N DENGAN
HARGA DIRI RENDAH
DISUSUN OLEH :
PURISKA SIBURIAN
I. Masalah Utama
Ganggguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari konsep diri yang positif,
gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis, harga diri yang tinggi,
penampilan diri yang memuaskan, dan identitas yang jelas. Konsep diri terdiri dari
citra tubuh (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran
(self-role), dan identitas diri (self-identity) (Suliswati, 2004).
1. Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis
karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru. Citra tubuh harus realitis karena semakin dapat menerima
dan menyukai tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman dari
kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki
harga diri tinggi daripada individu yang tidak menyukai tubuhnya (Suliswati,
2004).
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya bertingkah
laku berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan dengan tipe
orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang
ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri
berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut
melahirkan penyesuaian diri (Suliswati, 2004).
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga
diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap
merasa sebagai orang yang penting dan berharga (Stuart,2006).
4. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam
sekelompok sosialdan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran
yeng berhubungan dengan posisi setiap waktu sepanjang daur kehidupnya.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan
dan cocok dengan ideali diri (Suliswati, 2004).
5. Identitas diri
Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip tersebut
sama artinya dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang.
Pembentukan identitas, dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung
sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja (Stuart,
2006).
C. Rentang Respon Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep dirinya
sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif (Fajariyah,
2012).
1. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep
diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.(Fajariyah, 2012
D. Penyebab
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :
1. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
2. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima.
3. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan.
4. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya.(Yosep, 2009)
.
E. Tanda Dan Gejala
Tanda gejala harga diri rendah menurut (Carpenito 2003) antara lain yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan sosial
5. Seperti menarik diri
6. Tidak ingin bertemu dengan orang lain
7. Lebih suka sendiri
8. Percaya diri kurang
9. Sukar mengambil keputusan
10. Mencederai diri.
Data obyektif
1. Kurang spontan ketika diajak bicara.
2. Apatis.
3. Ekspresi wajah kosong.
4. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal.
5. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara
G. Proses Terjadinya Masalah
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri
rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu
tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien
sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi
respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu
berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak
mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu
terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah
kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan
positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis (Direja, 2011).
2. Klien dapat 2. Setelah 2 kali interaksi klien 2.1 Diskusikan dengan klien tentang : Pengungkapan tentang
mengidentifikasi menyebutkan : Aspek positif yang dimiliki klien, kemampuan diri,
aspek positif dan Aspek positif dan keluarga, lingkungan diperlukan untukmerubah
kemampuan yang kemampuan yang Kemampuan yang dimiliki klien diri klien dan tindakan
dimiliki dimiliki 2.2 Bersama klien buat daftar tentang : selanjutnya
Aspek positif keluarga Aspek positif klien, keluarga,
Aspek positif lingkungan lingkungan Untuk meningkatkan harga
Kemampuan yang dimiliki klien diri klien
2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan
memberi penilaian negatif
3. Klien dapat menilai 3. Setelah 2 kali interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien Penilaian klien positif
kemampuan yang menyebutkan kemampuan kemampuan yang dapat dilaksanakan terhadap positif dirinya
dimiliki untuk yang dapat dilaksanakan 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat bisa membantu aktualisasi
dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya diri
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas Perencanaan yang baik
merencanakan membuat rencana kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari sesuai membantu klien memilih
kegiatan sesuai harian dengan kemampuan klien potensi mana yang ingin
dengan Kegiatan mandiri dia kembangkan
kemampuan yang Kegiatan dengan bantuan
dimiliki 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi Melatih klien untuk
pasien melaksanakan kegiatan
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan yang dapat klien lakukan
kegiatan yang dapat klien lakukan
5. Klien dapat 5. Setelah 3 kali interaksi klien 5.1. Anjurkan klien untuk Implementasi dapat
melakukan melakukan kegiatan sesuai melaksanakan kegiatan yang membuat klien semakin
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat direncanakan yakin dengan positif
rencana yang 5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dirinya.
