Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN BACA DOGMATIKA II

MATA KULIAH : DOGMATIKA 2

NAMA DOSEN : DARIUS M.Th

NAMA MAHASISWA : THABITA TIBUKA

KELAS : D TEOLOGI

JUDUL BUKU : KRISTOLOGI KRISTEN

JUMLAH HALAMAN : 269 Hal.

PENGARANG : Pdt. WELLY PANDESOLANG,


Th.M. Ph.D

PENERBIT : MEDIA PRESSINDO

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKAN) TORAJA

TAHUN 2019-2020
BAB 1

Definisi dan Tujuan dari Kristologi

Istilah Kristologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu khristos artinya Kristus dan logos
artinya ajaran, ilmu atau Firman.Dengan demikian Kristologi adalah ajaran atau ilmu yang
mempelajari tentang kepribadian dan sifat Kristus berdasarkan kebenaran Alkitab.secara
etimologis, istilah Khristos berasal dari kata kerja bahasa Yunani khrio yang berarti mengoles
(dengan minyak).

Istilah Khristos berasal dari kata kerja khrio (Yunani) dari kata khrio tersebut, lahirlah
istilah Khristosdalam Septuaginta dan Perjanjian Baru, sedangkan dalam teks bahasa Ibrani
dikenal dengan kata masiah. Kedua istilah tersebut memiliki makna dan arti yang sama yakni
diurapi. Dimana menunjuk kepada orang-orang tertentu yang diurapi di dalam Perjanjian Lama,
seperti imam dan raja atau bahkan pribadi khusus yang dipakai Allah dalam tugas masing-
masing (Yesaya 45:1). Pada umumnya masyarakat Yahudi Perjanjian Lama menggunakan istilah
masiah atau khristos untuk menyatakan figur seorang raja yang diakui sebagai Mesias (Daniel
9:26).

Di dalam Perjanjian Lama, istilah khristosatau masiah hanya dipakai untuk menunjuk
kepada Mesias, yaitu Yesus Kristus (Yoh. 1:41; 4:25). Hal ini dikatakan sebagai fakta untuk
menjadi bukti kepada orang Yahudi dan semua pihak, bahwa konsep akan sentral tentang
pengharapan mesianik sesungguhnya berpusat pada Yesus Kristus yang akan datang untuk
menggenapi janji Allah untuk memulihkan keadaan dunia dimasa yang akan datang. Demikian
pula jemaat mula-mula mereka sudah mengakui bahwa khristos adalah pribadi Kristus atau
menunjuk kepada Yesus yang akan disalibkan untuk menebus dosa manusia (1 Kor.15:3-5).
Dengan demikian nyata bahwa Kristus adalah pribadi yang sangat mulia dan selalu menarik
untuk dipelajari, baik menyangkut kisah kelahiran-Nya, karya penebusan-Nya serta kedatangan-
Nya pada kali yang kedua.

Supremasi dan keistimewaan Yesus telah dinyatakan oleh keempat penulis Injil, dimana
masing-masing Injil Matius Kristus adalah Raja, menurut Injil Markus Kristus adalah Hamba
yang seria, menurut Injil Lukas kristus adalah Kristus adalah Anak Manusia dan menurut Injil
Yohanes kristus dinyatakan sebagai Anak Allah. Dengan demikian, kebenaran akan Kristus
hanya dapat dimengerti secara khusus melalui hubungan Yesus dengan orang-orang yang
percaya kepada-Nya dan dengan misi-Nya untuk menggenapi rencana dan janji Allah bagi Israel
dan dunia.

Istilah Kristen pertama kali ditemukan di dalam Alkitab melalui pelayanan rasul Paulus
di Antiokhia, dimana istilah tersebut menunjuk kepada orang-orang yang percaya kepada Kristus
(Kis. 11:26). Istilah Kristen diambil dari kata Yunani Khristianos, artinya orang Kristen
(Kis.11:26;26:28; 1 Pet.4:16). Melalui para penulis yang berasal dari Roma, seperti Ticitus dan
Suetonius diperoleh keterangan bahwa istilah Kristen nampaknya sudah dipakai secara umum
untuk menyebut warga Negara Roma sejak pemerintahan kaisar Nero hingga pada akhir abad
pertama.Tetapi pada akhir abad kedua, istilah Kristen hanya digunakan dalam liingkungan
jemaat.

Dengan demikian, kita bisa mengetahui bahwa ternyata istilah Kristen bukan untuk
pertama kalinya digunakan oleh gereja mula-mula, melainkan sudah dipakai dikalangan non-
kristen dalam pengertian tertentu. Lalu kemudian dikatakan bahwa secara perlahan-lahan istilah
Kristen masuk dan berkembang dalam lingkup gereja mula-mula, sehingga untuk pertama
kalinya Paulus menggunakan istilah itu untuk jemaat (Kis.11:26).karena itu, pada perkembangan
selanjutnya, setiap orang percaya kepada Kristus disebut Kristen. Jadi tidak heran jika orang
pada zaman Nero cenderung dianiaya atau dibunuh, karena konsep kekristenan yang digunakan
di dalam jemaat yang dibangun di dalam Kristus (1 Pet.4:16).

Jika kita memperhatikan konsep dan gagasan istilah Kristen yang terdapat dalam Alkitab
(Kis.11:26;26:28; 1 Pet.4:16), maka kekristenan sesungguhnya bukan sekedar kultur legalitas
gerejawi atau dapat dikatakan bahwa seseorang menjadi Kristen bukan karena ia tercatat sebagai
anggota dari sebuah dedominasi gereja tertentu, bukan juga karena telah memenuhi kewajiban
dan tuntutan organisasi gereja secara internal. Akan tetapi kekristenan merupakan prinsip
pengalaman pribadi dengan Kristus. Artinya bahwa orang Kristen adalah orang yang secara
pribadi telah mengakui serta menerima Yesus dan ia berdiam di dalam Kristus (Gal.2:20).

Dengan demikian, tujuan daripada kristologi ialah untuk mengungkapkan prinsip-prinsip


ajaran Kristus yang relevan dengan iman Kristen berdasarkan kebenaran Alkitab secara
komprehensip, yang mencakup fakta historis dan teologis tentang Kristus di dalam Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru.Dan, agar supaya jemaat Tuhan dapat dapat mengalami pertumbuhan
rohani ke arah kedewasaan iman serta peningkatan pemehaman tentang ajaran-ajaran Kristen
yang sehat.Dengan demikian, seluruh anggota tubuh Kristus, yaitu gereja Tuhan semakin
termotivasi untuk memberitakan tentang Kristus sebagai Tuhan dan Jurusselamat kepada dunia.

Doktrin kristologi yang sehat dapat berperan memacu tekad rohani ntuk mencapai target
pelayanan yang efektif melalui panggilan pelayanan yang sesuia dengan karunia rohani yang
diterima dari Tuhan. Kekeliruan ajaran serta pandangan yang beraneka ragam mengenai Kristus
yang sering disebabkan oleh keraguan dan ketidakpastian terhadap Alkitab sebagai Firman
Allah.Karena itu, pada abad ketiga ada beberapa tokoh penting dari Sekolah Theologia
Alexandria menyelaraskan ajaran atau konsep Platonis dan kekristenan dengan sebuah sistem
penafsiran alegori. Dimana paham alegori ini menganggap bahwa seluruh isi Alkitab hanya
berupa lambang semata yang harus dirohanikan, namun bukan sebagai Firman Allah yang
dialami di dalam fakta sejarah.

Karena itu, pada abad keempat, ada salah satu tokoh yang dipengaruhi oleh paham
alegori bernama Arius ia tampil untuk menentang kekekalan Kristus. Pun juga dengan
filsafatnya, Hegel mengajarkan bahwa Alkitab merupakan catatan-catatan atau uraian tentang
konsep iman Kristen dengan kata-kata simbolis. Dengan demikian, tanpa disadari ternyata
pandangan -pandangan tersebut telah bertahan hingga pada saat ini dan telah mempengaruhi
berbagai sistem pengajaran teologi, baik yang bersifat konservatif maupun berbasis liberal.

Neo-ortodoks muncul akibat dari kegagalan liberalisme dalam membangkitkan iman dan
kerohanian Kristen.Neo-ortodoks muncul sesudah perang dunia kedua, dimana gerakan ini
berkembang dan berpengaruh dalam dunia teologi pada abad kedua puluh.Pandangan dari para
Neo-ortodoks ini, dipengaruhi oleh pemikiran Karl Bart melalui bukunya yang berjudul Surat
Roma.Bart melalui bukunya, menentang konsep naturalisme dalam kubu liberalesme yang
merendahkan keillahian Kristus. Meskipun demikian, Neo-ortodoks Bart menekankan bahwa
Yesus Kristus lahir dari perawan Maria, bahkan ia percaya bahwa Yesus adalah Allah dan
Manusia sekaligus sebagai pengantara antara Allah dan manusia.

Dilain sisi Neo-ortodoks merupakan ajaran yang benar, namun pada prinsipnya paham ini
mengakui Yesus bukan karena fakta sejarah dan wahyu Alkitab, melainkan berdasarkan
pengalaman semata.Maksudnya bahwa kebesaran Yesus tergantung pada sejauh mana keillahian
dan kepribadian-Nya menjadi nyata di dalam pengalaman hidup manusia.Dan hal demikian
terjadi akibat dari Bart yang pandangannya tidak konsisten pada Alkitab.Dengan demikian,
kristologi Neo-ortodoks bukan dibangun atas dasar kebenaran Alkitab sebagai wahyu Allah
secara historis melainkan dibentuk berdasarkan pengalaman subjektif.

Demitologi

Perlu diketahui bahwa dalam mempertahankan kristologi yang alkitabiah pada era pasca-
perang dunia kedua, dikatakan bahwa senantiasa diwarnai oleh sejumlah tantangan dari pihak
ajaran sumbang. Selain neo-ortodoks, muncul pandangan lain yang dikatakan bahwa lebih
liberal, yaitu demitologi yang dicetus oleh Rudolf Bultmann. Istilah demitologi, berasal dari
bahasa Inggris myth yang berarti mitos.Mitos adalah cerita atau kisah yang bersifat fiktif. Dengan
demikian, Rudolf menganggap bahwa untuk sejumlah kebenaran illahi yang terdapat di dalam
Alkitab, misalnya mengenai keillahian dan ketransendenan Allah, sorga, neraka, inkarnasi,
mujizat, kebangkitan dan kedatangan Kritus kembali dianggapnya sebagai mitos atau sesuatu
yang tidak benar adanya.

Landasan Kristologi Kristen

Dikatakan bahwa prinsip utama dalam menyelidiki doktrin kristologi ialah, pandangan
dan ajaran Alkitab.Sebab Alkitab adalah Firman Allah yang tidak salah karena tulisan suci yang
ada dalam Alkitab merupakan ilham dan karya Roh Kudus.Bukti bahwa Alkitab adalah Firman
Allah tanpa salah dapat dilihat dalam tulisan Paulus melalui pemakaian kata theopneustos artinya
dihembuskan oleh Allah (2 Timotius 3:16). Dengan kata lain bahwa semua isi Alkitab berasal
dan dinafaskan atau diilhamkan oleh Allah melaui para penulis Alkitab. Dengan demikian, kata-
kata dalam Alkitab bukan berasal dari pikiran manusia, melainkan diberikan oleh Roh Kudus
(2Pet.1:20-21), maka jelaslah bahwa Firman Allah itu tidak memiliki kesalahan sedikitpun dan
dengan demikian, Alkitab adalah sumber dan dasar dari seluruh aspek kehidupan manusia.

Eksegesis dan Eksposisi

Istilah eksegesis berasal dari kata ekserchomai artinya membeberkan, menggali, atau
mengungkapkan keluar. Dimana dalam tahap ini, data-data dan teks Alkitab akan diselidiki atau
digali secara objektif, kemudian dibeberkan atau diungkapkan berdasarkan kebenaran teks itu
sendiri.

