DI SUSUN OLEH :
NAHDAH DYAH NADILLA
11212108
3. Rentang Respon
a. Aktualisasi diri
Pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar belakang
pengalaman sukses.
b. Konsep diri positif
Pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya, dapat
mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai asuatu
masalah sesuai dengan norma – norma sosial dan kebudayaan suatu tempat jika
menyimpang ini merupakan respon adaptif.
c. Harga diri rendah
Transisi antara adaptif dan mal adaptif, sehingga individu cenderung berfikir ke
arah negatif.
d. Kerancuan identitas
Kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek masa kanak – kanak ke
dalam kematangan aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa secara
harmonis.
e. Depersionalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan dan tidak dapat membedakan dirinya dari orang
lain sehingga mereka tidak dapat mengenal dirinya.
Sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami
kegagalan, tidak dicintai dan tidak diterima lingkungan. Perkembangan harga diri
seseorang sejalan dengan perkembangan konsep diri, dimana konsep diri seseorang
menurut Stuart, (2009 dalam Satrio, dkk) tidak terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari
sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang
terdekat, dan dengan realitas dunia. Hal ini berarti harga diri akan meningkat sesuai
meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri seseorang, maka mulai dari masa
kanak-kanak anak diberi kesempatan untuk sukses; menanamkan cita-cita; mendorong
aspirasi; dan membantu untuk membentuk pertahanan diri terhadap persepsi diri
(Coopersmith, 1967; Mruk, 1999 dalam Stuart, 2009 dalam Satrio, dkk).
Harga diri sangat mengancam pada masa adolescence/remaja, ketika konsep diri
sedang diubah dan banyak keputusan diri dibuat. Sedangkan pada usia dewasa harga
diri menjadi stabil memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung
lebih mampu menerima keberadaan dirinya dan kurang idealis dari remaja (Stuart,
2009). Hal ini dapat dikaitkan dengan kematuran seseorang, dimana semakin dewasa
seseorang maka semakin lebih baik cara berfikirnya. Dengan banyaknya perubahan
yang terjadi baik fisik maupun psikososial serta banyak keputusan yang harus dibuat
menyangkut dirinya sehingga remaja harus mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Kondisi lain yang dapat mengancam harga diri remaja adalah
tuntutan yang harus dipilihnya, posisi peran, kemampuan meraih sukses serta
kemampuan berpartisipasi atau penerimaan dilingkungan masyarakat. Apabila remaja
tidak dapat melakukan penyesuaian dengan kondisi tersebut, maka akan menyebabkan
harga diri rendah (Hawari, 2001). Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional
(trauma) atau kronis (penilaian yang negatif terhadap diri yang telah berlangsung
lama).
Model Stress Adaptasi Stuart dari keperawatan jiwa memandang perilaku manusia
dalam perspektif yang holistik terdiri atas biologis, psikologis dan sosiokultural dan
aspek- aspek tersebut saling berintegrasi dalam perawatan. Komponen biospikososial
dari model tersebut termasuk dalam faktor predisposisi, presipitasi, penilaian terhadap
stressor, sumber koping dan mekanisme koping (Stuart & Laraia, 2005; Stuart, 2009
dalam Satrio, dkk). Menurut Stuart (2009 dalam Satrio, dkk), masalah harga diri
rendah dapat dijelaskan dengan menggunakan psikodinamika masalah keperawatan
jiwa seperti skema dibawah ini.
Faktor predisposisi
Stresor presipitasi
Sumber koping
Mekanisme koping
Konstruktif Destruktif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Skema Psikodinamika Masalah Keperawatan Jiwa
(Stuart, 2009
1. Model Stress Adaptasi dalam Satrio, dkk)
Stuart
1. Faktor Predisposisi
Proses terjadinya harga diri rendah kronis juga di pengaruhi beberapa faktor
predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dan kultural.
a. Faktor biologis
Faktor predisposisi yang berasal dari biologis dapat dilihat sebagai suatu
keadaan atau faktor resiko yang dapat mempengaruhi peran manusia dalam
menghadapi stressor. Adapun yang termasuk dalam faktor biologis ini adalah:
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien depresi
dan skizoprenia sehingga pasien mengalami masalah harga diri rendah
kronis adalah:
a) Lobus frontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu kontrol
motorik gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi pikir dan
kontrol berbagai ekspresi emosi (Townsend, 2009 dalam Satrio,
dkk). Biasanya kerusakan pada lobus frontal ini akan dapat
menyebabkan gangguan berfikir dan gangguan dalam bicara serta
tidak mampu mengontrol emosi sehingga kognitif pasien negatif
tentang diri, orang lain dan lingkungan serta berperilaku yang
maladaptif sebagai akibat kognitif negatif. Kondisi seperti ini
menunjukkan gejala harga diri rendah pada pasien.
b) Lobus temporalis merupakan lobus yang letaknya paling dekat
dengan telinga dan mempunyai peran fungsional yang berkaitan
dengan pendengaran, keseimbangan dan juga sebagian dari emosi
dan memori (Boyd & Nihart, 1998; Townsend, 2009 dalam Satrio,
dkk). Fungsi utama lobus temporalis adalah bahasa, ingatan dan
emosi (Kaplan, et al, 1996). Lobus temporal anterior mempunyai
hubungan dengan sistim limbik dalam peranannya pada proses
emosi. Gangguan dalam menerima dan menyampaikan informasi
secara verbal yang juga dipengaruhi oleh daya ingat pasien akan
mempengaruhi emosi pasien yang akan menimbulkan harga diri
rendah.
c) System Limbic merupakan cincin kortek yang berlokasi dipermukaan
medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutup
serebrum. Fungsinya adalah mengatur persarafan otonom dan emosi
(Suliswati, 2002 : Stuart & Laraia, 2005 dalam Satrio, dkk).
Kerusakan sistem limbik menimbulkan beberapa gejala klinik seperti
hambatan emosi, perubahan kepribadian (Kaplan, et al, 1996).
