Anda di halaman 1dari 62

ANALISA JURNAL EBN (EVIDENCE BASED NURSING)

PENGARUH KOMPRES HANGAT JAHE TERHADAP PENURUNAN


SKALA NYERI ARTRITIS REUMATOID
PADA LANSIA DI DESA LAU RAKIT DUSUN II
KECAMATAN STM HILIR KAB. DELI SERDANG

Dosen Pengajar : Wasijati, SKp., Msi., M.Kep

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh:
Nama : Nengsih Dharmawani
NIM : 11202014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


PROGRAM PENDIDIKAN SI KEPERAWATAN DAN NERS
NON REGULER ANGKATAN XIV STIKES PERTAMEDIKA
JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah Analisa
Jurnal EBN yang berjudul “Pengaruh Kompres Hangat Jahe Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Artritis Reumatoid pada lansia di Desa Lau Rakit Dusun II
Kecamataaaaan STM Hilir Kab Delli Serdang“
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar Keperawatan Medikal
Bedah dalam Program Studi Pendidikan S1 Keperawatan Non Regular di STIKes
PERTAMEDIKA. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada:
1. Ibu Wasijati, SKp., Msi., M.Kep selaku dosen kordinator mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah yang membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Keluarga yang sudah bersedia memberikan dukungan waktu, ketenangan dan
doa yang tak terhingga dirumah.

Makalah ini diharapkan dapat dapat menambah, memperluas, dan


memperkaya pengetahuan perawat tentang bagaimana menerapkan intervensi
tersebut sebagai evidence base nursing terutama dalam Keperawatan Medikal
Bedah. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu Kelompok berterimakasih bila terdapat masukan yang
konstruktif sebagai perbaikan tugas berikutnya.

Jakarta, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................. 4

BAB II ANALISA JURNAL................................................................... 6

A. Jurnal Utama ....................................................................................................... 6


B. Jurnal Pendukung .................................................... 6
C. Analisa Pico .............................................................................................. 7

BAB III TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 9

A. Kompres Hangat Jahe ........................................................... 9


B. Nyeri .................................................................................... 10
C. Rematik................................................................................ 13
D. Lansia .................................................................................. 16
E. Kerangka konsep .................................................................. 20
F. Kerangka Teori .................................................................... 21
G. Hipotesa ............................................................................... 21

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 22

A. Kesimpulan .......................................................................... 22

B. Saran .................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24

LAMPIRAN ............................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit rematik dan keradangan sendi merupakan penyakit yang


banyak dijumpai di masyarakat, khususnya pada orang yang berumur 40
tahun keatas. Lebih dari 40 persen dari golongan umur tersebut menderita
keluhan nyeri sendi otot. Dalam hal ini masalah rematik dipandang sebagai
salah satu masalah kesehatan utama sejak tahun 2000 (Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara,2010). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2008
penyakit sendi/reumatik/encok/osteoartritis adalah penyakit yang sering
terjadi dengan pertambahan umur terutama setelah berumur 45 tahun ke atas.
Saat ini diperkirakan paling tidak 355 juta penduduk dunia menderita
rematik, yang artinya 1 dari 6 penduduk dunia mengalami penyakit rematik.
Sementara itu, hasil survei di benua Eropa pada tahun 2004 menunjukkan
bahwa penyakit rematik merupakan penyakit kronik yang paling sering
dijumpai. Kurang lebih 50% penduduk Eropa yang berusia diatas 50 tahun
mengalami keluhan nyeri muskuloskeletal paling tidak selama bulan pada
waktu dilakukan survei (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2010).
Berdasarkan American College Of Rheumathology (2013) menyatakan bahwa
sebanyak 52,5 juta atau sekitar 23 persen penduduk dewasa Amerika Serikat
menderita rheumatoid arthritis.
Menurut Kalim (2008), prevalensi rematik di kota Semarang sekitar
46% dan Bali 56%. Prevalensi rheumathoid arthtritis di Sumatera Utara
sebanyak 22,2 % dari total penduduk wilayah daerah (Nainggolan, 2011).
Dinas Kesehatan Kab. Simalungun, Pamatang Raya dari 10 penyakit
terbanyak Reumathoid Arthritis merupakan angka kejadian kedua terbesar
setelah ISPA yang di derita pada lansia yakni sebanyak 829 kunjungan.
Menua (menjadi tua) merupakan suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

1
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 994 dalam
Nugroho. W, 2000).
Seseorang yang sudah mengalami lanjut usia akan mengalami
beberapa perubahan pada tubuh/fisik, psikis/intelektual, sosial
kemasyarakatan maupun secara spiritual atau keyakinan. Salah satu
perubahan tersebut terjadi pada Sistem Muskuloskletal dimana tulang
kehilangan cairan dan makin rapuh, tafosis, tubuh menjadi lebih pendek,
persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan menjadi
sklerosis, atrofi serabut otot (Wahjudi Nugroho, 2000). Dengan meningkatnya
usia fungsi otot dapat dilatih dengan baik namun usia lanjut tidak selalu
mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya kejadian
reumathoid arthritis ini sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti
(Bjelle, 2004).
Berdasarkan kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik
dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan,
dinyatakan ada 3 keluhan utama pada sistem Muskuloskeletal yaitu : nyeri,
kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu :
pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak (Divisi Geriatri
Bagian/Smf Penyakit Dalam Rsup.H.Adam Malik Medan). Nyeri adalah
proses biologis, psikologis, dan sosial yang kompleks dan faktor penting yang
mempengaruhi fungsi dan kualitas hidup bagi individu dengan arthritis
(Sridhor dkk,2003).
Penatalaksanaan rasa nyeri yang direkomendasikan oleh World Health
Organization menganjurkan pengobatan nyeri pada lansia dilakukan secara
konservatif dan bertahap untuk mengurangi terjadinya efek samping (Kasran
& Rina, 2006). Prinsip utama pada penatalaksanaan rasa nyeri adalah
menghilangkan serangan rasa nyeri. Manajemen nyeri yang efektif bagi lansia
dapat dilakukan dengan pendekatan secara farmakologik dan non
farmakologik (Kasran & Rina, 2006).

2
Tingginya prevalensi penyakit rheumathoid arthritis secara logis akan
menimbulkan implikasi peningkatan biaya kesehatan dan permasalahan lain
yang timbul selain masalah biaya ekonomi yang besar adalah efek samping
yang diakibatkan pemakaian obat-obat sintetis untuk reumathoid arthritis
seperti golongan NSAID dan Steroid. Perdarahan Saluran Makanan Bagian
Atas (PSMBA) akibat obat-obat rematik dialami oleh 1 dari 50 pasien
pemakainya. Penelitian di RSCM pada tahun 005 oleh Marcellus Simadibrata
dkk terhadap 1192 pasien PSMBA menunjukkan NSAID gastropathy
merupakan PSMBA tersering (70 %) (Dinas kesehatan Provinsi Sumatera
utara, 2010)
Salah satu intervensi non farmakologi yang dapat dilakukan perawat
secara mandiri dalam menurunkan skala nyeri rheumathoid arhtritis yaitu
dengan kompres jahe (Santoso, 2010). Jahe (Zinger Officinale (L) Rosc)
mempunyai manfaat yang beragam, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri,
pemberi aroma, ataupun sebagai obat. Secara tradisional, kegunaannya antara
lain untuk mengobati rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot,
tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi ( Ali et al, 2008
dalam Hernani & Winarti, 2000). Beberapa komponen kimia jahe, seperti
gingerol, shogaol dan zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi
seperti antioksidan, anti inflamasi, analgesik, antikarsinogenik (stoilova et al.
2007 dalam Hernani & Winarti, 2010).
Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe berfungsi
sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin
menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi
perifer (Swarbrick dan Boylan, 2002). Senyawa gingerol telah terbukti
mempunyai aktivitas sebagai antipiretik, antitusif, hipotensif anti inflamasi
dan analgesik (Surch et al. 1999 dalam Hernani & Winarti, 2010).
Berdasarkan penelitian Nurul Fitriyah, FMIPA UI,0 tentang Efek
Ekstrak Etanol 70% Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Rosc. Var
Rubrum) Terhadap Peningkatan Kepadatan Tulang Tikus Putih Betina RA
(Rheumathoid Arthritis) Yang Diinduksi oleh Complete Freund s Adjuvant

3
dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 56 mg/200 g berat badan
tikus ekstrak jahe merah memiliki persentase penghambatan udem terbesar,
setara dengan natrium diklofenak dosis 1 mg/200 g bb tikus, dan ketiga dosis
ekstrak jahe merah memiliki efek dalam meningkatkan kadar kalsium tulang
setara dengan natrium diklofenak dosis mg/200 g berat badan tikus dan
kontrol normal.
Badan Pusat Statistik 2010 menyatakan bahwa pada tahun 2025
jumlah lansia akan berkisar 34,22 juta jiwa hal ini akan mempengaruhi
tingginya jumlah penderita reumathoid artritis di Indonesia. Hasil sensus
penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di
Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun
2000 yang sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah lansia di Indonesia
akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Dengan demikian, pada
tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan sekitar 34,22 juta jiwa
(Badan Pusat Statistik, 2010).
Data penderita rheumathoid arthtritis di lingkungan kerja puskesmas
Tiga Balata pada tahun 2014 yaitu sebanyak 470 penderita ( SPTP Puskesmas
Tiga balata, 2014) yang mengeluh rasa nyeri baik pagi maupun malam serta
efek samping dari penggunaan obat-obat sintesis untuk rheumatoid arthritis
dan tingginya komponen kimia jahe seperti gingerol yang mampu memberi
efek farmakologi dan fisiologi seperti antiinflamasi dan analgesik.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti seberapa
besar pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri pada penderita
rheumathoid arthritis di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata.

B. Tujuan Penelitian.
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri pada
penderita rheumathoid arthritis usia diatas 40 tahun di lingkungan kerja
Puskesmas Tiga Balata tahun 2015.

4
2. Tujuan Khusus
a. Bagi Responden
Memberikan masukan pengetahuandalam mengatasi nyeri
rheumathoid arthritis, dimana responden dapat mandiri mengolah
jahe sebagai terapi komplementer dalam mengatasi nyeri
rheumathoid arthritis
b. Bagi Praktek Keperawatan
Memberikan masukan pengetahuan terapi komplementer dengan
kompres jahe yang dapat digunakan sebagai tindakan keperawatan
baik di komunitas maupun di rumah sakit untuk mengurangi
intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan


Memberikan masukan ilmiah kepada pendidik dan mahasiswa terhadap
manajemen nyeri pada kasus rheumathoid arthritis yaitu melalui
kompres jahe dapat dijadikan sebagai komplementer.

5
BAB II
ANALISA JURNAL

A. Jurnal Utama
1. Judul Jurnal : Pengaruh Kompres Hangat Jahe Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid
Pada Lansia Di Desa Lau Rakit Dusun II
Kecamatan STM Hilir Kab. Deli Serdang.
2. Peneliti : Rentawati Purba, Siti Marlina, Adi Arianto
3. Desain Penelitian : One-group pretest-posttest design.
4. Populasi Sampling : Lansia (45-90th) sebanyak 13 orang , 6 orang
laki laki dan 7 orang perempuan. di Desa Lau
Rakit Dusun II Kecamatan STM Hilir Kab.
Deli Serdang.
5. Instrumen Penelitian : Pre – post Eksperimen (observasi) Pemberian
kompres hangat jahe.
6. Uji Statistik : T-test statistical test pengaruh jahe terhadap
penurunan skala nyeri p=0.001 p< 0.05

B. Jurnal Pendukung
1. Judul jurnal : Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah
(Zingiber officinale var rubrum) Terhadap
Kadar Kolesterol Total Pada WAnita MAsa
Klimakterium Menopause.
2. Peneliti : Siti Mahmudah
3. Desain Penelitian : Quasi Experiment dengan rancangan non
equivalent ( pretest-posttest) control group
design
4. Populasi Sampling : 36 responden yang terdiri dari 18 responden
kelompok perlakuan dan 18 responden

6
kelompok control dengan tekhnik purposive
sampling.
5. Instrumen Penelitian : Eksperimen (observasi) Pemberian ekstrak jahe
merah (Zingiber officinale var rubrum)
6. Uji Statistik : easy touch GCU

C. Analisa PICO (Analisa Jurnal Utama)


1. Problem
Penderita arthritis rheumatoid frekuensi mayoritas umur responden
penderita arthritis rheumatoid umur 60-75 tahun adalah 6 orang atau
sama dengan 46.2%, dan frekuensi minoritas umurresponden penderita
arthritis rheumatoid umur 75-90 tahun sebanyak 2 orang atau setara
dengan 15.4%.

2. Intervention
Dilakukan kompres hangat jahe (pre-post) kemudian diukur skala nyeri
lansia selama 15 menit. Kompres hangat jahe dilakukan oleh peneliti
kemudian skala nyeri lansia diukur kembali. Jahe yang digunakan 20
gram, kemudian kulitnya dibuang dan ditumbuk hingga lumat.
Kemudian jahe tersebut direbus sampai mendidih dan pada saat
mengompres bungkus menggunakan handuk kecil. Lakukan setiap
kompres hangat setiap kali lansia mengalami nyeri sendi.

3. Comparisson
a. Judul Jurnal : Pengaruh Kompres serei hangat terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Artritis
Rheumatoid Pada Lanjut Usia
b. Peneliti : Marlina Andriani
c. Desain Penelitian : Eksperimen one-group pretest-posttest
design.

7
d. Populasi Sample : 20 orang
e. Instrumen Penelitian : Eksperimen
f. Uji Statistik : Non eksperimental dengan studi korelasi
g. Hasil Penelitian : Ada pengaruh pemberian kompres serei
hangat terhadap penurunan intensitas
nyeri arthritis rheumatoid pada lanjut usia
dengan rata-rata penurunan intensitas
nyeri yang dirasakan setelah dilakukan
kompres serei hangat 1,95 dan nilai
signifikan 0,000<a 0,05. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh
kompres serei hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada
lanjut usia.

4. Outcome
Menunjukkan adanya pengaruh kompres hangat jahe terhadap
penurunan skala nyeri dengan berlaku ketentua bahwa p-palue lebih
kecil dari a = 0.05 dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak.

8
BAB III
TINJAUAN TEORITIS

A. Kompres Hangat Jahe


Jahe (Zingiber officinale Rosc) adalah salah satu bumbu dapur yang
sudah lama dimanfaakan sebagai tanaman obat sebagai bumbu dapur,
rimpang jahe digunakan untuk mengolah masakan dan panganan. Pemakaian
jahe sebagai tanaman obat semakin berkembang dengan pesat seiring dengan
mulai berkembangnya pemakaian bahan-bahan alami untuk pengobatan.
Semula penggunaannya hanya berdasarkan kebiasaan orang tua zaman
dahulu, yang diwariskan secara turun temurun. Namun, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dilengkapi dengan
penelitian yang mendukung. Berdasarkan penelitian dan pengalaman, jahe
sebagai obat dengan rasanya yang panas dan pedas, telah terbukti dalam
menyembuhkan berbagai penyakit. Peluruh masuk angin, sakit pinggang,
encok, muntah-muntah dan nyeri otot. jahe merah biasa digunakan sebagai
campuran obat. Hal ini disebabkan efek farmakologis. Karena jahe
mengandung senyawa gingerol dan shogaol yaitu senyawa panas dan pedas
yang terkandung dalam jahe dan gingerdione, zingeron yang dapat
menghambat prostaglandin dengan cara menghambat enzim sikloogsigenase
yang berperan dalam pembentukan prostaglandin. Menurut Herniani,(2011).
Jahe memiliki efek anti inflamasi non steroid dimana ketika di gunakan
sebagai kompres rasa pedas dan hangat dari jahe tersebut akan mengurangi
peradangan, meredakan nyeri, kaku, dan spasme otot (Damaianti, 2012)
Menurut Hasanah (2008) Jahe (Zingiber Officinale) adalah tanaman
herbal dari famili zingi berance yang di kenal 3 jenis jahe seperti jahe gajah
atau jahe besar, jahe badak yang berwarna putih kekuningan, jahe emprit atau
jahe putih bentuknya agak pipih berserabut lembut, jahe merah, memiliki
kandungan minyak atsiri lebih besar yaitu sekitar 2,58-2, 72% jika dilihat dari
ukuran rimpang yang agak kecil, ruas rata dan sedikit menggembung

9
kemudian kandungan oleoresin lebih banyak dibandingkan dengan jenis jahe
yang lain yang mana berkasiat sebagai antiradang.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin
pada bagian tubuh yang membutuhkan Asmadi, (2008). Kompres adalah
suatu upaya dalam mengatasi kondisi fisik dengan cara memanipulasi suhu
tubuh atau dengan memblokir efek rasa sakit. Kompres cukup berguna dalam
mengatasi aneka penyakit ringan dan gejala-gekalanya. Misalnya pada
demam, memar, bengkak, nyeri otot, gatal-gatal, kram, gangguan psikis, dan
ketegangan syaraf Jaelani,(2009).

