Anda di halaman 1dari 10

JENIS-JENIS PENGGEMBALAAN DALAM GEREJA

Oleh : Yogi Yunus siahaan, Zefanya Andriani Fitura Sirait, Fransiska Simangunsong,
Rawatri Sitanggang

arismunandarsiburian18@gmail.com fransiskasimangunsong1012@gmail.com
yogiyunussiahaan@gmail.com zefanya.andrianisirait@gmail.com
rawatrisitanggang082@gmail.com

ABSTRAK
Zaman yang sangat maju ini, nilai – nilai kristiani mulai memudar sejak, masuknya budaya
luar serta pengaruh teknologi yang canggih mengakibatkan manusia melupakan Tuhan. Kebanyakan
hal ini terjadi pada kalangan muda di mana mereka lebih mengutamakan hal duniawi daripada Ibadah
dan Tuhan. Adapun tujuan dari tulisan kami ini untuk menyampaikan dan memberikan informasi
mengenai penggembalaan yang berlandaskan ajaran Yesus Kristus yang memampukan anak muda di
zaman sekarang dalam menghadapi masalah – masalah hidup. Disini kami akan membahas tentang
jenis-jenis penggembalaan serta tujuan penggembalaan bagi jemaat dan masyarakat. Semoga jurnal
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai penggembalaan.

Kata Kunci : Nilai – nilai Kristiani , Tuhan, Anak Muda, Penggembalaan dan Perkembangan Zaman.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kata 'penggembalaan' terselip kata 'gembala' yang mengingatkan kita kepada
seseorang yang menggiring beberapa ataupun sekumpulan ternak ke tempat di mana ada
rumput yang menjadi makanan ternak dimaksud. Memang penggembalaan merujuk
kepada pekerjaan seperti yang dilakukan oleh seorang gembala. Di Palestina ternak yang
biasanya digembalakan adalah domba, ternak lemah yang mudah tersesat dan menjadi
mangsa. Itu sebabnya seorang gembala haruslah seorang yang kuat, berani dan betul-betul
menyayangi dan memberi perhatian atas ternak gembalaannya.

Konsep tentang gembala kita temui dalam banyak nats Alkitab. Dalam Kejadian 4:2,
misalnya, tertulis: “Habel menjadi gembala kambing domba" Tuhan memanggil Musa
untuk memimpin orang Israel keluar dari Mesir ketika dia menggembalakan kambing
domba mertuanya (Kel.3:1 dst). Juga Daud yang kemudian menjadi raja dan mempunyai
nama besar di Israel melakukan pekerjaan yang sama; bahkan pada saat pengurapannya
dia dipanggil dari tempat penggembalaan (1 Sam.16:11). Di satu sisi, pekerjaan gembala
adalah pekerjaan sehari-hari, pekerjaan biasa. Sekalipun demikian, seorang gembala
haruslah orang yang setia, tulus dan dapat dipercaya serta bertanggungjawab atas
pekerjaaannya, karena dia melakukan pekerjaannya tidak langsung diawasi oleh tuannya.

Di sisi lain, Tuhan Allah sendiri dalam hubungannya dengan umatNya,


menggambarkan diriNya selaku seorang gembala. "Sebab beginilah firman Tuhan
ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan
akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu
tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku .... Aku
akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel.

Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka. Aku sendiri akan
menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring,
demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan kucari, yang tersesat akan Kubawa
pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang
kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya."
(Yeh.34:11-16). Dalam nats itu dilukiskan bagaimana Tuhan bertindak dan perbuatan-
perbuatan apa yang Dia lakukan untuk kebaikan umatnya. Firman ini disampaikan
merupakan teguran dan peringatan kepada para pemimpin umat Tuhan pada jamannya. Di
dalam Perjanjian Baru konsep penggembalaan tertumpu atas diri Tuhan Yesus sendiri,
selaku Gembala yang baik. (Yoh.10).

Dari nats-nats itu kita melihat bahwa pekerjaan seorang gembala termasuk:
melepaskan, menuntun ke tempat makan dan minum, memperhatikan, menjaga,
melindungi, memelihara, merawat dan mencari yang hilang serta mengembalikannya ke
dalam kumpulan domba-domba. Penggembalaan meliputi pelayanan seutuhnya. Artinya,
menyangkut hal-hal jasmani dan rohani.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian penggembalaan dalam gereja?
b) Mengapa perlu adanya penggembalaan dalam gereja?
c) Apa saja Jenis-jenis penggembalaan dalam gereja?
C. Tujuan
a) Mengetahui arti penggembalaan dalam gereja
b) Mengetahui mengapa kita menggembalakan dalam gereja
c) Mengetahui jenis-jenis penggembalaan dalam gereja
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penggembalaan

Penggembaalan gereja-gereja adalah rencana ilahi dari Allah. Seseorang yang mengambil
bagian dalam rencana Allah ini, akan menjadi rekan-rekan Allah untuk meneruskan inisiatif
Allah yang sudah dimulai dari zaman dahulu dan terus berlanjut bahkan sampai pada
kedatangan-Nya yang kedua kali. Penggembalaan yang berhasil mungkin merupakan
pekerjaan yang besar dalah hidup ini akan tetapi, hal itu membutuhkan waktu karena ibarat
sebuah bangunan yang besar tidak akan selesai dalam waktu yang singkat, begitu juga dengan
penggembalaan.

