Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan
Mempelajari Teologi Perjanjian Lama pada saat ini dalam keadaan krisis. Artikel-artikel
yang ditulis oleh para sarjana Eropa dan Amerika akhir-akhir ini menunjukkan bahwa
masalah-masalah fundamental menempati tempat terpenting saat ini dalam keadaan tidak
menentu dan merupakan pokok perdebatan yang di perdebatkan dengan serius dalam hal
mengenai Kerajaan Allah. Walaupun Teologi Perjanjian Lama sudah berumur beberapa abad
namun perdebatan-perdebatan itu masih terus-menerus berlanjut1. Agama dan Kerajaan
adalah dua paradigma yang berbeda sekalipun keduanya memiliki kesamaan. Yang menjadi
Isu sentral agama adalah ritual dan moralitas sedangkan kerajaan tentang Raja dengan kuasa,
pemerintahan, wilayah serta kasih karunia-Nya. Injil bukanlah agama terbaik melainkan
Anugerah dan Kuasa Sorgawi yang membawa mereka yang percaya menemukan kembali
Kerajaan Allah yang hilang akibat pelanggaran manusia.
1.2. Rumusan Masalah
Beberapa isu yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: bagaimana
pemahaman tentang kerajaan pada umumnya, tinjauan teologis tentang kerajaan Allah,
relevansi kerajaan Allah bagi orang percaya.
1.3. Tujuan Penulisan
Banyak permasalahan ataupun pendapat dari berbagai pandangan mengenai “Kerajaan
Allah”, semakin banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul contohnya seperti apa kerajaan
Allah yang sesungguhnya?, pembahasan ini merupakan sulit jikalau hanya mempergunakan
akal saja tanpa melihat apa kata Alkitab dan tidak meminta tuntunan Roh Kudus dalam
hidupnya. Oleh sebab itu penulis akan membahas tentang Kerajaan Allah dengan berdasarkan
Firman Allah dan berbagai literatur-literatur lainnya yang mendukung dalam pembahasan
makalah ini.
1.4. Batasan Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis akan membatasi pembahasan mengenai “Kerajaan Allah”
dalam mata kuliah Perjanjian Lama. metode yang di gunakan penulis dalam pembuatan
makalah ini bukanlah eksposisi Alkitab akan tetapi menggunakan pendekatan teologis dan
historis.Kerajaan Allah selalu berhubungan secara keseluruhan Alkitab mulai dari Perjanjian
Lama hingga Perjanjian Baru.

1
F Gerhard Hasel, Teologi Perjanjian Lama edisi Revisi, Jakarta Gandum Mas 2006, hal 9, dalam
Perjanjian Lama kebenaran Allah itu tidak hanya berarti bahwa Allah selalu bertindak dengan cara yang benar
secara moral, tetapi kebenaran Allah ini juga mencakup kenyataan bahwa Allah bertindak demi kepentingan
umat-Nya.

1
BAB II
PEMAHAMAN TENTANG KERAJAAN PADA UMUMNYA
2.1. Defenisi Kata Kerajaan

 Etimologi
Kata Kerajaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kekuasaan raja atau
tempat duduk raja2, sedangkan Kerajaan dalam bahasa Yunani adalah basileia yang artinya
pemerintahan, kuasa dan hal-hal tentang raja, kuasa dan pemerintahan serta otoritasnya bukan
tentang filosofi atau pengajaran moral semata dan arti kerajaan secara umum yaitu tentang
raja dengan kuasa, pemerintahan, wilayah serta kasih karunia-Nya.

 Terminologi
Dalam sebuah kerajaan, perkenanan raja atas seseorang bagaikan mata air yang mengaliri
tanah yang tandus sehingga padang gurun akan menghasilkan menjadi padang rumput.
Perkenanan adalah kuasa atau otoritas anugerah yang mengubahkan nasib dan kehidupan
mereka yang menerimanya3. Kerajaan merupakan takhta dimana didalamnya terdapat raja
sebagai pemimpin dan memiliki anak buah menjadi penghuni didalam suatu kerajaan. Di
Persia kata melek di terjemahkan raja atau kerajaan, di Akadian kata malak merupakan
penasihat yang mengangkat raja, muncul dari kata malak yang berkaitan erat dengan monarki
pemerintahan yakni kota, tanah. Formulasi Kerajaan pertama dalam Kitab Suci ditemukan
dalam Habakuk 9: 2 dan 1 Samuel 8:11-17, maka metaphorik dari kata melek juga digunakan
bagi Allah Israel4.
2.2. Tinjauan Tentang Kerajaan Dalam Perjanjian Lama5