Theologia Biblika

Theologia Biblika adalah cabang ilmu teologi yang secara sistematis mengkaji dan
mempelajari perkembangan wahyu Allah dalam sejarah, sebagaimana yang dinyatakan oleh
Alkitab.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Theologia Biblika adalah ilmu yang
mempelajari tentang wahyu Allah secara progresif-historis, berkaitan dengan keberadaan
manusia dan dunia menurut kesaksian Alkitab, secara khusus kitab PL dan PB.

Theologia Sistematika

Theologia sistematika adalah ilmu yang mempelajari tentang Allah yang berhubungan
dengan kehidupan manusia, gereja dan dunia berdasarkan kebenaran Alkitab secara
komprehensif(mulai dari kitab kejadian-wahyu) sesuai dengan tema-tema tertentu dari setiap
kitab.Prinsip dan ciri khas dari teologia sistematika ialah mengelompokkan data-data teologis
yang ditemukan dalam teologi biblika Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Adapun rumusan
secara sistematis sesuai dengan tema-tema tertentu ke dalam bidang;bidang teologia sistematiak,
antara lain: Teologi Proper, Bibliogi (ajaran tentang Alkitab), Soteriologi (ajaran tentag
keselamatan), kristologi (ajaran tentang Kristus), Pneumatologi (ajaran tentang Roh Kudus),
Eklesiologi (ajaran tentang gereja), Zatanalogi (ajaran tentang Setan), dan Eskatologi (ajaran
tentang akhir Zaman).
BAB II

KRISTUS DALAM PIMIKIRAN KONTEMPORER

Dikatakan bahwa sejak abad kedua sampai abad kesembilan belas, doktrin kristologi
terus-menerus diwarnai dengan rangkaian perdebatan serta polemik doctrinal, baik yang muncul
dari kalangan bidat atau kelompok leberalisme, maupunterjadi di dalam lingkungan kekristenan
sendiri.

Keberadaan Kristus dalam Tritunggal

Teologi Kristen menggunakan istilah Tritunggal untuk menjelaskan konsep tiga Pribadi
yang berbeda, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai Allah yng Esa. Jadi istilah Tritunggal
yang digunakan adalah untuk menjelaskan keterbatasan dari ketiga pribadi yang berbeda tersebut
melainkan untuk menjelaskan atau mengungkapkan hubungan antara pribadi Ilahi tersebut dalam
kasih, keilahian, dan kekekalan. Oleh karena itu, doktrin Tritunggal secara jelas berasal dari
wahyu Allah di dalam sejarah penyelamatan manusia berdasarkan kebenaran Alkitab.

Allah yang Esa secara sempurna menyatakan diriNya dalam karya melalui pribadi Anak,
dan Roh Kudus, namun masing-masing adalah Allah yang Esa. Dan, kebenaran tersebut telah
dinyatakan secara tuntas dalam perjanjian Baru, yaitu bahwa Allah itu Esa. (Galatia 3:20; Yakub
2:19). Sebab itu Bapa (Yoh.1:18) dan Anak (Yoh.1:1; 14:9; Kol.2:19), serta Roh Kudus (Kis.5:3-
4) adalah Allah yang Esa, namun masing-masing berbeda secara pribadi. Maksudnya ialah
bahwa Yesus bukan Roh Kudus, dan sebaliknya Roh Kudus bukan Kristus, demikian juga Bapa
bukan Yesus atau Roh Kudus. Karena itu, kebenaran akan Allah Tritunggal terlihat secara nyata
melalui ucapan syukur rasul Paulus yang berisi tentang penghormatan tertinggi terhadap ketiga
Pribadi Ilahi tersebut (2Kor.13:13; Ef.4:4; 1 Pet.1:2).

Dengan demikian, secara teologis tidak pernah doktrin Allah Tritunggal dalam Alkitab
menunjuk kepada pandangan triteisme, atau paham yang mengajarkan bahwa ada tiga Allah
yang terpisah. Sebab doktrin Allah Tritunggal yang secara Alkitabiah hanya menyatakan
kebenaran tentang Pribadi yang berbeda, namun masing-masing setara sebagai Allah yang Esa.
Meskipun dikatakan bahwa masing-masing Pribadi tidak sama antara satu dengan yang lainnya,
namun dalam keilahian , ketiga-tiganya adalah Allah yang Esa. Alkitab menyatakan bahwa Bapa
adalah Allah, (Ef.1:2), Anak adalah Allah (Yoh.1:1;20:28), demikian juga Roh Kudus adalah
Allah (1Kor.2:10-14), namun hanya ada satu Allah (Yak.2:19). Oleh karena itu, penerimaan dan
pengakuan terhadap doktrin Tritunggal sebagai sebuah kebenaran, bukan merupakan hasil dari
pengetahuan atau penyelidikan logis terhadap doktrin itu, melainkan karena Alkitab dan wahyu
Allah yang menyatakannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa doktrin Allah Tritunggal sesungguhnya


merupakan fakta alkitabiah yang mengajarkan, bahwa Allah yang Esa adalah tiga Pribadi Ilahi
yang berbeda, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus.masing-masing pribadi tidak sama antara satu
dengan yang lainnya, namun ketiga-tiganya adalah satu dan setara sebagai Allah yang
mahakuasa (Flp.2:6). Bapa bukan Yesus dan Yesus bukan Bapa. Demikian juga Bapa bukan Roh
Kudus, sebaliknya Roh Kudus bukan Yesus ata Bapa, tetapi ketiga-tiganya adalah Allah yang
Esa. Inilah fakta dan kebenaran tentang ajaran Allah Tritunggal yang diungkapakan dan
disaksikan oleh Alkitab sebagai Firman Allah yang tanpa salah. Kebenaran tersebut bersifat
sempurna dan absolute serta tidak dapat digugat, karena Alkitab yang menyaksikannya adalah
sempurna, berasa dari Allah yang mahatahu dan benar (2Tim.3:16). Meski demikian, masih
terdapat sejumlah pihak yang meragukan dan berusaha menolak fakta tersebut sebagai kebenaran
yang absolut, serta berusaha untuk menghapus fakta alkitabiah tersebut dengan berbagai cara.
Adapun pimikiran dari sejumlah pandangan yang berusaha untuk menentang fakta tersebut,
yaitu:

 Monarkianisme, dimana pada zaman bapa-bapa Gereja terdapat pandangan Kristologi


yang mengatakan bahwa sebagai pencipta, Yesus memiliki unsur ilahi yang menyatakan
penampakan Allah yang tunggal di dalam diri Kristus.
 Sabelianisme, adalah ajaran yang berkembang pada abad ketiga yang dicetuskan oleh
Sabelius di Roma. Ia dikenal sebagai pengajar doktrin trinitas di Roma pada abad ketiga.
Ia mengajarkan bahwa Allah hanya memiliki satu pribadi, namun ia menyatakan diri
melalui peran yang berbeda. Ia mengajarkan bahwa sehubungan dengan pemberian
Hukum Taurat dalam PL, maka Allah menyatakan diri sebagai Bapa. Kemudian dalam
hubungannya dengan peristiwa inkarnasi, Ia menyatakan diri sebagai Anak, sedangkan
melalui karya pengudusan, maka Allah menyatakan diri sebagai Roh Kudus.
 Triteisme, adalah paham yang mengajarkan bahwa ada tiga Allah yang berbeda, yaitu
Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
 Subardinasionisme, adalah ajaran yang berkembang pada era bapa-bapa gereja. Paham
ini merumuskan konsep Allah tritunggal dengan cara menempatkan ketiga pribadi
Tritunggal ke dalam sebuah sastra hirarki tertentu. Kelompok ini mengajarkan bahwa
Pribadi tetinggi dalam Allah Tritunggal adalah Bapa, sesudah itu Pribadi Anak yang
dikatakan menduduki posisi kedua yang lebih rendah dari Bapa. Sedangkan Roh Kudus
adalah pribadi yang paling rendah dari ktiha pribadi Allah Tritunggal.
Pribadi Tunggal Kristus
Kristus adalah Manusia yang berasal dari sorga dan dilahirkan dalam kekudusan
yang sempurna (Dan.7:13;Luk.1:35). Sifat kemanusian sejati diterima Yesus setelah
inkarnasi, sedangkan kepribadian Kritus sudah ada sejak kekekalan masa lampau
(Mik.5:1; Yoh.1:1;8:58).
BAB III

KRISTUS DALAM KEKEKALAN PRA-ADA

Dalam sejarah doktrin Kristus, fakta mengenai kekekalan Kristus sudah disahkan sebagai
ajaran yang benar di dalam gereja Tuhan melalui dewan konsili Nicea. Kekekalan Kristus selain
bertujuan untuk membuktikan keilahian Pribadi kedua Allah Tritunggal, juga merupakan dasar
pertama dalam memahami doktrin mengenai Allah Tritunggal. Alkitab sebagai dasar Alkitabiah
mengenai kekekalan Kristus sebagai Pribadi kedua Allah Tritunggal.

Secara teologis, kekekalan atau pra-eksistensi Sang Mesias sangat mudah diterima dan
dipahami apabila keyakinan itu dapat kita buktikan berdasarkan kebenaran Alkitab dan fakta-
fakta logis yang mendukung. Adapun fakta alkitabiah mengenai kekekalan Kristus, yaitu:

Dasar Alkitabiah

Dikatakan bahwa Pada umumnya orang-orang yang percaya dan menerima kesaksian
Alkitab sebagai kebenaran tanpa salah, menemukan bukti yang akurat sebagai alasan untuk
menyetujui bahwa Mesias bukan hanya kekal, melainkan ia juga memiliki seluruh sifat Allah di
dalam diri-Nya, karena sesungguhnya Dia adalah Allah, yaitu Pribadi yang kekal (Rm 9:5).

Kristus datang dari Kekekalan

Nabi Mikha menubuatkan bahwa Kristus telah ada sejak kekekalan masa lampau,
sebagaimana ditegaskannya melalui ungkapan permulaan-Nya sejak purbakala (Mi 5:1). Kata
purbakala dalam ayat ini diterjemahkan dari kata Ibrani olam artinya kekekalan. Secara
etimologis, kata olam berasal dari akar kata Im yang berarti tersembunyi. Dengan demikian kata
olam menunjuk pada periode ilahi yang tersembunyi atau tidak memiliki asal dan batas waktu
normal. Dan, itulah yang dimaksud dengan kekekalan masa lampau. Karena itu, Mikha
menubuatkan tentang kedatangan Mesias yang lahir di Betlehem dengan menyatakan bahwa
Raja itu berasal dari kekekalan masa lampau. Secara ilahi, Kristus tidak memiliki awal dan batas
waktu atau permulaan kejadian. Dia tidak dicipta, tetapi Ia dengan sendirinya seperti Bapa dan
Roh Kudus, karena Dia adalah Alfa dan Omega.

BAB IV

KRISTUS DALAM PENTATEUCH

Istilah Pentateuch berasal dari dua kata Yunani, yaitu pente yang arinya lima dan teukhos
artinya gulungan. Dengan demikian, pentateuch berarti lima gulunga atau kitab, yang menunjuk
pada lima kitab pertama dalam Alkitab yang ditulis oleh Musa, yang terdiri dari: Kitab Kejadia,
Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Sebagaimana di dalam kelima kitab ini ditemukan
fakta-fakta objektif megenai kehadiran kristus dan kebesaran serta kemahakuasaan-Nya di dalam
Perjanjian Lama, khususnya di dalam Kitab Pentateuck. Sebagaimana dijelaskan bahwa
kehadiran Kristus dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam Kitab Pentateuch merupakan
kesinambungandari keberadaan-Nya sejak kekekalan masa lampau dalam keilahian-Nya sebagai
Allah yang kekal (Yes 9:5; Mi 5:1; Yoh 8:58). Adapun fakta alkitabiah dan historis yang
menyatakan kehadiran Kristus dalam Kitab Pentateuch ialah sebagai berikut:

Di dalam Kitab Kejadian, Alkitab mencatat bahwa Kristus adalah pribadi terunik yang
pernah ada dalam sejarah dunia. Dikatakan bahwa salah satu dari banyak keistimewaan Kristus
dibandingkan dengan manusia pada umumnya atau tokoh dunia manapun, adalah bahwa Yesus
telah ada sebelum Ia lahir di dunia secara insani (Mi 5:1; Yoh 1:1; 8:5). Alkitab memberitakan
bahwa sesungguhnya Yesus Kristus telah ada sejak kekekalan pra-ada masa lampau (Mi 5:1;
Yoh 8:58), kemudian dia masuk ke dalam sejarah dan mempengaruhi sejarah dunia secara ajaib.
Kitab pertama dalam Alkitab mencatat sejumlah kebesaran dan keajaiban Sang Pencipta itu
(Yoh. 1:3; Kol. 1:15-16), yang berarti bahwa keturunan perempuan (Kej 3:15) dan keturunan
Abraham (Kej. 12:3).