B. Nyeri
1. Pengertian nyeri
Nyeri adalah perasaan kompleks, banyak faktor yang
mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Menurut
international association for the study of pain, nyeri adalah pengalaman
emosional dan sensorik yang tidak menyenangkan yang berhubungan
dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial, atau yang
digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Perasaan nyeri
sebenarnya merupakan peringatan akan adanya kerusakan jaringan,
sehingga mengingatkan manusia untuk menghindarkan diri dari bahaya
yang dapat mengancam nyawa atau berakibat fatal. Satyanegara, (2014).
Nyeri adalah salah satu pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat
subyektif. Keluhan sensorik yang dinyatakan seperti pegal, linu, dapat di
anggap sebagai modalitas nyeri. Arif Mutaqqin (2008).

2. Klasifikasi Nyeri
Nyeri di bagi menjadi 2 yaitu menurut smeltze,S.C bare B.G, (2002)
dalam buku khoerul latif,(2014):

10
a. Nyeri akut
Nyeri biasanya mereda jika ganguan yang menjadi penyebab teratasi,
onset baru,durasinya kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri menetap, dimana penyebab yang mendasari tidak dapat di
hilangkan.onset terus menerus atau hilang. Durasi nya lebih dari 6
bula.

3. Skala NRS (Numerik rating scale)

Keterangan:
0 : tidak nyeri,
1-3 : nyeri ringan, secara subyek dapat berkomunilasi dengan baik.
4-6 : nyeri sedang, subyek menyeringai dan dapat menunjukan lokasi
nyeri, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : nyeri berat, tidak dapat mengikuti peintah tidak dapat dialihkan
dengan teknik nafas dalam.
10 : nyeri hebat, subyek tidak dapat lagi perkomunikasi.

4. Faktor faktor yang mempengaruhi nyeri


Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyeri
menurut (Prasetyo,2010) yaitu :

a. Usia

Usia merupakan variable yang penting dalam mempengaruhi nyeri


pada individu, anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam
memahami nyeri dan prosedur pengobatan yang dapat menyebabkan

11
nyeri, pada pasien lansia sering kali memiliki sumber nyeri lebih dari
satu.
b. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda signifikan dalam
berespon terhadap nyeri.
c. Kebudayaan
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka
berespon terhadap nyeri.
d. Makna nyeri
Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan
cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
e. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat
keparahan pada masing-masing individu dalam kaitannya dengan
kualitas nyeri.
f. Perhatian
Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi
persepsi nyeri, perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan
meningkatkan respon nyeri sedangkan
g. upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan penurunan respon
nyeri. Ansietas (kecemasan)
h. Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang
dirasakan seseorang seringkali meningkatkan persepsi nyeri, akan
tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaan ansietas.
i. Keletihan
Keletihan dan kelelahan yang dirasakan seseorang akan
meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan koping
individu.

12
j. Pengalaman sebelumnya
Seseorang yang terbiasa merasakanan nyeri akan lebih siap dan
mudah mengantisipasi nyeri dari pada individu yang mempunyai
pengalaman sedikit tentang nyeri.
k. Dukungan keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan,
bantuan, perlindungan dari anggota keluarga lain dan orang terdekat,
walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien, kehadiran orang
terdekat akan sangat membantu.

C. Rematik
1. Pengertian
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan,
nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya
(Adelia, 2011).
Reumatik dapat mengenai siapa saja yang rentan terkena penyakit
reumatik. Hal itu tentu saja tergantung pada jenis reumatik,umumnya
penderita reumatik akan merasa nyeri pada sendi dan tulang dan biasanya
mulai terjadi pada usia pertengahan ( Junaidi, 2006 ).
Rematik adalah salah satu penyakit yang banyak ditemukan di
masyarakat penyakit ini ada yang menyerang sendi dan ada pula yang
hanya menyerang jaringan disekitar sendi (Dalimartha, 2008).

2. Klasifikasi
Menurut (Adelia, 2011) ada 2 jenis rematik yaitu rematik sendi
dan rematik jaringan lunak.
Rematik sendi adalah rematik yang menyerang persendian,
rematik ini dibagi beberapa macam namun yang paling sering dijumpai
adalah :

13
a. Artritis rheumatoid
Artritis rheumatoid belum di ketahui penyebabnya dengan pasti, ada
yang mengatakan mikoplasma, virus, dan lain-lain namun itu semua
belum terbukti, beberapa kasus Artritis rheumatoid berhubungan
dengan stress yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan anggota
keluarga.

b. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih
dengan penyakit yang belum diketahui namun mengakibatkan
kelainan biologis, morfologis dan lainnya. Penyebab penyakit ini
belum diketahu pasti namun ada beberapa faktor resiko yang
berhubungan seperti usia yang lebih dari 40 tahun, jenis kelamin
yaitu dengan wanita yang lebih sering mengalami, suku bangsa,
genetic, kegemukan atau penyakit metabolik, pekerjaan, olah raga,
cidera sendi, kepadatan tulang dan lain-lain

c. Atritis gout
Adalah penyakit yang berhubungan dengan asam urat darah.
Penyakit ini disebabkan karena Kristal monosodium urat
dipersendian meningkat, obesitas, penyakit kulit, kadar trigliserida
yang tinggi, pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan
baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton yang meninggi dan
akan menyebabkan asam urat yang ikut meninggi.

Reumatik jaringan lunak menyerang jaringan lunak diluar sendi.


Jenis yang sering ditemukan adalah :
a. Fibrosis lebih sering ditemukan pada wanita usia lanjut, dan
penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
b. Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri
local ditempat perlekatannya.

14
c. Tenositivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
d. Entesopati timbul akibat menggunakan lengan secara berlebihan,
degenerasi dan radang sendi.
d. Bursitis adalah peradangan bursa yang terjadi ditempat perlekatan
tendon atau otot ke tulang.
e. Nyeri punggung terdapat didaerah pinggang kebawah yang dapat
menjalar sampai kekaki.

3. Gejala
Gejala rematik Menurut Utami (2005) adalah :
a. Nyeri sendi
Merupakan keluhan utama pada rematik. nyeri sendi ada dua macam
yaitu nyeri sendi mekanis dan nyeri inflamasi (nyeri karena radang),
nyeri mekanis biasanya timbul setelah seseorang melakukan kegiatan
atau aktifitas dan akan hilang setelah beristirahat, nyeri inflamasi
biasanya terjadi pada pagi hari ketika sesorang bangun tidur. Nyeri
inflamasi biasanya nyeri hebat ketika digerakan, biasanya nyeri akan
menghilang setelah beberapa saat.

b. Kaku sendi
Gejala ini ditandai dengan sulitnya sendi digerakan, biasanya kaku
sendi terjadi pada pagi hari, pada umumnya terjadi pada sendi,
seperti pinggul, tulang belakang dan lutut.

c. Bengkak pada sendi


Sendi mengalami pembengkakan karena hipertropi tulang, yang
disebabkan karena penumpukan cairan disekitar sendi, kulit
dipersendian bengkak kemerahan, nyeri, dan dapat terjadi kelainan
bentuk.
d. Gangguan fungsi sendi

15
Karena sendi tidak dapat berfungsi secara normal, hal ini juga dapat
terjadi karena seseorang ingin menghilangkan rasa nyeri yang
meradang dengan cara menekuk posisi persendian tersebut.

e. Sendi tidak stabil

f. Sendi berbunyi
Gejala lain seperti berat badan menurun , rasa lelah dan lesu susah
tidur, aktivitas suami istri terganggu, dan gerakan menjadi lambat

4. Patofisiologi
Pada rematik reaksi autoimun terjadi dalam jaringan synovial, proses
fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane synovial
dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang
rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi, otot akan turut
tertekan karena serabut otot akan mengalami perubahan degenerative
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot
(Smeltzer& Bare , 2002).

D. Lansia
1. Pengertian
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi sejak permulaan kehidupan,
menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua
(Nugroho,2008).
Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami
yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007).Penuaan adalah normal,
dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan

16
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu (Stanley,2006)
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran misalnya
kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk, gerakan lambat, figur tubuh yang tidak proporsional
(Ahdaniar dkk, 2014). Proses penuaan akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes
RI; 2004).

2. Karakteristik Lansia
Menurut Maryam (2008). Lansia memiliki kerakteristik sebagai
berikut :
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU
No.13 tentang kesehatan)
b. Kebutuhan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dari kebutuhan biopsikososial sampai spritural, serta dari kondisi
adaftip hingga kondisi mal adaptip.

3. Klasifikasi lansia
Menurut WHO dalam (Maryam, 2008) klasifikasi lansia di
golongkan menjadi 4 yaitu :
a. Usia pertengahan atau middleage yaitu seseorang yang berusia 45-59
tahun
b. Lanjut usia atau elderly yaitu seseorang yang berusia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua atau old yaitu orang yang berusia 75-90 tahun
d. Lanjut usia tua atau very old yaitu seseorang yang berusia diatas 90
tahun

17
4. Perubahan yang dihadapi lansia
a. Perubahan fisik
Sel pada lansia jumlahnya akan berkurang, ukurannya
membesar, cairan tubuh dan cairan intra seluler menurun
(Maryam,2008)
Rata-rata pada lansia jumlah saraf neocortical berkurang
sebesar 1 perdetik, hubungan persyarafan cepat menurun, lambat
dalam merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu khususnya
dengan stress, mengecilnya syaraf pancaindra, serta menjadi kurang
sensitive terhadap sentuhan (Efendi,2009).
Pada system pendengaran membran timpani atrofil sehingga
terjadi gangguan pendengaran, tulang-tulang pendengaran
mengalami kekakuan (Maryam,2008).
System penglihatan timbul sklerosis pada sfingter pupil dan
hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk seperti bola
(sferis), lensa lebih suram (keruh) dapat menyebabkan katarak,
hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, dan
menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru dengan
warna hijau pada skala pemeriksaan (Efendi,2009).
Katup jantung pada system kardiovaskuler menebal dan
kaku, kemampuan memompa darah menurun, elastisitas pembuluh
darah menurun serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
sehingga tekanan darah meningkat (Maryam,2008).
Pada system pernafasan otot mengalami kehilangan kekuatan
dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas dari silia, paru-paru
kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimal menurun dan
kedalaman nafas menurun (Efendi,2009). Alveoli melebar dan
jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi
penyempitan pada bronkus (Maryam,2008).

18
Tulang kehilangan kepadatannya dan semakin rapuh, kifosis,
persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan
mengalami skerosis, atrofi serabut otot sehingga gerak seseorang
menjadi lambat, otot-otot kram dan menjadi tremor (Efendi,2009).
Pada gastrointestinal, esophagus melebar, asam lambung
menurun, peristaltic menurun sehingga daya absorpsi juga menurun,
ukuran lambung mengecil serta fungus organ aksesoris menurun
sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormone dan enzim
pencernaan (Maryam,2008).
System genitourinaria, ginjal mengecil, aliran darah ke ginjal
menurun, penyaringan di glomerulus menurun, dan fungsi tubulus
menurun sehingga kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan
urine juga menurun (Maryam,2008). Otot- otot kandung kemih
melemah kapasitasnya menurun hingga 200ml dan menyebabkan
frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit
dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine (Efendi,2009).
System endokrin, menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH,
dan LH, aktivitas tiroid, BMR, daya pertukaran gas, produksi
aldosteron, serta sekresi hormone kelamin seperti progsteron,
estrogen dan testosterone ( Efendi, 2009)
System integument kulit menjadi keriput, kulit kepala dan
rambut menipis, rambut dalam hidung dan telinga menebal,
elastisitas menurun, veskularisasi, rambut memutih, kelenjar keringat
menurun, kuku keras dan rapuh ( Maryam, 2008 ).

b. Perubahan mental
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah
perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, hereditas,
lingkungan, tingkat kecerdasan, dan kenangan (memori) (Effendi,
2009) kemampuan belajar pada lansia masih ada tetapi relative
menurun ( Maryam, 2008 )

19
c. Perubahan psikososial
Pada masa pensiun lansia akan kehilangan sumber financial,
kehilangan status, relasi, dan pekerjaan dan merasakan atau
kesadaran akan kematian (Effendi, 2009). Perubahan psikologis pada
lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan
keinginan, depresi, dan kecemasan ( Maryam, 2008 ).

E. Kerangka konsep

penyebab : faktor yang


mempengaruhi :
- genetik(kepadatan tulang usia
, jenis kelamin,suku bangsa) Rematik 1. obesitas

-aktifitas fisik (pekerjaan, olah 2. aktivitas fisik


raga ,cidera sendi)
3. pola makan
- penyakit (Asam urat, penyakit
metabolik

- obesitas
Nyeri
- virus
Rematik

Terapi

Terapi farmakologi : Terapi non farmakologi

1. aspirin 1. Senam lansia


2. morpin, 2. Kompres air
3. Meperidin hangat
4. Amitriptilin 3. Kompres jahe
5. dll

20
F. Kerangka teori

Variable independen variable dependen


Kompres air
hangat Penurunan nyeri rematik
Kompres jahe

(Ahdaniar dkk,2014) (Fanada,2012) (Lestari,2014) (Price & Wilson,2006)

G. Hipotesa

Ha : Ada pengaruh komperes air hangat dengan kompres jahe

terhadap penurunan skala nyeri rematik pada lansia di Desa

Adiarsa Kecamatan Kertanegara

Ho : Tidak ada pengaruh kompres air hangat dengan kompres jahe

terhadap penurunan skala nyeri artritis rhematoid pada lansia di

Desa Adiarsa Kcamatan Kertanegara

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada pengaruh pemberian kompres serei hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri artritis rheumatoid pada lanjut usia dengan rata-rata
penurunan intensitas nyeri yangdirasakan setelah dilakukan kompres serei
hangat 1,95 dan nilai signifikansi 0,000 <α 0,05. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada pengaruh kompres serei hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri artritis rheumatoid pada lanjut usia.
Adanya pengaruh kompres hangat jahe terhadap penurunan skala
nyeri artritis reumatoid pada lanisa di Desa Lau Rakit Kecamatan STM Hilir
Kabupaten Deli SerdangSkala nyeri pada penderita artritis reumatoid yang
diberikan terapi kompres hangat jahe dengan ketentuan p-value < α= 0,005
dengan demikian berlakuku ketentuan Ha diterima ada pengaruh kompres
hangat jahe terhadap penurunan skala nyeri artritis reumatoid .

