C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Adapun faktor-faktor predisposisi dari harga diri antara lain (Keliat,
2005):
a. Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran seks,
tuntutan peran kerja, harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi ketidak
percayaan orang tua tekanan dari kelompok sebaya, perubahan
dalam stuktural sosial.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan
konsep diri: harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional
maupun kronik (Keliat, 2005).
1. Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami/istri, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan
atau dipenjara tiba-tiba).
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang
mal adaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada pasien harga diri rendah, antara lain (Yosef, 2007):
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya: malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalny: ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan atau mengejek dan mengkritik
diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya: saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
E. Rentang Respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Rentang respon harga diri, antara lain (Ester, M, Yulianti, D dan Keliat, B A
2011):
1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses yang dapat diterima.
2. Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun
ynag negatif dari dirinya.
3. Harga diri rendah : individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa rendah dari orang lain.
4. Keracunan identitas : kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi : perasan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien dengan gangguan konsep diri berfokus pada
tingkat penilaian kognitif terhadap kehidupan yang terdiri dari (Stuart &
Sundeen 1998):
1. Persepsi
2. Kesadaran klien akan emosi dan perasaan
3. Menyadari masalah dan perubahan sikap
4. Prinsip asuhan keperawatan yang diberikan terlihat dari kemajuan klien
meningkatkan dari satu tingkat ke tingkat berikutnya yaitu:
a. Meluaskan kesadaran diri yaitu dengan meningkatkan hubungan
keterbukaan dan saling percaya.
b. Menyelidiki dan mengeksplorasi diri (self exploration) yaitu
membantu klien untuk menerima perasaan dan pikirannya.
c. Perencanaan realita (realita planning) membantu klien bahwa
hanya saja di yang dapat merubah bukan rang lain.
d. Tanggung jawab bertindak (comitment to action) membantu klien
melakukan tindakan yang perlu untuk merubah respon maladaptif
dan mempertahankan respon adaptif.
G. Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan
Isolasi Sosial
SP pasien SP Keluarga
Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan 1
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
dan aspek positif pasien (buat daftar merawat pasien
kegiatan) 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat terjadinya harga diri rendah (gunakan booklet)
dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) 3. Diskusikan kemampuan atau aspek positif yang
: buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan dimiliki pasien baik sebelum dan setelah sakit.
pasien saat ini.
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan 4. Jelaskan cara merawat harga diri rendah
yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih. terutama memberikan pujian semua hal positif
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara pada pasien
melakukannya) 5. Latih keluarga memberi tanggung jawab
5. Masukan dalam jadwal kegiatan untuk kegiatan pertama yang dipilih pasien : bimbing
latihan dua kali per hari dan beri pujian.
6. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal harian
yang telah dibuat
Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing
dan berikan pujian pasien melaksanakan kegiatan pertama yang
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang dipilih dan dilatih pasien, berikan pujian.
akan dilatih 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukan kegiatan kedua yang dipilih pasien.
melakukannya) 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan memberi pujian.
: dua kegiatan masing-masing dua kali per
hari
Strategi Pelaksanaan 3 Strategi Pelaksanaan 3
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing
telah dilatih dan berikan pujian pasien melaksanakan kegiatan pertama dan
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang kedua yang dipilih dan dilatih pasien, berikan
akan dilatih pujian.
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam
melakukannya) melakukan kegiatan ketiga yang dipilih pasien.
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
: dua kegiatan masing-masing dua kali per memberi pujian.
hari
Strategi Pelaksanaan 4 Strategi Pelaksanaan 4
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing
yang telah dilatih dan berikan pujian pasien melaksanakan kegiatan pertama, kedua
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang dan ketiga yang dipilih dan dilatih pasien,
akan dilatih berikan pujian.
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam
melakukannya) melakukan kegiatan keempat yang dipilih
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan pasien.
: dua kegiatan masing-masing dua kali per 3. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM tanda kambuh
hari dan rujukan.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
Strategi Pelaksanaan 5 Strategi Pelaksanaan 5
1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing
2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak pasien melakukan kegaitn yang dipilih oleh
terhingga pasien dan berikan pujian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Masukan nilai apakah harga diri pasien 2. Nilai kemampuan keluarga dalam membimbing
meningkat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
ke RSJ / PKM
Sumber: (Fitria Nita, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosa Keperawatan Jiwa Berat Bagi Program S-1 Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Keliat, Budi Anna, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Schultz dan Videback. 1998. Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.