Anda di halaman 1dari 78

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI :

HALUSINASI PENDENGARAN

DISUSUN OLEH:

Mokhamad Ramadhan

21221019

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KLIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN SENSORI

PERSEPSI : HALUSINASI

A. Masalah Utama

Ganggguan Persepsi sensori: Halusinasi

B. Proses terjadinya masalah

1. Definisi

Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti melihat bayangan atau suara

suara yang sebenarnya tidak ada. (Yudi Hartono, 2012)

2. Penyebab

Gangguan halusinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti (Biologis,Psikologis dan sosial).

a. Biologis Gangguan perkembangan dan fungsi otak dapat menimbulkan gangguan seperti:

1) Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal,temporal dan citim limbik .Gejala yang mungkin timbul adalah hambatan dalam

belajar,daya ingat dan berbicara.

2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada pranatal,perinatal neonatus dan kanak kanak.

b. Psikologis

Keluarga,pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis diri klien,sikap atau keadaan yang dapat

mempengaruhi ganguan orientasi realitas adalah penolakan atau kekerasan dalam hidup klien. Penolakan dapat dirasakan dari

keluarga,pengasuh atau teman yang bersikap dingin,cemas,tidak peduli atau bahkan terlalu melindungi sedangkan kekerasan dapat bisa

berupa konflik dalam rumah tangga merupakan lingkungan resiko gangguan orientasi realitas.

c. Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas seperti kemiskinan, konflik sosial, budaya,

kehidupan yang terisolir disertai stres yang menumpuk. .(Yudi Hartono, 2012).

3) Jenis-Jenis Halusinasi

Beberapa jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit tertentu,seperti skizofrenia.Namun terkadang juga dapat

disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba ,demam,depresi atau demensia,berikut ini jenis jenis halusianasi yang mungkin saja mengintai

pikiran manusia.

a. Halusinasi Pendengaran (Audio)

Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukan persepsi yang salah dari bunyi,musik,kebisingan atau suara.Mendengar suara ketika tidak ada

stimulus pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi audio pada penderita gangguan mental. Suara dapat didengar baik di

dalam kepala maupun di luar kepala seseorang dan umumnya dianggap lebih parah ketika hal tersebut datang dari luar kepala,suara bisa

datang berupa suara wanita maupun suara pria yang akrab atau tidak akrab.Pada penderita skizofrenia gejala umum adalah mendengarkan
suara-suara dua orang atau lebih yang berbicara pada satu sama lain,ia mendengar suara berupa kritikan atau komentar tentang

dirinya ,perilaku atau pikirannya.

b. Halusinasi penglihatan

Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan.isi dari halusinasi dapat berupa apa saja tetapi biasanya orang atau tokoh seperti

manusia. Misalnya, seseorang merasa ada orang berdiri di belakangnya.

c. Halusinasi pengecapan

Halusinasi Pengecapan (Gustatorius) Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa.biasanya pengalaman ini tidak

menyenangkan.Misalnya seorang individu mungkin mengeluh telah mengecap rasa logam secara terus menerus. Jenis halusinasi ini sering

terlihat di beberapa gangguan medis seperti epilepsi dibandingkan pada gangguan mental

d. Halusinasi penciuman (Olfaktori)

Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada.bau ini biasanya tidak menyenangkan seperti mau muntah ,urin,feses asap atau daging

busuk .Kondisi ini juga sering disebut sebagai Phantosmia dan dapat diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra

penciuman.Kerusakan mungkin ini mungkin disebabkan oleh virus,trauma,tumor otak atau paparan zat zat beracun atau obat obatan

e. Halusinasi sentuhan (Taktil) Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau suatu yang terjadi di dalam atau

pada tubuh .Halusinasi sentuhan ini umumnya merasa seperti ada suatu yang merangpak di bawah atau pada kulit.

f. Halusinasi somatik Ini mengacu paX CASda saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka merasakan nyeri yang parah

misalnya akibat mutilasi atau pergeseran sendi.klien juga melaporkan bahwa ia juga mengalami penyerahan oleh hewan pada tubuh mereka

seperti ular merayap dalam perut.

3. Rentang Respon Halusinasi

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikir

Persepsi akurat Ilusi Halusinasi

Emosi konsisten Reaksi emosi berlebihan Sulit berespon emosi

dg pengalaman atau kurang

Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak biasa Perilaku disorganisasi

Berhubungan social Menarik diri Isolasi social

Keterangan :

a. Respon adaptif

Respon yang dapat diterima oleh norma-norma social budaya yang berlaku.

1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan yang dapat diterima akal
2) Persepsi akurat adalah pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat dan tepat sesuai perhitungan.

3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan jiwa yang timbul sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami.

4) Perilaku social dengan kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu tersebut yang diwujudkan dalam bentuk

gerak atau ucapan yang tidak bertentangan dengan moral

5) Hubungan social adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dalam pergaulan ditengah masyarakat dan lingkungan.

b. Respon Psikososial

1) Pikiran terkadang menyimpang berupa kegagalan dalam mengabstrakkan dan mengambil kesimpulan.

2) Ilusi adalah pemikiran atau penilaian yang salah tentang penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan

panca indera.

3) Emosi berlebihan dengan kurang pengalaman berupa reaksi emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.

4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas kewajaran

5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, baik dalam berkomunikasi maupun berhubungan

social dengan orang-orang disekitarnya.

c. Respon Maladaptif

Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma social budaya dan lingkungan.

1) Gangguan pikir adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidka diyakini oleh orang lain dan bertentangan

dengan keyakinan social

2) Halusinasi merupakan gangguan yang timbul berupa persepsi yang salah terhadap rangsangan

3) Sulit berespon emosi adalah ketidakmampuan mengontrol emosi seperti menurunnya kemampuan untuk mengalami kesenangan,

kebahagiaan dan kedekatan

4) Perilaku tidak terorganisir adalah ketidakteraturan perilaku berupa ketidakseLupitoan antara perilaku dan Gerakan yang

ditimbulkan

5) Isolasi social adalah kondisi dimana seseorang merasa kesepian tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

sekitarnya.

4. Pengkajian

a) Faktor predisposisi

● Factor genetic

● Faktor neurobiolgis

● Neurotransmitter

● Teori virus

● Psikologis

b) Factor presipitasi
● Proses informasi berlebihan

● Mekanisme gating abnormal

● Pemicu : Kesehatan, lingkungan, sikap

c) Mekanisme koping

● Regresi

● Proyeksi

● Menarik diri

● Keluarga mengingkari

d) Perilaku

● Tertawa atau bicara sendiri

● Marah-marah tanpa sebab

● Asyik sendiri

5. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan


Effect
lingkungan

Gangguan Sensori Persepsi: Core Problem


Halusinasi
Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Causa

3. Diagnosa Harga Diri Rendah Keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi

2. Isolasi social : Menarik diri

3. Harga diri rendah

4. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

4. Rencana Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan ners pada klien

1. Pengkajian

Kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab, dan kemampuan klien mengatasinya. Jika ada halusinasi katakan anda percaya, tetapi anda sendiri

tidak mendengar/melihat/menghidu/merasakan.

2. Diagnosis

Jelaskan proses terjadinya halusinasi

3. Tindakan keperawatan :
● Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien

● Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik

● Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek

● Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan secara teratur

● Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar nama klien, benar nama obat, benar manfaat obat, benar dosis, benar

frekuensi, benar cara, benar tanggal kadaluarsa, dan benar dokumentasi.

● Diskusi manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan Latihan mengendalikan halusinasi


Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan Latihan mengendalikan halusinasi
I.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN RASIONAL

DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1 Gangguan sensori persepsi: TUM: Klien dapat mengontrol 1. Setelah 4x interaksi klien menunjupakan tanda – 1. Bina hubungan saling percaya Bila sudah terjalin hubungan saliang

-
halusinasi pendengaran halusinasi yang dialaminya tanda percaya kepada perawat : percaya diharapkan klien dapat

-
Ekspresi wajah bersahabat. kooperatif, sehingga pelaksanaan
Tuk 1 :
-
Menunjupakan rasa senang. asuhan keperawatan dapat berjalan
Klien dapat membina hubungan saling
-
Ada kontak mata. dengan baik.
percaya
-
Mau berjabat tangan.

-
Mau menyebutkan nama.

-
Mau menjawab salam.

-
Mau duduk berdampingan dengan perawat.

-
Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi.

-
TUK 2 : 2.1. Setelah 3x interaksi klien menyebutkan : 2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap Kontak sering dan singkat

Klien dapat mengenal halusinasinya selain upaya untuk membina hubungan


▪ 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (* dengar
Isi
saling percaya, juga dapat memutuskan
▪ /lihat /penghidu /raba /kecap),
Waktu
▪ -
Frekuensi Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/ halusinasi.


Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi lihat/ penghidu /raba/ kecap ) -
Mengenal perilaku pada
-
2.2 Setelah 2x interaksi klien menyatakan perasaan dan Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
saat halusinasi timbul, memudahkan
-
responnya saat mengalami halusinasi: Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
perawat dalam melakukan intervensi.
namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada bersahabat tanpa -
- Mengenal halusinasi
Marah
menuduh atau menghakimi)
- memungkinkan klien untuk
Takut
-
Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
- menghindarkan factor pencetus
Sedih
-
Katakan bahwa perawat akan membantu klien
- timbulnya halusinasinya.
Senang
-
- Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman Dengan mengetahi waktu,
Cemas

- halusinasi, diskusikan dengan klien : isi, dan frekuensi munculnya halusinasi


Jengkel
-
Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, mempermudah Tindakan keperawatan

malam atau sering dan kadang – kadang yang akan dilakukan perawat.

-
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan -
Untuk mengidentifikasi
halusinasi
pengaruh halunisasi klien.

a. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi -


Untuk mengetahui koping
halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
yang digunakan oleh klein.

b. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi -


Agar klien mengetahui
perasaan tersebut.
akibat dari menikmati halusinasi

2.5. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati sehingga klien meminimalisir
halusinasinya. halusinasinya.

-
TUK 3 : 3.1. Setelah 2x interaksi klien menyebutkan tindakan yang 3.1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi Upaya untuk emutuskan

Klien dapat mengontrol halusinasinya biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll) siklus halusinasi sehingga halusinasinya

tidak berlanjut.
3.2. Setelah 3x interaksi klien menyebutkan cara baru 3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien,
-
● Resinforcement positif
mengontrol halusinasi Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.

● dapat meningkatkan harga diri klien.


Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
-
Memberikan alternatif
tersebut.
3.3 Setelah 2x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan
pilihan bagi klien untuk mengontrol
cara mengatasi halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap ) 3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi :
lingkungan.

- -
Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak Memotivasi dapat

mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi) meningkatkan kegiatan klien untuk
-
Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk mencoba salah satu cara mengendalikan

menceritakan tentang halusinasinya. halusinasi.


-
3.4. Setelah 3x interaksi klien melaksanakan cara yang telah Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang
-
Memberi kesempatan
dipilih untuk mengendalikan halusinasinya telah di susun.
kepada klien untuk mencoba cara yang
-
Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang
3.5. Setelah 4x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas sudah dipilih.
berhalusinasi.
kelompok
1. Stimulusi persepsi dapat mengurangi
Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk

perubahan interprestasi realitas klien


mencobanya.

2. akibat halusinasi.
Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
3. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil

beri pujian

Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi

persepsi

TUK 4 : 4.1.Setelah 1x pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju 4.1.Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan topik ) Untuk mendapatkan bantuan keluarga

Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengikuti pertemuan dengan perawat mengontrol halusinasi.

-
dalam mengontrol halusinasinya 4.2.Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan Untuk mengetahui
4.2. Setelah 1x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda
rumah) pengetahuan keluarga dan
dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk
-
Pengertian halusinasi meningkatkan kemampuan pengetahuan
mengendali kan halusinasi
-
Tanda dan gejala halusinasi tentang halusinasi

-
Proses terjadinya halusinasi -
Agar keluarga dapat
-
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
merawat klien atau anggota keluarga
halusinasi
lain yang berhalusinasi dirumah.

Obat- obatan halusinasi


Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri

kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama,

memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )


Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara

mencari bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah.


-
TUK 5 : 5.1. Setelah 4x interaksi klien menyebutkan; 5.1.Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, Dengan menyebutkan

-
Klien dapat memanfaatkan obat dengan Manfaat minum obat nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat. dosis, frekuensi dan manfaat obat,

-
baik Kerugian tidak minum obat diharapkan klien melaksanakan
5.3.Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
-
Nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping program pengobatan.
5.4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter -
obat Menilai kemampuan

5.2. Setelah 4x interaksi klien mendemontrasikan penggunaan 5.5.Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal – klien dalm pengobatanya sendiri.

-
obat dgn benar hal yang tidak di inginkan . Program pengobatan

5.3. Setelah 8x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti dapat berjalan sesuai rencana.

-
minum obat tanpa konsultasi dokter Dengan mengetahui

prinsif penggunaan obat, maka

kemandirian klien untuk pengoabatan

dapat ditingkatkan secara bertahap.

