Anda di halaman 1dari 15

Nama : Agus Lorena Br.

Hutauruk

Lamhot Gelis Hutabarat

Nola Fitaloka Br.Tarigan

Ting / Jur : III-A / Theologia

M.Kuliah : Teologi Perjanjian Baru I

Dosen Pengampu : Dr. Jon Riahman Sipayung

ARTI, MAKNA DAN HAKEKAT KERAJAAN ALLAH DALAM INJIL LUKAS DAN
KISAH PARA RASUL & REFLEKSI / AKSI DALAM KEHIDUPAN BER-GEREJA

I. Pendahuluan
Istilah tentang Kerajaan Allah sudah sangat sering didengar apalagi pada masa Perjanjian
Baru. Inti dari semua pengajaran Yesus adalah tentang Kerajaan Allah. Dan hampir disetiap yang
ada di dalam Perjanjian Baru ada Istilah Kerajaan Allah untuk menyatakan sesuatu hal yang akan
dimiliki oleh setiap manusia dalam kehidupannya. Setiap Injil memiliki pemahaman makna
Kerajaan Allah yang berbeda. Namun perbedaan dan makna itu menjadikan makna Kerajaan
Allah semakin jelas. Dan dalam sajian kali ini, penyaji akan memaparkan konsep Kerajaan Allah
itu menurut Lukas dan Kisah Para Rasul serta refleksinya dalam Kehidupan Bergereja saat ini.
Tuhan Yesus Memberkati.
II. Pembahasan
2.1. Apa Itu Kerajaan Allah?
2.1.1. Secara Umum Dalam Ke Kristenan
Matius yang menulis kepada orang Yahudi memakai istilah Kerajaan Sorga, tetapi
Markus dan Lukas memakai istilah Kerajaan Allah, artinya sama dengan Kerajaan
Sorga tetapi lebih gampang dimengerti oleh Non-Yahudi. Pemakaian istilah Kerajaan
Sorga oleh Matius pasti disebabkan oleh kecenderungan Yahudi tidak mau menyebut
langsung nama Allah.1

1
J.D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 2 M-Z, (Jakarta: YKBK/OFM, 2007), 294
Dalam Pemberitaan Yesus dikatakan bahwa Kerajaan Allah “sudah dekat”
malahan bahwa Kerajaan Allah sudah datang (Bnd Mat.12:18). Yang terakhir ini
dikatakan sesudah Yesus menunjuk bahwa kuasa iblis yang mencengkram dunia telah
dikalahkan, jadi maksudnya ialah bahwa dengan Dia telah mulialah Kerajaan Allah,
bahwa dunia mulai diperbaiki Allah, seperti maksud Tuhan semula; dunia tanpa dosa,
dunia yang tunduk kepada perintah Allah. Hal ini adalah pemberitaan Yesus dan
perbuatannya.2 Dalam pemberitaan ini Ia menekankan bahwa Allah sendiri
mendatangkan KerajaanNya teristimewa dalam perumpamaan-perumpamaan yang
dapat disebut “Perumpamaan Kerajaan Allah”. Salah satu petunjuk mengenai apa
sebenarnya yang dimaksud oleh Yesus tentang apa itu sebenarnya Kerajaan Allah dapat
dicari dalam bahasa yang dipakainya. Sama seperti kitab-kitab lain dalam Perjanjian
Baru, kitab-kitab Injil ditulis dalam bahasa Yunani sehingga kita tidak mempunyai
catatan langsung mengenai kata-kata Aram yang dipakai Yesus. Tetapi kata Yunani
Baselia pun, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai kerajaan lebih
sering berarti pemerintahan seorang raja daripada wilayah kekuasaannya. Namun kata
ini sekarang sudah umum disepakati bahwa istilah ini tidak berarti suatu wilayah
pemerintahan seorang raja melainkan perbuatan atau aktivitas pemerintahan.3 Ini
merupakan pengertian yang dinamis, yang cocok dengan penggunaan kerajaan dalam
bahasa Ibrani (bnd. Maz. 145:11, 13; 103:19). Menurut kebanyakan para ahli, kata
Aram yang dipakai oleh Yesus (malkuta) jelas mempunyai arti demikian.4 Jadi dapat
dikatakan bahwa Yesus berbicara tentang pemerintahan Allah sebagai raja, dan bukan
wilayah kekuasanNya. Indikasi pertama Kerajaan Allah adalah kekuasaan Allah dan
juga peraturan Allah didalam operasi penyelamatan disatu sisi dan penghakiman pada
sisi lain.5
2.1.2. Makna Kerajaan Allah Bagi Orang-Orang Yahudi Pada Umumnya
Kerajaan Allah merupakan pokok iman agama Yahudi. Mereka telah menanti-
nantikan kedatangan seorang raja yang memerintah secara politik, karena yang Ia ingin
nyatakan adalah Kerajaan di mana Allah memerintah dan menjalankan pemerintahan.

