Anda di halaman 1dari 6

1 yohanes 4:19 adalah salah satu ayat yang singkat di PB setelah alkitab

menggunakan penomoran. Biasanya dalam varians teks berbahasa Yunani,


semua teks perjanjian baru biasanya dibagi dalam 2 kelompok yang disebut
sebagai mayority tek dan minority teks. Dari semua varians yang ada, teks ini di
bagi ke dalam 2 bagian. Bagian yang pertama terdiri dari 7 kata yunani dan
bagian yang kedua 7 kata yunani.

Bagian pertama yang menggunakan 7 kata bisa kita bisa kita temukan di 4
varians teks Yunani. Misalnya, di varians Westcott and Hort, lalu varians
[NA27 variants], w/o Diacritics, UBS4 variants w/o Diacritics.

Sedangkan yang menggunakan 8 kata yunani bisa kita temukan di 3


varians yunani yaitu RP Byzantine Majority Text 2005, Greek Orthodox
Church 1904, Scrivener's Textus Receptus 1894

Dalam 4 varians pertama tersebut, ke 7 kata yunani itu adalah “Hēmeis


agapōmen, hoti autos prōtos ēgapēsen hēmas”, antara lain; 1 kata
penghubung, 3 kata ganti, 1 kata sifat, dan 2 kata kerja, yang pertama, kata
kerja agopomen, kata kerja present indikatif aktif, orang pertama jamak, dan
kata kerja yang kedua, agapesen, aorist indikatif aktif, orang ketiga tunggal,

dalam terjemahan Bahasa Indonesia, khususnya TB, teks yunaninya


diterjejemahkan mengikuti 4 varians pertama yang saya sebutkan, yaitu “kita
mengasihi karena dia pertama mengasihi kita.

Sedangkan dalam 3 varians yang berbeda ada satu kata ganti orang yang
ditambahkan, yaitu kata ganti “auton” yaitu kata ganti akusatif maskulin orang
ketiga tunggal, sehingga menjadi;

ēmeis agapōmen auton oti autos prōtos ēgapēsen ēmas.

jika 3 varians terakhir kita terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi,


“kita mengasihi dia karena dia pertama mengasihi kita”.

Sehingga dalam mencari makna aslinya kita menemukan dua perbedaan teks,
yang secara khusus di frasa pertama,

yaitu

kita mengasihi, atau kita mengasihi dia. Dalam hal ini kita perlu menjelaskan
tatabahasanya, dalam jaringan konteks, sehingga kita menemukan makna
sejatinya
Sebelum masuk dalam tata Bahasa Yunaninya, saya ingin terlebih dahulu
menguraikan latar belakang surat ini, sehingga saudara sekalian bisa memahami
jaringan utuh, makna dari 1 yohanes 4: 19 ini.

1. Pertama, surat ini tidak memiliki pengantar yang formal terjadi dalam
penulisan surat dalam budaya helenisme, seperti penulis, pengantar
penutup surat dan lain sebagainya yang biasanya menandakan sebuah
surat. Hal itu terjadi, ternya karena surat ini sengaja dituliskan kepada
semua orang orang-orang percaya daerah efesus dan sekitarnya yang
menghadapi masalah internal gereja yaitu guru-guru palsu dari kelompok
gnostic khusunya dibawah pimpinan sekte Cerinthus yang menyangkal
keillahian Yesus.
2. Pada abad pertama berdirinya gereja, kelompok perintis bidat yg
membuat kekacauan di hampir semua komunitas komunitas gereja,
mereka dikenal dengan nama ‘Gnostik’ (Yunani, gnosis artinya
‘pengetahuan’) ciri dari gerakan ini adalah, mereka mempunyai ilmu
khusus tentang Allah dan teologi, yang biasanya didapatkan oleh
pemimpin mereka berdasarkan cara “gnostic”.

ciri ini mengalamai modifikasi dari abad ke abad, di mana di abad ini
berevolusi menjadi 2 bentuk. Yang pertama, berbentuk hamba hamba
Tuhan, yang sering mendapatkan wahyu khusus dari Allah, di mana
biasanya wahyu itu bertolak belakang dengan kesaksian para rasul [injil].
Yang kedua, berbentuk saintic, atau ragam ragam pengembangan ilmu
pengetahauan yang menolak dalil dalil fundamental Alkitab.

