Anda di halaman 1dari 19

MEMAHAMI DAN MENIKMATI MAZMUR 138

- May 30, 2017


Oleh: Fransiskus Borgias M.

Mazmur ini dalam Alkitab kita mempunyai judul sbb: “Nyanyian syukur atas pertolongan”.
Pemazmur mengalami pertolongan Tuhan dan karena itu ia pun melambungkan nyanyian
syukur seperti yang tertera dalam teks Mazmur ini. Mazmur ini terdiri atas delapan ayat.
Jadi mazmur ini cukup singkat. Untuk memahaminya, saya membagi Mazmur ini menjadi
tiga bagian. Bagian I, ayat 1-3. Bagian III, ayat 4-6. Bagian III, ayat 7-8. Saya mulai dengan
melihat Bagian I.

Dalam ayat 1 Pemazmur menyatakan niatnya untuk menghaturkan syukur kepada Tuhan.
Ucapan syukur itu dilakukan dengan segenap hati, sehingga walaupun ada dewa-dewa
lain, ia tetap mengarahkan mata dan hatinya kepada Allah. Tuhan Allah sudah menetapkan
tempat kediamanNya di Yerusalem yaitu Bait SuciNya. Itu sebabnya, pemazmur
mengarahkan pandangannya ke Bait Suci (ay 2) untuk memuji nama-Nya. Kira-kira seperti
Qiblat dalam tradisi berdoa dari saudara kita Muslim. Dalam ayat ini ada tiga alasan untuk
pujian tersebut: karena Tuhan itu kasih, Tuhan itu setia, dan karena nama dan janji Tuhan
melampaui segala sesuatu. Pemazmur merasa bahwa doanya dikabulkan Tuhan sehingga
ia merasa bahwa jiwanya semakin kuat (ay 3).

Dalam Bagian II (ay 4-6), pemazmur melukiskan reaksi para bangsa di bumi ini yang
diwakili para raja. Dikatakan di sana bahwa para raja di bumi bersyukur kepada Tuhan
karena mereka mendengar janji Tuhan (ay 4). Mereka mengalami besarnya kemuliaan
Tuhan sehingga merekapun mengungkapkan rasa syukur itu dengan nyanyian-nyanyian.
Secara khusus di sini disebutkan juga jalan Tuhan (ay 5). Di akhir dari Bagian ini (ay 6) kita
menemukan sebuah pelukisan mengenai salah satu sifat Tuhan: Tuhan itu tinggi tetapi ia
peduli pada orang hina. Jadi, biarpun Ia sangat tinggi namun Ia memberi perhatian pada
orang kecil. Sebaliknya, orang sombong dijauhi Tuhan. Dari jauh Tuhan sudah mengenal
orang sombong dan Ia tidak sudi mendekati mereka.

Dalam Bagian III (ay 7-8), pemazmur kembali lagi kepada pengalaman pribadinya akan
Tuhan. Beberapa pengalaman itu disebutkan di sini. Misalnya, saat ia merasa berada
dalam kesesakan, saat ia diterpa amarah para musuhnya (ay 7). Ia yakin bahwa pada saat
ia mengalami situasi-situasi yang sulit, Tuhan tetap membantu dia (mempertahankan
hidupku, Tuhan mengulurkan tanganNya, secara khusus disebut tangan kanan). Pemazmur
merasa bahwa berkat campur tangan Tuhan, ia selamat. Di awal ayat 8 kita menemukan
salah satu ungkapan keyakinan iman si pemazmur. Biasanya dalam keadaan sulit, manusia
merasa tidak berdaya. Dalam keadaan seperti itu, manusia hanya bisa berpasrah diri, dan
dengan tenang menyerahkan diri dengan diam ke dalam kasih dan penyelenggaraan
Tuhan. Tetapi, kata si pemazmur berdasasrkan pengalaman dan keyakinannya, justru
dalam keadaan “diam” itulah Tuhan bertindak. Dengan tegas ia berkata: TUHAN akan
menyelesaikannya bagiku! Kira-kira seperti dikatakan dalam ungkapan para penulis rohani
dewasa ini: Tatkala kita ANGKAT TANGAN (tanda menyerah dan lemah tidak berdaya),
maka Tuhan pasti TURUN TANGAN (intervensi untuk melakukan tindakan penyelamatan).
Itulah misteri pengalaman iman. Tuhan bertindak di dalam ketidak-berdayaan kita.

Itu sebabnya di bagian akhir Mazmur ini (ay 8) pemazmur mengungkapkan keyakinan
imannya lagi tentang pengalaman akan Tuhan. Tuhan itu penuh kasih setia (hesed). Kasih
setia Tuhan itu kekal (berlangsung selamanya). Dengan bekal keyakinan akan kasih setia
Tuhan yang berlangsung kekal (hingga selama-lamanya) itu, si pemazmur berharap agar
Tuhan tidak meninggalkan ciptaanNya (yang dimaksudkan di sini tidak hanya manusia,
apalagi hanya pemazmur saja, melainkan seluruh makhluk hidup, yang telah diciptakan
Tuhan Allah sendiri). Dengan demikian doa si pemazmur di sini tidak lagi sekadar bersifat
personal melainkan bersifat komunal, bahkan mondial dan universal. Luar biasa. Tampak
jelas, bahwa di bagian akhir Mazmur ini si pemazmur keluar dari kungkungan lingkaran
egonya sendiri dan masuk ke dalam kepedulian dan keprihatinan yang lebih luas dan besar

Tak Sekadar Nasihat

Apa yang dibutuhkan oleh orang yang sedang mengalami pergumulan yang berat? Banyak
yang hanya sekadar memberi kata-kata nasihat daripada pertolongan nyata. Inilah yang dialami
oleh Daud. Dalam pergumulannya, mungkin ia banyak bertemu dengan teman yang memberi
nasihat, tetapi tidak ada satu pun yang memberikan pertolongan. Daud menyadari sepenuhnya
bahwa sumber pertolongannya adalah dari Allah.
Daud menuliskan dengan jelas tentang pertolongan yang ia dapatkan dari Tuhan dalam tulisan
mazmurnya. Yang pertama, Daud mengungkapkan ucapan syukurnya tentang Tuhan yang
telah mendengar seruan doanya dalam kesesakannya dan kekuatan baru yang diterimanya (ay.
1-3). Kedua, Daud menyatakan harapannya kepada Tuhan yang dimuliakan dan keadilan yang
telah ditegakkan-Nya (ay. 5). Tuhan tidak pernah berdiam diri saat melihat umat-Nya
diperlakukan tidak adil dan di saat yang tepat Tuhan menegakkan keadilan-Nya. Dan ketiga,
Daud menyatakan kepercayaan dan permohonannya kepada Tuhan (ay. 7-8). Daud percaya
bahwa Tuhan pasti akan menunjukkan pertolongan kepada setiap orang yang berharap
kepada-Nya dan akan menyelesaikan setiap pergumulan yang dihadapinya.