dibuat klien
5.3. Beri pujian atas usaha yang Meningkatkan harga diri
dilakukan klien
5.4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang
6. Klien dapat 6. Setelah 4 kali interaksi klien 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada Dukungan yang terbaik
mememanfaatkan memanfaatkan sistem keluarga tentang cara merawat klien bagi klien adalah orang
sistem pendukung pendukung keluarga yang dengan harga diri rendah sekitarnya terutama
yang ada ada di keluarga 6.2. Bantu keluarga memberikan keluarganya.
dukungan selama klien di rawat Dukungan keluarga dapat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan membantu
lingkungan di rumah meningkatkanharga diri
klien
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH
d. Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki klien
2) Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan
3) Membantu kllien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
4) Melatih klien sesuai dengan kemampuan dipilih
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
“Slamat pagi bu, boleh saya berkenalan dengan ibu ?, perkenalkan nama saya
Puriska Siburian biasa dipanggil Ika saya mahasiswa keperawatan STikes
Pertamedika . Saya akan merawat ibu dari jam 08 sampai jam 14 siang. Kalau
boleh saya tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa ?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu pada hari ini?, bagaimana tiurnya tadi malam ?, ada
keluhan tidak ?”
3. Kontrak
a) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang yang sering dialami ibu
agar saya mengetahui keadaan ibu.”
b) Waktu
“Mau berapa lama kita berbincang bincang bu?, bagaimana kalau 20 menit
saja?”
c) Tempat
“Dimana ibu mau berbincang bincang? Bagaimana kalau disini saja.”
b. Fase kerja
“Bu ,apa saja kemampuan yang dimiliki ?”
“Bagus, apa lagi ?”
“Saya buat daftarnya ya !”
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu lakukan ?”
“Bagaimana dengan merapikan kamar ?” “Memasak, mencuci baju, menyapu,
mencuci piring, merapihkan tempat tidur.”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki”
“Ibu dari lima kegiatan kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan
di rumah sakit ?”
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua ... sampai 5, (misalnya ada 2
yang masih bisa dilakukan) “Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
kerjakan di rumah sakit ini.”
“Sekarang, coba Ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”
“Oo yang nomor satu, merapikan tempat tidur ?
“Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Ibu”
“Mari kita lihat tempat tidur Ibu ya.”
“Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya ?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya.”
“Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik. Nah,sekarang kita
pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya bagus ! Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan dan
letakkan di sebelah atas kepala.”
“Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki, bagus !
“Ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ? Bagus !”
“Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Ibu lakukan
tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak)
melakukan”.
c. Fase terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? Ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Ibu
praktekkan dengan baik sekali.
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba ibu ulangi cara merapihkan tempat tidur ?” Bagus sekali”
3) Kontrak Topik
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.”
“Ibu, mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur ? Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? lalu sehabis istirahat, jam 16”
“Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) jika ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T
(tidak) melakukan.”
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur ?
“Ya bagus, cuci piring .... Kalau begitu kita akan latihan cuci piring besok
ya!”
Waktu :
“ibu mau bertemu lagi jam berapa ?”
“Bagaimana kalau 20 menit lagi ?”
“Berapa lama kita mau latihan? “
Tempat :
“Dimana tempatnya ?”
“Baiklah smpai jumpa?”
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 21 September 2021
Nomor registrasi :-
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N (L/P)
Umur : 34 tahun
Status perkawinan : Cerai
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SMK
Sumber informasi : Klien dan Keluarga Klien
Alamat : Jl. Cipulir raya No. 55 Jak-Sel
B. ALASAN MASUK
Data Primer
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah berkeluarga dan dikaruniai satu orang anak
tetapi pada tahun 2019 klien bercerai dengan suaminya karena suaminya menikah lagi
dan anak klien di asuh oleh suaminya, mulai saat itu klien mengalami stress berat,
karena klien merasa malu, kecewa, tidak berdaya, kepercayaan diri hilang, sering marah
dan ngamuk klien tampak lebih banyak didalam rumah saja.
Data Sekunder
Info keluarga semenjak kejadian itu pasien sering marah dan mengamuk, pasien tampak
seperti orang gila.