-
2. Isolasi Sosial TUM : klien dapat berinteraksi Setelah 6x interaksi klien menunjupakan tanda –tanda percaya 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip Hubungan saling percaya

dengan orang lain. kepada perawat: komunikasi terapeutik: merupakan dasar dari terjadinya

-
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal komunikasi teraupetik sehingga akan
-
TUK 1 : klien dapat membina Ekspresi wajah bersahabat
-
Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat memfasilitasi dalam pengungkapan
-
hubungan saling percaya Menunjupakan rasa senang
berkenalan perasaan, emosi, dan harapan klien.
-
Ada kontak mata
-
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
-
Mau berjabat tangan
-
Buat kontrak yang jelas
-
Mau menyebutkan nama
-
Tetapi janji bila setiap interaksi.
-
Mau menjawab salam

-
Mau duduk berdampingan dengan perawat 

-
2. Klien mampu menyebutkan Setelah 3 x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu satu 1. Tanyakan pada klien tentang . Orang yang tinggal serumah/sekamar dengan Bila klien sudah

penyebab menarik diri penyebab klien mengungkapkan semua perasaannya

-
menarik diri dari: Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di ruang akan mempermudah perawat

-
Diri sendiri perawatan melaksanakan asuhan keperawatannya.

- - -
Orang lain Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut Untuk mengidentifikasi

- -
lingkungan Orang yang tidak dengan klien di rumah/diruang perawatan apa yang menyebabkan klien menarik

-
Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut diri dan untuk menilai perasaan klien

-
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain bila tidak berinteraksi.

-
2.Diskusikan dengan klien penyebab dan akibat menarik diri Untuk meningkatkan

harga diri dan percaya diri klien.


3.Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

-
3. Klien mampu Menyebutkan Setelah 3 x interaksi klien dapat menyebutkan keuntungan 1. Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik Tingkat pengetahuan

Keuntungan berhubungan social dan berhubungan diri membantu perawat mengarahkan klien

kerugian menarik diri sosial, misalnya: 2. Diskusikan bersama klien untuk berhubungan dengan orang lain.

-
Banyak teman tentang manfaat

-
Tidak kesepian berhubungan sosial dan

- -
Bisa diskusi kerugian menarik diri Reinforcement positif

-
Saling menolong 3.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya akan menambah rasa percaya diri klien.
Dan kerugian menarik diri, misalnya: Sendiri, kesepian, tidak

bisa diskusi

-
4.Klien dapat melaksanakan Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Beri motivasi dan Bantu klien untuk berkenalan dengan perawat lain, klien Dengan berhubungan

hubungan sosial melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan : perawat, lain, dan kelompok secara bertahap, diharapkan klien dapat

secara bertahap perawat lain, 2. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap dengan perawat lain, klien lain, mengadopsi perilaku tersebut dan

klien lain, dan kelompok dan kelompok memudahkan klien mengingat

3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi hubungan yang telah dilakukan.

-
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan klien untuk meningkatkan Melakukan hubungan

kemampuan klien bersosialisasi secara bertahap mengurangi kecemasan

5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang dan meningakatkan kekecewaan dan

telah dibuat meningkatkan percaya diri dalam

6. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui berhubungan dengan orang lain.

-
aktivitas yang telah dilaksanakan Melibatkan klien dalam

aktifitan kelompok akan membuat klien

merasa diperlukan dan harga dirinya

bertambah.

-
5. Klien mampu menjelaskan Setelah 3 x interaksi klien dapat menjelaskan perasaannya 1. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial Dengan mengetahui perasaan

perasaannya setelah berhubungan sosial setelah berhubungan sosial dengan: orang lain, dan kelompok dengan orang lain dan kelompok klien akan mempermudah perawat

2. Beri pujian terhadap kemampuan klien untuk melakukan intervensi selanjutnya

mengungkapkan perasaannya. dan unruk menilai kepuasan klien dan

hambatan dalam berhubungan dengan


orang lain.

-
6. Klien mendapat dukungan dari 1. Setelah 3 x pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang: 1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk Dukungan keluarga,

-
keluarga dalam memperluas hubungan Pengertian menarik diri mengatasi perilaku menarik diri mendukung proses perubahan perilaku

-
sosial Tanda dan gejala menarik diri menarik diri yang dialami klien.
2. Diskusikan potensi keluarga
- -
Penyebab dan akibat menarik diri Untuk meningkatkan
untuk membantu
-
Cara merawat klien menarik diri motivasi klien dalam berhubungan
klien mengatasi prilaku menarik diri
dengan orang lain.
3. Jelaskan pada keluarga tentang
-
- Untuk memberikan
Pengertian menarik diri
2. Setelah x pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara
- pengetahuan kepada kelurga sehingga
Tanda dan gejala menarik diri
merawat klien menarik diri
- keluarga dapat memahami cara yang
Penyebab dan akibat menarik diri
tepat dalam menangani klien dan
4. Latih keluarga cara merawat klien menarik
pentingnya perhatian keluarga.
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba

cara yang telah dilatih

6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi

7. Beri pujian terhadap keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah

sakit.

3. Harga Diri Rendah TUM : 1. Setelah 1 kali interaksi, klien menunjukkan ekspresi wajah 1. Bina hubungan saling percaya dengan Perasaan aman Perasaan aman dan percaya dapat

Klien dapat meningkatkan bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau dan percaya dapat menggunakan prinsip komunikasi teraupetik: membantu klien mengungkapkan

harga dirinya. berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal perasaan, pemikiran dan

TUK : klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau - Perkenalkan diri dengan sopan permasalahannya
1. Klien dapat membina mengutarakan masalah yang dihadapi - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai

hubungan saling klien

percaya dengan - Jelaskan tujuan pertemuan

perawat - Jujur dan menepati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat 2. Setelah 2 kali interaksi klien menyebutkan: 2.1 Diskusikan dengan klien tentang: Pengungkapan tentang kemampuan

mengidentifikasi aspek positif dan ▪ Aspek positif dan kemampuan yang - Aspek positif yang dimiliki klien, diri diperlukan untuk merubah diri

kemampuan yang dimiliki dimiliki klien - keluarga, lingkungan klien dan tindakan selanjutnya.

▪ Aspek positif keluarga - Kemampuan yang dimiliki klien Untuk meningkatkan harga diri klien

▪ Aspek positif lingkungan


2.2. Bersama klien buat daftar tentang:

- Aspek positif klien, keluarga, lingkungan

- Kemampuan yang dimiliki klien

2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.

3. Klien dapat menilai 3. Setelah 2 kali interaksi klien menyebutkan kemampuan yang 3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan Penilaian klien terhadap positif dirinya

kemampuan yang dapat dilaksanakan 3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat bisa membantu aktualisasi diri

dimiliki untuk dilanjutkan pelaksanaannya

dilaksanakan

4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi klien membuat rencana kegiatan 4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap Perencanaan yang baik membantu klien

harian memilih potensi mana yang ingin dia


merencanakan kegiatan hari sesuai dengan kemampuan klien: kembangkan

sesuai dengan - Kegiatan mandiri


Melatih klien untuk melaksanakan

kemampuan yang - Kegiatan dengan bantuan


kegiatan yang dapat klien lakukan

dimiliki 4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan 5. Setelah 3x interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadwal 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah Implementasi dapat membuat klien

sesuai rencana yang dibuat yang dibuat direncanakan semakin yakin dengan positif dirinya.

5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien


Meningkatkan harga diri klien

5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.

5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan

kegiatan setelah pulang

6. Klien dapat 6. Setelah 4x interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien Dukungan yang terbaik bagi klien

memanfaatkan sistem keluarga yang ada di keluarga dengan harga diri rendah adalah orang sekitarnya terutama

pendukung yang ada 6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat. keluarganya.

Dukungan keluarga dapat membantu


6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

meningkatkan harga diri klien

-
TUM: Klien dapat mengontrol perilaku Setelah 6 X pertemuan klien menunjupakan tanda-tanda percaya  Bina hubungan saling percaya dengan: Bila sudah terjalain
4. Risiko Perilaku Kekerasan -
kekerasan kepada perawat: Beri salam setiap berinteraksi. hubungan saling percaya diharapkan

- -
TUK: Wajah cerah, tersenyum Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat klien kooperatif, sehingga pelaksanaan

-
1. Klien dapat membina Mau berkenalan berinteraksi asuhan kepererawatan berjalan dengan
- -
hubungan saling percaya Ada kontak mata Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien baik.

- -
  Bersedia menceritakan perasaan Tunjupakan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali

berinteraksi

-
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

-
Buat kontrak interaksi yang jelas

-
Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien

-
2.Klien dapat mengidentifikasi 2. Setelah 3 X pertemuan klien menceritakan penyebab perilaku Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: Mmengetahui kondisi

-
penyebab perilaku kekerasan yang kekerasan yang dilakukannya: Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau saat itu dan mengurangi tekanan

dilakukannya Menceritakan penyebab perasaan jengkel/kesal baik dari diri jengkelnya kemarahan klien.

- -
sendiri maupun lingkungannya Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap Mengidentifikasi

ungkapan perasaan klien penyakit.

3.Klien dapat mengidentifikasi tanda- 3. Setelah 3 X pertemuan klien menceritakan tanda-tanda saat 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang Identifikasi penyebab marah

tanda perilaku kekerasan terjadi perilaku kekerasan dialaminya:

- -
Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat

ekspresi tegang, dan lain-lain. perilaku kekerasan terjadi

- -
Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda

kasar. emosional) saat terjadi perilaku kekerasan

- -
Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang

terjadi perilaku kekerasan. lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan

4. Klien dapat mengidentifikasi jenis 4. Setelah 4 X pertemuan klien menjelaskan: 4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini:
- -
perilaku kekerasan yang pernah Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang

dilakukannya telah dilakukannya selama ini pernah dilakukannya.

- -
Perasaannya saat melakukan kekerasan Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak

-
Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan kekerasan tersebut terjadi

-
masalah Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya

masalah yang dialami teratasi.

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat 5. Setelah 2 X pertemuan klien menjelaskan akibat tindak 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan

perilaku kekerasan kekerasan yang dilakukannya pada:

- -
Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll Diri sendiri

- -
Orang lain/keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, Orang lain/keluarga

-
dll Lingkungan

-
Lingkungan : barang atau benda rusak dll

6. Klien dapat mengidentifikasi cara 6. Setelah 2 X pertemuan klien : 6. Diskusikan dengan klien:

-
konstruktif dalam mengungkapkan Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan

kemarahan marah yang sehat

-
Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah

selain perilaku kekerasan yang diketahui klien.

-
Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah:

-
Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga.

-
Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada
orang lain.

-
Sosial: latihan asertif dengan orang lain.

-
Spiritual: sembahyang/doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan

agamanya masing-masing

7. Klien dapat mendemonstrasikan 7. Setelah 2 X pertemuan klien memperagakan cara mengontrol 7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara

cara mengontrol perilaku kekerasan perilaku kekerasan: yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.

-
Fisik: tarik nafas dalam, memukul bantal/kasur 7.2. Latih klien memperagakan cara yang dipilih:

- -
Verbal: mengungkapkan perasaan kesal/jengkel Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih.

-
pada orang lain tanpa menyakiti Jelaskan manfaat cara tersebut

- -
Spiritual: zikir/doa, meditasi sesuai agamanya Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan.

-
Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum

sempurna

7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah/jengkel

8. Klien mendapat dukungan keluarga 8. Setelah 1 X pertemuan 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien

untuk mengontrol perilaku kekerasan keluarga: untuk mengatasi perilaku kekerasan.

-
Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku

kekerasan kekerasan

-
Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien 8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku

kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.

8.4. Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)


8.5. Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang

8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan

8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan.

9. Klien menggunakan obat sesuai 9.1. Setelah 6 X pertemuan klien menjelaskan: 9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak

-
program yang telah ditetapkan Manfaat minum obat menggunakan obat.

-
Kerugian tidak minum obat 9.2. Jelaskan kepada klien:

- -
Nama obat Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat)

- -
Bentuk dan warna obat Dosis yang tepat untuk klien

- -
Dosis yang diberikan kepadanya Waktu pemakaian

- -
Waktu pemakaian Cara pemakaian

- -
Cara pemakaian Efek yang akan dirasakan klien

-
Efek yang dirasakan 9.3. Anjurkan klien:

-
9.2. Setelah 6 X pertemuan klien menggunakan obat sesuai Minta dan menggunakan obat tepat waktu

-
program Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa

-
Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.
FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

STIKes PERTAMEDIKA

II.PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 25/09/2022

Diagnosa medis : Schizofrenia

A. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. A

Umur : 38 tahun

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku bangsa : Sunda

Pendidikan : SMP

Sumber informasi : Keluarga dan klien

Alamat : Kp. Wates Desa Malingping Utara, Lebak-Banten

B. ALASAN MASUK

Klien pernah dibawa berobat ke Rumah Sakit jiwa karena sering ngomong sendiri, suka melamun dan tertawa sendiri. Klien mendengar suara-

suara yang mengatakan istrinya selingkuh dengan laki-laki lain dan membuat dirinya kesal.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu? ( ) Ya ( √ ) Tidak

2. Pengobatan sebelumnya

( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil ( ) Tidak Berhasil

3. pelaku/usia korban/usia saksi/usia

Aniaya Fisik ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Aniaya seksual ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Penolakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Kekerasan dalam keluarga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Tindakan Kriminal ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, tidak pernah mendapat pengobatan sebelumnya. Klien tidak pernah berkelahi,

tidak pernah melakukan tindakan criminal, dan lain-lain. Klien sering bicara sendiri, tertawa sendiri, melamun, mendengar suara yang

mengatakan istrinya selingkuh dengan laki-laki lain dan membuat dirinya kesal.