Rencana Allah ada dalam Alkitab. Alkitab merupakan kehendak Allah yang sudah
dinyatakan. Di dalam Alkitab Allah menyatakan kehendak-Nya dan memberi keterangan
serta petunjuk mengenai penggembalaan. Gereja harus tahu bahwa “penggembalaan”
merupakan inisiatif Allah karena Ia menghendaki gereja-gereja-Nya digembalakan dengan
baik. Kepatuhan gembala-gembala mengambil bagian dalam inisiatif Allah akan
menghasilkan dampak yang besar, karena rencana-Nya tidak pernah gagal dan tidak ada satu
pun kuasa yang bisa menggagalkan rencana Allah.

Bahkan Dia bukan saja memulai penggembalaan dengan sebuah perencanaan, tetapi Ia
turut aktif menyatakan penggembalaan melalui pribadi Yesus Kristus yang adalah Gembala
Agung. Gagasan yang mengatakan penggembalaan merupakan Inisiatif Allah, didukung oleh
pendapat Charles Jefferson yang mengatakan Yesus memberikan anugerah untuk
menggembalakan domba-domba-Nya dengan setia, supaya mereka menjadi dewasa bagi
kemuliaan Allah. Charles Jefferson menjelasakan dari pihak Allah lebih awal yaitu anugerah
untuk menggembalakan, setelah itu baru peran gembala yaitu membimbing umat menjadi
dewasa dalam Kristus dan menjadi kemuliaan Allah. 1

Dalam proses pertumbuhan rohani, penggembalaan yang merupakan inisiatif Allah yang
dikerjakan oleh manusia memiliki peran penting untuk terus mengayomi supaya orang yang
telah lahir baru mengalami pertumbuhan rohani dan mencapai keserupaan dengan Kristus.
Untuk menghasilkan pertumbuhan dan mencapai keserupaan dengan Kristus, seseorang
digerakkan oleh Roh Kudus supaya terus memiliki kerinduan untuk bertumbuh dan Roh
1
Waruwu Yuferi,”Konsep Menggembalakan didalam perjanjian baru dan implikasihnya bagi gereja masa kini”
Jurnal Teologi Pentakosta (2021)
Kudus siap untuk memimpin pribadi umat-Nya untuk bertumbuh lebih serupa dengan sifat-
sifat Yesus Kristus (bdk. Ef. 4:13). Roh Kudus menarik hati orang berdosa kepada Allah,
meyakinkannya akan berita Injil dan meneguhkannya untuk bertobat dan
percaya kepada Allah.

B. Mengapa Perlu Adanya Penggembalan Dalam Gereja?

Tujuan dan sasaran penggembalaan jemaat dikategorikan dalam dua kelompok,


meningkatkan kuantitas dan kualitas jemaat. Keduanya, harus mendapatkan porsi yang sama
dan seimbang, tidak hanya difokuskan pada satu hal saja, sehingga penggembalaan jemaat
dapat bertumbuh dan berkembang secara maksimal.

a) Meningkatkan Kuantitas Jemaat

Tidak dapat disangsikan lagi bahwa salah satu bukti nyata penggembalaan jemaat
dikatakan berhasil baik, bila populasi jemaat mengalami peningkatan secara terus menerus
dari waktu ke waktu. Artinya, semakin bertambah usia penggembalaan jemaat, bertambah
pula populasi jemaat. Ditandai dengan lahirnya jemaat baru.

Pertumbuhan demikian bisa diukur dalam hal jumlah pertobatan atau mungkin lebih
realistik lagi dalam jumlah babtisan. Pada Kisah Para Rasul 2: 47 Lukas menuturkan, jemaat
awal di Yerusalem, populasi jemaat bertambah terus dari hari ke hari, sehingga menjadi
sangat banyak, lebih dari 3.000 jiwa. Hal ini membuktikan, penggembalaan jemaat di
Yerusalem berhasil baik. Bahkan, populasi jemaat itu meningkat secara drastis, hampir dua
kali lipat dari jumlah mereka yang dibaptiskan setelah rasul Petrus berkhotbah di hari
Pentakosta (Kis. 4: 4, 2: 41). Peningkatan populasi jemaat dalam penggembalaan jemaat
dapat terjadi melalui beberapa pendekatan, misalnya: pemuridan dan penginjilan dengan
kuasa.2

b) Meningkatkan Kualitas Jemaat

Peningkatan populasi jemaat secara terus menerus, dari waktu ke waktu, dalam
penggembalaan jemaat perlu diimbangi dengan meningkatnya kualitas jemaat. Sudah
seharusnya peningkatan kualitas berjalan bersamaan dengan peningkatan kuantitas jemaat.
Jadi, merupakan suatu kebutuhan mutlak. Peningkatan kualitas jemaat dapat dilakukan