Dalam bahasa Ibrani Kerajaan melek ‫ ֶמלְֶך‬dan Yunani Basileia βασιλεία. Kedua kata ini
belum diketahui kejelasannya. Melek terdapat dalam semua bahasa semit dimana ada kemungkinan
berhubungan dengan akar kata Arab yang artinya ”memiliki”, atau kata Asyur dan Aram yang artinya
“menasihati”, sedangkan basileia kemungkinan diambil dari bahasa Egea kuno. Jabatan raja umum
diketahui di Asia Barat sejak dahulu kala. Polanya, pemimpin yang memerintah daerah
pemukiman sering berpusat di kota (Kej.14:1-2; bnd Kej.20:1). Kekuasaannya diwarisi
(Kej.36:31) dan berasal dari raja-ilahi atau dewa negeri atau sering disebut nenek moyang.
Di Israel suku Nomad kuno diperintah oleh kepala suku. Pada zaman Keluaran dari Mesir
Musa memerintah kemudian Yosua dalam sistem teokrasi (pemerintahan oleh Allah), dimana
orang memimpin tidak berdasarkan keturunan tetapi karena dipanggil Allah dan diakui rakyat
meskipun tidak selalu tanpa proses (Kel.6:29 bnd Bil.16:1). Perlu dicatat bahwa nabi tidak
ditunjuk oleh raja, lain halnya dengan imam (1Raj.1:34). Nabi dan imam sama-sama berperan
dalam pelantikan raja, tetapi kadang-kadang peranan nabi lebih besar khususnya pada masa
peralihan dinasti kerajaan Utara (1Raj.19:16). Ada juga panglima (2Sam.19:13), panitera
2
KBBI Elektronik Vol.1.
3
Tandjung Guana Joshua, Injil Kristus Agama atau Kerajaan, Surabaya Media Suara Kehidupan 2012,
hal 49-65, Injil Kristus bukanlah agama terbaik melainkan Anugerah dan Kuasa Sorgawi yang membawa orang
percaya menemukan kembali dimensi Kerajaan Sorga yang hilang akibat pelanggaran manusia pertama.
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_kerajaan, kata benda malak dalam Mikha 5:1 secara negatif
mengacu pada pemerintahan monarki, walapun secara konteks secara spesifik yang menunjukkan makna pada
negatif terhadap kata malak.
5
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 2 M-Z, selama periode 104-37 sM, hal 292-294,beberapa imam
besar dari keluarga Makabe memakai gelar raja, ada yang diproklamirkan sebagai pemenuhan dan pengharapan
mesianik.

2
(2Sam.8:17), pencatat sejarah raja-raja dan banyak pelayan lain (1Raj. 4:5). Pencatat sejarah
mungkin bertugas mencatat peristiwa kenegaraan (2Raj.21:25) atau mungkin istilah lain
jabatan perdana menteri atau pejabat tinggi kerajaan yang memberikan nasihat dan menjadi
juru bicara istana bentara raja. Bentuk harapan mengenai Kerajaan bagi bangsa Israel tidak
perlu kita melihat kepada nabi-nabi. Sejak pengalaman-pengalaman mereka yang paling awal
dengan Allah, mereka telah belajar mempercayai-Nya untuk membawa mereka ketanah yang
dijanjikan kepada Abraham (Kej.12:1-3). Jadi bangsa Israel pengharapan selalu mempunyai
aspek yang sangat nyata yaitu bahwa pada suatu saat Allah akan memberikan kepada mereka
Tanah Perjanjian itu. Mengenai hari Tuhan, Amos memperingatkan bahwa hari itu
merupakan hari penghukuman dan bukan damai, hari kegelapan dan bukan terang (Amos
5:20; bnd Yesaya 7:17). Mereka berkata hari itu datang dan Allah akan menolong kita,
Yehezkiel menjawab “Lihat harinya sungguh datang malapetaka akan menimpa, kelaliman
bertunas, keangkuhan bertaruk (Yehezkiel.7:10).Para nabi tetap pada pendirian bahwa umat
Israel tidak dapat mempercayai lembaga-lembaga mereka untuk menyelamatkannya. Bangsa
Israel beranggapan bahwa mengadakan kerajaan itu dengan kekuatan sendiri, dan pada
akhirnya mereka membuat sarana-sarana bait suci, hukum Taurat,Kerajaan menjadi alat
untuk mencapai persekutuan dengan Allah semuanya ini telah menjadi pegangan atau
keyakinan bangsa ini6.
Alasan bangsa Israel meminta mereka untuk memilih raja adalah karena mereka telah
menolak Tuhan sebagai raja mereka, bangsa Israel menginginkan sama seperti bangsa-bangsa
lain yang memiliki raja yaitu setelah mereka melihat raja Amon yang bernama Nahas
(1Sam.12:12). Padahal, permintaan umat Israel akan seorang raja itu merupakan sebuah dosa
besar (1Sam.12:17), alasannya dosa yaitu karena raja-raja dunia ini hidup sesuai dengan
keinginan daging bukan kehendak Allah. Jadi yang dipersoalkan buakn sistem kerajaan
(pemerintahan), melainkan bagaimana cara mengangkat pemimpin raja itu, karena
sebelumnya cara pengangkatan adalah dengan teokrasi dan saat itu menjadi demokrasi.
Padahal, jika Tuhan yang menjadi raja atas mereka, umat Israel tidak boleh melakukan segala
macam kejahatan kenikmatan daging itu. Itulah penyebab umat Israel meminta seorang raja
sama seperti bangsa-bangsa diatas mereka. Pentingnya sistem monarkhi-teokrasi dalam
pemerintahan umat Israel Perjanjian Lama adalah demi mencapai tiga hal yaitu: pertama
dengan sistem itu nubuatan Mesianis akan tercapai, kedua kerajaaan Israel Perjanjian Lama
yang bersifat teokrasi itu merupakan sebuah tipologi yang melambangkan Kerajaan Allah,
ketiga sistem monarkhi-teokrasi di kehendaki Allah menjadi contoh bagi bangsa-bangsa di
seluruh dunia sepanjang abad7.