Menurut Boyd dan Nihart, (1998) perubahan hipotesa dalam sistem
limbik menunjukkan perubahan yang signifikan pada kelainan
mental, skizoprenia, depresi dan kecemasan. Hambatan emosi yang
kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau
gagal terus menerus akan membuat pasien mengalami harga diri
rendah
d) Hipothalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam dari
serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer
serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku
terhadap emosi dan juga mengatur mood dan motivasi (Suliswati,
2002; Stuart & Laraia, 2005 dalam Satrio, dkk). Kerusakan
hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi
sehingga kurang aktivitas dan dan malas melakukan sesuatu. Kondisi
seperti ini sering kita temui pada pasien dengan harga diri rendah,
dimana pasien butuh lebih banyak motivasi dan dukungan terutama
dari keluarga dan juga oleh perawat dalam melaksanakan tindakan
yang sudah dijadwalkan bersama-sama.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Neurotransmiter adalah
kimiawi otak yang ditransmisikan oleh satu neuron ke neuron lain (Stuart
& Laraia, 2005 dalam Satrio, dkk). Neurotransmiter yang sangat
berhubungan dengan depresi adalah norepinefrin, dopamin, serotonin,
acetilkolin seperti:
a) Norepinephrine (Boyd & Nihart, 1998; Suliswati, 2002) berfungsi
untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; proses pembelajaran
dan memori. Jika terjadi penurunan kadar norepinephrine akan dapat
mengakibatkan kelemahan dan peningkatan harga diri rendah
sehingga perilaku yang ditampilkan pasien cendrung negatif.
b) Serotonin (Boyd & Nihart, 1998) berperan sebagai pengontrol nafsu
makan, tidur, alam perasaan, halusinasi, persepsi nyeri, muntah.
Serotonin dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif
(alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) (Hawari, 2001). Jika
mengalami penurunan akan mengakibatkan kecenderungan harga
diri rendah kronis semakin besar karena pasien lebih dikuasai oleh
kognitif-kognitif negatif dan rasa tidak berdaya.
c) Acetylcholine (Ach) (Boyd & Nihart,1998) berperan penting untuk
belajar dan memori. Jika terjadi peningkatan kadar acetylcholine
akan dapat menurunkan ‘atensi dan mood’, sehingga pada pasien
dengan harga diri rendah dapat kita lihat adanya gejala kurangnya
perhatian dan malas dalam beraktifitas.
d) Dopamine, fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi,
emosi, kemampuan pemecahan masalah secara volunter (Boyd &
Nihart,1998 ; Suliswati, 2002). Transmisi dopamin berimplikasi pada
penyebab gangguan emosi tertentu. Di samping itu pada pasien
skizoprenia menurut Hawari (2001) dopamin dapat mempengaruhi
fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor
(perilaku). Kondisi ini pada pasien harga diri rendah memperlihatkan
adanya kognitif-kognitif negatif, pasien selalu dalam keadaan sedih
berkepanjangan serta menunjukkan perilaku yang menyimpang
seperti menarik diri dan berkemungkinan untuk melakukan bunuh
diri.
b. Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan
individu menjalankan peran dan fungsi. Penilaian individu terhadap diri
sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran. termasuk dalam
harga diri rendah situasional. Harga diri rendah situasional merupakan
pengembangan persepsi negatif tentang dirinya sendiri pada suatu kejadian
(NANDA, 2011). Jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru
menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah kronis .
Harga diri rendah kronis terjadi diawali dari individu berada pada suatu
situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan
krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul kognitif bahwa diri tidak mampu
atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Harga diri rendah juga
merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana aktifitas merupakan
bentuk hukuman atau punishment (Stuart & Laraia, 2005). Harga diri rendah
merupakan suatu kesedihan atau perasaan duka berkepanjangan (Stuart,
2009). Harga diri rendah adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis
dapat bermakna patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari, menjadi
pervasif dan muncul bersama penyakit lain. Hal-hal yang dapat
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis (Stuart, 2009
dalam Satrio, dkk) meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain
dan ideal diri yang tidak realistik.
2. Faktor presipitasi
Seluruh faktor predisposisi yang dialami pasien akan menimbulkan harga diri
rendah setelah adanya faktor presipitasi yang berasal dari dalam diri sendiri
ataupun dari luar, antara lain ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak
jelas, peran berlebihan, perkembangan transisi, situasi transisi peran dan transisi
peran sehat-sakit (Stuart & Laraia, 2005 dalam Satrio, dkk).
Faktor presipitasi merupakan stimulus yang dapat berupa perubahan, ancaman dan
kebutuhan individu, memerlukan energi yang berlebihan dan mengeluarkan suatu
bentuk ketegangan dan stress (Cohen, 2000 dalam Stuart & Laraia, 2005 dalam
Satrio, dkk).
Faktor pencetus ini telah dialami dalam waktu yang lama oleh pasien. Lama
kelamaan pasien kehilangan kemampuan untuk mengatasi faktor pencetus
tersebut.
a. Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit:sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat
dan keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh; perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh;
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal;
prosedur medis dan keperawatan.
Sedangkan Tanda dan gejala harga diri rendah (NANDA, 2009 ; Stuart, 2009
dalam Satrio, dkk) merupakan perilaku yang telah dipertahankan dalam waktu
yang lama atau kronik yang meliputi ungkapan negatif tentang diri sendiri dalam
waktu lama dan terus menerus. Perilaku yang ditampilkan berupa sikap
malu/minder/rasa bersalah, kontak mata kurang/tidak ada, selalu mengatakan
ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain,
tidak asertif, pasif dan hipoaktif. Perilaku lain yang juga sering muncul seperti:
mengkritik diri sendiri dan/atau orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa
diri penting berlebihan, mudah tersinggung atau marah yang berlebihan,
ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis, khawatir,
bimbang dan ragu-ragu, menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan
balik negatif mengenai dirinya serta ada juga yang menyalahgunakan zat.