Masalah keperawatan :

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

a. ( ) Ya ( √ ) Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan

…………………... ………………….. ……………………………………

b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Tidak ada

Masalah keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital

TD : 130/80 mmHg N : 93 x/mnt

S : 36,5 °C RR : 19 x/mnt

2. Ukur

TB : 162 cm BB : 60 kg

3. Keluhan fisik

( ) Ya ( √ ) Tidak

Jelaskan :

Keadaan umum klien baik dan saat ini sehat, tidak mempunyai riwayat penyakit, tidak ada alergi makanan dan alergi obat

Masalah keperawatan :

Tidak ada Masalah Keperawatan

E. PSIKOSOSIAL

1. GENOGRAM
Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki
Jelaskan

Klien anak pertama dari 2 bersaudara, tinggal dirumah sendiri bersama istri dan 2 anaknya,----
komunikasi di dalam keluarga baik. Di rumah
: Tinggal serumah

klien tetap dilibatkan dalam hal pengambilan keputusan meskipun saat ini istri yang lebih banyak terlibat dalam hal mengambil keputusan.
: Klien Tn. A
Klien pernah mengalami penyakit ini 3 bulan yang lalu dan telah berobat ke RS Jiwa Palembang.

Masalah keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

2. Konsep diri

a. Gambaran diri

Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.

b. Identitas

Klien dapat menyebutkan identitas dirinya, nama lengkap, umur, jenis kelamin laki-laki, alamat tempat tinggal, klien mengatakan sehari-

harinya kerja sebagai petani karet.

c. Peran

Klien seorang kepala keluarga, yang bertanggung jawab terhadap istri dan 2 orang anak.

d. Ideal diri

Klien mengatakan ingin segera sembuh, tidak dianggap gila dan tidak ingin lagi mendengar suara suara yang membuatnya kesal.

e. Harga diri

Klien mengatakan merasa dikucilkan dari keluarga dan masyarakat karena klien mengalami gangguan kejiwaan, klien merasa malu dengan

keadaannya.

Masalah keperawatan

Harga diri rendah

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti

Klien dekat dengan ibunya dan dekat dengan anak-anak dan istrinya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien jarang bergaul dengan tetangga sekitar, klien tidak mengikuti kegiatan masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien merasa orang lain tampak menghindari dan takut karena klien mengalami gangguan kejiwaan.

Masalah keperawatan

Isolasi sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Klien beragama islam dan percaya adanya tuhan

b. Kegiatan ibadah

Klien mengatakan sebelum dan sesudah sakit tetap melaksanakan ibadah wajib sholat 5 waktu.

F. STATUS MENTAL

1. Penampilan

( ) Tidak rapi ( ) penggunaan pakaian tidak sesuai

( ) cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan

Cara berpakaian cukup sesuai dan rapi. Klien mandi 2x sehari pada pagi dan sore hari dan klien menggosok gigi saat mandi pagi dan sore.

Rambut hitam dan tampak rapi, kuku tangan dan kaki panjang tetapi lumayan bersih, tidak ada bau badan, baju bersih dan rapi.

Masalah keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

2. Pembicaraan

( ) cepat ( ) keras ( ) gagap ( ) inkohoren ( ) apatis

( √ ) lambat ( ) membisu ( ) tidak mampu memulai percakapan

Jelaskan

Bicara klien lambat, tiba – tiba tampak terdiam dan melihat kearah lain, terkadang pembicaraannya tidak jelas.

Masalah keperawatan

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

3. Aktivitas motorik
( ) lesu ( √ ) tegang ( √ ) gelisah ( ) agitasi ( ) tik

( ) grimasen ( ) tremor ( ) komplusif

Jelaskan

Pada saat bicara dan berinteraksi klien tampak gelisah, ekspresi kadang tampak tegang, klien tampak bicara sendiri.

Masalah keperawatan

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

Resiko perilaku kekerasan

4. Alam perasaan

( ) sedih ( √ ) ketakutan ( ) putus asa

( ) khawatir ( ) gembira berlebih

Jelaskan

Klien mengatakan takut suara-suara itu datang lagi membuat klien kesal kepada istrinya.

Masalah keperawatan

Resiko perilaku kekerasan

5. Afek

( ) datar ( ) tumpul ( √ ) labil ( ) tidak sesuai

Jelaskan

Pada saat interaksi jika suara tersebut kembali klien tampak kesal

Masalah keperawatan

Gangguan sensori persepsi : halusinasi

6. Interaksi selama keperawatan

( ) bermusuhan ( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung

( √ ) kontak mata kurang ( ) defensive ( ) curiga

Jelaskan

Pada saat interaksi klien, mau menjawab pertanyaan, tetapi tatapan mata tampak sering mengarah kearah lain.

Masalah keperawatan
Isolasi social

7. Persepsi

Halusinasi

( √ ) pendengaran ( ) pengelihatan ( ) perabaan

( ) pengecapan ( ) penghidung

Jelaskan

Klien mengatakan sering mendengar bisikan suara-suara, isi suara tersebut kadang tidak jelas paling sering suara itu mengatakan istrinya

selingkuh dengan laki-laki lain, suara-suara itu muncul saat klien sedang melamun dan sendirian, suara tersebut membuat dirinya kesal, jika

dihitung suara itu muncul 2 kali sehari, .

Masalah keperawatan

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran

8. Proses fikir

( √ ) sirkumtasial ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi

( ) flight of ideas ( ) bloking ( ) pengulangan pembicaraan

Jelaskan

Klien pada saat berkomunikasi berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.

Masalah keperawatan

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran

9. Isi fikir

( ) obsesi ( ) fobia ( ) hipokondria ( ) depersonalisasi

( ) ide yang terkait ( ) pikiran magis

Waham

( ) agama ( ) somatic ( ) kebesaran

( ) curiga ( ) nihilistic ( ) sisip pikir

( ) siar piker ( ) control fikir

Jelaskan

Pada saat interaksi dan dilakukan pengkajian klien tidak menunjupakan isi fikir yang negatif, dan klien tidak tampak mengalami waham
Masalah keperawatan

Tidak ada Masalah Keperawatan

10. Tingkat kesadaran

( ) bingung ( ) sedasi ( ) stupor

Disorientasi

( ) waktu ( ) tempat ( ) orang

Jelaskan

Kesadaran klien compos mentis, klien masih mengetahui tempat, waktu serta orang-orang disekitarnya

Masalah keperawatan

Tidak ada Masalah Keperawatan

11. Memori

( ) gangguan daya ingat jangka Panjang

( ) gangguan daya ingat jangka pendek

( ) gangguan daya ingat saat ini

( ) konfabulasi

Jelaskan

Daya ingat klien masih sangat baik, klien masih dapat mengingat masa lalunya dan tidak ada masalah pada saat mengingat.

Masalah keperawatan

Tidak ada Masalah Keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

( ) mudah beralih

( ) tidak mampu berkonsentrasi

( ) tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan

Tingkat konsentarasi klien pada saat berhitung baik, klien dapat berhitung sederhana sampai selesai
Masalah keperawatan

Tidak ada Masalah Keperawatan

13. Kemampuan penilaian

( ) gangguan ringan ( ) gangguan bermakna

Jelaskan

Kemampuan penilaian klien masih baik, klien masih bisa mengambil suatu keputusan seperti pada saat klien mendengarkan suara adzan klien

memutuskan untuk shalat dulu

Masalah keperawatan

Tidak ada Masalah Keperawatan

14. Daya tilik diri

( ) mengingkari penyakit yang diderita

( ) menyalahkan hal-hal di luar dirinya

Jelaskan

Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya, Saat ini klien mengatakan sadar akan keadaannya, dan klien mengatakan ingin sembuh

dan kembali seperti dulu

Masalah keperawatan

Tidak ada Masalah Keperawatan

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. MAKAN

( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total

2. BAB/BAK

( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total

3. Mandi

( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total

4. Berpakaian/berhias

( √) bantuan minimal ( ) bantuan total

5. Istirahat dan tidur


( ) tidur siang lama : 1 s/d 2 jam

( ) tidur malam lama : 6 s/d 8 jam

( ) kegiatan sebelum/sesudah tidur : minum obat

6. Penggunaan obat

( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total

7. Pemeliharaan Kesehatan YA TIDAK

Perawatan lanjutan ( ) ( )

System pendukung ( ) ( )

8. Kegiatan didalam rumah YA TIDAK

Mempersiapkan makanan ( √) ( )

Menjaga kerapihan rumah ( √) ( )

Mencuci pakaian ( ) ( √)

Pengaturan keuangan ( ) ( √)

9. Kegiatan diluar rumah YA TIDAK

Belanja ( ) ( )

Transportasi ( √ ) ( )

Lain-lain ( ) ( )

Jelaskan :

Klien cukup mandiri

Masalah keperawatan :

Tidak ada Masalah Keperawatan

H. MEKANISME KOPING

ADATIF MALADATIF

( ) bicara dengan orang lain ( ) minum alcohol

( ) mampu menyelesaikan masalah ( ) reaksi lambat/berlebih

( ) Teknik relaksasi ( ) bekerja berlebihan

( ) aktivitas konstruktif ( ) menghindar

( ) olahraga ( ) mencederai diri


( ) lainnya ( ) lainnya

Jelaskan :

Klien terkadang sering memendam masalahnya sendiri dengan tidak menceritakannya ke siapapun.

Masalah keperawatan :

Isolasi sosial

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

( ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Klien merasa keluarganya masih memperhatikannya,. Klien mengatakan malu untuk bergaul dengan lingkungannya, karena klien mengalami

sakit kejiwaan

( ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Klien merasa malu dengan lingkungan sekitarnya dengan keadaan klien saat ini.

( ) Masalah dengan Pendidikan, spesifik

Klien mengatakan sekolah klien hanya sampai di jenjang SMP

( ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Klien mengatakan masih bisa bekerja bersama istrinya sebagai petani karet

( ) Masalah dengan perumahan, spesifik

Klien mengatakan tinggal dirumah rumah sendiri

( ) Masalah ekonomi, spesifik

Klien mengatakan semenjak sakit jarang pergi ke kebun, sehingga penghasilan menjadi berkurang untuk kehidupan sehari-hari nya

( ) Masalah dengan pelayanan Kesehatan, spesifik

Klien mengatakan punya BPJS

( ) Masalah lainnya, spesifik

Klien malu bergaul lagi bersama tetangganya

( ) Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik

Klien mengatakan merasa tidak diterima untuk bergaul dengan lingkungan nya

Masalah keperawatan :

Isolasi sosial

J. PENGETAHUAN KURANG
TENTANG :

( ) Penyakit jiwa ( √ ) Sistem pendukung

( √ ) Faktor presipitasi ( ) Penyakit fisik

( ) Koping ( √ ) Obat-obatan

( ) Lainnya

Masalah keperawatan

Kurang pengetahuan

III. ANALISA DATA

Inisial nama : Tn. A Ruangan : No. RM:

TANGGAL / JAM DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN

24/09/2022 DS : Gangguan Sensori Persepsi :

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara saat sedang sendiri dan Halusinasi Pendengaran

terkadang juga saat melamun, isi suara tersebut kadang tidak jelas paling

sering suara itu mengatakan istrinya selingkuh dengan laki-laki lain,

suara-suara itu muncul saat klien sedang melamun dan sendirian jika
dihitung suara itu muncul 2 kali sehari.

DO :

Pada saat berkomunikasi berbelit-belit tapi sampai pada tujuan

pembicaraan, pada saat interaksi klien kooperatif tapi kadang-kadang

berubah datar, klien tampak sering bicara dan tertawa sendiri.

24/09/2022 DS : Isolasi social

Klien mengatakan merasa tidak diterima untuk bergaul dengan

lingkungannya

Klien mengatakan kalau ada masalah terkadang klien memendam

masalahnya sendiri dengan tidak menceritakannya ke siapapun

DO :

klien tampak sering menyendiri, kontak mata kurang.

klien kurang saat berinteraksi dan klien sering melamun.

Klien malu ikut kegiatan di lingkungan.

25/09/2022 DS : Harga Diri Rendah

Klien mengatakan merasa dikucilkan dari keluarga dan masyarakat

karena klien mengalami gangguan kejiwaan, klien merasa malu dengan

keadaannya.

Klien mengatakan malu untuk bergaul dengan lingkungannya, karena

klien mengalami sakit kejiwaan

DO :

Kontak mata klien sangat kurang

klien tampak sering menunduk.

25/09/2022 DS : Resiko perilaku kekerasan


Keluarga mengatakan klien sering tiba-tiba marah-marah tidak jelas

penyebabnya.

Klien mengatakan kesal dengan suara-suara yang mengatakan istirnya

selingkuh dengan laki-laki lain.

DO:

Klien ekspresi tegang, tampak gelisah dan kesal.

IV.ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Schizofrenia

Terapi medik :

Chlorpromazine (100mg) 1 x 1 tablet

Haloperidol (5mg) 2 x 1 tablet

Trihexyphenidil (2mg) 2 x 1 tablet

V.POHON MASALAH

Resiko prilaku kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi:


Halusinasi
Isolasi Sosial

VI.DIAGNOSA Harga Diri Rendah KEPERAWATAN

1. Gangguan Sensori Persepsi ; Halusinasi pendengaran

2. Isolasi sosial ; Menarik Diri

3. Harga diri rendah

4.
Resiko Perilaku Kekerasan
VII.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

INITIAL KLIEN : Tn. A RUANGAN : NO.RM :

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN RASIONAL

DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1 Gangguan sensori persepsi: TUM: Klien dapat mengontrol 2. Setelah 4x interaksi klien menunjupakan tanda – 2. Bina hubungan saling percaya Bila sudah terjalin hubungan saliang

-
halusinasi pendengaran halusinasi yang dialaminya tanda percaya kepada perawat : percaya diharapkan klien dapat

-
Ekspresi wajah bersahabat. kooperatif, sehingga pelaksanaan
Tuk 1 :
-
Menunjupakan rasa senang. asuhan keperawatan dapat berjalan
Klien dapat membina hubungan saling
-
Ada kontak mata. dengan baik.
percaya
-
Mau berjabat tangan.