Dikatakan bahwa Kristus adalah keturunan perempuan sebagaimana yang dimaksudkan


dalam Kej 3:15. Dan, Leupold mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan benih atau
keturunan perempuan dalam Kej 3:15 ini adalah Maria, Ibu Yesus. Sebab kelompok ini
mengikuti versi Alkitab terjemahan Vulgata (Alkitab dalam Bahasa latin) yang menerjemahkan
kata orang ketiga tunggal maskulin hu (Bahasa Ibrani) dalam ayat itu disebut she (Bahasa
Inggris) atau dia perempuan, sehingga keturunan perempuan itu dianggap sebagai Maria.
Namunyang sebenarnya ialah kata hu tersebut harus diterjemahkkan ke dalam bahasa Inggris he
atau dia laki-laki, yaitu menujuk kepada seorang sebagai keturunan perempuan yang lahir
dikemudian hari.

Dikatakan bahwa ungkapan benih dalam Kej 3:15 diterjemahlan dari kata kerja bahasa
Ibrani zarah yang dari kata benda zera artinya benih. Walter C. mempertegas pernyataan
kebenaran di atas dengan mengiraikan bahwa, secara tradisi kata zera dipakai sebagai kata benda
kolektif tunggal artinya kata itu selalu digunakan dalam bentuk tunggal (tidak pernah dalam
bentuk jamak) apabila hendak menjelaskan gagasan tentang keturunan manusia, meskipun
keturunan yang dimaksud adalah banyak. Secara teologis, makna kata zera dipakai untuk
mengungkapkan doktrin tentang janji mengenai benih keturunan manusia. Maka dari itu sangat
tepat jika keturunan perempuan yang dijanjikan dalam Kej 3:15 hanya menunjuk kepada Yesus
Kristus. Keturunan perempuan tersebut, yaitu Yesus akan menghancurkan kuasa dan sengatan
maut dari iblis dan dosa, sehingga manusia keturunan Adam yang berdosa dapat diselamatkan.

Kebenaran di atas semakin diteguhkan dengan penggunaan kata ganti orang ketiga dalam
Septuaginta (Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) yang memakai jenis maskulin
tunggal autos artinya dia (laki-laki) sebanyak dua kali dalam teks tersebut (Kej 3:15). Tentunya
kedua pronominal (kata ganti) itu hanya menunjuk kepada kristus, karena tidak ada manusia laki-
laki manapun di dunia yang mampu mengalahkan iblis, dosa dan maut (menginjak kepala ular),
kecuali Kristus. Melalui serangkaian pembuktian induktif di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa benih atau keturunan perempuan yang dimaksud dalam Kej 3:15 hanya menunjuk kepada
Kristus.

Selain itu, dikatakan pula bahwa Kristus adalah keturunan Abraham. Di dalam kitab Kej
3:15 dimana menggambarkan garis keturunan perempuan, yang secara progresif dihubungkan
dengan jalur keturunan Set sebagai pengganti Habel yang dibinasakan oleh Kain (Kej 4:124),
kemudian diteruskan melalui jalur keturunan Sem, anak yang diberkati Nuh (Kej 9:27). Garis
keturunan perempuan perempuan tersebut semakin diperjelas melalui benih bapa-bapa leluhur
Israel, yang disebutkan bahwa benih ilahi itu lahir melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). Dan
secara teologis sebagaimana yang telah diakui oleh para pakar injili, bahwa Kejadian 12:3-4
merupakan sentral dan dasar dari perjanjian Allah yang diberikan secara jelas kepada dunia
melalui Abraham. Dimana Perjanjian Abraham merupakan sebuah awal baru untuk kembali
kepada janji awal dalam rencana Allah untuk memberkati seluruh dunia (Kej 1:28; 3:15) melalui
keturunan Abraham (Kej 12:1-3; 13:15-16;15:5, 18).

Janji Allah kepada Abraham merupakan pengulangan dari janji Allah sebelumny untuk
memberkati manusia di bumu (kej 1:28). Guna untuk memperjelas janji tersebut maka disajikan
daftar keturunan manusia dalam Kejadian 10 berdasarkan garis suku masing-masing (ayat 32).
Dimana konteks tersebut sekaligus memperlihatkan bagaimana manusia dipencarkan Tuhan
melalui tragedi Menara Babel, oleh karena dosa dan pelanggaran mereka (Kej 11:1-9). Karena
itu Allah memberikan janji kepada Abraham untuk memberkati dan memulihkan keturunan
manusia yang telah jatuh dan terhukum tersebut melalui keturunannya (Kej 12:3). Karena itu,
keturunan Abraham diidentifikasi sebagai pemimpin besar dari suku Yehuda, yang kepadanya
segala bangsa di dunia takluk dan sujud menyembah (Kej 49:10).

Dengan demikian, malalui keterangan di atas diperoleh kepastian bahwa yang tampil
sebagai pemimpin segala bangsa dan menjadi berkat bagi seluruh dunia dikemudian hari, tidak
lain adalah Kristus sebagai keturunan atau benih Abraham yng dijanjikan (Gal 3:16-17). Melalui
keturunan Abrahamlah kita semua akan diberkati dan memperoleh keselamatan. Kebenaran
tentang berkat besar yang menyelamatkan itu hanya dapat dihubungkan dengan janji megenai
pemberian Jurusselamat di masa mendatang, yaitu Mesias yang akan dibangkitkan dari
keturunan Abraham sebagai pnebus dosa seluruh umat manusia.
BAB V

KRISTUS DALAM KITAB SEJARAH

Secara teologis, Yosua merupakan tipologi dari Kristus. Fakta tersebut terungkap melalui
sejumlah aspek kehidupan dan kepribadian Yosua yang memiliki kemiripan dengan pribadi
Yesus. Nama Yosua berasal dari kata kerja bahasa Ibrani yasha artinya menyelamatkan.
Berdasarkan gagasan dan makna kata kerja tersebut, lahirlah sebuah nama untuk seorang di
dalam Perjanjian Lama, yaitu Yeshua artinya jurusselamat. Sedangkan dalam Perjanjian Baru
dikenal dengan nama Yesus artinya jurusselamat. Yosua adalah tokoh Perjanjian Lama, yaitu
sebagai abdi Musa yang sangat taat dalam melaksanakan setiap perintah Musa (Kel. 20:13;
32:17; 33:11). Ia seorang yang saleh dan berani menyatakan kebanaran Allah, bahkan ia
melayani Tuhan untuk membawa umat Israel masuk ke dalam Negeri Perjanjian. Dalam
pemerintahannya, Yosua memimpin umat menjadi pengikut Yahwe, sebagaimana Yesus
membawa manusia masuk ke dalam kemuliaan Bapa (2Kor. 2:14; Ibr 2:10; Rm 8:37).

Karena itu, Yosua dapat disebut sebagai jurusselamat secara jasmani karena membawa
bangsa Israel secara fisik ke negeri Perjanjian (Hak 2:6). Sedangkan Yesus adalah Jurusselamat
secara rohani (Luk 5:20, 24) dan jasmani (Flp 3:21; Why 17:14), sebab Ia berkuasa mengampuni
dosa dan menyelamatkan manusia. Kristus juga berkuasa memberikan tubuh baru kepada orang
percaya dan membawa umatnya masuk ke sorga, bahkan mengalahkan Antikristus melalui
peperangan fisik dalam Tribulasi. Kemudian dalam kemenangan-Nya, Mesias membawa umat-
Nya untuk masuk dan memerintah dalam kerajaan millennium secara fisik (Why 20:4). Pada sisi
lain, Yosua mencapai dan menyelesaikan tujuan misi yang tidak dapat dilakukan oleh Musa,
yaitu membawa bangsa Israel untuk masuk ke dalam tanah Perjanjian. Demikian juga Kristus
menyempurnakan apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum Musa untuk menyelamatkan orang
untuk masuk ke sorga (Yoh 1:17; Rm 8:2-4; Gal 3:23-25; Ibr 7:18-19).

Sebagaimana Yosua, demikian juga Hakim-Hakim menyatakan gagasan tipologi Kristus.


Kitab Hakim-Hakim memperlihatkan bahwa masing-masing hakim adalah jurusselamat,
pemimpin dan pembebas secara rohani dan politik. Karena itu, para hakim merupakan gambaran
pemerintahan Kristus yang berperan sebagai Jurusselamat dan Raja Kebenaran. Sebagaimana
Kitab Samuel menjelaskan bahwa dari tujuh belas hakim yang memerintah, beberapa di
antaranya adalah pahlawan atau raja, seperti Otniel dan Gidion, namun seorang imam, yaitu Eli
dan seorang yang lain sebagai nabi, yaitu Samuel. Alkitab mencatat bahwa para hakim diangkat
oleh Allah untuk membebaskan dan meyelamatkan Israel dari tangan musuh (Hak. 3:9; 2Sam.
7:1).

Dalam bahasa Ibrani, hakim diterjemahkan dari kata sopet yang artinya hakim, pembebas
atau penyelamat. Tujuan dari para hakim ialah menyatakan penghakiman ilahi atas ketidaktaatan
dan kemurtadan Israel. Dikatakan bahwa meskipun demikian para hakimkadang tidak mejnadi
teladan rohani yang baik, namun tugas yang ditetapkan oleh Allah untuk seorang hakim adalah
menjadi Pelepas atau jurusselamat, yaitu membebaskan bangsa Israel yang dianiaya oleh para
musuh mereka. Karena itu, para hakim merupakan tipologi Kristus dalam misi ilahi untuk
membebaskan dan menyelamatkan manusia yang tidak berdaya terhadap kuasa dosa dan maut.

Dalam Kitab Samuel Daud digambarkan tipologi Kristus. Kesamaan antara Daud dan
Kristus terlihat pada beberapa ciri penting dari kehidupan Daud, yaitu Daud lahir di kota
Betlehem dan memerintah sebagai gembala bagi Israel yang diurapi. Allah mengangkat Daud
sebagai raja yang besar bagi Israel (1Sam 13:14; 2Sam 7:8-9), demikian juga Kristus adalah Raja
atas segala raja (Why 17:14). Keduanya sebuah aspek sentral dalam kristologi Perjanjian Lama,
yaitu Kristus adalah benih atau keturunan Daud (2Sam 7:16).

Dikatakan bahwa Kristus adalah benih atau keturunan Daud sebagaimana kitab Samuel
melaporkan bahwa Krstus adalah keturunan Daud. Allah telah memberikan tiga janji kepada
Daud, yaitu pemberian kerajaan, takhta dan beih yang kekal (2Sam 7:17). Ayat ini merupakan
sebuah contoh dalam PL untuk mengungkapakan keturunan Daud yang akan bangkit mewarisi
takhta dan kerajaan-Nya. Nubuat tentang anak Daud tersebut pertama-tama menunjuk kepada
Salomo yang memerintah dalam kerajaannya di Yerusalem selama empat puluh tahun (1Rj 11-
42-43), sehingga kerajaan Salomo hingga saat ini sudah berakhir. Namun anak Daud
secarafuturistik atau di masa depan digenapi oleh Yesus, sebagai benih kekal dari Daud (Luk
1;32-33).

