Anda di halaman 1dari 5

SEKOLAH TINGGI ALKITAB JEMBER

Nama : Delinda Fernorima Claudia Saduk

Nim/ semester : 11.15.009/ VI (enam)

Mata Kuliah : Teologi PB II

Tugas : Permulaan Hidup Kristen

Dosen : Murni Hermawaty Sitanggang, M.Th

PERMULAAN KEHIDUPAN KRISTEN

A. Kitab-kitab Injil Sinoptik


a. Pertobatan
Dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, pelayanan Yesus disajikan sebagai suatu
kelanjutan dari misi Yohanes Pembaptis. Yohanes menyerukan kepada orang
banyak agar bertobat dan seruan ini diulangi oleh Yesus pada permulaan
pelayanan-Nya (Mrk. 1:14; Mat. 4:17). Bagaimana Yohanes dan Yesus
memanggil orang untuk bertobat? Pandangan Yesus berbeda dengan pandangan
Yahudi. Menurut Yesus pertobatan mencakup suatu perubahan arah yang radikal
bukan hanya dalam perilaku melainkan juga dalam pemikiran.
Yohanes Pembaptis menghubungkan baptisan yang dilakukannya dengan
pertobatan (Mat. 3:1; Mrk. 1:4; Luk. 3:3). Ia menantan orang banyak untuk
menghasilakan buah yang sesuai dengan pertobatan (Mat. 3:8). Ketika Yesus
mengutus keduabelas muridNya, mereka menyampaikan amanat pertobatan yang
sama (Mrk. 6:22).
Pertobatan menjadi suatu syarat yang mendasar bagi setiap orang yang ingin
menjadi pengikut-pengikut Yesus, dan merupakan suatu kewajiban bagi semua
orang. Sebelum seseorang bertobat ia tidak akan menyadari jika ia membutuhkan
keselamatan. Keselamatan yang Yesus kerjakan hanya dapat dimanfaatkan oleh
orang-orang yang sadar akan ketidakmampuan mereka untuk menyelamatkan diri
sendiri dan berhasrat memperbaharui hubungan mereka dengan Allah. Pertobatan
saja tidaklah cukup walaupun merupakan bagian yang pertama dan utama dalam
pengalaman keselamatan. Ada dua aspek petobatan yaitu berbalik menjauhi dosa
lalu berpaling kepada Allah.
b. Iman.
Dalam semua bagian PB tempat utama diberi kepada iman atau kepada tindakan
percaya. Iman yaitu menyerahkan diri kepada Kristus, dalam Markus permulaan
pelayanan Yesus, pemberitaan-Nya yang pertama dikaitkan dengan iman dan
pertobatan. Pertobatan harus dilengkapi dengan iman kepada kabar baik itu. Iman
sangat ditekankan dalam cerita-cerita tentang mujizat penyembuhan. Dalam
berbagai kesempatan dikatakan bahwa penyembuhan merupakan hasil langsung
dari iman (Mat. 8:10,13; 9:22,29; 15:28; Mrk. 9:24; 10:52; Luk. 7:50; 17:19).
Semua contoh tentang hasil iman ini menekankan perlunya iman kepada kuasa
Yesus. Misi Yesus didasarkan pada keyakinan bahwa apa yang Allah harapkan
dari manusia adalah tidak mungkin terwujud melalui upaya manusia saja tetapi
dapat menjadi mungkin bila iman menghubungkan manusia dengan rencana
penebusan ilahi yaitu dengan cara Allah menangani segala sesuatu. Bagi Yesus
juga iman harus mempengaruhi perbuatan. Tema tentang iman ini dikembangkan
secara lebih lengkap dalam tulisan-tulisan Yohanes dan Paulus tetapi sifat iman
sebagai sesuatu yang mutlak perlu sudah dicanangkan dalam kitab-kitab Injil
Sinoptik.
c. Pengampunan
Markus mengungkapkan seruan Yohanes Pembaptis supaya orang-orang bertobat
dan memberi dirinya dibaptis tetapi sungguh berarti ketika ia menambahkan
“Allah akan mengampuni dosamu”. Lukas 24:27 juga mengaitkan pertobatan
dengan pengampunan. Yesus menekankan hubungan antara pengampunan Allah
bagi kita dan pengampunan kita bagi orang lain. Pengampunan dalam Kitab-kitab
Injil Sinoptik tersirat kesediaan Allah untuk mengampuni walaupun lebih banyak
dikatakan tentang tugas manusia untuk saling mengampuni, dipandang bahwa
pertobatan mendahului pengampunan, dan pengampunan itu harus dibarengi
dengan semangat mengampuni. Terdapat hubungan antara karya Kristus dan
pengampunan walaupun hanya sekali dikatakan bahwa kematian Kristus terjadi
demi pengampunan dosa. Pengampunan kelihatan selalu berhubungan dengan
dosa. Orang yang memulai kehidupan Kristen haruslah telah mengalami
pengampunan yang Cuma-Cuma dari Allah maupun mempunyai kerelaan
mengampuni orang lain. Di dalam Kerajaan Allah tak ada tempat bagi mereka
yang belum pernah menerima pengampunan.