B. Saran
1. Petugas Kesehatan
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat disosialisasikan kepada
masyarakat dan meningkatkan pelayanan kesehatan terutama kepada
lanjut usia yang mengalami keluhan nyeri sendi dan perlunya
peningkatan penyuluhan kesehatan pada penderita artritis rheumatoid
tentang pengobatan non farmokologi berupa tehnik kompres serei.

2. Diharapkan menjadi bahan informasi bagi mahasiswa/ Tenaga Kesehatan


tentang manfaat kompres hangat jahe terhadap penurunan skala nyeri
atritis rheumatoid.

22
2. Masyarakat
Bagi masyarakat dapat memberikan salah satu alternative pengobatan
untuk menurunkan intensitas nyeri atritis rheumatoid.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Jurnal Pengaruh Terapi Zinger Officinale Terhadap Intensitas Nyeri Low


Back Pain di Posyandu Margomulyo Desa ngrancah kecamatan Grabag,
Margono, Universitas Muhammadiyah Magelang, 2016.

2. Jurnal Pengaruh Kompres Hangat Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri


Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Desa Lau Rakit Dusun II Kecamatan
STM Hilir Kab. Deli Serdang, Rentawati Purba, Siti Marlina, Adi Arianto,
Institut Kesehatan Deli Husada, 2020

3. Jurnal Pengaruh Kompres serei hangat terhadap Penurunan Intensitas Nyeri


Artritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia, Marlina Andriani, Program Studi S1
Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar, 2016

4. Makalah Kandungan Obat Yang Terdapat pada Tumbuhan Jahe, Yossi


Febriani, Stikes Bhakti Tunas Husada Tasikmalaya, 2011

5. Makalah MDS dan Konsep Nyeri, Intan Firmallah, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang,2011

6. Makalah Asuhan Keperawatan Rheumatoid Arthritis, Ahmad Abdul Kholiq,


Stikes Muhammadiyah Kudus, 2014

24
DAFTAR LAMPIRAN

25
Jurnal Penelitian Keperawatan Medik Vol. 2 No. 2 Edition: November 2019 – April 2020
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
Received: 21 Maret 2020 Revised: 05 April 2020 Accepted: 24 April 2020

PENGARUH KOMPRES HANGAT JAHE TERHADAP PENURUNAN SKALA


NYERI ARTRITIS REUMATOID PADA LANSIA DI DESA LAU RAKIT
DUSUN II KECAMATAN STM HILIR KAB DELI SERDANG

Rentawati Purba, Siti Marlina, Adi Arianto


Institut Kesehatan DELI HUSADA, Jl. Besar Delitua No 77, Medan
Email : rentawatipurba2@gmail.com

Abstract:
Rheumatoid Arthritis is a chronic of systemic inflammatory the disease,
systemic inflammation that can be affect tissues and organs, especially
attacking synovial joints. Based on the American of college Rheumathology
states that 52.5 million or approximately 23 % of the population of United
States suffer from rheumatoid arthritis. It is estimated that at least 355
million of the world population suffer from rheumatism, which means that 1
in 6 of the world's population of the experiences rheumatic disease. The
results of the survey on the European continent in 2004 showed that
rheumatic disease was the most common chronic disease. Approximately
50% of Europeans aged over 50 years experience musculoskletal pain
complaints. All the types of rheumatism cause disruptive pain so that one's
of the ability to move can be disrupted by rheumatic disease. One of the
non-pharmacological interventions that nurses can do independently in
reducing the scale of rheumatoid arthritis pain is by compressing warm
ginger. The design of the reseach used Pre-Experiment using One Grop
design. The design of theTest is Pre-Post. The sample of the Reseach was
13 people. the results of the test is t test statistical test the effect of ginger
compresses on the decrease in pain scale is known that the value of p =
0.001 is p <0.05 thus Ho is rejected which means there is the effect of
ginger warm compresses on the reduction in rheumatoid arthritis pain scale.

Keywords: Rheumatoid Arthritis, Ginger Warm Compress

PENDAHULUAN didapatkan proporsi lansia sebesar 8,1%


dari total populasi (WHO, 2015).
Menurut para ahli Lanjut usia
adalah kelompok penduduk yang Rematik (Arthritis Rheumatoid)
berumur 60 tahun atau lebih. Proporsi adalah penyakit inflamasi sistemik
dari populasi penduduk berusia lebih kronis, inflamasi sistemik yang dapat
dari 60 tahun adalah 11,7% dari total mempengaruhi jaringan dan organ,
populasi dunia dan diperkirakan jumlah terutama menyerang fleksibel (sinovial)
tesebut akan terus meningkat seiring sendi (WHO,2016). Prevalensi
dengan peningkatan usia harapan hidup reumatoid artritis di Sumatera Utara
data pada tahun 2013. Data WHO sebanyak 22,2% dari total penduduk
menunjukkan pada tahun 2000, usia wilayah daerah (Nainggolan, 2011).
harapan hidup di dunia adalah 66 tahun, Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan
pada tahun 2012, naik menjadi 70 yang ditimbulkan dari rematik, dimana
tahun, dan pada tahun 2013, menjadi menyerang anggota tubuh yang
71 tahun. Tahun 2009 lansia berjumlah bergerak, yaitu bagian tubuh yang
7,49% dari total populasi tahun 2011, berhubungan antara yang satu dengan
menjadi 7,69% dan pada tahun 2013, yang lain dengan perantaraan
persendian, sehingga menimbulkan rasa
15
Purba, Marlina & Arianto, Pengaruh Kompres Hangat …

nyeri. Semua jenis rematik arttritis rematoid dapat dilakukan oleh


menimbulkan rasa nyeri yang perawat secara mandiri tanpa adanya
mengganggu sehingga kemampuan kolaborasi dengan tim medis lainnya.
gerak seseorang dapat terganggu oleh (Sunarti, 2014).
adanya penyakit rematik (Riskesdes,
Sesuai dengan penelitian dari
2007 dalam Maj kedokteran Indonesia,
Universitas Geogia, ilmuwan
2009).
menyatakan untuk meredakan rasa
Salah satu intervensi non- sakit, jahe merupakan salah satu yang
farmakologi yang dapat dilakukan dapat digunakan. Penelitian yang
perawat secara mandiri dalam dilakukan O’conner pada tahun 2010
menurunkan skala nyeri artritis dalam riset yang berjudul jahe redakan
reumatoid yaitu dengan kompres jahe nyeri otot dimana melakukan dua riset
hangat (Sentoso, 2013). Jahe (zinger untuk meneliti khasiat jahe mentah dan
officinale (L) Rose) mempunyai manfaat jahe yang dipanaskan. Responden
yang beragam, antara lain sebagai dalam penelitian ini dibagi dalam dalam
rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, dua kelompok yaitu, kelompok pertama
ataupun sebagai obat. Kegunaan jahe diberi kapsul jahe yang berisi jahe
antara lain mengobati reumatik, asma, mentah atau yang di panaskan. Dan
stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, kelompok yang kedua di beri atau yang
sakit tenggorokan, kram, hipertensi, mendapat kapsul yang tidak memiliki
mual, demam (Ali et al , 2008 dalam kandungan obat yang sesungguhnya
Hernani dan Winarti, 2010). atau plasebo), setiap hari mereka harus
meminum suplemen tersebut.
Kandungan jahe secara kimia,
seperti gingorel, shogaol, dan zingerone Setiap hari responden diminta
memberi efek farmakologi dan fisiologi untuk berolahraga ringan bagi yang
seperti antioksidan, antiinflamasi, menderita nyeri otot di lengan. Dari
analgesic, antikarsinogenik (Stoilofa et kelompok yang mengkonsumsi jahe
al. 2007 dalam Hernani dan Winarti, menjelaskan bahwa terjadinya
2010). Senyawa gingerol telah terbukti penurunan rasa nyeri sesudah
mempunyai aktivitas sebagai anti mengkonsumsi kapsul yang berisi jahe.
piretik, antitusif, hipotensif antiinflamasi 16 sampel dari kelompok responden
dan analgesic (Shruch et al. 1999 dalam yang mengkonsumsi kapsul jahe
Hernani dan Winarti 2010). sebanyak 9 (56.2%) responden
mengalami nyeri ringan, 6 (37.5%)
Manajemen nyeri pada artritis
responden mengalami nyeri sedang dan
reumatoid bertujuan untuk mengurangi
1 (6.3%) responden mengalami tidak
atau mengilangkan rasa sakit dan tidak
ada nyeri. Sedangkan kelompok
nyaman. Secara umum manajemen
responden yang mengkonsumsi kapsul
arteritis reumatoid ada dua yaitu
plasebo tidak menjelasakan adanya
manajemen farmakologi (obat-obatan)
penurunan rasa nyeri (The Journal of
dan manajemen non-farmakologi.
Pain, 2010).
Tindakan yang sangat sederhana dan
efektif untuk menangani nyeri pada METODE
arthritis rematoid dapat dilakukan
Penelitian ini menggunakan
dengan menggunakan kompres jahe
rancangan penelitian pre ekperimen
hangat pada bagian yang nyeri.
dengan satu kelompok pre–post.
Tindakan yang dilakukan ini tidak
Penelitian ini dilakukan untuk
menimbulkan resiko bagi pasien dan
membuktikan pengaruh terhadap
tidak membutuhkan biaya yang banyak.
tindakan suatu kelompok yang akan
Pengobatan secara komplementer ini
diteliti sebelum dilakukan kompres
yang menggunakan kompres jahe
hangat jahe (pre–post) kemudian diukur
hangat untuk mengurangi nyeri pada
skala nyeri lansia selama 15 menit.

16
Purba, Marlina & Arianto, Pengaruh Kompres Hangat …

Kompres hangat jahe dilakukan oleh Dari Tabel diatas Menunjukan


peneliti kemudian skala nyeri lansia bahwa distribusi frekuensi umur
diukur kembali. Jahe yang digunakan 20 responden penderita atritis reumatoid
gram, kemudian kulitnya dibuang dan frekuensi mayoritas umur responden
ditumbuk hingga lumat. Kemudian jahe penderita artritis reumatoid umur 60-75
tersebut direbus sampai mendidih dan tahun adalah 6 orang atau sama dengan
pada saat mengompres bungkus 46.2%, dan frekuensi minoritas umur
menggunakan handuk kecil. Lakukan responden penderita artritis reumatoid
kompres hangat setiap kali lansia umur 75-90 tahun sebanyak 2 orang
mengalami nyeri sendi. atau setara dengan 15.4%. Distribusi
frekuensi mayoritas jenis kelamin
HASIL DAN PEMBAHASAN
perempuan responden penderita atritis
Penelitian ini melibatkan 13 orang reumatoid adalah 7 orang atau sama
responden yaitu dengan kelompok yang dengan 53.8%, frekuensi minoritas jenis
dilakukan kompres hangat jahe. Hasil kelamin laki-laki reponden penderita
penelitian ini memaparkan karakteristik hipertensi adalah sebanyak 6 orang atau
demografi pasien kelompok one group sama dengan 46.2%. Distribusi
yaitu skala nyeri sebelum dilakukan frekuensi agama mayoritas islam
kompres hangat jahe dan skala nyeri sebanyak 5 orang atau sama dengan
sesudah dilakukan kompres hangat 38.5%, frekuensi minoritas agama
jahe.Pada bagian ini akan dijelaskan Kristen dan katolik sebanyak 4 orang
karakteristik penderita artritis atau sama dengan 30,8.
reumatoid, berdasarkan usia, jenis
Distribusi frekuensi suku responden
kelamin, dan pekerjaan
penderita artritis reumatoid mayoritas
Tabel 1 Karakteristik Penderita Artritis batak sebanyak 9 orang atau sama
Reumatoid dengan 69.2%, frekuensi minoritas
No Karakteristik F (%) responden suku jawa penderita atritis
reumatoid sebanyak 4 orang atau sama
1 Umur
dengan 30.8%. Distribusi frekuensi
45-59 tahun 5 38.50
pekerjaan responden penderita atritis
60-74 tahun 6 46.20
reumatoid mayoritas bertani yaitu 9
75-90 tahun 2 15.40
orang atau sama dengan 59.5%,
Total 13 100
frekuensi minoritas pekerjaan PNS
2 Jenis Kelamin
penderita artitis reumatoid sebanyak 1
Laki-laki 6 46.20
orang atau sama dengan 1.1%.
Perempuan 7 53.80
Total 13 100 Tabel 2. Skala Nyeri Pre Test Pada
3 Agama Penderita Artritis Reumatoid
Kristen 4 30.80 Skala Nyeri F (%)
Katolik 4 30.80 Tidak Nyeri 0 0
Islam 5 38.50 Nyeri Ringan 7 53,9
Total 13 100 Nyeri Sedang 6 46,1
4 Suku Nyeri Berat 0 0
Batak 9 69.20 Tak Terkontrol 0 0
Jawa 4 30.80 Jumlah 13 100
Total 13 100 Dari table diatas ditemukan
5 Pekerjaan bahwa skala nyeri responden 1-3
Bertani 9 59.50 (nyeri ringan) sebanyak 7 orang dengan
Wiraswasta 3 23.10 persentase 53.9%, dan skala nyeri
PNS 1 7.70 responden 4 – 6 (nyeri sedang)
Total 13 100 sebanyak 6 orang dengan persentase
46.1%.

17
Purba, Marlina & Arianto, Pengaruh Kompres Hangat …

Tabel 3. Skala Nyeri Post Test terhadap penurunan skala nyeri


Penderita Artritis Reumatoid diketahui bahwa nilai p=0.001 yaitu p
< 0.05 dengan demikian Ho ditolak
Skala Nyeri F (%)
yang memiliki arti ada pengaruh
Tidak Nyeri 10 76.10
Nyeri Ringan 3 23.90 kompres hangat jahe terhadap
Nyeri Sedang 0 0 penurunan skala nyeri atritis
Nyeri Berat 0 0 rheumatoid.
Tak Terkontrol 0 0 Prevelensi nyeri sendi lebih banyak
Jumlah 13 100
terjadi pada pada wanita daripada laki-
Dari tabel diatas ditemukan laki hal ini dikarenakan pengaruh
bahwa skala nyeri responden 1-3 hormone. Hormone yang dimaksud
(nyeri ringan) sebanyak 7 orang dengan adalah hormone esterogen dimana
persentase 53.9%,dan skala nyeri hormone pada wanita berperan untuk
responden 4 – 6 (nyeri sedang) mengatur siklus menstruasi dan
sebanyak 6 orang dengan persentase mempertahankan massa tulang.
46.1%. Dari tabel diatas ditemukan Menurut Petti Lubis (2009), dari hasil
bahwa skala nyeri responden 1-3 (nyeri penelitian yang sudah dilakukan lansia
ringan) sebanyak 3 orang dengan yang mengalami nyeri sendi diberikan
Persentase 23.0%, skala responden kompres hangat jahe dan setelah
tidak nyeri sebanyak 10 orang dengan dilakukan observasi efek dari rasa panas
persentase 76.10 % pada jahe menimbulkan penurunan rasa
nyeri. Menurut Nugroho, (2000).
Tabel 4. Pengukuran Sebelum Dan
Sesudah Pengaruh Kompres Hangat Kompres jahe bermanfaat untuk
Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri mengurangi nyeri sendi dikarenakan
Atritis Reumatoid pada jahe mengandung zingerol yang
berfungsi menekan prostaglandin
P-
Pelaksanaan Pre Pos
Value
melalui hambatan pada aktivitas COX-2
Tidak Nyeri 0 10
yang menghambat produksi PGE2 dan
Nyeri Ringan 7 3
leukotrin. Menurut Katte Ferry-Swainson
& Eddy Soetrisno, (2004). Kompres
Nyeri Sedang 6 0
0.001 hangat jahe juga bertujuan untuk
Nyeri Berat 0 0
Tak terkontrol 0 0
memperlancar siklus darah,
Total 13 13
memberikan rasa rileks pada tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
Berdasarkan distribusi frekuensi dilakukan terdapat adanya pengaruh
pengukuran skala nyeri sebelum dan kompres hangat jahe pada penurunan
sesudah dilakukan kompres hangat skala nyeri menurut (Ersi
jahe, dapat diketahui bahwa pasien Herliana,2013).
yang mengalami nyeri sebelum kompres
Dari hasil penelitian yang
hangat jahe didapatkan nyeri ringan
dilakukan, diperoleh hasil penelitian
sebanyak 7 orang atau sama dengan
yang sesuai untuk menjawab
(53.8%). Nyeri sedang sebanyak 6
pertanyaan penelitian tentang pengaruh
orang atau sama dengan (46.1%).
kompres hangat jahe terhadap
Setelah dilakukan kompres hangat penurunan skala nyeri atritis reumatoid
jahe semua responden mengalami pada lansia di Dusun II Desa Lau Rakit
penurunan skala nyeri dimana nyeri Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli
ringan menjadi 3 orang atau sama Serdang. Berdasarkan penelitian ini
dengan (23.0%) dan tidak merasakan dilakukan 13 orang pada kelompok one
nyeri sebanyak 10 orang atau sama group. Berdasarkan hasil penelitian
dengan (76.10%). Berdasarkan hasil uji yang didapat disimpulkan bahwa
statistic uji t pengaruh kompres jahe hipotesa penelitian diterima. Dalam hal