2.3. Tinjauan Tentang Kerajaan Dalam Perjanjian Baru

6
Dyrness Willam, Tema-tema Dalam Teologi Perjanjian Lama, Malang Gandum Mas 2004, hal 207-
209, jalan pemikiran bangsa Israel yaitu bahwa masa yang akan datang merupakan penyempurnaan Allah dan
Kerajaan itu akan datang dengan cara-cara damai, bahwa ia telah ada dalam perjanjian yang diadakan Allah
dengan umat-Nya.
7
Sitohang H. Samin, S.H.,M.Div.,M.Th. Kasus-kasus dalam Perjanjian Lama, Bandung Yayasan
Kalam Hidup 2005, hal 136-139, pada zaman hakim-hakim, bila Tuhan menyuruh umat-Nya berperang, Tuhan
secara insidential mengangkat seseorang dari antara umat-Nya sebagai pemimpin yang disebut dengan hakim.

3
Pada masa Kitab Perjanjian Baru ditulis hampir seluruh dunia beradab, kecuali
beberapa kerajaan yang kurang dikenal di Timur, jauh berada dibawah kekuasaan kekaisaran
Romawi. Dari Samudera Atlantik di sebelah barat hingga sungai Efrat dan Laut Merah di
sebelah timur, dan dari sungai Rhone, laut Hitam serta pegunungan Kaukasus di sebelah utara
hingga gurun sahara di sebelah selatan terbentang sebuah kekaisaran yang sangat luas di
bawah kekuasaan dan kepemimpinan diktatorial sang kaisar yang disebut raja (1Petrus 2:17),
dan juga Augustus (Lukas 2:1) dalam Kitab Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berakhir
dengan nabi Maleakhi, yang bernubuat kira-kira tahun 430 SM. Untuk 430 tahun tidak ada
nabi yang muncul dan tidak ada tulisan yang diwahyukan dari Allah. Itu tidak berarti bahwa
tidak ada apa-apa yang terjadi di tanah Israel atau dengan orang Yahudi. Itu satu masa yang
cukup ramai juga. Orang-orang Yahudi menanti terus untuk Mesias yang dijanjikan dan yang
dinubuatkan. Waktu Yohanes Pembaptis muncul di padang gurun memberitakan pertobatan
karena Kerajaan Allah sudah dekat, banyak orang pergi untuk melihat, apakah dialah Mesias
atau tidak. Banyak orang dibaptis dan mengikut dia dan akhirnya Yesus. Itu bukan tujuan
buku ini untuk menjelaskan secara perinci apa yang terjadi dalam masa 430 tahun itu. Tetapi
penulis akan memberi garis besar saja supaya para pembaca bisa mempunyai gambaran
sedikit tentang apa yang terjadi pada masa itu.Kerajaan Babilon membinasakan Bait Allah
dan Yerusalem pada tahun 586 SM. dan membawa banyak orang Yahudi ke dalam
pembuangan. Mereka kembali ke tanah Israel di bawah pemerintahan Persia untuk
membangun kembali kota Yerusalem dan Bait Allah. Tanah Israel dikuasai oleh beberapa
pemerintah yaitu Kerajaan Yunani, pemerintah Hasmoneus dan Kerajaan Roma.Semasa
pemerintahan Romawi tanah Israel dibagi beberapa wilayah yaitu: Yudea, Samaria,
Idumea,Galilea,Perea,Iturea, dan wilayah-wilayah ini dipimpin oleh raja-raja yaitu raja
wilayah dan wali negeri. Yang memerintah raja wilayah yaitu raja Herodes Agung,
Arkhelaus, Herodes Antipas, Filipus, sedangkan raja yang memerintah sebagai wali negeri
Perjanjian Baru tidak menjelaskan hal tersebut8.
Pada zaman Perjanjian Baru, tentu tidak ada lagi negara dengan sistem teokrasi,
pertama, karena dalam sebuah negara teokrasi, seluruh warga negaranya harus umat Tuhan.
Kerajaan Allah dimulai dari deklarasi dengan dimulai dari gunung sinai yang berfokus pada
pribadi Agung yang dinobatkan sebagai raja yaitu Yesus Kristus. Didalam Dia seluruh
perjalanan sejarah dunia ini mencapai klimaksnya, di dalam Dia manusia dengan Allah
terpisah karena di akibatkan dosa dan pemberontakan manusia disatukan kembali. Di dalam
Dia Allah berkenan menerima manusia kembali untuk menjadi umat-Nya yang kudus, di
dalam Dia umat baru itu menjadi imamat rajani, bangsa yang kudus kepunyaan Allah
sendiri9.

