Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.

N DENGAN
HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN OLEH :
PURISKA SIBURIAN

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN
MASALAH HARGA DIRI RENDAH

I. Masalah Utama
Ganggguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Definisi
Keliat B.A mendefinisikan harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012).

B. Komponen Konsep Diri Konsep diri


Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang diketahui
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Fajariyah, 2012).

Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari konsep diri yang positif,
gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis, harga diri yang tinggi,
penampilan diri yang memuaskan, dan identitas yang jelas. Konsep diri terdiri dari
citra tubuh (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran
(self-role), dan identitas diri (self-identity) (Suliswati, 2004).
1. Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis
karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru. Citra tubuh harus realitis karena semakin dapat menerima
dan menyukai tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman dari
kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki
harga diri tinggi daripada individu yang tidak menyukai tubuhnya (Suliswati,
2004).
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya bertingkah
laku berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan dengan tipe
orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang
ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri
berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut
melahirkan penyesuaian diri (Suliswati, 2004).
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga
diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap
merasa sebagai orang yang penting dan berharga (Stuart,2006).
4. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam
sekelompok sosialdan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran
yeng berhubungan dengan posisi setiap waktu sepanjang daur kehidupnya.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan
dan cocok dengan ideali diri (Suliswati, 2004).
5. Identitas diri
Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip tersebut
sama artinya dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang.
Pembentukan identitas, dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung
sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja (Stuart,
2006).
C. Rentang Respon Konsep Diri

Respon Adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Kerancuan Depersona


diri diri positif Rendah identitasi lisasii

Gambar 1.1 Rentang Respon Konsep Diri Rendah


Sumber : (Fajariyah, 2012)

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep dirinya
sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif (Fajariyah,
2012).
1. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep
diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.(Fajariyah, 2012

D. Penyebab
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :
1. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
2. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima.
3. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan.
4. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya.(Yosep, 2009)
.
E. Tanda Dan Gejala
Tanda gejala harga diri rendah menurut (Carpenito 2003) antara lain yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan sosial
5. Seperti menarik diri
6. Tidak ingin bertemu dengan orang lain
7. Lebih suka sendiri
8. Percaya diri kurang
9. Sukar mengambil keputusan
10. Mencederai diri.

F. Akibat terjadinya harga diri rendah


Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial :
menarik diri, isolasi soasial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial. Dan sering ditunjukan dengan perilaku antara lain :
Data subyektif
1. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan.
2. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh oranglain.

Data obyektif
1. Kurang spontan ketika diajak bicara.
2. Apatis.
3. Ekspresi wajah kosong.
4. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal.
5. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara
G. Proses Terjadinya Masalah
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri
rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu
tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien
sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi
respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.

Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu
berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak
mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu
terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah
kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan
positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis (Direja, 2011).

III. A. Pohon Masalah

Isolasi sosial : Menarik Diri

Harga Diri Rendah

Gangguan citra tubuh, Identitas diri,


peran diri, ideal diri

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan citra tubuh, Identitas diri, peran diri, ideal diri
IV. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasionalisasi
DX Keperawatan
1 Harga Diri TUM :
Rendah Klien dapat
menigkatkan harga
dirinya
TUK : 1. Setelah 1 kali interaksi, 1.1. Bina hubungan saling percaya dengan Perasaan aman dan
1. Klien dapat klien menunjukkan ekspresi menggunakan prinsip komunikasi percaya dapat membantu
membina hubungan wajah bersahabat, terapeutik. klien mengungkapkan
saling percaya menunjukkan rasa senang,  Sapa klien dengan ramah baik perasaan, pemikiran, dan
dengan perawat ada kontak mata, mau verbal maupun nonverbal permasalahannya
berjabat tangan, mau  Perkenalan diri dengan sopan
menyebutkan nama, mau  Tanyakan nama lengkap dan nama
menjawab salam, klien panggilan yang disukai klien
duduk berdampingan  Jelaskan tujuan pertemuan
dengan perawat, mau  Jujur dan menepati janji
mengutarakan masalah yang  Beri perhatian dan perhatikan
dihadapi kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat 2. Setelah 2 kali interaksi klien 2.1 Diskusikan dengan klien tentang : Pengungkapan tentang
mengidentifikasi menyebutkan :  Aspek positif yang dimiliki klien, kemampuan diri,
aspek positif dan  Aspek positif dan keluarga, lingkungan diperlukan untukmerubah
kemampuan yang kemampuan yang  Kemampuan yang dimiliki klien diri klien dan tindakan
dimiliki dimiliki 2.2 Bersama klien buat daftar tentang : selanjutnya
 Aspek positif keluarga  Aspek positif klien, keluarga,
 Aspek positif lingkungan lingkungan Untuk meningkatkan harga
 Kemampuan yang dimiliki klien diri klien
2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan
memberi penilaian negatif
3. Klien dapat menilai 3. Setelah 2 kali interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien Penilaian klien positif
kemampuan yang menyebutkan kemampuan kemampuan yang dapat dilaksanakan terhadap positif dirinya
dimiliki untuk yang dapat dilaksanakan 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat bisa membantu aktualisasi
dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya diri
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas Perencanaan yang baik
merencanakan membuat rencana kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari sesuai membantu klien memilih
kegiatan sesuai harian dengan kemampuan klien potensi mana yang ingin
dengan  Kegiatan mandiri dia kembangkan
kemampuan yang  Kegiatan dengan bantuan
dimiliki 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi Melatih klien untuk
pasien melaksanakan kegiatan
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan yang dapat klien lakukan
kegiatan yang dapat klien lakukan