18
Purba, Marlina & Arianto, Pengaruh Kompres Hangat …

ini berlaku ketentuan bahwa p-palue Dalam Mengurangi Nyeri Otot Pada
lebih kecil dari α = 0.05 dengan Atlet Sepak Takraw. Universitas
demikian Ha diterima dan H0 ditolak, Deponegoro. Semarang (Curcuma
yaitu ada pengaruh kompres hangat Doestica Val). Dalam Sediaan
jahe terhadap penurunan skala nyeri. Topical Pada Menat Jantan
SIMPULAN DAN SARAN Darmojo, 2011 Geriatri Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut. Edisi 3. Jakarta:
Hasil penelitian initerdapat adanya
BalaiPenerbit Selemba Medika
pengaruh kompres hangat jahe
terhadap penurunan skala nyeri artritis Elizabeth J.Corwin. (2009). Buku Saku
reumatoid pada lanisa di Desa Lau Rakit Patofisiologi Corwin. Jakarta Aditya
Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Media
SerdangSkala nyeri pada penderita
Ghozali ,2011 Apliksi Analisi Multivanate
artritis reumatoid yang diberikan terapi
Dengan Program Spps Semarang.
kompres hangat jahe dengan ketentua
Badan Peneribit Universitas
p-value < α= 0,005 dengan demikian
Deponegoro
berlakuku ketentuan Ha diterima ada
pengaruh kompres hangat jahe Hamid A.M. (2011). Keefektifan
terhadap penurunan skala nyeri artritis Kompres Tepid Sponge Yang
reumatoid . Dilakukan IbuDalam Menurunkan
Demam Pada Anak Di Puskesmas
Saran
Mubulsari Kabupaten Jamber. Tesis
1. Bagi peneliti Program Studi Magister
Bagi peneliti lain dapat melakukan Kedokteran. UNS
penelitian menggunakan dengan
Hernani 2010 Identification Of Chemical
terapi herbal lain yang dapat
Components On Red Ginger
menurunkan skala nyeri atritis
(Zingiber Offiernale Var Rubrum)
reumatoid.
By Gcms. Proc. International
2. Bagi pendidikan keperawatan
Seminar OnNatural Product
Diharapkan menjadi bahan informasi
Chemistry And Utilization Of
bagi mahasiswa tentang manfaat
Natural Resources. Ul-Unisco,
kompres hangat jahe terhadap
Jakarta : 501-505
penurunan skala nyeri atritis
rheumatoid. Kate Ferry- Swainson & Eddy Soetrisno.
3. Bagi masyarakat 2004. Buku Pintar Terapi Jahe.
Dapat memberikan salah satu Jakarta
alternative pengobatan untuk Notoatmodjo, S. 2010. Meteologi
menurunkan intensitas nyeri atritis Penelitian Ilmu Kesehatan Jakarta :
rheumatoid. Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA Nugroho. 2000. Keperawatan


Komunitas. Jakarta: Salemba
Andi, A. 2010. Potensi Jahe, Kencur, Medika
Temulawak dan Sambiloto sebagai Notoadmodjo. 2006. Metodologi
Anti Mycoplasma gallisepticum dan Penelitia Ed Revisi. Jakarta: Rineka
Escherichia coli Penyebab Chronic Cipta
Respiratory dan Dieseases
Kompleks. Bogor: Institut Nursalam, 2011. Konsep Dan Penerapan
Pertanian Bogor Metodiologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Astuti, 2011 Efektivitas Pemberian Medika
Ekstrak Jahe Merah (Zingiber
OfficinaleRoscole Var Rubrum)

19
Purba, Marlina & Arianto, Pengaruh Kompres Hangat …

Ratna, 2009 Uji Efektif Antiinflamasi


Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang
JaheMerah Zingiber Officinale
Roscoe Dan Ekstrak Rimpang
Kunyit ( Curcuma Doestica Val).
Dalam Sediaan Topical Pada Menat
Jantan. Sentoso 2013. Kesehatan
Dan Gizi. Jakarta : Rineika Cipta
Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta:
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia.
Suarjan, 2010 Artritis Reumatoid Dalam
Buku Ilmu Ajar Penyakit Dalam
Edisi V. Sudoyo, A.W., Setiyohadi,
B., Alwi, Idris, Et Al Tentang
Publishing . Jakarta
Suparto , 2000. Sehat Menjelang Usia
Senja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Tamsuri, 2014. Konsep Dan
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta
EGC.
World Health Organization. (2015). The
World Health Organization Quality
Of Life (Whoqol)–Bref.
http://Www.Who.Int/Substance_Ab
use/Research_Tools/En/Indonesian
_Whoqo L.Pdf Edition. USA: John
Wiley & Son.

20
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe …

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var rubrum)


TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA WANITA MASA
KLIMAKTERIUM MENOPAUSE

Siti Mahmudah
Prodi Kebidanan, Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta
Email : sitimahmudah2000@yahoo.co.id

ABSTRAK

Peningkatan kadar kolesterol / hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler


terutama pada wanita di masa klimakterium menopause akibat penurunan hormon estroge. Setelah
menopause, kadar kolesterol pada wanita cenderung meningkat. Jahe merah (Zingiber officinale var
rubrum) banyak mengandung gingerol yang bersifat antikoagulan dan antioksidan yang sangat
bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dan melancarkan peredaran darah. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum) terhadap
kadar kolesterol total pada wanita masa klimakterium menopause. Jenis penelitian menggunakan quasi
eksperiment dengan rancangan non equivalent (pretest dan posttest) control group design. Subjek
penelitian 36 responden kelompok perlakuan dan kontrol. Teknik purposive sampling, pengujian hipotesis
menggunakan paired t test. Hasil penelitian didapatkan rerata penurunan kadar kolesterol total kelompok
perlakuan turun sebesar 22 mg/dL sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan kenaikan kadar
kolesterol total sebesar 4,61 mg/dl dengan ρ value-0,000 < alpha 0,05 sehingga ada perbedaan yang
signifikan antara rerata kadar kolesterol sebelum dan sesudah pemberian ekstrak jahe merah.

Kesimpulan pemberian ekstrak jahe merah 10 gram yang diminum dua kali sehari selama 14 hari dapat
menurunkan kadar kolesterol total pada wanita masa klimakterium menopause.

Kata kunci: Ekstrak jahe merah, Kolesterol Total, Klimakterium Menopause

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

36
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

1.1. PENDAHULUAN konsumsi makanan yang berasal dari


Masalah kesehatan yang sangat penting lemak sumber hewani juga sebaiknya
pada perempuan pasca menopause mengkonsumsi ahan makanan yang
adalah meningkatnya angka penyakit memiliki kandungan antioksidan. Jahe
kardiovaskular dan stroke yang merah (Zingiber officinale var
merupakan penyebab kematian utama rubrum) merupakan salah satu
di dunia. Kolesterol dalam tubuh dapat rempah-rempah yang mempunyai
menyebabkan berbagai penyakit. kandungan antioksidan yang sudah
Kolesterol yang berlebihan dalam lama dipergunakan sebagai obat
tubuh akan tertimbun di dalam tradisional oleh sebagaian besar
dinding pembuluh darah dan masyarakat di Indonesia. Kandungan
menimbulkan kondisi yang disebut senyawa kimia dari jahe merah terdiri
aterosklerosis yaitu penyempitan atau dari gingerol, zingeron, dan shogaol.
pengerasan pembuluh darah yang Selain itu jahe merah mengandung
merupakan penyebab paling sering dari sekitar 1-4 % minyak atsiri dan
gangguan pembuluh darah jantung. oleoresin. Minyak atsiri dalam rimpang
Kolesterol dalam tubuh dapat jahe merah juga memiliki komponen
menyebabkan berbagai penyakit. senyawa lainnya yang terdiri dari
Penyakit jantung dan hipertensi zingerberin, kamfena, lemonin,
termasuk dalam kategori sepuluh besar zingiberen, zingiberal, gingeral, dan
penyakit tidak menular yang banyak shogaol serta kandungan lainnya
diderita masyarakat Indonesia seperti minyak damar, pati, asam
(Riskesdas, 2013). Kadar Kolesterol organik, asam malat, asam aksolat dan
total dipengaruhi oleh kandungan gingerin. Manfaat jahe merah yang
makanan sehari-hari yang masuk ke berikutnya adalah mampu mengurangi
dalam tubuh (diet). Faktor lainnya yang kolesterol jahat dalam darah.
dapat mempengaruhi kadar kolesterol Kolesterol dapat menghambat
darah disamping diet adalah keturunan, peredaran darah ke seluruh tubuh. Hal
umur, jenis kelamin, obesitas, stres, tersebutlah yang menjadi pemicu
alkohol dan olah raga. Salah satu upaya utama terjadinya serangan stroke.
untuk mengendalikan kadar kolesterol Namun dengan mengkonsumsi jahe
yang dianjurkan adalah dengan merah secara rutin, baik diminum
modifikasi diit yang memberikan efek sarinya maupun dicampur dengan
lebih aman. Selain membatasi bahan lainnya jahe merah dapat

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

37
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

mengurangi resiko terserang penyakit data tahap I dengan melakukan


stroke. Dengan mempergunakan pemeriksaan kolesterol total
bahan-bahan alami yang mudah menggunakan alat pengukur
didapatkan di lingkungan sekitar kolesterol easy touch GCU pada
diharapkan dapat meminimalisir efek responden kelompok perlakuan
samping dibandingkan dengan maupun kelompok kontrol. Setelah
pengobatan secara kimiawi. pengambilan sampel diperoleh
kemudian diberikan intervensi dengan
1.2. METODE PENELITIAN pemberian ekstrak jahe merah
Jenis penelitian kuantitatif dengan (Zingiber officinale var rubrum) 10
desain penelitian menggunakan quasi gram selama 14 hari diminum dua
eksperiment dengan rancangan non kali sehari, tetapi pada kelompok
equivalent (pretest dan posttest) kontrol intervensi tidak diberikan.
control group design. Responden diberikan lembar
Sampel penelitian adalah wanita masa observasi dan petunjuk cara
klimakterium menopause di dusun mengkonsumsi eksrtak jahe merah.
Singosaren Wukirsari Imogiri Bantul Pengukuran kadar kolesterol total
sejumlah 36 responden yang terdiri dilakukan sebanyak dua kali yaitu
dari 18 responden kelompok sebelum pemberian ekstrak jahe
perlakuan dan 18 responden merah (Zingiber officinale var
kelompok kontrol. Teknik rubrum) dan sesudah 14 hari
pengambilan sampel menggunakan pemberian ekstrak jahe merah
purposive sampling. Penelitian (Zingiber officinale var rubrum).
dilakukan di Dusun Singosaren Desa Pengolahan ekstrak jahe merah
Wukirsari Imogiri Pundong Bantul, (Zingiber officinale var rubrum)
sedangkan waktu pelaksanaan diawali dengan proses pencucian
penelitian pada bulan Juni sampai dengan air mengalir untuk
dengan September 2016. Instrument membersihkan kotoran yang melekat,
penelitian menggunakan format kemudian jahe merah (Zingiber
pengumpulan data dan alat pengukur officinale var rubrum) dihaluskan /
kolesterol easy touch GCU. Prosedur digiling dengan ditambahkan air
pengumpulan data diawali dengan untuk mendapatkan sari jahe merah
pemberian informed consent kemudian dipanaskan sampai
kemudian dilakukan pengambilan mendidih. Air sari jahe merah

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

38
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

ditambahkan gula pasir dengan


perbandingan 1 : 1 kemudian diaduk 1.3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai terjadi karamelisasi dan
A. Hasil Penelitian
berubah menjadi serbuk jahe merah.
Responden dalam penelitian ini
Serbuk jahe merah dikemas dalam
adalah wanita usia klimakterium
ukuran 10 gram untuk satu kali
menopause di Dusun Singosaren
minum. Pengolahan data diawali
Wukirsari Imogiri Bantul dengan jumlah
dengan editing, coding selanjutkan
36 responden terdiri 18 orang kelompok
melakukan entry data. Analisis data
perlakuan dan 18 orang kelompok kontrol.
menggunakan program SPSS
Statistics 15 yang meliputi analisis 1. Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol

univariat dan bivariat. Analisis Total Pre dan Post Pemberian Ekstrak

bivariat menggunakan uji paired t Jahe Merah Pada Kelompok Perlakuan

test.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Total Pre dan Post


Pemberian Ekstrak Jahe Merah Pada Kelompok Perlakuan

Kadar Kolesterol Pre Post


No
Total f % f %
1 < 200 mg/dl 0 0 11 61
2 > 200 mg/dl 18 100 7 39
Jumlah 18 100 18 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kadar kolesterol total <200 mg/dl sebanyak 11
kadar kolesterol total pada kelompok perlakuan responden (61%).
sebelum diberikan ekstrak jahe merah 100%
diatas 200 mg/dl. Sesudah pemberian ekstrak jahe 2. Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Total
merah yang kadar kolesterol total >200 mg/dl Pre dan Post Pada Kelompok Kontrol
turun menjadi 7 responden (39%), sedangkan

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

39
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe …

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Total Pre dan Post


Pada Kelompok Kontrol

Kadar Kolesterol Pre Post


No
Total f % f %
1 < 200 16 89 13 72
2 > 200 2 11 5 28
Jumlah 18 100 18 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui responden (72%), sedangkan kadar kolesterol
bahwa kadar kolesterol total pada kelompok total >200 mg/dl meningkat menjadi 5
kontrol pre intervensi <200 mg/dl sebanyak 16 responden (28%).
responden (89%), >200 mg/dl sebanyak 2 3. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Wanita
responden (11%). Kadar kolesterol total setelah Masa Klimakterium Menopause Sebelum
14 hari tanpa pemberian ekstrak jahe merah Pemberian Ekstrak jahe Merah Pada
kadar kolesterol total <200 mg/dl sebanyak 13 kelompok Perlakuan dan Kontrol

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Wanita Masa


Klimakterium Menopause Sebelum Pemberian Ekstrak jahe Merah Pada
kelompok Perlakuan dan Kontrol

