B. Tulisan-tulisan Yohanes
a. Iman
Keseluruhan Kitab ini ditulis supaya para pembaca “percaya” (Yoh. 20:30-31) dan
tidak mengherankan bila kitab ini mengandung begitu banyak pernyataan yang
berhubungan dengan soal percaya baik dalam ucapan-ucapan Yesus maupun di
dalam komentar Yohanes sendiri. Kata kerja “percaya” terdapat lebih dari 100
kali dalam Injil Yohanes.
Keselamatan pasti merupakan buah dari iman. Yohanes berkata dalam
pendahuluan kitabnya “Tetapi semua orang yang menerima-Nya dibriNya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”
(Yoh. 1:12). Jadi iman adalah sasaran yang olehnya orang diterima ke dalam suatu
persekutuan baru, yang terlihat sebagai satu keluarga. Imanlah yang menjamin
kehidupan kekal (Yoh. 3:16) dan ketiadaan imanlah yang membawa kepada
penghukuman (ay 18). Dibandingkan dengan Kitab-kitab Injil Sinoptik, Injil
Yohanes lebih memperlihatkan tuntutan Yesus kepada murid-murid agar beriman
kepadaNya. Iman itu sama jenisnya dengan iman kepada Allah (Yoh. 14:1).
Dalam surat-surat Yohanes, pentingnya iman masih nyata. Kata bendanya disebut
satu kali (1 Yoh. 5:4), yaitu iman yang mengalahkan dunia. Isi dari iman itu ialah
kepercayaan bahwa iman yang mengalahkan dunia ini tidak lebih dari hal
menerima suatu pengakuan. Kata benda “iman” (dalam ay 4) memberi tempat
kepada kata kerja “percaya” dalam ayat 5; dengan demikian perhatian ditarik pada
penyerahan diri seseorang secara aktif kepada Yesus sebagai Anak Allah. Surat 1
Yohanes dituliskan kepada mereka yang percaya supaya mereka tahu bahwa
mereka memiliki hidup yang kekal (1 Yoh. 5:13).
b. Pengampunan
Dalam Injil Yohanes hanya ada satu pernyataan dtentant tema ini dan itupun
bukan tanpa masalah. Pernyataan ini ialah ucapan Tuhan Yesus yang bangkit,
yang menyusuli perkataanNya “Terimalah Roh Kudus” (Yoh. 20:22), ketika Ia
menghembusi murid-muridNya. Yesus juga menegaskan bahwa “jikalau kamu
mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu mengatakan dosa
orang tetap ada, dosanya tetap ada (Yoh 20:23).
Surat I Yohanes menjelaskan bahwa pengampunan ilahi merupakan kebutuhan
yang terus-menerus bagi orang percaya. “Jika kita mengaku dosa kita, maka ia
adalah Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yoh. 1:9). Pernyataan ini
memperlihatkan kebutuhan akan pertobatan selama kita hidup sebagai orang
Kristen dan tidak menyinggung soal pertobatan sebelum menjadi Kristen.
Pengakuan merupakan syarat satu-satunya bagi pengampunan.
c. Kelahiran kembali
Ciri khusus dari pengajaran dalam Injil Yohanes yang bersangkut paut dengan
tema hidup baru ketika Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa ia harus
dilahirkan “kembali” yakni dalam arti rohani, maksudNya tidak segera dimengerti
(Yoh. 3:4). Kelahiran baru itulah karya Roh Kudus (Yoh 3:5) karena untuk
mengubah seseorang menjadi suatu ciptaan baru membutuhkan suatu tindakan
supra alamiah. Kelahiran baru juga terdapat dalam Surat I Yohanes. Orang-orang
yang percaya dianggap sebagai orang yang lahir dari Allah (I Yoh. 2:29; 3:9; 4:7;
5:4; 5:18).