B. Tulisan-tulisan Yohanes
a. Iman
Keseluruhan Kitab ini ditulis supaya para pembaca “percaya” (Yoh. 20:30-31) dan
tidak mengherankan bila kitab ini mengandung begitu banyak pernyataan yang
berhubungan dengan soal percaya baik dalam ucapan-ucapan Yesus maupun di
dalam komentar Yohanes sendiri. Kata kerja “percaya” terdapat lebih dari 100
kali dalam Injil Yohanes.
Keselamatan pasti merupakan buah dari iman. Yohanes berkata dalam
pendahuluan kitabnya “Tetapi semua orang yang menerima-Nya dibriNya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”
(Yoh. 1:12). Jadi iman adalah sasaran yang olehnya orang diterima ke dalam suatu
persekutuan baru, yang terlihat sebagai satu keluarga. Imanlah yang menjamin
kehidupan kekal (Yoh. 3:16) dan ketiadaan imanlah yang membawa kepada
penghukuman (ay 18). Dibandingkan dengan Kitab-kitab Injil Sinoptik, Injil
Yohanes lebih memperlihatkan tuntutan Yesus kepada murid-murid agar beriman
kepadaNya. Iman itu sama jenisnya dengan iman kepada Allah (Yoh. 14:1).
Dalam surat-surat Yohanes, pentingnya iman masih nyata. Kata bendanya disebut
satu kali (1 Yoh. 5:4), yaitu iman yang mengalahkan dunia. Isi dari iman itu ialah
kepercayaan bahwa iman yang mengalahkan dunia ini tidak lebih dari hal
menerima suatu pengakuan. Kata benda “iman” (dalam ay 4) memberi tempat
kepada kata kerja “percaya” dalam ayat 5; dengan demikian perhatian ditarik pada
penyerahan diri seseorang secara aktif kepada Yesus sebagai Anak Allah. Surat 1
Yohanes dituliskan kepada mereka yang percaya supaya mereka tahu bahwa
mereka memiliki hidup yang kekal (1 Yoh. 5:13).
b. Pengampunan
Dalam Injil Yohanes hanya ada satu pernyataan dtentant tema ini dan itupun
bukan tanpa masalah. Pernyataan ini ialah ucapan Tuhan Yesus yang bangkit,
yang menyusuli perkataanNya “Terimalah Roh Kudus” (Yoh. 20:22), ketika Ia
menghembusi murid-muridNya. Yesus juga menegaskan bahwa “jikalau kamu
mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu mengatakan dosa
orang tetap ada, dosanya tetap ada (Yoh 20:23).
Surat I Yohanes menjelaskan bahwa pengampunan ilahi merupakan kebutuhan
yang terus-menerus bagi orang percaya. “Jika kita mengaku dosa kita, maka ia
adalah Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yoh. 1:9). Pernyataan ini
memperlihatkan kebutuhan akan pertobatan selama kita hidup sebagai orang
Kristen dan tidak menyinggung soal pertobatan sebelum menjadi Kristen.
Pengakuan merupakan syarat satu-satunya bagi pengampunan.
c. Kelahiran kembali
Ciri khusus dari pengajaran dalam Injil Yohanes yang bersangkut paut dengan
tema hidup baru ketika Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa ia harus
dilahirkan “kembali” yakni dalam arti rohani, maksudNya tidak segera dimengerti
(Yoh. 3:4). Kelahiran baru itulah karya Roh Kudus (Yoh 3:5) karena untuk
mengubah seseorang menjadi suatu ciptaan baru membutuhkan suatu tindakan
supra alamiah. Kelahiran baru juga terdapat dalam Surat I Yohanes. Orang-orang
yang percaya dianggap sebagai orang yang lahir dari Allah (I Yoh. 2:29; 3:9; 4:7;
5:4; 5:18).