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien mengatakan pernah mencoba meminum baygon namun sempat diketahui oleh
ayahnya. Klien mencoba minum baygon karena merasa kesal kepada orang-orang
yang menghina dirinya ditinggal kawin oleh suami dan anaknya.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
TD : 120/70 mmHg N : 84 x/mnt
S : 36,5 °C RR : 18x/mnt
2. Ukur
TB : 155 cm BB : 75 Kg
3. Keluhan fisik
( ) Ya (√ ) Tidak
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Ket : = Perempuan
= Laki-laki
Jelaskan
Klien mengatakan klien anak pertama dari 2 bersaudara, setelah bercerai klien
tinggal bersama kedua orang tua nya. Sedangkan anaknya di ambil suaminya.
Pola asuh :
Pasien mengatakan pola asuh yang diterapkan dalam keluarga adalah orang tua tidak
terlalu mengekang dan mendengarkan pendapat setiap anggota keluarganya. Yang
artinya pola asuh yang digunakan pola demokratis.
Pola pengambilan keputusan :
Klien mengatakan bahwa keluarganya dalam mengambil keputusan lebih pada
suaminya. Namun setelah hidup kembali bersama kedua orang tuanya pengambilan
keputusan berada pada ayah, klien sulit untuk mengambil keputusan.
Pola komunikasi :
Klien mengatakan pola komunikasi dalam keluarga baik, namun semenjak bercerai
dengan suami Ny.N lebih suka sendiri dan jarang bicara.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan malu tubuhnya gemuk. Saat ditanya bagian tubuh yang paling
disukai adalah matanya dan yang tidak disukai karena tubuhnya gemuk, klien
ingin tubuhnya langsing.
b. Identitas
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya, klien mengatakan sehari-harinya
dirumah sebagai ibu rumah tangga, klien mengatakan hanya lulusan SMK dan
tidak bekerja. Klien malu karena dijuluki sebagai janda.
c. Peran
Sebagai Ibu rumah tangga kegiatan sehari hari klien dirumah melakukan kegiatan
sehari-hari, klien jarang bergaul dengan masyarakat.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh tidak bersikap seperti ini.
e. Harga diri
Klien mengatakan jarang berhubungan dengan orang lain karena malu dengan
status janda dan tubuhnya yang gemuk. Klien merasa tidak bisa menjadi ibu dan
istri yang baik dan klien merasa malu dengan keadaan dirinya. Klien malu karena
sering di ejek oleh masyarakat dengan status janda.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan sebelum bercerai dekat dengan suaminya, klien sering
bercerita dengan suaminya, dan merasa suami dan anaknya adalah orang yang
paling berharga dalam hidupnya, namun setelah bercerai tidak ada lagi orang
yang bisa diajak bicara dan di minta bantuan.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan percaya adanya Tuhan
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan rajin sholat 5 waktu dan sering mengikuti pengajian dulu,
tetapi sekarang klien tidak pernah ikut kegiatan ibadah di lingkunagn rumahnya.
B. STATUS MENTAL
1. Penampilan
( ) Tidak rapi ( ) penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan
Penampilan klien sehari hari cukup rapi,klien sering memadukan pakaian meskipun
kadang tidak sesuai,tetapi dalam menjaga penampilan,klien selalu mandi 1-2 x/hari
dan mengganti pakaian tiap hari.
2. Pembicaraan
( ) cepat ( ) keras ( ) gagap ( ) inkoheren ( ) apatis
( ) lambat ( ) membisu ( √ ) tidak mampu memulai percakapan
Jelaskan
Klien tidak mampu memulai percakapan
3. Aktivitas motorik
( √ )lesu ( ) tegang ( ) gelisah ( ) agitasi ( ) tik
( ) grimasen ( ) tremor ( ) komplusif
Jelaskan
Pada saat bicara dan berinteraksi klien tampak lesu.
4. Alam perasaan
( √ )sedih ( (ketakutan ( ) putus asa
( ) khawatir ( ) gembira berlebih
Jelaskan
Klien mengatakan sedih dan merasa bersalah karena bertubuh gemuk sehingga
suaminya menikah lagi.
