Anda di halaman 1dari 7

Nama : Santri Yani Br Karo

NIM : 19011816

Tingkat/Jurusan : IIIA/Teologia

Mata Kuliah : Homilitika I

Dosen Pengampu : Pardomuan Munthe, M. Th

Khotbah: Ujud dan Tujuan Khotbah

a. Pengertian dan dasar pelaksanaanya secara teologia


b. Ujud dan Tujuan Khotbah
1) Menurut Khotbah-khotbah Yesus
I. Pendahuluan
Khotbah merupakan pemberitaan Firman yang di dasarkan pada Alkitab.
Khotbah berkaitan dengan penyataan Allah yang di sampaikan kebenaran oleh
manusia kepada manusia yang lainya, didalam khotbah terdapat unsur yang
penting yaitu dengan kebenaran dan kepribadian. Khotbah harus kita lihat dalam
aspek kehadiran Kristus melalui Roh Kudus di tengah jemaat. Kita tidak melihat
sebagai masa lampau, tetapi Dia hadir sebagaimana pernyataanya “Aku menyertai
engkau senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20). Dalam hal ini kita
harus memiliki pemahaman akan ujud dan tujuan khotbah. Kami penyaji akan
memaparkan ujud dan tujuan khotbah Yesus. Semoga sajian ini bisa menambah
wawasa kita semua, Tuhan Yesus memberkati.

II. Pembahasan
II.1. Pengertian Khotbah

Khotbah adalah suatu pembicaraan yang menerangkan jalan


keselamatan manusia melalui Yesus Kristus; yang dilakukan oleh mulut
manusia, supaya menjadi kesaksian bagi manusia yang lain. 1 Khotbah-
khotbah ini menyampaikan berita keselamatan yang di lakukan Allah
dalam Kristus, dan manusia perlu percaya berseru kepadanya agar di
selamatkan.2 Berkhotbah atau memberitakan adalah cara utama
mengkomunikasikan berita kesukaan Yesus disampaikan secara ringkas
(Luk. 4:18-19). Sebagai kabar baik untuk orang miskin, sebagai pelepasan
kepada para tahanan, pengelihatan kepada orang buta, kebebasan kepada
yang ditindas, dan itu adalah pemberitaan’tahun rahmat Tuhan’.3
II.2. Dasar pelaksanan Khotbah secara Teologis

Khotbah berkaitan dengan berbagai peyataan Allah. Pusat


penyataan Allah adalah Yesus Kristus yang disaksikan Alkitab. Alkitab
dengan kesaksiannya, yaitu khotbah. Janji yang ada pada khotbah dipilih
menjadi satu bentuk firman Allah. Untuk menemukan dasar dari paa
bentuk utama berkhotbah, maka harus kembali pada bentuk utama
homiletika adalah “mempercakapkan” yang memiliki arti kata lain,
diantaranya mewartakan dan mempersaksikan Yesus Kristus (Yoh. 15:26-
27).4 Firman Allah ada tiga bentukya, yaitu: Firman Allah yang mewujud,
Firman Allah yang disaksikan oleh sejarah, dan Firman Allah yang
dikabarkan. Hal ini sebagai berikut:

 Firman Allah mewujud berarti penyataan firman yang


mewujus dalam Kristus pada masa tertentu, yaitu firman
yang menjadi daging (Sark Egeneto) dalam Yesus Kristus.
 Firman disaksikan oleh sejarah ialah firman Allah yang di
tuliskan oleh para saksi, yaitu penulis kitab-kitab yang
sudah menjadi kanon-Alkitab.