Janji tentang benih tersebut digenapi oleh Yesus Kristus di dalam Perjanjian Baru dalam
Injil (Luk 1:32-33). Sebagaimana malaikat Gabriel mengumumkan bahwa Anak Allah yang
akakn dilahirkan oleh Maria adalah Anak Daud, yaitu Kristus yang akan memerrintah di dalam
kerajaan kekal. Dan, kerajaan tersebut menunjuk kepada kerajaan Mesianik yang akan datang.
Pun Rasul Paulus menjelaskan bahwa Kristus adalah keturunan dan benih Daud, (Rm 1:3).
Dalam konteksi ini Paulus sedang menyatakaan perbedaan dari dua sifat Kristus, yaitu secara
insani Mesainis sesungguhnya adalah manusia sejati yang lahir dari keturunan atau benih Daud,
sedangkan secarilahi Ia adalah Allah sejati yang berasal dari Roh.

Untuk mengokohkan suatu kebenaran bahwa Kristus adalah Anak Daud, maka Yesus
sendiri menegaskan kepada Yohanes di pulau Patmos, bahwa Ia adalah tunas, yaitu keturunan
Daud (Why 22:16). Dikatakan bahwa dua istilah Yunani yang dipakai dalam ayat ini, yakni
rhiza artinya tunas. Dimana kata tersebut menjelaskan bahwa Yesus adalah keturunan Yehuda
melalui Isai (Yes 11:1). Istilah yang lain ialah genos artinya keturunan, yaitu menyatakan bahwa
Kristus adalah Anak Daud. Karena itu, berdasarkan semua fakta tersebut, disimpulkan bahwa
Yesus sendiri yang menggenapi seluruh nubuatan dan janji Mesianik di dalam lingkup keluarga
Daud (2 Sam 7).

Dikatakan bahwa sejak terpecahnya Israel menjadi dua kerajaan, maka kerajaan utara
memiliki beberapa kerajaan yang berbeda. Sedangkan kerakaan selatan hanya mempunyai satu
kerajaan, yaitu kerajanYehuda yang dikenal dengan kerajaan Daud. Janji tentang kerajaan kekal
Daud digenapi oleh Kristus, Anak Daud (Mat 21:9; 22:45) yang akan duduk di atas takhta Daud
di masa depan (Yes 9:7; Luk 1:32). Dengan demikian kerajaan Daud merupakan tipologi dari
kerajaan Kristus, yaitu kerajaan yang Millenium. Di dalam Lukas 1:32-33 dinyatakan bahwa,
Kristus akan menjadi pemimpin besar, Ia disebut sebagai Anak Allah Yang Mahatinggi. Mesias
akan memerintah di atas takhta kerajaan Daud secara futuristik, yaitu menunjuk kepada kerajaan
Millenium yang akan didirikan oleh Yesus di masa yang akan datang kembai ke bumi (2Sam
7:16). Dimana kerajaan tersebut akan berlangsung terus-menerus sampai kepada kerajaan Allah
yang kekal.

Dikatakan pula bahwa perjanjian Daud yang terdapat di dalam 2 Samuel7 mengenai
takhta dan kerajaan, ditemukan dan jelaskan kembali di dalam 1 Tawarikh 7:11-14. Dimana
perjanjian tersebut telah dipenuhi oleh Salomo sebagai raja yang menggantikan ayahnya, namun
takhta kerajaan Daud yang kekal hanya digenapi oleh Kristus di masa yang akan datang. Karena
itu suku Yehudalah yang ditempatkan pada urutan pertama di dalam silsilah bangsa Israel
menurut kitab 1 Tawarikh, sebab kerajaan dan Bait Allah serta Mesias akan lahir dari suku
tersebut (Kej 49:10). Kitab 1 dan 2 Tawarikh merupakan buku terakhir dari Alkitab Ibrani.
Silsilah yang dicatat dalam 1 Tawarikh 1-9 merupakan pendahuluan dari silsilah Yesus yang
dicatat dalam buku pertama Perjanjian Baru, yaitu Injil Matius. Adapun tujuan pemaparan
silsilah Yesus pada mukadimah Injil Matius adalah untuk menyatakan secara tegas dan jelas
kepada para pembaca Injil tersebut, yaitu bangsa Yahudi, bahwa Raja Mesianik yang dijanjikan
oleh Allah melalui perantaraan para nabi Perjanjian Lama tidak lain adalah Yesus, putra Maria,
Anak Daud.

Selain itu, disebutkan juga bahwa Salomo juga dinyatakan sebagai tipologi Kristus, baik
dalam hal takhta maupun hikmat (1Kor 1:30), karena ia memiliki hikmat besar yang tidak pernah
dimiliki oleh orang-orang manapun di dunia (1 Raj 3:12). Untuk melaksanakan pemerintahan
bagi bangsa Israel dan pelayanan pekerjaan Tuhan, maka Allah mengaruniakan kepada Salomo
satu permintaanya yang sangat penting dan berkenan di hadapan Allah yaitu hikmat.karena
Salomo menjadi orang yang paling berhikmat di antara seluruh penduduk bumi, sehingga semua
orang takut menyaksikan hikmat Allah yang ada pada salomo (1 Raj 3:28). Meski demikian,
hikmat dan pribadi Kristus juah lebih besar dari hikmat dan pribadi Salomo. Matius menegaskan
bahwa Yesus jauh lebih besar dari Bait Allah (Mat 12:6) dan Yunus serta Salomo (Mat. 12:42).

Dan yang terakhir ialah Bait Allah sebagaimana digambarkan juga sebagai tipologi
Kristus. Takhta dan kerajaan Salomo dalam Perjanjian Lama tidak dapat dipisahkan dengan Bait
Allah. Karena selain anak Daud tersebut sebagai pendirinya (2 Sam 7:13), Bait Allah juga
merupakan elemen sentral dalam kehidupan keagamaan serta kerohanian bangsa Israel.
Dikatakan bahwa Bait Allah sangat menentukan system pemerintahan Salomo, berkenan dengan
kehadiran Allah melalui Tabut Perjanjian yang terdapat di dalamnya untuk memberkati umat
pilihan itu. Bait Allah sering melukiskan atau menjadi tipologi tentang pribadi Kristus.
Sebagamana dalam Perjanjian Baru Kristus pernah menyamakan diri-Nya dengan Bait Allah
(Yoh 2:19).

Kesejajaran Kristus dengan Bait Allah terletak pada peran Bait Allah itu, baik sebagai
tempat doa bagi seluruh bangsa (Mrk 11:17), maupun untuk menyatakan kekudusan hidup setiap
orang (Yer 7:10). Kristus berkata bahwa Ia lebih besar dari Bait Allah, karena Dialah Tuhan
(Mat 12:6). Demikian juga di dalam kitab Wahyu 21:22, dimana Yesus menyebut diri-Nya
sebagai Bait Allah ilahi. Dalam konteks tersebut, Kristus hendak menyatakan bahwa Ia
merupakan pusat ibadah dan penyembahan serta terang kekal di dalam Langit dan Bumi baru.

BAB VI

KRISTUS DALAM KITAB PUISI

Dari semua kitab Perjanjian Lama, kitab Mazmur dianggap merupakan buku yang sangat
dominan dalam mengungkapkan iman secara individu kepada Tuhan Allah. Kitab ini
menyatakan tanggapan hati manusia terhadap Wahyu Allah mengenai diri-Nya sendiri melalui
Firman, sejarah dan nubuatan. Orang-orang percaya dari segala zaman dapat belajar dan
menikmati ajaran tentang doa, puji-pujian dan ibadah yang benar melalui kitab tersebut. Namun
bukan saja aspek kehidupan praktis tang diketengahkan dalam kitab Mazmur, melainkan konsep-
konsep teologis, secara khusus aspek-aspek kristologi juga tersaji di dalam buku tersebut. Selain
mengungkapkan konsep-konsep mesianik tertentu, kitab ini menyatakan empat gelar Kristus,
seperti yang ditekankan oleh keempat Injil dalam Perjanjian Baru, antara lain Kristus sebagai
Raja, Hamba, Anak Manusia dan sebagai Allah.

Salah satu aspek kristologi yang dinyatakan oleh Kitab Mazmur adalah Yesus sebagai
Raja, sebagaimana yang diungkapkan dalam Injil Matius. Sebagai Raja, Mesias ditolak oleh
bangsa-bangsa, namun Ia telah diurapi Tuhan sebagai Raja (Mzm 2:1-9). Dimana Raja-raja
bersekutu memberontak terhadap Tuhan dan yang diurapi-Nya, yaitu Raja yang akan duduk di
atas takhta Daud (2 Sam 7:16). Setelah lahir melalui kelurga Daud, raja itu akan menjadi Anak
Allah yang taat kepada kehendak Allah. Dialah raja yang Diurapi, yaitu Kristus Anak Allah.

Sebagai Raja, Kristus menjadi pelindung dan penyelamat bagi umat manusia (Mzm 18:1-
3), yaitu mempersiapkan keselamatan (pasal 20) dan memerinta sebagai Raja kemuliaan. (Mzm
24:7-10). Pada zaman raja Daud, raja kemuliaan menunjuk pada kehadiran Tuhan melalui Tabut
Perjanjian yang diusung dalam sebuah prosesi kemenangan memasukiYrusalem. Kristus adalah
raja dari keturunan Daud yang dijanjikan oleh Allah untuk memerintah dalam Kerajaan-Nya
(Mzm 47:2-10). Karena itu, Kristus adalah Raja yang Mahabesar dan berkuasa atas seluruh
bumi. Dan dikatakan bahwa nubuatan tersebut akan digenapi pada saat Kristus kembali untuk
mendirikan dan memerintah dalam kerajaan millenium.

Yesus sebagai Hamba, yang menjadi perantara antara Allah dan manusia (pasal 17) dan
menjadi sebagai gembala untuk menuntun para domba-Nya dengan penuh kesetiaan (pasal 23),
bahkan taat sampai mati sebagai korban penebus dosa (Mzm 40:7-9). Dijelaskan dalam bagian
Firman Tuhan ini bahwa, Daud sebagai raja mendengar dan mematuhi apa yang dituntut oleh
Tuhan untuk dilakukan dan dan ditaatinya sebagai seorang raja (Ul 17:14-20).

Yesus sebagai Anak Manusia, dimana kristus sedikit lebih rendah dari pada malaikat
(Mzm 8:5-7). Dikatakan bahwa istilah para malikat dalam teks tersebut diterjemahkan dari kata
Elohim menurut versi KJV (King James version). Sedangkan dalam versi NIV (New
Internasional Version) menerjemahkan kata Elohim itu dengan istilah makhluk-makhluk
sorgawi, yaitu para malaikat, meskipun biasanya istilah tersebut diterjemahkan Allah. Daud
melihat bahwa manusia diciptakan segambar dengan Allah, sebab itu ia menjadi makhluk yang
lebih rendah dari Allah. Penulis surat Ibrani memakai dan mengaplikasikan gagasan ini kepada
kristus sabagai Anak Manusia yang sedikit lebih rendah dari pada malaikat (Ibr 2:5-7). Kedua
teks pararel tersebut menjelaskan bahwa Kristus adalah Anak Manusia, yaitu sebagai Adam yang
terakhir (1Kor 15:45, 47). Dikatakan bahwa melalui versi rohaninya, Daud telah melihat ke
depan tentang peristiwaaa kebangkitan Kristus dari kematian-Nya (Mzm 16:8-10). Oleh karena
itu, Lukas secara tegas menjelaskan kebangkitan Mesias berdasarkan janji dan nubuat yang
disampaikan oleh pemazmur tersebut (Kis 2:25-32).
BAB VII

KRISTUS DALAM NABI-NABI BESAR

Kristus Dalam Nabi Yesaya

Kitab Yesaya menjelaskan banyak aspek mengenai karya dan pribadi Kristus. Dimana
karya-karya Kristus tersebut dinyatakan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib dan kedatangan-
Nya yang kedua utuk memerintah dunia dan menghakimi bangsa-bangsa. Sejumlah nubuatan
yang disampaikan dalam kitab ini, digenapi dalam Alkitab Perjanjian baru.