5. Afek
( )datar ( √ )tumpul ( ) labil ( ) tidak sesuai
Jelaskan
Pada saat interaksi klien kooperatif, namun pasief dan tidak ada respon emosi.
Jelaskan
Pada saat interaksi klien kontak mata kurang, kadang-kadang klian menunduk.
7. Persepsi Halusinasi
( ) pendengaran ( ) pengelihatan ( ) perabaan
( ) pengecapan ( ) penghidung
Jelaskan
Pada saat interaksi dan dilakukan pengkajian klien tidak menunjukkan adanya
gangguan persepsi halusinasi.
Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
8. Proses fikir
( ) sirkumstansial ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flight of ideas ( ) bloking ( ) pengulangan pembicaraan
Pada saat interaksi dan dilakukan pengkajian klien tidak menunjukkan gangguan
proses fikir.
Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
9. Isi fikir
( ) obsesi ( ) fobia ( ) hipokondria ( ) depersonalisasi
( ) ide yang terkait ( ) pikiran magis
Waham
( ) agama ( ) somatic ( ) kebesaran
( ) curiga ( ) nihilistic ( ) sisip pikir
( ) siar piker ( ) control fikir
Jelaskan
Pada saat interaksi dan dilakukan pengkajian klien tidak menunjukkan isi fikir yang
negatif, dan klien tidak tampak mengalami waham
Disorientasi
( ) waktu ( ) tempat ( ) orang
Jelaskan
Kesadaran klien compos mentis, klien masih mengetahui tempat, waktu serta orang-
orang disekitarnya
Masalah keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan
11. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka Panjang
( ) gangguan daya ingat jangka pendek
( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) kontabulasi
Jelaskan
Daya ingat klien masih sangat baik, klien masih dapat mengingat masa lalunya dan
tidak ada masalah pada saat mengingat
Jelaskan
Kemampuan penilaian klien masih baik, klien masih bisa mengambil suatu
keputusan seperti pada saat klien mendengarkan suara adzan klien memutuskan
untuk shalat dulu
Jelaskan
Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya, Saat ini klien mengatakan sadar
akan keadaannya, dan klien mengatakan ingin sembuh dan kembali seperti dulu
3. Mandi
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
4. Berpakaian/berhias
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
6. Penggunaan obat
( )bantuan minimal ( ) bantuan total
Jelaskan
Diperlukan pemantauan dan bantuan minimal dalam setiap kegiatan
Jelaskan
Klien mengatakan kalau ada masalah bercerita dengan suaminya, namun setelah
bercerai klien cenderung tidak menceritakan masalahnya kepada orang lain, bahkan
kadang-kadang menghindar.
( Puriska Siburian )
II. ANALISA DATA
Inisial nama : Ny. N
TANGGAL DATA FOKUS MASALAH
KEPERAWATAN
21 September DS : Harga diri rendah
2021 Klien mengatakan sedih dan merasa bersalah
karena bertubuh gemuk sehingga suaminya
menikah lagi.
Klien merasa tidak dapat menjadi ibu dan istri
yang baik.
Klien malu karena dianggap gangguan jiwa
oleh keluarganya.
DO :
Klien tampak lesu, sedih, kontak mata kurang,
bicara pasif, dan sulit memulai pembicaraan
ketika berinteraksi.
Klien tampak kurang percaya diri.
DO :
Klien merasa malu dengan keadaannya
Hubungan klien dengan lingkungan rumah
kurang baik, klien tampak malu saat
bersosialisasi dengan lingkungan rumah.
21 September DS : Resiko Perilaku
2021 Keluarga klien mengatakan klien mudah marah Kekerasan
dan mengamuk setalah bercerai dengan
suaminya, dan pernah mencoba minum baygon
namun tidak jadi karena ketahuan ayahnya.
DO :
Tampak klien menghindar
21 September DS : Gangguan konsep
2021 Klien mengatakan malu karena menjadi janda diri (Identitas diri,
Klien mengatakan malu dengan tubuhnya yang gambaran diri,
gemuk. ideal diri, peran)
Klien mengatakan tidak bisa menjadi ibu dan
istri yang baik.
