Anda di halaman 1dari 14

KESELAMATAN TIDAK BISA HILANG

DI
S
U
S
U
N

OLEH:

1. BELLA LOVITA ROSA


2. VESTIAN WARUWU
3. FIDARIA NDURU
4. MEGAWATI PANJAITAN
5. MUTY PAULINA SITORUS
6. GIRIATI ZIDOMI
7. JOSUA NABABAN
8. YEFIRMAN WARUWU
DOSEN : Pdt. ARDIKAL BALI M.Th

1
SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA ARASTAMAR RIAU

2021/2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa “Kejadian 3” maka dengan kejatuhan
manusia kedalam dosa itu sehingga pintu gerbang dunia terbuka bagi masuknya dosa kedalam
dunia. Artinya sejak Adam jatuh kedalam dosa maka dosa memasuki dunia dan menguasai
seluruh umat manusia, sehingga seluruh umat manusia dianggap sebagai orang berdosa di
hadapan Allah. Tetapi Allah yang telah menciptakan umat manusia menurut gambar dan rupanya
(Kej. 1:26), tidak mau membiarkan umat manusia untuk tetap berada di bawah kuasa dosa, yang
pada akhirnya membuat mereka harus menerima hukuman atas dosa yang adalah maut. Sehingga
oleh karena kemurahannya, Allah mengorbankan diriNya untuk menebus manusia dari dosa
sehingga Ia mengambil rupa seorang hamba (Manusia) didalam Yesus Kristus, sehingga olehNya
janji keseselamatan tersebut digenapi melalui pengorbananNya menderita dan mati di kayu salib.
Sehingga Yesus Kristus pada saat itu memang sebagai pelaksana misi Allah yakni mewujudkan
janji keselamatan. Sehingga keselamatan itu tuntas sekali untuk selamanya.

Namun didalam konsep keselamatan Kristen ini banyak aliran yang memberikan pandangan
mengenai keselamatan Ajaran Reformed / Calvinisme mengatakan bahwa keselamatan tidak bisa
hilang, sedangkan Arminianisme mengatakan keselamatan bisa hilang, sehingga ini menjadi
sebuah problem sebuah konsep keselamatan Kristen.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menguaraikan pengertian tentang keselamatan “Soteriologi”
A. Konsep keselamatan menurut KBBI
B. Konsep keselamatan menurut PL dan
C. Konsep keselamatan menurut PB
2. Konsep keselamatan menurut Calvinisme/Reformed dan Arminianisme
3. Menjelaskan konsep karya keselamatan Kristus
4. Menjelaskan konsep oarng-orang pilihan
5. Dasar Alkitab tentang keselamatan “tidak bisa hilang”

3
C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui pengertian tentang keselamatan “Soteriologi”
A. Mengetahui konsep keselamatan menurut KBBI
B. Mengetahui konsep keselamatan menurut PL dan
C. Mengetahui konsep keselamatan menurut PB
2. Mengetahui memahami konsep keselamatan menurut Calvinisme/Reformed dan
Arminianisme
3. Mengetahui konsep karya keselamatan Kristus
4. Mengetahui konsep oarng-orang pilihan
5. Mengetahui Dasar Alkitab tentang keselamatan “tidak bisa hilang”

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP KESELAMATAN
A. KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata keselamatan adalah perihal
(keadaan dan sebagainya) selamat. Arti lainnya dari keselamatan adalah kesejahteraan.
B. DALAM PERJANJIAN LAMA
 YASHA (verb) dengan varian kata YESHUA, YESHA, YOSHUA= “Meluaskan
(tempat, keadaan), bebas dari tekanan, melepaskan atau membebaskan.”
Kata ini lawan kata dari tsarar = “melipat/bungkus, menghalangi, memeras,
menekan.” Kata ini dalam PL menggambarkan pengalaman keselamatan yang
sesungguhnya, mis: pembebasan dari perbudakan Mesir, pelepasan dari tangan
musuh.
 GAAL (Verb)= “menebus, membeli Kembali.” Terdapat pengertian:”adanya
harga yang harus dibayar.” Kata ini banyak terdapat dalam kitab nabi dan
Mazmur.
C. DALAM PERJANJIAN BARU
 SOTERIA (Noun)= “kelepasan dari segala bahaya atau kebinasaan secara
rohani.” Seseorang yang tidak diselamatkan berarti: mengalami kebinasaan (Fil
1:28) , mengalami kematian (2 kor 7:10), atau mengalami murka Allah (1Tes
5:9). Kata ini sering dipakai untuk menerjemahkan istilah PL “YASHA.”
 SODZO (Verb) menyelamatkan, memulihkan atau menyembuhkan sepenuhnya
(wholeness) Sodzo (hasil dari Tindakan menyelamatkan/memulihkan) dikatakan
akan tersedia untuk semua manusia (Tit 2:11), yaitu mereka yang taat kepadaNya
(Ibr 5:9)didalam dan melalui Yesus Kristus terdapat dalam Lukas (19:10; Kis
4:12).