Nubuatan Kelahiran Kristus

Yesaya menyebutkan bahwa kelahiran Imanuel melalui seorang anak dara merupakan
sebuah tanda bagi raja Ahas dan Yehuda (Yes 7:14). Demi meneguhkan iman raja Ahas agar
mempercayai jaji Allah untuk melindungi Yehuda dari serangan aliansi Israel dan Aram (Yes
7:4-9), karena itu, Yesaya mendesak raja itu supaya meminta tanda dari Tuhan. Akan tetapi
perintah yang diberikan Yesaya diabaikan dengan sebuah alasan. Dimana lewat penolakan raja
Ahas tersebut, memperlihatkan ketidakpercayaannya kepada Firman Tuhan yang disampaikan
oleh Yesaya. Karena itu, Allah sendirilah yang memberikan tabda kepadanya melalui nubuatan
tentang kelahiran seorang anak laki-laki bernama Imanuel yang dilahirkan oleh seorang perawan.

Kristus Tunas Isai Dan Daud

Di dalam Kejadian 49:9 Yehuda dilukiskan sebagai seekor singa untuk menyatakan
kejayaan dan keunggulannya di antara para saudaranya. Kejayaan kerajaan keluarga Yehuda
berlangsung hingga pada kedatangan seorang dari keturunan Yehuda yang menaklukkan bangsa-
emimpin bangsa di dunia (Kej 49:10). Dimana nubuatan tersebut menunjuk kepada penggenapan
kerajaan Mesianik di masa mendatang yang dipipin oleh Kristus, yaitu seorang keturunan
Yehuda yang dimaksud dalam konteks ayat tersebut. Sehubungan dengann itu, Yesaya
menubuatkan nahwa hakim yang mengadili dengan adil dan jujur serta penguasa yang sanggup
menaklukkan bumi, serta menghancurkan para musunya dengan nafas mulutnya dimasa depan
adalah tunas Isai, yaitu kristus Anak Daud (Yes. 11:1-5, 10).

Melalui nubuat ini, Yesaya menyatakan dan menjelaskan kembali mengenai janji Allah
kepada Daud, bahwa keturunannya akan memerintah atas kerajaannya untuk selama-lamanya (2
Sam 7:16; 1 Raj. 9:5). Karena itu, keturunan Daud yang memimpin kerajaan kekal itu disebut
tunas Isai (Yes 11:1; 10). Karakter dan karya dari sang Tunas dijelaskan oleh Yesaya, yaitu
bahwa Roh Kudus akan memberikan kekuatan kepadan-Nya. Dan, nubuatan ini digenapi ketika
Yesus di baptis sebagaimana pada saat itu, Roh Kudus turun ke atas-Nya (Mat 3:16-17). Oleh
sebab itu, Ia senantiasa melaksanakan tugas-Nya dengan penih hikmat, pengertian, nasehat,
pengetahuan dan takut akan Tuhan (Yes 11:2-3).

Rusul Yohanes juga menjelaskan bahwa singan dari Yehuda (Kej 49:9-10) yaitu Tunas
Daud dan Isai (Yes 11:1) yang akan menghakimi dunia dan mengalahkan para musuh-Nya dan
antikristus dalam masa Tribulasi di masa depan adalah Kristus. Disebut sebagai singa, karena
melukiskan kekuatan dan kekuasaan-Nya sebagai satu-satunya yang sanggup membuka gulungn
dan materai murka Allah itu (Why 5:5). Dikatakan pula bahwa Yesus sendiri yang
memperkenalkan diri-Nya sebagai Tunas Daud yang akan menjadi Bintang Fajar pembawa
kemenangan dan terang ilahi di dalam Langit dan Bumi baru (Why22:16). Dan, nabi Yeremia
menyebut-Nya sebagai Tunas adil bagi Daud (Yer 23:5), yaitu seorang raja dari keturunan Daud
yang akan dibangkitkan oleh Tuhan untuk menggembalakan dan memimpin Yehuda dan Israel
dalam kerajaan yang adil dan benar di masa depan (Yer 23:6).

Janji tentang Tunas adil tersebut digenapi oleh Kristus yang akan memerintah dengan
bijaksana, adil dan benar, tidak sama dengan raja Yoyakim dan Konya raja Yehuda (Yer. 22:18,
24). Penggenapan tentang pemerintahan Tunas adil sebagai Raja akan terjadi di dalam Kerajaan
Millenium yang akan datang.

Kristu dalam Kitab Daniel

Kitab Daniel mengungkapkan sejumlah ajaran tentang kebesaran dan kemahakuasaan


Kristus . Daniel menubuatkan beberapa gelar ilahi yang hanya digenapi oleh Kristus antara
lain:menubuatkan Kristus sebagai Batu Besar yang menghancurkan semua kerajaan dunia (2:35,
44-45). Dalam nubuatan ini, Daniel menjelaskan bahwa Kristus akan menghancurkan empat
kerajaan dunia, yaitu Babel, Media-Pesia, Yunani dan Roma. Nubuatan kedua yaitu, Kristus
sebagai Anak Manusia supranatual (7:13). Dimana pada konteks ini, Daniel menyatakan Kristus
sebagai Raja yang mengalahkan seluruh kerajaan tersebut di atas dan Ia akan memimpin sebuah
kerajaan yang lebih sempurna dimasa depan. Ketiga ialah Mesias yang akan dihancurkan di masa
mendatang, dan hal ini menjelaskan mengenai peristiwa penyaliban dan pembunuhan Yesus
(9:25-26). Selain itu, nabi pun menubuatkan tentang karakter keilahian Kristus (10:5-9), yang
digenapi secara sempurna di dalam Kitab Wahyu 1:12-16.
BAB VIII

KRISTUS DALAM KITAB NABI-NABI KECIL

Kitab Nabi-nabi kecil telah menubuatkan begitu banyak doktrin kristologi. Kitab nabi
menubuatkan bagaimana karya Kristus pada kedatangan yang petama. Sebagaiamana karya
Kristus tesebut secara khusus menyangut misi utama dalam kedatangan-Nya yang pertama, yaitu
menyelamatkan dunia, sebagaimana tujuan akhir dari rencana agung Allah bagi dunia yang
direalisasikan pada kedatangan-Nya yang kedua. Adapun misi agung Yesus yang sudah
dilaksanakan-Nya secara sempurna pada kedatanagn-Nya yang pertama berdasarkan nubuatan
kitab-kitab nabi kecil, diantaranya:

Mempersiapkan Kedatangan-Nya yang Pertama

Sebagaimana kedatangan para pemimpin atau raja-raja dalam Perjanjian Lama menuntut
persiapan matang sebelumnya, demikian juga kedatangan Mesisas ke bumi. Karena itu, untuk
mempersiapakan kedatangan-Nya yang pertama, Mesis mengirimkan seorang utusan yang dalam
bahasa Ibrani disebut dengan istilah maleki yang artinya “utusan-Ku” (Mal 3:1). Dikatakan
bahwa beberapa penafsir tertentu menganggap bahwa utusan tersebut adalah penulis kitab
Maleakhi atau malaikat. Akan tetapi pandangan yang lebih objektif menyatakan bahwa utusan
itu menunjuk pada seorang nabi yang tampil di masa depan. Nabi Maleakhi menyebut utusan
tersebut sebagai Elia yang diutus oleh Kistus untuk mempersiapkan kedatangan hari Tuhan (Mal
4:5). Lalu kemudian Tuhan Yesus memberitahukan bahwa utusan yang disebut Elia itu adalah
Yohanes Pembaptis (Mat 11:77-14).

Mengutus Roh-Nya

Dijelaskan bahwa salah satu buku dalam kitab nabi-nabi kecil yang sarat dengan
penyataan eskatologi adalah kitab Yoel. Diamana tema sentral dalam kitab tersebut adalah Hari
Tuhan yang secara khusus menyatakan nubuatan tentang pencurahan Roh Tuhan kepada semua
orang percaya di masa depan (Yoel 2:28-29). Secara teologi, Roh yang dimaksud dalam janji itu
adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Secara eskatologi, penggenapan Hari Tuhan tersebut
terlaksana melalui dua periode, yaitu terjadi pada hari Pentakosta (Kis 2:1-18) da digenapi pada
hari besar Tuhan di masa yang akan datang (Yoel 2:30-32).

Dikatakan bahwa ketiak Yesus masih ada di dunia, beberapa kali Ia menyatakan untuk
mengutus Roh Kudus ke dunia. Kristus berkata bahwa Ia akan minta kepada Bapa seorang
penolong, yaitu Roh kebenaran untuk menyertai orang percaya selama-lamanya (Yoh 14:16-7).
Kemudian Mesias berjanji akan menguts Dia ke bumi untuk menolong dan memelihara orang
pecaya dalaam kebenaran (Yoh 16:7-14). Karena itu, sebelum kenaikan-Nya ke sorga, Kristus
berpesan kepada para murid-Nya supaya tetap tinggal di Yerusalem untuk menantikan
kedatangan Pribadi ketiga Allah Tritunggal yang Dia janjikan itu (Kis 1:4-5). Jika Roh itu
datang, maka penolong itu Bersama dengan orang-orang percaya yang diberikan kuasa akan
bersaksi tentang Kristus pada dunia (Yoh. 15:26-27; 16:13-14; Kis 1:8; Rm 8:16).

Dengan demikian, baik nubuatan Yoel (Yl 2:28-29), maupun janji Yesus dalam Perjanjin
Baru tentang pencurahan Roh Kudus telah digenapi pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4). Lukan pun
menyatakan Roh Kudus yang turun ke bumi tersebut telah dicurahkan oleh Kristus untuk
menggenapi apa yang telah dijanjikan sebelumnya, baik dalam Perjanjian Lama (Yl 2:28-29),
maupun dalam Perjanjian Baru (Yoh. 16:7; Kis 1:4-5; 2:33).

Karya Kristus pada Kedatangan Kedua


Sebagaimana telah diurakan di atas bahwa, salah satu apek dari Hari Tuhan secara
eskatologi adalah tentang peristiwa kedatangan Yesus yang kedua kali dalam kemulian-Nya di
bumi (Yl 2:31; Mat. 24;29; 2Tes 2:28-29), maupun dalam Perjanjian Baru.

