Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Esteem Needs

Nataliningrum, R. D. M., Sovia, E., & Susanti, A. L. (2021). Pelaksanaan Protokol


Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kota
Cimahi Jawa Barat Indonesia. Medika Kartika Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan,
4(Volume 4 No 3), 318–329. https://doi.org/10.35990/mk.v4n3.p318-329

Nataliningrum, Rr. Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (2021);4(3):318-329

Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan

ARTIKEL PENELITIAN

PELAKSANAAN PROTOKOL KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19


DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KOTA CIMAHI JAWA BARAT
INDONESIA
(IMPLEMENTATION OF HEALTH PROTOCOL DURING PANDEMI COVID-19
AT PUBLIC HEALTH CENTRES IN CIMAHI WEST JAVA INDONESIA)

Rr. Desire Meria Nataliningrum1*, Evi Sovia2, Anita Liliana Susanti3


1Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal
Achmad Yani Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
2Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi,

Jawa Barat, Indonesia


3Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Cimahi, Jawa Barat, Indonesia

Email korespondensi : desiremeria@lecture.unjani.ac.id

ABSTRAK
Terkait dengan penatalaksanaan pandemi Corona virus disesase-19 (Covid-19), Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia telah memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan tentang
pengelompokan risiko tenaga kesehatan di fasitas pelayanan kesehatan, bekerja pada masa
pandemi, penelusuran tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif, dan koordinasi diantara
petugas lintas instansi. Tenaga kesehatan yang bekerja di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) memiliki risiko tinggi penularan infeksi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran pelaksanaan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19
yang dilakukan di 10 Puskesmas di Kota Cimahi. Penelitian menggunakan disain potong
lintang dengan memberikan kuesioner dalam bentuk google form kepada Kepala Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan 8 dari 10 Puskesmas dikunjungi lebih dari 100 orang
pengunjung terkait Covid-19. Area triase sebagai area skrining pasien hanya dimiliki oleh 7
Puskesmas, dan hanya 4 Puskesmas yang memberlakukan pengisian formulir self assessment
pada pengunjung. Semua Puskesmas melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada pengunjung
sebelum memasuki ruangan Puskesmas. Akan tetapi hanya 1 puskesmas yang memiliki ruang
isolasi. Lima puskesmas memberlakukan pemisahan area pasien dengan keluhan Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Semua puskesmas memberlakukan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kelompok risiko tetapi hanya 2 puskesmas yang
MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021 318
memiliki sistem pengawasan penggunaan APD. Sebagian puskesmas memiliki ruang khusus
untuk memakai dan melepaskan APD. Sembilan Puskesmas memiliki prosedur penanganan
limbah APD bekas pakai. Sistem rujukan pasien terkonfirmasi Covid-19 dimiliki oleh semua
puskesmas. Namun demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan pada
masa pandemi Covid-19 di 10 Puskesmas di Kota Cimahi masih belum optimal. Disarankan
kepada Kepala Puskesmas untuk meningkatkan pelaksanaan protokol kesehatan.

319 MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

Kata kunci : pandemi Covid-19, protokol kesehatan, puskesmas

ABSTRACT
Ministry of Health Republic Indonesia has given guidelines for healthcare worker for
grouping transmission risk, work within pandemic, tracing positive confirmation worker, and
coordinating among regional officer due to manage Covid-19 pandemic. Health worker who
work in Public Health Centre (Puskesmas) has high risk groups based on classification of
risk. This study aimed to describe how the health protocol within covid-19 pandemic was
implemented at 10 puskesmas in Cimahi West Java. The research method is crosssectional
design, where head of puskesmas interviewed with 10 questions. The results showed that 8
from 10 centres were visited by more than 100 patients related to Covid-19. Triage area
owned by 7 centres but only four oblige patients to fill self-assessment form. All centres
checked patient’s temperature before coming in puskesmas, but only one has isolation room.
Separation area for patient with Upper Respiratory Tract Infection (URTI) did by 5 centres.
Health workers in all centres wear appropriate personal protective equipment (PPE), but
only 2 have supervision system. Half of health centres have a room for donning and doffing
PPE. Management of disposal of PPE implemented by 9 centres. Referred system for Covid-
19 patients implemented by all centres. We concluded that health protocol has not been fully
implemented yet by public health centres. Suggestion monitoring of implementation health
protocol should be addressed to the head of health center to reduce risk of transmission.