Menurut Westermeyer (2006), empat area gejala umum yang menunjukkan
masalah harga diri rendah adalah :
a. Fisik
Respon fisiologis tersebut merupakan tanggapan dari fisik seseorang yang
dirasakan dan mempengaruhi fungsi tubuh. Tanda dan gejala dari respon
fisiologi terhadap penurunan harga diri antara lain penurunan energi, lemah,
agitasi, penurunan libido, insomnia/hipersomnia, penurunan/peningkatan
nafsu makan, anoreksia, sakit kepala (Westermeyer, 2006 ; Stuart &
Sundeen, 2005). Kondisi ini akan menunjukkan perilaku yang maladaptif
pada pasien dimana pasien akan malas beraktivitas, lebih banyak tidur
sehingga kurang berinteraksi dengan orang lain.
b. Kognitif
Menurut Stuart and Laraia (2005) kognitif adalah tindakan atau proses dari
pengetahuan. Proses ini diperlukan dan memungkinkan mengetahui kondisi
otak untuk proses informasi dalam hal ketelitian, penyimpanan dan
keterangan. Seseorang dengan skizoprenia sering kali tidak sanggup untuk
menghasilkan logika berfikir yang kompleks dan mengungkapkan kalimat
yang berhubungan karena neurotransmitter dalam memproses sistem
informasi otak mengalami kelainan fungsi.. Proses informasi memerlukan
pengorganisasian dari input sensori dengan proses otak untuk respon
perilaku. Input sensori dari kedua perasaan internal dan eksternal menyaring
kesesuaian untuk perhatian seseorang, kemampuan untuk mengingat,
belajar, diskriminasi, menafsirkan dan pengorganisasian informasi.
Terjadinya penurunan kemampuan kognitif menurut Laeckenote (1996)
adalah karena faktor neuroanatomic, psikologis, lingkungan dan faktor lain
dan kejadian.
Kognitif yang sering muncul pada pasien dengan masalah harga diri rendah
(Stuart & Laraia, 2005 ; Boyd & Nihart, 1998) adalah :
1) Bingung
Kebingungan adalah kumpulan perilaku termasuk tidak adanya
perhatian dan pelupa, perubahan perilaku seperti agresif, bimbang,
delusi (efek dari perilaku) dan ketidakmampuan atau kegagalan dalam
kegiatan sehari-hari (defisit perilaku) (Mehta, Yaffe, and Covinsky,
2002 dalam Stuart & Laraia, 2005). Biasanya kebingungan tidak
spesifik digunakan untuk istilah apatis (tidak menghiraukan), menarik
diri atau pasien tidak kooperatif.
3) Kurangnya perhatian
Perhatian merupakan proses mental yang komplek yang meliputi
konsentrasi seseorang terhadap aktivitas yang dilakukan (Boyd &
Nihart, 1998). Menurut Stuart dan Laraia, 2005 perhatian adalah
kemampuan untuk menfokuskan kegiatan pada satu aktivitas dan sikap
konsentrasi secara terus menerus.
c. Perilaku
Perilaku adalah respons individu terhadap stimulus baik yang berasal dari
luar maupun dari dalam dirinya (Matra,1997). Menurut Notoadmodjo,
(2010) perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku atau aktivitas individu tidak muncul dengan sendirinya, tetapi
sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan
baik dari stimulus ekternal maupun internal. Skiner, (1938 dalam
Notoadmodjo, 2010) mengemukakan bahwa perilaku merupakan respons
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (ransangan dari luar). Sunaryo
(2004) bahwa perilaku adalah aktivitas yang timbul dari stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.
Pada pasien dengan masalah harga diri rendah perilaku yang ditampilkan
maladaptif seperti:
1) Kurang aktivitas dan menurunnya aktifitas yang menyenangkan
Aktifitas sehari-hari adalah keterampilan yang penting untuk
kehidupan sendiri, seperti pekerjaan rumah tangga, belanja,
menyiapkan makanan, mengelola uang dan kebersihan diri. Tujuan
utama dari rehabilitasi psikososial adalah untuk membantu individu
untuk mengembangkan kemandirian keterampilan hidup (Stuart
&Laraia, 2005).
2) Menarik diri
Menurut Keliat dkk, (2010) menarik diri merupakan suatu keadaan di
mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Karakteristik
seseorang yang menarik diri adalah perasaan kesepian atau ditolak
oleh orang lain, merasa tidak aman berada dengan orang lain, merasa
hubungan yang tidak berarti dengan orang lain, merasa bosan dan
lambat menghabiskan waktu, tidak mampu berkonsentrasi dan
membuat keputusan, merasa tidak berguna dan tidak yakin dapat
melangsungkan hidup
d. Afek
Afek merupakan sifat emosional yang nyata (Stuart & Laraia, 2005)
Gambaran emosi yang sering kita temui pada pasien harga diri rendah
(Stuart & Laraia, 2005; Westermeyer, 2006) adalah kemarahan, kecemasan,
rasa kesal, murung, ketidakberdayaan, keputusasaan, kesepian dan
kesedihan, merasa berdosa, dan kurang motivasi
4. Penilaian Stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan olah stressor psikologis, sosiologis,
atau fisiologis. Eleman yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman
5. Sumber Koping
Semua orang, tanpa memperhatikan gangguan perilakunya mempunyai beberapa
bidang kelebihan personal yang meliputi:
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekspresif
d. Kesehatan dan perawatan diri
e. Pendidikan atau pelatihan
f. Pekerjaan, vokasi atau posisi
g. Bakat tertantu
h. Kecerdasan
i. Imajinasi dan kreativitas
j. Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan jangka
pendek mencakup:
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misal: konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif)
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misal: ikut serta
dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng)
c. Aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang
tidak menentu (misal: olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
untuk mendapatkan popularitas)
Pertahanan jangka panjang mencakup:
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa
memperhatikan keinginan, aspirasi atau potensi diri individu.
b. Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima
masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi,
proyeksi, pengalihan (displacement), splitting, berbalik marah terhadap diri
sendiri dan amuk.
C. POHON MASALAH
KOPING INDIVIDU
CAUSE TIDAK EFEKTIF
Direja, 2011.
