Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang

Di Susun Oleh :
BOBI ARDIANTO
203203015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2020
A. Harga Diri Rendah
1. Pengertian
Keliat B.A mendefinisikan harga diri rendah adalah penilaian tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012)
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan keyakinan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain. Harga diri terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil
pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan
realitas dunia (Stuart,2006)
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena karena
tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri (Keliat, 2001).
Dapat disimpulkan harga diri rendah adalah kurangnya rasa percaya diri
sendiri yang dapat mengakibatkan pada perasaan negatif pada diri sendiri,
kemampuan diri dan orang lain. Yang mengakibatkan kurangnya komunikasi
pada orang lain.
2. Komponen Konsep Diri
Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang
diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain (Fajariyah, 2012).
Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari konsep diri yang
positif, gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis, harga diri
yang tinggi, penampilan diri yang memuaskan, dan identitas yang jelas. Konsep
diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-
esteem), peran (self-role), dan identitas diri (self-identity).
a) Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara
konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman- pengalaman baru.
Citra tubuh harus realitis karena semakin dapat menerima dan menyukai
tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan. Individu
yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi
daripada individu yang tidak menyukai tubuhnya (Suliswati, 2004).
b) Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan
dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan,
nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan
diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut
melahirkan penyesuaian diri (Suliswati, 2004).
c) Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri
sendir tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan
kegagalan, tetap merasa sebagai orang yang penting dan berharga
(Stuart,2006).
d) Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam
sekelompok sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa
peran yeng berhubungan dengan posisi setiap waktu sepanjang daur
kehidupnya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideali diri (Suliswati, 2004).
e) Identitas diri
Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip
tersebut sama artinya dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas
seseorang. Pembentukan identitas, dimulai pada masa bayi dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada masa
remaja (Stuart, 2006)
3. Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Akualisasi konsep Harga diri Keracunan Depersonalisasi


diri diri positif rendah identitas
Gambar 1.1 Rentang Respon Konsep Diri Rendah
Sumber : (Fajariyah, 2012)
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep
dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif
(Fajariyah, 2012).
a. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman
nyata yang sukses diterima.
b. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif.
d. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.(Fajariyah, 2012)
4. Etiologi
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :
a. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima.
c. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan
d. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya. (Yosep, 2009)

5. Tanda dan gejala harga diri rendah


Tanda gejala harga diri rendah menurut (Carpenito 2003) antara lain yaitu
perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat, gangguan
hubungan sosial, seperti menarik diri, tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih
suka sendiri, percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan mencederai diri.
Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, ingin mengakhiri
kehidupan. Tidak ada kontak mata, sering menunduk, tidak atau jarang melakuakan
kegiatan sehari- hari, kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,
berkurang selera makan, bicara lambat dengan nada lemah.
6. Akibat terjadinya harga diri rendah
Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi
sosial : menarik diri, isolasi soasial menarik diri adalah gangguan kepribadian
yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial. Dan sering dirtunjukan dengan perilaku antara
lain :
a. Data subyektif
1) Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan.
2) Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain.
3) Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain.
b. Data obyektif
1) Kurang spontan ketika diajak bicara.
2) Apatis.
3) Ekspresi wajah kosong.
4) Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal.
5) Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara.
7. Proses terjadinya harga diri rendah
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien
sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi
respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu
berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa
diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian
individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran
adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi
dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus
menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis
(Direja, 2011)