Keywords : covid-19 pandemic, health protocol, public health center

terbanyak di Asia, dan lima besar di


PENDAHULUAN
seluruh dunia.4 Di Kota Cimahi tercatat
Pandemi Covid-19 sampai saat ini
pada data tanggal 18 Maret 2021 sebanyak
masih belum dapat diatasi dengan tuntas.
197 kasus terkonfirmasi positif. Data
Dokter sebagai tenaga kesehatan
tersebut tidak memisahkan tenaga
merupakan garda terdepan dalam
kesehatan dan bukan tenaga kesehatan.5
peperangan melawan wabah penyakit,
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
termasuk penyakit Covid-19. Hal ini
menjadi garda terdepan dalam penanganan
menyebabkan dokter memiliki risiko yang
COVID-19.6 Tenaga kesehatan di fasilitas
sangat tinggi untuk terpajan patogen
kesehatan baik tingkat pertama maupun
Covid-19.1,2 Menurut data Pusara Digital
lanjut mempunyai risiko tertular pajanan
Tenaga Kesehatan Indonesia, sampai
biologi virus Severe Acute Respiratory
dengan tanggal 3 Maret 2021 tercatat
Syndrome (SARS)-CoV-2 dari level rendah
tenaga kesehatan yang meninggal akibat
hingga level sangat tinggi.1,2,6,7 Sebuah
3
Covid-19 sebanyak 842 orang. Ikatan
analisis dilakukan pada tenaga kesehatan
Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan
yang bekerja sebagai garis depan
Indonesia saat ini menduduki peringkat
pelayanan pandemi Covid-19 di Negara
pertama kematian tenaga kesehatan

MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021 320


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

Inggris dan Amerika Serikat dengan Dalam bidang K3 digunakan hierarki


masyarakat umum. Dibandingkan dengan pengendalian pajanan di tempat kerja yang
masyarakat umum, tenaga kesehatan pada masa pandemi Covid-19 dikhususkan
mempunyai risiko 11,6 lebih cepat pada pajanan biologi virus SARS Cov-2.
dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19. Hirarki pengendalian pajanan dimulai dari
(HR 11·6 ;95% CI: 10·9 to 12·3). Tenaga eliminasi, substitusi, rekayasa tehnik,
kesehatan yang terkonfirmasi positif rekayasa administrasi, dan penggunaan
terutama pada kelompok yang APD.7 Eliminasi dilakukan untuk
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) menghilangkan sumber bahaya secara fisik
daur ulang atau menggunakan APD yang dengan melakukan desinfektan, mencuci
tidak sesuai.8 Pencegahan infeksi di tempat tangan sesuai prosedur, dan membatasi
kerja membutuhkan pendekatan yang akses. Subsitusi tidak dapat dilakukan pada
terintegrasi di berbagai bidang keilmuan kasus ini. Rekayasa tehnik dilaksanakan
termasuk pelaksanaan Program dengan mengatur ventilasi ruangan,
Pencegahan Infeksi (PPI). Tujuan dari menggunakan filter udara, tabir pemisah
Program PPI adalah untuk meningkatkan saat melakukan pelayanan kesehatan.
kualitas pelayanan rumah sakit dan Rekayasa adminsitrasi dilakukan dengan
fasilitas kesehatan lainnya melalui melakukan skrining pada pasien dan
pencegahan dan pengendalian infeksi, tenaga kesehatan menggunakan kuesioner
melindungi sumber daya manusia dan pengukuran suhu, pengaturan jam
kesehatan dan masyarakat dari penyakit kerja 40 jam seminggu (waktu kerja harian
infeksi yang berbahaya, serta menurunkan 7-8 jam dan tidak melebihi 12 jam sehari),
angka kejadian infeksi nosokomial.9. Peran pengaturan gizi dokter, dan kegiatan
tenaga kesehatan di garda terdepan olahraga, pembiayaan pemeriksaan
khususnya dalam upaya promotif preventif kesehatan berkala, jaminan kesehatan,
dalam masa Pandemi COVID-19 ini sangat jaminan kecelakaan kerja, jaminan
berperan besar.6 Tenaga kesehatan juga kematian dokter, serta kompensasi selama
harus menjalankan program Kesehatan dan masa karantina atau isolasi. Saat istirahat
Keselamatan Kerja (K3) dalam dan melaksanakan ibadah mengikuti
memberikan pelayanan kesehatan, yang protokol kesehatan seperti saat makan
melekat pada kesehatan masyarakat dan tidak berhadap-hadapan, dengan peralatan
7,9
sosial dalam komunitas. makan masing-masing dan tidak
prasmanan. Penggunaan APD yang sesuai

MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021 320


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

dengan level risiko mutlak harus dilakukan self-assessment pada pasien, pengukuran
dengan memperhatikan urutan pemakaian suhu pasien sebelum memasuki ruangan
dan pelepasan, serta dilakukan di ruang Puskesmas, ada atau tidaknya ruang
7,9,10
ganti khusus. Penelitian ini bertujuan isolasi pasien yang tidak lolos skrining di
untuk mengetahui pelaksanaan protokol area triase, pengaturan pemisahan pasien
kesehatan berdasarkan hirarki yang menderita ISPA, standar prosedur
pengendalian pajanan pada masa pandemi operasional (SPO) penggunaan APD,
Covid-19 di Puskesmas wilayah Kota adanya pengawasan penggunaan APD,
Cimahi. adanya ruang ganti penggunaan dan
pelepasan APD, adanya prosedur APD
BAHAN DAN METODE
bekas pakai dan adanya prosedur rujukan
Penelitian ini adalah penelitian
pasien terkonfirmasi Covid-19. Data hasil
deskriptif, dengan menggunakan disain
penelitian dianalisa secara deskriptif.
potong lintang. Subyek penelitian adalah
10 orang Kepala Puskesmas di wilayah HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Cimahi. Penelitian dilakukan dengan Data hasil g-form yang menunjukkan
menggunakan kuesioner berdasarkan karakteristik responden, yaitu Kepala
ketentuan protokol kesehatan pada fasilitas Puskesmas di 10 Puskesmas Kota Cimahi,
pelayanan kesehatan menurut SK Menkes disajikan dalam Tabel 1. Menurut
NOMOR HK.01.07/MENKES/1591/2020 Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun
Tentang Protokol Kesehatan di Fasilitas 2014 pasal 33, untuk menjadi seorang
Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Kepala Puskesmas haruslah seorang
Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 sarjana, memiliki kompetensi kesehatan
dan buku Pedoman Standar Perlindungan masyarakat, memiliki masa kerja di
Dokter di Era Covid-19 yang dikeluarkan puskesmas minimal 2 tahun, dan telah
oleh Tim Mitigasi Dokter dalam Pandemi mengikuti pelatihan manajemen
7,10
Covid-19 PB IDI. Puskesmas. Kepala Puskesmas
Terdapat 10 pertanyaan dalam bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di
kuesioner tersebut dengan jawaban ya atau Puskesmas.11 Seluruh Kepala Puskesmas
tidak, ditujukan kepada Kepala Puskesmas dalam penelitian ini telah memenuhi
dengan menggunakan google fromulir / g- kriteria tersebut, bahkan dua orang Kepala
form. Pertanyaan dalam kuesioner Puskesmas memiliki gelar sarjana strata-2.
mencakup ada atau tidaknya area triase Sebanyak 8 orang Kepala Puskesmas
penerimaan pasien, penggunaan formulir sudah bekerja sebagai Kepala Puskesmas

