Anda di halaman 1dari 16

Memahami Keesaan Allah

Tuhan-nya orang Kristen Tiga ??

Salah satu kesalahpahaman terbesar pada iman Kristen adalah


menyangka bahwa orang Kristen punya 3 Allah / Tuhan. Di
tengah kebingungan ini justru orang Kristen sendiri tidak bisa
menjelaskan bagaimana keesaan Allah-nya, dan kenapa ada
Trinitas ? Orang Kristen gugup, gagap, dan linglung ketika harus
menjelaskan mengenai keesaan Allah dalam Trinitas.

Pada beberapa dekade terakhir, muncul suatu gerakan baru yang


menekankan keesaan Allah tetapi membantah Trinitas.
Gerakan Oneness Pentacostal yang mulai bangkit dari teologi ini
sering kali membangunkan kembali bidat Praxeas dan Sabellius
yang dinyatakan sesat di abad ke-2/3, yang sudah dirumuskan
pada Pengakuan Iman Nicea tahun 325 M. Gerakan ini justru
berusaha menjelaskan keesaan Allah dan menolak Trinitas.

1. Pemahaman keesaan Allah


yang salah
Pertama saya ingin mengajak Anda memahami ajaran yang sesat,
yang mungkin sedang Anda pahami sekarang. Karena
MAYORITAS orang Kristen sekarang memahami Trinitas
semacam ini. Kita akan mulai pelajaran kita dengan memahami
apa yang salah.

Karena ada pepatah :


“Ketahui apa yang benar dengan ketahui apa
yang salah.”

Tinjauan kesesatan Oneness Pentacostal


sumber :
1. https://en.wikipedia.org/wiki/Oneness_Pentecostalism,
2. Bernard, David K., A HISTORY Christian Doctrine The Post–
Apostolic Age to the Middle Ages A .D. 100–1500.
3. dan berbagai video-video doktrin Oneness Pentacostal yang
ada di youtube / internet.

Pernahkah Anda memahami Trinitas seperti ini:


Trinitas seperti Allah dalam 3 peran. Perannya sebagai Pencipta
adalah Allah Bapa, Allah sebagai Penyelamat Manusia adalah
Allah Anak / Yesus, dan Allah sebagai Penolong setiap orang
percaya adalah Allah Roh Kudus. Ketiganya satu. Sama seperti
seorang Bapak yang bernama Edi adalah seorang dosen teologi:
1. di rumah dia dipanggil “bapak”,
2. di kampus dia dipanggil “Pak dosen”,
3. di gereja dia dipanggil “Pak pendeta”. Tetapi hanya ada satu
Edi, yang melakukan tiga peran yang berbeda.

Jika Anda memahami seperti itu, maka itu adalah pemahaman


yang salahbahkan bidat mengenai Trinitas, karena penjelasan
tersebut tidak mengakui 3 Pribadi Allah, tetapi hanya SATU
Pribadi dalam 3 tugas.

Teologi Oneness Pentacostal : Allah hanya Satu Pribadi yang


terwujud dalam 3 manifestasi. Yaitu sebagai Allah Bapa yang
menciptakan segala sesuatu, dan menjadi manusia yaitu Yesus,
dan ketika naik ke sorga Dia tetap menyertai kita sebagai Allah
Roh Kudus.
Dalam sistematika ini dinyatakan :

1. Allah berubah-ubah wujud / mode, ada waktu di mana Allah


Bapa tidak menjadi Putera, dan menjadi Putera, dan ada waktu
Dia menjadi Roh Kudus. Maka ini disebut teologi modalist.

2. Allah Bapa turun ke dunia menjadi manusia (Yesus).

3. Yesus menyertai kita ketika Dia menjadi Roh Kudus, artinya


Yesus sudah datang kedua kalinya ketika Dia adalah Roh Kudus.