BAB III

8
Buskirk David G, Survey Perjanjian Baru Jilid 1, Papua Sekolah Alkitab Sidang Jemaat Kristus 2003, hal 9-
10, dalam Perjanjian Baru kita membaca banyak orang yang berkuasa, kita bisa mengerti Alkitab lebih baik
jikalau kita tahu sedikit tentang semua orang yang memerintah atas tanah Israel dan tahun-tahun pemerintahan
mereka.
9
http://www.perkantasjatim.org/?g=articles&id=54, dalam penulis artikel ini berkesimpulan bahwa Kerajaan
Allah yang di sampaikan Yesus yang menuai banyak kontroversi dari orang-orang sezaman-Nya, tidak hanya
disebabkan oleh karena berita itu berbeda dengan berita Kerajaan Allah yang umum berkembang saat itu.

4
TINJAUAN TEOLOGIS MENGENAI KERAJAAN ALLAH
3.1. Pandangan Teolog Terhadap Kerajaan Allah
Ada orang-orang yang berpendapat bahwa Kerajaan Allah sudah datang sekarang,
menurut mereka Kerajaan itu ada disini dan saat ini dinyatakan melalui kita. Doktrin ini
secara umum disebut Kerajaan Saat ini atau Teologi Kerajaan. Para penganutnya bahwa
manusia akan menyatakan kepenuhan Kerajaan Allah di bumi sebelum Kristus sendiri akan
datang kembali10. Bagi Agustinus Kerajaan Allah pada dasarnya sama dengan kebaikan dan
kesucian yaitu sama dengan gereja sebagai persekutuan orang percaya. 11 Pandangan dari
Gereja Katolik menyamakan kerajaan Allah dengan gereja yang ada di dunia ini, sedangkan
pandangan dari gereja reform menekankan makna rohani dari Kerajaan Allah, dimana
Kerajaan Allah gereja yang tidak terlihat atau gereja yang am12.
3.2. Teologi Tentang Kerajaan Allah
Dalam pembahasan mengenai Kerajaan Allah sangat sulit karena ada begitu banyak
penafsiran-penafsiran tentang bagaimana makna kerajaan Allah itu sesungguhnya. Kata
kerajaan itu berarti Kerajaan Allah maka artinya selalu adalah pemerintahan Allah, kekuasaan
Allah, kedaulatan Allah, dan bukan wilayah berlakunya pemerintahan itu. Mazmur103:19,
“Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala
sesuatu”. Kerajaan Allah melek-Nya adalah pemerintahan-Nya yang universal, kedaulatannya
atas seluruh bumi13. Kerajaan Allah berpusat pada Allah, dimana Allah merupakan penggerak
dan pendorong yang utama. Kerajaan itu dinamis karena apa yang teosentris berasal dari
Allah tidak dapat mengalami kelemahan Kerajaan itu sama sekali bukanlah percobaan dan
yang paling utama yaitu Kerajaan Allah itu mengandung keselamatan. Dengan datangnya
Kerajaan-Nya Allah memperlihatkan diri-Nya sebagai Raja yang secara aktif menjangkau
umat-Nya untuk menyelamatkan dan memberkati. Maka TUHAN akan menjadi Raja di atas
seluruh bumi, Mesias akan memerintah dari Sion tetapi seluruh bumi akan bersukacita dalam
pemerintahan-Nya yang penuh dengan kebajikan dan kemurahan hati. Maka seluruh negeri
ini dan seluruh Tanah Perjanjian akan di pulihkan (bdg pengertian dalam Mat.19:28) bagi
Kerajaan Tuhan14. Yesus sangat menekankan nilai Kerajaan yang tiada bandingnya itu. Nilai
Kerajaan itu demikian tinggi sehingga orang harus rela menjual segala sesuatu untuk
memilikinya (Mat.13:44-46)15.

3.3. Ketentuan Perjanjian Lama Tentang Kewarganegaraan Dalam Kerajaan Allah

10
Dieleman Jaap, The Coming of THE KING of Kings, Yogyakarta Andi, 211. Kerajaan Saat ini
mengatakan bahwa dunia akan menjadi tempat yang lebih baik ketika gereja semakin berkuasa di bumi.
11
Berkhof Louis, Teologi Sistematika 5, Surabaya Momentum 2008, hal 33, Agustinus memakai
beberapa istilah yang kelihatannya menunjukkan bahwa ia juga melihatnya bergabung dengan Gereja yang
terorganisir secara episkopal.
12
http://www.iecsingapore.org/resources/sermons/7-sunday-service-sermons/37-kerajaan-allah-dan-
kebenarannya.
13
Ladd Eldon George, Injil Kerajaan Allah, Malang Gandum Mas, 2010, hal 21. Tema tentang
Kerajaan Allah merupakan inti misi Kristus.
14
Tafsiran Alkitab Wycliffe, Malang Gandum Mas, 2005, hal 1224, dalam hal Kerajaan Allah yang
menjadi Raja dan satu-satunya adalah Allah maka Kemuliaan-Nya akan nyata dan Dia akan dipuji di segenap
alam semesta (Yes.54:5;Dan.2:44;Why.11:15).
15
Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 2, Jakarta Bpk Gunung Mulia,2009, hal 34-37, Pemahaman
atas Kerajaan Allah sebagai sesuatu yang dinamis dan hubungannya mencakup luas aspek masa kini dan
perwujudan masa akan datang.