5. Klien dapat 5. Setelah 3 kali interaksi klien 5.1. Anjurkan klien untuk Implementasi dapat
melakukan melakukan kegiatan sesuai melaksanakan kegiatan yang membuat klien semakin
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat direncanakan yakin dengan positif
rencana yang 5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dirinya.
dibuat klien
5.3. Beri pujian atas usaha yang Meningkatkan harga diri
dilakukan klien
5.4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang

6. Klien dapat 6. Setelah 4 kali interaksi klien 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada Dukungan yang terbaik
mememanfaatkan memanfaatkan sistem keluarga tentang cara merawat klien bagi klien adalah orang
sistem pendukung pendukung keluarga yang dengan harga diri rendah sekitarnya terutama
yang ada ada di keluarga 6.2. Bantu keluarga memberikan keluarganya.
dukungan selama klien di rawat Dukungan keluarga dapat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan membantu
lingkungan di rumah meningkatkanharga diri
klien
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


1. Proses Keperawatan
a. Keadaan klien
Data subjektif :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktitas menurun, cemas dan
takut
Data objektif :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri, klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri,
klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang.

b. Diagnosa keperawatan : harga diri rendah


c. Tujuan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
6) Klien dapat mememanfaatkan sistem pendukung yang ada

d. Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki klien
2) Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan
3) Membantu kllien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
4) Melatih klien sesuai dengan kemampuan dipilih
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
“Slamat pagi bu, boleh saya berkenalan dengan ibu ?, perkenalkan nama saya
Puriska Siburian biasa dipanggil Ika saya mahasiswa keperawatan STikes
Pertamedika . Saya akan merawat ibu dari jam 08 sampai jam 14 siang. Kalau
boleh saya tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa ?”

2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu pada hari ini?, bagaimana tiurnya tadi malam ?, ada
keluhan tidak ?”

3. Kontrak
a) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang yang sering dialami ibu
agar saya mengetahui keadaan ibu.”
b) Waktu
“Mau berapa lama kita berbincang bincang bu?, bagaimana kalau 20 menit
saja?”
c) Tempat
“Dimana ibu mau berbincang bincang? Bagaimana kalau disini saja.”

b. Fase kerja
“Bu ,apa saja kemampuan yang dimiliki ?”
“Bagus, apa lagi ?”
“Saya buat daftarnya ya !”
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu lakukan ?”
“Bagaimana dengan merapikan kamar ?” “Memasak, mencuci baju, menyapu,
mencuci piring, merapihkan tempat tidur.”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki”
“Ibu dari lima kegiatan kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan
di rumah sakit ?”
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua ... sampai 5, (misalnya ada 2
yang masih bisa dilakukan) “Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
kerjakan di rumah sakit ini.”
“Sekarang, coba Ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”
“Oo yang nomor satu, merapikan tempat tidur ?
“Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Ibu”
“Mari kita lihat tempat tidur Ibu ya.”
“Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya ?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya.”
“Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik. Nah,sekarang kita
pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya bagus ! Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan dan
letakkan di sebelah atas kepala.”
“Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki, bagus !
“Ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ? Bagus !”
“Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Ibu lakukan
tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak)
melakukan”.

c. Fase terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? Ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Ibu
praktekkan dengan baik sekali.
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba ibu ulangi cara merapihkan tempat tidur ?” Bagus sekali”
3) Kontrak Topik
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.”
“Ibu, mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur ? Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? lalu sehabis istirahat, jam 16”
“Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) jika ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T
(tidak) melakukan.”
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur ?
“Ya bagus, cuci piring .... Kalau begitu kita akan latihan cuci piring besok
ya!”
Waktu :
“ibu mau bertemu lagi jam berapa ?”
“Bagaimana kalau 20 menit lagi ?”
“Berapa lama kita mau latihan? “
Tempat :
“Dimana tempatnya ?”
“Baiklah smpai jumpa?”

4) Rencana tindak lanjut


Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari
yang harus dilakukan oleh klien.
DAFTAR PUSTAKA

Yudi Hartono Dkk;2012;Buku ajar keperawatan jiwa;Jakarta;salemba medika


Iskandar Dkk;2012;Asuhan Keperawatan Jiwa;Bandung;Refika aditama
Budi ana dkk;2011;Keperawatan kesehatan jiwa ; Jakarta ;EGC.
NAMA: PURISKA SIBURIAN
NIM : 21220099

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


STIKes PERTAMEDIKA

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 21 September 2021
Nomor registrasi :-

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N (L/P)
Umur : 34 tahun
Status perkawinan : Cerai
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SMK
Sumber informasi : Klien dan Keluarga Klien
Alamat : Jl. Cipulir raya No. 55 Jak-Sel

B. ALASAN MASUK
Data Primer
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah berkeluarga dan dikaruniai satu orang anak
tetapi pada tahun 2019 klien bercerai dengan suaminya karena suaminya menikah lagi
dan anak klien di asuh oleh suaminya, mulai saat itu klien mengalami stress berat,
karena klien merasa malu, kecewa, tidak berdaya, kepercayaan diri hilang, sering marah
dan ngamuk klien tampak lebih banyak didalam rumah saja.
Data Sekunder
Info keluarga semenjak kejadian itu pasien sering marah dan mengamuk, pasien tampak
seperti orang gila.