No Kelompok N Mean SD SE Maks Min Range


1 Perlakuan 18.00 222.61 23.87 5.63 290.00 204.00 86.00
2 Kontrol 18.00 181.50 14.26 3.36 204.00 157.00 47.00

Berdasarkan tabel diatas dapt diketahui 181,50 mg/dL dengan standar deviasi 14,26 mg/dL,
bahwa 18 responden kelompok perlakuan standart eror 3,36 dan didapatkan nilai minimal
mempunyai nilai rata-rata kadar kolesterol pre test 157 mg/dL dan maksimal 204 mg/dL.
adalah 222,61 mg/dL dengan standar deviasi
23,87 mg/dL, standart eror 5,63 dan didapatkan 4. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Wanita
nilai minimal 204 mg/dL dan maksimal 290 mg/dL. Masa Klimakterium Menopause Sesudah
Pada 18 responden kelompok kontrol mempunyai Pemberian Ekstrak Jahe Merah Pada
nilai rata-rata kadar kolesterol pre test adalah Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Wanita Masa


Klimakterium Menopause Sesudah Pemberian Ekstrak JaheMerah
Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

40
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe …

Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

No Kelompok N Mean SD SE Maks Min Range


1 Perlakuan 18.00 200.61 22.33 5.26 269.00 174.00 95.00
2 Kontrol 18.00 186.11 18.19 4.29 220.00 158.00 62.00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui test adalah 186,11 mg/dL dengan standar deviasi
bahwa 18 responden kelompok perlakuan 18,19, standart eror 4,29 dan didapatkan nilai
mempunyai nilai rata-rata kadar kolesterol post minimal 158 mg/dL dan 220mg/dL
test adalah 200,61 mg/dL dengan standar deviasi
22,33 mg/dL, standart eror 5,26 dan didapatkan 5. Pengukuran Kolesterol Total pada Wanita
nilai minimal 174 mg/dL dan maksimal 269 Masa Klimakterium pada Kelompok Perlakuan
mg/dL. Pada 18 responden kelompok kontrol dan Kontrol
mempunyai nilai rata-rata kadar kolesterol post

Tabel 5. Rerata Hasil Pengukuran Kolesterol Total pada Wanita Masa


Klimakterium pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Mean t Critical
No Kelompok N t Stat p
Pre Post two-tail
1 Perlakuan 18 222.61 200.61 4.991 2.110 0.000
2 Kontrol 18 181,50 186,11 1.435 2.110 0,169

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

41
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui yang berlebihan dalam tubuh akan
bahwa Berdasarkan tabel di atas dapat tertimbun di dalam dinding pembuluh
diketahui bahwa pada kelompok perlakuan darah dan menimbulkan kondisi yang
mempunyai nilai mean Pre 222,61 dan Post disebut arterosklerosis yaitu
200,61. Sedangkan t Stat 4,991 > t Critical penyempitan atau pengerasan pembuluh
two- tail 2,110 dan ρ value 0,000 < alpha darah. Kondisi ini merupakan risiko
0,05 sehingga ada perbedaan yang signifikan terjadinya penyakit jantung dan stroke.
antara rerata kadar kolesterol sebelum dan Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh
sesudah pemberian ekstrak jahe merah. Pada susunan makanan sehari-hari yang
kelompok kontrol didapatkan nilai mean Pre masuk dalam tubuh (diet). Faktor
181,50 dan Post 186,11. Sedangkan t Stat lainnya yang dapat mempengaruhi kadar
1,435 < t Critical two-tail 2,110 dan ρ value kolesterol darah disamping diet adalah
0,169 > alpha 0,05 sehingga tidak ada keturunan, umur, jenis kelamin, obesitas,
perbedaan yang signifikan pada kelompok stres, alkohol, olah raga.
kontrol yang tidak diberikan ekstrak jahe Penelitian ini dengan responden
merah. wanita masa klimakterium menopause
dengan rentang usia 40-65 tahun dimana
B. PEMBAHASAN terdapat 20 responden (55,5%)yang
terdiri dari 18 orang darikelompok
1. Kadar Kolesterol Total pada Responden perlakuan dan 2 orang kelompok kontrol
Sebelum Pemberian Ekstrak Jahe Merah. dengan kadar kolesterol total lebih dari
Kolesterol total merupakan kadar 200 mg/dl pada saat sebelum dilakukan
keseluruhan kolesterol yang beredar pemberian ekstrak jahe merah. Pada
dalam tubuh manusia. Kolesterol tinggi penelitian ini mayoritas responden kadar
atau hiperkolesterolemia adalah kondisi kolesterol total pretest >200 mg dl.
dimana tingkat kolesterol dalam darah Peningkatan kadar kolesterol merupakan
yang melampaui kadar yang normal. faktor risiko penyakit kardiovaskuler
Kolesterol dalam tubuh dapat terutama pada wanita di masa
menyebabkan berbagai penyakit klimakterium menopause dimana seiring
khususnya penyakit jantung dan bertambahnya usia terjadi penurunan
hipertensi termasuk dalam kategori hormon estrogen yang sangat berperan
sepuluh besar penyakit tidak menular untuk melindungi dari penyakit
yang banyak diderita masyarakat kardiovaskuler. Klimakterium adalah
Indonesia (Riskesdas, 2013). Kolesterol masa peralihan dari masa reproduktif

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

42
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

menuju ke masa non reproduktif yang dalam darah. Total kolesterol


terjadi pada wanita berumur 40-65 menunjukkan jumlah antara HDL
tahun. kolesterol, LDL kolesterol, dan
Masa ini ditandai dengan berbagai trigliserida. Kadar kolesterol total
macam keluhan. Klimakterium bukan normal adalah di bawah 200 mg/dl.
suatu keadaan patologis, melainkan suatu Hasil penelitian ini menunjukkan
masa peralihan yang normal yang bahwa 18 responden kelompok
berlangsung beberapa tahun sebelum perlakuan mempunyai nilai rata-rata
dan sesudah menapause. Hal ini kadar kolesterol pre test adalah 222,61
disebabkan oleh karena ovarium menjadi mg/dL dengan standar deviasi 23,87
tua, sehingga hormon estrogen menurun mg/dL, standart eror 5,63 dan
dan hormon gonadotropin meningkat didapatkan nilai minimal 204 mg/dL
(Prawirahadjo, 2000). Penurunan atau dan maksimal 290 mg/dL. Pada 18
hilangnya kadar estrogen menyebabkan responden kelompok kontrol mempunyai
peningkatan kolesterol dan penurunan nilai rata-rata kadar kolesterol pre test
lemak total. Adanya hipertensi dan adalah 181,50 mg/dL dengan standar
peningkatan kadar kolesterol deviasi 14,26 mg/dL, standart eror 3,36
menyebabkan meningkatnya faktor dan didapatkan nilai minimal 157
resiko terhadap terjadinya mg/dL dan maksimal 204 mg/dL. Pada
arterosklerosis. Khususnya mengenai kelompok perlakuan dengan rerata kadar
sklerosis primer koroner dan infark kolesterol total pre test 222,61 lebih
miokard akan terjadi 1-2 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol
sering setelah kadar estrogen menurun. yaitu 181,50.
Penurunan kadar estrogen dapat
menyebabkan meningkatnya faktor 2. Kadar Kolesterol Total pada Responden
risiko arteroskleroris karena Sesudah Pemberian Ekstrak Jahe
meningkatnya kadar kolesterol total, Merah.
trigliserid dan Low Density Penelitian ini dengan 36 reponden
Lipoprotein(LDL), dan menurunnya wanita masa klimakterium menopause
kadar High Density Lipoprotein (HDL). usia 40-65 tahun yang dibagi menjadi
Peningkatan kadar kolesterol pada kelompok perlakuan dan kelompok
wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat kontrol dengan masing-masing
pada laki-laki. Kolesterol total kelompok sejumlah 18 responden. Pada
merupakan jumlah seluruh kolesterol di awal penelitian dilakukan pemeriksaan

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

43
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

kadar kolesterol total pada semua menurun setelah mengkonsumsi ekstrak


responden. Sebelum dilakukan jahe merah selama 14 hari.
pemeriksaan kolesterol, responden Pemberian ekstrak jahe merah
dianjurkan puasa kurang lebih 10 jam melancarkan peredaran darah dan secara
sebelumnya. Pada kelompok perlakuan tidak langsung kadar kolesterol dalam
diberikan ekstrak jahe merah 10 gram darah juga akan menurun. Kolesterol
yang diminum dua kali sehari selama 14 umumnya disebabkan karena banyaknya
hari sedangkan pada kelompok kontrol lemak jenuh sehingga tubuh
tidak diberikan. memproduksi banyak LDL yang
Hasil penelitian menunjukkan merupakan kolesterol jahat dan bisa
bahwa 18 responden kelompok menyebabkan seseorang berisiko
perlakuan mempunyai nilai rata-rata menderita penyakit kardiovaskuler. Jahe
kadar kolesterol post test adalah 00,61 merah yang mempunyai minyak atsiri
mg/dL dengan standar deviasi 22,33 akan bertindak sebagai unsur aktif yang
mg/dL, standart eror 5,26 dan akan membuang LDL dari dalam tubuh
didapatkan nilai minimal 174 mg/dL dan memacu hormon di dalam tubuh
dan maksimal 269 mg/dL. Pada 18 untuk memproduksi lebih banyak HDL,
responden kelompok kontrol mempunyai yaitu kolesterol baik yang membantu
nilai rata-rata kadar kolesterol post test tubuh kita untuk meningkatkan imunitas.
adalah 186,11 mg/dL dengan standar Jahe merah juga dapat menurunkan
deviasi 18,19, standart eror 4,29 dan tekanan darah tinggi dengan cara
didapatkan nilai minimal 158 mg/dL dan merangsang pelepasan hormon adrenalin
20mg/dL. dan memperlebar pembuluh darah.
Pada responden kelompok Dengan demikian aliran darah akan
perlakuan didapatkan rerata kadar cepat dan lancar sehingga dapat
kolesterol total 200,61 mg/dl menurun memperingan kinerja jantung dalam
dibandingkan saat pemeriksaan pres test memompa darah.
yaitu 222,61 mg/dl. Sedangkan pada
3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe
responden kelompok kontrol rerata kadar
Merah (Zingiber officinale var
kolesterol total 186,11 mg/dl meningkat
rubrum) terhadap Kadar Kolesterol
dibandingkan saat pemeriksaan pre test
Total ada Wanita Masa Klimakterium
yaitu 181,5 mg/dl. Dengan demikian
Menopause
responden kelompok perlakuan memiliki
rerata kadar kolesterol total post test

Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

44
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

Tanaman jahe banyak tumbuh di asam empedu dan merangsang


Indonesia dan dikenal sebagai tanaman perubahan kolesterol menjadi asam
yang banyak dimanfaatkan sebagai empedu.
alternatif pengobatan non farmakologi. Komponen jahe merah yang
Jehe merah dengan nama latin paling utama adalah gingerol yang
Zingiber officinale var rubrum yaitu bersifat antikoagulan. Fungsi gingerol
salah satu jenis jahe yang memiliki mencegah penggumpalan darah
kandungan manfaat sangat kuat. Jahe sehingga pembuluh darah tidak
merah memiliki ukuran yang lebih tersumbat. Penyumbatan pembuluh
kecil dibandingkan dengan jahe pada darah merupakan penyebab utama
umumnya. Akan tetapi memiliki stroke dan serangan jantung. Selain
khasist sangat banyak. itu gingerol juga berperan dalam
Jahe merah (Zingiber officinale menurunkan kadar kolesterol. Jahe
var rubrum) mengandung banyak merah juga mengandung antioksidan
senyawa yang membuat tanaman ini yang menetralkan radikal bebas di
memiliki kemampuan untuk dalam tubuh.
menyembuhkan berbagai macam Berdasarkan hasil analisis
penyakit. Bagian jahe merah yang statistik menggunakan paired t test
banyak digunakan adalah rimpangnya didapatkan hasil p = 0,000 ( p < 0,05 )
karena pada bagian rimpang jahe pada kelompok perlakuan. Dengan
merah terdapat bermacam senyawa demikian terdapat pengaruh yang
alami yang memberikan rasa khas signifikan pada saat pre test/sebelum
yaitu rasa pedas. Jahe merah tidak dan post test/sesudah pemberian
seperti jenis jahe pada umumnya, ekstrak jahe merah. Pada kelompok
sensasi rasa pedas dari jenis jahe merah perlakuan saat sebelum pemberian
jauh lebih terasa karena kandungan ekstrak jahe merah rerata kadar
tanin serta zat keton yang bernama kolesterol total 223, sedangkan saat
gingerolnya jauh lebih tinggi jika sesudah pemberian ekstrak jahe merah
dibandingkan dengan jahe lainnya. turun menjadi 201. Hal itu terjadi
Konsentrasi gingerol pada jahe segar sebaliknya pada kelompok kontrol
lebih tinggi dibandingkan pada jahe yang pada awal pemeriksaan rerata
kering. Jahe merah dapat menurunkan kadar kolesterol total 182 dan saat
kolesterol dengan cara meningkatkan pemeriksaan sesudah perlakuan naik
aktifitas enzym dalam biosintesis menjadi 186.
Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

45
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

Berdasarkan hasil analisis uji diberikan minuman ekstrak jahe


paired t test didapatkan rata-rata merah (Zingiber officinale var
penurunan kadar kolesterol total rubrum).
sebesar 22 mg/dL setelah diberikan Pada responden yang diberikan
ekstrak jahe merah selama 14 hari pada 10 gram ekstrak jahe merah (Zingiber
kelompok perlakuan. Dari uji paired t officinale var rubrum) diminum dua
test didapatkan ρ value 0,000 < alpha kali sehari, kadar kolesterol total rata-
0,05 sehingga ada perbedaan yang rata turun 22 mg/dl setelah
signifikan antara rata-rata kadar mengkonsumsi selama 14 hari.
kolesterol sebelum dan sesudah Kepatuhan minum ekstrak jahe merah
pemberian ekstrak jahe merah. yang dapat diketahui dari lembar
Dengan demikian pemberian ekstrak observasi yang sudah dibagikan ke
jahe merah selama 14 hari dapat responden pada awal penelitian.
menurunkan kadar kolesterol rata-rata Penurunan kadar kolesterol bervariasi.
22 mg/dL. Pada kelompok kontrol Dari 18 responden kelompok
yang tidak diberikan ekstrak jahe perlakuan terdapat 16 responden
merah di dapatkan kenaikan kadar (88,9%) kadar kolesterol total
kolesterol total sebesar 4,61 mg/dl. menurun dan 2 responden (11,1%)
Pada kelompok perlakuan kadar orang yang kadar kolesterol totalnya
kolesterol tertinggi 290 pada saat pre naik. Faktor yang dapat
test (sebelum pemberian ekstrak jahe mempengaruhi kadar kolesterol
merah), sedangkan pada saat post test adalah makanan, berat badan, aktifitas
(sesudah pemberian ekstrak jahe fisik / olah raga, minum alkohol
merah) turun menjadi 269. Pada berlebihan, merokok, stres, usia dan
kelompok kontrol kadar kolesterol jenis kelamin (Almatsier, 2008).
tertinggi 204, sedangkan pada saat Makan makanan tinggi lemak jenuh
pemeriksaan post test meningkat dan kolesterol akan meningkatkan
menjadi 220. Dengan demikian kadar kolesterol total dan kadar LDL.
terdapat perbedaan antara kadar Konsumsi makanan yang
kolesterol total pada responden yang berlemak, bersantan, gorengan dan
diberikan minuman ekstrak jahe makanan cepat saji sering menjadi
merah (Zingiber officinale var kebiasaan di masyarakat. Selain itu,
rubrum) dengan responden pada kebiasaan kurangnya mengkonsumsi
kelompok kontrol yang tidak jenis bahan makanan yang dapat
Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