-
Mau menyebutkan nama.

-
Mau menjawab salam.

-
Mau duduk berdampingan dengan perawat.

-
Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi.

-
TUK 2 : 2.1. Setelah 3x interaksi klien menyebutkan : 2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap Kontak sering dan singkat

Klien dapat mengenal halusinasinya selain upaya untuk membina hubungan


▪ 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (* dengar
Isi
saling percaya, juga dapat memutuskan
▪ /lihat /penghidu /raba /kecap),
Waktu
- halusinasi.
Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/

Frekuensi lihat/ penghidu /raba/ kecap ) -
Mengenal perilaku pada
▪ -
Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
saat halusinasi timbul, memudahkan
-
2.2 Setelah 2x interaksi klien menyatakan perasaan dan Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
perawat dalam melakukan intervensi.
responnya saat mengalami halusinasi: namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada bersahabat tanpa -
Mengenal halusinasi
menuduh atau menghakimi)
- memungkinkan klien untuk
Marah
-
Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
- menghindarkan factor pencetus
Takut
-
Katakan bahwa perawat akan membantu klien
- timbulnya halusinasinya.
Sedih
-
- Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman Dengan mengetahi waktu,
Senang

- halusinasi, diskusikan dengan klien : isi, dan frekuensi munculnya halusinasi


Cemas
-
- Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, mempermudah Tindakan keperawatan
Jengkel

malam atau sering dan kadang – kadang yang akan dilakukan perawat.

-
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan -
Untuk mengidentifikasi
halusinasi
pengaruh halunisasi klien.

c. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi -


Untuk mengetahui koping
halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
yang digunakan oleh klein.

d. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi -


Agar klien mengetahui
perasaan tersebut.
akibat dari menikmati halusinasi

2.5. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati sehingga klien meminimalisir

halusinasinya. halusinasinya.
-
TUK 3 : 3.1. Setelah 2x interaksi klien menyebutkan tindakan yang 3.1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi Upaya untuk emutuskan

Klien dapat mengontrol halusinasinya biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll) siklus halusinasi sehingga halusinasinya

tidak berlanjut.
3.2. Setelah 3x interaksi klien menyebutkan cara baru 3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien,
-
● Resinforcement positif
mengontrol halusinasi Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.

● dapat meningkatkan harga diri klien.


Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
-
Memberikan alternatif
tersebut.
3.3 Setelah 2x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan
pilihan bagi klien untuk mengontrol
cara mengatasi halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap ) 3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi :
lingkungan.

- -
Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak Memotivasi dapat

mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi) meningkatkan kegiatan klien untuk
-
Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk mencoba salah satu cara mengendalikan

menceritakan tentang halusinasinya. halusinasi.


-
3.4. Setelah 3x interaksi klien melaksanakan cara yang telah Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang
-
Memberi kesempatan
dipilih untuk mengendalikan halusinasinya telah di susun.
kepada klien untuk mencoba cara yang
-
Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang
3.5. Setelah 4x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas sudah dipilih.
berhalusinasi.
kelompok
Stimulusi persepsi dapat mengurangi
4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk

perubahan interprestasi realitas klien


mencobanya.

akibat halusinasi.
5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.

6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil

beri pujian
Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi

persepsi

TUK 4 : 4.1.Setelah 1x pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju 4.1.Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan topik ) Untuk mendapatkan bantuan keluarga

Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengikuti pertemuan dengan perawat mengontrol halusinasi.

-
dalam mengontrol halusinasinya 4.2.Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan Untuk mengetahui
4.2. Setelah 1x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda
rumah) pengetahuan keluarga dan
dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk
-
Pengertian halusinasi meningkatkan kemampuan pengetahuan
mengendali kan halusinasi
-
Tanda dan gejala halusinasi tentang halusinasi

-
Proses terjadinya halusinasi -
Agar keluarga dapat
-
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
merawat klien atau anggota keluarga
halusinasi
lain yang berhalusinasi dirumah.

Obat- obatan halusinasi


Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri

kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama,

memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )


Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara

mencari bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah.

-
TUK 5 : 5.1. Setelah 4x interaksi klien menyebutkan; 5.1.Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, Dengan menyebutkan

-
Klien dapat memanfaatkan obat dengan Manfaat minum obat nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat. dosis, frekuensi dan manfaat obat,

-
baik Kerugian tidak minum obat diharapkan klien melaksanakan
5.3.Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
-
Nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping program pengobatan.
-
obat 5.4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter Menilai kemampuan

5.2. Setelah 4x interaksi klien mendemontrasikan penggunaan klien dalm pengobatanya sendiri.
5.5.Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal –
-
obat dgn benar Program pengobatan
hal yang tidak di inginkan .
5.3. Setelah 8x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti dapat berjalan sesuai rencana.

-
minum obat tanpa konsultasi dokter Dengan mengetahui

prinsif penggunaan obat, maka

kemandirian klien untuk pengoabatan

dapat ditingkatkan secara bertahap.

-
2. Isolasi Sosial TUM : klien dapat berinteraksi Setelah 6x interaksi klien menunjupakan tanda –tanda percaya 2. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip Hubungan saling percaya

dengan orang lain. kepada perawat: komunikasi terapeutik: merupakan dasar dari terjadinya

-
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal komunikasi teraupetik sehingga akan
-
TUK 1 : klien dapat membina Ekspresi wajah bersahabat
-
Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat memfasilitasi dalam pengungkapan
-
hubungan saling percaya Menunjupakan rasa senang
berkenalan perasaan, emosi, dan harapan klien.
-
Ada kontak mata
-
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
-
Mau berjabat tangan
-
Buat kontrak yang jelas
-
Mau menyebutkan nama
-
Tetapi janji bila setiap interaksi.
-
Mau menjawab salam

-
Mau duduk berdampingan dengan perawat 

-
2. Klien mampu menyebutkan Setelah 3 x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu satu 1. Tanyakan pada klien tentang . Orang yang tinggal serumah/sekamar dengan Bila klien sudah

penyebab menarik diri penyebab klien mengungkapkan semua perasaannya

-
menarik diri dari: Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di ruang akan mempermudah perawat

perawatan
- -
Diri sendiri Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut melaksanakan asuhan keperawatannya.

- - -
Orang lain Orang yang tidak dengan klien di rumah/diruang perawatan Untuk mengidentifikasi

- -
lingkungan Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut apa yang menyebabkan klien menarik

-
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain diri dan untuk menilai perasaan klien

2.Diskusikan dengan klien penyebab dan akibat menarik diri bila tidak berinteraksi.

-
Untuk meningkatkan
3.Beri pujian terhadap kemampuan klien
harga diri dan percaya diri klien.
mengungkapkan perasaannya

-
3. Klien mampu Menyebutkan Setelah 3 x interaksi klien dapat menyebutkan keuntungan 1. Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik Tingkat pengetahuan

Keuntungan berhubungan social dan berhubungan diri membantu perawat mengarahkan klien

kerugian menarik diri sosial, misalnya: 2. Diskusikan bersama klien untuk berhubungan dengan orang lain.

-
Banyak teman tentang manfaat

-
Tidak kesepian berhubungan sosial dan

- -
Bisa diskusi kerugian menarik diri Reinforcement positif

-
Saling menolong 3.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya akan menambah rasa percaya diri klien.

Dan kerugian menarik diri, misalnya: Sendiri, kesepian, tidak

bisa diskusi

-
4.Klien dapat melaksanakan Setelah 3 x interaksi klien dapat 1. Beri motivasi dan Bantu klien untuk berkenalan dengan perawat lain, klien Dengan berhubungan

hubungan sosial melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan : perawat, lain, dan kelompok secara bertahap, diharapkan klien dapat

secara bertahap perawat lain, 2. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap dengan perawat lain, klien lain, mengadopsi perilaku tersebut dan

klien lain, dan kelompok dan kelompok memudahkan klien mengingat

3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi hubungan yang telah dilakukan.
-
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan klien untuk meningkatkan Melakukan hubungan

kemampuan klien bersosialisasi secara bertahap mengurangi kecemasan

5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang dan meningakatkan kekecewaan dan

telah dibuat meningkatkan percaya diri dalam

6. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui berhubungan dengan orang lain.

-
aktivitas yang telah dilaksanakan Melibatkan klien dalam

aktifitan kelompok akan membuat klien

merasa diperlukan dan harga dirinya

bertambah.

-
5. Klien mampu menjelaskan Setelah 3 x interaksi klien dapat menjelaskan perasaannya 1. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial Dengan mengetahui perasaan

perasaannya setelah berhubungan sosial setelah berhubungan sosial dengan: orang lain, dan kelompok dengan orang lain dan kelompok klien akan mempermudah perawat

2. Beri pujian terhadap kemampuan klien untuk melakukan intervensi selanjutnya

mengungkapkan perasaannya. dan unruk menilai kepuasan klien dan

hambatan dalam berhubungan dengan

orang lain.

-
6. Klien mendapat dukungan dari 1. Setelah 3 x pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang: 1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk Dukungan keluarga,

-
keluarga dalam memperluas hubungan Pengertian menarik diri mengatasi perilaku menarik diri mendukung proses perubahan perilaku

-
sosial Tanda dan gejala menarik diri menarik diri yang dialami klien.
2. Diskusikan potensi keluarga
- -
Penyebab dan akibat menarik diri Untuk meningkatkan
untuk membantu
-
Cara merawat klien menarik diri motivasi klien dalam berhubungan
klien mengatasi prilaku menarik diri
dengan orang lain.
3. Jelaskan pada keluarga tentang
-
Untuk memberikan
-
2. Setelah x pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara Pengertian menarik diri pengetahuan kepada kelurga sehingga

-
merawat klien menarik diri Tanda dan gejala menarik diri keluarga dapat memahami cara yang

-
Penyebab dan akibat menarik diri tepat dalam menangani klien dan

4. Latih keluarga cara merawat klien menarik pentingnya perhatian keluarga.

5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba

cara yang telah dilatih

6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi

7. Beri pujian terhadap keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah

sakit.

3. Harga Diri Rendah TUM : 1. Setelah 1 kali interaksi, klien menunjukkan ekspresi wajah 2. Bina hubungan saling percaya dengan Perasaan aman Perasaan aman dan percaya dapat

Klien dapat meningkatkan bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau dan percaya dapat menggunakan prinsip komunikasi teraupetik: membantu klien mengungkapkan

harga dirinya. berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal perasaan, pemikiran dan

TUK : klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau - Perkenalkan diri dengan sopan permasalahannya

1. Klien dapat membina


mengutarakan masalah yang dihadapi - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai

hubungan saling klien

percaya dengan - Jelaskan tujuan pertemuan

perawat - Jujur dan menepati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat 2. Setelah 2 kali interaksi klien menyebutkan: 2.1 Diskusikan dengan klien tentang: Pengungkapan tentang kemampuan

mengidentifikasi aspek positif dan ▪ Aspek positif dan kemampuan yang - Aspek positif yang dimiliki klien, diri diperlukan untuk merubah diri
kemampuan yang dimiliki dimiliki klien - keluarga, lingkungan klien dan tindakan selanjutnya.

▪ Aspek positif keluarga - Kemampuan yang dimiliki klien Untuk meningkatkan harga diri klien

▪ Aspek positif lingkungan 2.2. Bersama klien buat daftar tentang:

- Aspek positif klien, keluarga, lingkungan

- Kemampuan yang dimiliki klien

2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.

3. Klien dapat menilai 3. Setelah 2 kali interaksi klien menyebutkan kemampuan yang 3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan Penilaian klien terhadap positif dirinya

kemampuan yang dapat dilaksanakan 3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat bisa membantu aktualisasi diri

dimiliki untuk dilanjutkan pelaksanaannya

dilaksanakan

4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi klien membuat rencana kegiatan 4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap Perencanaan yang baik membantu klien

merencanakan kegiatan harian hari sesuai dengan kemampuan klien: memilih potensi mana yang ingin dia

sesuai dengan - Kegiatan mandiri kembangkan

kemampuan yang - Kegiatan dengan bantuan Melatih klien untuk melaksanakan

dimiliki 4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien kegiatan yang dapat klien lakukan

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan 5. Setelah 3x interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadwal 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah Implementasi dapat membuat klien

sesuai rencana yang dibuat yang dibuat direncanakan semakin yakin dengan positif dirinya.

5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien


Meningkatkan harga diri klien

5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.


5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan

kegiatan setelah pulang

6. Klien dapat 6. Setelah 4x interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien Dukungan yang terbaik bagi klien

memanfaatkan sistem keluarga yang ada di keluarga dengan harga diri rendah adalah orang sekitarnya terutama

pendukung yang ada 6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat. keluarganya.

Dukungan keluarga dapat membantu


6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

meningkatkan harga diri klien

-
TUM: Klien dapat mengontrol perilaku Setelah 6 X pertemuan klien menunjupakan tanda-tanda percaya  Bina hubungan saling percaya dengan: Bila sudah terjalain
4. Risiko Perilaku Kekerasan -
kekerasan kepada perawat: Beri salam setiap berinteraksi. hubungan saling percaya diharapkan

- -
TUK: Wajah cerah, tersenyum Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat klien kooperatif, sehingga pelaksanaan

-
2. Klien dapat membina Mau berkenalan berinteraksi asuhan kepererawatan berjalan dengan

- -
hubungan saling percaya Ada kontak mata Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien baik.