Objektif:
- Mengkritik diri sendiri
- Perasaan tidak mampu
- Pendangan hidup yang pesimistis
- Tidak menerima pujian
- Penuruan produktivitas
- Penolakan terhadap kemampuan
diri
- Kurang memerhatikan perawatan
diri
- Berpakaian tidak rapi
- Berkurang selera makan
- Tidak berani menatap lawan bicara
- Lebih banyak menunduk
- Bicara lambat dengan nada bicara
lemah
TUJUAN KHUSUS: 1. Setelah … X pertemuan klien menunjukkan Identifikasi fokus masalah klien, dengan:
Pertemuan Pengkajian tanda-tanda percaya kepada perawat dan Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
Klien mampu mengenali masalah yang dialami, dengan Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
menunjukkan tanda-tanda kriteria: berinteraksi
percaya kepada perawat o Ekspresi wajah bersahabat. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
dan mengenali masalah o Menunjukkan rasa senang. Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali
yang dialami o Ada kontak mata. berinteraksi
o Mau berkenalan. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dialami klien
o Bersedia menceritakan masalah yang Buat kontrak interaksi yang jelas
dialami. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan masalah klien
Pertemuan I 1. Setelah … X pertemuan klien menjelaskan Bantu klien mengidentifikasi HDR:
Klien mampu HDR yang dialami dengan kriteria: Mendiskusikan pikiran/ evaluasi/penilaian diri yang negatif
mengidentifikasi HDR o Menceritakan evaluasi/penilaian diri yang Aspek negatif yang dimilik klien, keluarga, lingkungan
dan mampu negatif Membuat daftar evaluasi/penilaian diri yang negatif
mengendalikan HDR yang o Membuat daftar evaluasi/penilaian diri Memilih evaluasi/penilaian diri yang negatif yang paling
dialami dengan latihan yang negatif menganggu
kegiatan positif pertama o Memilih penilaian negatif yang paling Mendiskusikan pikiran/ evaluasi/penilaian diri yang positif untuk
menganggu mengganti penilaian negatif
o Mengganti penilaian negatif diri dgn Aspek positif yang dimilik klien, keluarga, lingkungan
penilaian positif dimasa lalu Membuat daftar evaluasi/penilaian diri yang positif
o Membuat daftar kemampuan/kegiatan Membuat daftar kegiatan/kemampuan positif yang masih
positif yang masih dimiliki dimiliki
o Memilih kemampuan/kegiatan positif Memilih kemampuan/kegiatan positif yang akan dilatih
yang akan dilatih Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif
2. Setelah … X pertemuan klien mengendalikan 1. Latih klien mengendalikan HDR dengan latihan kegiatan pertama
HDR yang dialami dengan latihan kegiatan Diskusikan kemampuan/kegiatan positif yang mendukung
positif pertama, dengan kriteria: evaluasi/penilaian diri yang positif
o Menyebutkan pengertian kegiatan Meminta klien memilih satu kegiatan positif yang mendukung
pertama evaluasi/penilaian diri yang positif
o Menjelaskan alat dan bahan yang Diskusikan pengertian kegiatan posistif pertama
dibutuhkan Diskusikan alat dan bahan yang dibutuhkan
o Menyebutkan cara melakukan kegiatan Diskusikan cara melakukan kegiatan positif
positif Memberi contoh cara melakukan kegiatan positif
o Mempraktekkan kegiatan positif yang Anjurkan klien Mempraktekkan kegiatan positif yang dicontohkan
dicontohkan Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif
Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan kegiatan positif
pertama
Pertemuan II
mampu mengendalikan 1. Setelah … X pertemuan klien mengendalikan 2. Latih klien mengendalikan HDR dengan latihan kegiatan kedua
HDR yang dialami dengan HDR yang dialami dengan latihan kegiatan Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
latihan kegiatan positif positif kedua, dengan kriteria: Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
kedua o Menyebutkan pengertian kegiatan Diskusikan pengertian kegiatan posistif yang akan dilatih
pertama Diskusikan alat dan bahan yang dibutuhkan
o Menjelaskan alat dan bahan yang Diskusikan cara melakukan kegiatan positif
dibutuhkan Memberi contoh cara melakukan kegiatan positif
o Menyebutkan cara melakukan kegiatan Anjurkan klien mempraktekkan kegiatan positif yang dicontohkan
positif Beri pujian yang realistis, untuk meningkatkan evaluasi/penilaian
o Mempraktekkan kegiatan positif yang diri yang positif
dicontohkan Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing2
dua kali per hari
Pertemuan III
mampu mengendalikan 1. Setelah … X pertemuan klien mengendalikan 3. Latih klien mengendalikan HDR dengan latihan kegiatan ketiga
HDR yang dialami dengan HDR yang dialami dengan latihan kegiatan Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan
latihan kegiatan positif positif ketiga, dengan kriteria: pujian
ketiga o Menyebutkan pengertian kegiatan Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
pertama Diskusikan pengertian kegiatan posistif yang akan dilatih
o Menjelaskan alat dan bahan yang Diskusikan alat dan bahan yang dibutuhkan
dibutuhkan Diskusikan cara melakukan kegiatan positif
o Menyebutkan cara melakukan kegiatan Memberi contoh cara melakukan kegiatan positif
positif Anjurkan klien mempraktekkan kegiatan positif yang dicontohkan
o Mempraktekkan kegiatan positif yang Beri pujian yang realistis, untuk meningkatkan evaluasi/penilaian
dicontohkan diri yang positif
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing2
dua kali per hari
Pertemuan IV
mampu mengendalikan 1. Setelah … X pertemuan klien mengendalikan 4. Latih klien mengendalikan HDR dengan latihan kegiatan keempat
HDR yang dialami dengan HDR yang dialami dengan latihan kegiatan Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan
latihan kegiatan positif positif keempat, dengan kriteria: berikan pujian
keempat o Menyebutkan pengertian kegiatan Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
pertama Diskusikan pengertian kegiatan posistif yang akan dilatih
o Menjelaskan alat dan bahan yang Diskusikan alat dan bahan yang dibutuhkan
dibutuhkan Diskusikan cara melakukan kegiatan positif
o Menyebutkan cara melakukan kegiatan Memberi contoh cara melakukan kegiatan positif
positif Anjurkan klien mempraktekkan kegiatan positif yang dicontohkan
o Mempraktekkan kegiatan positif yang Beri pujian yang realistis, untuk meningkatkan evaluasi/penilaian
dicontohkan diri yang positif
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing2
dua kali per hari
Pertemuan V dst
Klien mampu 1. Setelah … X pertemuan klien mengendalikan 5. Latih klien mengendalikan HDR dengan cara latihan kegiatan
mengendalikan HDR yang HDR yang dialami dengan latihan kegiatan 1,2,3,4 dan kegiatan terjadwal.