5
Teologi Alkitabiah mempunyai tema sentral bahwa Allah menciptakan manusia
menurut gambar-Nya, agar mereka menaklukkan dan menguasai segala sesuatu (Kej.1:26-
28). Kejatuhan manusia dalam dosa merusak tujuan itu dan mengubahnya untuk sementara
sehingga tidak dapat dicapai secara sempurna tetapi tujuan itu tidak pernah dibatalkan. Ketika
Allah mencapai puncak kemenangan, manusia akan memerintah bersama Dia dan bagi Dia
selamanya. Sementara itu, mandat untuk menguasai tetap berlaku dalam sejarah, itu terwujud
melalui pemerintahan manusia. Akan tetapi akibat dari kesombongan manusia telah
membuatnya buta akan fungsi sebenarnya dari pranata-pranata politik sehingga mereka harus
menjadi sarana-sarana pemerintahan yang adil dari Allah di bumi. Dari penjelasan diatas kita
akan menyoroti bagaimana ketentuan Allah untuk menjadi anggota Kerajaan Allah setelah
kejatuhan manusia dalam dosa16. Berbicara mengenai Kewarganegaraan Kerjaan Allah dalam
Perjanjian Lama berarti hal-hal yang berhubungan dengan warga negara atau keanggotaan
sebagai warga negara. Dalam Perjanjian Lama penentuan orang yang layak menjadi anggota
dalam Kerajaan Allah adalah orang yang menerima Kasih Karunia dari Allah, seperti halnya
Allah memilih bangsa Israel oleh karena Kasih Karunia Allah bukan berdasarkan keadilan.
Sesudah Allah memilih bangsa Israel untuk menjadi umat Kerajaan-Nya, Ia menunjukkan
kesetiaan-Nya yang tidak tergoyahkan. Pada akhirnya salah satu dari sifat terpenting sebagai
akibat dari pilihan Yahweh atas Israel adalah karya-Nya ketika melepaskan mereka sebagai
umat yang menyatakan diri-Nya dan mereka menyaksikan keselamatan yang dikerjakan-Nya
(Yes.43:10-12)17.
Sebuah pengalaman sejarah khusus telah membentuk iman Israel, Allah campur
tangan dalam sejarah untuk membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir. Pembebasan
mereka mengungkapkan bahwa Allah adalah Tuhan atas sejarah. Kemudian melalui
Perjanjian sinai bangsa Israel menjadi bangsa yang terpilih bangsa dengan sebuah masa
depan dan harapan. Pengertian tentang tujuan secara tak terelakkan menuntun kita pada
refleksi tentang asal mula. Gagasan tentang masa depan, dimana segalanya akan berakhir
menuntun pada gagasan tentang masa lampau bagaimana segala sesuatu dimulai. Jadi,
refleksi kenabian atas Keluaran dan Perjanjian Sinai menuntun pada pemahaman bahwa
Tuhan atas sejarah adalah benar-benar sang pencipta alam semesta. Ibadah Israel merayakan
banyak dimensi dari Allah sebagai Raja, Allah sebagai pencipta, Allah Penyelamat Israel,
Allah sebagai Tuhan atas seluruh bumi18.

3.4. Kerajaan Allah Dalam Perjanjian Lama Dan Hubungannya Dalam Perjanjian Baru
16
Peter George W, A Biblical Theology Of Missions, Malang Gandum Mas, 2008, hal 695-696,
kejatuhan manusia dalam dosa menjadi ketegangan antara kekuasaan Surgawi dengan kekuasaan duniawi dan
hal ini merupakan perhatian dari Teologi Kitab Daniel.
17
Walton John H & Hill Andrew E, Survei Perjanjian Lama Edisi Revisi, Malang Gandum Mas,2013,
hal 720-721, penentuan Allah terhadap umat-Nya untuk menjadi anggota Kerajaan Allah adalah inisiatif-Nya
seperti halnya di dalam setiap hubungan hal ini melibatkan tanggapan mengasihi dari umat-Nya.
18
SJ Hentz Otto , Pengharapan Kristen, Yogyakarta, Penerbit Kanisius 2005, hal 41-46 , penderitaan
dan keputusasaan telah menguji dan memurnikan kepercayaan Israel kepada Allah. Meskipun bangsa Israel
percaya mereka menjadi bangsa pilihan akan tetapi pengalaman aktual mereka adalah pengalaman rasa tidak
aman terus menerus.