- -
  Bersedia menceritakan perasaan Tunjupakan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali

berinteraksi

-
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

-
Buat kontrak interaksi yang jelas

-
Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien

-
2.Klien dapat mengidentifikasi 2. Setelah 3 X pertemuan klien menceritakan penyebab perilaku Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: Mmengetahui kondisi

-
penyebab perilaku kekerasan yang kekerasan yang dilakukannya: Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau saat itu dan mengurangi tekanan

dilakukannya Menceritakan penyebab perasaan jengkel/kesal baik dari diri jengkelnya kemarahan klien.

- -
sendiri maupun lingkungannya Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap Mengidentifikasi
ungkapan perasaan klien penyakit.

3.Klien dapat mengidentifikasi tanda- 3. Setelah 3 X pertemuan klien menceritakan tanda-tanda saat 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang Identifikasi penyebab marah

tanda perilaku kekerasan terjadi perilaku kekerasan dialaminya:

- -
Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat

ekspresi tegang, dan lain-lain. perilaku kekerasan terjadi

- -
Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda

kasar. emosional) saat terjadi perilaku kekerasan

- -
Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang

terjadi perilaku kekerasan. lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan

4. Klien dapat mengidentifikasi jenis 4. Setelah 4 X pertemuan klien menjelaskan: 4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini:

- -
perilaku kekerasan yang pernah Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang

dilakukannya telah dilakukannya selama ini pernah dilakukannya.

- -
Perasaannya saat melakukan kekerasan Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak

-
Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan kekerasan tersebut terjadi

-
masalah Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya

masalah yang dialami teratasi.

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat 5. Setelah 2 X pertemuan klien menjelaskan akibat tindak 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan

perilaku kekerasan kekerasan yang dilakukannya pada:

- -
Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll Diri sendiri

- -
Orang lain/keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, Orang lain/keluarga

-
dll Lingkungan
-
Lingkungan : barang atau benda rusak dll

6. Klien dapat mengidentifikasi cara 6. Setelah 2 X pertemuan klien : 6. Diskusikan dengan klien:

-
konstruktif dalam mengungkapkan Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan

kemarahan marah yang sehat

-
Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah

selain perilaku kekerasan yang diketahui klien.

-
Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah:

-
Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga.

-
Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada

orang lain.

-
Sosial: latihan asertif dengan orang lain.

-
Spiritual: sembahyang/doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan

agamanya masing-masing

7. Klien dapat mendemonstrasikan 7. Setelah 2 X pertemuan klien memperagakan cara mengontrol 7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara

cara mengontrol perilaku kekerasan perilaku kekerasan: yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.

-
Fisik: tarik nafas dalam, memukul bantal/kasur 7.2. Latih klien memperagakan cara yang dipilih:

- -
Verbal: mengungkapkan perasaan kesal/jengkel Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih.

-
pada orang lain tanpa menyakiti Jelaskan manfaat cara tersebut

- -
Spiritual: zikir/doa, meditasi sesuai agamanya Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan.

-
Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum

sempurna
7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah/jengkel

8. Klien mendapat dukungan keluarga 8. Setelah 1 X pertemuan 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien

untuk mengontrol perilaku kekerasan keluarga: untuk mengatasi perilaku kekerasan.

-
Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku

kekerasan kekerasan

-
Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien 8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku

kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.

8.4. Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)

8.5. Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang

8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan

8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan.

9. Klien menggunakan obat sesuai 9.1. Setelah 6 X pertemuan klien menjelaskan: 9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak

-
program yang telah ditetapkan Manfaat minum obat menggunakan obat.

-
Kerugian tidak minum obat 9.2. Jelaskan kepada klien:

- -
Nama obat Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat)

- -
Bentuk dan warna obat Dosis yang tepat untuk klien

- -
Dosis yang diberikan kepadanya Waktu pemakaian

- -
Waktu pemakaian Cara pemakaian

- -
Cara pemakaian Efek yang akan dirasakan klien

-
Efek yang dirasakan 9.3. Anjurkan klien:

-
9.2. Setelah 6 X pertemuan klien menggunakan obat sesuai Minta dan menggunakan obat tepat waktu

program
-
Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa

-
Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.

Malingping, 25 September 2022

Mokhamad Ramadhan
Implementasi dan Evaluasi Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran

Inisial Nama : Tn. A Ruangan : No. RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI

Jam : 10.00 – 10.30

Tanggal : 24-09-2022

DS : S:

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara saat sedang - Klien mengatakan senang berkenalan dengan perawat

sendiri dan terkadang juga saat melamun, isi suara tersebut kadang - Klien mengatakan Namanya C senang dipanggil C

tidak jelas paling sering suara itu mengatakan istrinya selingkuh saja.

dengan laki-laki lain, suara-suara itu muncul saat klien sedang - Klien mengatakan sering mendengar bisikan suara

melamun dan sendirian jika dihitung suara itu muncul 2 kali saat sendiri atau sedang melamun, isi suara tersebut mengatakan

sehari. istrinya selingkuh dengan laki-laki lain, suara-suara itu muncul 2

kali sehari, lamanya biasa sampai 5 menit, klien merasa kesal


DO :
dengan suara tersebut,
Pada saat berkomunikasi berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
- Klien mengatakan bersedia memasukan cara yang
pembicaraan, pada saat interaksi klien kooperatif tapi kadang-
telah dilatih kedalam jadwal harian
kadang berubah datar, klien tampak sering bicara dan tertawa

sendiri.
O:

- Klien kooperatif saat diajak interaksi.


Dx Keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
- Klien mau membina hubungan saling percaya dengan
pendengaran
perawat.

- Kontak mata klien ada saat interaksi.


Tindakan Keperawatan :
- Klien mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
SP1p
perawat.
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
- Klien mau menceritakan masalahnya
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
- Klien mau memperhatikan cara menghardik yang
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
diajarkan dan mau mempraktekkannya dengan benar.
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien

5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan


A:
halusinasi
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran belum teratasi
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi

7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi


RTL / Pk :
8. Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian Menjadwalkan melakukan menghardik halusinasi secara mandiri

saat halusinasi muncul dan memasukkan kedalam kegiatan harian

PP (Planning Perawat) : klien

1. Evaluasi cara menghardik halusinasi

2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara

bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Anjurkan untuk memasukkan dalam aktifitas sehari-

hari

4. Lanjutkan ke SP2

Inisial Nama : Tn. A Ruangan : No. RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI

Jam : 10.00 – 10.30

Tanggal : 25-09-2022

DS : S:

Klien mengatakan setelah diajarkan menghardik suara itu - Klien mengatakan perasaanya hari ini senang bertemu

berkurang tetapi kadang masih mendengar suara-suara saat sedang lagi dengan perawat

sendiri dan terkadang juga saat melamun, isi suara tersebut - Klien mengatakan masih mendengar suara itu saat

mengatakan istrinya selingkuh dengan laki-laki lain, suara itu sedang melamun dan sendiri, isi suara tersebut mengatakan istrinya

muncul lamanya 2 menit, klien merasa terganggu. selingkuh dengan laki-laki lain, suara itu muncul lamanya 2 menit,

klien merasa terganggu.


DO :
- Klien mengatakan bersedia memasukan cara yang
Klien kooperatif, klien mau melakukan kontak mata
telah dilatih kedalam jadwal harian

- Klien mengatakan kemarin sudah diajarkan


Dx Keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
bagaimana cara untuk menghardik halusinasi.
pendengaran
- Klien mengatakan setelah menghardik suara-suara
Tindakan Keperawatan : yang didengarnya itu mulai berkurang.

SP2p - Klien mengatakan mau diajari cara mengontrol

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien halusinasi dengan menemui orang lain untuk bercakap-cakap

2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara dan mau mempraktekannya.

bercakap-cakap dengan orang lain

3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian O:

- Klien tampak kooperatif

- Klien sesekali melakukan kontak mata dengan

PP (Planning Perawat) : perawat.

1. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara - Klien mampu mempraktekkan cara bercakap-cakap

menghardik. dengan orang lain/ keluarga.

2. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara - Klien mau memasukan kedalam jadwal harian.

bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara A:

melakukan aktifitas terjadwal. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran belum teratasi

4. Anjurkan untuk memasukkan kegiatan dalam aktifitas

harian RTL / Pk :

5. Lanjut SP3 Halusinasi Menjadwalkan untuk segera menemui orang lain / keluarga

dirumah dan bercakap-cakap jika halusinasinya muncul dan

memasukkan kedalam kegiatan harian klien.


Inisial Nama :Tn. A Ruangan : No. RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI

Jam : 10.00 – 10.30

Tanggal : 26-09-2022

DS : S:

Klien mengatakan setelah diajarkan menghardik dan bercakap- - Klien mengatakan perasaanya hari ini senang bertemu

cakap dengan orang lain saat halusinasi muncul, suara itu lagi dengan perawat

berkurang tetapi kadang masih mendengar suara-suara saat sedang - Klien mengatakan suara-suara itu berkurang terkadang

melamun, isi suara tersebut mengatakan istrinya selingkuh dengan masih mendengar suara itu saat sedang melamun, suara itu muncul

laki-laki lain, suara itu muncul lamanya 1 menit, klien merasa lamanya 1 menit, klien merasa terganggu.

terganggu. - Klien mengatakan bersedia memasukan cara yang

telah dilatih kedalam jadwal harian


DO :
- Klien mengatakan kemarin sudah diajarkan
Klien kooperatif, klien mau melakukan kontak mata.
bagaimana cara untuk menghardik halusinasi dan bercakap-cakap

dengan orang lain.


Dx Keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
- Klien mengatakan bangun tidur pagi jam 5.30 lalu
pendengaran
sholat subuh dirumah, mandi, makan, berangkat ke kebun,

membantu menyapu rumah, menyiram tanaman, dan menonton TV


Tindakan Keperawatan :
saat sore dan malam hari.
SP3p

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


O:
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan
- Klien kooperatif saat diajak bicara.
melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan klien)
- Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
halusinasi dengan menghardik halusinasi dan bercakap-cakap
kegiatan harian
dengan orang lain
PP (Planning Perawat) :
- Klien mau melakukan kontak mata dengan perawat.
1. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara
- Klien mampu menyebutkan kegiatan apa saja yang
menghardik.
biasa dilakukan yaitu menyapu rumah, menyiram tanaman.
2. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara

bercakap-cakap dengan orang lain.


A:
3. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran belum teratasi
melakukan aktifitas terjadwal.

4. Latih klien mengontrol halusinasi dengan cara minum


obat teratur. RTL / Pk :

5. Anjurkan untuk memasukkan kegiatan dalam aktifitas Klien memasukan kegiatan yang sudah dipilih dan dilatih kedalam

harian jadwal kegiatan harian.

6. Lanjutkan ke SP4

Inisial Nama : Tn. A Ruangan : No. RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI

Jam : 10.00 – 10.30

Tanggal : 27-09-2022

DS : S:

Klien mengatakan setelah diajarkan menghardik, bercakap-cakap - Klien mengatakan perasaanya hari ini senang bertemu

dengan orang lain saat halusinasi muncul dan melakukan kegiatan lagi dengan perawat

terjadwal, suara-suara itu berkurang - Klien mengatakan suara-suara itu berkurang.

- Klien mengatakan bersedia memasukan cara yang


DO :
telah dilatih kedalam jadwal harian.
Klien kooperatif, klien mau melakukan kontak mata.
- Klien mengatakan kemarin sudah diajarkan

bagaimana cara untuk menghardik halusinasi dan bercakap-cakap


Dx Keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
dengan orang lain, dan melakukan aktifitas terjadwal.
pendengaran
- Klien mengatakan mau minum obat supaya tidak

mendengar suara halusinasi dan tidur tidak terganggu.


Tindakan Keperawatan :
- Klien mengatakan minum obat pagi dan menjelang
SP4p
malam hari.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang O:

penggunaan obat secara teratur


- Klien kooperatif saat diajak bicara.

3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal


- Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol

kegiatan harian halusinasi dengan menghardik halusinasi dan bercakap-cakap

dengan orang lain, dan melakukan aktifitas yang sudah


PP (Planning Perawat) :
dijadwalkan
1. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara
- Klien mau melakukan kontak mata dengan perawat.
menghardik.
- Klien mampu menyebutkan Kembali manfaat obat,
2. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara
kerugian tidak minum obat, waktu minum obat, warna dan dosis
bercakap-cakap dengan orang lain.
3. Evaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara obat.

melakukan aktifitas terjadwal.


A:
4. Evaluasi cara klien mengontrol halusinasi dengan cara
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran belum teratasi
minum obat teratur

5. Anjurkan untuk memasukkan kegiatan dalam aktifitas

harian
RTL / Pk :

Memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.