5
2. KONSEP KESELAMATAN MENURUT UNIVERSALISME, CALVINISME,
ARMINIANISME
A. UNIVERSALISME
Keselamatan bukan hanya didapat dalam agama Krsiten tetapi dalam agama lain juga,
karena semua agama didunia ini sama1. Jadi keselamatan itu didapatkan oleh karena
anugerah Allah. Paham ini diyakini dalam gereja di Amerika Serikat pada abad ke-
182. Ajaran ini ada dalam semua agama yang meyakini bahwa, semua manusia yang
pernah hidup dalam dunia ini akan diselamatkan masuk kedalam sorga, sekalipun itu
jahat atau baik karena Allah sangat mengasihi dunia dan orang berdosa. Mereka
berpandangan bahwa semua bisa selamat karena kasih karunia yang Tuhan berikan
kepada semua manusia.
B. CALVINISME
Pandangan calvin lebih menunjuk pada penebusan partikular, yang menyatakan
bahwa “Allah bertujuan dalam penebusan hanya untuk menyelamatkan orang pilihan
dan artinya hanya semua orang pilihan yang diselamatkan3. Teologi calvin sangat
menekankan bahwa hanya orang yang sudah ditentukan selamatlah yang akan
diselamatkan, sebab pandangan ini didasari dengan doktrin pemilihan tanpa syarat.
Calvinisme sangat tegas mengatakan bahwa Yesus Kristus juruselamat dunia
sehingga melaluiNya setiap orang yang dipilih akan diselamatkan karena imannya
kepada Tuhan Yesus Kristus.
C. ARMINIANISME
“Dalam penebusanNya Kristus menyediakan penebusan bagi semua orang,
memungkinkan semua orang dapat diselamatkan. Penebusan Kristus hanya menjadi
efektif bagi mereka yang percaya”4. Kaum arminianisme menekankan kehendak
bebas dan keselamatan manusia ditentukan oleh jalannya sendiri didalam Yesus
Kristus, jadi respon manusialah yang menentukan. Sebab Allah menetapkan setiap
orang yang telah bertobat dan percaya yang akan diselamatkan5.