Dari pengalaman Daud kita belajar untuk tetap berharap dan yakin dalam melangkah menuju
hari depan. Sekalipun tantangan dan pergumulan berat telah menanti di hadapan kita, namun
kita tetap percaya bahwa pembelaan Tuhan terus menaungi umat-Nya. Di dalam Tuhan ada
pertolongan yang pasti, Dia adalah Allah yang dapat kita andalkan.
--SYS/www.renunganharian.net

***
ALLAH ADALAH SATU-SATUNYA PRIBADI YANG DAPAT KITA ANDALKAN
UNTUK MEMBERI JALAN KELUAR DALAM SETIAP PERGUMULAN HIDUP KITA.

Saat menjalani kehidupan dalam dunia ini, seringkali kita menginginkan agar semua
hal dapat kita perkirakan dan kita kendalikan. Tetapi, kenyataannya, ternyata terlalu
banyak hal yang sebenarnya di luar kuasa kita: Kita bisa gagal, kita bisa lelah, dan
kita bisa hidup dengan kekuatiran setiap hari. Hal yang berbeda akan kita alami jika
kita mau melibatkan Tuhan dalam hidup kita.

Mazmur 138 merupakan nyanyian syukur dan kesaksian atas kasih setia Tuhan yang
disaksikan maupun dialami sendiri oleh pemazmur. Diawali dengan ungkapan syukur
yang sangat mendalam, pemazmur melukiskan betapa ia begitu bersyukur kepada
Tuhan yang demikian peduli kepadanya. Pemazmur begitu terpesona akan kebesaran
Tuhan yang dinyatakan di hadapan para raja dan kepedulian Tuhan kepada orang yang
hina. Terlebih lagi baginya pribadi: Dalam kasih setia-Nya, Tuhan telah menjadi
penolong dan penyelamat yang ajaib baginya. Tuhanlah yang memegang kendali atas
masa depannya dan “TUHANlah yang akan menyelesaikannya” baginya.

Di tengah kehidupan yang seringkali di luar kendali kita, ingatlah akan kasih setia
TUHAN yang tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya. Saat kita menjalani
kehidupan yang sulit, bahkan saat kita berada dalam kesesakan, percayalah bahwa
TUHAN tidak pernah meninggalkan kita (Matius 28:20, Ibrani 13:5). Berserulah
kepadaNya, mohonlah agar Ia menambahkan kekuatan dalam jiwa kita (138:3),
teruslah melangkah dengan penuh pengharapan, tetaplah hidup dalam jalan-Nya,
ikutlah dalam rencana-Nya, karena Ia sendiri yang akan menyelesaikan apa yang
sudah dirancangkan-Nya dalam hidup kita saat Ia menciptakan kita. [SS]

Tuhan akan Menyelesaikannya Bagiku


  Sabtu, 29 Jul 2017 23:47 WIB
 

  13,508x

Oleh: Jekson Pardomuan

“TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya;


janganlah Kautinggalkan perbuatan tanganMu!”- Mazmur 138:8.

Apa pun yang kita rencanakan hari ini, belum tentu bisa terlaksana sesuai dengan keinginan kita.
Kenapa? Karena Tuhan yang mengatur segala sesuatunya dalam kehidupan kita. Hari ini kita
berencana untuk berangkat ke luar kota, akan tetapi 5 jam sebelum keberangkatan ke luar kota kita
mengalami sesuatu hal yang membuat kita terpaksa harus membatalkan perjalanan tadi. Ini menjadi
pertanda bahwa manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan apakah yang kita
rencanakan akan terwujud atau tidak.

Di dalam Alkitab, Daud bisa berkata,  "Tuhan akan menyelesaikan bagiku!"  karena ia tahu bahwa
Tuhan adalah pemegang kendali hidupnya dan Dia pasti akan mengarahkannya untuk suatu tujuan
akhir yang sempurna.  Tuhan berkata,  Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
(Yeremia 29:11).

Bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan? Atau
masih beranggapan bahwa segala susuatu yang kita rencanakan dan kita lakukan dalam hidup ini
atas kekuatan diri kita sendiri, atau kita beranggapan bahwa tanpa pertolongan Tuhan apa pun bisa
kita kita lakukan. Seringkali kita menginginkan agar semua hal dapat kita perkirakan dan kita
kendalikan. Padahal, kenyataan yang kita hadapi terlalu banyak hal yang sesungguhnya berada di
luar kuasa kita: Kita bisa gagal, kita bisa lelah, dan kita bisa hidup dengan kekua¬tiran setiap hari.
Hal yang berbeda akan kita alami jika kita mau melibat¬kan Tuhan dalam hidup kita.

Mazmur 138 seperti ditulis di atas merupakan nyanyian syukur dan kesaksian atas kasih setia
Tuhan yang disaksikan maupun dialami sendiri oleh pemazmur. Di¬awali dengan ungkapan syukur
yang sangat mendalam, pemazmur me¬lukiskan betapa ia begitu bersyukur kepada Tuhan yang
demikian peduli kepadanya. 

Pemazmur begitu terpesona akan kebesaran Tuhan yang dinyatakan di hadapan para raja dan
kepedulian Tuhan kepada orang yang hina. Terlebih lagi baginya pribadi: Dalam kasih setia-Nya,
Tuhan telah menjadi penolong dan penyelamat yang ajaib baginya. Tuhanlah yang memegang
kendali atas masa depannya dan “TUHAN-lah yang akan menyelesaikannya” baginya.