46
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

membantu menurunkan kolesterol penyakit kardiovaskuler terutama pada


(hipokolesterolemia) antara lain serat wanita masa klimakterium
dari sayuran dan buah-buahan, kacang menopause. Kadar kolesterol
kedelai (tempe) juga dapat cenderung mengalami peningkatan
mempengaruhi kadar kolesterol darah. dengan bertambahnya usia.
Pola makan yang tidak sehat juga Pemanfaaatan jahe merah (Zingiber
bisa mengakibatkan obesitas terutama officinale var rubrum) untuk
pada wanita di usia empat puluh tahun pengendalian kadar kolesterol total
ke atas. Kelebihan berat badan merupakan salah satu alternatif
merupakan risiko penyakit jantung pengobatan non farmakologi dengan
dan cenderung menaikkan kadar bahan alami yang banyak didapatkan
kolesterol. Pada orang yang obesitas di masyarakat dengan mudah dan
cenderung memiliki kadar trigliserida murah sehingga dapat mengurangi
darah yang tinggi. Aktivitas fisik yang tingginya angka penderita
teratur dapat menurunkan kolesterol hiperkolesterolemia terutama pada
LDL dan menaikkan kolesterol HDL wanita menjelang masa klimakterium
di samping mengurangi berat badan. menopause.
Pada penelitian ini menggunakan
ekstrak jahe merah yang didapatkan KESIMPULAN DAN SARAN
dari sari jahe merah segar yang sudah A. Kesimpulan
diolah menjadi serbuk ekstrak jahe Berdasarkan hasil penelitiann yang
merah (Zingiber officinale var telah dilakukan dapat ditarik
rubrum) untuk memudahkan kesimpulan sebagai berikut :
responden dalam mengkonsumsi jahe a. Hasil penelitian pada responden
merah tanpa repot menyiapkan wanita masa klimakterium
rimpangnya terlebih dahulu dengan menopause rerata kadar
dosis 10 gram yang diminum dua kali kolesterol total pre test
sehari. Mengkonsumsi minuman jahe (sebelum diberikan ekstrak jahe
merah secara rutin sangat sesuai merah) sebesar 222.61mg/dl
terutama untuk menurunkan kadar dan rerata kadar kolesterol
kolesterol sehingga dapat mengurangi total post test (setelah
resiko terserang penyakit diberikan ekstrak jahe merah)
kardiovaskuler. Peningkatan kadar turun menjadi 200.61mg/dL.
kolesterol merupakan faktor risiko
Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

47
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

b. Pada responden kelompok makan sehari-hari, membatasi


perlakuan didapatkan nilai konsumsi makanan yang dapat
mean Pre test 222,61 dan Post memicu kolesterol tinggi,
test 200,61. Sedangkan t Stat melakukan aktifitas fisik / olah
4,991 > t Critical two- tail raga secara teratur, pengendalian
2,110 dan ρ value 0,000 < alpha stres, serta periksa kadar
0,05 sehingga ada perbedaan kolesterol secara periodik.
yang signifikan antara rerata b. Kader kesehatan
kadar kolesterol sebelum dan Memberikan informasi kepada
sesudah pemberian ekstrak jahe masyarakat tentang manfaat jahe
merah. merah (Zingiber officinale var
c. Pemberian ekstrak jahe merah rubrum) untuk pencegahan
pada wanita masa klimakterium penyakit kardiovaskuler dan
menopause dengan dosis 10 pengendalian kolesterol secara
gram yang diminum dua kali alamiah.
sehari selama 14 hari dapat c. Bidan / tenaga kesehatan
menurunkan kadar kolesterol Hasil penelitian ini dapat
total rata-rata 22 mg/dl. Pada dijadikan sebagai salah satu
kelompok kontrol yang tidak referensi alternatif pengobatan
diberikan ekstrak jahe merah di non farmakologis untuk
dapatkan kenaikan kadar menurunkan kadar kolesterol
kolesterol total sebesar 4,61 total dalam darah sehingga
mg/dl. dapat mengurangi faktor risiko
penyakit kardiovaskuler secara
B. Saran
alamiah.

a. Bagi Responden d. Peneliti selanjutnya

Untuk mencegah Perlu dilakukan penelitian lebih

hiperkolesterolemia dapat terus lanjut tentang pengaruh

mengkonsumsi ekstrak jahe merah pemberian ekstrak jahe merah

(Zingiber officinale var rubrum) terhadap penyakit degeneratif

sebagai salah satu alternatif untuk maupun kardiovaskuler.

menurunkan kadar kolsterol total.


Menerapkan pola hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA
dengan memperhatikan pola
Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

48
P ISSN 2337-649X Siti Mahmudah, Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun Diet


Edisi Baru Bagian Gizi RSCM Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998.
dan Dietisien. Jakarta; Gramedia Memahami Kesehatan Reproduksi
Pustaka Utama Wanita. Jakarta Penerbit Arcan.

Anonim, 2009. Gaya Hidup sehat, Notoadmojo, S.2005. Metodologi


Balai teknologi Informasi LIPI Penelitian Kesehatan, Jakarta,
Rineka Cipta
Arikunto, 2006. Prosedur penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Ilmu Rineka cipta.
Jakarta,
Kandungan. Jakarta Yayasan Bina
Garnadi, Yudi. 2912. Solusi Sehat dari Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Dokter Hidup Nyaman dengan
Hiperkolesterol. Jakarta, Agro Perhimpuanan Dokter Spesialis
Media Pustaka. Kardiovaskuler Indonesia, 2015.
Pedoman Tata Laksana
Graha, Chairinniza. 2010. 100 Pencegahan Penyakit
Questions & Answers: Kolesterol. Kardiovaskuler pada Elex Media Komp
Jakarta,
Perempuan, Edisi Pertama
Habib, S. 2008. Strategi
Pengembangan Usaha Retnowati Noor, 2001. Tetap
Minuman Instan Jahe Merah Bergairah memasuki Usia
(Zingiber officinale linn var. Menopause; Sebuah Tinjauan
rubrum) CV. Hanabio, Bogor. Psikologis ,Yogyakarta,
IPB. Bogor. Fakultas Psikologi UGM

Kartono, 2007. Psikologi wanita Jilid


2 ; Mengenal wanita sebagai ibu
dan nenek, Bandung, Mandar
Maju.

Kuswara Sutrisna, 2012.Panduan


Proses Jahe Merah instan, LPPM
Institut Pertanian Bogor
Jurnal Kesehatan Karya Husada/Vol.6, No. 1 Tahun 2018

49
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

PENGARUH KOMPRES SEREI HANGAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS


NYERI ARTRITIS RHEUMATOID PADA LANJUT USIA
Marlina Andriani
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Yarsi SUMBAR
Email : marlina.andriani@gmail.com

Submitted : 16-05-2016, Reviewed: 16-05-2016, Accepted: 17-05-2016


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2016.v10i1.431

Abstract
This study aims to look at the influence of warm lemongrass compress to decrease theintensity of pain in
the elderly rheumatoid arthritis Tarok Dipo villages community health centers Guguk Panjang
Bukittinggi working area. This study used an experimental metnod of one-group pretest-postest design
using a total sampling with a sample of 20 people, collecting data through interviews with measuring
outcomesassessment using the numeric rating scale and with observation we can get result with used
scale Wong Barker (Scale Face), mean pain intensity before a warm lemongrasscompress 4,90 and after
warm lemongrass compress 2,95. The results abtained rheumatoid arthritis pain intensity difference
before and after warm lemongrass compress. This is evidenced by the t-test t value obtained at 10,563
with a significance value = 0,000, with a warm lemongrass compress these results can be used as an
alternative to reduce pain intensity and pain felt by the elderly suffering rheumatoid arthritis. It was
concluded that a warm lemongrass compress effect on rheumatoid arthritis decrease pain intensity and
can be resumed as intervention can be carried out independently by people with rheumatoid arthritis.
Keywords: (rheumatoid arthritis, pain intensity, olds, lemongrass compress)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kompres serei hangat terhadap penurunan intensitas
nyeri artritis rheumatoid pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen one-group pretest-
posttets design dengan menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 20 orang, pengumpulan
data yang dilakukan melalui wawancara dengan penilaian hasil ukur menggunakan numeric rantingscale
(NRS) dan melalui observasi dengan penilaian hasil ukur menggunakan skala Wong Barker (skala
wajah), mean intensitas nyeri sebelum kompres serei hangat 4,90 dan setelah dilakukan kompres serei
hangat 2,95. Hasil penelitian ini didapatkan perbedaan intensitas nyeri artritis rheumatoid sebelum dan
setelah dilakukan kompres serei hangat. Ini dibuktikan dengan uji t-test didapat nilai t sebesar 10,563
dengan nilai signifikansi = 0,000, dengan hasil tersebut kompres serei hangat dapat digunakan sebagai
salah satu alternative untuk mengurangi intensitas nyeri dan rasa nyeri yang dirasakan oleh lanjut usia
yang menderita artritis rheumatoid. Dapat disimpulkan bahwa kompres serei hangat berpengaruh
terhadap intensitas nyeri artritis rheumatoid dan dapat dilanjutkan sebagai intervensi yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh penderita artritis rheumatoid.
Kata kunci : (rtritis rheumatoid, intensitas nyeri, lansia, kompres serai hangat)

PENDAHULUAN terdapatnya sinovitis erosive simetrik yang


Artritis rheumatoid merupakan suatu walaupun terutama mengenai jaringan
penyakit yang tersebar luas serta melibatkan persendian, seringkali juga melibatkan organ
semua kelompok ras dan etnik di tubuh lainya yang disertai nyeri dan kaku
dunia.Penyakit ini merupakan suatu pada sistem otot (musculoskeletal) dan
penyakit autoimun yang ditandai dengan jaringan ikat/ connective tissue (Sudoyo,

34
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

2007).Lebih mudahya artritis rheumatoid Penelitian dari The Science and Technology
diartikan sebagai penyakit yang menyerang yang dikutip dalam livestrong.com telah
sendi, otot, dan jaringan tubuh (Utami, menentukan bahwa serai memiliki manfaat
2005). antioksidan yang dapat membantu mencegah
kanker, dalam serei terdapat kandungan zat
Namun begitu banyak aktivitas keperawatan anti-mikroba dan anti bakteri yang berguna
nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk sebagai obat infeksi serta mengandung
menghilangkan nyeri.Metode penghilang senyawa analgetik yang membantu
nyeri nonfarmakologi biasanya mempunyai menghilangkan rasa sakit atau nyeri seperti
resiko lebih rendah.Meskipun tindakan nyeri otot dan nyeri sendi akibat artritis
tersebut bukan merupakan pengganti untuk rheumatoid atau anti rematik.
obat-obatan, tindakan tersebut mungkin
dapat mempersingkat episode nyeri Para ilmuwan dari Universitas Gorin di
(Smeltzer, 2001). Israil pada tahun 2006 telah menemukan
bahwa dalam serei ada senyawa yang dapat
Salah satu tindakan untuk menghilangkan meringankan peradangan dan iritabilitas
nyeri secara nonfarmakologi yaitu dengan serta dalam tumbuhan serei itu juga terdapat
menghangatkan persendian yang sakit. suatu senyawa yang dapat mematikan sel
Mekanisme metode ini sama dengan metode kanker, dalam tanaman serei terkandung zat
terapi pijat yang menggunakan terapi gate biotik yaitu minyak serei dikenal dengan
kontrol. Ada bermacam-macam cara minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai
pemanasan yaitu kompres hangat dengan obat alternative untuk bahan pijat rematik.
handuk, dengan mendekatkan botol ke
kedua sendi yang sakit dan bisa juga dengan Sejalan dengan bertambahnya usia pada
berjemur di bawah sinar matahari. lansia berbagai penyakit menghampirinya
Penggunaan panas mempunyai keuntungan salah satunya adalah penyakit artritis
meningkatkan aliran darah ke suatu area dan reumatoid. Diperkirakan penderita reumatik
kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri, di dunia telah mencapai 335 juta jiwa.
panas yang lembab dapat menghilangkan Angka ini akan terus meningkat dan pada
kekakuan pada pagi hari akibat artritis tahun 2025 diperkirakan lebih dari 25%
(Ceccio, 1990 dalam Potter, Perry, 2001). akan mengalami kondisi kelumpuhan akibat
kerusakan tulang dan penyakit sendi. Pada
Dalam buku Herbal Indonesia disebutkan suatu Survey radiografi pada wanita
bahwa khasit tanaman serei mengandung dibawah 40 tahun hanya 2% menderita
minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi osteoartritis, akan tetapi pada usia 45 – 60
dan efek farmakologi yaitu rasa pedas dan tahun angka kejadiannya 30% sementara
bersifat hangat sebagai anti radang (anti orang-orang diatas 61 tahun angka
inflamasi) dan menghilangkan rasa sakit kejadiannya lebih dari 65% (Suyono,2001).
atau nyeri yang bersifat analgetik serta
melancarkan sirkulasi darah, yang di Pelayanan kesehatan diseluruh dunia akan
indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot menghadapi tekanan pada 10-20 tahun
dan nyeri sendi pada penderita artritis mendatang, karena peningkatan yang luar
rheumatoid, badan pengalinu dan sakit biasa orang yang terkena penyakit
kepala (Hembing, 2007). Musculoskeletal. Organisasi kesehatan dunia

35
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

(WHO) menyatakan bahwa beberapa juta 42,7juta di antaranya telah terdiagnosis


orang telah menderita penyakit sendi dan sebagai AtritisRheumatiddan23,2 juta
tulang, angka tersebut diperhitungkan akan sisanya adalah penderita dengan keluhan
meningkat tajam karena banyaknya orang nyeri sendi kronis pada umumya lanjut usia
yang berumur lebih dari 50 tahun pada tahun (Arthritis Foundotion, 2006).
2020. Sekretaris jendral Perserikatan Bangsa
– Bangsa (PBB) dan WHO telah Dinegara maju seperti Amerika Serikat
mencanangkan suatu ajakan yang disebut pertambahan lanjut usia lebih kurang 1000
Bone and Joint Decade, yang mana ajakan orang perhari pada tahun 1985 dan
tersebut telah menghimbau pemerintah diperkirakan 50% dari penduduk berusia di
diseluruh dunia untuk segera mengambil atas 50 tahun sehingga baby boom pada
langkah-langkah dan bekerjasama dengan masa lalu berganti menjadi ledakan
organisasi- organisasi untuk penyakit penduduk lanjut usia (Nugroho, 2000).
musculoskeletal, profesi kesehatan ditingkat
Di Indonesia jumlah lanjut usia pada tahun
nasional maupun internasional untuk
2006 sebanyak 19 juta jiwa, diperkirakan
pencegahan dan penatalaksaanpenyakit
pada tahun 2010 akan mencapai 23,9 juta
musculoskeletal(Sudoyo, 2007).
jiwa, dan prakiraan pada tahun 2020 jumlah
Organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia akan mencapai 28,8 juta jiwa
melaporkan bahwa 20%, pendudukdunia (Dermawan, 2012). Pada umumya lanjut
terserang penyakit arthritis usia akan mengalami berbagai macam
rheumatoid.Dimana 5-10% adalah mereka penyakit, diantaranya yaitu Artritis
yangberusia 5-20 tahun dan 20% mereka rheumatoid 49,0%, Hipertensi (+CVP)
yang berusia 55 tahun (Wiyono, 15,2% Bronchitis 7,3%, DM 3,3%, cedera
2010).Lebih dari 355 juta orang di dunia 2,5%, Stroke/Paralisis 2,1%, TBC 1,8%,
ternyata menderita penyakit Fraktur Tulang 1,0%, Kanker 0,7%,
rematik.Ituberarti, setiap enam orang di masalah kesehatan yang mempengaruhi
dunia ini satu di antaranya adalah ADL 29,1% (Nugroho, 2000).
penyandang Reumatoidyang mana jumlah
Data tahun 2004 menunjukkan bahwa
penduduk dunia tahun 2012 sebanyak
penderita AtritisRheumatiddi Indonesia
kurang lebih 7 miliar jiwa. Diperkirakan
mencapai 2 jutaorang, jumlah yang kecil
angka initerus meningkat hingga tahun 2025
dibanding penderita Negara India. Data
dengan indikasi lebih dari 25% akan
macam penyakit yang dikumpulkan dari
mengalamikelumpuhan. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Saat ini jumlah penderita rematik di dunia pada usia lebih dari 50 tahun, penyakit
sekitar 1%, angka yang terlihat cukup kecil, muskuloskeletal sebanyak 14,05%, 100
namun terus meningkat, khususnya pada pasien berada pada urutan kedua (Suryono,
jenis kelamin perempuan. Jumlah penderita 2001 :251).
arthritis atau gangguan sendi kronis lain di
Berdasarkan penelitian terakhir dari Zeng
Amerika Serikatterus meningkat.Data tahun
QY et al 2008, Prevalensi nyeri
2005 jumlah penderita arthritis sudah
AtritisRheumatid di Indonesia mencapai
mencapai 66 juta atau hampir 1 dari 3 orang
23,6% hingga 31,3%. Angka ini
menderita gangguan sendi. Sebanyak