dialami positif pertama, kedua, ketiga dan keempat, Evaluasi kegiatan. Beri pujian
dengan kriteria: Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga
o Mempraktekkan latihan pertama Nilai kemampuan yang sudah mandiri
o Mempraktekkan latihan kedua Nilai apakah HDR klien meningkat
o Mempraktekkan latihan ketiga
o Mempraktekkan latihan keempat
o Mempraktekkan latihan kegiatan
terjadwal
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D. (2007). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta : FK-UI
Keliat, B.A., & Akemat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. (2010). Pengantar pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th ed.
Missouri : Mosby, Inc.
Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 9th ed. Missouri : Mosby,
Inc.
Satrio, Damayanti, Ardinata (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2KM), IAIN Radin Intan Lampung, Lampung
Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in Evidence -
DI SUSUN OLEH :
NAHDAH DYAH NADILLA
11212108
Pertemuan Ke : 1 (Satu)
SP. 1 : Klien dapat menetapkan kemampuan yang dapat dilakukan dan dapat
menetapkan jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
Hari / Tanggal : Selasa, 20 September 2022
Nama Klien : Ny.A
Tempat : Ruang Srikandi RSJ dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan bahwa dirinya diperlakukan berbeda dengan
saudaranya yang lain
- Klien mengatakan gagal dalam kehidupan rumah tangganya
DO :
- Klien tampak bicara seperlunya
- Klien tampak sering menunduk saat komunikasi
- Klien tampak selalu mengalihkan pandangan saat komunikasi
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
2. Tujuan Keperawatan
Klien dapat menetapkan kemampuan yang dapat ia lakukan dan dapat menetapkan
jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
3. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Indentifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(membuat daftar kegiatan)
c. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan), buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
d. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk
dilatih.
e. Latih kegiatan pertama (Alat dan cara) bantu klien bila diperlukan.
f. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari
Pertemuan Ke : 2 (Dua)
SP. 2 : Klien dapat menetapkan kemampuan yang dapat ia lakukan dan
dapat menetapkan jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Hari / Tanggal : Rabu, 21 September 2022
Nama Klien : Ny.A
Tempat : Ruang Srikandi PKJN RSJ dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan bahwa ia merasa masih memiliki kekurangan
dalam dirinya.
DO :
- Klien terlihat sedang duduk sendirian di depan ruang TV, klien
sedang menunduk dan melampun , tampak pandangan kosong.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Keperawatan
Klien dapat menetapkan kemampuan yang dapat ia lakukan dan dapat menetapkan
jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi Kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian.
b. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih.
c. Latih kegiatan kedua (Alat dan cara) bantu klien bila diperlukan.
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing-masing dua
kali perhari.
B. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamu'alaikum warohmatulloh, selamat pagi ibu. masih ingat dengan saya
bu?". "Iya benar ibu".
b. Evaluasi/Validasi
"Ibu, alhamdulillah kemarin kita sudah berkenalan, sudah berbincang-bincang
tentang aspek aspek positif yang bisa ibu lakukan, dan kita juga sudah menyusun
daftar tentang aspek positif yang ibu miliki? Ibu masih ingat?". " Iya ibu, dan
kemarin juga ibu sudah memilih salah satu dari aspek positif yang ibu miliki,
apakah ibu memiliki kesulitan dalam mengerjakannya ?". "Alhamdulillah jika
tidak ada kesulitan ya bu?"."Apakah ibu sudah memasukan kedalam jadwal
kegiatan ibu?". "Boleh saya lihat ibu?"."Wahh bagus, alhamdulillah ya bu, ibu
sudah melakukan sebuah kegiatan yang sangat baik"
c. Kontrak saat ini
Topik
"Baik ibu, hari ini, sesaui janji saya kemarin, kita akan memilih satu aspek
kegiatan lagi yang ibu bisa lakukan dari daftar kegiatan yang kemarin sudah
kita susun." .
Waktu
"Ibu memiliki waktu luang untuk berbincang-bincang?"."Bagaimana kalau 20
menit bu?"
Tempat
"Enaknya kita berbincang-bincang dimana ya bu?" ."Ibu suka ketaman..?
apakah ibu mau kita berbincang bincang ditaman depan itu bu.?"
2. Fase kerja
"Ibu, kita berbicara santai saja seperti kemarin ya bu."."Seperti yang sudah saya
katakan tadi ya bu, bahwa hari ini kita akan memilih satu lagi aspek kegiatan positif
yang telah kita buat daftar nya kemarin."
"Baik bu, mari kita lihat daftar kegiatan yang telah kita susun kemarin bu?".
"Kemarin kita sudah melakukan aspek positif yang mencabut rumput, sekarang ibu
ingin melakukan yang mana bu?"
"Apakah ibu menyukai bunga? Bagaimana kalau hari ini kita melakukan kegiatan
menyiram bunga bu?"."Apakah ibu setuju".
"Baiklah, jika setuju. Sekarang kita coba latih ya bu, untuk menyiram bunga"."Baik
bu ayo kita mulai dari menyiapkan alatnya."."Apakah ibu tahu yang diperlukan apa
saja bu?". "Iya ibu, benar sekali , kita ambil ember diisi air, dan gayung". "Ibu,
sekarang kita ambil airnya dengan gayung lalu kita siramkan kebunganya". "Iya,
Bagus sekali.. Bunganya pasti akan mekar menjadi bunga yang indah ya bu, jika
dilakukan pagi dan sore setiap hari". "Baiklah ibu sekarang kita letakan kembali alat
alatnya ketempat semula"
"Ibu, bagaimana kalau kita tambahankan kegiatan menyiram bunga ini kedalam
jadwal kegiatannya?". "Disini kita buat, untuk ibu melakukannya 2 x sehari ya bu,
dipagi dan sore hari?". "Ibu mengerti?". "Alhamdulillah jika ibu mengerti."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
"Ibu, hari ini kita sudah melakukan kegiatan positif dengan menyiram bunga, Nah
apa yang ibu rasakan saat ini?"