8. Penatalaksanaan

Menurut Eko, 2014 terapi pada gangguan jiwa skizofrenia sudah dikembangkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi dari
pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanya diperoleh dengan resep
dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)
dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan generasi pertama
misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang
termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine,
Glanzapine, Zotatine, dan Ariprprazole.
b. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
engan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya pasien tidak
mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik diri dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama.
c. Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy), adalah pengobatan untuk
menimbulkan kejang granmall secara artifical dengan melewatkan aliran listrik
melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik
diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral
atau injeksi, dosis terapi listrik 5-5 joule/ detik.
d. Terapi modalitas, merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia dan
kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan ketrampilan sosial
untuk meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan
latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi aktivitas kelompok dibagi
4 yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi.
e. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut Kaplan &
Saddock, 2010 mengatakan, tindakan keperawatan yang dibutuhkan pada pasien
dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi
tingkah laku, dan terapi keluarga. Tindakan keperawatan pada pasien dengan
harga diri
f. rendah bisa secara individu, terapi keluarga, kelompok dan penanganan
dikomunikasi baik generalis keperawatan lanjutan. Terapi untuk pasien dengan
harga diri rendah yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya yaitu dengan
menerapkan terapi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah.

B. ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


1. Pengkajian
Tahap pertama meliputi faktor predisposisi seperti : psikologis, tanda, dan tingkah
laku klien dan mekanisme koping klien (Damaiyanti, 2012).
Pengkajian menurut Deden (2013) melalui beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik.
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai
dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan
kebudayaan.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya
pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang berubah.
b. Faktor presipitasi
1) Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu (internal or eksternal sources), yang dibagi 5 (lima)
kategori :
a) Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi
yang dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan.
b) Konflik peran : ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan
yang diinginkan.
c) Peran yang tidak jelas : kurangnya pengetahuan individu tentang
peran yang dilakukannya.
d) Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan
seperangkat peran yang komleks.
e) Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan
nilai untuk menyesuaikan diri.
2) Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang
berarti.
a) Transisi peran sehat-sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan
sehat atau keadaan sakit. Transisi ini dapat disebabkan :
- Kehilangan bagian tubuh.
- Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.
- Perubahan fisikyang berkaitandengan pertumbuhan dan
perkembangan.

3) Prosedur pengobatan dan perawatan.

a) Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan, ketidak


seimbangan bio-kimia, gangguan penggunaan obat, alkohol dan zat.
- Perilaku
perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu
identitas kacau dan depersonalisasi seperti berikut (Deden, 2013):
Perilaku dengan harga diri yang rendah.
 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Produktifitas menurun
 Destruktif pada orang lain
 Gangguan berhubungan
 Merasa diri lebih penting
 Merasa tidak layak
 Rasa bersalah
 Mudah marah dan tersinggung
 Perasaan negative terhadap diri sendiri
 Pandangan hidup yang pesimis
- Perilaku dengan identitas kacau.
 Tidak mengindahkan moral
 Mengurahi hubungan interpersonal
 Perasaan kosong
 Perasaan yang berubah-ubah
 Kekacauan identitas seksual
 Kecemasan yang tinggi
 Tidak mampu berempati
 Kurang keyakinan diri
 Mencitai diri sendiri
 Masalah buhungan intim
 Ideal diri tidak realistik
- Perilaku dengan Depersonalisasi.
 Afek : identitas hilang, asing dengan diri sendiri, perasaan tidak
aman, rendah diri, taku, malu, dan perasaan tidak realistic, merasa
sangat terisolasi.
 Persepsi : Halusinasi pendengaran dan penglihatan, tidak yakin
akan jenis kelaminnya, sukar membedakan diri dengan orang
orang lain.
 Kognitif : Kacau, disorientasi waktu, penyimpangan pikiran, daya
ingat terganggu, dan daya penilaian terganggu.
 Perilaku : Afek tumpul, pasif dan tidak ada respon emosi,
komunikasi tidak selaras, tidak dapat mengontrol perasaan, tidak
ada inisiatif dan tidak mampu mengambil keputusan, menarik diri
dari lingkungan, dan kurang bersemangat.