Dikatakan bahwa Firman Tuhan sendiri telah menegaskan bahwa tida ada nubuatan satu
pun dalam Alkitab yang tidak digenapi, namun semuanya akan terpenuhi secara sempurna (Luk
24:44). Dengan demikian, segala yang telah dinubuatkan tentang Kristus dalam Perjanjian Lama
pasti akan digenapi di masa depan, sehingga tidak ada nubuatan satu pun yang tidak digenapi.
Adapun nubuatan mesianik dan karya Kristus yang akan terjadi pada waktukedatangan-Nya
kembali, antara lain:

Kristus Berkuasa di masa Tribulasi

Istilah Tribulasi berasal dari bahasa Inggris tribulation yang artinya kesengsaraan. Dalam
dunia teologi, tribulasi adalah suatu masa kesengsaraan yang sangat dahsyat, dikarenakan
tindakan Antikristus yang diikuti oleh murka Allah yang terjadi secara mengerikan. Karena itu,
Kristus sendiri menjelaskan bahwa masa siksaan yang sangat dahsyat itu belum pernah terjadi
sebelum dan sesudahnya (Mat 24:21). Masa tribulasi akan menimpa semua manusia di bumi
(Why 3:10), kecuali orang yang percaya kepada Kristus (1Tes 5:9-10). Dikatakan bahwa
peristiwa tersebut belum terlaksana hingga saat ini, namun masa itu akan terjadi di masa akan
yang akan datang selama tujuh tahun (Dan 9:27;Why 3:10; 11:2; 12:6). Tiga setengah tahun
pertama disebut masa kesusahan (Yer 30:7), sedangkan tiga setengah tahun kedua adalah masa
kesusahan besar (Dan 12:1; Why7:14). Peristiwa inilah yang dikenal dengan masa siksaan
terdahsyat yang pernah terjadi di dunia. Dimana bencana yang paling mengerikan itu belum
pernah terjadi sejak dunia diciptakan hingga saa ini,dan tidak akan terulang lagi sesudah masa itu
terjadi (Dan 12:2; Mat 24:21). Dan, pada masa inilah Kristus akan berkuasa dan menghancurksn
semua musuh-Nya, terutama antikristus (Why 17:12-14). Dan saat itu jugalah Mesias akan
mengadakan tindakan pentelamatan terhadap umat-Nya melalui sejumlah misi-Nya, diantaranya
ialah:

Menghakimi dan Menyelamatka Israel

Meskipun hingga saat ini Israel masih menolak Kristus (Yoh 1:11), namun pada waktu
Mesias datang kembali, Israel akan menerima dan percaya kepada-Nya, sehingga bangsa itu akan
diselamatkan di dalam masa Tribulasi yang akan datang (Yl 3:1, bnd Dan 12:1-2; Mat 25:1-30),
sebagaimana yang dinubuatkan juga oleh Musa (Ul 30:3; Mat 24:31).

Menghakimi Bangsa-Bangsa

Dijelaskan bahwa Alkitab telah menjamin dan memastikan bahwa pada saat Tribulasi
terjadi, maka jemaat Tuhan atau orang percaya sudah diangkat kea wan-awan (1Tes 4:16-17).
Sedangkan kelompok yang akan masuk ke dalam masa kesusahan tersebut adalah orang yang
belum percaya dan menerima Kristus, yaitu Israel (Dan 12) dan bangsa-bangsa lain (Mat 24:30).

Mendirikan Kerajaan Melenium

Sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh Daniel, bahwa anak manusia akan
mengalahkan empat kerajaan besar, yairu Kerajaan Babel, Media-Persia, Yunani, dan Roma.
Kerajaan emoat tersebut dipimpin oleh para penguasa yang berkarakter binatang buas, yaitu
untuk melukiskan kejahatan dan kekuatan dari masing-masing pemimpin (Dan 7:4-12).

Kerajaan Mellenium sering disebut dengan Kerajaan Seribu Tahun atau Keajaan Damai.
Disebut Kerajaan Damai, karena menurut Alkitab kedamaian dan ketentraman abadi yang
diharapakan oleh seluruh penduduk bumi hanya akan terjadi secara universal di dalam kerajaan
yang belangsung selama seribu tahun tersebut (Why 20:4). Bangsa-bangsa yang pernah dan
masih bertikai hingga saat tersebut, seperti Mesir, Palestina, Siria, Israel serta negara-negara
lainnya akan berdamai dan bersatu, sehingga tidak aka nada lagi konflik di antara bangsa-bangsa
tersebut.

Memulihkan Israel

Dikatakan bahwa sebagian besa pokok yang ditekankan sehubungan dengan Kerajaan
Millenium menurut Alkitab adalah mengenai pemulihan Israel (Yes 11:10-13;Yer 16:14-15;
23:5-8; 30:6-11; Yeh 37:1-4; Mat 24:20-33). Dikatakan bahwa berdirinya negara Israel di
Palestina merupakan indikasi yang jelas dan pasti akan terjadinya pengumpulan dan pemulihan
Israel di masa depan. Dimana sejumlah besar umat Yahudi dari berbagai penjuru dunia akan
kembali ke tanah pusaka mereka (Kej 15:18-19). Tetapi karena mereka masih memiliki roh
pembangkang terhadap Allah, maka bangsa tersebut belum diperkenankan Allah untuk menepati
tanah perjanjian tersebut (Kej Yeh 20:30-38). Namun dimasa depan mereka akan bertobat dan
menerima Mesias, sehingga mereka dipulihkan.

Nabi Amos menegaskan bahwa pada hari tiu, Tuhan akan memulihkan keluarga Daud
yang telah dihancurkan oleh para musuh mereka (Am 9:11-15). Istilah hari itu dalam kitab Amos
pada umumnya menunjuk pada hari kegelapan atau masa penghancuran bagi umat Israel (Am
2:16; 3:14; 5:18-20; 8:3, 9, 11, 13). Namun apabila penderitaan Israel telah berakhir di masa
depan, maka istilah hari itu menyatakan waktu pemulihan dan penyelamatan untuk Israel.
Dimana pemulihan tersebut akan dilakukan oleh Mesias seiring dengan penyelamatan terhadap
bangsa non-Israel di dalam Kerajaan Millenium. Fakta ini merupakan penggenapan janji Allah
kepada Abraham, bahwa keturunannya akan menjadi berkat untuk seluruh bangsa (Kej 12:3).
Karena itulah benih Abraham, yaitu Yesus Kristus sebagai tunas Daud, bukan
hanyamenyelamatkan dan memulihkan Israel, melainkan juga akan menjadi jurusselamat bagi
seluruh bangsa di dunia (Gal 3:16).

Memerintah atas Seluruh Bumi

Sebagaimana nabi Mikha sudah menubuatkan bahwa Mesias, yaitu Anak Daudyang
dilahirkan di Betlehem itu (Mi 5:1) akan datang memerintah dalam kerajaan Mesianik, yaitu
Kerajaan Millenium untuk menguasai seluruh bumi di masa depan (Mi 5:3-5).

Dunia Penuh dengan Pengetahuan tentang Kemuliaan Kristus

Menurut nabi Habakuk, pada suatu saat seluruh penduduk bumi akan dipenuhi dengan
pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut (Hab 2:14). Ryrie
pun menegaskan bahwa nubuatan besar ini akan digenapi atau terjadi di dalam Kerajaan
Millenium yang akan datang. Dikatakan bahwa penyataan Habakuk didasari oleh deklarasi
Yesaya yang menyebutkan, bahwa seluruh bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Tuhan
secara sempurna (Yes 11:9). Kristus akan menghancurkan Babilonia di masa depan (Why 17:18)
dan menghancukan kekuatan raja-raja kafir menjelang pendirian Kerajaan Seibu Tahun (Why
19:19). Kemuliaan Yesus akan mematahkan kesombongan dan kekuasaan Babilonia tesebut.
Dengan demikian, karena Kristus yang menjalankan pemeintahan yang absolut dan Ia
sendiri yang menguasai seluruh system penghakiman dunia secara supranatural, maka dengan
sendirinya seluruh penduduk bumi menjadi semakin menyadari dan mengetahui, bahwa Mesias
adalah Tuhan (Yer 31:34). Dengan demikian, frasa air yang menutupi dasar laut dalam teks
Habakuk 2:14, menyatakan bahwa tidak ada seoangpun di muka bumi ini yang tidak memiliki
pengetahuan tentang Kristus sebagai Allah yang harus disembah dalam Keajan-Nya.

BAB IX

KRISTUS DALAM INJIL SINOPTIK

Dikatakan bahwa secara kronologis, sinoptik melaporkan bahwa melayani di luar


Yerusalem, sedangkan Yohanes mencatat pelayanan Yesus yang berpusat di Yerusalem. Dari
sudut uraian, sinoptik memuat percakapan Yesus yang relative singkat, kecuali khotbah di bukit,
sedangkan Yohanes memaparkan percakapan Yesus yang lebih luas dan panjang dalam setiap
topik. Berdasakan karakter esensi isi, Injil sinoptik bersifat narasi praktikal dan historis mengenai
Mesian sebagai manusia sejati. Sedangkan Injil Yohanes merupakan uraian teologis yang luas,
khususnya menyangkut penyingkapan tentang keilahian Kristus sebagai Allah sejati.

Kristus dalam Injil Yohanes

Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan Israel yang dinubuatkan. Yesus


menggenapi nubuat Pejanjian Lama. Sebagaimana paranabi Pejanjian Lama telah menubuatkan
tentang kedatangan seorang yang diurapi untuk menyelamatkan dan memulihkan Israel yang
mengalami kehancuran dari pihak musuh (Yes 7:14; Dan 7:13; 9:26; Mi 5:1. Mesias yang
dijanjikan tersebut bersal dari benih Abaham (kej 12:3;49:10) atau Tunas Isai dan Daud (Yes
11:1). Karena itu, berdasarkan pemahamannya sebagai orang Yahudi tentang Mesias, maka
Matius menulis ayat pertama dari Injilnya dengan menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Abraham dan Putra Daud (Mat 1:1). Dikatakan bahwa Matius menjembatani berita sentral yang
terdapat di antara perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yaitu bahwa Kristus adalah Mesias orang
Yahudi.

Berdasarkan tradisi, Injil Matius ditulis dan dikirim secara khusus kepada pembaca-
pembaca Kristen non-Yahudi pada abad pertama. Dikatakan bahwa Injil ini menghidupkan
semangat keyakinan mesianik dan membawa berita berkat bagi seluruh dunia. Terutama kepada
orang Yahudi, Matius menjelaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah
dalam Perjanjian Lama. Sedangkan kepada orang Yahudi yang sudah percaya, rasul bermaksud
untuk meneguhkan keyakinan mereka tentang Raja kekal yang mereka terima dan percayai
melalui berita para nabi. Dikatakan bahwa untuk memberikan kabar tentang Kristus dalam
konteks Yahudi, Matius menyuguhkan sejumlah gelar Mesias yang dikatakan relevan dengan
kultur dan harapan mesianik Israel yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama, antara lain:

Kristus sebagai Raja. Demi meneguhkan diri-Nya sebagai raja yang Mahakuasa, maka Kristus
meperlihatkan sejumlah mujizat kepada orang Yahudi (Mat 8-9) untuk menyatakan kekuasaan-
Nya atas bencana, kematian, setan dan alam semesta. Anak Daud Dikatakan bahwa Kristus
sebagai anak Daud sebagai fakta untuk memberikan indikasi yang jelas bahwa gelar Anak Daud
bagi Yesus sangat berkaitan erat dengan jabatan mesianik Kristus sebagai Raja. Dan Hamba
Tuhan. Dikatakan bahwa pada umumnya istilah Yunani untuk hamba yang digunakan oleh
Markus adalah doulos. Namun Matius memakai kata Yunani pais, artinya hamba yang bekerja
sebagai anak. Dimana menunjuk pada seorang anak laki-laki yang berusia di bawah tujuh sampai
empat belas tahun dan bisa juga seorang perempuan dalam sebuah keluarga.

Kristu dalam Injil Markus

Injil Markus merupakan kitab tersingkat di antara ke empat kitab Injil.sejak abad
keempat, sampai abad kesembilan belas, Injil Markus cenderung dianggap oleh para sarjana
hanya sebagai bagian kecil dari Injil Matius. Namun pada akhi abad kesembilan belas, Injil
Markus telah diterima sebagai Injil tertua dan pertama ditulis.

Injil Markus menjelaskan Yesus sebagai Hamba Allah, Anak Allah. Kristus sebagai
Hmba telah melayani secara sempurna dengan kuasa yang Mahabesar, karena Dialah Anak
Allah. Sebab itu Markus memperkenalkan gelar tersebut dalam prolog Injil yang ditulinya (Mrk
1:1).dan pada prinsipnya istilah Anak Allah merupakan sebuah gelar yang menyatakan hubungan
khusus antara Yesus dengan Bapa-Nya.