Di tengah kehidupan yang seringkali di luar kendali kita, ingatlah akan kasih setia TUHAN yang tidak
pernah meninggalkan perbuatan tangan¬-Nya. Saat kita menjalani kehidupan yang sulit, bahkan
saat kita berada dalam kesesakan, percayalah bahwa TUHAN tidak pernah meninggal¬kan kita
(Matius 28 : 20 dan Ibrani 13 : 5). Berserulah kepadaNya, mohonlah agar Ia menambahkan
kekuatan dalam jiwa kita, teruslah melangkah dengan penuh pengharapan, tetaplah hidup dalam
jalan-Nya, ikutlah dalam rencana-Nya, karena Ia sendiri yang akan menyelesaikan apa yang sudah
dirancangkan-Nya dalam hidup kita saat Ia menciptakan kita. 

“Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya
kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” – Roma
15 : 4.

Tiap hari kita harus bertumbuh ke arah kesempurnaan agar kita semakin kaya di dalam Kristus,
kaya dalam iman, memiliki hidup yang berkelimpahan, karena kita menyadari akan hubungan kita
dengan Tuhan, bahwa kita adalah ahli waris kerajaan Allah di dalam Kristus Yesus. Serahkan saja
semuanya kepada Tuhan, maka Ia akan menyelesaikan tepat pada waktunya.

Campur Tangan Tuhan

Tuhan itu Mahakuasa sehingga Ia dapat mengatur setiap peristiwa demi peristiwa dalam kehidupan
kita sesuai dengan rencana-Nya.  Seringkali kita sulit untuk menerima cara kerja Tuhan yang
sepertinya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, terlebih lagi bila peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam hidup kita begitu menyakitkan.  Tetapi sebenarnya di atas segala peristiwa yang terjadi dalam
hidup kita Tuhanlah yang memegang kendali dan melakukan apa yang Ia kehendaki. 

Alkitab telah memberikan banyak contohnya, Yusuf yang diperlakukan dengan jahat oleh saudara-
saudaranya.  Dalam peristiwa tersebut seolah-olah Tuhan tidak perduli dan membiarkan Yusuf
hidup dalam penderitaan.  Tetapi pada akhir peristiwa itu nyata benar apa yang direncanakan Tuhan
dalam hidup Yusuf.  Hal itu diakui Yusuf bahwa melalui perbuatan saudara-saudaranya Tuhan turut
bekerja.  

Yusuf berkata,  "Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan
keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu
tertolong. Jadi bukanah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah;  Dialah yang telah
menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa
atas seluruh tanah Mesir."  (Kejadian 45:7-8).

Yusuf mengakui bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya adalah karena campur tangan Tuhan.
Mungkin kita berpikir bahwa hanya terhadap Yusuf saja Tuhan menyatakan jalan-jalan-Nya yang
ajaib, padahal Tuhan pun memiliki rencana yang indah atas hidup kita. Bersyukur artinya berterima
kasih. Berterima kasih bukan kepada siapa-siapa tetapi kepada Tuhan.

Mazmur 138 adalah kesaksian yang ditulis oleh seorang Raja Daud. Ayat 1 berbunyi : Aku hendak
bersyukur kepadaMu dengan segenap hati, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.
Daud hendak memuji Tuhan dengan ketulusan dan segenap jiwanya. Dan itu kelihatan melalui
kesaksiannya sehari-hari. Dihadapan para allah artinya di hadapan para bangsa lain yang tidak
menyembah Tuhan. Daud tidak malu memuji Allah kapanpun, dimanapun karena bersyukur adalah
sesuatu yang indah. Dan syukur kita hanya ditujukan kepada Tuhan dan bukan allah lain.

Daud mengalami banyak sekali persoalan hidup. Dan di setiap langkah hidupnya Dia melihat
bagaimana Tuhan menolongnya, menghiburnya, melindungi dan membela perkaranya. Sampai
pada akhirnya Tuhan jugalah yang akan menyelesaikan persoalan hidup Daud.

Ketika beban kita begitu berat sampai akhirnya membuat kita tidak lagi bisa bersyukur, maka
ingatlah Mazmur 138:8 ini, bahwa Tuhan akan menyelesaikannya bagiku. Coba hitung ada berapa
banyak persoalan hidup yang telah Tuhan selesaikan bagimu, saat sakit Tuhan sembuhkan, saat
hatimu terluka dan tidak berdaya Tuhan pulihkan, saat kelaparan Tuhan puaskan. Dan tetaplah
beriman, percaya janji Tuhan selalu ditepati, Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagimu. Karena
iman akan pengharapanlah, seseorang tatkala susahpun bisa bersyukur.
Firman Tuhan yang ada dalam Alkitab telah menuliskan banyak hal dan mengajari kita untuk tetap
setia dan berpengharapan pada Tuhan. Sekali lagi, serahkanlah segala kekuatiranmu Tuhan dan
Tuhan akan menyelesaikannya. Amin.

TEMA BULANAN: "Ketaatan Melaksanakan Kehendak Allah adalah Wujud


Kedewasaan Iman "
TEMA MINGGUAN : " Kasih Setia Tuhan, Fondasi Kekuatan Iman"

BACAAN ALKITAB: Mazmur 138:1-8


Nyanyian syukur atas pertolongan TUHAN
138:1 Dari Daud. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di
hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. 138:2 Aku hendak sujud ke arah
bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena
setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. 138:3
Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan
dalam jiwaku. 138:4 Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN,
sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; 138:5 mereka akan menyanyi tentang
jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN. 138:6 TUHAN itu tinggi,
namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
138:7 Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap
amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu
menyelamatkan aku. 138:8 TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN,
kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-
Mu!

ALASAN PEMILIHAN TEMA


Peradaban zaman terus mengalami perubahan dalam segala aspek kehidupan seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu perkembangan
yang begitu pesat, terjadi dibidang teknologi digital yang mengakibatkan disrupsi.
Disrupsi merupakan suatu fenomena yang membawa perubahan tatanan kehidupan
yang sangat signifikan karena menggeser aktivitas yang awalnya dilakukan di
dunia nyata beralih ke dunia maya sehingga segala sesuatu yang bersifat konvensional
mulai tergerus. Di era ini, konsistensi kehidupan beriman orang percaya
semakin ditantang karena bisa menimbulkan adanya ketergantungan
terhadap teknologi digital dengan penggunaan berbagai media komunikasi melalui
internet sehingga mengakibatkan suatu sikap apatis terhadap dunia nyata dan
mengabaikan Tuhan Sumber kehidupan. Di tengah arus perubahan zaman yang begitu
cepat dengan berbagai dampaknya, sebagai gereja harus kita siap
menghadapinya dengan memiliki kompetensi intelektual dan kekuatan iman agar
tidak terjadi pergeseran kepercayaan dan degradasi moral.