1
Jonar T.H. Situmorang, MA, Soteriologi, (Yogyakarta: ANDI, 2015), Hal. 43.
2
http://p2k.itbu.ac.id/ind/3063-2950/Universalisme_26651_itbu_universalisme-itbu.html
3
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, (Malang: LITERATUR SAAT, 2004), Hal. 114.
4
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology,…………….. Hal. 128.
5
Millard J. Erickson, Teologi Kristen, (Malang: Gandum Mas, 2004), Hal. 110.
6
3. KONSEP KARYA KESELAMATAN KRISTUS
Keselamatan adalah hasil karya Allah, untuk mencapai tujuan tersebut Ia telah
memilih, mempredestinasi, memanggil, membenarkan, dan memuliakan (Rm.8:28-30).
Setelah menulusuri dalamnya rencana Allah yang tiada taranya bagi kaum Yahudi dan
Non-Yahudi, Paulus berseru: “Sebab dari Dia, oleh Dia, dan untuk Dialah segala sesuatu
itu ada: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm.11:36). Dalam Efesus 1:3-
14 ialah tentang rencana Allah memulihkan umat manusia dan alam semesta, manusia
menjadi suatu subjek yang mana manusia memaparkan sepenuhnya dengan merujuk
karya Trinitas yang “didalam Dia kita beroleh penebusan” (Ef.1:7); “kami yang dari
semula ditentukan (dipilih)” (1:1); “kamu dimateraikan” (1:13).
Rencana Allah
Keselamatan dimulai dari dalam pikiran Allah yang tak terselami (1 Kor.2:16a;
Rm.11:33-34). Allah “telah menyelamatkan kita dan memanggil kita untuk hidup kudus,
tidak dikarenakan apa yang kita perbuat tetapi semata-mata karna ketetapan (prothesis)
dan anugrahNya. Anugrah ini telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus
sebelum permulaan zaman (2Tim.1:9). Allah “menetapkannya (protithemai) dalam
Kristus” untuk melaksanakan kehendakNya (Ef.1:9). Orang percaya “terpanggil sesuai
dengan ketetapan Allah” (prothesis, Rm.8:28), dan dipilih “sesuai ketetapanNya yang
didalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya (Ef.1:11;bdk 3:11).
Berdasarkan Roma 8:29 dan 11:2 pengenalan itu bersifat amat pribadi dan mendalam,
bukan hanya sekedar pengetahuan kognitif. Pengetahuan Allah ini aktif dalam
penyususnan rencana keselamatanNya: “terpanggil sesuai dengan ketetapanNya. Sebab
mereka yang telah dikenal (dipilih)Nya dari semula (foreknew-proginosko), mereka juga
ditentukanNya dari semula (predestined) (Rm.8:28-29). Penetapan sejak semula ini
berdasarkan pada dan sesuai dengan rencana Allah dan pra-pengenalan (pilihan) Allah:
“dari semula ditentukan (dipredestinasikan) sesuai dengan maksud Allah” (Ef.1:11),
“mereka yang telah dipilihNya (dikenal-Nya) dari semula (foreknowledge), juga
ditentukanNya” (Rm8:29). “Pilihan” dan “predestinasi” merupakan istilah yang
menunjuk pada suatu tindakkan ilahi: “Ia telah memilih (eklegomai) kita sebelum dunia
dijadikan Ia telah menentukan kita dari semula (mempredestinasikan kita;proarizo)” (ef
7
1:4-5). Barang siapa terpanggil sesuai tujuan Allah yang telah Ia pilih (kenal sebelumnya)
dan predensinasikan (Rm.8:28-29), adalah kaum “pilihan Allah”.
Rencana Allah berdampak dalam pengalaman nyata kuam pilihan-Nya. Kedaulatan
kehendakNya bukannya menyingkirkan melainkan memasukan iman manusia; inilah cara
yang diambilNya untuk mewujudkan rencana keselamatanNya, respon yang ditetapkanNya
untuk menyambut anugrah keselamatanNya (Ef.2:8). Karena rencana Allah itu umat
manusia harus “memegang hidup kekal yang untuknya mereka telah dipanggil”
(1Tim.6:12). Karena Ia telah memilih kita agar kita kudus dan tak bercela dihadapanya”
(Ef.1:4); kita hasil karya Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan
pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya”(Ef 2:10). Sesuai “tujuan anugrahNya
sendiri” Allah “menyelamatkan dan memanggil kita untuk hidup kudus” (2Tim.1:9;bdk
1Tes.4:7).Penebusan Allah bagi umat manusia yang telah jatuh berada dijantung rencana
pemulihan seluruh alam semesta “untuk mengumpulkan segala sesuatu baik di sorga.