6
Dalam Perjanjian Lama Kerajaan ini disatukan dengan Pemerintahan Teokrasi dari
Israel. Bahkan juga pada masa Perjanjian Lama nyata bahwa kerajaan ini hanya ditemukan
dalam hidup batiniah orang percaya. Kerajaan nasional Israel dimana Allah adalah Raja,
melaksanakan kehendak-Nya dan melakukan pengadilan-Nya hanya merupakan wakil
Yehovah yang ditunjuk untuk mewakili Raja untuk melaksanakan kehendak-Nya dan
melakukan pengadilan-Nya hanya sebagai simbol serta bayangan dari kenyataan
sebagaimana ditentukan untuk muncul pada masa Perjanjian Baru. Dengan datangnya masa
yang baru bayangan Perjanjian Lama sudah berlalu dan berlalu pula Kerajaan Teokrasi itu.
Dari bangsa Israel keluar kenyataan rohaniah dari kerajaan yang muncul dan memperoleh
eksistensi independen dari Teokrasi Perjanjian Lama. Jadi sifat rohaniah dari kerajaan itu
menjadi jauh lebih nyata dalam Perjanjian Baru daripada zaman Perjanjian Lama. Regnum
Gratiae Kristus setara dengan apa yang disebut Perjanjian Baru sebagai Kerajaan Allah dan
Kristus adalah Raja medioterial. Regnum gratiae tidak bermula dari karya penciptaan Allah,
tetapi sebagaimana dinyatakan oleh namanya, bermula dari anugerah-Nya yang menebus.
Tidak seorangpun menjadi warga negara Kerajaan itu berkenaan dengan kemanusiaannya.
Hanya orang yang sudah ditebus yang dapat memiliki kehormatan dan hak istimewa ini.
Kristus juga membayar harga penebusan mereka yang adalah milik-Nya dan oleh Roh-Nya
memberikan kepada mereka jasa pengorbanan-Nya yang sempurna. Natur rohaniah dari
kerajaan itu dikemukakan dengan berbagai cara yaitu secara negatif dan positif, secara
negatif dengan jelas ditunjukkan bahwa kerajaan itu bukan kerajaan eksternal dan nampak
bagi orang Yahudi (Mat.8:11; Luk.17:21), dan secara positif bahwa kerajaan itu hanya
didapat melalui kelahiran kembali atau lahir baru19.
Kerajaan Allah bukanlah sebuah konsep yang asli berasal dari Yesus melainkan
berakar dari Perjanjian Lama, dan kemudian ditekankan oleh Yohanes Pembaptis dan Yesus
Kristus dalam Perjanjian Baru. Didalam Perjanjian Lama ada beberapa nats yang berbicara
mengenai kerajaan atau pemerintahan Allah yaitu (Mazmur.22:29; 103:19). Didalam
kesustraan pseudopigrafa dikenal dengan istilah “Kerajaan Allah” meskipun belum memiliki
makna yang sentral seperti dalam Perjanjian Baru, istilah tersebut dipakai dalam arti yaitu:
a. Ketaatan pada hukum Taurat
b. Penyataan pemerintahan Allah yang akan datang atas seluruh dunia apabila segala
bangsa telah ditaklukkan kepada-Nya20.

19
Berkhof Louis, Teologi Sistematika 3, Surabaya Momentum 2008, hal 236-238, natur rohaniah dari
Kerajaan harus ditekankan dalam kita menghadapi orang-orang yang menyangkali kenyataan sekarang tentang
kerajaan medioterial Allah dan berpendapat bahwa kerajaan itu akan mengambil bentuk dari teokrasi yang
diteguhkan kembali ketika Tuhan Yesus datang untuk keduakalinya.
20
H. Ridderbos, H. Baarlink. BPK Gunung Mulia Jakarta, 1975, hal 75-77, Pemberitaan Yesus
Menurut Injil Sinoptis. Menurut buku ini bahwa kerajaan Allah sudah dekat muncul sejajar dengan ucapan
“waktunya sudah genap, dan dalam bahasa Yunani “waktu” boleh diartikan sebagai “waktu yang telah
ditentukan Allah” dan juga ketika yang menentukan.

7
BAB IV
RELEVANSI KERAJAAN ALLAH BAGI ORANG PERCAYA

IV.1. Makna Kerajaan Allah Pada Masa Depan Bagi Orang Percaya
Mungkin lebih daripada yang lain Kerajaan Allah seringkali menjadi pengharapan
masa depan bagi orang Kristen, hal ini telah menjadi referensi sepanjang kehidupan ini,
menjadi sesuatu yang lebih utama dan lengkap tidak hanya pergumulan spritual semata
namun menjadi sebuah rekonsiliasi akhir seluruh semesta atau sebagai suatu pemerintahan
seribu tahun mendahului hari kiamat. Makna utama pada makna masa kini dari kerajaan
adalah pengharapan yang menawarkan pemisahan akhir yang benar dan yang salah di dunia,
yang merupakan bentuk pengkhukuman dan rekonsiliasi. Model ini cenderung bersikap
pesimis terhadap masa kini, sejak kejatuhan manusia dalam dosa, dosa ini telah merusak
dunia yang mengakibatkan di setiap bidang kehidupan mengalami kerusakan, dan tidak ada
harapan bagi tatanan sosial sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali. Karena kedatangan
Kristus merupakan pengharapan Gereja (Titus.2:13), pada masa kini orang-orang Kristen
harus melakukan pelayanan yang terbaik agar terlepas dari kehancuran dunia. Model ini
melihat pemerintahan Allah kekal atas seluruh alam semesta, terutama dalam bidang rohani.
Pada masa depan pemerintahan nampak dan diwujudkan secara penuh di bumi seperti di
surga. Hanya Tuhan yang memerintah, dalam hal ini terdapat ruang kecil bagi peran manusia
dalam membangun dan menampakkan kerajaan Allah (terutama seperti Yesus Kristus dan
Roh Kudus). Sekarang Kerajaan Allah memerintah secara rahasia dalam hati orang percaya
yang menanggapi dalam iman, penyembahan dan ketaatan dalam lingkup terbatas dalam
hidup seseorang21.
Pemerintahan Allah bukanlah pemerintahan manipulatif melainkan pemerintahan atas
dasar kasih yang memberikan diri, tidak memperhitungkan, merangkul semuanya dan seperti
kesetiaan Yesus sampai mati. Dalam menyatakan kedatangan Kerajaan Allah, Injil tetap
mempertahankan ketegangan antara masa sekarang dan masa yang akan datang. Kerajaan
Allah adalah realitas sekarang karena Allah bertindak secara nyata dalam diri Yesus,
Kerajaan Allah terjadi dimasa yang akan datang karena kerajaan yang dinyatakan Yesus akan
terwujud sepenuhnya pada akhir zaman22.