Pengenalan akan Tuhan dan kasih setia-Nya menjadi dasar dalam pembangun dan
membina hidup beriman di tengah-tengah bergulirnya perubahan zaman,
sehingga kepercayaan kepada Tuhan terus terpelihara dalam situasi dan
kondisi apapun. Meskipun ada beragam tantangan dan pergumulan yang dihadapi
oleh gereja, tidak akan melemahkan dan menggeserkan iman percaya kita
kepada Tuhan karena kita punya Tuhan yang penuh kasih setia dan yang berkuasa atas
perjalanan sejarah hidup manusia. Kasih setia Tuhan yang tak pernah berkesudahan
menjadi dasar ucapan syukur dan kekuatan iman untuk terus melangkah dalam
perjuangan hidup di dunia ini. Itulah sebabnya tema perenungan di minggu ini ialah :
"Kasih Setia Tuhan, Fondasi Kekuatan Iman."

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani disebut "Tehillim" yang berarti nyanyian-
nyanyian pujian. Kitab Mazmur termasuk dalam golongan kitab syair yang
mengungkapkan seluruh lingkup perasaan dan pengalaman manusia, dari depresi yang
sangat berat sampai sukacita yang meluap-luap. Pada dasarnya, Mazmur ialah doa dan
puji-pujian dari orangorang yang diilhami Allah sehingga Mazmur ditujukan kepada
Allah atau mengungkapkan kebenaran tentang Allah dalam doa dan
nyanyian. Mazmur 138:1-8 ini merupakan golongan Mazmur puji-pujian
pengucapan syukur. Pengucapan syukur tersebut merupakan ungkapan perasaan
dan pengalaman si pemazmur dalam hal ini Daud.

Pengalaman hidupnya bersama TUHAN memperlihatkan kebesaran kasih setia dan


kemuliaan TUHAN yang telah bertindak menolong dan membebaskannya dari
berbagai kesesakan dan jeratan musuh. Rasa syukur kepada TUHAN menjiwai puji-
pujian dalam Mazmur 138 ini. Mengawali nyanyian syukurnya, pemazmur
hendak mengungkapkan, "Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku,
di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu." Kata segenap hati menunjukkan
bagaimana hati yang tulus, yang sepenuh hati untuk mengungkapkan kekagumannya
atas perbuatan TUHAN. Pemazmur memberi contoh bagaimana ucapan syukur
seyogyanya dilakukan. Bersyukur (Ibrani : y�d�) sepatutnya dimulai dari hati (ayat
1a). Hal ini mengajarkan bahwa bersyukur bukan hanya tentang apa yang kita
ucapkan melainkan apa yang kita percayai. Bersyukur dengan segenap hati adalah
pengakuan Pemazmur tentang eksistensi TUHAN sebagai Penguasa, sehingga ada
kerinduan dari pemazmur untuk memberitakan kebaikan TUHAN kepada banyak
orang, termasuk yang dikatakan pada ayat 1, dihadapan para allah. Ada tafsiran
yang menafsirkan �dihadapan para allah‟ ini merujuk kepada para penguasa dan juga
kepada orang-orang yang tidak menyembah TUHAN. Nampaknya kerinduan dari
pemazmur ini, dapat dilihat juga pada ayat 4 dan 5, "Semua raja di bumi akan
bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;
mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN."

Perkataan-perkataan ini hendak memberi seruan


kepada penguasa-penguasa dibumi untuk menyembah TUHAN. Harapan
Pemazmur bahwa puji-pujianya menjadi puji-pujian yang universal kepada Raja
segala raja.

Motivasi pemazmur untuk bersyukur kepada TUHAN dapat dilihat pada ayat 2 dan 3.
Ia telah melihat bukti kasih setia TUHAN dalam kehidupannya. Pada waktu ia
berseru, TUHAN menjawab bahkan menambahkan kekuatan dalam jiwanya.
Pemazmur juga menyerukan bagaimana sifat Allah yang adil. Dua sifat Allah yang
ditekankan oleh Pemazmur adalah "Kasih-Mu" (Ibrani: khesed yang juga berarti kasih
setia, belas kasih, kemurahan hati) dan "Setia-Mu" (Ibrani : 'ĕmet yang juga berarti
kebenaran). Kata "khesed" merujuk pada kasih Allah, dan seringkali muncul dalam
konteks perjanjian. Para ahli umumnya memahami khesed sebagai kasih TUHAN
yang rela mengikatkan diri dalam sebuah perjanjian dan menjaga perjanjian
itu sedemikian rupa sehingga tidak gagal. Karena kasih-Nya, TUHAN setia menjaga
perjanjian-Nya serta setia menepati dan menggenapinya demi kebaikan dan
keselamatan umat-Nya. Dikatakan pada ayat 6, "TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat
orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh."

Kata hina, mengandung arti �rendah.‟ Dalam terjemahan Alkitab Bahasa Inggris,


kata rendah menggunakan istilah lowly sehingga jelaslah bahwa TUHAN
memperhatikan kehidupan orang yang rendah hati, tetapi Ia jauh dari kehidupan orang
yang tinggi hati atau sombong. Kata melihat menyiratkan kedekatan bahwa TUHAN
mengenal orang yang hina bukan hanya karena Ia Mahatahu melainkan juga terjadi
karena adanya kedekatan. Di sini Pemazmur menyaksikan kedekatannya dengan
TUHAN dan mengakui kedaulatan TUHAN sebagai penguasa dunia yang menegakan
keadilan dengan menolong orang yang hina dan melawan orang sombong yang
menindas mereka. Suatu hal yang luar biasa diutarakan oleh Pemazmur
tentang "TUHAN yang tinggi" bersedia untuk melihat dan menolong "orang yang
hina atau rendah".

Keakraban Pemazmur dengan Allah yang akbar terungkap melalui


pengalaman pribadinya dalam ayat 7 yang mengakui TUHAN sebagai Penolong,
Pemelihara dan Penyelamat hidupnya. Pemazmur merasa bahwa hanya oleh berkat
campur tangan Tuhan, ia boleh selamat dari kesesakan dan amarah musuh. Ungkapan
"tangan kanan-Mu menyelamatkan aku" adalah bukti kekuatan TUHAN yang Maha
dahsyat melindungi dan menyelamatkannya. Perkataan Pemazmur dalam ayat 8a
"Tuhan akan menyelesaikan bagiku merupakan sebuah pernyataan iman bahwa Tuhan
adalah pemegang kendali hidupnya yang akan mengarahkannya pada keselamatan.