2
R.Soedarmo, Kamus Istilah Teologi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 43
3
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta: BPK – GM, 1993), 22
4
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Pengantar Historis Teologis), (Jakarta: BPK-GM, 1996), 128
5
Norval Geldenhuys, The New International Commentary on the New Testament The Gospel of Luke,
(Michigan: Grand Rapids, 1983), 179
Ungkapan Kerajaan Allah dalam pengharapan Yahudi mengandung unsur campuran
tangan Allah yang sungguh diharapkan untuk memulihkan umat-Nya. Kedatangan
Kerajaan Allah adalah perspektif masa depan yang dipersiapkan oleh kedatangan
mesias dalam mempersiapkan jalan bagi Kerajaan Allah.6
2.2.Arti dan Makna Kerajaan Allah
2.2.1. Lukas
Dalam Injil Lukas secara garis besar dapat dibedakan antara 3 periode sejarah
keselamatan. Pertama PL, yaitu pada zaman kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-Nabi
dan kitab Mazmur (bnd. Luk. 24:44) atau zaman Hukum Taurat dan kitab para nabi.
Lukas 16:16 Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi berlaku sampai kepada Yohannes dan
sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan sebagai kabar baik. Disekitar Yohanes
periode berikutnya mulai, yaitu Periode Yesus Kristus. Periode Baru itu mulai
kapankah? Dengan memperhatikan Luk. 16:16, boleh dikatakan bahwa periode itu
ditandai dengan pemberitaan Kerajaan. Hal ini bahwa Yesus yang memulai pengajaran
tentang Kerajaan. Lukas mempertahankan pendapat ini secara tetap. Dibandingkan
dengan Yohanes tidak ada pesan yang mengatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat
tetapi pesannya adalah Dia Sendiri.7 Lukas mempunyai kesadaran kuat bahwa sesudah
kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus sejarah keselamatan manusia dilanjutkan.
Sehubungan dengan itu, ia ingin menghindarkan salah paham seakan-akan kedatangan
pemerintahan Allah dalam kemuliaan pasti dekat. Memang Lukas mengakui bahwa
dalam Yesus Kristus, pemerintahan Allah mendekati kita, tapi hal ini jangan dimengerti
seakan-akan kedatanganNya dalam kemuliaan pasti akan terjadi dalam waktu dekat.
Untuk menghindari pengertian yang salah, ia tidak mengambil alih beberapa perkataan
atau nats dari Markus. Pada Injil Lukas tidak ada perkataan “Kerajaan Allah sudah
dekat” seperti Markus 1:14 dan Matius 4:17.
Berdasarkan Lukas 6:20 dikatakan bahwa berbahagialah hai kamu yang miskin,
karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Kebahagiaan yang dimaksudkan disini
bukanlah kebahagiaan karena alasan duniawi, tetapi karena apa yang dibuat Allah
kepada orang yang bersangkutan. Perbuatan Allah yang membuat orang yang miskin

6
I.H. Marshall, “Injil Yohannes” dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II (M-Z), (Jakarta: YKBK-
OMF, 1995), 615
7
Hans Conzelmann, The Theology Of St.Luke, trasl. Geoffrey Buswell, (New York: Harper, 1961), 114
menjadi bahagia adalah karena Allah memberikan Kerajaannya menjadi milik orang
miskin. Jadi kebahagiaan itu berasal dari Allah. Kamulah yang empunya kerajaan perlu
diperhatikan bahwa menurut bahasa Yunaninya keadaan ini sudah berlangsung
sekarang, bukan pada masa yang akan datang dan Kerajaan Allah bukan berarti suatu
tempat tertentu tetapi suatu kehidupan dimana Allah memerintah dan kehendakNya
dilaksanakan, Yesus datang kedunia ini untuk mewujudkan kerajaan ini, yang berarti
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberikan pembebasan
kepada orang-orang tawanan (bnd. Luk. 4:18-19). Jadi Kerajaan Allah berarti segala
sesuatu yang baik bagi kesejahteraan manusia.
Menurut Lukas 17:20-37 kita dapat mengetahui tentang kedatangan Kerajaan
Allah. Berdasarkan perikop ini kita dapat bertanya kapan pemerintahan Allah dimulai?
Yesus menjelaskan keadaan ketika Allah memerintah. Kedatangan Kerajaan Allah
datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Orang-orang Farisi mau mengetahui waktu tepat
kapan Kerajaan Allah akan dimulai di dunia ini, dan mereka juga percaya bahwa
sebelum Kerajaan itu dimulai, akan ada tanda-tanda luar biasa terjadi. Jadi ungkapan ini
menjelaskan bahwa Allah akan mulai memerintah, tetapi bukan dengan tanda-tanda yg
orang dapat lihat terlebih dahulu (ay. 20), juga orang tidak dapat mengatakan: lihat ia
ada disini atau ia ada disana, kata disana sini menunjuk kepada Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah yg dimaksud oleh Yesus tidak akan sesuai dengan bentuk kerajaan
duniawi yang dikenal oleh manusia. Kerajaan Allah walaupun nyata orang tidak bisa
menunjukkan batas-batasnya (ay. 21). Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di
antara kamu, perlu diingat bahwa perkataan ini dikatakan Yesus kepada orang-orang
Farisi. Hal ini berarti bahwa melalui kehadiran Yesus di dunia Kerajaan Allah sudah
ada di tengah-tengah dunia. Sebab sesungguhnya Allah sudah mulai memerintah di
tengah-tengah kita didunia ini.8
Seperti yang diketahui bahwa tema utama Injil-Injil sinoptis adalah tentang
Kerajaan Allah. Dengan tema ini Yesus memulai pemberitanNya; pokok ini merupakan
inti perumpamaanNya, Kerajaan Allah adalah pokok-pokok pembicaraannya pada