2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji menurut Kartika (2015) :
a. Masalah utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah Data
subyektif :
1) Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya.
2) Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli.
3) Mengungkapkan tidak bisa apa-apa.
4) Mengungkapkan dirinya tidak berguna.
5) Mengkritik diri sendiri.
6) Perasaan tidak mampu.
Data obyektif :
1) Merusak diri sendiri.
2) Merusak orang lain.
3) Ekspresi malu
4) Menarik diri dari hubungan sosial.
5) Tampak mudah tersinggung.
6) Tidak mau makan dan tidak tidur.
b. Masalah keperawatan
Penyebab tidak efektifan koping individu.
Data subyektif :
1) Mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain.
2) Mengungkapkan malu dan tidak bisa ketika diajak melakukan sesuatu.
3) Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi.
Data obyektif :
1) Tampak ketergantungan terhadap orang lain.
2) Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan.
3) Wajah tampak murung.

c. Masalah keperawatan
Akibat isolasi sosial menarik diri
Data subyektif :
1) Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
2) Klien mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.
Data obyektif :
1) Ekspresi wajah kosong tidak ada kontak mata ketika diajak bicara.
2) Suara pelan dan tidak jelas.
3) Hanya memberi jawaban singkat (ya atau tidak).
4) Menghindar ketika didekati.

3. Pohon Masalah

M Pohon masalah yang muncul menurut


Fajariyah (2012) :

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan


Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

HARGA DIRI RENDAH

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Koping Individu Tidak Efektif


Gambar 1.2 Pohon Masalah
4. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b. Isolasi sosial : Menarik diri
c. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
(Fajariyah, 2012)

5. Intervensi keperawatan untuk Harga Diri Rendah Strategi


pelaksanaan konsep : Harga Diri Rendah Tabel 1.1 Intervensi
Keperawatan Harga Diri Rendah
No Pasien Keluarga

SP1P SP1K

1 Bina hubungan saling percaya Mendiskusikan masalah yang

2 Mengidentifikasi kemampuan dirasakan keluarga dalam

dan aspek positif yang dimiliki merawat pasien

3 pasien Menjelaskan pengertian harga

Membantu pasien menilai diri rendah, tanda dan gejala,

kemampuan pasien yang masih serta proses terjadinya harga


4 dapat digunakan diri rendah

Membantu pasien memilih Menjelaskan cara merawat

kegiatan yang akan dilatih pasien denga harga diri rendah

5 sesuai dengan kemampuan

pasien

6 Melatih pasien sesuai

kemampuan yang dipilih

7 Memberikan pujian yang wajar


kegiatan harian
tehadap keberhasilan pasien
SP2P SP2K
Menganjurkan pasien
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga
memasukan
harian pasien dalam jadwal mempraktekan cara merawat
Melatih pasien melakukan pasien dengan harga diri
kegiatan yang sesuai dengan rendah
2
kemampuan klien
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

SP3K

Melatih keluarga melakukan


cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah

SP4K

Membantu keluarga membuat


jadwal aktivitas dirumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
(Fajariyah, 2012)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia dan klaim, 2015. Pathway harga diri rendah Afnuhazi,R.2015.Komunikasi


Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:Gosyen publissing.
Azizah, Ml. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Carpenito, L.J. Buku Saku Keperawatan. Alih Bahasa: Yasmin. Edisi 10. Jakarta:
EGC
Fitria, Nita. 2007. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, B.A. 2005. Keperawatan Jiwa Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
Publishing. Direja, A. H. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan [0] Jiwa.Yogyakarta:
NuhaMedika. Ginting, N. (2017).
Sujiwa, Nur D. 2010. Askep Harga Diri Rendah. http://danur sujiwo. blogspot. com/ 2010/
02/ askep -harga-diri rendah.html diakses tanggal 8 desember 2020.
Yosep dan Sutini,2017. Pengertian skizofrenia. Jakarta: Buku Kedokteran jiwa.
Yosep dan Sutini,2017. Asuhan Keperawatan Bimbingan Spiritual Pada Klien Gangguan
Jiwa Harga Diri Rendah Di RSJ Menur Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai