Disusun Oleh :
SULISTIYANI 205140067
1
A. KASUS / MASALAH UTAMA : HARGA DIRI RENDAH
1. Pengertian
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri. Harga diri
merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik perilaku sesuai dengan ideal
diri (Stuart, 2009). Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang
lain (dicintai, dihormati, dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai
dengan meningkatnya usia. Menurut Depkes RI (2000), individu cenderung menilai
dirinya negatif merasa lebih rendah dari orang lain. Penilaian negatif dan perasaan
rendah diri dapat mempengaruhi perasaan yang dapat menambah rasa takut, tidak
sanggup mendapat kritik/serangan dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Harga
diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2010).
b. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal
diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-norma
sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri
(Suliswati, 2004).
c. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang
2
tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai
orang yang penting dan berharga (Stuart,2006).
d. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam sekelompok sosial dan
merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang berarti.
Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yeng berhubungan dengan posisi
setiap waktu sepanjang daur kehidupnya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil
dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideali diri (Suliswati,
2004).
e. Identitas diri
Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan,
kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip tersebut sama artinya
dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan
identitas, dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan,
tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja (Stuart, 2006).
a. Respon adaptif
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.
b. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu tidak mampu
memecahkan masalah tersebut. Respon maladaftifnya adalah :
3
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan sengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain
b. Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Jika lingkungan tidak memberikan dukungan positif
atau justru menyalahkan individu dan terjadi terus-menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada ana, tekanan teman sebaya,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistik. (Stuart & Sundeen, 2009)
c. Faktor sosial dan kultural
4
Secara sosial status ekonmi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri
rendah. Dimana tempat tumbuh kembang yaitu keluarga, lembaga pendidikan, dan
lingkungan masyarakat. Kondisi sosial di masing-masing tempat akan berinteraksi
satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi tumbuh kembang.
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit : dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur medis dan
keperawatan.
3. Penilain stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis, sosiologis,
atau fisiologis. Eleman yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.
4. Sumber koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman terhadap kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien antara lain: Aktifitas olahraga dan aktifitas diluar,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pendidikan dan pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan,
imajinasi dan kreatifitas serta hubungan interpersonal.
5. Mekanisme koping
Menurut Stuart (2007, hlm 191) mekanisme koping termasuk pertahanan koping
jangka panjang atau jangka pendek serta penggunaan mekanisme pertahanan ego
untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
5
1) Pertahanan jangka pendek meliputi aktifitas yang memberikan pelarian sementara
dari krisis identitas diri misalnya konser musik, bekerja keras, menonton tv,
Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara misalnya ikut serta
dalam klub social, agama, politik, kelompok. Aktifitas yang sementara menguatkan
atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu misalnya olahraga yang
kompetitif, prestasi akademik. Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek
untuk membuat identitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini.
2) Pertahanan jangka panjang meliputi penutupan identitas yang merupakan adopsi
identitas premature yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan
keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu dan identitas negative merupakan
asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima
masyarakat.
C. POHON MASALAH
1. Pohon Masalah
Isolasi sosial
7
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (TULIS SESUAI DENGAN MASALAH UTAMA)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
8
kegiatan untuk latihan
sesuai kesepakatan
dengan pasien
SP 2
1) Evaluasi kegiatan pertama 1) Membandingkan hasil dan harapan.
yang telah dilatih dan 2) Memberikan latihan praktik langsung
berikan pujian untuk meningkatkan kemampuan
2) Latih kegiatan kedua pasien.
(cara dan alat) sesuai 3) Mengontrol kegiatan yang dilakukan
dengan jadwal kegiatan pasien
yang telah disepakati
bersama pasien
3) Masukkan dalam jadwal
kegiatan untuk
latihan ..../hari
SP 3
1) Evaluasi kegiatan yang 1) Membandingkan hasil dan harapan.
lalu (SP 1 dan SP 2) 2) Memberikan latihan praktik langsung
2) Latih kegiatan ke tiga untuk meningkatkan kemampuan
(cara dan alat)sesuai motorik pasien.
dengan jadwal kegiatan 3) Mengontrol kegiatan yang dilakukan
yang telah disepakati pasien
bersama pasien
9
3) Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk
latihan ..../hari
SP 4
1) Evaluasi kemampuan 1) Membandingkan hasil dan harapan.
pasien yang lalu (SP 1, SP 2) Memberikan latihan praktik langsung
2 dan SP 3) untuk meningkatkan
2) Latih kegiatan ke empat kemampuanpasien.
(cara dan alat) 3) Mengontrol kegiatan pasien
3) Masukkan pada jadwal 4) Membandingkan hasil dan membantu
kegiatan harian ...../hari meningkatkan harga diri pasien
4) Evaluasi kegiatan latihan 5) Meingkatkan kemampuan pasien
dan berikan pujian 6) Mengetahui seberapa jauh kemampuan
5) Latih kegiatan dilanjutkan pasien
sampai tak terhingga
6) Nilai kemampuan yang
telah mandiri
Keluarga mampu Setelah 4x pertemuan SP 1
merawat anggota keluarga keluarga mampu 1) Diskusikan masalah yang 1) Mencari tahu atau menggali apa saja
yang mengalami masalah meneruskan melatih dirasakan dalam merawat aspek yang akan di tingkatkan pada diri
harga diri rendah pasien dan mendukung pasien pasien
agar kemampuan dalam 2) Jeaskan pengertian, tanda 2) Memberi pengetahuan
melakukan kegiatan dapat gejala, dan proses 3) Memberi pengetahuan
10
menigkat. terjadinya harga diri 4) Memberikan latihan praktik langsung
rendah dalam melakukan perawatan.
3) Jelaskan cara merawat 5) Mengontrol apa apa saja yang pasien
harga diri rendah terutama lakukan untuk latihannya.
memberikan pujian semau
hal positif pada pasien
4) Latih keluarga memberi
tanggung jawab kegiatan
pertama yang dipilih
pasien, bimbing dan beri
pujian
5) Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
SP 2
1) Evaluasi SP 1 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Bersama keluarga melatih 2) Memberikan latihan praktik langsung
pasien dalam melalukan dalam melakukan perawatan.
kegiatan kedua yang 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
dipilih pasien lakukan untuk latihannya.
3) Anjurkan membantu
pasien sesuai dengan
jadwal dan memberi
11
pujian
SP 3
1) Evaluasi kemampuan SP 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2 2) Memberikan latihan praktik langsung
2) Bersama keluarga melatih dalam melakukan perawatan.
pasien dalam melakukan 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
kegiatan yang dipilih lakukan untuk latihannya.
pasien
3) Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
SP 4
1) Evaluasi kemampuan SP 1) Membandingkan hasil dan harapan.
3 2) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Evaluasi kemampuan 3) Mengontrol
keluarga. 4) Dorongan/motivasi untuk mampu
3) Rencana tindak lanjut 5) Untuk meningkatkan perkembangan
keluarga.
4) Follow up
5) Rujukan
Terapi Spesialis
1. Terapi individu : terapi kognitif, CBT, gestalt, penghentian pikiran
2. Terapi kelompok : logoterapi, terapi suportif
12
3. Terapi keluarga : terapi sistem keluarga, psikoedukasi
4. Terapi komunitas : assrtive community therapy (SAK FIK-UI, 2014)
13
DAFTAR PUSTAKA
14