Implementasi dan Evaluasi Isolasi Sosial

Inisial Nama : Tn. A Ruangan : No. RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI

Jam : 10.00 – 10.30

Tanggal : 30-09-2022

DS : S:

Klien mengatakan merasa tidak diterima untuk bergaul dengan - Klien mengatakan senang berkenalan dengan perawat

lingkungannya - Klien mengatakan merasa tidak diterima masyarakat

untuk bergaul
Klien mengatakan kalau ada masalah terkadang klien memendam
- Klien mengatakan tidak menceritakan masalahnya
masalahnya sendiri dengan tidak menceritakannya ke siapapun
kepada siapapun termasuk istri dan keluarga nya

DO : - Klien mengatakan bersedia memasukan cara yang

Klien tampak sering menyendiri, kontak mata kurang. telah dilatih kedalam jadwal harian

O:
Klien kurang saat berinteraksi dan klien sering melamun.

- Klien kooperatif saat diajak interaksi.

Klien tidak ikut kegiatan di lingkungan.


- Klien mau membina hubungan saling percaya dengan

perawat.

Dx Keperawatan : Isolasi Sosial


- Kontak mata klien ada saat interaksi.

- Klien mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

Tindakan Keperawatan :
perawat.

SP1p
- Klien mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi

1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien


dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang

2. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan


lain

berinteraksi dengan orang lain


3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak - Klien mau diajarkan cara berkenalan

berinteraksi dengan orang lain

4. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang A:

5. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan Isolasi Sosial belum teratasi

berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

RTL / Pk :

PP (Planning Perawat) : memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang

1. Evaluasi latihan berbincang-bincang klien dengan lain dalam kegiatan harian klien

orang lain

2. Latih cara berkenalan dengan orang lain.

3. Anjurkan untuk memasukkan dalam aktifitas sehari-

hari

4. Lanjutkan ke SP2

Inisial Nama : Tn. A Ruangan : No. RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI

Jam : 10.00 – 10.30

Tanggal : 01-10-2022

DS : S:

Klien mengatakan sudah melatih berbincang-bincang dengan - Klien mengatakan melatih dirinya untuk berinteraksi

orang lain
Klien mengatakan kalau ada masalah terkadang klien memendam dengan orang lain

masalahnya sendiri dengan tidak menceritakannya ke siapapun - Klien mengatakan merasa tidak diterima masyarakat

untuk bergaul
DO :
- Klien mengatakan tidak menceritakan masalahnya
Kontak mata ada saat interaksi.
kepada siapapun termasuk istri dan keluarga nya

Klien mau berinteraksi dengan perawat - Klien mengatakan bersedia memasukan cara yang

telah dilatih kedalam jadwal harian


Klien tidak ikut kegiatan di lingkungan.

O:

- Klien kooperatif saat diajak interaksi.


Dx Keperawatan : Isolasi Sosial

- Kontak mata klien ada saat interaksi.

- Klien mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh


Tindakan Keperawatan :

perawat.
SP2p

1. - Klien mampu melakukan cara berkenalan dengan


Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2. Memberikan kesempatan kepada klien


orang lain

- Klien mau diajarkan cara berkenalan dengan satu


mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang

3. Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-


orang

bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

A:
PP (Planning Perawat) :
Isolasi Sosial belum teratasi
1. Evaluasi latihan berbincang-bincang klien dengan

orang lain
RTL / Pk :
2. Evaluasi cara berkenalan klien dengan satu orang.
memasukkan berkenalan dengan satu orang lain dalam kegiatan
3. Anjurkan untuk memasukkan dalam aktifitas sehari-
harian klien
hari

4. Lanjutkan ke SP3

Inisial Nama : Tn. A Ruangan : No. RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI

Jam : 10.00 – 10.30

Tanggal : 2-10-2022

DS : S:
Klien mengatakan sudah melatih berbincang-bincang dengan - Klien mengatakan melatih dirinya untuk berinteraksi

orang lain dengan orang lain

- Klien mengatakan sudah berkenalan dengan pemilik


Klien mengatakan sudah berkenalan dengan pemilik warung
warung disebelah rumah nya
disebelah rumah nya
- Klien mengatakan ingin berkenalan dengan tetangga

DO : - Klien mengatakan merasa tidak diterima masyarakat

Kontak mata ada saat interaksi. untuk bergaul

- Klien mengatakan tidak menceritakan masalahnya


Klien mau berinteraksi dengan perawat
kepada siapapun termasuk istri dan keluarga nya

Klien tidak ikut kegiatan di lingkungan. - Klien mengatakan bersedia memasukan cara yang

telah dilatih kedalam jadwal harian

Dx Keperawatan : Isolasi Sosial


O:

- Klien kooperatif saat diajak interaksi.

Tindakan Keperawatan :
- Kontak mata klien ada saat interaksi.

SP3p
- Klien mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


perawat.

2. Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan


- Klien mampu melakukan cara berkenalan dengan

dengabn dua orang atau lebih


orang lain

3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal


- Klien mau diajarkan cara berkenalan dengan dua

kegiatan harian
orang atau lebih

PP (Planning Perawat) :
A:
1. Evaluasi latihan berbincang-bincang klien dengan
Isolasi Sosial belum teratasi
orang lain

2. Evaluasi cara berkenalan klien dengan satu orang.


RTL / Pk :
3. Evaluasi cara berkenalan klien dengan dua orang atau
memasukkan kedalam kegiatan harian klien
lebih.

4. Anjurkan untuk memasukkan dalam aktifitas sehari-

hari
STRATEGI PELAKSANAAN

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1p) HALUSINASI PENDENGARAN

1. Kondisi

Data subjektif : -

Data objektif : -

2. Diagnosis Keperawatan

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

3. Tujuan

1. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat

2. Klien mampu mengenal halusinasinya

3. Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi

4. Intervensi Keperawatan

2. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g. Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.

3. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi

halusinasi

4. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai

berikut.

a) Jelaskan cara menghardik halusinasi

b) Peragakan cara menghardik halusinasi

c) Minta klien memperagakan ulang

d) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai

e) Masukan dalam jadwal kegiatan klien


E.    Strategi Pelaksanaan

1.   Fase Orientasi

a) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, assalamualaikum Pak”

“Boleh Saya kenalan dengan Bapak? “

“Nama Saya Lupito boleh panggil Saya Lupito”

“Saya Mahasiswa Profesi Keperawatan STIKes Pertamedika”

“Saya sedang praktik untuk profesi pada stase keperawatan jiwa pak”

“Kalau boleh Saya tahu nama Bapak siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”

b)    Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”

c) Kontrak

1)   Topik

“Apakah Bapak tidak keberatan untuk berbincang-bincang dengan saya?” Bagaimana kalau kita ngobrol tentang alasan Bapak pernah berobat

ke rumah sakit Ernaldi Bahar sekitar 2 bulan yang lalu dan tentang suara-suara yang selama ini Bapak dengar tetapi tidak tampak wujudnya?”

2)   Waktu

“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bagaimana kalau 30 menit menit? Bisa ya pak?”

3)   Tempat

“Di mana kita akan bincang-bincang ?”

“Bagaimana kalau di depan teras rumah Bapak saja ?”

2.    Fase Kerja

Bapak pernah berobat ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar sekitar 2 bulan yang lalu, kalau saya boleh tahu apa alasan Bapak dibawa kesana oleh

keluarga?

“Apakah Bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

“Apa yang dikatakan suara-suara itu?”

“Apakah terus-menerus terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”

“Kapan paling sering Bapak mendengar suara tersebut?”

“Berapa kali sehari mengalaminya?”

“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”

“Apa yang dirasakan pada saat mendengar sesuatu itu?”

“Apa yang dilakukan saat mendengar suara tersebut?”

“Apakah dengan cara itu suara tersebut hilang?”


“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”

“Ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”

“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”

“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”

“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”

“Keempat, minum obat dengan teratur.”

“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”

“Caranya seperti ini:

Saat suara-suara itu muncul, tutup telinga dengan kedua telapak tangan lalu langsung dihardik atau bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak

mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Bapak ulangi. Iya

begitu bagus pak. Kita Coba ulangi lagi. Ya bagus, bapak sudah bisa.”

3.   Fase Terminasi

a.    Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi? merasa senang tidak dengan latihan tadi?”

b.    Evaluasi objektif

“Setelah kita berbincang-bincang tadi apakah Bapak masih ingat dengan nama saya ? coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau

bayangan itu agar tidak muncul lagi seperti yang sudah kita praktekkan tadi?.”

c.    Rencana tindak lanjut

“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja

latihannya?”

d.   Kontrak yang akan datang

1)   Topik

“Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain saat suara-suara itu muncul?”

2)   Waktu

“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 10.00 WIB, bisa?”

3)   Tempat

“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana pak?

“Baiklah besok kita lakukan di teras rumah lagi ya pa

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP2p)

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN


A. Kondisi klien

DS : Klien mengatakan masih mendengar suara-suara saat sendiri dan saat sedang melamun

DO : Klien kooperatif, kontak mata (+)

B. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Sensori Persepsi : halusinasi pendengaran

C. Tujuan
1. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

2. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

D. Intervensi Keperawatan

1. Evaluasi kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

2. Latih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Anjurkan klien untuk memasupakan dalam kegiatan harian.

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientasi

● Salam terapeutik : ” Selamat siang, pak? Bagaimana kabarnya hari ini?

● Evaluasi validasi : ”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah bapak masih

mendengar suara-suara, apa isi suara-suara yang bapak dengar dan apakah pak sudah mempraktekan cara mengontrol halusinasi dengan

menghardik?”

● Kontrak :

Topik

”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang mengenai cara-cara mengontrol suara-suara yang sering bapak dengar

dengan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.”

Waktu :

”Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 30 menit saja, bagaimana apakah bapak setuju?”

Tempat :

”Dimana tempat yang menurut bapak nyaman untuk kita berbincang-bincang? Baiklah di teras rumah ya pak”

b. Fase kerja

”Saat bapak mendengar suara-suara yang kata bapak kemarin mengganggu dan membuat bapak kesal. Apa yang bapak lakukan pada saat itu?

Apa yang telah saya ajarkan kemarin sudah dilakukan, dengan cara menghardik?”. Baik pak bagus sekali bapak sudah mampu melakukannya.

”Nah sekarang kita belajar cara yang kedua, saat mendengar suara-suara tersebut bapak langsung alihkan dengan mengajak orang lain yang

ada dirumah untuk diajak berbincang-bincang, katakan bahwa pak mendengar suara-suara itu lagi. Cara ini berguna untuk mengalihkan
halusinasi sehingga suara-suara itu hilang dengan sendirinya. Sekarang coba bapak praktekan bagaimana saat bapak mendengar suara-suara

bisikan itu lalu Bapak pergi mencari keluarga atau orang lain untuk diajak bercakap-cakap”.

c. Fase terminasi

▪ Evaluasi subyektif : ”Bagaimana perasaan pak setelah kita berbincang-bincang?”

▪ Evaluasi obyektif : ”Boleh coba pak sebutkan kembali cara-cara untuk mengontrol halusinasi yang sudah kita pelajari

tadi?”

▪ Tindak lanjut : ”Nanti kalau suara itu terdengar lagi, bapak terus praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara

tersebut tidak menguasai pikiran bapak.”

▪ Kontrak yang akan datang :

Topik :

”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu melakukan aktifitas

terjadwal.”

Waktu :

”Bagaimana kalau besok jam 10.00 sekitar 30 menit ?

Tempat :

”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Baiklah kita akan berbincang di teras ini lagi ya pak”

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3p)

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN

A. Kondisi klien

DS : Klien mengatakan masih mendengar suara-suara bisikan, tetapi sudah tidak sering lagi dan hanya sebentar.

DO : Klien tampak kooperatif.


B. Diagnosa Keperawatan :

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran

C. Tujuan

1. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

2. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan

orang lain.

3. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas terjadwal.

D. Intervensi Keperawatan

1. Evaluasi kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

2. Evaluasi kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Latih klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas terjadwal.

4. Anjurkan klien untuk memasupakan dalam kegiatan harian.

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi :

● Salam terapeutik : ” Selamat pagi, pak?

● Evaluasi validasi : ” Bagaimana perasaannya hari ini ? apakah sudah siap kita berbincang-bincang ? kemarin kita janji untuk

berbincang tentang cara ke-3 untuk mengontrol halusinasi ya pak?

● Kontrak

Topik :

”Seperti janji kita kemarin, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang suara-suara bisikan yang sering pak dengar agar bisa

dikendalikan engan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”

Tempat :

” Bagaimana kalau kita berbincang-bincang diteras ini saja ya pak?

Waktu :

”Kita nanti akan berbincang kurang lebih 15 menit, bagaimana pak

setuju?”

2. Fase Kerja

”Pak beberapa hari lalu kita sudah berdiskusi tentang cara mengontrol halusinasi dengan beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara

pertama yaitu dengan cara menghardik dan cara kedua dengan bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi mulai muncul. Bagaimana

apakah Bapak masih mengingat kedua cara tersebut? Baiklah bagus sekali ya pak kalau Bapak masih mengingat dan terus mencoba kedua

cara tersebut, apakah halusinasi yang dirasakan mulai berkurang saat Bapak melakukan ke-2 cara tersebut?. Nah sekarang kita akan berlatih
cara ke-3 untuk mengontrol halusinasi yaitu cara melakukan aktifitas terjadwal sehari-hari. Aktifitas ini adalah kegiatan rutin yang harus

Bapak lakukan setiap hari, dimulai saat bangun tidur sampai Bapak tidur kembali. Nah selama ini apa saja kegiatan yang biaa Bapak lakukan

mulai bangun tidur pagi sampai menjelang tidur malam?. Baiklah Bapak sudah bagus ya mempunyai beberapa kegiatan, nah sekarang bisa

membuat jadwalnya secara teratur mulai bangun tidur Bapak langsung sholat, mandi, sarapan pagi, minum obat, mencuci piring sendiri,

menyapu rumah atau teras, membuang sampah, merapikan tanaman, menonton tv menjelang siang, makan, beribadah, istirahat siang, lalu

menjelang sore membantu angkat jemuran, menyusun lemari pakaian sendiri, lalu bisa ikut kegiatan diluar rumah bersama tetangga misal

berbincang-bincang, menjelang malam kebersihan diri, beribadah, makan malam, minum obat, lalu kembali beristirahat malam. Nah

bagaimana pak, apakah Bapak bisa melakukan aktifitas seperti itu setiap hari tujuannya adalah agar Bapak mempunyai kegiatan untuk

mengalihkan halusinasi yang sering muncul tersebut. Baik pak kalau begitu, mulai besok sudah bisa dilalukan ya, lama-lama juga akan

terbiasa.”