36
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat Karakteristik Responden Lanjut


AtritisRheumatid sudah cukup mengganggu UsiaPenderita Artritis Rheumatoid
aktivitas masyarakat Indonesia.
Jenis Frequency %
Hasil wawancara dari salah satu petugas Kelamin
posyandu mengatakan umumnya pasien
yang mengalami atritis Laki – Laki 7 35
rheumatoidmengalami keluhan nyeri
Perempuan 13 65
danmendapatkan OAINS yaitu ibuprofen
untuk mengurangi nyerinya.Pada posyandu Total 20 100
lansia kelurahan tersebut belum ada program
penanggulangan nyeri secara
nonfarmokologi yang diberikan melalui
penyuluhan pada penderita artritis Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil
rheumatoid. penelitian bahwa 65% responden berjenis
kelamin perempuan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa kompres
hangat merupakan tindakan nonfarmokologi Rata-rata Intensitas Nyeri
yang dapat dilakukan untuk menghilangkan SebelumDilakukanKompres SereiHangat
atau mengurangi nyeri atritis rheumatoiddan Table 2
metode ini biasanya mempunyai resiko lebih
rendah, maka peneliti tertarik untuk meneliti Standar
Mean Min Max 95%Ci
secara lansung apakah kompreshangat Deviasi
dengan menggunakan air rebusan serei dapat Nyeri
Sebelum 4,40 -
digunakan untuk menghilangkan nyeri
artritis rheumatoid pada lanjut. 4,90 3 6 1,071
5,40
Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pra- Dari hasil analis diatas didapatkan rata-rata
eksperimendengan desain one group pretest intensitas nyeri atritis rheumatoid sebelum
and postest design. Rancangan ini tidak ada dilakukan kompres serei hangat dengan nilai
kelompok pembanding (Kontrol). Sehingga intensitas nyeri maksimal 6 dan nilai
populasi yang dimaksud dalam penelitian ini intensitas nyeri minimal 3, dengan nilai rata-
adalah semua lanjut usia yang rata intensitas nyeri yang dialami
menderitaartritis rheumatoid yang keseluruhan responden 4,90 (nyeri
mengalami nyeri artritis. Jumlah lanjut usia sedang)dengan nilai standar deviasi 1,071.
artritis rheumatoidpada bulan September Dari nilai rata-rata tersebut dapat kita
tahun 2014 berjumlah 20 orang. ketahui tingkat intensitas nyeri yang paling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini banyak dialami lanjut usia dengan kriteria
menggunakan teknik total sampling nyeri interval 4-6 atau yang disebut juga
dengan kriteria intensitas nyeri sedang.
Hasil dan Pembahasan Dengan 95% tingkat kepercayaan, intensitas
nyeri klien sebelum dilakukan kompresserei
Tabel.1
hangat sebesar 4,40 – 5,40 (nyeri sedang).
37
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

Analisa Data Univariat interval 1-3 (ringan), dimana dari hal


tersebut dapat diartikan lanjut usia lebih
Tabel.3 banyak merasakan nyeri ringan
dibandingkan nyeri sedang setelah kompres
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri serei hangat. Dengan nilai standar devisiasi
Artritis Rheumatoid Pada Lanjut yang didapat 1,099. Pada tingkat
UsiaSebelum DilakukanKompres Serei kepercayaan 95%, intensitas nyeri setelah
dilakukan kompres serei hangat sebesar 2,44
Intensitas – 3,46 (nyeri ringan).
Frequency %
Nyeri
Tabel.5
1-3 3 15%
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Artritis
4-6 17 85% Rheumatoid Pada Lanjut Usia Setelah
Total 20 100 DilakukanKompres SereiHangat

Intensitas Frequency %
Nyeri
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
sebelum dilakukan kompres serei hangat
1-3 13 65%
sebagian besar lanjut usia mengalami nyeri
artritis rheumatoid dengan intensitas 4-6
4-6 7 35%
(sedang) sebanyak 85%.

Tabel.4 Total 20 100

Rata-rata Intensitas Nyeri Setelah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
DilakukanKompres SereiHangat setelah dilakukan kompres serei hangat
Nyeri Standar 95% sebagian besar lanjut usia mengalami nyeri
Setelah Mean Mean Min Max artritis rheumatoid dengan intensitas 1-3
Deviasi Ci
(ringan) sebanyak 65%.
2,95 2,95 1 5 1,099 2,44
– Analisis Bivariat
3,46
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui
Dari analis diatas didapatkan rata-rata pengaruh pemberian kompres serei hangat
intensitas nyeri atritis rheumatoid setelah terhadap intensitas nyeri artritis rheumatoid
diberikan kompres serei hangat pada lanjut menggunakan uji statistik yaitu uji t-test
usia dengan nilai rata-rata intensitas nyeri
dependent dengan teknik komputerisasi dengan
2,95 (nyeri ringan) sedangkan perbedaan
intensitas nyeri artritis rheumatoid yang tingkat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian
dialami setelah kompres serei hangat, lanjut dikatakan bermakna jika nilai p value < 0,05
usia lebih banyak mengutarakan dan yang berarti ada pengaruh pemberian serei
merasakan tingkat intensitas nyeri pada hangat terhadap intensitas nyeri

38
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

rheumatoid.Adapun hasil analisa bivariat pada sebelum dilakukan kompres serei hangat
penelitian ini adalah : yang didapat 1,071 dan setelah dilakukan
kompres serei hangat standar deviasi 1,099
Tabel.6 dengan perbedaan standar deviasi sebesar
0,826 sedangkan nilai t = 10,563 dengan
Pengaruh Kompres SereiHangat terhadap
signifikansi 0,000, sehingga dapat ditarik
Intensitas Nyeri
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
intensitas nyeri artritis rheumatoid sebelum
dan setelah dilakukan kompres serei hangat.
Dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh
Kompres SereiHangat terhadap Intensitas
NyeriAtritis Rheumatid Pada Lanjut Usia
diKelurahan Tarok DipoWilayah Kerja
Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi,
terbukti dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).

PEMBAHASAN
Univariat Intensitas Nyeri sebelum
dilakukan kompres serei hangat
Berdasarkan hasil analisa pada tabel 2
didapat rata-rata intensitas nyeri sebelum
dilakukan kompres serei hangat adalah 4,90
(nyeri sedang) dengan standar deviasi 1,071.
Dengan 95% tingkat kepercayaan, intensitas
nyeri klien sebelum dilakukan kompres serei
hangat antara 4,40 – 5,40 (nyeri sedang).
Dan dapat disimpulkan bahwa sebelum
dilakukan kompres serei hangat seluruh
responden (85%) mengalami nyeri sedang
dan (15%) mengalami nyeri ringan. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Syarifah Aini, Skepyang
berjudul Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien
Hasil penurunan ini juga dapat dilihat
Rematik Di Kelurahan Koto Panjang Ikur
pada tabel t-test secara statistik didapat Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin
perbedaan nilai rata-rata intensitas nyeri Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun
sebelum dilakukan kompres serei hangat 2010, yang didapat rata-rata tingkat nyeri
sebesar 4,90 dan setelah dilakukan kompres sebelum dilakukan kompres serei hangat
serei hangat terdapat penurunan intensitas sebesar 4,79 dengan standar deviasi sebesar
nyeri dengan nilai rata-rata 2,95 dengan 1,032.
rata-rata perbedaan intensitas nyeri sebelum Usia pertengahan cenderung akan
dan setelah pemberian kompres serei hangat mengalami penurunan aktifitas dan berlanjut
sebesar 1,95. Sedangkan standar deviasi sampai tua karena terjadinya penurunan

39
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

fungsi tubuh akibat proses penuaan. Organ- nyeri yang dirasakan secara berlebihan
organ tubuh yang dulunya berfungsi dengan dibandingkan dengan wanita.
baik tanpa adanya gangguan, sekarang Dilihat dari rentang usia yang biasanya
mengalami kemunduran karena dalam beresiko terkena artritis rheumatoid adalah
proses penuaan(Smeltzer, 2001). usia 40 tahun keatas, penyakit ini lebih
Hasil penelitian ini mendukung penjelasan cenderung diderita usia 40 tahun keatas
diatas yang mana mayoritas lanjut usia yang karena kita ketahui sistem metabolisme pada
menjadi responden pada penelitian ini usia tersebut sudah mulai terganggu atau
mengalami nyeri artritis rheumatoid pada mengalami penurunan fungsi, namun tidak
daerah lutut yang terdiri dari 12 orang, pada menutup kemungkinan kelompok usia
pergelangan kaki sebanyak 5 orang, dan produktif juga dapat terkena.
pada bagian pinggulsebanyak 3 orang,
sehingga mereka merasa terganggu dalam Setiap lanjut usia penderita artritis
melakukan aktifitas akibat rasa nyeri, kaku rheumatoid mengalami nyeri ringan sampai
pada sendi, bengkak dan terganggunya sedang, kadang bisa berat. Rata-rata klien
fungsi sendi. Selain itu responden mengalami nyeri sedang dan lamanya nyeri
perempuan lebih mendominasi bisa berjam-jam bahkan berhari- hari
dibandingkan responden laki-laki sebesar terutama pada cuaca dingin dan pagi hari,
35%. Dan kriteria usia yang diterakan pada hal ini diakibatkan karena kerusakan
kriteria sampel juga sangat mendukung jaringan sendi,kerusakan tulang rawan
penjelasan teori faktor resiko yang (kartilago) sendi dan tulang didekatnya,
dipaparkan Sudoyo (2007), yang disertai perforasi dari tulang dan jaringan
mengatakan usia merupakan variabel yang lunak didalam dan sekitar daerah yang
selalu diperhatian dalam penyelidikan- terkena. Pada umumnya lanjut usia artritis
penyelidikan epidemologi. Angka kesakitan rheumatoid dengan intensitas nyeri sedang
maupun kematian hampir semua (4-6) merasakan nyeri sering terjadi pada
menunjukkan hubungan dengan usia. daerah lutut, kaki, pergelangan kaki dan
tangan, dan diberbagai persendian lainya.
Menurut asumsi peneliti, dilihat dari segi Rata-rata lanjut usia merasa terganggu
jenis kelamin lanjut usia yang menderita dalam beraktifitas karena rasa nyeri yang
artritis rheumatoid di Kelurahan Tarok Dipo dialaminya.Jika nyeri tidak diatasi dengan
yang terbanyak adalah responden segera, ini akan berlanjut hingga nyeri berat
perempuan sebanyak 13 orang dengan dan dapat mengganggu aktivitas klien.
proporsi sebesar 65% dan laki-laki sebanyak Intensitas Nyeri Artritis Rheumatoid
7 orang dengan proporsi sebesar 35%. Jenis pada Lanjut Usia Setelah Dilakukan
kelamin mempunyai pengaruh penting Kompres Serei
dalam berespon terhadap nyeri (Matasarin &
Jacob, 1997, dikutip dari harsono, Berdasarkan hasil analisa pada tabel 4
2009).Perbedaan jenis kelamin telah didapat rata-rata intensitas nyeri setelah
diindentifikasi dalam hal nyeri dan respon dilakukan kompres serei hangat adalah 2,95
nyeri.Laki-laki memiliki sensitifitas yang (nyeri ringan) dengan standar deviasi 1,099.
lebih rendah dibandingkan dengan wanita Dengan 95% tingkat kepercayaan, intensitas
atau kurang merasakan nyeri (Smeltzer and nyeri klien setelah dilakukan kompres serei
Bare).Laki- laki kurang mengekspresikan hangat antara 2,44 – 3,46 (nyeri ringan).

40
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

Dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan wajah Wong and Barker (skala wajah)
kompres serei seluruh responden (65%) merupakan skala nyeri enam wajah dengan
mengalami nyeri ringandan (35%) ekspresi berbeda, menampilkan wajah
mengalami nyeri sedang. bahagia hingga wajah sedih, digunakan
Pada tabel 3frekuensi intensitas nyeri untuk mengekspresikan rasa nyeri. Skala ini
artritis rheumatoid sebelum dilakukan biasanya dipergunakan mulai anak usia 3
kompres serei hangat 85% mengalami (tiga) tahun (Potter and Perry, 2005).
intensitas nyeri sedang (4-6) ada 17 orang Pemberian kompres hangat pada daerah
dan lainya intensitas nyeri ringan (1-3) tubuh akan memberikan sinyal ke
sebesar 15%. Pada table 5 setelah dilakukan hypothalamus melalui sumsum tulang
kompres serei hangat 65% responden belakang. Ketika reseptor yang peka
dengan intensitas nyeri ringan (1-3) dan terhadap panas dihypothalamus diransang,
35% dengan intensitas nyeri sedang (4-6). system effektor mengeluarkan signal yang
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang mulai berkeringat dan vasodilatasi
seberapa parah nyeri dirasakan oleh perifer.Perubahan ukuran pembuluh darah
individu, pengukuran intensitas nyeri sangat diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
subjektif dan individual dan kemungkinan oblongata dari tangkai otak, dibawah
nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan pengaruh hipotalamik bagian anterior
sangat berbeda oleh dua orang yang sehingga terjadi vasodilatasi.Terjadinya
berbeda. Pengukuran nyeri dengan vasodilatasi ini menyebabkan aliran darah
pendekatan objektif yang paling mungkin kesetiap jaringan bertambah khususnya yang
adalah menggunakan respon fisiologik tubuh mengalami radang dan nyeri, sehingga
terhadap nyeri itu sendiri.Namun, terjadi penurunan nyeri sendi pada jaringan
pengukuran dengan tehnik ini juga tidak yang meradang (Tamsuri,2006).
dapat memberikan gambaran pasti tentang Durasi kompres serei hangat juga
nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007). mempengaruhi respon nyeri yang dirasakan,
Karakteristik paling subjektif pada nyeri dengan kata lain kompres serei hangat
adalah tingkat keparahan atau intensitas diberikan jika toleransi respon fisiologis
nyeri tersebut.Klien sering kali diminta setiap pasien berbeda-beda. Toleransi yang
untuk mendeskripsikan sebagai nyeri ringan, dapat diberikan pada seseorang dalam
sedang, berat.Namun makna istilah ini pemberian kompres serei hangat ini yaitu
berbeda bagi perawat dan klien.Dari waktu dilakukan selama 20 menit.Berdasarkan hal
kewaktu informasi jenis ini juga sulit untuk tersebut, keseluruhan responden dalam
dipastikan.Skala penilaian numerical rating penelitian ini dapat mentoleransi durasi
scale / NRS lebih digunakan sebagai kompres serei hangat dengan waktu 20
pengganti alat pendeskripsi kata.Dalam hal menit dengan 20 responden.
ini, klien menilai nyeri dengan Penelitian ini mendukung penelitian dari
menggunakan skala 0-10. Menurut AHCPR Isnainil S.Kep, pada tanggal 5 April sampai
(1992), skala paling efektif digunakan saat 21 Mei 2011 sebagai karya tulis ilmiah,
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan yang berjudul “Pengaruh Kompres Hangat
setelah intervensi terapeutik. Dan apabila terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien
digunakan untuk menilai nyeri maka Rematik di Poli Interne RSAM Bukittinggi
direkomendasikan patokan 10 cm dan Skala tahun 2011, dimana hasil penelitian ini

