Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ardianta Barus

Bet Saeyba Sembiring

Chandra Bastanta Sitepu

Esra Mariani Silalahi

Rinaldi Edwart Purba

Suryani Debora Damanik

Tingkat/Jurusan : IV-C/Teologi

Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Barus

Dosen : Dr. Ramli S.N Harahap || Kelompok 6

KONSEP KESELAMATAN DAN TEOLOGI PAULUS

https://youtu.be/ru2OUoCeipc

I. Pendahuluan
Konsepsi keselamatan merupakan hal yang sangat sering diperdebatkan.
Bagaimana seorang itu diselamatkan dan dasar dari seseorang itu diselamatkan?
Tentunya itu merupakan hal-hal yang sering dipertanyakan oleh para orang-orang
Kristen. Untuk menambah wawasan kita bersama maka kami dari kelompok 6
memamaprkan paper yaitu “konsep keselamatan dan Teologi Paulus” yang tentunya akan
membahas keselamtan menurut Paulus. Semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Konsep Keselamatan
Kata “keselamatan” berasal dari bahasa Yunani yaitu “Sozo” yang artinya:
(menyelamatkan, membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan). 1
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara
fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun
pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk
mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang
memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.2 Keselamatan dalam
Kekristenan, σωτηρία, adalah penyelamatan jiwa dari dosa dan kematian.
1
Barclay M. Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia (BPK. Gunung Mulia, Jakarta 1991), 167.
2
..., KBBI

1
Keselamatan dapat juga disebut "pembebasan" ataupun "keamanan" dari kodrat
berdosa, dan merupakan janji akan kehidupan kekal melalui roh. Keselamatan
adalah kebebasan dari hasrat duniawi dan godaan yang mengarahkan manusia keluar
dari penerangan dan persekutan penuh dengan Allah.3
II.2. Pengertian Teologi Paulus
Teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan
dengan Tuhan. Para teolog berupaya menggunakan analisis dan argumen-argumen
rasional untuk mendiskusikan, menafsirkan dan mengajar dalam salah satu bidang
dari topik-topik agama. Teologi memampukan seseorang untuk lebih memahami
tradisi keagamaannya sendiri ataupun tradisi keagamaan lainnya, menolong
membuat perbandingan antara berbagai tradisi, melestarikan, memperbarui suatu
tradisi tertentu, menolong penyebaran suatu tradisi, menerapkan sumber-sumber dari
suatu tradisi dalam suatu situasi atau kebutuhan masa kini, atau untuk berbagai
alasan lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa teologi Paulus adalah suatu rangka
pemikiran Paulus mengenai Tuhan yang berisis argumen-arhumen rasional untuk
mendsikusikan mengenai Tuhan dan karya-Nya di dunia ini.4
II.3. Teologi Keselamatan Menurut Paulus
Alkitab mengajarkan dengan jelas bahwa manusia yang berdosa “telah
diselamatkan dengan cuma-cuma melalui “anugerah” (Rom 4:16). Jadi dasar
pembenaran itu adalah kematian Kristus, dan sarana yang oleh-Nya pembenaran
itu menjadi efektif adalah iman.5 Keselamatan dalam teologi Paulus lebih dikenal
dengan tema ”pembenaran” (dikaiosis) yang terutama dikembangkan dalam kitab
Roma dan Galatia. Kata dikaiosis sendiri hanya terdapat dalam Roma 4:25; 5:18.
Sedangkan kata kerja ”membenarkan” (dikaioun) digunakan 15 kali dalam Roma
dan 8 kali dalam Galatia. Di samping itu dalam Korintus hanya terdapat dalam
1Korintus 4:4 dan 1 Korintus 6:11.6 Efesus 2:8-10. Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah, sebab barang siapa berpaling kepada
Allah. ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada
orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Diselamatkan oleh anugerah adalah
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_(Kristen) diakses pada 20 November 2020 Pukul 20.47
WIB
4
B.F. Drewes, Julianus Mojau, Apa itu Teologi?, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 17.
5
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru II (Bandung: Yayasan KH, 1999), 202.
6
Hasan Sutanto. Perjanjian Baru Interlinear Yunani –Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru
(Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004), 214-215.