321 MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

lebih dari 1 tahun namun kurang dari 5 Puskesmas. Data yang didapat dari Profil
tahun. Hal ini menunjukkan kepala Kesehatan Kota Cimahi tahun 2019,
puskesmas sudah memiliki pengetahuan didapatkan rerata kunjungan rawat jalan
dan pengalaman yang cukup dalam Puskesmas sebesar 5.078 setiap bulannya.
menangani wabah penyakit. Hal ini menunjukkan hampir 2 % dari
Dari data yang didapat jumlah kunjungan rawat jalan pasien adalah pasien
kunjungan pasien terkonfirmasi Covid-19 terkait Covid-19.12
lebih dari 100 orang setiap bulan di 8

Tabel 1 Karakteristik responden kepala puskesmas Kota Cimahi


Lama Kerja Jumlah Persentase
< 1 tahun 0 0
< 5 tahun 8 80
>5 tahun 2 20
Pendidikan terakhir
S1 8 80
S2 2 20
Jumlah kunjungan pasien terkonfirmasi Covid
< 100 / bulan 2 20
>100 / bulan 8 80

Gambaran pelaksanaan protokol rantai penularan infeksi Covid-19 di


kesehatan di masa pandemi Covid-19, fasilitas pelayanan kesehatan dapat dicapai
dapat dilihat di Tabel 2. Untuk dengan penerapan prinsip pencegahan dan
meminimalkan risiko terjadinya pajanan pengendalian risiko penularan Covid-
virus SARS-CoV-2 kepada petugas 19.2,9,10
kesehatan dan non kesehatan, pasien dan Hasil penelitian menunjukkan 70%
pengunjung di fasilitas pelayanan Puskesmas telah mengadakan ruang triase
kesehatan, perlu memperhatikan prinsip untuk tindakan skrining pada pasien. Area
pencegahan dan pengendalian risiko triase dimaksudkan untuk melakukan
penularan, yaitu menerapkan kewaspadaan skrining adanya kemungkinan infeksi
isolasi untuk semua pasien, menerapkan Covid-19 pada pasien yang datang.7,8,13,14
pengendalian administrasi, dan melakukan Area ini dibuat di luar pintu masuk tempat
pendidikan dan pelatihan.13 Strategi pasien diminta untuk mengisi formulir self-
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi assessment yang menjelaskan kondisi
(PPI) untuk mencegah atau memutuskan pasien selama 14 hari terakhir dan

MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021 322


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

melakukan pengukuran suhu tubuh.7,10,13,14 Panduan lain untuk kembali kerja juga
Bila hasil pengisian formulir memiliki skor ditetapkan oleh Centers for Disease
lebih dari 5 dan atau pengukuran suhu Control and Prevention (CDC), yang
lebih dari 37,3°C, maka pasien seharusnya mempertimbangkan gejala klinis yang
dibawa ke ruang isolasi dan dilakukan dialami dan kondisi tenaga kesehatan.17
pemeriksaan skrining Covid-19 (Rapid Pertimbangan kembali kerja harus
swab Antigen atau RT-PCR (Reverse dilakukan agar tenaga kesehatan dapat
Transcriptase Polmerase Chain melindungi diri dari kemungkinan tertular
14
Reaction). kembali dari pasien yang dilayani atau
Tenaga kesehatan sebaiknya juga sebaliknya menulari pasien saat melakukan
menjalankan pemeriksaan skrining Covid- pelayanan kesehatan.
19, terutama saat diketahui melayani Dari hasil penelitian terlihat bahwa
pasien terkonfirmasi Covid-19 atau kontak seluruh puskesmas melakukan
erat. Tenaga kesehatan bisa menerapkan pemeriksaan suhu pada pasien, namun
deteksi dini dengan menggunakan tidak semua memberikan formulir self
kuesioner Early Warning Score yang assessment pada pasien. Tercatat hanya
diformulasikan oleh Cong-Yin Song, Jia empat Puskesmas yang melakukan
Xu, Jian-Qin He, dan Yuan-Qian Lu skrining menggunakan formulir self
adalah peneliti dari Zejiang University, assessment dan hanya 1 puskesmas yang
Cina dan telah dipublikasikan pada 8 memiliki ruang isolasi. Hal ini
7,15
Maret 2020. Setiap item memiliki skor menunjukkan bahwa pelaksanaan protokol
yang berbeda. Jika skor yang didapat lebih kesehatan dan skrining pengunjung
dari >10 kemungkinan besar pasien puskesmas belum dilaksanakan secara
tersebut mengalami covid-19. optimal sehingga risiko penularan Covid-
Tenaga kesehatan yang 19 masih mungkin terjadi dari pengunjung
terkonfirmasi positif Covid-19, harus ke pengunjung, atau dari pengunjung ke
menjalani perawatan sesuai dengan tenaga kesehatan di Puskesmas. Pada masa
tatalaksana sesuai standar.7,13,14 Penilaian pandemi Covid-19, tindakan skrining pada
kembali kerja setelah tenaga kesehatan pengunjung Puskesmas yang dilaksanakan
tersebut menjalani perawatan dapat di area triase bertujuan untuk menurunkan
mengikuti pedoman pemeriksaan kontak risiko penularan dari pengunjung ke tenaga
erat dan kembali kerja atau Return To kesehatan di Puskesmas. Hal ini perlu
Work (RTW) dari KMK 413 tahun 2020.7 mendapat perhatian, mengingat aktivitas