Ini adalah teologi modalist dari Kekristenan mula-mula yang


sudah ditentang. Sangat bodoh bagi saya apabila gereja
mengulangi kesalahan yang sama, dengan mengulang kembali
ajaran sesat yang pernah terjadi di gereja mula-mula. Tetapi
ajaran sesat ini tidak akan banyak kita bahas di materi ini, karena
akan lebih spesifik. Kita akan membahas tentang keesaan Allah.
Dan akan dilanjutkan mengenai tiga Pribadi / Hypostasis Allah.

2. Kekristenan mewariskan iman


bahwa Allah itu ESA
Agama Samawi (Yahudi, Kristen, Islam) memahami Allah itu Esa,
hanya satu, bukan terdiri dari banyak dewa-dewa atau Tuhan yang
menjadi satu. Trinitas tidak mengajarkan ada Tiga Allah / Tiga
Tuhan yang menjadi satu kesatuan. Kita hanya percaya ada SATU
ALLAH.
Keesaan Allah yang dinyatakan Yesus dan
orang Yahudi
Apakah hukum yang terutama bagi kita ?
Sebagian orang Kristen akan teringat apa yang dikatakan Yesus.

Markus 12 : 29-31
29. Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan
itu esa.
30. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. 31. Dan hukum yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

Apa yang dikatakan Yesus bukanlah ajaran yang baru didengar


oleh orang-orang saat itu. Yesus TIDAK MERANGKUMKAN
HUKUM TAURAT seperti apa yang biasa dikhotbahkan oleh
pendeta yang tidak baca Perjanjian Lama / mengerti kultur
Yahudi. Setiap orang Yahudi tahu akan hal itu, dan
menggemakannya setiap hari!

Apa yang Yesus ucapkan seperti yang kita baca di Markus 12:29
tersebut sudah ada di Perjanjian Lama, dan diletakkan sebagai
dasar Taurat yang dikatakan oleh Nabi Musa.

Ulangan 6 : 4–5
4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,
TUHAN itu esa!
5. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

Yesus sama sekali tidak membawa pengajaran yang menyimpang


di antara orang Yahudi, terutama mengenai keesaan Allah. Yesus
menyatakan keesaan Allah adalah yang terutama. Ajaran Yesus
mengenai keesaan Allah itu pun diamini oleh Ahli Taurat.
Markus 12 : 32
32. Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru,
benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang
lain kecuali Dia.

Maka ajaran Kekristenan sebagai ajaran Yesus yang diwariskan


kepada para rasul harus memulai dari iman dasar dan
pengetahuan bahwa Allah itu ESA! Selama kita gagal memahami
Trinitas, bisa jadi kita memahami bahwa Allah orang Kristen itu
ada tiga, yang dimana itu adalah agama pagan (penyembah
berhala), atau sebaliknya menjadi kaum modalist
/ oneness seperti yang saya jelaskan di poin pertama.
Keesaan Allah yang menjadi dasar iman
para rasul

Para rasul tidak meninggalkan prinsip keesaan Allah / tauhid.


Kekristenan bukanlah agama buatan Paulus seperti yang
dituduhkan oleh polemikus. Bahkan dalam keesaan Allah ini,
rasul Paulus adalah rasul yang paling sering menyatakannya!
Santo Paulus

1 Korintus 8 : 4, 6
4. …..“tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain
dari pada Allah yang esa.”
6. …..namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu
Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang
untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus,
yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena
Dia kita hidup.

Efesus 4 : 6
satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua
dan oleh semua dan di dalam semua.
Roma 3 : 30
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik
orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak
bersunat juga karena iman.

Galatia 3 : 20
Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja,
sedangkan Allah adalah satu.

1 Timotius 2 : 5
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus

1 Timotius 1: 17
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja
segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa!
Amin.
Santo Yohanes

1 Yohanes 2 : 20
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus (Holy
One), dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.