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
"Alhamdulillah, hari ini kita berbincang bincang untuk memilih kegiatan positif
yang bisa untuk ibu lakukan, yaitu menyiram bunga. Sekarang ibu bisa sebutkan
kembali caranya untuk menyiram bunga, mulai dari menyiapkan alatnya?".
"Wahh bagus.. Ibu masih mengingatkan, tapi jangan lupa untuk meletakkan
kembali alat alatnya setelah menyiram bunga ya ibu. Tapi ibu sudah hebat loh,
sudah bisa melakukan 2 aspek positif yang ibu miliki"
c. Tindakan Lanjut
"Baik ibu, saya ada PR nih untuk ibu, untuk mengingat dan membiasakn diri
untuk meletakan kembali alat alat yang ibu gunakan untuk menyiram bunga ya
bu?"
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang
Topik
"Baik ibu, sebelum saya pamit , saya ingin memberi tahu bahwa pertemuan
selanjut kita akan mencoba untuk memilih lagi satu aspek positif yang bisa
lakukan dari daftar kegiatan yang ibu miliki"
Waktu
"Apakah ibu besok ada waktu luang?". "Bagaimana kalau besok kita bertemu
lagi jam 16.00 WIB"
Tempat
"Enaknya kita berbincang bincang dimana ya bu?". "Baik bu kita berbincang
bincang diteras depan ya bu". "Baik bu saya permisi ya bu? Assalamu'alaikum
warohmatulloh."
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
(HARGA DIRI RENDAH)
Pertemuan Ke : 3 (Tiga)
SP. 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki dan menetapkan
jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki
Hari / Tanggal : Kamis, 22 September 2022
Nama Klien : Ny.A
Tempat : Ruang Srikandi PKJN RSJ dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan bahwa ia merasa masih memiliki kekurangan
dalam dirinya.
DO :K
- Klien terlihat tenang , duduk menyendiri sambil sesekali
melihat orang yang sedang berbicara di sampingnya
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Keperawatan
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dan dapat menetapkan jadwal
kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi Kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian.
b. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih.
c. Latih kegiatan ketiga (Alat dan cara) bantu klien bila diperlukan.
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga kegiatan masing-masing dua
kali per hari.
2. Fase kerja
“Ibu, hari ini kita akan memilih satu lagi aspek kegiatan positif yang ibu milikki yang
telah kita buat daftarnya kemarin lusa ya bu.”
"Baik bu, mari kita lihat daftar kegiatan yang telah kita susun kemarin bu?".
"Kemarin kita sudah melakukan aspek positif yang menyiram bunga, sekarang ibu
ingin melakukan yang mana bu?"
“Bagaimana kalau hari ini kita melakukan kegiatan menyapu halaman bu?"."Apakah
ibu setuju ?".
"Baiklah, jika setuju. Sekarang kita coba latih ya bu, untuk menyapu halaman"."Baik
bu ayo kita mulai dari menyiapkan alatnya."."Apakah ibu tahu yang diperlukan apa
saja bu?". "Iya bu, benar , kita ambil sapu lidi dan serok sampah dan kotak sampah".
"Ibu, sekarang kita mulai sapukan kotoran-kotoran yang ada di halaman bu,
kemudian kita serok kotorannya dan kita masukkan di dalam kotak sampah bu
kotorannya”. "Iya bu, Bagus, halamannya pasti akan bersih ya bu, jika dilakukan
setiap hari . "Baiklah ibu sekarang kita letakkan kembali alat alatnya ketempat
semula"
"Ibu, bagaimana kalau kita tambahkan kegiatan menyapu halaman ini kedalam
jadwal kegiatannya?". "Disini kita buat, untuk ibu melakukannya 2 x sehari ya bu,
dipagi dan sore hari?". "Ibu mengerti?". "Alhamdulillah jika ibu mengerti."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
"Ibu, hari ini kita sudah melakukan kegiatan positif dengan menyapu, Nah apa
yang ibu rasakan saat ini?"
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
"Alhamdulillah, hari ini kita sudah berbincang-bincang mengenai kegiatan positif
yang dapat ibu lakukan hari ini, yaitu menyapu halaman. Sekarang ibu bisa
sebutkan kembali caranya untuk menyapu halaman , mulai dari menyiapkan
alatnya?". "Wahh bagus sekali. Ibu masih mengingatkan. Ibu hebat sudah dapat
melakukan 3 aspek positif yang ibu milikki "
c. Tindakan Lanjut
"Baik ibu, saya ada PR lagi untuk ibu, untuk mengingat dan membiasakan diri
untuk meletakan kembali alat alat yang ibu gunakan setelah menyapu halaman ya
bu?"
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang
Topik
"Baik ibu, sebelum saya pamit , saya ingin memberi tahu lagi bahwa
pertemuan selanjutnya kita akan memilih lagi satu aspek positif yang bisa
dilakukan dari daftar kegiatan yang ibu miliki ya bu"
Waktu
"Apakah ibu besok ada waktu luang?". "Bagaimana kalau besok kita bertemu
lagi jam 15.30 WIB"
Tempat
"Ibu suka kita berbincang-bincang dimana ?Apakah tetap disini lagi ?
“ .”Baiklah bu kalau begitu”
"Baik bu saya permisi ya bu? Assalamu'alaikum warohmatulloh."
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
(HARGA DIRI RENDAH)
Pertemuan Ke : 4 (Empat)
SP. 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki dan menetapkan
jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki
Hari / Tanggal : Jumat, 23 September 2022
Nama Klien : Ny.A
Tempat : Ruang Srikandi PKJN RSJ dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan bahwa ia merasa masih memiliki kekurangan
dalam dirinya.