Itulah sebabnya Pemazmur menggantungkan dirinya hanya kepada TUHAN sehingga


terungkap permohonan dalam ayat 8: "janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-
Mu!" karena Pemazmur menyadari bahwa kasih setia (khesed) TUHAN tak pernah
berkesudahan tetap berlaku untuk selama-lamanya. Kasih setia TUHAN inilah yang
menjadi dasar yang kuat atas pujian syukur Pemazmur yang memberi kekuatan iman
dalam kembara hidupnya.

Makna dan Implikasi Firman


Puji-pujian syukur kepada Tuhan adalah perwujudan iman yang
mengakui kemahakuasaan dan kebaikan Tuhan. Kendatipun ziarah hidup manusia
di bawah kolong langit ini tidak terlepas dari berbagai kesesakan
dan pergumulan, namun pengharapan akan kasih setia Tuhan menjadikan orang
percaya tetap kuat dan mampu menjalani hidupnya sampai pada kesudahannya.
Melalui nyanyian syukur Pemazmur ini, sebagai gereja kita belajar
bagaimana membangun dan membina fondasi atau dasar kekuatan iman orang
percaya.

Kasih setia Tuhan menjadi fondasi kekuatan iman bagi gereja untuk menghadapi
berbagai perubahan zaman dengan beragam dampaknya saat ini. Sebab di dalam kasih
setia Tuhan yang kekal itu terkandung makna kebenaran, kesetiaan,
ketaatan, kekuatan, keselamatan dan kemuliaan. Dengan demikian
menjadi pembelajaran penting berdasarkan pengalaman hidup Pemazmur
untuk mengakui kehadiran Tuhan dan segenap karya-Nya atas segala sejarah. Hal ini
menjadi tugas panggilan gereja untuk terus menyaksikan kemurahan dan
kemahakuasaan Tuhan kepada dunia supaya semua makhluk bersyukur dan
menyanyikan kebesaran kemuliaan Tuhan. Segala peristiwa yang terjadi dalam hidup
manusia berada di bawah sorotan kuasa dan pemerintahan Allah.

Apapun yang sedang terjadi dan dialami oleh dunia saat ini tidak terlepas dari
kendali kuasa Allah yang mendatangkan kebaikan bagi ciptaan-Nya. Pertolongan-
Nya sempurna bagi setiap orang yang bergantung kepada-Nya dan
yang mengandalkan-Nya. Karena itu, hadapi dan jalanilah hidup anugerah Tuhan ini
dengan hati yang bersyukur kepada Tuhan, mulut yang memuji nama Tuhan, tubuh
yang bersujud ke arah Tuhan, jiwa yang dipenuhi kekuatan dari Tuhan serta iman
yang teguh menanti janji dan pertolongan Tuhan. Maka niscaya kasih setia Tuhan
diam untuk selama-lamanya dalam hidup dan karya kita.
Kasih setia Tuhan menjadi kekuatan yang besar untuk menyatukan
pelbagai perbedaan. Sebagai bangsa Indonesia yang tinggal dan berkarya di bumi
pertiwi ini, kita hidup bersama di tengah beragam perbedaan. Pancasila dan
UUD 1945 menjadi fondasi kekuatan bangsa yang menyatukan perbedaan
menjadi keindahan yang menghiasi persada nusantara ini. Karena itu tanggal 1 Juni
menjadi peringatan Hari lahirnya Pancasila. Mari kita terus mengamalkan nilainilai
moral yang terkandung di dalamnya sebagai penuntun kehidupan berbangsa
dan bernegara agar perbedaan yang ada disyukuri sebagai khazanah ilahi dari Tuhan
Sang Penguasa, Raja segala raja.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

1. Mengapa kasih setia TUHAN menjadi fondasi kekuatan iman sesuai Mazmur


138:1-8?
2. Apa makna nyanyian syukur bagi orang percaya?
3. Bagaimana mewujudkan syukur karena kasih setia Tuhan dalam tindakan hidup
sehari-hari?

POKOK-POKOK DOA :
Kekuatan iman bagi seluruh warga gereja dalam menghadapi berbagai perubahan
zaman.
Kesetiaan kepada TUHAN yang penuh kasih setia.
Mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada
Pancasila dan UUD 1945 sebagai fondasi kekuatan bangsa.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:


HARI MINGGU BENTUK V NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Mari Menghadap Hadirat-Nya: NNBT No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia!
Bersekutu Dalam Nama-Nya : KLIK No. 332 Aku Hendak Bersyukur

Persekutuan yang Mengaku Dosa:


NKB No. 19 Dalam Lautan Yang Kelam Jaminan-Nya Menguatkan:
NKB No.73 Kasih Tuhanku Lembut Doa/Nyanyian Mohon Tuntunan Roh:
NNBT No. 24KuasaMu Tuhan S‟lalu Kurasakan Berilah Yang Baik :
KJ No. 288Mari Puji Raja Sorga Tembang Tekad:
NNBT No. 34Tuhanlah Perlindunganku

(Maz 138)
Bersyukur artinya berterima kasih. Berterima kasih bukan kepada siapa-siapa tetapi kepada Tuhan.

Mazmur 138 adalah kesaksian yang ditulis oleh seorang Raja Daud. Ay 1 berbunyi : Aku hendak
bersyukur kepadaMu dengan segenap hati, di hadapan para allah aku akan bermazmur
bagiMu. Daud hendak memuji Tuhan dengan ketulusan dan segenap jiwanya. Dan itu kelihatan
melalui kesaksiannya sehari-hari. Dihadapan para allah artinya di hadapan para bangsa lain yang
tidak menyembah Tuhan. Daud tidak malu memuji Allah kapanpun, dimanapun karena bersyukur
adalah sesuatu yang indah. Dan syukur kita hanya ditujukan kepada Tuhan dan bukan allah lain.

Mengapa kita bersyukur pada Tuhan? Mengapa Daud hendak memuji dan bermazmur bagai
Allah ? Ay 2b menjelaskan alasan Daud bersyukur adalah karena kasih dan kesetiaan Tuhan kepada
umatNya. Bahwa Tuhan adalah sumber pertolongan pada saat dia mengalami kesusahan, Tuhan
adalah sumber penghiburan yang selalu siap sedia menghibur dirinya tatkala dia menghadapi
persoalan hidup ini.