D. Paulus
a. Pertobatan
Paulus menantang para pembacanya untuk mengingat bahwa kemurahan Allah
dimaksudkan untuk menuntun kepada pertobatan (Rm. 2:4). Pernyataannya yang
paling jelas tentang pertobatan muncul dalam II Kor. 7:9-10.
b. Iman
Pengajaran Paulus tentang iman sangat beranekaragam. Iman merupakan pusat
pengalaman Paulus maupun teologinya. Kesetiaan Allah (Pistis)Rm. 3:3; I Kor.
1:9; II Kor. 1:18; 2 Tim. 2:13), inilah yang penggunaan kata Paulus bagi iman
manusia kepada Allah. Bagi Paulus iman bukan sekedar tindakan awal untuk
menerima karunia Cuma-Cuma dari Allah melainkan mencakup suatu proses yang
berkisinambungan.
c. Pengampunan
Kata benda “afeis” (pengampunan) hanya dua kali muncul dalam surat-surat
Paulus dan inipun dalam bentuk ucapan yang sejajar (Ef. 1:7; Kol. 1:14).
Walaupun hanya ada segelintir acuan khas kepada ajaran Paulus tentang
pengampunan, namun gagasan ini merupakan hal yang mendasar dalam
teologinya.
E. Surat Ibrani
a. Pertobatan
Tema pertobatan muncul tiga kali dalam surat ini, yang pertama ditemukan dalam
Ibrani 12:17; 6:1; 6:4. Di sini pertobatan merupakan prasyarat yang perlu bagi
seseorang untuk menerima bagian dari Roh Kudus yang artinya itu merupakan
syarat mutlak dari pengalaman Kristen tentang hidup baru.
b. Iman
Tema ini lebih utama dari pertobatan dalam Surat Ibrani. Tema ini diperkenalkan
dalam pelbagai cara yang penting adalah daftar orang-orang beriman pada Ibrnai
11 dan teristimewa pernyataan tentang iman pada pasal tersebut. Iman sebagai
dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat. Di sini digunakan kata “Pistis (iman); hupostasis (dasar);
elengkhos (bukti).
c. Pengampunan
Disebut dua kali (Ibr. 9:22; 10:18). Yang pertama menghubungkan dosa dengan
pencurahan darah yang memperlihatkan kaitan mendasar dengan sistem kurban.
F. Surat-surat lain
a. Pertobatan
Tema ini hanya muncul dalam II Petrus 3:9 yang menekankan kerinduan Allah
bahwa semua orang akan mencapai pertobatan. Walaupun pertobatan tidak disebut
dalam Yakobus namun ia memuji mereka yang membuat orang berdosa berbalik
dari jalannya yang sesat (Yak. 5:20) yang menyinggung soal pertobatan.
b. Iman
Yakobus mengakui bahwa para pembacanya “beriman kepada Yesus Kristus,
Tuhan kita yang mulia” (Yak. 2:1). Dalam I Petrus keselamatan erat kaitkan
dengan iman (1 Ptr. 1:9).
c. Pengampunan
Dalam Yakobus 5:15, I Petrus 2:10.
G. Kitab Wahyu
a. Pertobatan
Sebagai tuntutan Allah kepada manusia memperoleh tempat yang begitu
terkemuka.
b. Iman
Kitab ini tidak memberi banyak perhatian kepada seluk beluk hal penerimaan ke
dalam persekutuan Kristen./
c. Pengampunan
Wawasan ini tidak muncul dalam kitab Wahyu tetapi boleh jadi tersirat dalam
gagasan tentang jubah orang-orang kudus yang dicuci dalam darah Anak Domba
(Why. 7:14). Umat Allah pastilah mereka yang sudah dibebaskan dari dosa-dosa
mereka (Why. 1:5). Tetapi keseluruhan kitab ini lebih memantulkan tema
penghakiman atas kejahatan daripada rencana Allah bagi manusia berdosa.
PERTANYAAN
mengapa dalam pembahasan saja yang dibahas tentang kelahiran baru? apakah di
dalam kitab-kitab lain tidak terdapat kata itu? Dan mengapa di dalam tulisan-
tulisan Yohanes tidak membahas pertobatan?