2
Winanto Natanael Oey, “Penggembalaan Jemaat: Antara Teori dan Praktek” Jurnal Teologi dan Pendidikan
Agama Kristen (2021)
melalui sejumlah pola dan pendekatan, tergantung pada kesesuaiannya dengan situasi dan
kondisi jemaat setempat.

Meskipun, mungkin berbeda-beda. Namun, satu hal harus diperhatikan dengan baik,
pertumbuhan rohani itu merupakan hal penting dan perlu. Pendekatan dapat dilakukan
melalui: pengajaran (pendalaman) Alkitab dan keterlibatan jemaat secara aktif pada
pelayanan gereja. Pengajaran Alkitab menjadi kebutuhan dasar utama dan penting pada
penggembalaan jemaat. Melalui pengajaran Alkitab yang sederhana, sistematis dan
kontekstual, diharapkan setiap jemaat dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas
rohaninya. Pola dan pendekatan seperti ini telah dilakukan jemaat awal di Yerusalem. Dalam
Kisah Para Rasul 2: 42, Lukas menulis, "mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul".
Lebih jauh, Karl Saragih mengusulkan, "sudah sepantasnyalah jika setiap sidang jemaat itu
memiliki sekolah teologia sendiri, agar semakin banyak anggota jemaat diperlengkapi
untuk pelayanan"3

Menggembalakan dalam gereja penting karena ini adalah bagian dari pengalaman dan
tanggung jawab seorang anggota gereja. Beberapa alasan mengapa ini penting termasuk

1. Pertumbuhan Rohani: Menggembalakan membantu individu untuk tumbuh dalam


iman mereka dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran agama
mereka.
2. Dukungan Emosional: Gereja adalah tempat untuk mendapatkan dukungan emosional
dari komunitas yang berbagi nilai-nilai serupa dan dapat memberikan dukungan
dalam waktu sulit.
3. Keterlibatan dalam Pelayanan: Melalui menggembalakan, Anda dapat terlibat dalam
pelayanan gereja, membantu orang lain, dan berkontribusi pada komunitas Anda.
4. Pembinaan Karakter: Menggembalakan membantu dalam pembinaan karakter dan
moral, serta mempromosikan nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, dan kebaikan.
5. Pemuasan Rohani: Bagi banyak orang, menggembalakan memberikan kepuasan
spiritual dan rasa tujuan dalam hidup mereka.

Meskipun ini adalah beberapa alasan mengapa menggembalakan dalam gereja


penting, tingkat keterlibatan dan komitmen dapat bervariasi sesuai dengan
keyakinan individu dan preferensi mereka dalam menjalani kehidupan rohani.
3
Winanto Natanael Oey, “Penggembalaan Jemaat: Antara Teori dan Praktek” Jurnal Teologi dan Pendidikan
Agama Kristen (2021)
Jenis-Jenis Penggembalaan Dalam Gereja

Ada beberapa jenis penggembalaan dalam gereja, termasuk:

1. Pendeta atau Pastor

Pendeta atau pastor adalah pemimpin rohani utama dalam gereja. Mereka bertanggung
jawab atas pengajaran Alkitab, pelayanan doa, membimbing jemaat, dan mengurus berbagai
aspek kehidupan gereja.4

2. Pendeta Muda atau Pendeta Pembantu

Pendeta muda atau pendeta pembantu adalah pendeta yang bekerja di bawah pengawasan
pendeta senior. Mereka membantu dalam pelayanan gereja dan sering bekerja dengan
kelompok remaja atau anak-anak.

3. Penatua

Penatua adalah pemimpin gereja yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan
gereja dan pengambilan keputusan penting. Mereka sering bekerja dalam badan pengurus
gereja yang disebut "Dewan Penatua."

4. Diakon

Diakon adalah anggota gereja yang terlibat dalam pelayanan sosial dan praktis. Mereka
dapat membantu dalam mengurus kebutuhan fisik dan praktis jemaat, seperti bantuan kepada
mereka yang membutuhkan.

5. Pengajar Sekolah Minggu

Pengajar Sekolah Minggu adalah individu yang bertanggung jawab untuk mengajar anak-
anak dan remaja dalam kelas-kelas Sekolah Minggu, yang merupakan pendidikan agama di
gereja.