1 Yohanes 5 : 7
Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa,
Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
Santo Yakobus

Yakobus 2 : 19
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!
Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka
gemetar.
Keesaan Allah yang harus jadi Dasar Iman
Orang Kristen Zaman Now

Bagi saya, orang Kristen yang tidak memahami keesaan Allah


adalah kekristenan yang yang tidak berakar. Maka bisa jadi orang
Kristen yang tidak memahaminya dilakukan menyembah Allah
dengan konsep tritheis / modalis oneness seperti tadi. Sebagian
dari kita percaya Trinitas, tetapi tidak mau belajar lebih dalam
sehingga kita takut mengomunikasikan iman kita kepada mereka.
Selain itu kita akan terus dianggap pagan / menyekutukan Allah,
maka tidak ada orang Yahudi / Islam yang mau mendengarkan
iman kita, karena mereka menganggap kekristenan pagan.

3. Mendalami Keesaan Allah


berdasarkan sudut pandang
Hakikat Allah
Kita sudah belajar mengenai hakikat / natur Allah di materi
sebelumnya (https://medium.com/@erickowijoyo/memahami-
keesaan-allah-dalam-trinitas-fcec4dd6872a). Dari pemahaman
tersebut kita akan memahami keesaan Allah dalam hakikatnya
tersebut.

Hanya ada Pencipta dan Ciptaan


Di materi hakikat, kita belajar bahwa hanya ada Pencipta, yang
tidak diciptakan dan sudah ada sejak semula, yang tidak pernah
berubah, yang Mahakuasa. Dan ciptaan adalah sesuatu yang
pernah tidak ada, yang dijadikan, yang terbatas. Kita harus paham
bahwa Pencipta itu tak terbatas, Pencipta tidak bisa dikurangi dan
dijumlahkan, karena Dia tidak bisa berubah.

Hanya satu Pencipta, yang tidak punya saingan


Dengan definisi itu, sangat masuk akal bahwa hanya ada Satu
Pencipta, Satu Allah. Jika Allah adalah yang Mahakuasa, maka
tidak ada yang setara dengan-Nya. Jika tidak ada yang setara
dengannya, maka tidak ada Allah lain. Sedangkan sangat tidak
masuk akal bila ada Tiga Allah, karena ada 3 yang Maha Kuasa,
maka Allah bersaing dan Dia tidak lagi Maha Kuasa, karena ada
yang setara kuasa-Nya dengan Dia.
Satu Kuasa, Satu Kehendak yang dinyatakan
dalam 3 Pribadi
Maka dalam Allah, hanya ada satu kuasa dan dan satu
kehendak saja. Dalam Pribadi Trinitas, tiap Pribadi Trinitas
tidak memiliki kuasa yang berbeda dan tidak memiliki kehendak
yang berbeda. Jika kuasa dan kehendak-Nya berbeda, maka tidak
bisa dikatakan satu Allah, tetapi tiga Allah. Tidak mungkin
kehendak dari Allah berbeda, kalau begitu akan terjadi kekacauan

Hanya Satu yang Infinity / Tak Terbatas,


Keesaan Allah bukan bisa diartikan sebagai satu buah apel, yang
bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Satunya Allah adalah satu
yang Infinity, tidak ada batas bagi Allah. Sehingga kita bisa
nyatakan, hanya satu yang punya natur ilahi / satu yang
punya natur Pencipta, yaitu Allah.

Hanya Allah yang mampu menciptakan kita dari ketiadaan, dan


Allah tidak memerlukan bantuan siapapun dalam menciptakan.
Menurut Saksi Yehovah, Yesus adalah ciptaan yang membantu
Allah dalam menciptakan. Ini tidak benar, karena jika Yesus pun
mampu mencipta, maka Yesus adalah Allah. Penjabaran
mengenai hypostasis ini akan saya jabarkan di bab selanjutnya.

Maka pada intinya, kita diciptakan oleh Satu Allah, dalam Satu
Kuasa, dan Satu Kehendak Ilahi. Tidak ada tiga Pencipta, tetapi
satu Pencipta. Tidak ada yang tidak terbatas selain hanya DIA,
yaitu Satu Allah yang kita sembah.