Keluhan utama saat pegkajian


Klien mengatakan malu dan bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya, padahal
klien tidak mengalami gangguan jiwa. Dia tidak merasa gila.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu?
( ) Ya (√ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
) Berhasil ( ) Kurang berhasil ( ) Tidak Berhasil)
3. pelaku/usia korban/usia saksi/usia
Aniaya Fisik ( √ ) (37 ) ( ) ( ) ( ) ( )
Aniaya seksual ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Penolakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kekerasan dalam keluarga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Tindakan Kriminal ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien mengatakan pernah mencoba meminum baygon namun sempat diketahui oleh
ayahnya. Klien mencoba minum baygon karena merasa kesal kepada orang-orang
yang menghina dirinya ditinggal kawin oleh suami dan anaknya.

Masalah keperawatan : Risiko perilaku kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


a. ( ) Ya (√ )Tidak
Hubungan Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
keluarga
…………………... ………………….. ……………………………………

b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien mengatakan bercerai dengan suaminya karena suaminya menikah lagi dan
anak klien di asuh oleh suaminya adalah pengalaman yang paling menyakitkan
hati.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
TD : 120/70 mmHg N : 84 x/mnt
S : 36,5 °C RR : 18x/mnt
2. Ukur
TB : 155 cm BB : 75 Kg
3. Keluhan fisik
( ) Ya (√ ) Tidak

E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Ket : = Perempuan

= Laki-laki

= Cerai / putus hub


= Orang yang tinggal
serumah
= Garis pernikahan
= Garis Keturunan
= Klien

Jelaskan
Klien mengatakan klien anak pertama dari 2 bersaudara, setelah bercerai klien
tinggal bersama kedua orang tua nya. Sedangkan anaknya di ambil suaminya.
Pola asuh :
Pasien mengatakan pola asuh yang diterapkan dalam keluarga adalah orang tua tidak
terlalu mengekang dan mendengarkan pendapat setiap anggota keluarganya. Yang
artinya pola asuh yang digunakan pola demokratis.
Pola pengambilan keputusan :
Klien mengatakan bahwa keluarganya dalam mengambil keputusan lebih pada
suaminya. Namun setelah hidup kembali bersama kedua orang tuanya pengambilan
keputusan berada pada ayah, klien sulit untuk mengambil keputusan.

Pola komunikasi :
Klien mengatakan pola komunikasi dalam keluarga baik, namun semenjak bercerai
dengan suami Ny.N lebih suka sendiri dan jarang bicara.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan malu tubuhnya gemuk. Saat ditanya bagian tubuh yang paling
disukai adalah matanya dan yang tidak disukai karena tubuhnya gemuk, klien
ingin tubuhnya langsing.
b. Identitas
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya, klien mengatakan sehari-harinya
dirumah sebagai ibu rumah tangga, klien mengatakan hanya lulusan SMK dan
tidak bekerja. Klien malu karena dijuluki sebagai janda.
c. Peran
Sebagai Ibu rumah tangga kegiatan sehari hari klien dirumah melakukan kegiatan
sehari-hari, klien jarang bergaul dengan masyarakat.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh tidak bersikap seperti ini.
e. Harga diri
Klien mengatakan jarang berhubungan dengan orang lain karena malu dengan
status janda dan tubuhnya yang gemuk. Klien merasa tidak bisa menjadi ibu dan
istri yang baik dan klien merasa malu dengan keadaan dirinya. Klien malu karena
sering di ejek oleh masyarakat dengan status janda.

Masalah keperawatan : Harga diri Rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan sebelum bercerai dekat dengan suaminya, klien sering
bercerita dengan suaminya, dan merasa suami dan anaknya adalah orang yang
paling berharga dalam hidupnya, namun setelah bercerai tidak ada lagi orang
yang bisa diajak bicara dan di minta bantuan.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat


Sebelum bercerai dengan suaminya klien sering bergaul dengan tetangganya, dan
ikut kegiatan pengajian. Namun setelah bercerai klien tidak pernah ikut kegiatan
tersebut. Klien tampak sering menyendiri, kontak mata klien kurang saat
berinteraksi dan klien sering melamun.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena takut di hina orang
lain karena menjadi janda.

Masalah keperawatan :Isolasi sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan percaya adanya Tuhan
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan rajin sholat 5 waktu dan sering mengikuti pengajian dulu,
tetapi sekarang klien tidak pernah ikut kegiatan ibadah di lingkunagn rumahnya.