6. Pujangga Rohani

Pujangga rohani adalah individu yang memiliki karunia dalam musik, penyembahan, dan
pujian. Mereka bertanggung jawab atas pelayanan musik dalam gereja.

4
Buku catatan Pdt. SA.Girsang, “Buku Parmahanion Penggembalaan” Padang Bulan, Medan, 28 Januari 2021
Bentuk-bentuk pelaksanaan penggembalaan

Menurut Dr.J.L.Ch.Abineno dalam bukunya Penggembalaan, ada lima bentuk


pelaksanaan penggembalaan, yaitu:

a. Perkunjungan atau lebih sering disebut perkunjungan rumah tangga.

Dalam hal ini pelayan selaku gembala datang di rumah anggota jemaat. Dengan
demikian si pelayan lebih mengetahui dari dekat keadaan anggota jemaat dan mengenalnya
lebih baik. Perkunjungan seperti ini adalah perkunjungan rutin, bukan okasional karena
adanya satu kejadian di keluarga tersebut. Pelayanan seperti ini sangat dimungkinkan dengan
adanya pembagian tugas 'jumatanganan.'

b. Percakapan

Tidak terpisahkan dengan perkunjungan bahkan merupakan bagian dari perkunjungan


itu. Dalam percakapan seperti ini ada kesempatan yang khusus mengutarakan sesuatu antara
pelayan dan anggota jemaat. Boleh jadi ada anggota keluarga yang enggan menyampaikan
sesuatu dengan adanya anggota keluarga yang lain. Keadaan seperti ini membutuhkan
kesempatan yang lebih khusus lagi. Dalam percakapan hendaknya dingat supaya pelayan
tidak mengkup pembicaraan Adalah lebih baik benar-benar mendengarkan untuk kemudian
dapat memberi tanggapan dan apabila perlu memberi tuntunan.5

c. Penilikan dan disiplin gereja

Bagi mereka yang dikenakan disiplin gereja diperlukan perhatian khusus karena
manusia punya kecenderungan untuk menghukum. Dalam hal ini perlu kesabaran dengan
mengingat bagaimana Tuhan mencari dan berhadapan dengan mereka yang sesat.

d. Persekutuan

Oleh berbagai alasan anggota jemaat bisa merasa sendirian, kesepian dan jauh dari
persekutuan. Penggembalaan mengembalikan anggota yang demikian ke dalam persekutuan
dengan jemaat.6

e. Pelayanan

5
Buku catatan Pdt. SA.Girsang, “Buku Parmahanion Penggembalaan” Padang Bulan, Medan, 28 Januari 2021
6
Buku catatan Pdt. SA.Girsang, “Buku Parmahanion Penggembalaan” Padang Bulan, Medan, 28 Januari 2021
Di atas telah disinggung bahwa penggembalaan erat berkaitan dengan diakoni.
Penggembalaan harus dibarengi dengan perhatian terhadap hal yang menyangkut
kebutuhan jasmani.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggembalaan adalah tugas pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada gerejaNya
dan dilaksanakan khususnya oleh para pelayan gereja. Sebagaimana Tuhan Yesus
mengharapkan lebih dahulu pengakuan kasih dari Petrus kepada Yesus sebelum tugas
penggembalaan itu disampaikan kepadanya, demikianlah kita dapat melakukan tugas
penggembalaan dengan tulus dan benar, hanya oleh karena kasih kita kepada Kristus dan
kepada jemaatNya.

Karena tugas itu kita terima dari Tuhan, kita juga mempertanggungjawabkannya
kepadaNya. Dari diri kita sendiri kita tidak sanggup melakukannya dengan benar dan baik,
kita membutuhkan pertolonganNya. Pelayanan penggembalaan harus disertai dengan doa.
DAFTAR PUSTAKA

Waruwu Yuferi,”Konsep Menggembalakan didalam perjanjian baru dan implikasihnya


bagi gereja masa kini” Jurnal Teologi Pentakosta (2021)

Winanto Natanael Oey, “Penggembalaan Jemaat: Antara Teori dan Praktek” Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (2021)

Buku catatan Pdt. SA.Girsang, “Buku Parmahanion Penggembalaan” Padang Bulan,


Medan, 28 Januari 2021

http://repository.sttkadesiyogyakarta.ac.id/20/3/Chapter%201%20introduction.pdf?
shem=ssusxt

https://repository.maranatha.edu/4898/3/9730049_Chapter1.pdf?shem=ssusxt

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3474/7/Unikom_41816018_Gracella%20Setiya
%20Budi_BAB%20I.pdf?shem=ssusxt

https://e-journal.iakntarutung.ac.id/index.php/humaniora/article/view/617?shem=ssusxt

Anda mungkin juga menyukai