4. KONSEP ORANG-ORANG PILIHAN


ARTI DARI PEMILIHAN ILAHI6
A. Penetapan sejaksemula (foreordination)
Penetapan sejak semula berarti rencana Allah yang berdaulat, yang denganny Allah
menetapkan semua yang akan terjadi di seluruh alam semesta.
B. Predestinasi
Predestinasi merupakan bagian dari penetapan sejak semuala. Penetapan sejak semula
adalah rencana Allah untuk segala sesuatu yang terjadi, sedangkan predestinasi adalah
bagian dari penetapan tersebut yang meunjukkan kepada destini kekal manusia: sorga
atau neraka. Predestinasi terdiri adari 2 bagian : pemilihan (election) dan
penolakan/reprobasi (reprobation). Pemilihan berkaitan dengan mereka yang menuju ke
sorga dan penolakan berkaitan dengan mereka yang menuju keneraka.
C. Pemilihan Tanpa Syarat
1. Pemilihan
Pemilihan ilahi adalah Allah memilih sejumlah orang untuk masuk ke surga yang lain
tidak dipilih dan mereka akan masuk keneraka.
6
Edwin H. Palmer, The Five Points Of Calvinism, (Surabaya : Momentum), 2011, halm 1-55
8
2. Tanpa syarat
Pemilihan bersyarat adalah pemilihan yang didasarkan pada suatu yang ada pada
orang dipilih. Allah tidak pernah mendasarkan pilihanNya pada apa yang manusia
pikirkan, katakana, lakukan, atau pada keberadaan manusia. Pilihan Allah tidak
berdasarkan apa yang ada pada diri manusia. Allah tidak melihat sesuatu yang baik
pada diri seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh orang tersebut yang menyebabkan
Allah mengambil keputusan untuk memilih dia. Bila pemilihan Allah didasarkan
hanya pada suatu kebaikan yang terdapat dalam diri manusia, maka tidak ada
seorangpun yang akan dipilih. Tidak ada yang masuk surga semua manusia masuk
neraka karena dari semua manusia tidak ada yang baik.

Dasar-Dasar Alkitab Mengenai Pemilihan Ilahi


Jika manusia rusak total dan jika Sebagian manusia yang rusak total diselamatkan,
maka jelas bahwa alas an mengapa Sebagian diselamatkan dan yang lainnya
terhilang adalah tergantung sepenuhnya kepada Allah. Seluruh manusia akan tetap
terhilang jika berdasarkan keadaan mereka sendiri dan jika manusia tidak di pilih oleh
Allah di selamatkan. Karena sesuai dengan naturnya, manusia telahmati secara rohani
(Ef. 2) bukan sekedar sakit tetapi telah mati.
A. Yohanes 6 : 37, 39
Disini terlihat bahwa orang-orang yang akan di bangkitkan pada akhir
zaman – semua orang yang percaya sejati- diberikan oleh Bapa kepada Kristus.
Dan hanya mereka yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus yang dapat datang
kepadaNya. Keselamatan sepenuhnya terletak didalam tangan Bapa. Bapalah
yang memberikan mereka kepada Yesus untuk diselamatkan. Maka, keselamatan
tergantung sepenuhnya kepada Bapa yang memberikan sejumlah orang yang
diselamatkan kepada Kristus. Ini tidak lain adalah pemilihan tanpa syarat.

B. Yohanes 15:16
Artinya Allahlah yang memilih orang percaya “Allahlah Yang mengerjakan
didalam kamu baik dalam kemauan maupun pekerjaan kerelaanNya (Filipi 2:13)”.
C. Kisah Rasul 13:48
9
Lukas menulis tentang pertobatan orang-orang Antiokia dimana Paulus
dan Barnabas berkhotbah. “Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup
yang kekal, menjadi percaya”
D. 2 Tesalonika 2:13
Keselamatan didapatkan hanya dengan Iman, maka Ketika Paulus
mengatakan bahwa Allah telah memilih orang-orang Tesalonika “untuk
diselamatkan” ini mengimplikasikan bahwa Allah telah memilih untuk memberi
kepada mereka satu-satu sarana untuk memperoleh keselamatan itu yaitu Iman.
Paulus menyatakan bahwa Alah memilih mereka untuk diselamatkan “dalam Roh
yang menguduskan mereka dan dalam kebenaran yang mereka percaya”. Jadi bisa
dikatakan bahwa keselamatan, pengudusan, dan iman merupakan satu paket
karunia Allah bagi orang-orang Tesalonika. Dapat di simpulakan Surat Tesalonika
mengajarkan pemilihan oleh Allah yang tidak bergantung pada apapun yang ada
di dalam diri Manusia baik itu kekudusannya ataupun imannya. Pemilihan Allah
adalah tanpa syarat.
E. Efesus 1:4-5
Perhatikanlah betapa kerasnya Paulus berbicara mengenai pemilihan Allah. Ia
mengatakan bahwa Allah “memilih kita”, bukanlah kita yang memilih Allah.
Kemudian ia melanjutkan bahwa Allah “menentukan kita dari semula.” Lebih
lanjut lagi pemilihan yang berdaulat ini di tekankan lagi oleh penyataan bahwa
Allah telah memilih kita didalam kristus; yaitu Allah telah memilih kita bukan
dikarenakan apa yang ada pada diri kita tetapi, karena kristus Yesus. Kesimpulan
Paulus menambakan bahwa pemilihan dan penentuan sejak semula ini ini
dilakukan “sesuai dengan kerelaan kehendaknya”.
F. Roma 8:29-30
Paulus mengungkapkan “ sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka
juga di tentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran
anakNya”… Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga
dipanggilnya dan mereka itu juga dibenarkanNya