323 MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

masyarakat sudah mulai kembali normal dilaksanakan dengan tertib. Hal tersebut
setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar menambah risiko adanya pengunjung
(PSBB) selesai dilaksanakan pada bulan berstatus suspek yang dapat menjadi
Juni 2020, sementara kesadaran untuk sumber penularan infeksi Covid-19 bagi
melaksanakan 3M (menggunakan masker, pengunjung lainnya dan bagi tenaga
menjaga jarak, mencuci tangan) belum kesehatan Puskesmas.

Tabel 2 Pelaksanaan protokol kesehatan di puskesmas Kota Cimahi


No Pelaksanaan protokol kesehatan Jumlah Persentase(%)
1 Ruang triase 7 70
2 Lembar self assessment 4 40
3 Pemeriksaan suhu pasien 10 100
4 Ruang Isolasi 1 10
5 Pemisahan pasien ISPA 5 50
6 SOP APD 10 100
7 Pengawasan penggunaan APD 8 80
8 Ruang ganti APD 5 50
9 SOP APD bekas pakai 9 90
10 SOP Rujukan pasien Covid 19 10 100

Infeksi COVID-19 dapat Pelayanan medik dapat dimodifikasi


menyebabkan gejala ISPA ringan sampai antara lain dengan menerapkan
berat bahkan sampai terjadi Acute triase/skrining terhadap setiap pengunjung
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), yang datang, mengubah alur pelayanan,
sepsis dan syok septik, sehingga perlu menyediakan ruang pemeriksaan khusus
dipertimbangkan Covid-19 sebagai etiologi ISPA, mengubah posisi tempat duduk
yang paling memungkinkan untuk pasien pasien (jarak dengan petugas diperlebar),
yang mengalami ISPA. Salah satu upaya menggunakan kotak khusus bagi pasien
penemuan kasus Covid-19 adalah dengan yang mendapatkan tindakan yang
melakukan pemantauan kondisi kesehatan berpotensi menimbulkan aerosol yang
(gejala demam, batuk, pilek, nyeri dilakukan disinfeksi sesuai pedoman
tenggorokan, dan/atau sesak nafas) setelah pemakaian, atau menggunakan
terhadap semua orang yang berada di sekat pembatas transparan antara petugas
lokasi kegiatan tertentu seperti tempat kesehatan dan pasien.10,19 Sebagian dari
kerja, tempat dan fasilitas umum atau puskesmas sudah melakukan pemisahan
2,13,14
kegiatan lainnya. pasien yang menderita ISPA, namun

MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021 324


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

sebagian lainnya belum melaksanakan pelindung wajah, dan pelindung kaki.