IV.2. Status Orang Percaya Sebagai Warga Negara Kerajaan Allah


21
Synder Howard, Model-model Kerajaan Allah, pdf. Institute for community and development
studies, hal 5-7, dalam artikel ini menuliskan tokoh seperti wimber yang memahami Kerajaan sebagai
pengharapan masa depan.
22
ibid SJ Hentz Otto , Pengharapan Kristen, Yogyakarta, Penerbit Kanisius 2005, hal 51-54, kiasan
yang menonjol untuk menggambarkan tujuan akhir pengharapan Kristen adalah Kerajaan Allah.

8
Dalam Perjanjian Lama kisah Abraham dimana ia telah tiba ditanah yang dijanjikan
Tuhan, namun ia selalu menempatkan dirinya berada di suatu tanah yang asing. Meskipun ia
mampu membangun tempat permanen untuk ditinggali namun ia menyebutnya sebagai
kemah. Abraham menyadari bahwa ia hanyalah seorang perantau dibumi ini, karena ia
menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar dan yang di rencanakan dan dibangun oleh
Allah dan kota itu adalah tanah air sorgawi. Meskipun juga orang percaya tinggal di tengah
dunia ini namun yang pasti orang percaya bukanlah penduduk permanen dibumi ini, karena
surga adalah tempat dimana orang percaya berasal dan disanalah orang percaya akan tinggal
kelak. Meskipun orang percaya memiliki kewarganegaraan di negara dimana orang percaya
tinggal saat ini namun orang percaya memiliki kewarganegaraan yang lebih kuat dan sah,
yaitu warga Kerajaan Surga dimana Yesus Kristus adalah Rajanya. Oleh sebab itu orang
percaya harus menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini adalah sementara dengan mandat
membawa pengaruh Ilahi di manapun berada dan bukan untuk menjadi serupa dengan dunia
ini23.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi warga negara Kerajaan
Allah yaitu mempelajari bahasanya, dimana seseorang yang ingin menjadi warga negara
diharuskan menguasai bahasa utama negeri itu, demikian pula, Kerajaan Allah mensyaratkan
warga negaranya untuk mempelajari bahasanya yang di dalam Alkitab disebut bahasa murni
(Zefanya.3:9). Selanjutnya yaitu mempelajari sejarahnya, seseorang yang ingin menjadi
warga negara suatu negeri maka perlu mengetahui sejarah negeri itu. Demikian juga orang
yang ingin menjadi warga negara Kerajaan Allah perlu belajar sebaik mungkin tentang
Kerajaan itu, selanjutnya yaitu mengetahui hukum-hukum-Nya, pemerintah manusia
mengharuskan rakyatnya mengetahui dan menaati hukum yang berlaku di negeri yang
bersangkutan. Demikian juga untuk tetap menjadi warga negara Kerajaan harus mengetahui
hukum Allah dan mengasihi-Nya, maka masuk akal jika Allah mengharuskan orang yang
ingin menjadi warga negara Kerajaan Allah mengharuskan dan menaati hukum serta prinsip
yang ditetapkan untuk semua warga negara Kerajaan (Yes.2:3;Yoh.15:10). Tidak lama lagi
Kerajaan Allah akan menjadi satu-satunya pemerintahan dibumi ini, kerajaan ini akan
mengatur bukan cuma hal-hal yang rohani melainkan semua bidang kehidupan sehari-hari.
Maka sekaranglah waktunya untuk membuktikan hal itu, dalam hal membuat keputusan
setiap hari melakukan segala sesuatu demi Kemuliaan Allah dengan demikian maka
terbuktilah bahwa kita memang berlaku sebagai warga negara yang baik dari Kerajaan Allah
(1Kor.10:31)24.

BAB V
PENUTUP

23
http://www.rdmb.org/02-juni-2012-warga-kerajaan-sorga/, Ibr. 11:9-10 (9) “Karena iman ia diam
di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan
Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. (10) Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai
dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.”
24
http://wol.jw.org/zu/wol/d/r25/lp-in/2012602, warga negara Kerajaan juga perlu memperhatikan dan
menghargai peringatan beserta pendidikan.