B. STATUS MENTAL
1. Penampilan
( ) Tidak rapi ( ) penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan
Penampilan klien sehari hari cukup rapi,klien sering memadukan pakaian meskipun
kadang tidak sesuai,tetapi dalam menjaga penampilan,klien selalu mandi 1-2 x/hari
dan mengganti pakaian tiap hari.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

2. Pembicaraan
( ) cepat ( ) keras ( ) gagap ( ) inkoheren ( ) apatis
( ) lambat ( ) membisu ( √ ) tidak mampu memulai percakapan

Jelaskan
Klien tidak mampu memulai percakapan

Masalah keperawatan Harga diri rendah

3. Aktivitas motorik
( √ )lesu ( ) tegang ( ) gelisah ( ) agitasi ( ) tik
( ) grimasen ( ) tremor ( ) komplusif

Jelaskan
Pada saat bicara dan berinteraksi klien tampak lesu.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

4. Alam perasaan
( √ )sedih ( (ketakutan ( ) putus asa
( ) khawatir ( ) gembira berlebih
Jelaskan
Klien mengatakan sedih dan merasa bersalah karena bertubuh gemuk sehingga
suaminya menikah lagi.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

5. Afek
( )datar ( √ )tumpul ( ) labil ( ) tidak sesuai
Jelaskan
Pada saat interaksi klien kooperatif, namun pasief dan tidak ada respon emosi.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

6. Interaksi selama keperawatan


( ) bermusuhan ( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
(√ ) kontak mata kurang ( ) defensive ( ) curiga

Jelaskan
Pada saat interaksi klien kontak mata kurang, kadang-kadang klian menunduk.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

7. Persepsi Halusinasi
( ) pendengaran ( ) pengelihatan ( ) perabaan
( ) pengecapan ( ) penghidung

Jelaskan
Pada saat interaksi dan dilakukan pengkajian klien tidak menunjukkan adanya
gangguan persepsi halusinasi.
Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

8. Proses fikir
( ) sirkumstansial ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flight of ideas ( ) bloking ( ) pengulangan pembicaraan

Pada saat interaksi dan dilakukan pengkajian klien tidak menunjukkan gangguan
proses fikir.
Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

9. Isi fikir
( ) obsesi ( ) fobia ( ) hipokondria ( ) depersonalisasi
( ) ide yang terkait ( ) pikiran magis

Waham
( ) agama ( ) somatic ( ) kebesaran
( ) curiga ( ) nihilistic ( ) sisip pikir
( ) siar piker ( ) control fikir

Jelaskan
Pada saat interaksi dan dilakukan pengkajian klien tidak menunjukkan isi fikir yang
negatif, dan klien tidak tampak mengalami waham

Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

10. Tingkat kesadaran


( √ ) bingung ( ) sedasi ( ) stupor

Disorientasi
( ) waktu ( ) tempat ( ) orang
Jelaskan
Kesadaran klien compos mentis, klien masih mengetahui tempat, waktu serta orang-
orang disekitarnya

Masalah keperawatan
Tidak ada Masalah Keperawatan

11. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka Panjang
( ) gangguan daya ingat jangka pendek
( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) kontabulasi

Jelaskan
Daya ingat klien masih sangat baik, klien masih dapat mengingat masa lalunya dan
tidak ada masalah pada saat mengingat

Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


( ) mudah beralih
( ) tidak mampu berkonsentrasi
( ) tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan
Tingkat konsentarasi klien pada saat berhitung sangat baik, klien dapat berhitung
sederhana sampai selesai

Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

13. Kemampuan penilaian


( ) gangguan ringan ( ) gangguan bermakna

Jelaskan
Kemampuan penilaian klien masih baik, klien masih bisa mengambil suatu
keputusan seperti pada saat klien mendengarkan suara adzan klien memutuskan
untuk shalat dulu

Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

14. Daya tilik diri


( ) mengingkari penyakit yang diderita
( ) menyalahkan hal-hal di luar dirinya

Jelaskan
Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya, Saat ini klien mengatakan sadar
akan keadaannya, dan klien mengatakan ingin sembuh dan kembali seperti dulu

Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

C. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. MAKAN
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
2. BAB/BAK
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total

3. Mandi
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total

4. Berpakaian/berhias
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total

5. Istirahat dan tidur


( ) tidur siang lama : 1 s/d2 jam
( ) tidur malam lama : 6 s/d8 jam
( ) kegiatan sebelum/sesudah tidur : berdoa

6. Penggunaan obat
( )bantuan minimal ( ) bantuan total

7. Pemeliharaan Kesehatan YA TIDAK


Perawatan lanjutan (√) ( )
System pendukung (√) ( )

8. Kegiatan didalam rumah YA TIDAK


Mempersiapkan makanan (√) ( )
Menjaga kerapihan rumah (√) ( )
Mencuci pakaian (√) ( )
Pengaturan keuangan ( ) ( )

9. Kegiatan diluar rumah YA TIDAK


Belanja ( ) (√)
Transportasi ( ) (√)
Lain-lain ( ) ( )

Jelaskan
Diperlukan pemantauan dan bantuan minimal dalam setiap kegiatan

Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan


D. MEKANISME KOPING
ADATIF MALADATIF
( ) bicara dengan orang lain ( ) minum alcohol
( ) mampu menyelesaikan masalah ( ) reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( ) aktivitas konstruktif ( √ ) menghindar
( ) olahraga ( ) mencederai diri
( )lainnya ( )lainnya

Jelaskan
Klien mengatakan kalau ada masalah bercerita dengan suaminya, namun setelah
bercerai klien cenderung tidak menceritakan masalahnya kepada orang lain, bahkan
kadang-kadang menghindar.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

E. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


( √ ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien merasa keluarganya begitu memperhatikannya,. Klien mengatakan malu
untuk bergaul dengan lingkungannya.
( √ ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien jarang dan hampir tidak pernah keluar rumah dan berinteraksi dengan
keluarganya, karena merasa malu.
( √ ) Masalah dengan Pendidikan, spesifik
Klien mengatakan sekolah klien hanya sampai di jenjang SMK
( √ ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengatakan sehari hari dirumah sebagai ibu rumah tangga.
( √ ) Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien mengatakan setelah bercerai tinggal bersama kedua orang tua nya.
( √ ) Masalah ekonomi, spesifik
Klien mengatakan status ekonominya cukup karena masih di tanggunng kedua
orangtua, saat ini klien tidak bekerja.
( √ ) Masalah dengan pelayanan Kesehatan, spesifik
Klien mengatakan punya BPJS
( √ ) Masalah lainnya, spesifik
Klien merasa selalu malu dan tidak bisa bersosialisasi.
( √ ) Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik
Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan lingkungannya

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

Jakarta, 21 September 2021

( Puriska Siburian )
II. ANALISA DATA
Inisial nama : Ny. N
TANGGAL DATA FOKUS MASALAH
KEPERAWATAN
21 September DS : Harga diri rendah
2021 Klien mengatakan sedih dan merasa bersalah
karena bertubuh gemuk sehingga suaminya
menikah lagi.
Klien merasa tidak dapat menjadi ibu dan istri
yang baik.
Klien malu karena dianggap gangguan jiwa
oleh keluarganya.
DO :
Klien tampak lesu, sedih, kontak mata kurang,
bicara pasif, dan sulit memulai pembicaraan
ketika berinteraksi.
Klien tampak kurang percaya diri.

21 September DS : Isolasi Sosial


2021 Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan
orang lain karena takut di hina orang lain
karena menjadi janda.
Klien mengatakan lebih senang sendiri

DO :
Klien merasa malu dengan keadaannya
Hubungan klien dengan lingkungan rumah
kurang baik, klien tampak malu saat
bersosialisasi dengan lingkungan rumah.
21 September DS : Resiko Perilaku
2021 Keluarga klien mengatakan klien mudah marah Kekerasan
dan mengamuk setalah bercerai dengan
suaminya, dan pernah mencoba minum baygon
namun tidak jadi karena ketahuan ayahnya.
DO :
Tampak klien menghindar
21 September DS : Gangguan konsep
2021 Klien mengatakan malu karena menjadi janda diri (Identitas diri,
Klien mengatakan malu dengan tubuhnya yang gambaran diri,
gemuk. ideal diri, peran)
Klien mengatakan tidak bisa menjadi ibu dan
istri yang baik.
DO :
Status perkawinan cerai hidup
TB : 155 cm BB : 75 Kg (Obesitas)

21 September DS : Koping keluarga


2021 Keluarga mengatakan klien tinggal dengan inefektif
kedua orangtuanya, keluarga malu karena
setelah bercerai klien sering marah dan
mengamuk.
DO :
Pengetahuan keluarga kurang tentang factor
presipitasi, system pendukung dan obat-obatan
III. POHON MASALAH

Isolasi sosial : Resiko Perilaku


Menarik Diri Kekerasan

Harga Diri Rendah

Gangguan citra tubuh,


Identitas diri, peran diri, ideal
diri
IV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Isolasi Sosial
B. Harga Diri Rendah
C. Koping keluarga inefektif
D. Resiko perilaku kekerasan
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

INITIAL KLIEN : NY. N


NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
DX KEPERAWATAN
1 Harga Diri Rendah TUM :

Klien dapat
menigkatkan harga
dirinya

TUK :

1. Klien dapat 1. Setelah 1 kali interaksi, klien 1.2. Bina hubungan saling percaya dengan
membina menunjukkan ekspresi wajah menggunakan prinsip komunikasi
hubungan saling bersahabat, menunjukkan rasa terapeutik.
percaya dengan senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menyebutkan  Sapa klien dengan ramah baik verbal
perawat maupun nonverbal
nama, mau menjawab salam, klien
duduk berdampingan dengan  Perkenalan diri dengan sopan
perawat, mau mengutarakan
masalah yang dihadapi  Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien

 Jelaskan tujuan pertemuan

 Jujur dan menepati janji

 Beri perhatian dan perhatikan


kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat 2. Setelah 2 kali interaksi klien 2.1 Diskusikan dengan klien tentang :
mengidentifikasi menyebutkan :
aspek positif dan  Aspek positif yang dimiliki klien,
kemampuan yang  Aspek positif dan kemampuan keluarga, lingkungan
dimiliki yang dimiliki
 Kemampuan yang dimiliki klien
 Aspek positif keluarga
2.2 Bersama klien buat daftar tentang :
 Aspek positif lingkungan
 Aspek positif klien, keluarga,
lingkungan

 Kemampuan yang dimiliki klien

2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan


memberi penilaian negatif

3. Klien dapat 3. Setelah 2 kali interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan
menilai menyebutkan kemampuan yang yang dapat dilaksanakan
kemampuan yang dapat dilaksanakan
dimiliki untuk 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya

4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas
merencanakan membuat rencana kegiatan harian yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kegiatan sesuai dengan kemampuan klien
dengan
kemampuan yang
dimiliki  Kegiatan mandiri

 Kegiatan dengan bantuan

4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi


pasien

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan


kegiatan yang dapat klien lakukan

5. Klien dapat 5. Setelah 3 kali interaksi klien 5.1. Anjurkan klien untuk melaksanakan
melakukan melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan yang direncanakan
kegiatan sesuai yang dibuat
rencana yang 5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan
dibuat klien