DO :
- Klien terlihat tenang , duduk menyendiri sambil sesekali
melihat orang yang sedang berbicara di sampingnya
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Keperawatan
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dan dapat menetapkan jadwal
kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi Kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian.
b. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih.
c. Latih kegiatan keempat (Alat dan cara) bantu klien bila diperlukan.
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat kegiatan masing-masing
dua kali per hari.
2. Fase kerja
“Ibu, hari ini kita akan memilih satu lagi aspek kegiatan positif yang ibu milikki yang
telah kita buat daftarnya kemarin lusa ya bu.”
"Baik bu, mari kita lihat daftar kegiatan yang telah kita susun kemarin bu?".
"Kemarin kita sudah melakukan aspek positif yang menyiram bunga,menyapu
halaman, sekarang ibu ingin melakukan yang mana bu?"
“Bagaimana kalau hari ini kita melakukan kegiatan merapikan tempat tidur
bu?"."Apakah ibu setuju ?".
"Baiklah, jika setuju. Sekarang kita coba latih ya bu, untuk merapikan tempat
tidur"."Baik bu ayo kita mulai jadi pinadahkan dulu bantal dan selimutnya,kemudian
kita angkat seprainya dan kasurnya kita balik’’. Iya bu bagus, nah sekarang kita
pasang lagi seprainya. Kita mulai dari arah atas ya bu. Kemudian bagian kakinya,
tarik dan masukan, lalu bagian pinggir dimasukkan dimasukkan, sekarang ambil
bantal ,rapikan dan letakkan dibagian atas kepala. Mari kita lipat selimut.’’ Wah
bagus ibu, nah letakkan dibawah bu.’’ Bagus." "Iya bu, benar ,kasur ibu pasti akan
bersih ya bu, jika dilakukan setiap hari . "Baiklah ibu sekarang kita letakkan kembali
alat alatnya ketempat semula"
"Ibu, bagaimana kalau kita tambahkan kegiatan merapikan tempat tidur ini kedalam
jadwal kegiatannya?". "Disini kita buat, untuk ibu melakukannya 2 x sehari ya bu,
dipagi dan sore hari?". "Ibu mengerti?". "Alhamdulillah jika ibu mengerti."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
"Ibu, hari ini kita sudah melakukan kegiatan positif dengan merapikan tempat
tidur, Nah apa yang ibu rasakan saat ini?"
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
"Alhamdulillah, hari ini kita sudah berbincang-bincang mengenai kegiatan positif
yang dapat ibu lakukan hari ini, yaitu merapikan tempat tidur. Sekarang ibu bisa
sebutkan kembali caranya untuk menyapu halaman , mulai dari menyiapkan
alatnya?". "Wahh bagus sekali. Ibu masih mengingatkan. Ibu hebat sudah dapat
melakukan 3 aspek positif yang ibu milikki "
c. Tindakan Lanjut
"Baik ibu, saya ada PR lagi untuk ibu, untuk mengingat dan membiasakan diri
untuk meletakan kembali alat alat yang ibu gunakan setelah merapikan tempat
tidur ya bu?"
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang
Topik
"Baik ibu, sebelum saya pamit , saya ingin memberi tahu lagi bahwa
pertemuan selanjutnya kita akan memilih lagi satu aspek positif yang bisa
dilakukan dari daftar kegiatan yang ibu miliki ya bu"
Waktu
"Bagaimana kalau besok senin kita bertemu lagi jam 15.30 WIB"
Tempat
"Ibu suka kita berbincang-bincang dimana ?Apakah tetap disini lagi ?
“ .”Baiklah bu kalau begitu”
"Baik bu saya permisi ya bu? Assalamu'alaikum warohmatulloh."
ANALISA PROSES INTERAKSI HARGA DIRI RENDAH
DI SUSUN OLEH :
NAHDAH DYAH NADILLA
11212108
K : iya suster.
P : Bisa tidak kalau P : Tetap tenang dan Ingin memulai Klien Informing : memberikan
kita berbincang selama mempertahankan percakapan bersedia informasi tentang waktu
40 menit kedepan? kontak mata dengan K. dengan topik berinteraksi dan tujuan P mengadakan
yang ringan dengan interkasi dengan K.
K : .. K : Menganggukkan sebelum perawat.
kepala. memulai Topik ringan dapat
P : Ibu maunya masuk memudahkan interksi
dimana? P : Mata melihat kekondisi sebelum pertanyaan lebih
daerah sekitar yang klien lanjut.
diikuti dengan gerakan
K : Disini saja suster. tubuh.
K : menunjuk kursi
P : Wahh cuaca hari ini tempat mereka berdua
begitu sejuk ya bu? sedang duduk.
K : .. P : Memandang
ketaman sambil melirik
K
P : Jadi kalau ibu P : Tetap tersenyum Mulai Sedih karena Pertanyaan ini diajukan
merasa seperti itu, pada klien. mengkaji merasa perawat untuk
biasanya melakukan kebiasaan dirinya tidak mengeksplorasi
apa? K : Menatap P, klien dalam berguna kemampuan
kemudian menunduk menghadapi sama sekali. personal klien yang masih
K : Saya tidak masalah ada sebagai bahan untuk
melakukan apa-apa, memberi tanggapan positif
hanya diam saja. terhadap pikiran negatif
yang muncul saat ini,
dalam
menyelesaikan
masalahnya
dalam hal ini masalah
pikiran negatif tentang diri
P : Oh.. jadi kalau ibu P : Tetap tenang dan Mulai Klien Pertanyaan ini diajukan
diam pusingnya bisa tersenyum. mengkaji merasa tidak perawat untuk
hilang? kebiasaan mampu mengeksplorasi
K: Menggelengkan klien dalam berbuat apa- kemampuan
K : Tidak juga. kepala. menghadapi apa. personal klien yang masih
masalah. ada sebagai bahan untuk
memberi tanggapan positif
terhadap pikiran negatif
yang muncul saat ini,
dalam
menyelesaikan
masalahnya
dalam hal ini masalah
pikiran negatif tentang diri
P : Nah kalau begitu P: Bicara jelas, lembut Menawarkan Bersedia Pertanyaan ini
ibu mau tidak dan melihat kearah K kepada klien mendengark diajukan
melakukan kegiatan sambil cara an tawaran perawat untuk
yang bisa membuat mempertahankan menghilangka saran dari mengeksplorasi
pusingnya hilang? senyum. n pusing. perawat. kemampuan
personal klien yang masih
K : Iya suster, mau. K : Menganggukkan ada sebagai bahan untuk
kepala sambil memberi tanggapan positif
P : Ibu sukanya tersenyum. terhadap pikiran negatif
melakukan apa? yang muncul saat ini,
P : Tersenyum dan dalam
K : Saya sukanya mempertahankan menyelesaikan
jalan-jalan ditaman kontak mata. masalahnya
melihat bunga-bunga. dalam hal ini masalah
K : Pandangan mulai pikiran negatif tentang diri
dialihkan ketaman
didepannya.