3. Fase Terminasi

● Evaluasi subyektif :

”Baiklah pak tidak terasa kita sudah berbincang-bincang cukup lama, saya senang sekali pak mau berbincang-bincang dengan saya.

Bagaimana perasaan pak setelah berbincang-bincang?”

● Evaluasi obyektif :

”Coba pak jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga?

● Tindak lanjut :

”Bagaimana nanti pak terus mencoba untuk mempraktekkan cara-cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah kita pelajari tadi?

● Kontrak yang akan datang

Topik:

”Bagaimana kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu dengan patuh minum

obat.”

Waktu :

”Jam berapa pak bisa? Bagaimana kalau jam 10.00? pak setuju?”

Tempat :

”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Terimakasih pak sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok

sore.”

STRATEGI PELAKSANAAN 4 (SP4p)

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN


A. Kondisi klien

DO : Klien tampak tenang

DS : Klien mengatakan suara-suara itu sudah berkurang

B. Diagnosa Keperawatan :

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran

C. Tujuan:

Klien mampu mengontrol halusinasi dengan minum obat teratur.

D. Intervensi Keperawatan

1. Evaluasi kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

2. Evaluasi kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Evaluasi kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas terjadwal.

4. Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara penggunaan obat secara teratur (manfaat obat, kerugian tidak minum obat, jenis obat,

waktu minum obat, dosis obat, dan efek samping obat)

5. Anjurkan klien untuk memasupakan dalam kegiatan harian.

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi :

● Salam terapeutik : ” Selamat sore, pak?

● Evaluasi validasi : ”Bapak tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ?

apakah bapak masih mendengar suara- suara ?”

● Kontrak

Topik :

”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang obat-obatan yang bapak minum.”

Tempat :

”dimana tempat yang menurut Bapak nyaman untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di teras saja ? Bapak setuju?”

Waktu :

”kita nanti akan berbincang kurang lebih 30 menit, bagaimana pak, setuju?”

2. Fase Kerja

”Baiklah pak, kemarin kita sudah belajar tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-3 yaitu melakukan aktifitas terjadwal, apakah

Bapak sudah mulai melakukan aktifitas itu mulai bangun tidur tadi pagi? Nah bagaimana apakah Bapak masih mengingat dan dapat

mengulangi ketiga cara yang sudah pernah kita pelajari?. Baiklah coba kita ulangi dulu. Baik, bagus sekali Bapak masih mengingat ketiga

cara tersebut. Hari ini sesuai kesepakatan kita kemarin, kita akan mendiskusikan tentang pemanfaatan obat dengan baik. ini obat yang harus
diminum oleh pak setiap hari. Ada lima hal yang harus diperhatikan oleh Bapak pada saat minum obat yaitu benar obat, benar dosis, benar

cara, benar waktu dan benar frekuensi Obat. Adapun manfaat obat yang Bapak minum selama ini adalah pertama untuk mengurangi suara-

suara halusinasi yang Bapak rasakan tersebut, kedua untuk mengurasi rasa gelisah sehingga dapat membuat tidur malam atau istirahat Bapak

menjadi cukup, sehingga Bapak bisa beraktifitas dengan baik sehari-hari. Jika Bapak tidak minum obat teratur tentunya suara-suara halusinasi

itu tidak dapat dikontrol dan menjadi semakin sering terdengar sehingga menyebabkan tidur malam terganggu bahkan tidak bisa tidur,

akhirnya Bapak menjadi gelisah, tidak mampu mengontrol emosi, sehingga tidak mampu beraktifitas dengan baik. Obat-obat yang Bapak

konsumsi ada 3 buah namanya yang pertama Chlorpromazine (CPZ) 100 mg berwarna orange bentuknya bulat besar, obat yang kedua

Haloperidole (HDL) 5mg berwarna biru bentuknya bulat kecil, obat yang ketiga Trihexyphenidil (THP) 2mg berwarna putih kecil. Apakah

Bapak masih ingat waktu minum dan jumlahnya? Iya bagus pak, obat pertama CPZ diminum jam 7 malam 1 butir, obat kedua jam 7 pagi dan

7 malam masing-masing 1 butir, dan obat ketiga juga jam 7 pagi dan 7 malam juga masing-masing 1 butir. Adapun efek samping obat yang

berwarna orange dan biru itu bisa menyebabkan air liur semakin banyak, atau gemetar, tapi Bapak jangan khawatir karena itu jarang terjadi

karena bisa diatasi dengan obat THP yang berwarna putih kecil ini. Nah sekarang kalau Bapak sudah paham tentang penjelasan saya, coba

Bapak ulangi lagi apa manfaat dan kerugian minum obat secara teratur? Oke bagus benar pak. Terus apa saja warna obat serta waktu dan

dosis obat yang Bapak minum, serta efek sampingnya? Ya betul juga, nah Bapak sudah paham ya. Mulai sekarang Bapak harus selalu patuh

minum obat sesuai saran dan dosis yang dianjurkan dokter ya pak.

3. Fase Terminasi

● Evaluasi subyektif :

”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senang sekali Bapak mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan

Bapak setelah berbincang-bincang?”

● Evaluasi obyektif :

”coba bapak jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian berapa dosisnya?

● Tindak lanjut :

”jadi Bapak harus selalu minum obat sesuai waktu dan dosisnya pak.”

● Kontrak yang akan datang

Topik:

”bagaimana pak kalau kita nanti 2 hari lagi bertemu untuk mengulangi lagi apa yang sudah kita diskusikan beberapa hari ini?.”

Waktu :

”jam berapa pak bisa? Bagaimana kalau jam 10.00? Bapak setuju?”

Tempat :

”Besok lusa kita akan melakukan kegiatan di rumah ini lagi. Terimakasih pak sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu

besok lusa.”
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

SP1p DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan ke-5

Tanggal 7 Januari 2022

Pertemuan : ke-5

Hari/ Tanggal : Selasa/27-09-2022

Nama Klien (Inisial) : Tn. A

Tempat : Rumah Tn. A

A. Proses Keperawatan
4. Kondisi Klien

Data subjektif : Klien mengatakan merasa tidak diterima untuk bergaul dengan

lingkungannya.

Klien mengatakan kalau ada masalah terkadang klien memendam masalahnya sendiri dengan tidak menceritakannya ke siapapun

Data objektif : Klien tampak sering menyendiri, kontak mata kurang.

Klien kurang saat berinteraksi dan klien sering melamun.

Klien tidak ikut kegiatan di lingkungan.

5. Diagnosis Keperawatan : Isolasi Sosial

6. Tujuan

a) Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat

b) Klien mampu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien

c) Klien mampu berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain

d) Klien mampu berdiskusi tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

e) Klien mau diajarkan cara berkenalan dengan satu orang

7. Tindakan Keperawatan

A. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik


- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan

- Jujur dan menepati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.

B. Bantu klien mengidentifikasi penyebab isolasi social klien


C. Jelaskan keuntungan berinteraksi dengan orang lain
D. Jelaskan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
E. Ajarkan klien berkenalan dengan satu orang

F. Masukan kegiatan Latihan berbincang dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian klien

B. Strategi Komunikasi

1.   Fase Orientasi

a) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, assalamualaikum Pak”

“Masih inget sama saya pak? “

“Iya bener pak nama Saya Lupito”

b) Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ?”

c) Kontrak

- Topik

“sesuai dengan janji kita saat terakhir kali kita bertemu, saya akan menjelaskan keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dan

mengajarkan cara berkenalan.”

- Waktu

“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bagaimana kalau 30 menit menit? Bisa ya pak?”

- Tempat

“Di mana kita akan berbincang-bincang pak ?”

“Bagaimana kalau di depan teras rumah Bapak saja ?”

d) Tujuan

“ tujuan nya agar bapak dapat mengetahui keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.”

2. Fase Kerja

“ bapak tinggal sama siapa ?”

“siapa yang paling dekat dengan bapak ?”

“ apa yang membuat bapak dengan orang tersebut ?”


“ siapa anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan bapak ?”

“ apa yang menyebabkan bapak tidak dekat dengan orang lain ?”

“ apa saja yang biasa bapak lakukan saat Bersama kelurga ?”

“ apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ktika bergaul dengan orang lain ?”

“ apa yang menghambat bapak dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain ?”

“ menurut bapak apa keuntungan nya kalau bapak punya banyak teman ?”

“ iya benar pak, bapak jadi punya banyak teman untuk bercerita dan melakukan banyak kegiatan Bersama teman.”

“ kalau kerugian tidak banyak teman apa pak ?”

“ iya bener sekali pak, bapak tidak punya teman untuk becerita ya, tidak bisa melakukan banyak kegiatan seru Bersama teman. Jadi banyak

rugi nya ya pak kalau tidak punya teman.”

“ baiklah, kalau begitu sekarang saya akan mengajarkan bapak untuk cara berekenalan dengan orang lain.”

“ nah untuk memulai nya sekarang bapak Latihan berkenalan dengan saya terkebih dahulu. Untuk berkenalan dengan orang lain bapak

sebutkan dulu nama bapak dan nama panggilan yang bapak sukai.”

“ contonya seperti ini, nama saya C…, saya Sukanya dipanggil c…

Selanjutnya bapak menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.

Contohnya, nama bapak siapa ? biasanya bapak dipanggil apa ?”

“ ayo coba bapak praktekkan kepada saya, anggap saja kita belum kenal.”

“ wah bagus sekali bapak. Coba bapak tanyakan nama saya. Iya, hebat sekali bapak.”

“ setelah berkenalan bapak bisa mengajak orang tersebut ngobrol tentang hal yang menyenangkan misalnya tentang keluarga, hobinya,

pekerjaan, atau bisa juga hal-hal lain yang ingin bapak tanyakan.”

3. Fase Terminasi

a) Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan belajar cara berkenalan tadi ? “

b) Evaluasi objektif

“ sekarang coba bapak sebutkan keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain ? coba bapak ulangi Latihan

berkenalan tadi ?”

“iya, bagus sekali bapak sudah bisa melakukan dengan baik.”

c) Rencana tindak lanjut

“baiklah pak,kalau begitu mau berapa kali bapak melakukan Latihan cara berkenalan dengan orang lain ? 1 kali ya pak,ini ada jadwal kegiatan

untuk bapak isi Ketika bapak sudah melakukan nya.”

d) Kontrak yang akan datang

- Topik
“Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang pengalaman bapak bercakap-cakap dengan orang lain dan mengulangi cara berkenalan

dengan orang lain dengan topik tertentu ? “

- Waktu

“bapak mau jam berapa ? Bagaimana kalau besok jam 10.00 WIB, bisa pak ?”

- Tempat

“bapak mau berbincang-bincang nya dimana pak ? baiklah di teras rumah lagi ya pak. Baiklah kalau begitu besok saya akan datang lagi ya

pak, sampai berjumpa besok pak.”

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

SP2p DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan ke-6

Tanggal 26 Desember 2021

Pertemuan : ke-6

Hari/ Tanggal : Rabu/28-09-2022

Nama Klien (Inisial) : Tn. A

Tempat : Rumah Tn. A

1. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data subjektif : Klien mengatakan sudah melatih berbincang-bincang dengan orang lain

Klien mengatakan kalau ada masalah terkadang klien memendam masalahnya sendiri dengan tidak menceritakannya ke siapapun

Data Objektif : Kontak mata ada saat interaksi.

Klien mau berinteraksi dengan perawat

Klien tidak ikut kegiatan di lingkungan

2. Diagnosis Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Tujuan

- Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain


- Klien mampu memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

2. Tindakan Keperawatan

a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b) Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang

c) Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

2. Strategi Komunikasi

1.   Fase Orientasi

a) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, assalamualaikum Pak”

“Masih inget sama saya pak? “

“Iya bener pak nama Saya Lupito”

b) Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? apa bapak sudah mulai berkenalan dengan orang lain ?”

c) Kontrak

- Topik

“sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan Latihan berkenalan dan bercakap-cakap dengan satu orang lain.”

- Waktu

“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bagaimana kalau 30 menit menit ?”

- Tempat

“Di mana kita akan bincang-bincang ?”

“Bagaimana kalau di depan ruang tamu saja ?”

d) Tujuan

“ tujuan nya agar bapak dapat berkenalan dan bercakap-cakap dengan satu orang lain agar bapak dapat melakukan nya kepada orang lain dan

dapat menambah teman.”

8. Fase Kerja

”baiklah bapak, hari ini kebetulan ada sepupu bapak datang berkunjung kesini, bapak bisa mulai berkenalan. Apa bapak masih ingat

bagaimana cara berkenalan ?”

“ iya benar pak bagus sekali.”

“ nah sekarang boleh bapak mulai.”