2
suatu konsep dalam teologi Kristen yang menyatakan bahwa keselamatan manusia
adalah pemberian Allah semata. Dalam konsep ini, keselamatan manusia tidak
ditentukan oleh perbuatan yang dilakukannya, melainkan berdasarkan anugerah
dari Allah yang diterima melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan juruselamat. Keselamatan itu bukan karena pekerjaan atau perbuatan
manusia, melainkan keselamatan itu anugerah Allah.7
Paulus menuliskan (Rom 5:2) bahwa “Oleh Dia kita juga beroleh jalan
masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri
dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah” (Rom
5:2). Kata Yunani kharis bermakna anugerah atau pemberian (kasih karunia).
Berkaitan dengan definisi anugerah, Tomatala menulis: “anugerah adalah sebagai
pekerjaan Allah yang tidak membutuhkan jasa manusia, pekerjaan diwujud-
nyatakan oleh Roh Kudus yang menerapkan keselamatan dari Allah dalam
kehidupan orang berdosa, yang dilakukan-Nya secara sukarela dan cumaCuma.”8

II.4. Konsep Keselamatan Menurut Paulus


II.4.1. Keselamatan hanya karena Iman
Menurut Lois Berkhof iman memiliki tiga tingkatan, yaitu: Pertama, iman
yang berarti rasa percaya yang menyeluruh kepada Tuhan Yesus. Kedua, iman
yang berarti penerimaan akan kesaksian-kesaksian Firman oleh karena rasa
percaya kepada Tuhan Yesus. Ketiga, iman yang berarti bersandar kepada
Kristus dan beriman kepadaNya untuk keselamatan jiwa mereka. Iman tidak
hanya sekedar pengertian intelektual atau suatu doktrin melainkan lebih dari itu,
ada beberapa unsur dari iman diantaranya adalah:
 Unsur Intelektual-Kognisi Bahwa iman melibatkan intelek dan
menekankan bahwa ada kebenaran dasar tertentu yang harus
dipercayai untuk keselamatan.
 Unsur Emosional – Afeksi Bahwa keyakinan harus melibatkan
emosibukan hanya kesadaran intelektual semata akan kebenaran-
kebenaran melainkan secara batin/menjiwai hidup dan menghidupkan
kebenaran Injil (Yoh. 16:8-11).

7
JL. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab: Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 57-58.
8
Yakob Tomatala, Yesus Kristus Juruselamat Dunia Satu-Satunya Jawaban Atas Masalah Manusia (Jakarta:
YT Leadership Foundation, 2004). 127-128.

3
 Unsur Kehendak Manusia-Psikomotorik Sebagai akibat dari
pengetahuan atau kesadaranakan kebenaran Injil dan dengan teguh
meyakininyamaka harus diwujudnyatakan dalam tindakan. “sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalah hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” 9

Menurut Lois Berkhof iman memiliki tiga tingkatan, yaitu: Pertama, iman
yang berarti rasa percaya yang menyeluruh kepada Tuhan Yesus. Kedua, iman
yang berarti penerimaan akan kesaksian-kesaksian Firman oleh karena rasa
percaya kepada Tuhan Yesus. Ketiga, iman yang berarti bersandar kepada
Kristus dan beriman kepadaNya untuk keselamatan jiwa mereka. Hebrew
Dictionary memberikan penjelasan tentang makna kata ‘aman’ yaitu bersandar
pada sesuatu atau seseorang dengan penuh keyakinan. Dalam arti yang lain, ‘
aman ’ berarti mengikat hati yang mampu bertahan pada sabda janji Ilahi,
bersandar pada kuasa dan kesetiaan Allah. Iman dalam bahasa Ibrani juga ada
yang menggunakan kata ‘batakh’ yang artinya percaya.10

II.4.2. Keselamatan adalah Anugerah dari Tuhan

Dalam Roma 5:2, Paulus menuliskan bahwa “Oleh Dia kita juga beroleh jalan
masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri
dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah” (Roma
5:2). Kata Yunani kharis bermakna anugerah atau pemberian (kasih karunia).
Berkaitan dengan definisi anugerah, Tomatala menulis:“anugerah adalah sebagai
pekerjaan Allah yang tidak membutuhkan jasa manusia, pekerjaan mana diwujud-
nyatakan oleh Roh Kudus yang menerapkan keselamatan dari Allah dalam
kehidupan orang berdosa, yang dilakukan-Nya secara sukarela dan cuma-cuma.” 11
Bagian ini menunjukkan cara orang percaya beroleh kasih karunia yaitu
pembenaran oleh iman dan damai sejahtera dengan Allah. Cara itu diungkapkan
dengan katakata “oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman”. Kasih
karunia bukanlah sesuatu yang abstrak, kasih karunia itu adalah Allah sendiri

9
Paul Enns, dalam Jurnal teologi dan pengembangan pelayanan STUDI BIBLIKA KORELASI TEOLOGI
PAULUS DAN TEOLOGI YAKOBUS TENTANG IMAN DAN PERBUATAN IMAN.
10
Leon Morris, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2002), 430.
11
Yakob Tomatala, Yesus Kristus Juruselamat Dunia Satu-Satunya Jawaban Atas Masalah Manusia,
(Jakarta: YT Leadership Foundation, 2004). 127-128.