C. Kisah Para Rasul


a. Pertobatan
Penginsafan atas dosa, pertobatan, dan pengampunan dianggap sebagai karunia
Allah yang dapat diterima dan langsung dihubungkan dengan pemuliaan Kristus
(Kis. 5:31). Dalam Kis 11:18 Petrus menyatakan bahwa Allah telah dapat
mengaruniakan kepada orang bukan Yahudi “pertobatan yang memimpin kepada
hidup”
b. Iman
Iman berdampingan dengan pertobatan dan sebagai milik orang Kristen yang tak
terelakkan. Persekutuan Kristen ini disebut “semua orang yang telah menjadi
percaya” (Kis. 2:44).
c. Pengampunan
Pengampunan sebagai hapusan dosa terlihat sebagai suatu pengantar kepada
“waktu kelegaan” (Kis. 3:19). Pengampunan tentu datang melalui Yesus Kristus
(Kis. 13:38).

D. Paulus
a. Pertobatan
Paulus menantang para pembacanya untuk mengingat bahwa kemurahan Allah
dimaksudkan untuk menuntun kepada pertobatan (Rm. 2:4). Pernyataannya yang
paling jelas tentang pertobatan muncul dalam II Kor. 7:9-10.
b. Iman
Pengajaran Paulus tentang iman sangat beranekaragam. Iman merupakan pusat
pengalaman Paulus maupun teologinya. Kesetiaan Allah (Pistis)Rm. 3:3; I Kor.
1:9; II Kor. 1:18; 2 Tim. 2:13), inilah yang penggunaan kata Paulus bagi iman
manusia kepada Allah. Bagi Paulus iman bukan sekedar tindakan awal untuk
menerima karunia Cuma-Cuma dari Allah melainkan mencakup suatu proses yang
berkisinambungan.
c. Pengampunan
Kata benda “afeis” (pengampunan) hanya dua kali muncul dalam surat-surat
Paulus dan inipun dalam bentuk ucapan yang sejajar (Ef. 1:7; Kol. 1:14).
Walaupun hanya ada segelintir acuan khas kepada ajaran Paulus tentang
pengampunan, namun gagasan ini merupakan hal yang mendasar dalam
teologinya.

E. Surat Ibrani
a. Pertobatan
Tema pertobatan muncul tiga kali dalam surat ini, yang pertama ditemukan dalam
Ibrani 12:17; 6:1; 6:4. Di sini pertobatan merupakan prasyarat yang perlu bagi
seseorang untuk menerima bagian dari Roh Kudus yang artinya itu merupakan
syarat mutlak dari pengalaman Kristen tentang hidup baru.
b. Iman
Tema ini lebih utama dari pertobatan dalam Surat Ibrani. Tema ini diperkenalkan
dalam pelbagai cara yang penting adalah daftar orang-orang beriman pada Ibrnai
11 dan teristimewa pernyataan tentang iman pada pasal tersebut. Iman sebagai
dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat. Di sini digunakan kata “Pistis (iman); hupostasis (dasar);
elengkhos (bukti).
c. Pengampunan
Disebut dua kali (Ibr. 9:22; 10:18). Yang pertama menghubungkan dosa dengan
pencurahan darah yang memperlihatkan kaitan mendasar dengan sistem kurban.

F. Surat-surat lain
a. Pertobatan
Tema ini hanya muncul dalam II Petrus 3:9 yang menekankan kerinduan Allah
bahwa semua orang akan mencapai pertobatan. Walaupun pertobatan tidak disebut
dalam Yakobus namun ia memuji mereka yang membuat orang berdosa berbalik
dari jalannya yang sesat (Yak. 5:20) yang menyinggung soal pertobatan.
b. Iman
Yakobus mengakui bahwa para pembacanya “beriman kepada Yesus Kristus,
Tuhan kita yang mulia” (Yak. 2:1). Dalam I Petrus keselamatan erat kaitkan
dengan iman (1 Ptr. 1:9).
c. Pengampunan
Dalam Yakobus 5:15, I Petrus 2:10.

G. Kitab Wahyu
a. Pertobatan
Sebagai tuntutan Allah kepada manusia memperoleh tempat yang begitu
terkemuka.
b. Iman
Kitab ini tidak memberi banyak perhatian kepada seluk beluk hal penerimaan ke
dalam persekutuan Kristen./
c. Pengampunan
Wawasan ini tidak muncul dalam kitab Wahyu tetapi boleh jadi tersirat dalam
gagasan tentang jubah orang-orang kudus yang dicuci dalam darah Anak Domba
(Why. 7:14). Umat Allah pastilah mereka yang sudah dibebaskan dari dosa-dosa
mereka (Why. 1:5). Tetapi keseluruhan kitab ini lebih memantulkan tema
penghakiman atas kejahatan daripada rencana Allah bagi manusia berdosa.

PERTANYAAN
mengapa dalam pembahasan saja yang dibahas tentang kelahiran baru? apakah di
dalam kitab-kitab lain tidak terdapat kata itu? Dan mengapa di dalam tulisan-
tulisan Yohanes tidak membahas pertobatan?

Anda mungkin juga menyukai