10
G. Roma 9:6-26
Ayat-ayat ini memberikan penjelasan bahwa Tuhan memilih seseorang bukan
karena sesuatu yang dimiliki oleh orang itu yang menarik bagi Tuhan.

 Makna kerjakan keselamatan menurut Filipi 2:12-13


Didalam Bahasa Yunani “meta phobou kai tromou ten heauton soterian
katergasthe” tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” disini
kata “Kerjakan” yang dipakai Rasul Paulus adalah K.Ker “katergazomai” ini
menucul 20 kali dari surat-surat rasul Paulus, dimana dalam ke dua pulluh kali
penggunaan kata tersebut tidak satupun yang mengemukakan gagasan
mendapatkan sesuatu berdasarkan kebaikan atau jasa atau perbuatan. Berikut
daftar 20 kali pemakaian kata Yunani “Katergazomai” yaitu ; roma 1: 27; 2:9;
4:15; 5:3; 7:8, 13, 15, 17, 18, 20; 1 Kor. 5:3; 2 Kor. 4:17; 5:10, 11, ; 9:11; 12:12;
Ef. 6:13; Filipi 2:12. Rasul Paulus tidaklah berbicara tentang mendapat upah
karena paerbuatan dan jasa. Sebab tanda-tanda kerasulan itu tidak diperoleh rasul
Paulus dengan usahanya, tetapi dinyatakan atau ditunjukkan kepadanya (2
Korintus 12:12. Dengan demikian juga kristus tidak mendapatkan keselamatan
bangsa-bangsa non Yahudi melalui khutbah rasul Paulus, melainkan kristus
sendirilah yang mengerjakannya (Roma 15:18). Dari cara rasul Paulus
menggunakan istilah “katergazomai” dalam contoh-contoh diatas maupun pada
bagian yang lain menunjukkan dengan jelas kepada kita bahwa kata tersebut
dalam Filipi 2:12 tidaklah bioleh ditafsirkan dengan pengertian sebagai “usaha
upaya mendapatkan keselamatan”, melainkan sebagai “Tindakan untuk
menyatakan” mengamalkan atau mengerjakan keselamatan yang sudah dimiliki”.