4
bersama segala kebaikan yang ada padaNya. Orang percaya dapat menghadap
Allah dan menikmati kebaikan itu adalah berkat Pengantara Yesus Kristus
(bandingkan dengan Ibrani 9:15). Maka, bilamana orang percaya datang
menghadap dalam doa, doa itu dipanjatkan ‘dalam nama Yesus Kristus’. Tidak
semua naskah klasik memuat tambahan teks oleh iman. Tetapi tambahan itu cocok
dengan isi seluruh Surat Roma. Iman adalah sikap yang mempercayakan diri
sepenuhnya kepada Allah, yang sama sekali mengandalkan kasih karunia-Nya. 12
Sebagai salah satu dari atribut moral Allah, kasih karunia merupakan kata yang
dipakai dalam Alkitab untuk menunjuk pada sifat Allah yang penuh anugerah.
Dari puluhan ayat dalam Alkitab yang menyebut tentang atribut ini, hampir selalu
kasih karunia dipakai dalam hubungan dengan Injil, keselamatan dan apa yang
Allah kerjakan dalam kehidupan orang-orang percaya. Ada beberapa hal penting:

 Injil itu sendiri diberi identitas. Atribut ini, yaitu sebagai Injil kasih
karunia (Kisah Para Rasul 20:24, Kolose 1:6). Hal ini betul-betul
konsisten dalam seluruh Alkitab sehingga benarlah jikalau keselamatan
dalam Injil Yesus Kristus adalah keselamatan yang sematamata terjadi
oleh karena anugerah atau kasih karunia Allah (Roma 3:24, 11:6, II
Timotius 1:9, Efesus 2:5,8).
 Allah juga memperkenalkan diri sebagai Allah sumber anugerah, kasih
karunia dan kebenaran (Yohanes 1:14). Keselamatan datangnya dari
sumber tersebut, dan bukan dari “agama dan pemenuhan hukum-
hukumnya.” Dapat dipahami jikalau Yohanes mengkontraskan antara
“hukum Taurat Musa,” dan “kasih karunia dan kebenaran Yesus
Kristus” (Yohanes 1:17).
 Alkitab menyaksikan tentang atribut ini sebagai karya Allah yang
sedang berlaku dan terus-menerus akan berlaku dalam kehidupan
orang-orang percaya. Orang percaya hidup dari “menerima” kasih
karunia demi kasih karunia (Yohanes 1:16). Hal itu diberikan dan
berlaku dalam kehidupan setiap orang percaya dalam bentuk yang
berbeda-beda sesuai dengan ukuran pemberian Kristus (Efesus 4:7).
Paulus mengakui bahwa ia ada sebagaimana ia ada sekarang sebagai

12
End, Surat Roma, 218.

5
rasul oleh karena kasih karunia yang dianugerahkan kepadanya (I
Korintus 15:10).13
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwasanya konsepsi keselamatan menurut
Paulus adalah keselamatan karena iman dan keselmatan oleh karunia dari Allah.
Konsepsi keselamatan yang diterangkan oleh Rasul Paulus ini tertuang nyata dari surat-
surat teologinya kepada jemaat-jemaat Kristen dan juga kepada orang yang dikasihinya.
Dan tentunya keselamatan menurut Paulus ini sesuai dengan Injil mengenai Yesus
Kristus mengenai penhajarannya.
IV. Daftar Pustaka
Jr, Barclay M. Newman. Kamus Yunani-Indonesia, BPK. Gunung Mulia, Jakarta 1991.

..., KBBI
Drewes, B.F., Mojau, Julianus. Apa itu Teologi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru II (Bandung: Yayasan KH, 1999.
Sutanto Hasan. Perjanjian Baru Interlinear Yunani –Indonesia dan Konkordansi
Perjanjian Baru, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004
Abineno, JL. Ch., Tafsiran Alkitab: Surat Efesus, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.
Tomatala, Yakob. Yesus Kristus Juruselamat Dunia Satu-Satunya Jawaban Atas
Masalah Manusia, Jakarta: YT Leadership Foundation, 2004.
Enns, Paul. dalam Jurnal teologi dan pengembangan pelayanan STUDI BIBLIKA
KORELASI TEOLOGI PAULUS DAN TEOLOGI YAKOBUS TENTANG IMAN
DAN PERBUATAN IMAN.
Morris, Leon. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 2002.
Tomatala, Yakob. Yesus Kristus Juruselamat Dunia Satu-Satunya Jawaban Atas
Masalah Manusia, Jakarta: YT Leadership Foundation, 2004.
Susabda, Yakub B., Mengenal dan Bergaul dengan Allah, Batam: Gospel Press, 2002.

13
Yakub B. Susabda, Mengenal dan Bergaul dengan Allah (Batam: Gospel Press, 2002), 171.

Anda mungkin juga menyukai