P : Kalau begitu P : Suara lembut dan Mencoba Merasa ragu Respon penguatan atas
bagaimana kalau ibu jelas. Tangan memberikan akan Jawaban yang diutarakan
mulai menanam bunga menunjuk kearah alternatif kemampuan klien akan memberikan
ditaman ini, lihat bunga-bunga yang ada kegiatan pada nya, masih kesan bahwa perawat
taman ini, kekurangan di taman. klien. merasa tidak serius
bunga kan? Mulai mampu memperhatikan masalah
kering karena tidak ada K : Menunuduk melakukan. klien
yang merawatnya. kemudian menatap
Bagaimana kalau ibu perawat beberapa saat
saja yang merawatnya. dan kemudian
menunduk kembali
K : Apa saya bisa
melakukannya?
P : Pasti ibu bisa, yang P : Tersenyum sambil Meyakinkan Masih Memotivasi untuk
penting ada kemauan. menepuk paha K klien bahwa nampak meyakinkan bahwa semua
klien mampu ragu. itu bisa dilakukan
K : .. K : Diam sambil melakukan
menganggukkan kegiatan yang
P : Jadi ibu bisa mulai kepala. berguna.
masukkan kegiatan ini
dalam jadwal P : Tersenyum dan
keseharian ibu. mempertahankan
kontak mata.
K : Capek tidak suster?
K : Menunduk
mendengarkan apa
yang dikatakan P dan
kemudian melihat
kearah bunga-bunga
yang sudah mulai layu.
P : Iya bu, betul sekali. P : Menatap klien Membuka Klien Mengali kegiatan yang
Ngomong- ngomong dengan topik mengingat dilakukan
kalau malam hari ibu mempertahankan pembicaraan hal-hal
biasanya melakukan senyum. yang baru, traumatinya.
apa? agar bisa
menawarkan
K : Tidak ada suster, K : Terlihat sedih. kegiatan yang
baring-baring saja di lain.
tempat tidur, sampai
akhirnya tertidur.
Kalau baring saya
selalu ingat dengan
anak-anak saya, saya
merasa betul-betul
tidak berguna tidak
bisa merawat mereka
dengan baik
P : .. P : Diam sambil Menemukan Mulai Memfokuskan maslah
mengamati K dengan adanya emosional. yang dialami
K :.. seksama. inkoheren dari
pembicaraan
P : Anaknya sekarang K : menundukkan awal.
dimana? kepala.
P : Ohh begitu bu, saya P : Tenang, volume Sadar bahwa Klien masih Melakukan teknik
mengerti ibu begitu suara kembali stabil. pembicaraan mengingat fokusing agar
merindukan anak-anak telah keluar dengan baik pembicaraan tetap fokus.
ibu tapi kan saat ini dari tujuan fokus
kita membahas hal K : Ekspresi bingung. awal sehingga pembicaraan
yang lain. berusaha meskipun
P : Tersenyum dan kembali untuk sempat
K :.. memperhatikan K. memfokuskan melenceng
pembicaraan. dari topik.
P : apa ibu masih ingat K : Menjawab dengan Senang karena
yang kita bicarakan nada yang pelan. klien masih
tadi? ingat dengan
pembicaraan
K : Masih suster, apa sebelumnya.
yang saya lakukan
biasanya sebelum
tidur.
P : iya bu, bagaimana P : Tersenyum sambil Memberikan Mengungkap Memotivasi klien untuk
kalau ibu mulai memberikan saran. gambaran kan melakukan ketrampilan
menulis puisi lagi positif kesenangann selanjutnya
seperti waktu masih terhadap ya yang lain.
muda, kan katanya ibu kegiatan yang
bisa menulis puisi K : Menatap perawat disarankan.
yang indah. sambil menganggukan
kepala
K : Iya dulu saya
sering menulis puisi,
tapi sudah lama saya
tidak melakukannya
lagi.
P : ibu bisa mulai lagi P : menjelaskan dengan Senang karena Menyetujui Pemberian pujian dapat
dari sekarang, buatkan tenang, klien topik dalam meningkatkan harga diri
saya dan teman-teman mempertahankan merespon upaya klien
yang lain puisi, siapa kontak mata dan dengan sangat mengatasi
tahu puisi ibu bisa senyuman. baik saran masalah
dimuat dimajalah suatu yang
hari nanti, kan ibu bisa K : Nampak ditawarkan.
terkenal dan anak-anak kesungguhan saat
ibu yang membaca menucapkan.
pasti akan sangat
merasa bangga dengan P : Mengancungkan
ibu. jempol sambil
tersenyum kearah klien
K : iya juga yah suster, dan menepuk-nepuk
nanti saya coba. bahunya.
P : .. K : Menatap dan
tersenyum kepada P.
K :..
P : Ibu bisanya dimana P : Melirik jam tangan. Menawarkan Antusias Salam terakhir
dan jam berapa? kontrak yang dengan menunjukkan rasa percaya
K : Menjawab dengan akan datang. rencara perawat-klien telah terbina
K : ditaman ini saja semangat. pertemuan
suster, jam 5 sore. selanjutnya.
P : mengulurkan tangan
P : iya bu, kalau begitu untuk berjabat.
saya pamit dulu.
Terima kasih bu. K : Menjabat tangan P.
Assalamu Alaikum.
K : Waalaikumsalam.