DO :
Status perkawinan cerai hidup
TB : 155 cm BB : 75 Kg (Obesitas)
Klien dapat
menigkatkan harga
dirinya
TUK :
1. Klien dapat 1. Setelah 1 kali interaksi, klien 1.2. Bina hubungan saling percaya dengan
membina menunjukkan ekspresi wajah menggunakan prinsip komunikasi
hubungan saling bersahabat, menunjukkan rasa terapeutik.
percaya dengan senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menyebutkan Sapa klien dengan ramah baik verbal
perawat maupun nonverbal
nama, mau menjawab salam, klien
duduk berdampingan dengan Perkenalan diri dengan sopan
perawat, mau mengutarakan
masalah yang dihadapi Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien
2. Klien dapat 2. Setelah 2 kali interaksi klien 2.1 Diskusikan dengan klien tentang :
mengidentifikasi menyebutkan :
aspek positif dan Aspek positif yang dimiliki klien,
kemampuan yang Aspek positif dan kemampuan keluarga, lingkungan
dimiliki yang dimiliki
Kemampuan yang dimiliki klien
Aspek positif keluarga
2.2 Bersama klien buat daftar tentang :
Aspek positif lingkungan
Aspek positif klien, keluarga,
lingkungan
3. Klien dapat 3. Setelah 2 kali interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan
menilai menyebutkan kemampuan yang yang dapat dilaksanakan
kemampuan yang dapat dilaksanakan
dimiliki untuk 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas
merencanakan membuat rencana kegiatan harian yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kegiatan sesuai dengan kemampuan klien
dengan
kemampuan yang
dimiliki Kegiatan mandiri
5. Klien dapat 5. Setelah 3 kali interaksi klien 5.1. Anjurkan klien untuk melaksanakan
melakukan melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan yang direncanakan
kegiatan sesuai yang dibuat
rencana yang 5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan
dibuat klien
6. Klien dapat 6. Setelah 4 kali interaksi klien 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada
mememanfaatkan memanfaatkan sistem pendukung keluarga tentang cara merawat klien
sistem pendukung keluarga yang ada di keluarga dengan harga diri rendah
yang ada
6.2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien di rawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah
2. Isolasi Sosial TUM : klien dapat Setelah 6x interaksi klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya
berinteraksi dengan tanda –tanda percaya kepada perawat : dengan menggunakan prinsip
orang lain. Ekspresi wajah bersahabat komunikasi terapeutik :
TUK 1 : klien dapat Menunjukkan rasa senang Sapa klien dengan ramah baik
membina hubungan Ada kontak mata verbal maupun non verbal
saling percaya Mau berjabat tangan Perkenalkan nama, nama panggilan
2. Klien mampu Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang . Orang
menyebutkan penyebab menyebutkan minimal satu satu yang tinggal serumah dengan klien
menarik diri penyebab • Orang yang paling dekat dengan
menarik diri dari: klien di rumah
Diri sendiri • Apa yang membuat klien dekat
Orang lain dengan orang tersebut
3. Klien mampu Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang manfaat
Menyebutkan menyebutkan keuntungan berhubungan hubungan sosial dan kerugian menarik
Keuntungan sosial, misalnya: diri
berhubungan social Banyak teman
dan kerugian Tidak kesepian 2. Diskusikan bersama klien tentang
menarik diri Bisa diskusi manfaat berhubungan sosial dan
Dan kerugian menarik diri, misalnya: 3. Beri pujian terhadap kemampuan klien
3. Resiko Perilaku TUM: Klien dapat Setelah 6 X pertemuan klien Bina hubungan saling percaya dengan:
Kekerasan mengontrol perilaku menunjukkan tanda-tanda percaya Beri salam setiap berinteraksi.
