Anda di halaman 1dari 4

Nama :Frengky Sihaloho

Nim :2016693 TH
Prodi :Theologia Kependetaan
Tugas :Homiletika I
Diserahkan Kpd :Pdt. Freddy W. Sihombing, M.Th
_____________________________________________________________________
______

BAGIAN A

FIRMAN ALLAH DAN INTISARI BERKHOTBAH

Yang menjadi intisari dari bagian A ini adalah ada dua yaitu; Kesentralan

dan Otoritas firman Allah. Dimana peristiwa intisari ini dilatarbelakangi oleh

peristiwa dalam Perjanjian Lama yaitu dalam kitab Nehemia dan Ezra, peristiwa itu

adalah peristiwa tentang berpulangnya umat Tuhan dari pembuangan ke Yerusalem.

Dimana setelah sesampainya di Yerusalem dan setelah siapa dibangun tembok

Yerusalem akhirnya umat Allah menyuruh Ezra untuk membacakan kitab Musa. Dari

peristiwa ini dapat disimpulkan bahwa kitab twrswebut mempertahankan posisi

sentral sepanjang masa , dan firman Allah mempresentasikan ketentuan-ketentuan

dasar, suatu undang-undang bagi umat Allah, dan firman Allah menetapkan identitas

mereka dan ditempatkan tepat di pusat saat mereka memulai program pemulihan yang

diminta oleh Ezra dan Nehemia. Nah ini adalah dari segi Kesentralan, sedangkan dari

segi keotoritasannya adalah dilihat langsung dari Ezra 1:1 bahwa mereka yang ada

dipembuangan tersebut meminta agar Ezra tetap membawa kitab Taurat Musa tersebut

ke negeri mereka yaitu Yerusalem. Dari sini dapat dijelaskan bahwa kitab tersebut

selain dari pengajaran dari Musa, mereka juga mempercayai bahwa kitab tersebut

adalah hukum Allah dan pernyataan dari Allah sendiri.


BAGIAN B

PENGKHOTBAH DAN TUGAS BERKHOTBAH

Bahwa mendengar seorang pengkhotbah menjelaskan dan menyingkapkan

sebuah perikop adalah sesuatu yang ideal, dan itu adalah sesuatu yang dinamis,

seharusnya sesuatu peristiwa yang rohani juga harus ada. Karena berkohotbah itu

merupakan peristiwa dimana firman Allah, Roh Allah dan umat Allah berada

bersama-sama dalam hadirat-Nya untuk berjumpa dengan-Nya, dan umat Allah

memiliki peran yang sangat penting dalam dinamika tersebut.

BAB I

KHOTBAH ALKITABIAH HARUS BERPUSAT PADA FIRMAN ALLAH

Bahwa tugas dari pengkhotbah adalah memastikan pengkhotbah

menempatkan firman Allah sebagai pusat, dan kita sebagai pengkhotbah harus bekerja

keras untuk memahami makna dan maksudnya, dan mencurahkan energi kita untuk

menyingkapkan kebenarannya.

Tunduk Kepada Firman Allah

1.Otoritas
Keotoritasan bukan tergantung drngan kata-kata pengkhotbah, melainkan

dari satu sumber pokok, yaitu memberitakan firman Allah dengan otoritas Allah, dan

dalam Perjanjian Baru Paulus juga mengatakan dengan keras didalam suratnya kepada

Timotius bahwa tugas penggembalaan harus mencakup pembacaan dan proklamasi

firman Allah yang penting untuk dilakukan dengan setia dan terus-menerus.
Kesimpulannya adalah bahwa sumber pokok atau teks Alkitab lah

segalanya yang berotoritas, bukan kata-kata sipengkhotbah dengan otoritasnya.


Kesannya bagi saya adalah bahwa saya menyadari bahwa saya harus selalu

berotoritas kepada teks Alkitab, dimana saya harus bekerja keras menemukan makna

sesuai teks, karna yang saya sampaikan adalah firman Allah bukan kata-kata saya.
2. Integritas
Sebagian besar pengkhotbah sudah terbiasa membaca perikoip Alkitab

untuk menangkap pesan yang pertama muncul untuk dikhotbahkan, dalam hal ini

bahwa Alkitab sudah tidak berintegritas lagi, karena mereka tidak memberi

kesempatan Alkitab berbicara, karena bahwa berkhotbah itu berkhotbah tentang

perikop, seluruh isi perikop, dan tiada yang lain selain perikop itu.
Kesimpulannya atau kesannya bagi saya adalah bahwa dalam mau

mempersiapkan sebuah bahan khotbah, saya harus menundukkan pikiran saya kepada

sebuah teks Alkitab, agar teks tersebut yang berbicara sendiri menurut maknanya,

bukan saya memaksakan pikiran saya untuk teks tersebut, karena jika demikian tanpa

disadari saya sudah memaksakan ide saya melalui Alkitab atau cari-cari ayat demi

keuntungan saya.

3. Kerendahan hati
Dalam pelayanan Paulus dijemaat Korintus, ia melakukan pelayanan

Kristen bukan untuk membuat orang banyak terkesan atau mengembangkan basis

kekuasaan diri atau memenuhi egonya sendiri, itu dapat dilihat dalam suratnya dalam

2 Korintus 3:5 “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus

sebagai Tuhan.”
Kesimpulannya atau kesannya bagi saya adalah bahwa didalam suatu

pelayanan, saya tidak boleh meninggikan diri, atau saya tidak boleh mencuri

Kemuliaan Tuhan, bahwa saya harus mengutamakan dan menonjolkan Tuhan didalam

pelayanan saya.

4. Komunitas
Manfaat dari signifikan dari eksposisi Alkitab adalah mendorong jemaat

untuk berfokus pada perikop Alkitab, menggali dan memahami maknanya, dan

membandingkan apa yang pengkhotbah katakan dengan apa yang mereka baca
sendiri. Yang menjadi perhatian pengkhotbah adalah menyampaikan Alkitab kepada

jemaat, bukan semata-mata menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya sendiri,

melainkan mendorong setiap orang untuk berjumpa dengan firman Tuhan dan dengan

Tuhan dari firman itu. Tujuan penjelasan yang saksama tentang perikop Alkitab bukan

saja untuk memberi ‘makanan’ tetappi juga mendemonstrasikan cara ‘memasak’ agar

setiap orang Kristen dapat menemukan cara-cara menyingkapkan suatu perikop

Alkitab. Salah satu dari hasil pelayanan Paulus dari komunitas ini adalah

pelayanannya di Berea dalam Kisah Para Rasul 17:11, dimana jemaat disana memiliki

keaktifan juga untuk ikut serta menyelidiki kitab-kitab yang disampaikan oleh Rasul

Paulus.
Kesimpulannya atau kesannya bagi saya adalah bahwa saya harus

mengkhotbahkan Alkitab dengan eksposisi saya yang baik menurut ilmu penafsiran

yang benar, dan saya harus menyadari bahwa tujuan khotbah saya adalah

menyampaikan Alkitab kepada jemaat dengan tujuan mendorong setiap untuk

berjumpa dengan firman Tuhan dan dengan Tuhan dari firman itu. Dan didalam itu

juga, saya tidak hanya memberi jemaat makan, melainkan mengajarinya bagaimana

cara memasakanya.

Anda mungkin juga menyukai