8
Edward A. Kotynski, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas,(Jakarta: LAI bekerja sama dengan
KARTIDAYA, 2005),546-547
perjamuan malam. Ia hidup bekerja dengan mengingat kepada Kerajaan Allah.9 Adapun
makna Kerajaan adalah sbb :
1. Kerajaan Allah ada didalam Pelayanan Yesus
Jadi Kerajaan itu pertama-tama adalah benih Allah bukan perbuatan manusia. Allah
yang memerintah dan menebus, adalah pemerintahanNya yang nyata berlaku dalam
urusan manusia, Allah yang mengunjungi dan menebus umatNya, sebagaimana
dijanjikan pada waktu dahulu. Yesus menganggap pelayananNya yang berkuasa itu
sebagai tanda-tanda bagi mereka yang mempunyai mata untuk melihat (bnd Luk. 7:22-
23; 10:23-24).10
2. Raja dalam kerajaan itu adalah Bapa
Kebenaran tentang kerajaan yang paling agung adalah bahwa rajanya adalah
seorang Bapa. Bapa …… datanglah KerajaanMu. Ia mengajar murid-muridNya untuk
berdoa (Luk 11:2), dan Ia juga berkata kepada mereka supaya meraka jangan takut
karena Bapa menentukan Kerajaan itu bagiKu (bnd Luk 22:29).11 Selain itu dalam
Lukas 12:32, dikatakan, jangan takut karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu
Kerajaan itu. Disini kita harus meluruskan pandangan dari kesalahpahaman tentang
Yesus yang datang dan mengumumkan di muka umum, bahwa Allah adalah Bapamu
dan kamu semua adalah saudara.12
3. Kerajaan mengandung pola hidup yang baru
Ucapan-ucapan bahagia yang ada pada permulaan Khotbah dibukit dan yang
merupakan inti sarinya memperlihatkan bagaimana eskatologi dapat sejalan dengan
Etika. Melalui mereka terdengar penegasan bahwa nubuatan-nubuatan telah digenapi,
bahwa pemerintahan Allah telah disini. Apa yang dibuat Yesus di dalamNya adalah
melukiskan etik kasih karunia.13
4. Kerajaan ini dipusatkan pada Kristus
Dari Luk. 15:4-7, seolah-olah Ia mengatakan, ya Akulah Gembala dari Allah yang
telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (bnd. Luk. 19:10). Apabila
suatu perumpamaan berbicara tentang Kerajaan, maka Yesus ada tersembunyi di balik

9
A.M. Hunter, Memperkenalkan Teologia Perjanjian Baru , (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977)15
10
Ibid, 36
11
Ibid, 37
12
A.M. Hunter, Yesus Tuhan dan Juru Selamat, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1990), 75
13
A.M. Hunter, Menafsir Perumpamaan-Perumpamaan Yesus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980), 45
istilah kerajaan itu, sebagai isinya yang rahasia. Jadi baik ucapan bahagia maupun
perumpamaan-perumpamaan dimuati bukan hanya dengan rahasia tentang kerajaan
tetapi juga dengan rahasia tentang Yesus.14
5. Kerajaan Allah sudah datang namun masih akan disempurnakan
Hal ini jelas termuat dalam Doa Bapa Kami (bnd Luk.11) Kehadiran Kerajaan
Allah nampak melalui pelayananNya yang penuh belas kasihan dan kuasa, terutama
atas penyembuhan atas orang-orang yang dirasuk setan kataNya “jika” Aku mengusir
setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu
(Luk. 11:20). Yesus memandang pelayanNya sebagai suatu penggenapan dari PL dalam
sejarah. Hal ini cukup jelas dalam 2 pembacaan didalam rumah ibadah Yahudi di
Nazaret, Yesus membaca nubuat Mesias dari Yes. 61:1-2 mengenai kedatangan Dia
yang diurapi, untuk memberitakan tahun Tuhan dan kemudian dengan sungguh-
sungguh Ia menegaskan pada hari ini genaplah nats itu sewaktu kamu mendengarnya
(Luk. 4:21). Tetapi kerajaan Allah belum datang dengan kuasa seperti yang bakal
terjadi suatu saat dimasa yang akan datang.15 Kedatangan akan Kerajaan Allah berarti
persekutuan yang sempurna dengan Allah dalam pesta Mesias (Luk. 13:28-29).16
2.2.2. Kisah Para Rasul
Dalam adat budaya orang-orang Yahudi abad pertama, Kerajaan Allah berarti
suatu kerajaan Israel yang bersifat politik, yang dalam arti pada suatu titik tertentu
orang-orang Yahudi bersedia untuk memaksa Yesus menjadi Raja mereka. Namun misi
Yesus bukanlah untuk mendatangkan kerajaan dengan kemegahan duniawi tetapi
dengan kuasa Rohani. Hal ini adalah sesuatu yang sulit dipahami oleh murid.17 Dalam
kitab Kisah Para Rasul 1:3, Yesus menunjukkan diriNya kepada para rasul bahwa Ia
hidup. Hal ini terlihat jelas karena selama 40 hari, Ia berulang-ulang menampakkan diri
dan berbicara kepada mereka tentang kerajaan Allah. Kedatangan Kerajaan Allah ini
terlihat dalam peristiwa-peristiwa kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus serta
memberitakan Injil Kerajaan Allah itu sendiri, hal inilah yang memperjelas kepada para
murid hubungan antara kesengsaraan dan kemenangan Yesus dengan berita Kerajaan