1
P. H. Pouw, Uraian Singkat Tentang Homiletik Ilmu Berkhotbah, (Bandung: IKAPI, 1997), 9.
2
Pdt. Hasan Sutanto, M. Th, Homiletik Prinsip dan Metode Berkhotbah, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
2004), 12.
3
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 201
4
Pardomuan Munthe, Rekaman Akademik Kelas III-B, atas nama Jason Sembiring (Medan: STT Abdi
Sabda, 2018).
 Firman Allah yang dikabarkanialah firman yang
dikhotbahkan pada masa kini. 5
II.3. Ujud dan Tujuan Khotbah
II.3.1. Ujud Khotbah
 Dasar khotbah
Ujud khotbah yaitu dimana manusia berkata tentang Allah.
Hal itu hanya mungkin karena Allah lebih dulu berfirman
kepada manusia, yaitu menyatakan diri kepada kita. Oleh sebab
itu pernyataan yang sempurna itu harus menjadi sumber yang
utama untuk segala pemberitaan kita. Tetapi dapat di tegaskan
lebih jauh; di dalam pemberitaan kita harus dititik beratkan
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, karena olehnya Allah
memperdamaikan dunia dengan dirinya sendiri. Allah
mengasihi dunia, di dalam anaknya ia mengunjungi kita,
bersekutu dengan kita, mengampuni dosa kita dan memanggil
kita kepada hidup yang baru; itulah inti sari ‘euanggelion’,
yaitu kabar kesukaan. Semua itu hanya daapat diwujudkan
karena “Ia, yang tiada mengenal dosa, telah di jadikannya dosa
ganti kita, supaya kita ini akan menjadi kebenaran Allah di
dalam Dia” (2 Kor .5:12). Yesus kristus di jadikan dosa, di
kutuk Allah (Gal. 3:13) dan mati ganti kita, supaya kita boleh
hidup sebagai anak Allah yang suci dan benar.
 Panggilan pengkhotbah
Untuk memahami ujud dan arti khotbah itu dengan lebih
sempurna lagi, menyelidiki soal itu dari sudut pengkhotbah,
yaitu dari panggilan dan cara pelayananya. Beberapa istilah
yang terpenting yang mengandung dalam memperhatikan tiap-
tiap pengkhotbah; Keryssein ialah menitikberatkan hubungan
pemberita itu dengan berita-beritanya, ia membawa sebuah
berita yang tidak berasal dari dirinya sendiri, melainkan berita

5
E.P. Ginting, Homiletika Pengkhotbah& Khotbahnya (Yogyakarta: Andi, 2013), 155-156.
itu menyatakan dan di tugaskan kepadanya, Euangelizesthai
atau memberitakan injil, yaitu kabar kesukaan, memberikan
kabar kesukaan tersebut adalah tugas murid-murid Yesus.
Tetapi kita harus memperhatikan suatu perbedaan yang
penting, Yesus ,memberitakan damai sejahtera, keampunan
dosa, keselamatan, kedatangan kerajaan Allah, karena ia
sendiri membawa damai sejahtera itu, dengan kematianya
memperdamaikan manusia dengan Allah, bahkan Dia
sendirilah damai sejahtera itu (bnd. Ef 2:14,17), Martyrein
yaitu bersaksi tentang atau meneguhkan suatu kejadian dalam
arti yang umum, Didaskein yaitu berhubungan dengan
pengajaran kepada mereka yang percaya.6
Karena dari Alkitabiah kita mengetahui apa yang akan kita
wartakan yaitu penyataan Allah dalam Yesus Kristus. Di dalam
khotbah, manusia berbicara tentang Allah karena Allah lebih
dahulu berfirman kepada manusia dengan menyatakan diri ya
kepada kita. Oleh karna itu penyataan yang sempurna itu harus
menjadi sumber yang utama dalam pemberitaan kita tentang
Yesus Kristus yang merupakan kabar suka cita bagi manusia.7
II.3.2. Tujuan Khotbah
Tujuan khotbah adalah memberitakan mengenai hidup, tingkah
laku keselamatan, dan harapan. Tujuan ini harus bisa dicapai oleh
pengkhotbah di tengah-tengah para pendengar yang mejemuk.
Pengkhotbah harus menghantar pendengaranya supaya mereka tidak
sekedar hanya memiliki agama (beragama Kristen), tetapi dihantar
untuk sungguh-sungguh mengalami Tuhan dalam hidupnya, iman
kepada Allah sungguh-sungguh dialami dalam hidup yang ia hayati
dalam cinta kasih kepada sesama.8 Tujuan khotbah supaya setiap orang
percaya di selamatkan. Berdasarkan tujuan khotbah kita harus melihat

6
. H. Rothlisberger, Homiletika Ilmu Berkhotbah, (Jakarta: Gunung Mulia, 2015).
7
H. Rothlisberger, HomiletkaI, (Jakarta : BPK- GM, 2009), 13.
8
E.P. Ginting, Homiletika Pengkhotbah& Khotbahnya (Yogyakarta: Andi, 2013), 104.
bahwa injil juga harus diberitakan kepada semua orang terkhususnya
mereka yang belum mengenal injil.9 Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:6). Yesus Kristus
datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan dunia. Tuhan Allah mau
supaya manusi memperoleh keselamatan, maka ia menguus Yesus
Kristus, dan anak Allah menghendaki agar manusia mengambil
keputusan untuk bertobat dan menerima anugrah-nya. 10