Hanya ada Satu yang kekal, yaitu Allah. Allah Tritunggal eksis
sebelum segala sesuatu dan semua bersifat tak terbatas. Kita
sendiri terbatas dan tidak kekal. Kita memang akan hidup
selamanya, tetapi definisi kekekalan bukanlah hidup selamanya,
tetapi ada selamanya. Ada waktu di mana kita tidak ada. Maka kita
tidak kekal, tetapi diciptakan dan mewarisi kuasa hidup Allah
melalui Roh Kudus, sehingga kita tidak bisa dimusnahkan /
lenyap secara roh. Tetapi kita harus sadari, ada waktu dimana kita
tidak ada, maka kita bukanlah infinity.

Elohim / Satu Kemajemukan dalam Diri Allah


Kejadian 1 : 1 (MT)
‫ֱֹלהים ֵ ֵ֥את הַ שָּ ַ ִׁ֖מיִם וְּ ֵ ֵ֥את הָּ ָּ ָֽא ֶרץ‬
ִ֑ ִ ‫אשית בָּ ָּ ָ֣רא א‬
ִׁ֖ ִ ‫בְּ ֵר‬:
Bereshit bara Elohim, et hashamayim ve et haarets

Kata Allah ditulis dalam bahasa aslinya yaitu Elohim (bentuk


jamak dari kata Eloah). Uniknya bahwa penggambaran kata Allah
dalam bahasa Ibrani ini sendiri digunakan kata jamak. Ini bukan
berarti ada banyak Allah, tetapi menyatakan bahwa Allah ada
dalam kebesaran-Nya / ketidakterbatasan-Nya.

Ulangan 6: 4 (MT)
‫ֹלהִׁ֖ינּו יְּהֹ וָּ ֵ֥ה | אֶ ָּ ָֽחד‬
ֵ ‫ְּש ַ ִׁ֖מע יִ ְּש ָּר ֵ ִ֑אל יְּ הֹ וָּ ֵ֥ה ֱא‬
Shema Israel, Adonay Eloheinu, Adonay Echad.

Echad ( ‫ )אֶ ָֽחד‬pada kata tersebut diartikan menjadi esa.


Kata echad sendiri menyatakan kata tunggal kesatuan (oneness in
unity, not a number), bukan tunggal gundul (yachid, tunggal
nomor satu, yang pertama). Di sini ditunjukan bahwa keesaan
Allah ditunjukan dalam kesatuan, bukan angka. Menunjukan
bahwa keesaan Allah sebenarnya bisa dinyatakan dalam
konsep infinity yaitu suatu yang tak terbatas, dan hanya ada satu
yang tak terbatas, tetapi bukan berjumlah 1
(terbatas). Echad menunjukan satu yang Maha Tak Terbatas,
bukan satu angka yang terbatas.
Ada situs yang bagus untuk mempelajari
kata echad dan yachid ini dalam studi
Tritunggal : http://www.bible.ca/trinity/trinity-oneness-unity-
yachid-vs-echad.htm

Satu Nama dalam 3 Pribadi


Matius 28 : 19
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama (Bhs Yunani : onoma → nama
yang tunggal) Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Dalam konteks orang Yahudi dan orang zaman dahulu, kata nama
menunjukan tentang kesaksian di balik nama tersebut.

Maka dalam Allah, hanya ada satu kuasa dan dan satu kehendak
saja. Dalam Pribadi Trinitas, tiap Pribadi Trinitas tidak memiliki
kuasa yang berbeda, kehendak yang berbeda. Ketika seseorang
menerima Yesus sebagai Allah / bersifat ilahi, dan Roh Kudus
sebagai Allah / bersifat ilahi, maka Dia adalah penyembah satu
Allah. Karena dalam tiga Pribadi tersebut hanya ada satu nama,
yaitu satu Allah. Namun Pribadi itu sendiri tidak bisa disamakan,
karena mereka berbeda, namun mengandung satu kehendak ilahi,
sehingga ketika kita menyembah Allah, maka kita menyembah
ketiga-Nya yang Esa.