Pada waktu Daud masih menjadi gembala, Tuhan melindungi dia dari segala ancaman binatang liar.
Pada waktu semua bangsa Israel takut melawan Goliath, Daud percaya selama ia mengikuti jalan
Tuhan, maka Tuhanlah yang akan berperang bagi dia. Janji Tuhan itu benar adanya.

Pada waktu anaknya Absalom mengadakan kudeta, dan akhirnya Daud harus mengungsi di tengah-
tengah kesesakan hatinya, Tuhan mempertahankan dan menyelamatkan hidupnya. Sampai
akhirnya Daud kembali menjadi raja.

Daud mengalami banyak sekali persoalan hidup. Dan di setiap langkah hidupnya Dia melihat
bagaimana Tuhan menolongnya, menghiburnya, melindungi dan membela perkaranya. Sampai
pada akhirnya Tuhan jugalah yang akan menyelesaikan persoalan hidup Daud.

Ketika beban kita begitu berat sampai akhirnya membuat kita tidak lagi bisa bersyukur, maka
ingatlah Mazmur 138:8 ini, bahwa Tuhan akan menyelesaikannya bagiku. Coba hitung ada berapa
banyak persoalan hidup yang telah Tuhan selesaikan bagimu, saat sakit Tuhan sembuhkan, saat
hatimu terluka dan tidak berdaya Tuhan pulihkan, saat kelaparan Tuhan puaskan. Dan tetaplah
beriman, percaya janji Tuhan selalu ditepati, Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagimu. Karena
iman akan pengharapanlah, seseorang tatkala susahpun bisa bersyukur.

Hari ini apakah kita bisa melihat pertolongan Tuhan dalam hidup kita? Jika iya maka
tentulah kita dengan leluasa memuji beryukur dan bermazmur bagi Tuhan.

Bagaimana jika saya sudah tidak lagi merasa bersyukur pada Tuhan, atau bahkan berpikirpun sudah
tidak bisa lagi ? Maka inilah yang harus kita lakukan, periksalah apakah kita masih mempunyai
persekutuan yang indah bersama Tuhan, masihkah kita setia berelasi dengan Tuhan. Ay 6 berbunyi,
Tuhan itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang sombong dari jauh.
Tuhan itu memandang tinggi orang yang rendah hati. Dan bukti kerendah hati kita adalah tatkala
kita setia datang mencari dan berserah kepadaNya.

Bagi Daud, baik dalam keadaan baik atau buruk, kaya atau miskin, susah atau tidak, mencari Tuhan
adalah hal yang terutama di hidupnya. Sayangnya, Banyak orang Kristen baru mulai mencari Tuhan
tatkala sudah dalam kesesakan, dan terkadang mereka mengumbar janji bahwa mereka akan setia
jika Tuhan menjawab doa mereka. Seolah-olah Tuhan itu butuh kita, dan bukan sebaliknya. Mereka
menjadi seperti orang yang sombong yang hanya butuh Tuhan pada saat mereka sudah tidak
mampu.
Sadarlah bahwa kita semua adalah manusia berdosa yang dari awal sampai akhirnya
membutuhkan Tuhan. Kita butuh berelasi dengan Tuhan. Tuhan telah menolong kita dengan
memberikan Yesus, untuk menebus dosa kita, supaya kita dapat berelasi kepada Tuhan.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk bersyukur dalam segala keadaan, dimanapun dan
kapanpun.

( Ev. Yoseph Kandano )

RENUNGAN HARIAN KRISTEN TERBARU, RABU 14 OKTOBER 2020

658. BERSYUKUR DAN BERMAZMUR KEPADA ALLAH

Oleh: E. Gunawi Sp.

FIRMAN TUHAN:
Kitab Mazmur 138:1-8.

Shalom. Haleluya! Kami, Renungan Harian Kristen Terbaru, dari Bantul, Yogyakarta,
Indonesia, mengucapikan salam sukacita dan damai sejahtera di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus, kepada semua viewers dan visitors yang mulia dari berbagai bangsa, di
semua negara, di seluruh dunia, sampai ke ujung bumi.

Pada hari ini, kita sungguh berbahagia karena bertemu lagi dengan Renungan Harian
Kristen Terbaru. Topik kita adalah: BERSYUKUR DAN BERMAZMUR KEPADA
ALLAH. Ayat-ayat Firman Tuhan yang menjadi dasar renungan kita diangkat dari
Kitab Mazmur 138:1-8. Adapun perikopnya adalah “Nyanyian syukur atas
pertolongan Tuhan”.

Pengantar
Ayat-ayat Firman Tuhan yang sedang kita pelajari dan kita renungkan kali ini, diambil
dari ”Nyanyian syukur atas pertolongan Tuhan”. Lirik-lirik nyanyian ini digubah
oleh Daud dan direkam dalam Kitab Mazmur 138:1-8. Daud sendiri menuturkan
bahwa dirinya hendak bersyukur kepada-Nya dengan segenap hati-Nya, di hadapan
para allah ia akan bermazmur bagi-Nya.

Alkitab mengisahkan bahwa Daud sungguh hendak sujud ke arah bait-Nya yang
kudus. OLeh karena kasih setia dan kasih karunia-NYA, Daud rindu untuk memuji
nama-NYA. Sebab nama dan janji-Nya dan segala perbuatan-Nya melebihi segala
sesuatu.

Karenanya, semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Nya. Mereka akan menyanyi
tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besar kemuliaan Tuhan. Sebab Tuhan itu tinggi,
namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.

Dalam garis besarnya, didikan, ajaran dan nasihat melalui ayat-ayat Firman Tuhan ini
adalah sebagai berikut. Pertama, aku hendak bersyukur, aku akan bermazmur bagi-
Mu. Kedua, aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-
Mu. Ketiga, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. Keempat, semua raja di
bumi akan bersyukur kepada-Mu. Kelima, Tuhan itu tinggi, namun Ia melihat orang
yang hina. Keenam, Engkau mempertahankan hidupku. Ketujuh, kasih setia-Mu untuk
selama-lamanya.