 Bukti Karya Keselamatan Allah Bagi Manusia Keselamatan Allah bukan suatu
teori belaka, namun suatu kepastian yang dapat dialami oleh setiap manusia.
Keselamatan merupakan karya Allah yang terindah sehingga manusia dapat
menikmatinya ketika manusia percaya kepada Yesus Kristus. Henry C. Thiessen
mengatakan: ”Kematian Kristus juga merupakan suatu KARYA karena apa yang
dicapai-Nya bagi orang-orang yang mendapat keuntungan dari kematian
11
tersebut.”6 Karya keselamatan Allah tidak dilakukan dan dikerjakan secara
tertutup dan sembunyi-sembunyi sehingga manusia tidak memahaminya, tetapi
karya keselamatan Allah itu nyata dan dapat dilihat oleh seluruh manusia. Karya
keselamatan Allah benar-benar telah memberikan keuntungan yang luar biasa dan
telah dinikmati oleh banyak orang ketika manusia percaya kepada kematian Yesus
Kristus di atas kayu salib. Yesus Kristus mati di atas kayu salib disaksikan dan
dilihat oleh banyak orang, dan tujuan dari kematian Yesus Kristus untuk
menyatakan satu karya Allah terbesar yang luar biasa dalam dunia bagi
kepentingan hidup manusia. Bilamana Allah tidak mengizinkan AnakNya Yesus
Kristus datang ke dunia dan mati di atas kayu salib, maka tidak ada seorangpun
yang bisa diperdamaikan dengan Allah, sebab dosa telah membawa perseteruan
dan pemisahan antara manusia yang berdosa dengan Allah yang Mahakudus.
Karya keselamatan Allah melalui kematian Yesus Kristus di atas kayu salib untuk
menghapuskan murka Allah bagi manusia, karena dengan adanya dosa dalam diri
manusia membuat Allah murka atas hidup manusia. J. Wesley Brill mengatakan:
Darah Yesus Kristus telah menjadi korban pendamaian karena dosa-dosa kita.
Oleh karena kematian-Nya dan oleh karena 6Henry C. Thiessen, Teologi
Sistematika (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1995), hlm. 349. Jurnal Teologi //
Logon Zoes 44 darah-Nya yang tertumpah itu maka murka Allah kepada kita
telah dihapuskan.7 Pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib tidaklah sia-sia
sekalipun manusia memandangnya sebagai kutuk dan penghinaan, namun bagi
Allah salib merupakan lambang kemuliaan Allah karena dari salib itulah karya
Allah begitu nyata bagi manusia. Manusia tidak lagi perlu untuk menghukum
dirinya di atas kayu karena perbuatan dosanya, melainkan Allah telah
menggantikannya dengan Anak-Nya Yesus Kristus sebagai bukti bahwa inilah
satu karya Allah yang terbesar dan termulia bagi keselamatan hidup manusia di
masa yang akan datang.

12
5. DASAR AYAT ALKITAB KESELAMATAN TIDAK HILANG

Keselamtan dari Allah barsifat kekal, adanya dan telah di anugrahkan dan dijamin
oleh Allah, semua perbuatan baik, dan ibadah yang di lakukan oleh manusia sama
sekali tidak memberikan kontribusi terhadap keselamatan itu. Allah yang setia
memelihara dan melindungi umat pilihannya, sehingga keselamatan itu sempurna di
berikan dan bukan karena kesetiaan orang kristen.
` Allah menjamin keselamatan orang Kristen akan terpelihara hingga kekekalan
( Fil 1:6). Keselamatan itu telah ditentukan Allah sejak kekalan ( Efesus 1:3-11) dan
tidak seorang pun dapat merebut orang yang telah di selamatkan dari tangan Allah
( Yoh 10:27-29), tidak ada satu halpun di dunia ini yang dapat memisahkan seseorang
yang telah di selamatkan sehingga ia terlepas dari kasih Allah ( Roma 8:29-30, 38-
39).
Perbutan baik dan kesalehan hidup tidak perhitungkan sebagai syarat dan
kontribusi untuk masuk kedalam kerajaan Allah, tetapi perbuatan baik dan kesalehan
hidup akan menandai orang-orang yang diselamatkan dan memiliki keselamtan yang
kekal. “sebab karena kasih karunia kamu di selamtkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu tetapi pemebriaan Allah, itu bukan hasil pekerjaan mu; jangan ada orang
memegahkan diri. “(Efus 2:8-9)”

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah Anugerah pemberian Allah kepada
setiap orang percaya, dan keselamatan itu tidak didapat oleh karna upaya, usaha,
perbuatan baik seseorang, tetapi semua semata-mata hanya oleh Anugerah Allah.
Manusia tidak dapat dengan usaha perbuatan baiknya melepaskan dirinya dari
belenggu dosa dan murka Allah. Untuk itu Allah sendiri dengan kasih karuniaNya
menganugerahkan keselamatan dalam Yesus Kristus (Mat.1:21; Yoh.14:6; Kis.4:12; I
Yoh.4:9-10). Allah berdaulat mutlak dalam hal memberikan sesuatu (dalam hal ini
keselamatan) kepada siapa Ia mau memberikannya. Allah suadah menjamin
keselamatan bagi orang percaya, Keselamatan itu telah ditentukan Allah sejak
kekalan dan tidak seorang pun dapat merebut orang yang telah di selamatkan dari
tangan Allah tidak ada satu halpun di dunia ini yang dapat memisahkan seseorang
yang telah di selamatkan sehingga ia terlepas dari kasih Allah.

14

Anda mungkin juga menyukai