Kristus dalam Injil Lukas

Lukas adalah seorang tabib dari Antiokhia berkebangsaan non-Yahudi, yang dibedakan
oleh Paulus, dilihat dari kelompok yang bersunat (Kol 4:10-14). Lukas menjadi orang Kristen
dan menjadi teman sekerja Paulus (2 Tim 4:11; Flm 24). Injil Lukas tidak hanya bermaksud
untuk menguatkan iman Teofilus, namun tujuan utamanya ialah menyatakan Yesus sebagai Anak
Manusia yang ditolak oleh orang Israel. Karena penolakan itu, Yesus memberitakan Injil-Nya
kepada orang-orang non-Yahudi agar mereka boleh mengerti program kerajaan Allah, sehingga
Injil dapat disampaikan kepada bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.

BAB X

KRISTUS DALAM DOKUMEN YOHANES

Dikatakan bahwa dokumen Yohanes mencakup semua karya tulisannya, meliputi Injil
Yohanes dan surat-surat Yohanes serta kitab Wahyu yang ia terima dari Yesus di Pulau Patmos
(Why 1:9). Dijelaskan mengenai perbedaan mendasar antara Injil sinoptik dan Injil Yohanes.
Dimana Injil Yohanes membuat penyingkapan dan interaksi teologi terhadap pandangan yang
dipelakukan oleh gereja, sedangkan Injil Sinoptik berusaha untuk menjawab kebutuhan jemaat
dari sisi kajian praktis dan historis.

Meski demikian, Yohanes ingin melengkapi dengan membangun kerangka teologi yang
akurat berdasarkan fakta sejarah yang sudah disajikan dalam Injil sinoptik. Dikatakan bahwa
untuk mendukung dan membuktikan keilahian Mesias tersebut, maka Yohanes memilih tujuh
mujizat yang telah dipelihatkan oleh Yesus secara lengkap dalam pelayanan-Nya.

Kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes secara khusus untuk menghibur jemaat yang
megalami penindasan dari penguasa dunia. Terhadap jemaat yang menderita demikian, rasul
tersebut menyebarkan berita penghiburan dan pengharapan tentang kemenangan Bersama
Kristus (Why 2:10-11; 3:21-22). Yohanes pun memperingati orang Kristen mengenai hukuman
Allah terhadap orang yang melakukan dosa (Why 3:19). Namun inti sentral dari teologi Yohanes
adalah mengenai keilahian Kristus.

Keilahian Krisstus

Keilahian Kristus dikatakan sering menjadi pokok perdebatan, bahkan tidak sedikit pihak
yang menolaknya. Penganut teori Kristus sejarah mengajarkan bahwa Yesus yang ilahi
merupakan pengakuan iman gereja dan hasil informasi Injil, namun bukan sebagai fakta tentang
Kristus dalam sejarah. Injil Yohanes dengan tegas menyatakan bahwa keilahian Yesus
merupakan kebenaan yang sempurna berdasarkan data Alkitab dan fakta historis. Ia mengatakana
bahwa Kristus yang ilahi adalah Allah yang mengambil rupa insani melalui inkarnasi. Kaena itu,
untuk mengidentifikasi keilahian Yesus, maka Yohanes mengetengahkan beberapa gelar tertentu
yang menyatakan keilahian Kristus, yakni:

Yang Kudus dari Allah

Kristus adalah Yang Kudus dari Allah (6:69). Istilah Yang Kudus dalam ayat tersebut
menyatakan karekter supanatural dan ketransendenan kristus, yaitu untuk membuktikan bahwa Ia
adalah Pribadi yang Mahabesa dan Mahasempurna. Kekudusan dan keilahian Yesus bukan hanya
dipercayai oleh para murid, melainkan diikuti oleh Bapa yang telah mengutus-Nya ke bumi.
Gelar Yang Kudus merupakan sebuah cara yang lain untuk menyatakan Yesus adalah Mesias.
Keilahian Yesus merupakan hakekat pra-eksistensi Kristus sejak kekekalan untuk membuktikan
bahwa Ia setara dengan Bapa. Sebab itu, kedatangan Kristus ke dunia bukan untuk menemukan
kekudusan dan keilahian yang belum Ia miliki, melainkan menyatakan diri sebagai Allah yang
sesungguhnya (Yoh 1:18; m 9:5; 1Yoh 5:20).

Kristus dan Bapa adalah Satu


Yesus berkata : Aku dan Bapa adalah satu (10:30). Sebalianisme menolak perbedaan
pribadi ilahi Bapa, Anak Dan oh Kudus. Paham ini mengajakan bahwa Allah Tritunggal tidak
terdiri dari tiga pribadi yang bebeda, melainkan hanya satu Pribadiyang berkarya dalam tiga
fungsi atau tampil melalui tiga penampakan. Ketiga nama Pribadi Allah Tritunggal tersebut
bukan sebagai Pribadi yang berbeda, melainkan hanya sebagai pean semata. Sedangkan penganut
Subordinasionisme menganggap bahwa Allah lebih rendah dari pada Bapa dan Roh Kudus lebih
rendah dari Anak, sedangkan Bapa sebagai Pribadi tertinggi dan terbesar dalam Allah Tritunggal.

Namun Yesus telah menjelaskan bahw aAku dan Bapa adalah satu. Dimana kata
penghubung kai yang atinya dan dalam fasa tersebut menekankan ide perbedaan kepribadian
antara Anak dan Bapa. Maksudnya Anak tidak sama dengan Bapa dan Bapa bukan Anak.

Kristus adalah Tuhan

Kristus adalah Tuhan (Yoh 3:13-14). Istilah Tuhan dalam ayat ini diterjemahkan dari kata
Yunani kyrios artinya Tuhan atau tuan. Dikatakan bahwa lebih dari enam ribu kata kyrio dalam
septuaginta merupakan terjemahan dari kata Ibrani TAHWEH, yaitu sebagai nama dari Allah.

Yesus adalah Jalan Kebenaran. Yesus adalah jalan kebenaran (Yoh 14:6). Istilah Aku
meupakan ungkapan keenam dari tujuh pernyataan sejenis yang disampaikan oleh Yesus dalam
Injil Yohanes.Yesus berkata Aku adalah roti hidup (Yoh 6:35), Aku adalah teang dunia (Yoh
8:12; 9:5), Aku adalah pintu ( Yoh 10:7,9), Aku adalah gembala yang baik (Yoh 10:11, 14),
adalah jalan dan kebenaran (Yoh 14:6), dan Aku adalah pokok anggur yang benar (Yoh 15:1).
Dengan demikian, istilah jalan dalam ayat tesebut menyatakan bahwa sebagaimana Bapa adalah
Hidup (Yoh 1:4), demikian juga Yesus adalah jalan Kebenaran dan Hidup.

Kristus adalah Allah

Kristus adalah Allah (Yoh 20:28). Dikatakan bahwa sebelumya Tomas bersikap sangat
skeptic dan tidak percaya terhadap kebangkitan Kristus (Yoh 20:270. Namun setelah Yesus
bangkit dari kematian dan berdiri dihadapan murid itu, untuk membuktikan peristiwa ajaib
tersebut, karena itu, tanpa keraguan lagi Tomas mengerti dan percaya bahwa Yesus adalah
Tuhan dan Allah (Yoh 20:28).

Logos
Dikatakan bahwa Yohanes membuka Injilnya dengan menyebutkan kalimat pada
mulanya adalah Firman dan Firman itu adalah Allah (Yoh 1:1). Ayat tersebut menunjuk kepada
kekekalan yang lampau, dimana tidak seorang pun yang dapat memasukinya, kecuali Kristus
karena Ia adalah Pribadi yang kekal yang setara dengan Pribadi Bapa dan Roh Kudus.

Karena itu, salah satu bukti keilahian Kristus di dalam Injil Yohanes terlihat melalui
pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa, sebalum Abraham jadi, Aku telah ada (Yoh 8:58).
Istilah Aku telah ada dalam ayat ini merupakan terjamahan dari ungkapan bahasa Yunani ego
iemi artinya aku adalah.

Sifat Keilahian Kristus

Atribut atau sifat keilahian Kristus tidak menunujk kepada sifat moral-Nya, seperti
mahakasih, mahabaik, atau mahapengampun dan sebagainya. Akan tetapi sifat keilahian-Nya
ialah menyangkut sifat-sifat ilahi ke—Allahan-Nya, seperti yang dimiliki oleh Bapa dan Roh
Kudus, antara lain: Mahahadir (Omnipresent) Mahatahu (Omniscient), Mahakuasa (Omnipoten)
dan tidak berubah (Unchangeable).

Inkarnasi

Inkarnasi merupakan salah satu pokok sentral dalam doktrin kristologi Kristen. Inkarnasi
adalah sarana ilahi untuk merealisasikan tujuan dari rencana kekalAllah, yaitu misi penyelamatan
dunia dan manusia yang berdosa. Melalui peristiwa tersebut, aspek kristologi menjadi semakin
kompleks. Oleh karena sejak Allah mengambil rupa insani (Yoh 1:14),Alkitab memperlihatkan
adanya sifatt ganda dari pribadi Kristus, yaitu sifat kemanusiaan dan keilahian. Sebelum
inkarnasi, pemahaman hanya berfokus pada Kristus yang cenderung berpusat diseputar
keilahian-Nya. Akan tetapi setelah atau sesudah inkarnasi, penyelidikan dan perumusan
kristologi berkembang pada sifat ganda Kristus, yaitu sifat keilahian dan kemanusiaan-Nya.

Dikatakan bahwa sebelum Kristus berinkarnasi, Ia telah memiliki sifat ilahiyang jiga
dimiliki oleh kedua Pribadi Allah Tritunggal. Sifat-sifat mulia tersebut telah dimiliki oleh Yesus
sejak kekekalan sampai pada Ia berinkarnasi. Bahkan hingga pada kekekalan masa depan Kristus
tetap Allah dan tidak akan berubah (Ib 3:8). Sebelum Yesus berinkarnasi, Ia belum mempunyai
sifat kemanusiaan secara permanen. Namun Ia sudah berkarya Bersama dengan Bapa dan Roh
Kudus dalam penciptaan (Kej 1:26). Ketika Yesus diutus oleh bapa untuk melaksanakan misi
penebusan dan penyelamatan bagi manusia di dunia, makai a harus mengorbangkan nyawa-Nya
melalui kematiaan di atas kayu salib.

Untuk misi itulah Kristus harus berinkarnasi dengan cara mengambil rupa tubuh insani,
agar Dia dapat mengalami penderitaan sebagai korban hingga mati. Melalui peristiwa inkarnasi,
maka kristus menerima sifat manusia sejati, sehingga Ia memiliki dua sifat yang unik, yaitu sifat
manusia dan sifat ilahi.

Perlu diketahui bahwa inkarnasi berasal dari dua suku kata bahasa Latin, yaitu in artinya
di dalam, dan carn atau caro artinya daging. Sebagaimana istilah tersebut dipakai daam dalam
teologi Kristen untuk menjelaskan karya Allah dalam menyatakan diri-Nya kepada manusia
dengan cara mengambil rupa di dalam daging atau pribadi manusia. Dalam teologi Kristen,
inkarnasi merupakan karya Kristus, Pribadi kedua Allah Tritunggal mengambil bentuk dan rupa
insani untuk menyatukan sifat ke-Allahan-Nya dengan sifat manusia. Karena itu, sejak inkarnasi,
Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati, sebab Ia memiliki sifat yang berbeda,yaitu sifat
ilahi dan sifat manusia yang menyatu di daam Pribadi-Nya yang tunggal secara abadi (Yoh 1:14;
Rm 1:3-4; 8:3; Gal 4:4; 1Tim 3:16; 1 Yoh 4:2; 2 Yoh 7).

Adapun tujuan dari inkarnasi. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumya bahwa inkarnasi
bukan merupakan tujuan rencana Allah, melainkan sebagai sarana ilahi untuk menggenapi
rencana Allah, yaitu menyelamatkan manusia yang telah berdosa. Adapun tujuan Allah
mengutus Kristus untuk datang ke dunia antara lain, menyingkapkan diri Allah Bapa, menjadi
Korban Penebus dosa, menghancurkan kuasa setan, menjadi teladan bagi manusia, menggenapi
perjanjian Daud, menjadi imam besar, dan menjadi hakim eskatologi.

