Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :
SULISTIYANI 205140067

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2022/2023

1
A. KASUS / MASALAH UTAMA : HARGA DIRI RENDAH
1. Pengertian
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri. Harga diri
merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik perilaku sesuai dengan ideal
diri (Stuart, 2009). Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang
lain (dicintai, dihormati, dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai
dengan meningkatnya usia. Menurut Depkes RI (2000), individu cenderung menilai
dirinya negatif merasa lebih rendah dari orang lain. Penilaian negatif dan perasaan
rendah diri dapat mempengaruhi perasaan yang dapat menambah rasa takut, tidak
sanggup mendapat kritik/serangan dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Harga
diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2010).

2. Komponen Konsep Diri


Konsep diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri
(self-esteem), peran (self-role), dan identitas diri (self-identity) (Suliswati, 2004).
a. Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara
konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman- pengalaman baru. Citra
tubuh harus realitis karena semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya
individu akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan. Individu yang
menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi daripada
individu yang tidak menyukai tubuhnya (Suliswati, 2004).

b. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal
diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-norma
sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri
(Suliswati, 2004).

c. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang
2
tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai
orang yang penting dan berharga (Stuart,2006).

d. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam sekelompok sosial dan
merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang berarti.
Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yeng berhubungan dengan posisi
setiap waktu sepanjang daur kehidupnya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil
dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideali diri (Suliswati,
2004).

e. Identitas diri
Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan,
kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip tersebut sama artinya
dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan
identitas, dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan,
tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja (Stuart, 2006).

3. Rentang Respon Konsep Diri

a. Respon adaptif
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar  belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.
b. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu tidak mampu
memecahkan masalah tersebut. Respon maladaftifnya adalah :

3
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan sengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Faktor Predisposisi
a. Biologis, berdasarkan biologis dapat dilihat sebagai suatu keadaan atau faktor
resiko yang dapat mempengaruhi peran manusia dalam menghadapi stresor.
Adapun yang termasuk dalam faktor biologis adalah :
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien depresi dan
skizoprenia sehingga pasien mengalami masalah harga diri rendah kronis.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan
neurotransmitter di otak. Neurotransmiter adalah kimiawi otak yang
ditransmisikan oleh satu neuron ke neuron lain (Stuart & Larala, 2005).
Neurotransmiter sangan berhubungan dengan depresi adalah norepinefrin,
dopamin, serotonin

b. Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Jika lingkungan tidak memberikan dukungan positif
atau justru menyalahkan individu dan terjadi terus-menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada ana, tekanan teman sebaya,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistik. (Stuart & Sundeen, 2009)
c. Faktor sosial dan kultural

4
Secara sosial status ekonmi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri
rendah. Dimana tempat tumbuh kembang yaitu keluarga, lembaga pendidikan, dan
lingkungan masyarakat. Kondisi sosial di masing-masing tempat akan berinteraksi
satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi tumbuh kembang.

2. Faktor Presipitasi
a. Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit : dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur medis dan
keperawatan.

3. Penilain stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis, sosiologis,
atau fisiologis. Eleman yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.

4. Sumber koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman terhadap kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien antara lain: Aktifitas olahraga dan aktifitas diluar,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pendidikan dan pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan,
imajinasi dan kreatifitas serta hubungan interpersonal.

5. Mekanisme koping
Menurut Stuart (2007, hlm 191) mekanisme koping termasuk pertahanan koping
jangka panjang atau jangka pendek serta penggunaan mekanisme pertahanan ego
untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.

5
1) Pertahanan jangka pendek meliputi aktifitas yang memberikan pelarian sementara
dari krisis identitas diri misalnya konser musik, bekerja keras, menonton tv,
Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara misalnya ikut serta
dalam klub social, agama, politik, kelompok. Aktifitas yang sementara menguatkan
atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu misalnya olahraga yang
kompetitif, prestasi akademik. Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek
untuk membuat identitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini.
2) Pertahanan jangka panjang meliputi penutupan identitas yang merupakan adopsi
identitas premature yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan
keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu dan identitas negative merupakan
asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima
masyarakat.

C. POHON MASALAH
1. Pohon Masalah
Isolasi sosial

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

2. Daftar Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH

1 Subjektif Harga Diri Rendah


Pasien mengatakan tentang :
1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
Objektif
1. Penurunan produktivitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala saat
berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara lemah
6
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Koping Individu Tidak Efektif

7
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (TULIS SESUAI DENGAN MASALAH UTAMA)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1 Pasien Mampu : Setelah 3x pertemuan, SP 1