14
Ibid, 49
15
F.F. Bruce, Ucapan Yesus Yang Sulit, (Malang: SAAT, 1997), 52
16
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid I, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002), 82
17
Everett F.Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe, (Malang: Gandum Mas, 2013), 517
Allah.18 Selanjutnya, Yesus yang telah bangkit memerintahkan murid-muridNya untuk
tinggal di Yerusalem sampai mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus dalam waktu yang
tidak lama lagi (Kis 1:5). Kemudian dalam ayatnya yang ke 9 dikatakan,
“terangkatkatlah Ia disaksikan oleh mereka dan awan menutup-Nya dari pandangan
mereka”. Dari peristiwa ini, kita dapat memberi kesan bahwa seolah-olah alam semesta
terdiri dari 3 lapisan. Peristiwa kenaikan Yesus menimbulkan penafsiran mula-mula
oleh orang Kristen, yaitu seperti yang terdapat dalam Kis. 2:33 dikatakan bahwa Allah
telah meninggikan Yesus dengan memberikanNya kedudukan di sebelah kanan Allah,
dan sebagai akibatnya maka dicurahkanlah Roh Kudus. Kemudian dalam Kis. 3:21,
Yesus digambarkan sebagai orang “yang harus tinggal disorga sampai waktu pemulihan
segala sesuatu”.19 Yesus tidak mau berbicara panjang lebar tentang Kerajaan Allah
kepada murid-Nya dan dengan tegas Yesus katakan tentang apa yang harus diperbuat
oleh para murid Yesus: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, yaitu Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan diseluruh Yudea dan
Samaria, dan sampai ke ujung bumi.” Dalam hal ini jelas dikatakan bahwa para murid
tidak boleh tinggal diam dan menantikan Kerajaan Allah. Mereka harus menjadi saksi
dan harus berangkat keseluruh dunia untuk memberitakan Yesus. Dengan demikian
turunlah Kerajaan Allah ke atas seluruh dunia.20
Selain itu, istilah “Kerajaan Allah” muncul dua kali secara eksplisit dalam kitab
Kisah Para Rasul 28:23 dan 31, dimana hal ini merupakan pemberitaan Paulus di
Roma. Dalam konteks ini Kerajaan Allah disertai dengan berita tentang Yesus, dalam
artian bahwa Kerajaan Allah dipandang sudah hadir melalui diri Yesus. Dalam Proses
kenaikan Yesus, Kerajaan Allah terlihat dalam dua dimensi, yaitu dimensi “sudah
hadir” dan dimensi “akan hadir”. Dalam hal ini yang dikatakan yaitu bahwa Kerajaan
Allah telah hadir pada saat Yesus berkarya di bumi dan akan terus digenapi secara
sempurna sampai pada kedatangannya kembali kebumi. Namun, didalam kitab ini
secara Implisit “Kerajaan Allah” juga diungkapkan bahwa Israel mengharapkan
pemulihan Kerajaan Allah secara penuh (Kis. 28:20), yang menunjukkan sifat dari