5.3. Beri pujian atas usaha yang


dilakukan

5.4. Diskusikan kemungkinan


pelaksanaan kegiatan setelah pulang

6. Klien dapat 6. Setelah 4 kali interaksi klien 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada
mememanfaatkan memanfaatkan sistem pendukung keluarga tentang cara merawat klien
sistem pendukung keluarga yang ada di keluarga dengan harga diri rendah
yang ada
6.2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien di rawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah

2. Isolasi Sosial TUM : klien dapat Setelah 6x interaksi klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya
berinteraksi dengan tanda –tanda percaya kepada perawat : dengan menggunakan prinsip
orang lain.  Ekspresi wajah bersahabat komunikasi terapeutik :
TUK 1 : klien dapat  Menunjukkan rasa senang  Sapa klien dengan ramah baik
membina hubungan  Ada kontak mata verbal maupun non verbal
saling percaya  Mau berjabat tangan  Perkenalkan nama, nama panggilan

 Mau menyebutkan nama dan tujuan perawat berkenalan

 Mau menjawab salam  Tanyakan nama lengkap dan nama


panggilan yang disukai klien
 Mau duduk berdampingan
dengan perawat 

2. Klien mampu Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang . Orang
menyebutkan penyebab menyebutkan minimal satu satu yang tinggal serumah dengan klien
menarik diri penyebab • Orang yang paling dekat dengan
menarik diri dari: klien di rumah
 Diri sendiri • Apa yang membuat klien dekat
 Orang lain dengan orang tersebut

 lingkungan • Orang yang tidak dengan klien di


rumah
• Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
• Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain

2. Diskusikan dengan klien penyebab dan


akibat
menarik diri

3. Beri pujian terhadap kemampuan klien


mengungkapkan perasaannya

3. Klien mampu Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang manfaat
Menyebutkan menyebutkan keuntungan berhubungan hubungan sosial dan kerugian menarik
Keuntungan sosial, misalnya: diri
berhubungan social  Banyak teman
dan kerugian  Tidak kesepian 2. Diskusikan bersama klien tentang
menarik diri  Bisa diskusi manfaat berhubungan sosial dan

 Saling menolong kerugian menarik diri

Dan kerugian menarik diri, misalnya: 3. Beri pujian terhadap kemampuan klien

Sendiri, kesepian, tidak bisa diskusi mengungkapkan perasaannya


4. Klien dapat Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Beri motivasi dan Bantu klien untuk
melaksanakan melaksanakan hubungan sosial secara berkenalan dengan perawat lain, klien
hubungan sosial bertahap dengan : perawat, perawat lain, dan kelompok
secara bertahap lain,
klien lain, dan kelompok 2. Tingkatkan interaksi klien secara
bertahap dengan perawat lain, klien lain,
dan kelompok

3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas


kelompok sosialisasi

4. Diskusikan jadwal harian yang dapat


dilakukan klien untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi

5. Beri motivasi klien untuk melakukan


kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat

6. Beri pujian terhadap kemampuan klien


memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang telah dilaksanakan
5. Klien mampu Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Diskusikan dengan klien tentang
menjelaskan menjelaskan perasaannya setelah perasaannya setelah berhubungan sosial
perasaannya setelah dengan orang lain dan kelompok
berhubungan sosial berhubungan sosial dengan : orang
lain, dan kelompok 2. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya

6. Klien mendapat 1. Setelah 3 x pertemuan keluarga 1. Diskusikan pentingnya peran serta


dukungan dari dapat menjelaskan tentang : keluarga sebagai pendukung untuk
keluarga dalam  Pengertian menarik diri mengatasi perilaku menarik diri
memperluas  Tanda dan gejala menarik diri
hubungan sosial  Penyebab dan akibat menarik
diri
 Cara merawat klien menarik
diri 2. Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu

2. Setelah x pertemuan keluarga dapat klien mengatasi prilaku menarik diri

mempraktekkan cara merawat klien


menarik diri 3. Jelaskan pada keluarga tentang
• Pengertian menarik diri
• Tanda dan gejala menarik diri
• Penyebab dan akibat menarik diri
4. Latih keluarga cara merawat klien
menarik

5. Tanyakan perasaan keluarga setelah


mencoba
cara yang telah dilatih

6. Beri motivasi keluarga agar membantu


klien untuk bersosialisasi

7. Beri pujian terhadap keluarga atas


keterlibatannya merawat klien di rumah
sakit

3. Resiko Perilaku TUM: Klien dapat Setelah 6 X pertemuan klien  Bina hubungan saling percaya dengan:
Kekerasan mengontrol perilaku menunjukkan tanda-tanda percaya  Beri salam setiap berinteraksi.
kekerasan kepada perawat:  Perkenalkan nama, nama panggilan
   Wajah cerah, tersenyum perawat dan tujuan perawat berinteraksi
TUK:  Mau berkenalan  Tanyakan dan panggil nama
1. Klien dapat  Ada kontak mata kesukaan klien
membina hubungan  Bersedia menceritakan perasaan  Tunjukkan sikap empati, jujur dan
saling percaya menepati janji setiap kali berinteraksi
   Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan perasaan klien