Pada masa awalnya gnostic, merumuskan ajarannya dengan mendasarkan


dalilnya pada dua premis

Pertama, Gnostisisme mendukung dualisme roh dan materi. Mereka


mendalilkan bahwa pada mulanya sudah ada Roh, atau Illah dengan materi
Gnostik percaya bahwa materi itu pada dasarnya jahat dan roh itu baik.
Sebagai hasilnya, Gnostik percaya bahwa apa pun yang dilakukan dengan tubuh,
dosa yang paling keji sekalipun, tidak ada artinya karena hidup yang sejati
hanya didapati dalam dunia roh belaka
Kedua, Gnostik mengklaim memiliki pengetahuan yang lebih tinggi, “kebenaran
yang lebih tinggi” yang hanya diketahui oleh beberapa orang.

Para Gnostik percaya bahwa tubuh fisik Yesus itu bukanlah yang sebenarnya,
namun hanya “terlihat” demikian. Roh-Nya turun kepada-Nya pada saat Dia
dibaptis, namun meninggalkan-Nya sebelum Dia disalibkan.

jadi Gnostisisme memahami kebenaran memakai pendekatan yang bersifat


mistis, intuitif, subyektif sesuai dengan ide ide filosofis yang mereka alami
seperti dari ajaran plato, Aristoteles dan filsuf lainnya dan mengembangkannya
menjadi dalil dalil gnostiktisme.

Namun selain 2 ciri khas di atas, ada satu hal dampak gnostitisme yang paling
menyentuh sendi sendi iman orang percaya saat itu, yaitu;

Merusak cara kerja keselamatan di dalam diri orang percaya. Secara khusus
mereka mengajarkan 3 pokok penting yang menjadi kebalikan ajaran Yesus

Pertama, tidak perlu menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 5:3)

Kedua, tidak perlu hidup kudus kuhusunya tidak perlu terpisah dari dosa (1Yoh
3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17)

Ketiga, tidak diperlukan iman yang menyelamatkan mereka (bd.1Yoh 1:6; 5:4-
5).

Ketiga pokok di atas justru menjadi antitesa dari ajaran Yesus, karena Yesus
justru mengajarkan ketiga hal itu di dalam satu tema besa, KASIH.

Akibat dalil dalil gnostic itu, mereka secara otomatis terjadi pertikaian di
dalam saudara saudara di dalam tubuh kristus.

Nah, latar belakang tersebut, membuat suadara saudara dapat memahami apa
sebenarnya yang hendak diutarakan Yohanes di ayat 19 ini.

Sebenarnya, sangat Sukar untuk menggari besarkan I Yohanes ini, karena


penggunaan tema-tema yang berulang oleh Yohanes. Khususnya tema tentang
kasih, selalu diulang ulang dari pasal 1 sampai pasal 5. ini seperti sebuah jaring
kebenaran yang dibentuk dalam pola yang berulang terus menerus di dalam
kasih.
Kalau kita membaca terjemahan TB yang bunyinya “Kita mengasihi, sebab Dia
lebih dahulu mengasihi kita.” Maka sekilas kita akan menggagap bahwa yang
dimaksud adalah kasih persaudaraan. Namun, saya garis bawahi, “mustahil teks
ini dimaknakan dengan tepat, jika kita tidak melihat istilah itu dalam jaringan
persoalan yang sudah diutarakan di atas. Dan dengan demikian tema “kasih
persaudaran” harus dilihat dari maksud yang sejatinya.

Sekarang mari kita periksa tata bahasanya.

Tulisan-tulisan Yohanes (khususnya I Yohanes) menggunakan Bahasa Yunani


Koine yang paling tidak rumit dari semua penulis PB, karena itu pita perlu
menguraikan tata bahasanya ayat 19 ini untuk dapat mendapatkan makna
sejatinya.

di atas telah saya uraikan bahwa ada dua varias di frasa pertama, yaitu antara

Kita mengasihi atau kita mengasihi dia


“kita mengasihi karena dia pertama mengasihi kita” atau “kita mengasihi dia
karena dia pertama mengasihi kita”.

Jika kita menggunakan varians Nestle Greek New Testament dan 3 varians
lainnya, maka menjadi kita mengasihi. Tentu ini yang diikuti oleh panitia
sehingga muncul tema kasih persaudaraan. Tetapi apakah kita mengasihi ini
merujuk kepada saudara? Atau kepada Tuhan?

Kalau kita menggunakan varians binzantium, tekstus rezeptus, atau teks greek
ortodoks church, maka harunya menjadi kita mengasihi dia. Kata dia ini adalah
kata ganti orang ketiga tunggal, dan tentu saja ini merujuk pribadi tunggal.