18
…., Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta: YKBK, 2003), 341
19
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: BPK-GM, 1999), 450-452
20
J.H. Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 660-661
Kerajaan Allah itu sendiri.21 Sehingga hal yang menonjol dalam kitab Kisah Para Rasul
yaitu penggenapan janji Allah melalui pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta.
Roh yang dikaruniakan pada hari Pentakosta menjadi tanda keselamatan Allah dan
penggenapan janji akhir zaman. Dalam kitab ini juga dipandang bagaimana Roh Kudus
berkaitan dengan Kerajaan Allah, dimana Roh Kudus menjadi tanda penyempurnaan
rencana Allah.22 Kerajaan Allah dalam Kitab Kisah Para Rasul disejajarkan dengan
Injil kasih karunia Allah, dimana Paulus memberitakan tentang Kerajaan Allah dan
juga mengajarkan tentang Yesus kepada semua orang yang datang padanya (Kis.
28:31).23
Makna kerajaan Allah dalam Kisah Para Rasul adalah terjadi ketika Yesus
terangkat kesorga dan memberikan kuasa kepada para murid-muridNya sehingga
mereka melanjutkan kembali tugas Yesus yang telah dilakukanNya selama Ia ada di
dunia ini (Kis. 1:8). Inilah yg menjadi inti pokok dari Kisah Para Rasul yaitu para
murid-murid akan menjadi saksi-saksi Yesus di Yerusalem ke Roma, tempat Paulus
memberitakan Kerajaan Allah dan hal-hal mengenai Tuhan Yesus Kristus tanpa
halangan (Kis. 23:31).24
2.3.Hakekat Kerajaan Allah
2.3.1. Lukas
Cara Yesus hidup dan melaksanakan pelayananNya adalah kesaksian yang
kuat bagi pemerintahan Allah yang sudah hadir di dalam komunitas manusia.
Kepada orang-orang farisi yang mengharapkan tanda-tanda Apokaliptik dari
pemerintahan Allah, Yesus berkata, “sesungguhnya pemerintahan Allah ada di
antara kamu” (Lukas 17:21). Kata depan “di antara” adalah terjemahan dari kata
Yunani entos, yang dapat berarti “di dalam ” atau “di antara”. Tetapi, “di
antara” dianggap lebih tepat karena dalam konteks sekarang ini, terjemahan ‘di
dalam’ akan berarti bahwa di dalam jawaban terhadap pertanyaan orang-orang
Farisi tentang kapan Kerajaan Allah itu akan datang (Luk 17:20). Akan tetapi,
ini tidak berarti bahwa jawaban Yesus itu bahwa pemerintahan Allah ada di

21
Adji A. Sutomo, Mengapa Kamu Menengadah Ke Langit?, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 80-81
22
Thomas R. Schreiner, New Testament Theology, (Yogyakarta: ANDI, 2015), 5
23
Donald Guthrie, Teologia Perjanjian Baru II, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 43
24
Will Marxen, Pengantar Perjanjian Baru, Terj. Stephen Suleeman, (Jakarta: BPK-GM, 2006) 202
antara kamu “harus di pahami bahwa suatu hari mereka akan menemukan
bahwa Kerajaan Allah tiba-tiba dan secara tidak di sangka-sangka ada di
tengah-tengah mereka”.25 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan
Allah akan datang, Yesus menjawab, kataNya “Kerajaan Allah datang tanpa
tanda-tanda lahiriah,juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada disini atau
ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk
17:20-21). Yesus berbicara kepada orang Farisi (yang berfikir bahwa mereka
memiliki pengetahuan akan Kerajaan Allah itu). Yesus berkata Kerajaan Allah
bukanlah fisik dan kasat mata dan tidak datang seperti yang mansuia pikirkan.
Namun, Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Kerajaan Allah tidak datang
dengan cara demikian. Di katakan di dalam Alkitab bahwa di mana pun Yesus
berada, kemana pun Dia pergi, Kerajaan Allah akan dinyatakan di sana.26
Allah dapat memberikan Kerajaan itu kepada manusia (Luk 12:32) tetapi
manusia tidak dapat mengambil kembali dari sesamanya, meskipun mereka
menghalangi orang lain memasukinya. Manusia dapat menerima Kerajaan itu
(Luk 18:17) tetapi mereka tidak pernah mendirikannya. Manusia dapat menolak
Kerajaan itu, yaitu menolak untuk menerimanya (Luk 10:11), tetapi tidak dapat
menghancurkannya, mereka dapat menantikannya (Luk 23:51) dan mencarinya
(Luk 12:31) tetapi tidak dapat membawanya. Manusia mungkin ada di dalam
Kerajaan itu (Luk 13:29) tetapi kita tidak diberitahu bahwa Kerajaan itu
tumbuh. Manusia dapat melakukan sesuatu demi Kerajaan itu (Luk 12:29),
tetapi mereka tidak dapat bertindak atas Kerajaan itu sendiri. Manusia dapat
memberitakan Kerajaan itu (Luk 10:9), tetapi hanya Allah yang dapat
memberikannya kepada manusia (Luk 12:32).27
2.3.2. Kisah Para Rasul
Jemaat mula-mula lahir dikota Yerusalem dan jemaat ini sangat
merindukan kekuatan dari atas seperti yang dijanjikan Yesus sebagai penghibur
(Roh Kudus). Mengingat Yesus telah memberikan amanat kepada mereka,
maka mereka sangat tekun berdoa bahkan tiap-tiap hari berkumpul untuk