pemisahan tersebut. Pada masa pandemi Puskesmas di Kota Cimahi tidak memiliki
Covid-19, penderita ISPA diwaspadai juga rawat inap sehingga tidak ada ruang
sebagai pasien Covid-19, sehingga perawatan pasien Covid-19. Kelompok
pemisahan pasien penderita ISPA dan risiko tinggi dan sangat tinggi dimiliki oleh
pasien bukan penderita ISPA penting Puskesmas dengan fasilitas pelayanan
dilakukan untuk mengurangi risiko kesehatan gigi dan mulut. Tenaga
penularan. 13,14,19 kesehatan yang bekerja pada fasilitas
Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli tersebut harus menggunakan penutup
Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) kepala, pelindung mata dan wajah, masker
Dedi Supratman mengungkapkan jumlah bedah/N95, baju scrub/pakaian jaga, gown,
kematian tenaga kesehatan akibat Covid- sarung tangan lateks, dan pelindung
19 di Indonesia termasuk yang tertinggi di kaki.7,20
Asia Tenggara dan dunia, yakni mencapai Seluruh puskesmas mempunyai SPO
2,4%. Berdasarkan Indeks Pengaruh penggunaan APD, namun hanya 8
Kematian Nakes (IPKN) karena Covid-19 puskesmas yang menjalankan pengawasan
yang dibuat oleh tim Pandemic Talks, penggunaan APD tenaga kesehatan.
Indonesia mendapatkan nilai 223, yang Pengawasan penggunaan APD diperlukan
berarti memiliki dampak kematian nakes untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan
20
terburuk di dunia. Hal tersebut dapat sudah menggunakan APD sesuai dengan
disebabkan karena penerapan protokol tingkat risiko di tempat kerjanya untuk
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan mengurangi risiko penularan. Kecukupan
yang kurang maksimal dan kurangnya ketersediaan APD menjadi salah satu
ketersediaan APD yang layak di tempat faktor yang berperan penting pada saat
kerja. tenaga kesehatan memberikan pelayanan
Penggunaan APD harus disesuaikan kesehatan.
dengan level risiko tempat kerja di Perwakilan Solidaritas Berantas
Puskesmas. Pada kelompok risiko rendah Covid-19, Prof. Akmal Taher menyatakan
menggunakan masker bedah 3 lapis dan adanya sebuah penelitian yang
sarung tangan bila diperlukan. Kelompok menunjukkan bahwa salah satu sumber
risiko sedang menggunakan penutup penularan Covid-19 di kalangan dokter
kepala, masker bedah 3 lapis, baju adalah di ruang ganti baju Rumah Sakit.21
scrub/pakaian jaga, sarung tangan lateks, Ruang ganti APD sebaiknya disediakan di

325 MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

Puskesmas sebagai tempat menggunakan memperlakukan limbah medis menjadi


dan melepas APD. Ruang ganti sebaiknya steril dengan cara menggunakan uap panas,
memiliki pintu masuk dan pintu keluar dicacah, dan akhirnya dibuang ke Tempat
terpisah untuk mengurangi risiko Penampungan Akhir (TPA). Dalam
penularan dari APD yang digunakan saat dekontaminasi peralatan perawatan pasien
melakukan pelayanan kesehatan. dilakukan penatalaksanaan peralatan bekas
Puskesmas yang memiliki ruang ganti pakai perawatan pasien yang
hanya sebanyak 5 Puskesmas. Hal ini terkontaminasi darah atau cairan tubuh
menunjukkan bahwa risiko penularan (pre-cleaning, cleaning, disinfeksi, dan
masih dapat berlangsung di dalam ruang sterilisasi) sesuai SPO.7,24,25 Sebanyak 9
pelayanan Puskesmas. Selain kamar ganti Puskesmas memiliki SPO APD bekas
yang berperan dalam penularan infeksi, pakai sesuai dengan Pedoman Pencegahan
penularan penyakit tetap bisa terjadi dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
walaupun petugas sudah mengenakan alat Pelayanan Kesehatan, berdasarkan
pelindung diri yang sesuai standard. Hal Peraturan Menteri Kesehatan Republik
ini diduga sebagai akibat self- Indonesia Nomor 27 Tahun 2017.
contaminating saat proses melepaskan alat Pasien positif Covid-19 dengan
pelindung diri (doffing).7,22,23 Patogen yang gejala sakit berat akan diisolasi di rumah
terdapat pada cairan yang sakit atau rumah sakit rujukan. Pasien
mengkontaminasi APD dapat tetap diisolasi minimal 10 hari sejak muncul
infeksius selama beberapa waktu sehingga gejala ditambah 3 hari bebas demam dan
urutan pelepasan APD harus benar-benar gejala pernapasan. Pasien akan dilakukan
diperhatikan, agar petugas kesehatan tidak lagi tes swab jika hasilnya negatif maka
tertulari setelah selesai melakukan pasien akan dinyatakan sembuh. Layanan
pelayanan kesehatan. alih rawat non isolasi diperuntukkan bagi
World Health Organization (WHO) pasien yang sudah memenuhi kriteria
dan badan kesehatan publik di Inggris selesai isolasi tetapi masih memerlukan
(Public Health England) menyarankan perawatan lanjutan untuk kondisi tertentu
memasukkan limbah APD saat Covid-19 yang terkait dengan komorbid, co-insiden,
ke dalam kantung plastik kuning dua lapis dan komplikasi. Lain halnya dengan pasien
dan ditampung selama 72 jam di tempat positif Covid-19 dengan gejala sakit
sementara sebelum dibuang ke fasilitas ringan-sedang. Pasien diimbau untuk
pengolahan akhir. Metode autoklaf isolasi mandiri di rumah, RS Darurat, RS,

MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021 326


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

maupun RS Rujukan Covid-19. Isolasi 19, Interim Guidance, World Health


minimal 10 hari sejak munculnya gejala Organization, October 30th 2020.
ditambah 3 hari bebas demam dan gejala 2. Pedoman Pencegahan Dan
pernapasan. Setelah itu pasien dinyatakan Pengendalian Coronavirus Disease
selesai isolasi.2,7,13,14 Seluruh Puskesmas 2019 (Covid-19), Keputusan Menteri
memiliki sistem rujukan pasien Kesehatan Republik Indonesia
terkonfirmasi Covid-19. Hal ini Nomor
menunjukkan penanganan kasus Covid-19 HK.01.07/MENKES/413/2020.
ditangani sesuai dengan kriteria rujukan. 3. https://nakes.laporcovid19.org/
diunduh tanggal 3 Maret 2021
KESIMPULAN
4. IDI: Kematian Tenaga Medis
Pelaksanaan protokol kesehatan pada
Indonesia 3 Besar di Dunia :
masa pandemi Covid-19 di 10 Puskesmas
https://nasional.kompas.com/read/20
di Kota Cimahi masih belum optimal.
21/01/28/15003431/idi-kematian-
Mengingat risiko penularan Covid-19 yang
tenaga-medis-indonesia-3-besar-di-
ada dalam pelayanan kesehatan di
dunia., diunduh 28 Januari 2021
Puskesmas, disarankan kepada Kepala
5. Data Kasus COVID-19 Kota Cimahi,
Puskesmas agar pelaksanaan protokol
https://covid19.cimahikota.go.id/
kesehatan dapat ditingkatkan.
diunduh tanggal 18 Maret 2021

KONFLIK KEPENTINGAN 6. Jambore Virtual Bagi Tenaga


Tidak ada konflik kepentingan Kesehatan Di Faskes Tingkat

dalam penulisan artikel ini. Pertama Dalam Rangka Hari


Kesehatan Nasional 2020,
UCAPAN TERIMAKASIH
https://kesga.kemkes.go.id, diunduh
Penelitian ini dibiayai oleh
4 Maret 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
7. Pedoman Standar Perlindungan
Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas
Dokter Di Era Covid-19 , Tim
Jenderal Achmad Yani.
Mitigasi Dokter Dalam Pandemi
Covid-19,PB IDI, Agustus 2020
DAFTAR PUSTAKA
8. Risk of COVID-19 among frontline
1. Prevention, identification and
healthcare workers and the general
management of health worker
community: a prospective cohort
infection in the context of COVID-
study, Long H. Nguyen MD, David