Jika kita melihat maknanya di jaring ayat 20, maka kata frasa pertama ini
merujuk kepada Tuhan. Karena di katakan, agapho ton teon [kita mengasihi
tuhan]. Sedangkan jika kita melihatnya dijaring ayat 19, maka frasa ini merujuk
kepada kasih. Namun apakah yang dimaksud kita mengasihi kasih? Atau kah
karena Allah itu kasih, maka kita mengasihi Allah? Namun jika kita memeriksa
keseluruhan jaringan yang ada di dalam konteks ini, maka jelas sekali bahwa
yang dimaksudkan di frasa pertama ini merujuk kepada kita mengasihi Allah.
Jadi meski dalam dua varians mengatakan kita mengasihi atau kita mengasihi
dia, kedua varians itu bermakna kita mengasihi Allah. Dengan demikian
terjemahan ayat 19 ini yang tepat adalah “kita mengasihi dia [yang merujuk
kepada Allah] karena dia [allah] pertama mengasihi kita”.

Jika pernyataan ini kita telaah, menjadi lucu, kalau kita membuat tema kasih
persaudaraan.

Karena ayat ini membahas sebab akibat kasih kita kepada Allah, karena Allah
dahuluan mengasihi kita. Waktu saya meneliti ayat ini, saya bertanya tanya
bagaimana saya harus memaknakan tema kasih persaudaraan ini dengan tepat
sesuai dengan ayat yang diberikan? Ini menjadi tugas yang hamper hamper
mustahil, atau jangan jangan para ahli teolog ini ingin mencobai saya ya?
Hanya Allah saja yang tahu dan panitia yang tahu kebenarannya.
Tetapi meskipun demikian saya akan menyatukan tema dengan teks yang
kurang yangbung ini

Di katakan kita mengasihi dia, karena dia pertama mengasihi.

Ada beberapa yang menarik dari ayat ini

Pertama. Penggunaan dua kata kerja yang unik yang pertama modusnya
present indikatif [agapōmen] [atau kita mengasihi] dengan modus aorist aktif
[ēgapēsen], maksudnya kasih kita sekarang akibat kasih Allah yang sudah
dikerjakan di masa lampau. Jika Allah tidak mengasihi, masa lampau, kita kita
tidak mungkin mengasihi Allah. Artinya kedua kata kerja ini hendak
menekankan kinerja kasih Allah yang sudah terjadi.

Kedua, penggunaan kata penghubung “hostis” yang bisa diartikan sebagai


agar, sejak, karena, atau bertujuan memperkenalkan wacana langsung untuk
dibandikan. Yaitu kasih kita kepada Allah dengan kasih Allah kepada kita.

Ketiga, penggunaan kata sifat protos, sebagai superlative, Protos artinya


adalah terutama atau yang terpenting. Tetapi kata ini harus diperiksa
berdasarkan kata dasarnya yang dari kata pro, [sebelum, meneruskan]. Artinya
perbandingan kasih kita pada Allah dengan kasih Allah pada kita, maka yang
terutama atau terpenting adalah kasih Allah kepada kita. Artinya, kasih kita
kepada Allah harus kita contoh dari cara Allah mengasihi kita. Artinya kita
mengasihi Allah harus diteladani dari kasih yang terpenting yaitu kasih Allah
kepada kita.
Bagaimana cara Allah mengasihi kita? Dengan mengorbankan Anaknya sebagai
bukti kasihnya. Tetapi banyak orang yang mengaku mengasihi Allah tetapi tidak
menunjukkan wujud kasihnya. Dalam hal inilah tema kita menjadi tersambung

Kalau saudara mengasihi allah, saudar harus menunjukkan wujud kasih kepada
Allah dengan meniru wujud kasih Allah yang utama dan yang terpenting it

Banyak orang berbicara kasih tetapi sedikit yang paham cara kerja kasih yang
sejati. 4 sistem kerja kasih yang perlu saudara pahami.

 Pertama kasih itu berkorban [agapae] inilah yang diwujudkan kasih Allah.
 Kasih itu emosi yang kuat, atau dorongan nafsu yang tidak dapat
dibendung [eros] yoh 3; 16
 Kasih itu keluarga [storge]
 Kasih itu persaudaraan [philia]. Atau kasih persaudaraan.

Anda mungkin juga menyukai