II.4. Ujud dan Tujuan menurut Khotbah-Khotbah Yesus


Sejak iman Kristen diberitakan, maka pemberitaan tersebut pada
satu pihak telah menjadi berita dari Yesus Kristus, yaitu kelanjutan dari
pemberitaan-nya, dan pada pihak lain merupakan berita tentang Yesus
Kristus, yaitu tentang siapa Dia dan apa yang telah ia perbuat Yesus jelas
memberitakan atau berkhotbah. Ia memberitahukan tentang Kerajaan
Allah yang makin mendekat. Dan dengan bertolak dari harapan akan
datangnya suatu tata baru itulah ia menuntut pertobatan iman. Adalah jelas
bahwa Yesus seorang manusia. Ia dilahikan, hidup dan mati. Singkatnya,
ia dapat didata. Tiba-tiba saja diceritakan bahwa Ia muncul dan
berkhotbah dalam gaya bahasa orang Galilea. Ia mengatakan, “waktunya
telah genap; kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percaya kepada
injil.” Berita-nya tampak bagi suatu “lampu merah” apokaliptis, karena ia
mengisyaratkan datangnya suatu tata baru dan menghendaki dengan
segera suatu respons etis. 11
Menurut khotbah-khotbah Yesus dibagi atas dua, Yaitu secara
umum dan secara khusus.
a. Secara umum
Khotbah Yesus secara umum adalah melakukan kehendak
Bapa-nya yang di sorga (Mat. 11-27), jadi Yesus berkhotbah
dan mengajar, tujuannya bukan menyebutkan bahwa Dia

9
H. Rothlisberger, HomiletkaI, (Jakarta : BPK- GM, 2009), 28.
10
J.L. Abineno, Sekitar Theologia Praktika 1, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1984), 191-192.
11
David G. Buttrick, Memberitakan Yesus Kristus Dalam Khotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996). 1
Tuhan, tapi tujuan yang harus di capai adalah supaya setiap
orang dapat melakukan kehendak Bapa-nya. Jadi wujud
khotbah Yesus adalah memuliakan Bapa-nya.
b. Secara khusus
Ujud dan tujuan khotbah Yesus secara khusus, ada 6 langkah
yang kita lakukan:
1. Ambil satu nats khotbah Yesus
2. Selidiki, kapan dan dimana Ia berkhotbah
3. Siapa pendengarnya
4. Apa/bagaimana konteks pergumulan mereka
5. Apa solusi, nasihat/perkataan Yesus kepada mereka
6. Rumuskanlah ujud dan tujuan khotbah Yesus.12
III. Kesimpulan
Berdasarkan arti khotbah adalah bercakap-cakap atau berbicara tentang firman
Tuhan dengan bantuan pertolongan Roh Kudus. Maka dapat kita simpulkan bahwa
yang menjadi tujuan khotbah itu sendiri adalah untuk menyatakan atau mewartakan
tentang firman Allah yaitu Yesus Kristus, dimana yang menjadi dasarnya adalah
Alkitab. Karena itu seorang pengkhotbah harus benar-benar mengenal siapa yang
diwartakanya, yatu mengenal Yesus Kristus. Dan haruslah menghandalkan Yesus dan
pewartaanya. Sehingga tujuan khotbah itu benar-benar tercapai yaitu agar semua
orang mengenal Kristus, dan akhirnya bertobat dan diselamatkan. Pengkhotbah harus
menghantar pendengaranya supaya mereka tidak sekedar hanya memiliki agama
(beragama Kristen), tetapi dihantar untuk sungguh-sungguh mengalami Tuhan dalam
hidupnya, iman kepada Allah sungguh-sungguh dialami dalam hidup yang ia hayati
dalam cinta kasih kepada sesama.
IV. Daftar Pustaka
Abineno, J. L., Sekitar Theologia Praktika 1, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1984.
Browning W. R. F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Buttrick, David G., Memberitakan Yesus Kristus Dalam Khotbah, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996.

12
Pardomuan Munthe, Rekaman Akademik Kelas III-B, atas nama Jason Sembering.
Ginting E.P., Homiletika Pengkhotbah& Khotbahnya, Yogyakarta: Andi, 2013.
Munthe, Pardomuan., Rekaman Akademik Kelas III-B, atas nama Jason Sembiring,
Medan: STT Abdi Sabda, 2018.
Pouw, P.H., Uraian Singkat Tentang Homiletik Ilmu Berkhotbah, Bandung: IKAPI,
1997.
Rothlisberger, H., Homiletika Ilmu Berkhotbah, Jakarta: Gunung Mulia, 2015.
Sutanto Hasan., Homiletik Prinsip dan Metode Berkhotbah, Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia, 2004.

Anda mungkin juga menyukai