25
Choan-Seng Song, Yesus dan Pemerintahan Allah(Jakarta: BPK-GM, 2010),239-240
26
Sunday Adelaja,Yesus yang Kau Kenal, ( Yogyakarta: ANDI, 2008),42-43
27
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid I,135
memohon pimpinan Tuhan. Kelahiran jemaat mula-mula ditandai dengan hari
turunnya Roh Kudus atau hari Pentakosta sesuai dengan janji daripada Yesus
(Kis. 1:15). Situasi jemaat disini sangat harmonis yg memiliki pola hidup yang
tekun, bersatu dan rukun serta belajar tentang Injil dan kebenaran akan Yesus
Kristus yang telah bangkit. Kemudian Injilpun disebarkan oleh para Rasul-
rasul bukan hanya kepada orang-orang Yahudi saja tetapi juga kepada orang-
orang non Yahudi yang kemungkinan besar akan salah tafsir mengenai
Kerajaan Allah itu dan ini sudah disebutkan oleh Yesus sebelumnya (Mark.
10:42-43). Contohnya adalah “Keselamatan” (Kis. 16:30-31) dan “Persekutuan
didalam Kristus”. Kalau yang dimaksudkan adalah Kerajaan Allah, biasanya
penggenapannya pada waktu yang akan datang pada akhir zaman (Kis. 1:6).
Kalau yang dibicarakan adalah kerajaan yang sudah tiba, itu dilihat sebagai
kerajaan Kristus yang kita capai oleh Roh Kudus. Dengan demikian arti
mendalam tentang kerajaan Allah yaitu kedaulatan Allah dalam Perjanjian
Lama yang kini berganti kepada Pribadi Yesus yang menjalan pemerintahan
Allah disebelah kanan Allah melalui Roh Kudus (Kis. 2:33). Karena itu
kerajaan Allah kini dialami manusia melalui pelayanan Roh Kudus, yang atas
dasar pekerjaan Kristus membawa kehidupan dalam kemuliaan pada zaman
yang akan datang kedalam zaman sekarang.28
Menurut aliran besar Yudaisme yang dipengaruhi oleh eskatologi
apokaliptis, Kerajaan Allah itu merupakan suatu realitas masa depan yang akan
diteguhkan oleh Allah sendiri. Sedangkan kaum Zelot, berusaha untuk
bekerjasama dengan Allah dalam rangka menghadirkan Kerajaan Allah itu.
Perspektif mereka ini membuat mereka menggunakan cara-cara kekerasan
yang jauh lebih intens demi membebaskan diri mereka dari sendiri serta
seluruh Israel dari penguasaan “duniawi” (maksudnya oleh bangsa asing). Ada
satu sekte Yahudi lain yang mengambil pendekatan lebih berbeda lagi. Orang-
orang Qumran memisahkan diri mereka dari arus utama Yudaisme, namun
mereka tetap berpengharapan bahwa pada suatu hari kelak Allah akan
menegakkan pemerintahanNya. Disisi lain orang-orang Qumran kelihatannya

28
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 347
sepaham dengan orang Zelot tentang pandangan mereka mengenai Kerajaan
Allah dengan peperangan. Sedangkan orang-orang sezaman dengan Yesus
percaya bahwa Yahweh adalah Raja dan bahwa waktunya akan tiba ketika Ia
memproklamasikan, “Saatnya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat”. Dan
sejak saat itu Yesus hendak menghubungkan pelayananNya dengan
pengharapan masa lalu terhadap Kerajaan Allah yang telah lama dinantikan
(namun sekarann telah digenapi), tetapi juga menunjuk kepada kedatangan
Kerajaan dimasa depan. Bila kita merasa bahwa apa yang diproklamasikan
Yesus ini tidak kelihatan “mirip” dengan Kerajaan Allah, maka penjelasannya
dapat kita temukan dalam pemahamanNya tentang kerajaan Allah itu hadir:
Kerajaan itu telah hadir sekaligus juga sedang menuju penggenapan. Karena itu
bila kita hendak menjelaskan hakikat dari Kerajaan Allah yang
diproklamasikan Yesus, kita tidak perlu memilih satu diantara dua pemahaman
berikut: Pemahaman bahwa Kerajaan Allah itu telah hadir sekarang atau
pemahaman bahwa Kerajaan itu baru hadir di masa depan.29
2.4.Persamaan Lukas dan Kisah Para Rasul
Dari Kisah Para Rasul 1:1 dan juga dari gaya bahasa yang sama, jelas sekali
bahwa Injil Lukas dan Kisah Para Rasul berasal dari pengarang yang sama. Yesus
berjalan “untuk memberitahukan dan mengabarkan Kerajaan Allah sebagai kabar
baik.” Hal ini juga di ucapkan langsung dalam Lukas 8:1-3. Pemerintahan Allah adalah
pada akhirnya satu-satunya pokok pemberitaan Yesus (bnd. Kis. 1:3; 8:12; 20:25;
28:23; 31). Dalam Kisah Para Rasul, pemberitahuan kabar baik di salah satu kota
biasanya mulai dalam rumah-rumah ibadat Yahudi (Kis. 9:20;
13:5;14:1;17:1;10;17;18:4;19;26;19:8). Baik dalam Lukas maupun dalam Kisah Para
Rasul jelas bahwa kabar baik pertama-tama di alamatkan kepada umat Allah yaitu
orang yang berkumpul didalam rumah-rumah ibadat Yahudi. Allah dalam
pemerintahanNya memperhatikan secara khusus “orang miskin dan orang yang hilang”.
Pembahasan orang miskin tidak dpat dilepaskan dari seluruh hal harta milik, seperti
yang menonjol dalam Lukas/Kisah Para Rasul. Dan perhatian bagi mereka yang hilang,
juga mencakup Pekabaran Injil kepada segala bangsa dunia ini. Dalam periode yang