kekerasan kepada perawat: Perkenalkan nama, nama panggilan
Wajah cerah, tersenyum perawat dan tujuan perawat berinteraksi
TUK: Mau berkenalan Tanyakan dan panggil nama
1. Klien dapat Ada kontak mata kesukaan klien
membina hubungan Bersedia menceritakan perasaan Tunjukkan sikap empati, jujur dan
saling percaya menepati janji setiap kali berinteraksi
Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan perasaan klien
5. Klien dapat 5. Setelah 2 X pertemuan klien 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif
mengidentifikasi menjelaskan akibat tindak (kerugian) cara yang dilakukan pada:
akibat perilaku kekerasan yang dilakukannya Diri sendiri
kekerasan Diri sendiri : luka, dijauhi Orang lain/keluarga
teman, dll Lingkungan
Orang lain/keluarga : luka,
tersinggung, ketakutan, dll
Lingkungan : barang atau benda
rusak dll
7. Klien dapat 7. Setelah 2 X pertemuan klien 7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih
mendemonstrasikan memperagakan cara mengontrol dan anjurkan klien memilih cara yang
cara mengontrol perilaku kekerasan: mungkin untuk mengungkapkan
perilaku kekerasan Fisik: tarik nafas dalam, kemarahan.
memukul bantal/kasur
Verbal: mengungkapkan 7.2. Latih klien memperagakan cara yang
perasaan kesal/jengkel pada dipilih:
orang lain tanpa menyakiti Peragakan cara melaksanakan cara
Spiritual: zikir/doa, meditasi yang dipilih.
sesuai agamanya Jelaskan manfaat cara tersebut
Anjurkan klien menirukan peragaan
yang sudah dilakukan.
Beri penguatan pada klien, perbaiki
cara yang masih belum sempurna
d. Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki klien
2) Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan
3) Membantu kllien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
4) Melatih klien sesuai dengan kemampuan dipilih
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
3. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
“Slamat pagi bu, boleh saya berkenalan dengan ibu ?, perkenalkan nama saya
Puriska Siburian biasa dipanggil Puriska saya mahasiswa keperawatan STikes
Pertamedika . Saya akan mengobrol dengan ibu dari jam 15 sampai jam 16
siang. Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa ?”
4. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu pada hari ini?, bagaimana tidurnya tadi malam ?,
ada keluhan tidak ?”
5. Kontrak
d) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang yang sering dialami ibu
agar saya mengetahui keadaan ibu.”
e) Waktu
“Mau berapa lama kita berbincang bincang bu?, bagaimana kalau 30 menit
saja?”
f) Tempat
“Dimana ibu mau berbincang bincang? Bagaimana kalau disini saja.”
d. Fase kerja
“Bu ,apa saja kemampuan yang dimiliki ?”
“Bagus, apa lagi ?”
“Saya buat daftarnya ya !”
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu lakukan ?”
“Bagaimana dengan merapikan kamar ?” “Memasak, mencuci baju, menyapu,
mencuci piring, merapihkan tempat tidur.”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki”
“Ibu dari lima kegiatan kemampuan ini, apakah dirumah ibu masih sering
melakukannya ?”
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua ... sampai 5, (misalnya ada 2
yang masih bisa dilakukan) “Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
kerjakan di rumah”
“Sekarang, coba Ibu pilih satu kegiatan yang paling sering bisa dikerjakan di
rumah”
“Oo yang nomor satu, merapikan tempat tidur ?
“Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Ibu”
“Mari kita lihat tempat tidur Ibu ya.”
“Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya ?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya.”
“Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik. Nah,sekarang kita
pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya bagus ! Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan dan
letakkan di sebelah atas kepala.”
“Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki, bagus !
“Ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ? Bagus !”
e. Fase terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? Ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Ibu
praktekkan dengan baik sekali.
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba ibu ulangi cara merapihkan tempat tidur ?” Bagus sekali”
3) Kontrak Topik
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.”
“Ibu, mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur ? Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? lalu sehabis istirahat, jam 16”
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur ?
“Ya bagus, cuci piring .... Kalau begitu kita akan latihan cuci piring besok
ya!”
Waktu :
“ibu mau bertemu lagi jam berapa ?”
“Bagaimana kalau 30 menit lagi ?”
“Berapa lama kita mau latihan? “
Tempat :
“Dimana tempatnya ?”
“Baiklah smpai jumpa?”