GANGGUAN JIWA
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang
rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif (Fajariyah, 2012).
1. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata
yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.
4. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial dan
kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.(Fajariyah, 2012).
E. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereo type peran gender, tuntutan
peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakkepercayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social.
F. FAKTOR PRESIPITASI
Menurut yosep, 2009. Faktor presipitasi terjadi haga diri rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang
menurun. Secara umum, ganguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara
stuasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara. Termasuk dirawat dirumah
sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan
alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan
klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat
saat dirawat.
G. TANDA DAN GEJALA
Tanda gejala harga diri rendah menurut (Carpenito 2008) antara lain yaitu
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit,
Rasa bersalah terhadap diri sendiri,
Merendahkan martabat,
Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, tidak ingin bertemu dengan orang
lain, lebih suka sendiri, percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan mencederai
diri.
Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, ingin mengakhiri kehidupan.
Tidak ada kontak mata, sering menunduk, tidak atau jarang melakuakan kegiatan sehari-hari,
kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, berkurang selera makan, bicara
lambat dengan nada lemah.
H. PENATALAKSANAAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan untuk melakukan kegiatan
pada pasien yang mengalami harga diri rendah adalah dengan terapi kreasi seni menggambar
yang merupakan salah satu bagian dari terapi lingkungan. Terapi lingkungan berkaitan erat
dengan stimulasi psikologis seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan fisik mampu
psikologis seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan baik pada kondisi fisik
maupun psikologis seseorang.
Berbagai jeneis terapi spesialis yang diberikan untuk pasien dengan harga diri rendah kronis
meliputi tiga kategori yaitu untuk individu, keluarga, dan kelompok terapi spesialis
imndividu yang dapat diberikan pada pasien dengan harga diri rendah kronis adalah
Cognitive Behaviour Therapy (CBT) atau terapi kognitif perilaku dan Logotherapy. Terapi
kelompok yang dapat diimplemaentasikan pada pasien dengan harga diri rendah kronis
adalah Supportive Therapy atau terapi supportif dan Self Help Group (SHG) atau kelpmpok
swabantu.
Untuk keluarga pasien, perawat spesialis jiwa dapat memberikan terapi spesialis
Psikoedukasi keluarga dan Triangle Therapy (Widianti et.al, 2017).
1. Terapi lingkungan dapat membantu pasien untuk mengembangkan rasa harga diri,
mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu
mempercayai orang lain. Terapi lingkungan dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu terapi
rekreasi, terapi kreasi seni, pettherapy dan plantherapy. Jenis terapi lingkungan yang tepat
diterapkan pada pasien harga diri rendah adalah yang pertama terapi rekreasi, tujuan dari
terapi tersebut adalah agar pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan
menyenangkan, dan mengembangkan kemampuan hubungan sosial, yang kedua adalah
terpi kreasi seni, dalam terapi kreasi seni terbagi menjadi empat bagian yaitu terapi
menari, atau dance, terapi musik, terapi menggambar atau melukis terapi literatur atau
biblio. Keempat jenis terapi ini membantu pasien untuk mengkomunikasikan tentang
perasaan-perasaan dan kebutuhankebutuhanya, memberikan kesempatan pada pasien
untuk mengekpresikan tentang apa yang terjadi dengan dirinya serta memberikan
kesempatan pada pasien untuk mengembangkan wawasan diri dan bagaimana
mengekspresikan pikiran dan perilaku sesuai dengan norma yang baik.
2. Terapi kreasi seni menggambarkan diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa pasien
harga diri rendah akan dapat mengekspresikan perasaan melalui terapi lingkungan seni
menggambar dari dengan ekspresi verbal. Dengan terapi kreasi seni menggambar perawat
dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional pasien dengan harga diri rendah,
hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk mengatasi masalah pasien
harga diri rendah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegiatan
pada pasien yang mengalami harga diri rendah adalah dengan terapi kreasi seni
menggambar yang merupakan salah satu terapi lingkungan. Terapi kreasi seni
menggambar berkaitan erat dengan stimulasi psikologis seseorang yang akan berdampak
pada kesembuhan baik pada kondisi fisik maupun psiologis seseorang.
3. Terapi kognitif diberikan dalam tiga sesi yaitu sesi: (Febriana et. al, 2016).
a. Identifikasi pikiran otomatis negative
b. Penggunaan tanggapan rasional terhadap pikiran otomatis negative
c. Manfaat tanggapan rasional terhadap pikiran otomatis yang negative
Pelaksanaan terapi kognitif menggunakan pendekatan interpersonal peplau yang terdiri
dari orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi. Pendekatan peplau sangat dalam
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian orientasi dan identifikasi, eksploitasi
perencanaan dan implementasi, resolisi atau evaluasi. Begitu juga dengan tahap
komunikasi terapeutik yang digunakan dalam terapi kognitif yaitu: orientasi, kerja dan
terminasi. Atas dasar kesesuaian tersebut menggunakan interpersonal peplau sebagai
kerangka penyelesaian masalah pasien harga diri rendah dengan terapi kognitif (Mubin.
2009).
Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji menurut Fajariyah (2012) :
1. Masalah utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah Data subyektif :
a. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya.
b. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli.
c. Mengungkapkan tidak bisa apa-apa.
d. Mengungkapkan dirinya tidak berguna.
e. Mengkritik diri sendiri.
f. Perasaan tidak mampu.
Data obyektif :
a. Merusak diri sendiri.
b. Merusak orang lain.
c. Ekspresi malu.
d. Menarik diri dari hubungan sosial.
e. Tampak mudah tersinggung.
f. Tidak mau makan dan tidak tidur.
2. Masalah keperawatan
Penyebab tidak efektifan koping individu.
Data subyektif :
a. Mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain.
b. Mengungkapkan malu dan tidak bisa ketika diajak melakukan sesuatu.
c. Tampak ketergantungan terhadap orang lain.
d. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan.
e. Wajah Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi.
Data obyektif :
a. Tampak murung.
3. Masalah keperawatan
Akibat isolasi sosial menarik diri
Data subyektif :
a. Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
b. Klien mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.
Data obyektif :
a. Ekspresi wajah kosong tidak ada kontak mata ketika diajak bicara.
b. Suara pelan dan tidak jelas.
c. Hanya memberi jawaban singkat (ya atau tidak).
d. Menghindar ketika didekati.
4. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
Diagnose Keperawatan
1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
Intervensi Keperawatan Untuk Harga Diri Rendah
Rencana tindakan keperawatan klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1. Bina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2. Mengidentifikasi kemampuan dan keluarga dalam merawat pasien
aspek positif yang dimiliki pasien 2. Menjelaskan pengertian harga diri
3. Membantu pasien menilai rendah, tanda dan gejala, serta proses
kemampuan pasien yang masih dapat terjadinya harga diri rendah
digunakan 3. Menjelaskan cara merawat pasien denga
4. Membantu pasien memilih kegiatan harga diri rendah
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
5. Melatih pasien sesuai kemampuan
yang dipilih
6. Memberikan pujian yang wajar
tehadap keberhasilan pasien
7. Menganjurkan pasien memasukan
dalam jadwal
Kegiatan Harian
SP2K
SP2P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
pasien. merawat pasien dengan harga diri rendah.
2. Melatih pasien melakukan kegiatan
sesuai dengan kemampuan klien
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Implementasi
Pasien
1. SP 1 Pasien : mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
pasien memilih / menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih
dalam rencana harian.
2. SP 2 Pasien : melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien
Tujuan :
Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien.
Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien.
Keluarga memotivasi klien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
Tindakan Keperawatan :
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.
2. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien.
3. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien dan memuji klien atas
keberhasilannya
4. Jelaskan cara - cara merawat klien dengan harga diri rendah.
5. Demonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekan cara merawat klien dengan
harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya.
7. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah.
Keluarga :
1. SP 1 Keluarga : mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah,
menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan
kepada keluarga untuk mempraktekan cara merawat.
2. SP 2 Keluarga : melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
masalah harga diri rendah langsung kepada pasien.
Evaluasi
Perawat kesehatan jiwa mengevaluasi perkembangan pasien dalam mencapai hasil yang
diharapkan. Asuhan keperawatan adalah proses dinamik yang melibatkan perusahaan
dalam status kesehatan pasien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan terhadap data baru,
berbagai diagnosis, dan modifikisi rencana asuhan. Oleh karena itu, evaluasi merupakan
suatu proses penilaian berkesinambungan tentang pengaruh intervensi keperawatan dan
regimen pengobatan terhadap status kesehatan pasien dan hasil kesehatan yang
diharapkan (Yusuf et. al, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Eko. 2014. Penatalaksanaan Konsep Diri : Harga Diri Rendah. Jakarta: EGC.
Erwanda, M. D. Ari. 2019. Asuhan keperawatan Jiwa Pada Tn Q dengan Harga Diri
Rendah di Ruang Bangau Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang.
Universitas Muhammadiyah Jember. (http://repository.unmuhjember.ac.id/6292/5/BAB
%20I.pdf)
Juliasari, Srivana. 2018. Asuhan keperawatan Jiwa pada Klien dengan Gangguan Konsep
Diri Harga Diri Rendah Terintegrasi dengan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas
Sempaja Samarinda. Poltekkes Kalimantan Timur. (http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/902/1/KTI%20Srivana%20Repository.pdf)
Maghfiroh, A. Laila. 2017. Asuhan Keperawatan Tn. M dan Tn. H yang mengalami
Harga Diri Rendah dengan Pemberian Strategi Pelaksanaan 1 dan 2 di Ruang Abimanyu
Rumah Sakit Jiwa Dr. Arif Zainudin Surakarta. Stikes Kusuma Husada Surakarta.
(http://digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-arrofilail-1525-1-ktiarro-2.pdf)
Mulyawan & Agustina. 2018. Terapi Kreasi Seni Menggambar Terhadap Kemampuan
Melakukan Menggambar Bentuk Pada Pasien Harga Diri Rendah Vol. 8 No. 1. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Indonesia