2. Klien dapat 2. Setelah 3 X pertemuan klien Bantu klien mengungkapkan perasaan


mengidentifikasi menceritakan penyebab perilaku marahnya:
penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya:  Motivasi klien untuk menceritakan
kekerasan yang Menceritakan penyebab perasaan penyebab rasa kesal atau jengkelnya
dilakukannya jengkel/kesal baik dari diri sendiri  Dengarkan tanpa menyela atau memberi
maupun lingkungannya penilaian setiap ungkapan perasaan
klien

3. Klien dapat 3. Setelah 3 X pertemuan klien 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda


mengidentifikasi menceritakan tanda-tanda saat perilaku kekerasan yang dialaminya:
tanda-tanda terjadi perilaku kekerasan  Motivasi klien menceritakan kondisi
perilaku kekerasan  Tanda fisik : mata merah, fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku
tangan mengepal, ekspresi kekerasan terjadi
tegang, dan lain-lain.  Motivasi klien menceritakan kondisi
 Tanda emosional : perasaan emosinya (tanda-tanda emosional)
marah, jengkel, bicara kasar. saat terjadi perilaku kekerasan
 Tanda sosial : bermusuhan yang  Motivasi klien menceritakan kondisi
dialami saat terjadi perilaku hubungan dengan orang lain (tanda-
kekerasan. tanda sosial) saat terjadi perilaku
kekerasan

4. Klien dapat 4. Setelah 4 X pertemuan klien 4. Diskusikan dengan klien perilaku


mengidentifikasi menjelaskan: kekerasan yang dilakukannya selama ini:
jenis perilaku  Jenis-jenis ekspresi kemarahan  Motivasi klien menceritakan jenis-
kekerasan yang yang selama ini telah jenis tindak kekerasan yang selama ini
pernah dilakukannya pernah dilakukannya.
dilakukannya  Perasaannya saat melakukan  Motivasi klien menceritakan perasaan
kekerasan klien setelah tindak kekerasan tersebut
 Efektivitas cara yang dipakai terjadi
dalam menyelesaikan masalah  Diskusikan apakah dengan tindak
kekerasan yang dilakukannya masalah
yang dialami teratasi.

5. Klien dapat 5. Setelah 2 X pertemuan klien 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif
mengidentifikasi menjelaskan akibat tindak (kerugian) cara yang dilakukan pada:
akibat perilaku kekerasan yang dilakukannya  Diri sendiri
kekerasan  Diri sendiri : luka, dijauhi  Orang lain/keluarga
teman, dll  Lingkungan
 Orang lain/keluarga : luka,
tersinggung, ketakutan, dll
 Lingkungan : barang atau benda
rusak dll

6. Klien dapat 6. Setelah 2 X pertemuan klien : 6. Diskusikan dengan klien:


mengidentifikasi Menjelaskan cara-cara sehat  Apakah klien mau mempelajari
cara konstruktif mengungkapkan marah cara baru mengungkapkan marah yang
dalam sehat
mengungkapkan  Jelaskan berbagai alternatif
kemarahan pilihan untuk mengungkapkan marah
selain perilaku kekerasan yang
diketahui klien.
 Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan marah:
 Cara fisik: nafas dalam, pukul
bantal atau kasur, olah raga.
 Verbal: mengungkapkan bahwa
dirinya sedang kesal kepada orang
lain.
 Sosial: latihan asertif dengan
orang lain.
 Spiritual: sembahyang/doa, zikir,
meditasi, dsb sesuai keyakinan
agamanya masing-masing

7. Klien dapat 7. Setelah 2 X pertemuan klien 7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih
mendemonstrasikan memperagakan cara mengontrol dan anjurkan klien memilih cara yang
cara mengontrol perilaku kekerasan: mungkin untuk mengungkapkan
perilaku kekerasan  Fisik: tarik nafas dalam, kemarahan.
memukul bantal/kasur
 Verbal: mengungkapkan 7.2. Latih klien memperagakan cara yang
perasaan kesal/jengkel pada dipilih:
orang lain tanpa menyakiti  Peragakan cara melaksanakan cara
 Spiritual: zikir/doa, meditasi yang dipilih.
sesuai agamanya  Jelaskan manfaat cara tersebut
 Anjurkan klien menirukan peragaan
yang sudah dilakukan.
 Beri penguatan pada klien, perbaiki
cara yang masih belum sempurna

7.3. Anjurkan klien menggunakan cara


yang sudah dilatih saat marah/jengkel
8. Klien mendapat 8. Setelah 1 X pertemuan keluarga: 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta
dukungan keluarga  Menjelaskan cara merawat keluarga sebagai pendukung klien untuk
untuk mengontrol klien dengan perilaku mengatasi perilaku kekerasan.
perilaku kekerasan kekerasan
 Mengungkapkan rasa puas 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk
dalam merawat klien membantu klien mengatasi perilaku
kekerasan

8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat


dan cara merawat klien perilaku
kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh
keluarga.