327 MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

A.Drew, PhD, Amit.D.Joshi,PhD, et 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja


all , National Institutes of Health, Perkantoran Dan Industri Dalam
NCBI, May 25th 2020. Mendukung Keberlangsungan Usaha
9. Pedoman Pencegahan Dan Pada Situasi Pandemi, Keputusan
Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Menteri Kesehatan Republik
Pelayanan Kesehatan , Peraturan Indonesia Nomor Hk.01.07 Menkes /
Menteri Kesehatan Republik 328 / 2020
Indonesia Nomor 27 Tahun 2017. 16. Corona Virus Disease (COVID-19)
10. Protokol Kesehatan Di Fasilitas Early Warning Score.
Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka https://gustinerz.com/corona-virus-
Pencegahan Dan Pengendalian disease-covid-19-early-warning-
Corona Virus Disease 2019 score diunduh 21 Maret 2021
(COVID-19) , Keputusan Menteri 17. Return to Work Criteria for
Kesehatan Republik Indonesia Healthcare Personnel with SARS-
Nomor CoV-2 Infection (Interim Guidance),
HK.01.07/MENKES/1591/2020. Centers for Disease Control and
11. Pusat Kesehatan Masyarakat, Prevention,
Peraturan Menteri Kesehatan https://www.cdc.gov/coronavirus/20
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 19-ncov/hcp/return-to-work.html
2014. diunduh 22 Maret 2021
12. Profil Kesehatan Kota Cimahi tahun 18. Adaptasi Kebiasaan Baru Pada
2019, Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Pelayanan Kesehatan Puskesmas Di
13. Pedoman Pencegahan dan Masa Pandemi Covid-19,
Pengendalian Coronavirus Disease Kementrian Kesehatan RI dan
(Covid-19),Kementrian Kesehatan Unicef,
Republik Indonesia, revisi 5, Juli https://covid19.go.id/storage/app/me
2020. dia/Materi%20Edukasi/2020/Desem
14. Pedoman Tatalaksana Covid-19, ber/Finalization%20-
PDPI, PERKI, PAPDI, Perdatin, %20Progress%2006b%20-
IDAI, edisi 3, Desember 2020 %20IEC%20Puskesmas.pdf diunduh
15. Panduan Pencegahan Dan 4 maret 2021
Pengendalian Corona Virus Disease 19. Indeks Kematian Tenaga Medis
Indonesia Terburuk di Dunia

MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021 328


Nataliningrum, Rr : Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pada...

Darurat Dan Puskesmas Yang


https://mediaindonesia.com/humanio Menangani Pasien Covid-19,
ra/333367/indeks-kematian-tenaga- Kementrian Kesehatan Republik
medis-indonesia-terburuk-di-dunia. Indonesia,
diunduh 22 Maret 2021. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/u
20. Standar APD untuk Penanganan pload/dir_519d41d8cd98f00/files/Pe
COVID-19 di Indonesia Revisi 3, doman-Pengelolaan-Limbah-
Gugus Tugas Pecepatan Penanganan Fasyankes-Covid-19_1571.pdf
Covid, 11 Agustus 2020 diunduh tanggal 25 Maret 2021
21. Ruang Ganti Baju RS, Potensi Besar 25. Empat cara mengelola limbah
Tenaga Medis Terinfeksi masker dan APD selama pandemi
Corona, COVID-19
https://www.kompas.com/sains/read/
2020/04/13/120300523/ruang-ganti-
baju-rs-potensi-besar-tenaga-medis-
terinfeksi-corona, diunduh 22 Maret
2021
22. Using Personal Protective
Equipment (PPE), Centres for
Disease Control and Prevention,
https://www.cdc.gov/coronavirus/20
19-ncov/hcp/using-ppe.html Updated
Aug. 19, 2020, diunduh 22 Maret
2021.
23. How to put on and how to remove
personal protective equipment,
World Health Organization,
https://www.who.int/publications/i/it
em/WHO-HIS-SDS-2015.1 24
January 2015, diunduh 22 Maret
2021.
24. Pedoman Pengelolaan Limbah
Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit

329 MK | Vol. 4 | No. 3 | JUNI 2021

Anda mungkin juga menyukai