Pertama, aku hendak bersyukur, aku akan bermazmur bagi-Mu


Pertama-tama, mari kita baca dan kita selidiki Firman Tuhan yang terekam dalam
Kitab Mazmur 138:1-8. Tuhan berfirman: “Dari Daud. Aku hendak bersyukur
kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-
Mu.”

Dalam kerinduannya untuk beribadah, berdoa, mengucapkan syukur, memuji,


memuliakan dan menyembah Tuhan Allahnya, Daud menggubah lirik-lirik lagu
mazmur pujian kepada-Nya. Daud hendak bersyukur kepada Allah dengan setulus hati
dan segenap jiwa-Nya. Daud ingin bernyanyi dan bermazmur di hadapan para allah
buatan manusia untuk memuji dan memuliakan nama-Nya.

Kedua, aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu
Baca dan pelajarilah Firman-Nya yang tercantum dalam Kitab Mazmur 138:2. Alkitab
menyatakan kepada kita: “Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji
nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu
dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.”

Lirik mazmur pujian ini menyatakan bahwa Daud hendak datang bersujud ke arah
bait-Nya yang kudus. Daud ingin datang menyembah dan memuji nama-Nya yang
kudus dan mulia, oleh karena kekayaan dan kemurahan kasih setia dan kasih karunia-
Nya. Ia rindu menyanyi dan memazmurkan pujian, sebab nama dan janji-Nya
melebihi segala sesuatu. Sebab nama dan kuasanya di atas segalanya.

Ketiga, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku


Daud sangat merasakan betapa dahsyat kesetiaan Allah kepadanya. Ketika ia berseru,
maka Allah pun mendengar, melawat dan menjawab semua doanya. Bahkan Tuhan
Allah-Nya menambahkan kekuatan dalam jiwanya. Demikian dinyatakan dalam Kitab
Mazmur 138:3. Tuhan berfirman: “Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab
aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.”

Keempat, semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu


Lalu, semua penguasa dan raja di bumi pun akan datang bersujud dan bersyukur
kepada-Nya. Sebab mereka mendengar janji dari mulut-Nya. Mereka akan menyanyi
dan memazmurkan puji-pujian tentang jalan Tuhan dan kebebenaran-Nya, sebab
kemuliaan Tuhan sangat besar dan mulia.

Simak dan perhatikanlah Firman Tuhan yang direkam dalam Kitab Mazmur 138:4-5.
Alkitab menyatakan kepada kita: “Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya
TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi
tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.”

Kelima, Tuhan itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina


Firman Tuhan menyatakan bahwa Tuhan itu tinggi. Bahkan Tuhan Allah kita itu
sangat dan teramat tinggi. Tidak ada seorang pun yang berkuasa menggapai-Nya di
tempat kudus-Nya Yang Mahatinggi. Walaupun demikian, Ia melihat orang yang
hina, dan mengenal orang yang sombong dari tempat-Nya yang sangat tinggi.

Demikian dinyatakan oleh Firman Tuhan yang dicatat dalam Kitab Mazmur 138:6.
Firman Tuhan berbunyi: “TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan
mengenal orang yang sombong dari jauh.”

Keenam, Engkau mempertahankan hidupku


Sementara itu, Daud juga menulis dalam lirik-lirik nyanyian pujiannya bahwa apabila
dirinya berada dalam kesesakan, maka Tuhan Allahnya mempertahankan hidupnya.
Tuhan Allahnya melindungi dirinya dari amarah dan serangan musuhnya. Bahwa
Tuhan Allah mengulurkan tangan-Nya, dan tangan kanan-Nya menyelamatkan
dirinya.

Beginilah bunyi lirik mazmur pujian yang ditulis Daud dalam Kitab Mazmur
138:7: “Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku;
terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu
menyelamatkan aku.”

Dalam perkataan lain, Tuhan Allah mempertahankan hidup Daud, manakala ia


mengalami kesulitan, penderitaan dan kesesakan. Tuhan melindungi dan
membentengi hidupnya dari serangan musuh-musuhnya. Tuhan benar-benar menjaga
dan memberikan perlindungan dan keselamatan kepadanya dengan tangan-Nya yang
kuat dan perkasa.
Ketujuh, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya
Percayalah! Imanilah! Bahwa Tuhan sendiri akan menyelesaikan segala sesuatunya
bagi kita. Bahwa kasih setia Tuhan Allah bagi kita adalah untuk selama-lamanya.
Kasih setia-Nya yang berkelimpahan bagi kita tidak berkesudahan. Dan Dia, Allah
kita tidak akan meninggalkan perbuatan tangan-Nya yang dahsyat dan ajaib.
Haleluya!

Demikian dinyatakan oleh Firman Tuhan yang terekam dalam Kitab Mazmur 138:8.
Alkitab menyatakan kepada kita: “TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya
TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan
tangan-Mu!”

Jika demikian, mengapa kita kuatir? Mengapa kita takut? Mengapa kita gamang?
Mengapa kita bimbang? Percayalah! Imanilah! Bersukacitalah! Karena kita memiliki
Tuhan Allah yang sangat dahsyat dan luar biasa.

Percayalah bahwa Tuhan sanggup bekerja bagi kebaikan kita. Percayalah, bahwa
Tuhan sudah mengerjakan segalanya bagi kita. Imanilah, bahwa kasih setia-Nya tidak
akan berubah! Imanilah, bahwa kasih setia-Nya bagi kita kekal selamanya. Haleluya!

Pelajaran yang dapat kita petik


Kemudian, didikan dan ajaran apakah yang dapat kita petik dari perikop ”Nyanyian
syukur atas pertolongan Tuhan”. Sejatinya, Daud sudah melakukan bagiannya, yaitu
memberi didikan, ajaran dan nasihat melalui gubahan lirik-lirik mazmur pujian yang
sangat luar biasa.

Secara tersurat dan tersirat, Daud mendidik, mengajar, menasihati dan mengingatkan
kita untuk setia beribadah, berdoa, bersyukur dan bermazmur bagi Dia, Tuhan Allah
kita. Daud rindu mengajak kita untuk senantiasa bersykur dan bermazmur dengan
mazmur pujian yang menyenangkan hati Tuhan.

Lantas, bagaimanakah dengan diri kita? Sudahkah kita memiliki kerinduan untuk
bersyukur dan bemazmur bagi Allah? Sudahkah kita rindu menyanyikan mazmur
pujian di hadapan-Nya? Sudahkah kita rindu mengucapkan syukur, memuji,
memuliakan dan menyembah Tuhan Allah kita dengan setulus hati dan segenap jiwa?