8.4. Peragakan cara merawat klien


(menangani perilaku kekerasan)

8.5. Beri kesempatan keluarga untuk


memperagakan ulang

8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah


peragaan
8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
 
9. Klien 9.1. Setelah 6 X pertemuan klien 9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat
menggunakan obat menjelaskan: secara teratur dan kerugian jika tidak
sesuai program  Manfaat minum obat menggunakan obat
yang telah  Kerugian tidak minum obat
ditetapkan  Nama obat
 Bentuk dan warna obat
 Dosis yang diberikan
kepadanya
 Waktu pemakaian
 Cara pemakaian
 Efek yang dirasakan
9.2. Jelaskan kepada klien:
 Jenis obat (nama, warna dan bentuk
9.2. Setelah 6 X pertemuan klien
obat)
menggunakan obat sesuai program
 Dosis yang tepat untuk klien
 Waktu pemakaian
 Cara pemakaian
 Efek yang akan dirasakan klien
9.3. Anjurkan klien:
 Minta dan menggunakan obat tepat
waktu
 Lapor ke perawat/dokter jika
mengalami efek yang tidak biasa
 Beri pujian terhadap kedisiplinan
klien menggunakan obat.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

IMPLEMENTASI TINDAKAN EVALUASI


KEPERAWATAN
Selasa, 21 September 2021
Tindakan Keperawatan SP1
1. Mengidentifikasi kemampuan dan S :
aspek positif yang di miliki klien  Klien mengatakan senang berkenalan
2. Membantu klien menilai kemampuan dengan perawat
klien yang masih dapat dilakukan  Klien mengatakan mampu
3. Membantu kllien memilih kegiatan menyebutkan kemampuan yang dimiliki
yang akan dilatih sesuai dengan  Klien mengatakan mau menjadwalkan
kemampuan klien untuk kegiatan selanjutnya
4. Melatih klien sesuai dengan
kemampuan dipilih O :
5. Memberikan pujian yang wajar  Klien kooperatif saat diajak
terhadap keberhasilan klien interaksi.
6. Menganjurkan klien memasukkan  Klien mau berhubungan saling
dalam jadwal kegiatan harian percaya dengan perawat
 Kontak mata kadang ada kadang
menunduk saat interaksi
 Klien mau menceritakan
masalahnya .
 Klien mau memperhatikan dan
mengerjakan merapihkan tempat
tidur dengan benar.

A : Harga Diri Rendah


P:
Klien : Motivasi klien untuk melakukan
kegiatan sesuai kemampuan dengan
menuliskan M (mandiri), B (bantuan), T
(tidak melakukan)
Perawat :
 Evaluasi SP1 Harga diri rendah
 Monitor kegiatan yang dilakukan
klien
 Lanjtkan SP2 Harga diri rendah
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


1. Proses Keperawatan
a. Keadaan klien
Data subjektif :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktitas menurun, cemas dan
takut
Data objektif :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri, klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri,
klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang.
b. Diagnosa keperawatan : harga diri rendah
c. Tujuan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
6) Klien dapat mememanfaatkan sistem pendukung yang ada

d. Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki klien
2) Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan
3) Membantu kllien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
4) Melatih klien sesuai dengan kemampuan dipilih
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
3. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
“Slamat pagi bu, boleh saya berkenalan dengan ibu ?, perkenalkan nama saya
Puriska Siburian biasa dipanggil Puriska saya mahasiswa keperawatan STikes
Pertamedika . Saya akan mengobrol dengan ibu dari jam 15 sampai jam 16
siang. Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa ?”

4. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu pada hari ini?, bagaimana tidurnya tadi malam ?,
ada keluhan tidak ?”

5. Kontrak
d) Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang yang sering dialami ibu
agar saya mengetahui keadaan ibu.”
e) Waktu
“Mau berapa lama kita berbincang bincang bu?, bagaimana kalau 30 menit
saja?”
f) Tempat
“Dimana ibu mau berbincang bincang? Bagaimana kalau disini saja.”

d. Fase kerja
“Bu ,apa saja kemampuan yang dimiliki ?”
“Bagus, apa lagi ?”
“Saya buat daftarnya ya !”
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu lakukan ?”
“Bagaimana dengan merapikan kamar ?” “Memasak, mencuci baju, menyapu,
mencuci piring, merapihkan tempat tidur.”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki”
“Ibu dari lima kegiatan kemampuan ini, apakah dirumah ibu masih sering
melakukannya ?”
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua ... sampai 5, (misalnya ada 2
yang masih bisa dilakukan) “Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
kerjakan di rumah”
“Sekarang, coba Ibu pilih satu kegiatan yang paling sering bisa dikerjakan di
rumah”
“Oo yang nomor satu, merapikan tempat tidur ?
“Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Ibu”
“Mari kita lihat tempat tidur Ibu ya.”
“Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya ?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya.”
“Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik. Nah,sekarang kita
pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya bagus ! Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan dan
letakkan di sebelah atas kepala.”
“Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki, bagus !
“Ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ? Bagus !”

e. Fase terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? Ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Ibu
praktekkan dengan baik sekali.
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba ibu ulangi cara merapihkan tempat tidur ?” Bagus sekali”
3) Kontrak Topik
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.”
“Ibu, mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur ? Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? lalu sehabis istirahat, jam 16”
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur ?
“Ya bagus, cuci piring .... Kalau begitu kita akan latihan cuci piring besok
ya!”
Waktu :
“ibu mau bertemu lagi jam berapa ?”
“Bagaimana kalau 30 menit lagi ?”
“Berapa lama kita mau latihan? “
Tempat :
“Dimana tempatnya ?”
“Baiklah smpai jumpa?”

5) Rencana tindak lanjut


Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari
yang harus dilakukan oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai