Markus 12 : 29-31
29. Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan
itu esa.
30. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. 31. Dan hukum yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”
Apa yang Yesus ucapkan seperti yang kita baca di Markus 12:29
tersebut sudah ada di Perjanjian Lama, dan diletakkan sebagai
dasar Taurat yang dikatakan oleh Nabi Musa.
Ulangan 6 : 4–5
4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,
TUHAN itu esa!
5. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
1 Korintus 8 : 4, 6
4. …..“tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain
dari pada Allah yang esa.”
6. …..namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu
Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang
untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus,
yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena
Dia kita hidup.
Efesus 4 : 6
satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua
dan oleh semua dan di dalam semua.
Roma 3 : 30
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik
orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak
bersunat juga karena iman.
Galatia 3 : 20
Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja,
sedangkan Allah adalah satu.
1 Timotius 2 : 5
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus
1 Timotius 1: 17
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja
segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa!
Amin.
Santo Yohanes
1 Yohanes 2 : 20
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus (Holy
One), dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
1 Yohanes 5 : 7
Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa,
Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
Santo Yakobus
Yakobus 2 : 19
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!
Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka
gemetar.
Keesaan Allah yang harus jadi Dasar Iman
Orang Kristen Zaman Now
Maka pada intinya, kita diciptakan oleh Satu Allah, dalam Satu
Kuasa, dan Satu Kehendak Ilahi. Tidak ada tiga Pencipta, tetapi
satu Pencipta. Tidak ada yang tidak terbatas selain hanya DIA,
yaitu Satu Allah yang kita sembah.
Hanya ada Satu yang kekal, yaitu Allah. Allah Tritunggal eksis
sebelum segala sesuatu dan semua bersifat tak terbatas. Kita
sendiri terbatas dan tidak kekal. Kita memang akan hidup
selamanya, tetapi definisi kekekalan bukanlah hidup selamanya,
tetapi ada selamanya. Ada waktu di mana kita tidak ada. Maka kita
tidak kekal, tetapi diciptakan dan mewarisi kuasa hidup Allah
melalui Roh Kudus, sehingga kita tidak bisa dimusnahkan /
lenyap secara roh. Tetapi kita harus sadari, ada waktu dimana kita
tidak ada, maka kita bukanlah infinity.
Ulangan 6: 4 (MT)
ֹלהִׁ֖ינּו יְּהֹ וָּ ֵ֥ה | אֶ ָּ ָֽחד
ֵ ְּש ַ ִׁ֖מע יִ ְּש ָּר ֵ ִ֑אל יְּ הֹ וָּ ֵ֥ה ֱא
Shema Israel, Adonay Eloheinu, Adonay Echad.
Dalam konteks orang Yahudi dan orang zaman dahulu, kata nama
menunjukan tentang kesaksian di balik nama tersebut.
Maka dalam Allah, hanya ada satu kuasa dan dan satu kehendak
saja. Dalam Pribadi Trinitas, tiap Pribadi Trinitas tidak memiliki
kuasa yang berbeda, kehendak yang berbeda. Ketika seseorang
menerima Yesus sebagai Allah / bersifat ilahi, dan Roh Kudus
sebagai Allah / bersifat ilahi, maka Dia adalah penyembah satu
Allah. Karena dalam tiga Pribadi tersebut hanya ada satu nama,
yaitu satu Allah. Namun Pribadi itu sendiri tidak bisa disamakan,
karena mereka berbeda, namun mengandung satu kehendak ilahi,
sehingga ketika kita menyembah Allah, maka kita menyembah
ketiga-Nya yang Esa.
Yoh 1 : 14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih
karunia dan kebenaran.
Yoh 1 : 18
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya.
Bagaimana bisa ??
Bisa, jika kita menulis buku, pikiran kita menjelma menjadi buku.
Kita tidak kehilangan pikiran kita ketika pikiran kita tertuang
dalam satu buku. Tetapi pikiran kita keluar dan disaksikan orang
banyak melalui buku tersebut.
Demikian juga dengan Roh Kudus, yang ada dan keluar dari Sang
Bapa tanpa meninggalkan Bapa. Karena jika Roh Kudus
meninggalkan Bapa, maka Bapa kehilangan Roh-Nya. Tidak
mungkin Allah kehilangan sesuatu dari diri-Nya, karena Allah
tidak dapat terbagi-bagi.
Yoh 15 : 26
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu
Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang
Aku.
Kata “pribadi” di sini bukan berarti orang, bahasa asli dari pribadi
Allah adalah hypostasis. Hypostasis tidak berarti “orang” tetapi
memiliki arti yaitu spesifikasi dari suatu natur. Penjelasannya
akan dijelaskan di materi selanjutnya.
Allah adalah yang tercerdas, yang paling tahu yang mana yang
benar, Dia tahu tanpa berpikir. Sehingga Tiga Pribadi Allah tidak
memunculkan keterbatasan-keterbatasan, seperti bisa beda
pendapat, tidak saling tahu, dan lainnya. Maka karena sama
bijaknya, sama tahunya, dan sama benarnya, yaitu hanya satu
yang bijak, baik, dan benar, yaitu Allah saja. Sehingga dalam Tiga
Pribadi itu justru hanya memiliki satu kehendak ilahi, yang
sempurna, yang dikerjakan secara serempak oleh ketiga-Nya.
4. Maka kita akan bertanya, mengapa perlu Tiga
Pribadi? Bukan Satu?
Jawabannya adalah kita perlu belajar mengenai apa itu Pribadi
dari bahasa asli hypostasis. Jangan coba memahami kata pribadi
dengan sudut pandang kita, karena kita lupa bahwa pribadi yang
kita maksudkan bernatur Allah, yaitu yang tanpa terbatas.
Sedangkan pribadi manusia terbatas, sehingga kita berbeda satu
sama lain dan tidak pernah bisa disamakan / diesakan.