29
Joel B. Green, Memahami Injil-Injil dan Kisah Para Rasul, (Malang: Gandum Mas, 2005), 204-205
berikut, umpamanya Filipus “memberitakan injil tentang Kerajaan Allah” (Kis. 8:12).
Lukas 16:16 : “Hukum taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada Yohanes, dan
sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan sebagai kabar baik.” Lukas dengan jelas
mengabarkan dalm garis sejarah secara berikut: kebangkitan, waktu 40 hari (Kis. 1:3),
kenaikan (Kis. 1:9-11). Pemberitaan kabar mengenai Yesus yang sekaligus merupakan
pemberitaan Kerajaan Allah, di titik beratkan dalam Kisah Para Rasul. Tidak hanya
dalam Kisah Para Rasul tetapi juga dalam Lukas pemberitaan Kerajaan Allah sangat di
tekankan, dengan perkataan yang seringkali mengalir dari pena redaktur. Ingatlah
kepada nats-nats dari Lukas sebagai berikut : 4:43 “juga di kota-kota lain Aku harus
memberitakan Kerajaan Allah sebagai Injil.” Kis. 1:3 Para murid di tugaskann untuk
memberitakan Kerajaan Allah. Baik dalam injil maupun dalam Kisah Para Rasul,
kabari baik mengenai Kerajaan Allah membawa sekaligus perwujudan dari apa yang di
kabarkan. Ingatlaj kepada penyembuhan-penyembuhan, juga kepada tumbuhnya
persekutuan Jemaat, dimana persekutuan Kerajaan Allah menjadi nyata.30
2.5.Refleksinya Dalam Kehidupan Ber-Gereja
Setelah Memahami arti dan makna serta Hakikat Kerajaan Allah dalam Injil Lukas
dan Kitab Kisah Para Rasul yang dimana suasana damai bersama Allah. Pertama-tama
Injil Lukas menggambarkan bahwa kerajaan Allah ditandai oleh pelayanan Yesus
Kristus semasa di bumi secara Historis. Kerajaan Allah ini memberikan suasana yang
presentris dan futuris, hal ini juga mempunyai tuntutan etis yang tegas (bnd. Luk
14:26). Sebagai warga Gereja yang baik seharusnya kita umat Kristiani hidup seperti
makna panggilan kita. Kita telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang
Kristus. Oleh karena itu kita harus memaknai serta turut mengaplikasikan hakikat
panggilan tersebut secara konkrit dalam kehidupan ini. Kita mengetahui dengan jelas
bahwa bahwa pemahaman tugas dan panggilan, yaitu koinonia, diakonia dan marturia.
Tritugas panggilan ini merupakan realisasi hubungan gereja secara vertical kepada
Kristus, sekaligus hubungan horizontal dengan sesama manusia di dunia ini.
Gereja adalah masyarakat Kerajaan itu, tetapi bukan Kerajaan itu sendiri. Murid-
murid Yesus adalah milik Kerajaan itu sebagaimana Kerajaan itu adalah milik mereka;
tetapi mereka bukanlah Kerajaan itu. Kerajaan adalah pemerintahan Allah, sedangkan