“ waah bapak bisa melakukan dengan baik, bapak hebat.”

“ selain nama, nama panggilan yang disuka, hobby, apa ada hal lain yang ingin bapak ketahui tentang sdr.I ?”
“ baik, bagus bapak. Selain tentang pekerjaan nya bapak juga bisa bercakap-cakap dengan menanyakkan hal lain yang ingin bapak tanyakkan.

Misalnya seperti, bagaimana keadaah hari ini, apa yang sudah dilakukan pagi hari ini, sudah makan atau belum, atau apapun yang ingin bapak

tanyakan boleh bapak utarakan kepada sdr.I.”

9. Fase Terminasi

a) Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan berkenalan dengan satu orang tadi ? “

b) Evaluasi objektif

“coba bapak ulangi cara berkenalan ?”

“iya, bagus sekali bapak sudah bisa melakukan dengan baik.”

c) Rencana tindak lanjut

“baiklah pak, bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan bapak yaitu berkenalan dengan orang lain dengan topik yang menyenangkan,

mau berapa kali bapak melakukan berkenalan dengan orang lain ? 1 kali ya pak, jadwal kegiatan ini bapak isi Ketika bapak sudah melakukan

nya.”

d) Kontrak yang akan datang

- Topik

“Bagaimana kalau besok saya mendampingi bapak untuk berkenalan dengam 2 orang atau lebih ? apa bapak bersedia ? “

- Waktu

“bapak mau jam berapa ? Bagaimana kalau besok jam 10.00 pagi lagi, bisa pak ?”

- Tempat

“bapak mau berbincang-bincang nya dimana pak ? baiklah di teras rumah ya pak. Baiklah kalau begitu besok saya akan datang lagi ya pak,

sampai berjumpa besok pak.”

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

SP3p DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan ke-7

Tanggal 29 September 2022

Pertemuan : ke-7

Hari/ Tanggal : Kamis/29-09-2022

Nama Klien (Inisial) : Tn. A

Tempat : Rumah Tn. A


A. Proses Keperawatan

2. Kondisi Klien

Data subjektif : Klien mengatakan sudah melatih berbincang-bincang dengan

orang lain

Klien mengatakan sudah berkenalan dengan pemilik warung disebelah rumah nya

Data Objektif : Kontak mata ada saat interaksi.

Klien mau berinteraksi dengan perawat

Klien tidak ikut kegiatan di lingkungan

3. Diagnosis Keperawatan : Isolasi Sosial

4. Tujuan

- Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan dua orang atau lebih

- Klien mampu memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

10. Tindakan Keperawatan

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang

- Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi

1.   Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, assalamualaikum Pak”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? bagaimana dengan kegiatan harian nya sudah dilakukan pak ? sduah berapa orang yang baru bapak

kenal ? dengan tetangga lain apakah sudah berkenalan ? wah bapak hebat sekali ”

c. Kontrak

- Topik

“sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini saya akan mendampingi bapak berkenalan dan bercakap-cakap dengan dua orang atau lebih.”

- Waktu

“Berapa lama pak? Bagaimana kalau 30 menit ?”


- Tempat

“Di mana kita akan bincang-bincang ?”

“Bagaimana kalau di teras rumah saja ?”

d. Tujuan

“ tujuan nya agar bapak dapat berkenalan dan bercakap-cakap dengan dua orang atau lebih agar bapak dapat melakukan nya kepada orang lain

dan dapat menambah teman.”

1. Fase Kerja

”baiklah bapak, hari ini bapak akan mulai berkenalan dengan tetangga disekitar bapak. Apa bapak masih ingat bagaimana cara berkenalan ?”

“ iya benar pak bagus sekali.”

“ nah sekarang bisa bapak mulai dari tetangga sebelah bapak yang ada warungnya.”

“ pertama bapak bisa berikan salam kepada bapak. S dan bapak. F, kemudian bapak tanya nama panggilan nya. Setelah berkenalan bapak bisa

memulai percakapan dengan bertanya sejak kapan buka warung dan bengkel, sudah berapa lama pindah ke lingkungan ini dan bapak juga bisa

bertanya hal yang ingin bapak tanya. Setelah selesai berbincang bapak bisa mengatakan kepada bp. S dan bp. F untuk berbincang-bincang lagi

nantinya.”

“ waah bapak bisa melakukan dengan baik, bapak hebat.”

3.Fase Terminasi

a) Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dan berkenalan dengan tetangga tadi ? apakah menyenangkan pak ?“

b) Evaluasi objektif

“baiklah pak untuk selanjutnya bapak dapat penambah perkenalan dengan orang yang baru lagi dan melakukan percakapan yang

menyenangkan saat berbincang-bincang.”

c) Rencana tindak lanjut

“baiklah pak, daftar kegiatan harian bapak dapat terus bapak lakukan dan diisi Ketika bapak melakukan nya ya. Saya harap bapak bisa terus

melakukan percakapan dengan orang lain secara baik dan benar seperti yang sudah kita pelajari dan bapak latih.”

d) Kontrak yang akan datang

- Topik

“Bagaimana kalau minggu depan kita menggali aspek positif dan kemampuan bapak ? apa bapak bersedia ? “

- Waktu

“bapak mau jam berapa ? Bagaimana kalau rabu depan jam 10.00 pagi lagi, bisa pak ?”

- Tempat

“bapak mau berbincang-bincang nya dimana pak ? baiklah di teras rumah ya pak.”
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial Klien : Tn. A Nama

Mahasiswa : Mokhamad Ramadhan

Status Interaksi prwt dan klien : SP.2 Halusinasi Pendengaran Tanggal : 22-09-2022

Lingkungan : Rumah klien Jam

: 10.00 Wib

Deskripsi Klien : klien dengan Halusinasi Tempat

: Rumah Tn. A

Tujuan (berorientasi pada klein) : klien mampu melakukan SP.2 Halusinasi

Komunikasi Verbal Komunikasi non Verbal Analisa berpusat pada perawat Analisa berpusat pada klien Rasional

P : Selamat pagi pak? P : memandang klien, tersenyum, kontak perawat berharap mampu klien tampak tenang, Mengajak klien

mata (+), dan berjabat tangan. berinteraksi dengan baik. kooperatif, mampu memulai memulai untuk

interaksi berinteraksi

untuk

melanjutkan SP
K : kontak mata (+)
K : iya, selamat pagi selanjutnya.

P : Bagaimana perasaan Bapak hari P : tersenyum kearah klien. Perawat mengevaluasi dan validasi Klien tampak bersedia Mengevaluasi

ini? keadaan klien memulai interaksi dengan keadaan klien

keadaan sekarang sebelum

interaksi
K : klien mengangguk, tampak
dilanjutkan.
K : Alhamdulillah baik. tersenyum.

P : Bagaimana kita berbicang-bincang P : kontak mata(+), memandang klien. Perawat berharap klien mau Klien tampak menunjukkan Kontrak awal

sekitar 30 menit, sesuai janji kita melanjutkan interaksi dengan bersedia melanjutkan interaksi penting untuk

kemarin ya pak? kooperatif. memastikan

hubungan saling
K : klien tampak mengangguk-angguk.
K : Iya, baiklah saya bisa.
percaya tetap

terjaga.

P : Bagaimana pak apa masih P : kontak mata (+), memperhatikan Perawat mengevaluasi Kembali Klien tampak terbuka Mengevaluasi

mendengar suara-suara itu?, lalu penjelasan klien keadaan halusinasi klien dan menjelaskan keadaannnya, dan keadaan klien

bagaimana cara mengatasinya? kemampuan klien untuk menunjupakan kemampuannya setelah

mengontrolnya. untuk mengontrol halusinasi. diajarkan cara


K : iya, saya masih mendengar bisikan
kontrol
suara-suara saat sedang melamun atau
saat sendiri, lalu langsung tutup telinga halusinasi

dan menghardik halusinasi. dengan cara


K : klien cukup kooperatif, sesekali
menghardik dan
tampak cemas. Klien mampu
bercakap-cakap.
mempraktekkan salah satu cara

menghardik halusinasinya.

P : iya pak, bagus sekali Bapak sudah P : perawat tersenyum, mengangguk, Perawat memberi reinforcement atas Klien mau melanjutkan Memberikan

mampu melakukan salah satu cara kontak mata (+). kemampuan klien, lalu memulai interaksi berikutnya untuk reinforcement

untuk mengontrol halusinasi. Sekarang kontrak Kembali untuk meneruskan melakukan sp.2 positif untuk

kita akan belajar cara kedua yaitu interaksi intervensi berikutnya. meningkatkan

mengalihkan halusinasi dengan kemampun dan

bercakap-cakap dengan orang lain kepercayaan

diri klien untuk


K : iya, saya bersedia
melanjutkn
K : klien masih kooperatif, mengangguk,
intervensi
sesekali menunduk.
berikutnya.

P : apa bapak merasakan ada tanda- P : perawat menyimak penjelasan, kontak Perawat memberi kesempatan klien Klien menjawab pertanyaan Memberi

tanda saat suara-suara tersebut muncul untuk menjelaskan. oleh perawat. kesempatan
mata (+), tersenyum.
pak? klien untuk

terlebih dahulu
K: awalnya saya akan mendengar
menjelaskan.
suara-suara berisik, kemudian muncul
K : klien kadang-kadang menerawang
lah suara-suara itu mbak.
keatas, cukup kooperatif.

P : oh kalau begitu awalnya bapak tau P : kontak mata (+), tersenyum, Perawat memberikan reinforcement Klien menunjupakan respon Meningkatkan

ya tanda-tanda suara itu akan muncul mengangguk. positif, dan menawarkan untuk kooperatif dan setuju kepercayaan

lagi. Untuk itu boleh ya saya membuat kegiatan tambahan. diri,

mengajarkan cara untuk mengontrol meningkatkan

halusinasi dengan cara bercakap hubungan saling

dengan orang lain. percaya, dan

mengevaluasi
K : iya, boleh mbak.
respon klien

untuk

K : tampak mengangguk-angguk. melanjutkan

interaksi

selanjutnya.

P : Nah karena Bapak tau awal P : kontak mata (+), tersenyum, Perawat menjelaskan cara Klien menunjupakan respon Untuk klien

munculnya suara-suara itu adalah suara mengangguk. mengalihkan halusinasi dengan kooperatif dan setuju sehingga dapat
berisik ya pak, nah jika bapak sudah berbicara dengan orang lain. memaksimalkan

merasa mendengar suara berisik kontrol

tersebut bapak langsung saja alihkan halusinasi.

dengan berbicara atau mengajak cerita

orang yang ada disebelah bapak atau

orang yang sedang ada dirumah bisa

istri, anak bapak. Lalu jika dirumah

tidak ada orang bapak bisa berinterksi

keluar rumah dengan tetangga.

K : oh iya-iya nanti saya akan coba

lakukan, biasa dirumah ada anak saya

kalau di kebun saya selalu ditemani

istri.

K : kontak mata (+)

P : baik pak, jika bapak mulai merasa P : kontak mata (+), tersenyum, Perawat mengingatkan klien untuk Klien menunjukkan respon Menambahkan

tanda halusinasi akan muncul bapak mengangguk. menerapkan berbincang dengan kooperatif dan setuju kemampuan

bisa lakukan cara yang sudah saya orang lain untuk mengalihkan klien untuk

ajarkan yaitu dengan berbincang halusinasi. mengontrol

dengan orang lain ya pak. halusinasinya.

K : tampak tersenyum, kontak mata (+)


K: iya mbak akan saya coba lakukan

jika tanda halusinasi saya rasakan.


JADWAL KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama pasien :Tn. A

Bulan : September-Oktober

NO Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

23 24 25 26 27 28 29 30 01 02

1 07.00 Bangun Pagi dan membersihkan M M M M M M M M M M

tempat tidur

2 07.30 Mandi pagi M M M M M M M M M M

3 08.00 Makan pagi M M M M M M M M M M

4 08.15 Minum obat pagi B B B B B B B B B B

5 08.30 Senam pagi M M M M M M M M M M

6 09.00 Santai M M M M M M M M M M

7 09.30 Makan tambahan/ snack M M M M M M M M M M

8 10.00 Latihan mengontrol halusinasi B B M M M M M M M M

dengan cara menghardik

9 11.00 Menyapu Rumah M M M M M M M M M M

10 11.30 Latihan mengontrol halusinasi B M M M M M M M M M

dengan cara bercakap-cakap dengan

orang lain

11 11.45 Membagikan makansiang M M M M M M M M M M

12 12.00 Makan siang dan Beribadah M M M M M M M M M M

13 13.00 Minum obat siang B B B B B B B B B B


14 13.30 Membantu Membersihkan Rumah B B M M M M M M M M

15 13.45 Berkenalan Dengan Orang Lain B M M M M M M M M

16 14.00 Tidur siang M M M M M M M M M M

17 17.00 Bangun tidur M M M M M M M M M M

18 17.30 Mandi sore M M M M M M M M M M

19 18.30 Makan malam dan Beribadah M M M M M M M M M M

20 19.10 Minum obat B B B B B B B B B B

21 19.45 Melakukan Kegiatan M M M M M M M M M M

22 20.30 Tidur malam M M M M M M M M M M

Keterangan :

⮚ T :Tergantung, dan tergantung pada bimbingan perawat

⮚ B :Bantuan, jika pasien sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna. Dengan bantuan pasien dapat melaksanakan dengan

baik

⮚ M :Mandiri, jika pasien melaksanakan kegiatan tanpa di bimbing dan di suruh.

Anda mungkin juga menyukai