunnya dengan fondasi hikmat manusia
sebagai otoritas tertinggi. Sebelum melakukan pembelaan, Kristus harus dikuduskan dalam hati,
karena emosi, ekspresi, dan aspek kehidupan (berupa pembelaan diri) terpancar melalui hati.
Apologetika penting untuk keefektifan penginjilan, menguatkan iman, mempertahankan
kesetiaan pada Kristus, dan setiap orang yang percaya keselamatan dalam Yesus
bertanggungjawab mempelajari apologetika.
Prinsip pembelaan iman Kristen dapat dimulai dengan melihat permulaan dari segalanya.
Terdapat perbedaan antara Pencipta dan ciptaan-Nya yang tidak boleh dikesampingkan dalam
mengembangkan apologetika. Allah adalah independen, segala sesuatu yang dibutuhkan ciptaan
diatur, dipenuhi, dan dipelihara oleh Pencipta, seperti pengertian akan hal benar, dan mengetahui
hal baik dan jahat.. Setiap ciptaan dan pengertian akan fakta-fakta tersebut dapat menyatakan
keberadaan Allah. Wahyu khusus Allah melalui Firman diberikan untuk memimpin kepada
pengetahuan yang benar.
Sebelum kejatuhan ke dalam dosa, manusia memiliki karakter (kualitas) gambar rupa
Allah (yang sempurna) yang menjadikannya memiliki jiwa yang kekal, mempunyai pengetahuan
yang benar dan suci (namun terbatas karena merupakan ciptaan), dan memiliki logika yang dapat
dikembangkan (dengan kebergantungan kepada Allah). Setelah jatuh kedalam dosa manusia
memiliki karakter pemberontak berupa penyangkalan kebergantungannya secara mutlak kepada
Allah (karena telah membuat hukum bagi diri sendiri). Segala ciptaan di bumi secara jelas
menyatakan karakter dan kehendak-Nya, tetapi manusia menolak untuk mengakui wahyu-Nya
dan tidak lagi mampu memahami wahyu tersebut. Keseluruhan proses penebusan, baik sikap
penerimaan terhadap Firman Tuhan merupakan karakter manusia setelah ditebus Kristus.
Manusia memasuki ruang lingkup keberadaan yang baru (kembali ke posisi semula, yaitu
mengakui perbedaan pencipta dan ciptaan) melalui kelahiran baru sebagai gambar rupa Allah.

Namun, manusia masih bisa bersalah/berdosa (mengabaikan fakta perbedaan pencipta dan
ciptaan) karena dosa masih memengaruhi kehidupan.
Karakter/struktur filsafat orang tidak percaya bergantung pada komitmen untuk berdiri
sendiri, sehingga berhadapan dengan dilema antara berpegang pada kepastian yang mutlak dan
ketidakpastian yang mutlak (sekaligus) yang mengakibatkan mereka tidak mampu berbicara
tentang Allah, manusia, dan dunia. Filsafat Kristiani berdasarkan pada sifat/prinsip dari
komitmen agamawi (bersandar pada komitmen untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah) dan
bukan berdasarkan kemandirian pribadi karena sudah diberikan anugerah untuk terlepas dari
kehendak pribadi. Tidak ada netralitas dalam kedua bentuk filsafat tersebut. Ketika orang Kristen
dalam ketidakpastian yang bergantung kepada Allah, pada saat yang sama juga berada dalam
kepastian yang bergantung kepada Allah.
Berapologetik membutuhkan sikap-sikap dasar dan tindakan yang benar untuk
meyakinkan orang tidak percaya, seperti: kekonsistenan hidup yang harus seturut Firman Tuhan
(perkataan dan perbuatan sejalan); dengan hati-hati melakukannya dan ketegasan yang lembut
(penuh kasih bukan kompromi), memberi jawaban dengan hormat (tidak menganggap rendah
seorang pun), menjawab pertanyaan dan mengarahkan pembicaraan kepada Kristus,
mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh (berjalan dengan hikmat); dan mengikuti prosedur
yang benar (sesuai prinsip dasar Firman Tuhan). Ada taktik yang populer dalam pembelaan
iman, seperti karya Little. Walaupun dengan motivasi murni, namun perlu dicermati
kesalahan/kegagalan besar metode yang dipakai, seperti: keberadaan Allah yang dinyatakan
dengan bukti yang hanya merupakan indikasi dari Allah; Ketuhanan Kristus yang dinyatakan
dengan bukti sejarah dan logika, namun dilakukan tanpa pengakuan ketergantungan total kepada
kebenaran Firman; Otoritas Alkitab yang tidak pasti karena dibuktikan dengan bukti ilmiah.
Little berpandangan bahwa kekristenan adalah rasional (masuk akal), namun pandangan tersebut
mendapat kesulitan besar.
Struktur pembelaan alkitabiah sangatlah penting, semua orang percaya bertanggungjawab
menyebarkan dan membela Injil. Penginjilan lebih terkait dengan apa yang kita percaya,
sedangkan apologetika lebih kepada mengapa harus percaya. Membenarkan klaim dari Injil
dilakukan dengan argumen kebenaran melalui bukti Firman Tuhan, dari dunia luar, dan
pengalaman pribadi, namun bisa juga dengan mendemonstrasikan kebodohan pemikiran orang

tidak percaya akan dilemma yang akan selalu dihadapi (ketidakpastian mereka yang mutlak dan
kepastian mereka yang mutlak pada saat yang sama).
Mempelajari pembelaan terhadap iman memberikan beberapa saran penting yang dapat
membantu keefektifan berapologetika secara alkitabiah, seperti pembelaan terhadap sanggahan
berkenaan dengan keberadaan Allah dan masalah kejahatan; sanggahan berkenaan Keilahian
Kristus dan kebangkitan-Nya; sanggahan terhadap otoritas Alkitab dan jika dibandingkan kepada
buku-buku agama lain; sanggahan terhadap manusia, tanggung jawab, dan dosa; serta sanggahan
berkenaan dengan asal mula dan akhir dari dunia, ketidakpastian Kristiani, dan kepastian
Kristiani. Pembelaan tersebut dilakukan dengan argumen berdasarkan kebenaran Firman Tuhan
dan memperlihatkan/mendemonstrasikan dasar yang tidak kokoh (tempat argumen orang tidak
percaya berpijak).
Pembahasan terhadap buku ini dapat disimpulkan menjadi: bahwa apologetika penting
bagi setiap orang yang percaya akan keselamatan dalam Yesus, seperti keefektifan penginjilan,
menguatkan iman, mempertahankan kesetiaan pada Kristus, dan mempertanggungjawabkan
iman. Prinsip berapologetika alkitabiah dapat dimulai dengan melihat kepada permulaan dari
segalanya, karena Wahyu khusus Allah melalui Firman akan memimpin kepada pengetahuan
yang benar. Berapologetik membutuhkan sikap-sikap dasar dan tindakan yang benar untuk
meyakinkan orang tidak percaya, seperti: kekonsistenan terhadap Firman Tuhan; melakukannya
dengan hati-hati dan penuh kasih bukan kompromi, memberi jawaban dengan hormat, menjawab
pertanyaan dan mengarahkan pembicaraan kepada Kristus, mempersiapkan diri dengan sungguhsungguh; dan sesuai prinsip dasar Firman Tuhan.
Tanggapan: Buku ini sangat baik, saya menikmati pembacaan akan karya ini. Ketika
saya memposisikan diri sebagai orang tidak percaya, dengan mempertanyakan jawaban-jawaban
yang diberikan (secara alkitabiah), pertanyaan tersebut selalu terjawab dengan baik melalui
penjelasan-penjelasan selanjutnya. Buku ini membantu meneguhkan iman atas kepercayaan
kepada Kristus melalui pengetahuan kebenaran yang disajikan dalam buku ini dan juga
pemaparan jawaban atas sanggahan-sanggahan orang tidak percaya, sehingga menciptakan suatu
keyakinan bahwa ketika belajar Firman Tuhan dengan benar sebagai dasar yang kokoh, maka
akan mampu berapologetika alkitabiah dengan baik juga, dan hal ini merupakan tanggung jawab
setiap orang Kristen.

Diambil dari buku Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus: Sebuah Studi Manual untuk Membela Kebenaran Iman Kristiani

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan kepastian yang pasti bahwa saya sudah membaca
buku Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus: Sebuah Studi Manual untuk Membela
Kebenaran Iman Kristiani oleh Richard L. Pratt Jr. dari dari halaman cover 208.

October, 22nd. 2015

(Prima Sagala)
NIM: 00000004673

RUBRICS (Book Review)


ASSESSMENT CRITERIA
Gambaran buku
keseluruhan

4 (high)
3
Sangat menarik, Menarik, jelas
dan sangat Jelas

Pemahaman topik utama


buku

Sangat baik,
sangat jelas

2
Kurang
menarik dan
kurang jelas

1 (low)
Tidak jelas, tidak
utuh dan tidak
menarik

Cukup baik,
cukup jelas

Kurang baik,
kurang jelas

Tidak baik dan


tidak jelas.

Menganalisis pembahasan/ Sangat Kritis,


Isi buku
fokus,
pemahaman
yang sangat
mendalam,
didukung
argumentasi
yang sangat kuat

Kristis, fokus,
pemahaman yang
mendalam namun
argumentasi
lemah.

Kurang kritis,
Tidak kritis, tidak
kurang fokus
fokus, dan tidak
dan kurang
mendalam
mendalam dan
tanpa
argumentasi

Kesimpulan Pembahasan

Sangat sesuai
dengan topik
utama dan
pembahasan

Sesuai dengan
topik utama, dan
pembahasan

Kurang sesuai
dengan topik
utama dan
pembahasan

Tidak sesuai
dengan topik
utama dan
pembahasan

Pandangan mahasiswa
terhadap buku tsb.

Sangat akurat,
sesuai dengan
pembahasan

Akurat, sesuai
dengan
pembahasan

Kurang akurat
dan kurang
sesuai dengan
pembahasan

Tidak akurat dan


tidak sesuai
dengan
pembahasan

Score

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya sudah membaca buku Menaklukkan Segala
Pikiran Kepada Kristus: Sebuah Studi Manual untuk Membela Kebenaran Iman Kristiani oleh
Richard L. Pratt Jr. dari dari halaman cover - 208.

22 Oktober 2015

(Dermawan Lase)
NIM: 00000004585

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya sudah membaca buku Menaklukkan Segala
Pikiran Kepada Kristus: Sebuah Studi Manual untuk Membela Kebenaran Iman Kristiani oleh
Richard L. Pratt Jr. untuk memenuhi tugas Apologetika dari halaman cover - Pelajaran 14.

22 Oktober 2015

(Dominggus Beristo Pritulu)


NIM: 00000004516

Anda mungkin juga menyukai