1) Bina hubungan saling pasien dapat : 1) Identifikasi kemampuan 1) Membuat pasien menyadari aspek
percaya 1) Membina hubungan melakukan kegiatan dan positif yang dimiliki sehingga
2) Dapat mengidentifikasi saling percaya bantu aspek positif (buat meningkatkan harga diri pasien
aspek positif 2) Mengindetifikasi aspek daftar kegiatan) 2) Membantu pasien dalam menyusun
3) Dapat menilai kegiatan positif yang dimiliki 2) Bantu pasien menilai jadwal kegiatan
yang dapat dilakukan 3) Menilai kemampuan kegiatan yang dapat 3) Mengetahui kegiatan yang dapat
saat ini yang dimiliki untuk dilakukan saat ini (pilih dilakukan pasien hingga saat ini
4) Dapat memilih salah dilaksanakan dari daftar kegiatan) lalu 4) Memberikan latihan praktik langsung
satu kegiatan yang 4) Merencakan kegiatan buat daftar kegiatan yang untuk meningkatkan kemampuan
dapat dilakukan sesuai dengan dapat dilakukan saat ini pasien
5) Dapat melakukan kemampuan dan 3) Bantu pasien memilih 5) Mengontrol kegiatan apa saja yang
kegiatan secara jadwal yang telah salah satu kegiatan yang dilakukan pasien
mandiri ditetapkan dapat dilatih saat ini
5) Melakukan kegiatan 4) Latih kegiatan yang
sesuai dengan rencana dipilih (alat dan cara
secara mandiri melakukannya)
5) Masukkan pada jadwal

8
kegiatan untuk latihan
sesuai kesepakatan
dengan pasien
SP 2
1) Evaluasi kegiatan pertama 1) Membandingkan hasil dan harapan.
yang telah dilatih dan 2) Memberikan latihan praktik langsung
berikan pujian untuk meningkatkan kemampuan
2) Latih kegiatan kedua pasien.
(cara dan alat) sesuai 3) Mengontrol kegiatan yang dilakukan
dengan jadwal kegiatan pasien
yang telah disepakati
bersama pasien
3) Masukkan dalam jadwal
kegiatan untuk
latihan ..../hari
SP 3
1) Evaluasi kegiatan yang 1) Membandingkan hasil dan harapan.
lalu (SP 1 dan SP 2) 2) Memberikan latihan praktik langsung
2) Latih kegiatan ke tiga untuk meningkatkan kemampuan
(cara dan alat)sesuai motorik pasien.
dengan jadwal kegiatan 3) Mengontrol kegiatan yang dilakukan
yang telah disepakati pasien
bersama pasien
9
3) Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk
latihan ..../hari
SP 4
1) Evaluasi kemampuan 1) Membandingkan hasil dan harapan.
pasien yang lalu (SP 1, SP 2) Memberikan latihan praktik langsung
2 dan SP 3) untuk meningkatkan
2) Latih kegiatan ke empat kemampuanpasien.
(cara dan alat) 3) Mengontrol kegiatan pasien
3) Masukkan pada jadwal 4) Membandingkan hasil dan membantu
kegiatan harian ...../hari meningkatkan harga diri pasien
4) Evaluasi kegiatan latihan 5) Meingkatkan kemampuan pasien
dan berikan pujian 6) Mengetahui seberapa jauh kemampuan
5) Latih kegiatan dilanjutkan pasien
sampai tak terhingga
6) Nilai kemampuan yang
telah mandiri
Keluarga mampu Setelah 4x pertemuan SP 1
merawat anggota keluarga keluarga mampu 1) Diskusikan masalah yang 1) Mencari tahu atau menggali apa saja
yang mengalami masalah meneruskan melatih dirasakan dalam merawat aspek yang akan di tingkatkan pada diri
harga diri rendah pasien dan mendukung pasien pasien
agar kemampuan dalam 2) Jeaskan pengertian, tanda 2) Memberi pengetahuan
melakukan kegiatan dapat gejala, dan proses 3) Memberi pengetahuan
10
menigkat. terjadinya harga diri 4) Memberikan latihan praktik langsung
rendah dalam melakukan perawatan.
3) Jelaskan cara merawat 5) Mengontrol apa apa saja yang pasien
harga diri rendah terutama lakukan untuk latihannya.
memberikan pujian semau
hal positif pada pasien
4) Latih keluarga memberi
tanggung jawab kegiatan
pertama yang dipilih
pasien, bimbing dan beri
pujian
5) Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
SP 2
1) Evaluasi SP 1 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Bersama keluarga melatih 2) Memberikan latihan praktik langsung
pasien dalam melalukan dalam melakukan perawatan.
kegiatan kedua yang 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
dipilih pasien lakukan untuk latihannya.
3) Anjurkan membantu
pasien sesuai dengan
jadwal dan memberi
11
pujian
SP 3
1) Evaluasi kemampuan SP 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2 2) Memberikan latihan praktik langsung
2) Bersama keluarga melatih dalam melakukan perawatan.
pasien dalam melakukan 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
kegiatan yang dipilih lakukan untuk latihannya.
pasien
3) Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
SP 4
1) Evaluasi kemampuan SP 1) Membandingkan hasil dan harapan.
3 2) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Evaluasi kemampuan 3) Mengontrol
keluarga. 4) Dorongan/motivasi untuk mampu
3) Rencana tindak lanjut 5) Untuk meningkatkan perkembangan
keluarga.
4) Follow up
5) Rujukan

Terapi Spesialis
1. Terapi individu : terapi kognitif, CBT, gestalt, penghentian pikiran
2. Terapi kelompok : logoterapi, terapi suportif
12
3. Terapi keluarga : terapi sistem keluarga, psikoedukasi
4. Terapi komunitas : assrtive community therapy (SAK FIK-UI, 2014)

13
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2000). Standar Pedoman Jiwa


Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke-
7, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.)
St. Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis :
Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

14

Anda mungkin juga menyukai