Sebagaiamana telah diuraikan sebelunya bahwa Kristus memiliki dua sifat yakni ilahi dan
manusia. Adapun bukti kemanusiaan Yesus, antara lain, Lahir secara manusia, memiliki sifat dan
perasaan manusia, memiliki keterbatasan manusia, memiliki kelemahan manusia. Namun sifat
manusia yang tifak dimilikinya ialah Ia tidak berdosa sama dengan manusia biasa. Adapun bukti
dari ketidakberdosaan-Nya ialah, Yesus hanya melakukan kehendak Allah, Yesus adalah Kudus,
di dalam Dia tidak terdapat dosa, dan tidak terbukti bahwa Ia berdosa.
BAB XI

KRISTUS DALAM DOKUMEN PAULUS

Dikatakan bahwa dokomen Paulus mencakup seluruh karya tulisan Paulus di dalam
Perjanjian Baru yang berjumlah tiga belas kitab. Dimana ketiga belas kitab tersebut dapat
diklarifikasi berdasarkan konteks dan kronologi penulisan, sebagai berikut:

Pertama, enam surat yang dikirim kepada jemaat tertentu selama Paulus aktif
melaksanakan perjalanan misi penginjilan yang pertama. Kedua dan ketiga, surat-surat tersebut
terdiri dari: surat Galatia (tahun 48/49), sutar 1dan2 Tesalonika (tahun 50/51), surat 1 dan 2
Korintus (tahun 54), dan surat Roma (tahun 55). Kedua, empat surat keriman kepada kepada
jemaat tatkala Paulus berada di penjaraa. Karena itu, karya-karya tersebut disebut Surat-surat
penjara yang terdiri dari: surat Filemon (tahun 60), Surat Kolose (tahun 60), surat Efesus (tahun
60), dan surat Filipi (tahun 61). Ketiga, yaitu surat yang dituliskan kepada murid Paulus
sehubungan dengan penerapan sistem dan tata laksana penggembalaan jemaat. Karena itu ketiga
sitar tersebut disebut Surat-surat penggembalaan, yaitu terdiri dari: Surat 1Timotius (tahun 62),
Surat Titus (tahun 62), dan surat 2 Timotius (tahun 63/64).

Menurut Merril C. Tenney, mengatakan bahwa surat penggembalaan 1 dan 2 Timotius


dan Titus ditulis oleh Paulus ketika ia telah menjadi tua. (Flm 9), bahkan dikatakan sudah
mendekat kematiannya (Flp 1:20-21). Seperti di dalam kitab Injil, demikian juga dalam dokumen
Paulus terdapat sejumlah doktrin penting yang sangat bermanfaat untuk melengkapi kajisan
kristologi yang telah dibahas sebelumnya. Dikatakan bahwa walaupun ajaran diketengahkan oleh
Paulus dalam karyanya, namun doktrin sateriologi (ajatan tentang keselamatan), dan
hamartiologi (ajaran tentang dosa) nampaknya lebih dominan ditampilkan dalam tulisan rasul
tersebut, dibandingkan dengan topik teologi lainnya.

Ada istilah mengatakan bahwa keselamatan di dalam Kristus telah dijamin secara pasti
akan dialami atau diterima oleh orang Kristen (Yoh 10:28; Rm 8:38-39). Karena orang percaya
menjadi tujuan misi Allah dalam keselamatan. Di dalam kristus semua manusia yang mati karena
dosa Adam akan hidup oleh Anugerah-Nya oleh Karena itu, semua orang percaya yang berada di
dalam Kristus telah dinyatakan benar oleh Allah. Supaya orang yang telah dipilih Allah, melalui
kuasa Roh Kudus akan meresponi Anugerah Allah , yaitu dengan percaya dan menerima Yesus
serta tinggal di dalam Kristus sebagai suatu pengalaman pribadi secara nyata. Sedangkan frasa
pro kosmou dalam konteks (Ef 1:4), hendak menjelaskan bahwa pemilihan orang percaya sudah
dilakukan oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Namun dikatakan bahwa kebenaraan ini masih
menjadi bahan diskusi yang serius khususnya mengenai doktrin predestinasi Allah.

Alasan dan pemelihan tersebut bukan karena Allah melihat kehebatan dan kebaikan oang
percaya (1kor 1:27-29). Melainkan karena Allah melihat keterbatasan dan ketidakmampuan
manusiauntuk menyelamatkan diri sendiri, karena semua orang telah berdosa (m 3:23). Sebab
itu, karena kehendak dan kasih anugerah-Nya maka Allah memilih orang percaya.

Dengan demikian, semua pernytaan di atas menegaskan bahwa orang percaya sudah
menjadi objek anugerah dan perhatian Allah sejak kekekalan masa lampau. Perhatian dan
inisiatif Allah tersebut tidak disebabkan oleh perbuatan baik manusia, melainkan hanya karena
kasih Allah yang besar kepada oang percaya, sehingga Allah Tritunggal memilih dan
menyelamatkan orang percaya (Yoh 3:16; Ef 1:5; 2 Tim 1:9). Namun yang harus dipahami
bahwa pemilihan tersebut tidak ditujukan kepada semua manusia di bumi, melainkan hanya
kepada kita, yaitu semua orang percaya, baik orang percaya di masa lampau dan saat ini, maupun
orang pecaya di waktu yang akan datang. Sebab Alkitab telah memberikan bukti bahwa sudah
adamanusia berdosa yang binasa (Luk 16:23; 1 Pet 3:30).

BAB XII

KRISTUS DALAM DOKUMEN NON-PAULIN

Dikatakan bahwa secara tradisi Paulus dianggap penulis Kitab Ibrani , tetapi sejak
masa reformasi pada adab 16 banyak menduga bahwa Apolos merupakan pengarang dai surat
tersebut. Namun pada masa kini secara luas orang-oang telah mengakui bahwa penulis surat
Ibrani masih bersifat misteri atau belum diktahui penulisnya sampai saat ini. Meskipun
demikian, isi kitab tersebut setara dengan kitab-kitab lainnya dalam Alkitab yaitu sebagai Firman
Allah yang menungkapkan wahyu dan kebenaran Allah tanpa salah.

Dikatakan bahwa salah satu esensi kistologi yang ditegaskan dalam kitab Ibrani ialah
Kristus adalah Allah sejati (1:8) yang secara historis telah menyatakan diri sebagai Nabi, Raja
dan Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Bahkan penulis kitab tersebut telah
menggunakan lebih dari dua puluh gelar secara manusia untuk Kristus guna menjelaskan sifaf,
karya dan keunggulan-Nya sebagai manusia supranatural terhadap segala sesuatu. Karena itu Ia
mengambil rupa manusia melalui peristiwa inkarnasi (Ibr 1:1-3). Secara teologi keberadaan
Kristus dalam kitab ini dinyatakan secara tegas melalui substansi keilahian, kemanusian dan
superioritas-Nya.

Keilahian Kristus

Dikatakan bahwa sejumlah kristologi dan gelar supranatural tertentu yang digunakan
dalam surat Ibrani untuk menyingkapkan keilahian Kristus, yang dapat dilihat dalam uraian
sebagai berikut:

Media Wahyu Ilahi

Kristus dinyatakan oleh Allah sebagai Media Wahyu Ilahi yang dipakai Allah untuk
mengkomunikasikan dan menyatakan rencana dan kehendak ilahi-Nya kepada seluruh manusia
di bumi (1:2). Esensi dari wahyu ilahi tersebut adalah bahwa logos , yaitu Anak Allah sendiri
telah berinkarnasi di dalam tubuh insani, yaitu Kristus. Melalui anak-Nya tersebut Allah dapat
berkomunikasi dan menyatakan rencana kehendak-Nya bagi semua manusia di muka bumi. Yang
secara teologis, gagasan inilah yang disebut dengan wahyu khusus, yaitu penyataan Allah kepada
seluruh ciptaan-Nya terutama kepada manusia melalui Yesus Kristus yang mengaruniakan
anugerah keselamatan kepada orang-orang yang menerima dan percaya kepada-Nya.

Dijelaskan bahwa Wahyu khusus tersebut dinyatakan pada hari-hari terakhir (1:2).
Menurut tradisi Rabinik, klausa ep eskhatou ton hemeron artinya pada hari-hari terakhir
menunjuk pada kedatangan mesias di bumi. Ryrie menambahkan bahwa istilah Yunani eskatos
dalam konteks ini menunjuk pada seluruh periode pemberitaan Injil di bumi, yaitu mulai dari
saat kedatangan Kristus yang pertama sampai pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Dengan
demikian, cara Allah berkomunikasi dan menyatakan diri-Nya kepada manusia pada periode
terakhir tersebut adalah melalui Injil Kristus, sehingga Kristus menjadi Media Ilahi Allah (Rm
1:16-17).

Dikatakan bahwa demikian juga rasul mengungkapkan bahwa, sesungguhnya Yesus


Kristus adalah pencipta alam semesta, dimana segala sesuatu dicipta di dalam Dia dan untuk Dia
(Kol 1:16). Dijelaskan bahwa frasa en autou artinya di dalam Dia dalam ayat tersebut
menyatakan secara tegas bahwa Kristus merupakan pusat dan sumber ilahi terjadinya penciptaan
alam semesta dan seluruh isinya. Kebenaran dan kesaksian Alkitab ini hendak menyimpulkan
secara tegas bahwa meskipun pada konteks tertentu Kristus sering dinyatakan sebagai perantara
atau instrument dari seluruh ciptaan Allah, namun yang sesungguhnya Ia sendiriadalah pencipta
langit dan bumi. Yesus sebagai cahaya kemuliaan Allah berperan untuk memancarkan sinar
kemuliaan Allah bagi dunia.

Karena itu, penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa Kristus sebagai cahaya kemuliaan dan
gambar wujud Allah. Dimana kesetaraan Kristus dengan Bapa menyebabkan Alkitab senantiasa
menyatakan berbagai gelar ilahi Kristus secara unik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan
wujud Allah ialah seluruh eksistensi, esensi dan substansi Ilahi Allah, yaitu kemuliaan,
kekuasaan, kebesaran, kekekalan, dan sejumlah karekter ilahi Allah lainnya yang ada di dalam
Kristus. Sebab seluruh kepenuhan ke-Allahan telah berdiam di dalam Yesus Kristus (Kol 1:9).
Melalui istilah hypostasis. Penulis surat Ibrani hendak menyatakan bahwa Yesus merupakan
wahyu Allah kepada manusia.

Kelebihan Buku

Setelah saya menyelesaikan tugas laporan baca yang diberikan oleh Bapak Dosen, saya
bisa memberikan penilaian mengenai kelebihan buku Kristologi di atas. Jujur, saya belum
sepenuhnya memahami isi yang terdapat di dalamnya namun saya terus berusaha untuk bisa
memahaminya. Buku ini menurut saya sangatlah bermanfaat untuk kita pahami sepenuhnya
karena dari dalamnya kita akan banyak memperoleh pengetahuan mengenai siapa Kristus yang
sesungguhnya dan yang disebut dengan Allah Tritunggal dari buku inilah kita bisa
mengetahuinya. Karena itu, salah satu kelebihan buku Kristologi Kristen ini ialah adanya
penguraian materi yang berkesinambungan yang membuat kita tertarik dalam mempelajarinya.

Kelemahan Buku

Disamping kelebihan buku yang telah saya paparkan di atas, saya pun akan memaparkan
mengenai kelemahannya. Memang disisi lain saya katakan bahwa penyajian materi atau uraian
dari bab ke bab saling berkesinambungan namun, saya memberikan penilaian mengenai atau
adanya pengulangan materi bahkan kalimat yang pada dasarnya maknannya sama.

Anda mungkin juga menyukai