Sudah tentu kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita memiliki kerinduannya
untuk bersyukur, bernyanyi dan bermazmur dengan beribadah, berdoa, mengucapkan
syukur, memuji, memuliakan dan menyembah Tuhan Allah kita dengan setulus hati
dan segenap jiwa.
Sudah tentu kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita yang rindu bersyukur,
bernyanyi dan bermazmur dengan mazmur pujian di hadapan Tuhan Allah kita untuk
memuji dan memuliakan nama-Nya atas kelimpahan kasih setia, kasih karunia, belas
kasihan, kuasa, tanda-tanda dan mujizat-Nya yang tidak berkesudahan.

Sudah tentu, kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita sudah
percaya bahwa Dia yang kita sembah, kita puji dan kita muliakan dalam nama Tuhan
Yesus Kristus, berkuasa dan sanggup bekerja bagi kebaikan dan kebajikan kita.
Bahkan Dia, Tuhan kita, sudah mengerjakan segalanya bagi kita.

Berbahagialah kita
Berbahagialah kita yang percaya bahwa semua pribadi di antara kita memiliki
kerinduannya untuk beribadah, berdoa, mengucapkan syukur, memuji, memuliakan
dan menyembah Tuhan Allah kita dengan setulus hati dan segenap jiwa, karena Dia
sudah melimpahkan kepada kita kasih setia dan kasih karunia-Nya yang tidak
berkesudahan.

Berbahagialah kita yang rindu bernyanyi dan bermazmur dengan mazmur pujian di
hadapan Tuhan Allah kita untuk memuji dan memuliakan nama-Nya atas kelimpahan
kasih setia, kasih karunia, belas kasihan, kuasa, tanda-tanda dan mujizat-Nya yang
tidak berkesudahan, karena Dia sudah melimpahkan kasih setia dan kasih karunia-Nya
kepada kita dengan berkelimpahan.

Berbahagialah kita yang percaya bahwa Dia yang kita sembah, kita puji dan kita
muliakan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, berkuasa dan sanggup bekerja bagi
kebaikan dan kebajikan kita, bahkan Dia, Tuhan kita, sudah mengerjakan segalanya
bagi kita, karena Dia sudah menjaga, melindungi, memelihara dan memberi bagian
hidup dalam kehidupan kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera di sorga.

JESUS CHRIST BLESS YOU AND US. HALLELUJAH. AMEN.

*********
Terima kasih Ibu/Bapak/Saudara/i sudah berkenan membaca Renungan Harian
Kristen Terbaru ke-658, yang diunggah
melalui: https://renunganhariankristenterbaru.wordpress.com edisi hari ini. Tuhan
Yesus memberkati kita sukacita dan damai sejahtera. Amin.

Pemazmur baru saja mendapat jawaban atas doa-doanya meminta tolong. Karena Allah memberikan kekuatan rohani maka dia beribadah
dengan segenap hati (refleksi ayat 1-3). Frasa di hadapan para allah telah ditafsirkan secara berbeda-beda. Tetapi kalimat “para
allah” merupakan terjemahan paling tepat, sebab berikutnya disebut tentang semua raja di bumi. Di konteks pemazmur, mereka melayani
banyak allah, tetapi pada masa yang akan datang mereka akan menyembah Allah sejati. Perhatikan,  menarik sekali bahwa mazmur ini
diawali langsung dengan nyanyian syukur, tetapi kemudian menjadi nyanyian kepercayaan. Kendatipun pemazmur sesungguhnya berada
dalam kesulitan, dia tidak memulai dengan ratapan, melainkan dengan penuh syukur mengakui rahmat dan karunia-Nya sambil terus
melakukan tugas panggilannya bersama keluarga dan bangsa Israel di konteks pemazmur saat itu.

Imajinatif spiritual kita seperti diajak melihat tangan Allah yang satu terulur melawan para musuhnya, demikianlah tangan-Nya yang satu lagi
menyelamatkan umat-Nya. Kristus adalah tangan kanan Tuhan yang akan menyelamatkan semua orang yang melayani-Nya (baca ulang
dan maknai ayat 8). Kita sering sibuk dan khawatir mengenai banyak hal berkaitan dengan kepentingan kita sendiri, tetapi Allah di dalam
Kristus tahu semua hal yang benar-benar kita perlukan (bandingkan Matius 6:32), syaratnya kita mau benar-benar melakukan tugas
tanggungjawab yang Tuhan berikan, dan Dia akan menyediakan penyelesaian hingga rampung dengan hasil terbaik.

Mari melakukan-memperjuangkan: pertama, kewajiban kita terhadap Allah, dan yang kedua, kebahagiaan di dalam Allah, supaya yang
pertama kita jalankan dengan setia, dan yang kedua terjamin baik selama masih hidup di bumi, sampai akhirnya kita dikumpulkan Allah di
Sorga -locus kebahagiaan sempurna dan sejati-. Perhatikan ibu, bapak dan saudara/i: Jika hati kita mendambakan dan memberlakukan dengan taat
kedua hal itu lebih dari segalanya, berarti sebuah pekerjaan baik telah dimulai dalam diri kita, dan Dia yang telah memulainya, “akan
menyelesaikannya bagiku,” dan menyempurnakan kasih penyelamatan-Nya terus-menerus. Mari mengekspresikan keyakinan yang kuat bahwa
Allah (pasti) akan memenuhi janji-Nya menyempurnakan kelepasan dan keselamatan atas kita. Baik secara sangat pribadi (seperti yang
dinyatakan oleh pemazmur), namun juga dengan keluarga dan orang yang dekat di hati serta pikiran kita. Lalu keyakinan iman yang penuh
ucapan syukur ini akan menyebar melalui kehidupan perkataan dan perbuatan nyata kita setiap hari, kepada tetangga, lingkungan,
kebersamaan jemaat di wilayah dan komisi, hingga kota Jakarta sekitarnya bahkan untuk Indonesia. Bagaimanapun dan dimanapun Tuhan
menempatkan kita, dengan iman-pengharapan-dan kasih, mari lakukan tugas setiap kita dengan sebaik-baiknya. Pasti akan indah pada
akhirnya sebab Tuhan akan menyelesaikannya bagi kita. Amin.

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Anda mungkin juga menyukai