30
A.M.Hunter,Memperkenalkan Teologi Perjanjian BaruI,( Jakarta: BPK-GM,2010), 255-287
gereja adalah masyarakat Manusia. Perjanjian Baru tidak menyamakan orang-orang
percaya dengan Kerajaan itu. Para Misionaris pertama memberitakan Kerajaan
Allah,bukan Gereja (Kis. 8:12; 19:8; 20:25; 28:23,31). Gereja adalah hasil dari
kedatangan Kerajaan Allah ke dalam dunia oleh misi Yesus Kristus. Gereja tidak dapat
membangun atau menjadi Kerajaan itu, melainkan menyaksikan Kerajaan itu tentang
tindakan penebusan Allah di dalam Kristus, baik masa lampau maupun yang akan
datang.
Yang perlu kita sadari selaku Gereja adalah mempersaksikan Yesus, dan karya-
karyaNya adalah tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap orang yang percaya kepada
Yesus. Roh Kudus telah diturunkan untuk memberikan kita kekuatan dalam
mempersaksikan Injil, karena dengan mempersaksikan Injil, maka kita sudah
menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Gereja memiliki tugas dan
tanggung jawab yang penuh dalam pemberitaan Injil, bukan hanya untuk orang Kristen
saja, melainkan juga untuk semua bangsa dan sampai keujung dunia. Memang bukanlah
hal yang mudah untuk menjadi saksi Kristus terutama ditengah-tengah Negara yang
Pluralis seperti Negara kita ini. Selain itu, dalam menyampaikan Injil Kristus, kita harus
menyampaikan dengan benar. Dalam menyampaikan Injil, kita tidak boleh dipengaruhi
oleh hal-hal duniawi yang akan membuat kita tidak lagi menyampaikan Injil yang benar
melainkan justru menjadi menyampaikan Injil sesuai dengan apa yang kita terima
(dipengaruhi dengan pendapatan yang kita terima). Dilain sisi juga perkembangan
zaman sudah semakin menakutkan dalam hidup ini, seperti canggih-canggihnya
teknologi sekarang, yang dimana iman setiap manusia mulai mati dan tak bertumbuh
dan mulai melupakan Allah, karena merasa kecanggihan masa kini dapat
menyampaikan Firman Tuhan yang tidak bermakna dalam hidup. Kita selaku Umat
yang percaya dan juga terkhusus bagi pelayan-pelayan di Rumah Tuhan harus sanggup
mengendalikan diri dan menjaga diri agar kita tidak menjadi orang-orang yang
melakukan penyembahan berhala. Hal terpenting yang harus kita ketahui adalah,
meskipun kita akan mendapatkan banyak tantangan dalam menyampaikan Kristus dan
Kerajaan Allah, kita tidak boleh takut, karena Tuhan akan selalu menyertai kita.
III. Kesimpulan
Kerajaan Allah adalah teman pokok dari pemberitaan Yesus. Injil Lukas memahami
bahwa kerajaan Allah adalah suasana yg menyenangkan bersama Allah. Raja dari kerajaan
itu adalah Allah Bapa yang berada di Sorga. Pandangan mengenai kedatangan dari
Kerajaan Allah ditegaskan oleh Yesus melalui pelayanan dan karya-Nya. “pada hari ini
genaplah nats ini sewaktu kami mendengarnya” (Luk. 4:22). Bersamaan dengan kitab
Kisah Para Rasul, yang dimana Kerajaan Allah itu dipandang dari segi karya-karya Yesus
sampai pada kematian dan kebangkitan-Nya. Kerajaan Allah itu dipandang sebagai suatu
yang ada dan yang akan ada. Ada karena Yesus lahir, dan hadir ditengah-tengah Kerajaan
dunia, dan hal itu akan terus ada sampai pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya, dan
Kerajaan Allah itu dipandang dari segi pemberitaan Injil keseluruh dunia. Kisah Kerajaan
Allah itu sendiri akan dimulai dari kebangkitan, kenaikan-Nya Yesus serta penantian para
murid akan turunnya Roh Kudus.
IV. Daftar Pustaka

…., Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jakarta: YKBK, 2003


Adelaja Sunday, Yesus yang Kau Kenal, Yogyakarta: ANDI, 2008
Bavinck J.H., Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 2003
Bruce F.F., Ucapan Yesus Yang Sulit, Malang: SAAT, 1997
Conzelmann,Hans, The Theology Of St.Luke, trasl. Geoffrey Buswell, New York: Harper, 1961
Douglas,J.D., Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 2 M-Z, Jakarta: YKBK/OFM, 2007
Drane,John, Memahami Perjanjian Baru, (Pengantar Historis Teologis),Jakarta: BPK-GM, 1996
Geldenhuys,Norval, The New International Commentary on the New Testament The Gospel of
Luke, Michigan: Grand Rapids, 1983
Green Joel B., Memahami Injil-Injil dan Kisah Para Rasul, Malang: Gandum Mas, 2005
Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 1, Jakarta: BPK-GM, 1999
Guthrie Donald, Teologia Perjanjian Baru II, Jakarta: BPK-GM, 2011
Guthrie,Donald, Teologi Perjanjian Baru 2, Jakarta: BPK – GM, 1993
Harrison Everett F., Tafsiran Alkitab Wycliffe, Malang: Gandum Mas, 2013
Hunter A.M., Memperkenalkan Teologi Perjanjian Baru I, Jakarta: BPK-GM, 2010
Hunter A.M., Memperkenalkan Teologia Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977
Hunter A.M., Menafsir Perumpamaan-Perumpamaan Yesus, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980
Hunter A.M., Yesus Tuhan dan Juru Selamat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
Kotynski, Edward A., Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, Jakarta: LAI bekerja sama
dengan KARTIDAYA, 2005
Ladd George Eldon, Teologi Perjanjian Baru Jilid I, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002
Marshall,I.H., “Injil Yohannes” dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II (M-Z), Jakarta:
YKBK-OMF, 1995
Marxen Will, Pengantar Perjanjian Baru, terj. Stephen Suleeman, Jakarta: BPK-GM, 2006
Milne Bruce, Mengenali Kebenaran, Jakarta: BPK-GM, 2003
Schreiner Thomas R., New Testament Theology, Yogyakarta: ANDI, 2015
Soedarmo,R., Kamus Istilah Teologi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008
Song Choan-Seng, Yesus dan Pemerintahan Allah Jakarta: BPK-GM, 2010
Sutomo Adji A., Mengapa Kamu Menengadah Ke Langit?, Jakarta: BPK-GM, 2006

Anda mungkin juga menyukai