9
V.1. Kesimpulan
Dengan berjalannya waktu yang telah di lalui dalam pembuatan makalah ini maka
penulis akan menyimpulkan mengenai Kerajaan Allah. Dalam Perjanjian Lama ternyata
Allah telah menyatakan Kerajaan-Nya bagi bangsa Israel, dimana Ia menjadi Raja dan istilah
yang dipakai yaitu Teokrasi. Sedangkan dalam Perjanjian Baru Allah menyatakan Kerajaan-
Nya dengan menggenapi melalui Yesus yang menjadi manusia menyatakan Kerajaan-Nya di
bumi. Kerajaan Allah yang dibumi hanyalah bersifat sementara dan Kerajaan Allah yang
kekal akan dinyatakan kedatangan-Nya kedua kali, maka semua orang-orang percaya dan
orang-orang yang setia melakukan segala hukum Allah akan masuk kedalam Kerajaan Allah.
Jika kita melihat secara menyeluruh mulai dari Perjanjian Lama hingga ke Perjanjian dimana
Allah selalu menunjukkan kasih-Nya kepada umat-Nya walaupun umat-Nya kebanyakan
tidak setia akan tetapi Dia selalu setia terhadap umat-Nya. Kerajaan Allah dalam Perjanjian
Lama merupakan imamat bagi bangsa Israel untuk masuk kedalam ketaatan sepenuhnya
kepada Allah dan menjadi contoh bagi bangsa-bangsa kafir. Sedangkan Kerajaan Allah yang
disampaikan Yesus yang menuai banyak kontroversi dari orang-orang sezaman-Nya, tidak
hanya di sebabkan karena berita itu berbeda dengan berita Kerajaan Allah yang umum pada
waktu itu. Secara mendasar Kerajaan Allah berarti bahwa Allah merupakan pendorong dan
penggerak yang utama, manusia tidak bisa menemukan atau memajukan kerajaan itu.
Kerajaan Allah adalah tindakan Allah yang berdaulat, Kerajaan itu semata-mata diberikan
sebagai yang sudah ada Allah telah bertindak dalam sejarah.
V.2. Aplikasi
Setelah selesai menyelesaikan tugas makalah ini maka penulis akan mencoba dengan
sederhana membuat aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum Kerajaan Allah
datang maka penulis akan belajar untuk memperbaiki kelakuan hidup didunia ini, menghargai
didikan Allah melalui Firman-Nya dan belajar untuk semakin lebih sungguh merenungkan
Firman Tuhan. Seorang murid Yesus Kristus sejati akan senantiasa melihat bahwa Kristus
adalah satu-satunya Tuhan atas sejarah dan dunia bukan hanya Tuhan untuk dirinya sendiri.
Penulis akan belajar untuk mewartakan kepada dunia bahwa Yesus adalah Raja dan bahwa
segala makhluk harus taat kepada-Nya, setiap aspek kehidupan ini akan belajar terus menerus
memancarkan realitas tunggal Kerajaan Allah bahwa Yesus Kristus adalah Raja.

DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku

10
F Gerhard Hasel, Teologi Perjanjian Lama edisi Revisi, Jakarta Gandum Mas 2006.

KBBI Elektronik Vol.1.

Tandjung Guana Joshua, Injil Kristus Agama atau Kerajaan, Surabaya Media Suara
Kehidupan 2012.

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 2 M-Z.

Dyrness Willam, Tema-tema Dalam Teologi Perjanjian Lama, Malang Gandum Mas 2004.

Sitohang H. Samin, S.H.,M.Div.,M.Th. Kasus-kasus dalam Perjanjian Lama, Bandung


Yayasan Kalam Hidup 2005.

Buskirk David G, Survey Perjanjian Baru Jilid 1, Papua Sekolah Alkitab Sidang Jemaat
Kristus 2003.

Dieleman Jaap, The Coming of THE KING of Kings, Yogyakarta Andi, 211.
Berkhof Louis, Teologi Sistematika 5, Surabaya Momentum 2008.
Ladd Eldon George, Injil Kerajaan Allah, Malang Gandum Mas, 2010.
Tafsiran Alkitab Wycliffe, Malang Gandum Mas 2005.
Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 2, Jakarta Bpk Gunung Mulia,2009.
Peter George W, A Biblical Theology Of Missions, Malang Gandum Mas, 2008.
Walton John H & Hill Andrew E, Survei Perjanjian Lama Edisi Revisi, Malang Gandum
Mas,2013.
SJ Hentz Otto , Pengharapan Kristen, Yogyakarta, Penerbit Kanisius 2005.
H. Ridderbos, H. Baarlink. BPK Gunung Mulia Jakarta, 1975.
Referensi Internet
http://www.perkantasjatim.org/?g=articles&id=54.
http://www.iecsingapore.org/resources/sermons/7-sunday-service-sermons/37-kerajaan-allah-
dan-kebenarannya.
http://www.rdmb.org/02-juni-2012-warga-kerajaan-sorga.
http://wol.jw.org/zu/wol/d/r25/lp-in/2012602.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_kerajaan.
Synder Howard, Model-model Kerajaan Allah, pdf. Institute for community and development
studies.

11

Anda mungkin juga menyukai