Satu Allah dalam Tiga Pribadi yang tak


terpisahkan
Pribadi Allah tidak bisa terpisahkan, karena apabila berpisah,
maka bisa dikatakan 3 Allah bukan satu Allah. Allah Maha Hadir,
maka Allah Bapa, Putera (Firman Allah), dan Roh Kudus (Roh
Allah) Maha Hadir dan selalu ada secara bersama-sama. Firman
Allah (Yesus Kristus) yang menjadi manusia keluar dari diri Allah
tanpa meninggalkan Allah.

Yoh 1 : 14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih
karunia dan kebenaran.

Yoh 1 : 18
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya.

Bagaimana bisa ??
Bisa, jika kita menulis buku, pikiran kita menjelma menjadi buku.
Kita tidak kehilangan pikiran kita ketika pikiran kita tertuang
dalam satu buku. Tetapi pikiran kita keluar dan disaksikan orang
banyak melalui buku tersebut.

Demikian juga dengan Roh Kudus, yang ada dan keluar dari Sang
Bapa tanpa meninggalkan Bapa. Karena jika Roh Kudus
meninggalkan Bapa, maka Bapa kehilangan Roh-Nya. Tidak
mungkin Allah kehilangan sesuatu dari diri-Nya, karena Allah
tidak dapat terbagi-bagi.

Yoh 15 : 26
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu
Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang
Aku.

Maka di sini diartikan bahwa Allah tidak terbagi-bagi dalam 3


Allah / 3 Tuhan yang menjadi satu. Tetapi Allah sejak semula ada
bersama-sama tanpa pernah berpisah antar Pribadinya. Jika
sepertinya berpisah, seperti ketika Pembaptisan Yesus, itu
hanyalah keterpisahan secara kesaksian / teofani, tetapi tidak ada
keterpisahan secara natur dan hakekat, di mana tidak ada waktu
bagi mereka tidak saling hadir. Karena Allah adalah satu tidak bisa
dibagi-bagi, dan Allah bukan organisasi bagi 3 Pribadi-Nya. Allah
eksis sebagai Allah.

Bandingkan dengan diri kita : eksistensi kita tidak akan terpisah


dari pikirankita, tidak akan terpisah dari roh kita. Kita hidup,
maka kita pastinya punya pikiran dan kita eksis sebagai seorang
manusia.

Mungkinkah Tiga Pribadi Allah memiliki


Kesamaan Kehendak?
Sangat mungkin dan masuk akal, bahkan yang tidak mungkin
adalah jika Tiga Pribadi Allah ini memiliki perbedaan kehendak.
Kenapa ? Karena Allah itu sempurna, Dia Maha Tahu, Maha Adil,
dan Maha Baik. Jangan samakan Pribadi Allah dengan pribadi
manusia.

Kata “pribadi” di sini bukan berarti orang, bahasa asli dari pribadi
Allah adalah hypostasis. Hypostasis tidak berarti “orang” tetapi
memiliki arti yaitu spesifikasi dari suatu natur. Penjelasannya
akan dijelaskan di materi selanjutnya.

Allah adalah yang tercerdas, yang paling tahu yang mana yang
benar, Dia tahu tanpa berpikir. Sehingga Tiga Pribadi Allah tidak
memunculkan keterbatasan-keterbatasan, seperti bisa beda
pendapat, tidak saling tahu, dan lainnya. Maka karena sama
bijaknya, sama tahunya, dan sama benarnya, yaitu hanya satu
yang bijak, baik, dan benar, yaitu Allah saja. Sehingga dalam Tiga
Pribadi itu justru hanya memiliki satu kehendak ilahi, yang
sempurna, yang dikerjakan secara serempak oleh ketiga-Nya.
4. Maka kita akan bertanya, mengapa perlu Tiga
Pribadi? Bukan Satu?
Jawabannya adalah kita perlu belajar mengenai apa itu Pribadi
dari bahasa asli hypostasis. Jangan coba memahami kata pribadi
dengan sudut pandang kita, karena kita lupa bahwa pribadi yang
kita maksudkan bernatur Allah, yaitu yang tanpa terbatas.
Sedangkan pribadi manusia terbatas, sehingga kita berbeda satu
sama lain dan tidak pernah bisa disamakan / diesakan.

Anda mungkin juga menyukai