41
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

menunjukkan ada pengaruh kompres hangat yaituenzim siklo-oksigenase yang dapat


terhadap perubahan tingkat nyeri rematik. mengurangi peradangan yang diserap
Rata-rata selisih tingkat nyeri pre-post yaitu melalui kulit pada daerah yang meradang/
3,50. Dimana kompres hangat sangat bengkak pada penderita artritis rheumatoid,
berpengaruh untuk mengurangi intensitas selain itu serei juga memiliki efek
nyeri yang dirasakan. farmokologis yaitu rasa pedas yang bersifat
Penelitian dari The Science and hangat, efek hangat ini akan meransang
Technology yang dikutip dalam sistem effektor sehingga mengeluarkan
livestrong.com telah menentukan bahwa signal yangakan mengakibatkan terjadinya
serai memiliki manfaat antioksidan yang vasodilatasi perifer.Perubahan ukuran
dapat membantu mencegah kanker, dalam pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor
serei terdapat kandungan zat anti-mikroba pada medulla oblongata dari tangkai otak,
dan anti bakteri yang berguna sebagai obat dibawah pengaruh hipotalamik bagian
infeksi serta mengandung senyawa analgetik anterior sehingga terjadi
yang membantu menghilangkan rasa sakit vasodilatasi.Terjadinya vasodilatasi ini
atau nyeri seperti nyeri otot dan nyeri sendi menyebabkan aliran darah kesetiap jaringan
akibat artritis rheumatoid atau anti rematik. khususnya yang mengalami radang dan
Kandungan kimia dalam tanaman serei nyeri bertambah, sehingga terjadi penurunan
citratus ini memiliki sifat kimiawi dan efek nyeri sendi pada jaringan yang meradang.
farmakologis yaitu rasa pedas dan bersifat Dari hasil pengukuran setelah dilakukan
hangat, juga dapat memperlambat proses kompres serei hangat didapatkan hasil
penuaan, menghambat keluarnya enzim 5- seperti pada tabel 4 bahwa keseluruhan
lipogsigenase dan siklooksigenase. Enzim responden mengalami penurunan intensitas
siklo-oksigenase ini dapat mengurangi nyeri dengan rata-rata penurunan intensitas
peradangan dengan mengurangi proses nyeri sebesar 2,95 (nyeri ringan), ini
reproduksi mediator peradangan (Prince dikarenakan lanjut usia yang menjadi
dkk, 2005). sampel sangat kooperatif dan aktif dalam
Hasil penelitian ini juga mendukung mengikuti petunjuk atau instruksi dari
penjelasan teori-teori diatas dimana peneliti.
kandungan enzim siklo-oksigenase yang Bivariat
terdapat pada tanaman serei mampu Berdasarkan tabel 6rata-rata (mean)
mengurangi peradangan dan efek intensitas nyeri artritis rheumatoid pre-test
farmokologis yang dimiliki serei dapat 4,90dengan rata-rata intensitas nyeri post-
menghasilkan rasa pedas dan bersifat hangat test 2,95. Dari hasil analisa data penelitian
yang dapat mengakibatkan vasodilatasi dengan menggunakan uji t-test didapat
pembuluh darah sehingga menimbulkan rasa tingkat kepercayaan sebesar 95% diperoleh t
nyaman serta nyeri akan berkurang. = 10,563 dengan nilai signifikan sebesar
Menurut asumsi peneliti, dengan 0,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa
memberikan perlakuan kompres serei hangat kompres serei hangat berpengaruh dalam
ini pada lanjut usia penderita artritis penurunan intensitas nyeri artritis
rheumatoid terlihat terjadi penurunan rheumatoid pada responden lanjut usia di
intensitas nyeri, ini dikarenakan dalam Kelurahan Tarok Dipo Bukittinggi, terbukti
tanaman serei terkandung suatu enzim, dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).

42
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktifitas dapat mengalami


intensitas nyeri seseorang diantaranya penurunan (Potter and Perry, 2005).
adalah jenis kelamin.Secara umum, pria dan Kompres serei hangat merupakan terapi
wanita tidak berbeda secara bermakna dalam alternatif yang dapat dilakukan secara
merespon rasa nyeri.Seperti pada tabel mandiri untuk mengurangi rasa nyeri, karena
diatas perempuan lebih banyak menderita serei mengandung senyawa aktif yang dapat
nyeri artritis rheumatoid dibandingkan laki- menurunkan nyeri dan tanaman serei juga
laki sebesar 35%. Beberapa kebudayaan memiliki kandungan enzim siklo-oksigenase
yang mempengaruhi jenis kelamin yang dapat mengurangi peradangan pada
(misalnya, menganggap bahwa seorang laki- penderita artritis rheumatoid, selain itu juga
laki harus berani, tidak boleh menangis, serei memiliki efek farmokologis yaitu rasa
sedangkan seorang anak perempuan boleh pedas yang bersifat hangat. Dimana efek
menangis dalam situasi yang sama). panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku
Toleransi nyeri sejak lama telah menjadi dan spasme otot, karena terjadi vasodilatasi
subjek penelitian yang melibatkan laki-laki pembuluh darah (Smeltzer, 2001).
dan perempuan. Akan tetapi, toleransi Menurut Potter and Perry (2005),
terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor- kompres hangat yang dilakukan untuk
faktor biokimia dan hal unik pada setiap mengurangi nyeri dapat terjadi karena
individu, tanpa memperlihatkan jenis terjadinya pemindahan panas dari kompres
kelamin ( Potter and Perry, 2005). ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan
Faktor usia juga sangat berpengaruh pelebaran pembuluh darah, dan akan terjadi
terhadap nyeri seseorang, usia merupakan penurunan ketegangan otot sehingga nyeri
variabel penting yang mempengaruhi nyeri, sendi yang dirasakan pada penderita artritis
khususnya pada lanjut usia. Perbedaan rheumatoid dapat berkurang bahkan
perkembangan yang ditemukan diantara menghilang. Kompres hangat berfungsi
kelompok usia ini dapat mempengaruhi untuk mengatasi atau mengurangi nyeri,
reaksi terhadap nyeri. Nyeri bukan dimana panas dapat meredakan iskemia
merupakan bagian dari proses penuaan yang dengan menurunkan kontraksi otot dan
tidak dapat dihindari. Pada lanjut usia yang melancarkan pembuluh darah sehingga
mengalami nyeri perlu dilakukan dapat meredakan nyeri dengan mengurangi
pengkajian, diagnosis dan penatalaksanaan ketegangan dan meningkatkan perasaan
seraca agresif (Jaime, 2007). Namun, nyaman, meningkatkan aliran darah daerah
individu yang lanjut usia memiliki resiko persendian.Secara fisiologis respon tubuh
tinggi mengalami situasi-situasi yang terhadap panas yaitu menyebabkan
membuat mereka merasakan nyeri. Karena pelebaran pembuluh darah, menurunkan
lanjut usia telah hidup lebih lama, mereka kekentalan darah, menurunkan ketegangan
memiliki kemungkinan yang lebih tinggi otot, meningkatkan metabolisme jaringan
mengalami kondisi patologis yang menyertai dan meningkatnya permeabilitas kapiler.
nyeri. Sekali klien yang lanjut usia Hasil penelitian ini mendukung dari
menderita nyeri, maka ia dapat mengalami penelitian yang dilakukan Ermala Sari pada
gangguan status fungsi yang serius. tahun 2010, yang berjudul “Pengaruh
Mobilisasi, aktifitas perawatan diri, Penggunaan Kompres Hangat Dalam
sosialisai di lingkungan luar rumah, dan Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase

43
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

Aktif Di Klinik Hj. Hamidah Nasution hangat untuk pengurangan nyeri penderita
Medan Tahun 2010” dimana penelitian ini artritis rheumatoid.
mengatakan terdapat adanya pengaruh PUSTAKA
penggunaan kompres hangat terhadap Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu
penurunan nyeri persalinan kala Ifase aktif. Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka
Menurut asumsi peneliti, mengenai Cipta.
kompres serei hangat dalam menurunkan
intensitas nyeri pada lanjut usia artritis Asmadi. (2008). Tehnik Prosedur
rheumatoid terbukti dalam mengurangi nyeri Keperawatan :Konsep dan Aplikasi
yang dirasakan oleh klien. Adanya Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta
penurunan intensitas nyeri artritis :Salemba Medika
rheumatoid setelah dilakukan kompres serei
hangat ini disebabkan karena tanaman serei Bobak. (2006). Buku Ajar Keperawatan
memiliki kandungan enzim siklo-oksigenase Marternitas, Jakarta : EGC
yang dapat mengurangi peradangan pada
penderita artritis rheumatoid, selain itu serei Corwin, E, J.(2000). Buku Saku Pofisiologi,
juga memiliki efek farmokologis yaitu rasa Jarkarta : EGC
pedas yang bersifat hangat.Dimana efek
hangat ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku Darmojo, B . (1999). Geriatri (Ilmu
dan spasme otot, karena terjadi vasodilatasi Kesehatan Usia Lanjut),Jakarta :
pembuluh darah. FKUI
KESIMPULAN Dermawan, F (2008). Lansia Masa Kini Dan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari Mendatang diperoleh tanggal 12
penelitian kompres serei hangat ini adalah februari 2012, from.http;//
:Ada pengaruh pemberian kompres serei WWW.Headline News/ Situs Resmi
hangat terhadap penurunan intensitas nyeri Kementrian Kesehatan Rakyat. Htm
artritis rheumatoid pada lanjut usia dengan Dharma, K, (2011).Metodelogi Penelitian
rata-rata penurunan intensitas nyeri yang Keperawatan. Jakarta : CV Trans
dirasakan setelah dilakukan kompres serei Info Media.
hangat 1,95 dan nilai signifikansi 0,000 <α
0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Data Dinas Kesehatan Kota Bukititnggi
bahwa ada pengaruh kompres serei hangat Tahun 2011
terhadap penurunan intensitas nyeri artritis
rheumatoid pada lanjut usia. Departemen Kesehatan RI, (2009).
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat Prevalensi Rheumatoid Artritis.
disosialisasikan kepada masyarakat dan Propinsi Indonesia
meningkatkan pelayanan kesehatan terutama
kepada lanjut usia yang mengalami keluhan Departemen Kesehatan RI, (2001). Defenisi
nyeri sendi dan perlunya peningkatan Lanjut Usia. Propinsi Indonesia
penyuluhan kesehatan pada penderita artritis
rheumatoid tentang pengobatan non Ester, M. (2005). Buku Ajar Fundamental
farmokologi berupa tehnik kompres serei Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik edisi 4.Jakarta : EGC

44
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

Notoadmodjho, S. (2005). Metodologi


Hariana.(2006). Tumbuhan Obat dan Penelitian Dan Kesehatan. Jakarta :
Khasiatnya. Depok :Penebar Rineka Cipta
Swadaya
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan
Harsono.(2009). Faktor-faktor yang Metodologi Penelitian Ilmu
Mempengaruhi Intensitas Nyeri Keperawatan, Jakarta : Salemba
Pasca Bedah Abdomen dalam
Asuhan Keperawatan di RSUD Ade Papalia, D, E. Olds S.W dan Feldman R.D
Muhamad Djoen Sintany. Diakses (2005). Human Development (10 th
tanggal 01-November-2012 dari http Ed). New York : Mc Graw Hill Inc
://Lontarui.ac.id/Opac/Theme /Green
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005).Buku
Hembing, W. (2007). Atasi Asam Uratdan Ajar Fundamental Keperawatan
Rematik Alan Hembing .Jakarta Konsep, Proses dan Praktik edisi
:PuspaSwara 4.Jakarta : EGC
(2006). Buku Ajar Fundamental
Hembing, W. (2008). Ramuan Herbal Keperawatan Konsep, Proses dan
Tahlukan Penyakit. Jakarta :Pustaka Praktik.Jakarta : EGC
Bunda
Perry dkk. (1994).Fundamental of nursing,
th
Jaime, L. S. (2007). Buku Saku Asuhan (6 ed), USA: Mosby Company.
Keperawatan Gerontik. Jakarta : Potter dkk. (2005). Fundamental Of Nursing
EGC Konsep, prose, Dan Praktik. Jakarta :
EGC
Koizer, B. (2010).Buku Ajar Fundamental
Keperawatan.Jakarta :EGC Posyandu Lansia Kelurahan Tarok Dipo
Bukittinggi, (2012). Jumlah Lanjut
Lemone, P., & Burke, M.K. (2008).Medical- Usia Penderita Arthritis
surgical nursing: Critical thinking in Rheumatoid. Bukittinggi
clien care. New Jersey: Pearson
education Inc Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006).
Patofisiologi konsep klinis proses-
Matassarin-Jacobs, E. (1997). Pain, dalam proses penyakit, Volume 2.Alih
Black, J.M., & Matassarin-Jacobs, E. Bahasa: Pendit, B.U, dkk. Jakarta:
(Eds), Medical surgical nursing: EGC
Clinical management for continuity
of care. (hlm.342-396). Price,S.A.dkk, (2005), Patofisiologi :
Philadhelphia: W.B. Sauders Konsep Klinis Proses-proses
Company Penyakit (Pathophysiology : Klinical
Mayoclinic. (2007). Massage :A Relaxing Concepts Of Dissease Processes).
Method To Relieve Stress and Pain. Jakarta : EGC

45
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education v10.i1 (34-46)

Sulistyowati, R. (2007). Pengaruh Aroma laparoscopic cholecystectomy.


Terapi Lavender Secara Masa se Surgical Endoscopy Journal.20(3),
terhadap Nyeri Kanker di RSUD 448-451
Ulin, Banjarmasin. Diakses tanggal
18 November dariHttp :// lontarui. Utamidkk, (2005), Taman Obat Untuk
ac.id / opac / theme/ green. Mengatasi Rematik & Asam Urat,
Jakarta : PT Agro Media Pustaka
Sudoyo, S. (2004), Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : FKUI Yunita, R. (2010). Pengaruh Aroma Terapi
terhadap nyeri pada Post Seksio
(2005), Ilmu Penyakit Dalam. Sesaria di Rumah Sakit Mardiwaluyo
Jakarta : FKUI Blitar. Diakses tanggal 07 –
November - 2014. Dari
(2007), Ilmu Penyakit Dalam. http//www.Intescience.Willey.com
Jakarta : FKUI

Sugiyono. (2009). Metodelogi Penelitian


Kuantatifdan R dan D. Bandung :
Alfa Beta

Tamher, S. (2009). Kesehatan Usia Lanjut


dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika

Tamsuri, A. (2006). Konsep &


Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta :
EGC
_________(2007). Konsep &
Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta :
EGC

Uchiyama, dkk.(2006). Gender differences


in postoperative pain after

46

Anda mungkin juga menyukai