Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN

Disusun oleh :

Kelompok II

Semester : 7A

1. Rana Mariana
2. Resky Ilhamsyah Putra
3. Anggi Risky Marliani
4. Ahmad Muhaji
5. Rabiatul Adawiyah
6. Napiah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

Tahun Ajaran 2017/2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sejalan dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan makin meningkat
pula. Dalam bidang kesehatan, pasien pun di era sekarang ini lebih dapat
membandingkan karena mudah mengerti banyak hal. Pelayanan kesehatan yang prima
tentu akan banyak melahirkan kepercayaan-kepercayaan dari masyarakat. Tidak ada kata
tidak bagi segenap pelayanan kesehatan untuk terus mempelajari mengenai konsep dan
implementasi peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang terkini.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan dirasakan suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Kualitas layanan yang prima akan
menciptakan pelanggan yang sesungguhnya (true customer) yaitu pelanggan yang puas,
bangga memilih organisasi layanan kesehatan bahkan dengan senang hati menjadi
pelanggan layanan organisasi kesehatan tersebut, setelah mereka merasakan pengalaman
mutu layanan kesehatan yang mereka terima (Ghufron, 2007).
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan
keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu suatu
metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang
terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
primer ataupun perawat pelaksana, konselor, kepala ruang, dan seluruh tim keperawatan
beserta tenaga kesehatan lain seperti fisioterapi, laboratorium, radiologi, ahli gizi, dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Ronde keperawatan akan
memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam lagi masalah dan
kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara
berfikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan
pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan (Nursalam 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Donna Fabry pada tahun 2013 tentang “Hourly
rounding: perspectives and perceptions of the frontline nursing staff” menyatakan bahwa
13 perawat yang hanya mampu memberikan inisiatif untuk melakukan ronde
keperawatan per jam dan 12 perawat yang memang menyatakan bahwa ronde
keperawatan per jam yang dilakukan harus didokumetasikan sehingga membuktikan
bahwa ronde keperawatan memang telah dilakukan, dan hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kepemimpinan keperawatan dan wawasan pendidik
tentang bagaimana untuk memimpin dan mempertahankan inisiatif baru atau praktek
berbasis bukti.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Wiryawan (2012) di RSUD Kebumen
bahwa tiingkat pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan dalam kategori sedang
dan pelaksanaan ronde keperawatan oleh para perawat dalam kategori baik. Selain itu,
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang ronde
keperawatan dengan pelaksanaan ronde keperawatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadina (2014) di RSUD Labuang Baji
Makassar bahwa penerapan ronde keparawatan di ruang rawat inap sudah diterapkan
pada semua ruagan akan tetapi belum berjalan dengan efekif. Selain itu, prosedur ronde
keperawatan belum dilaksanakan sesuai dengan prosedur dilihat dari 45 responden tidak
sesuai pada pra ronde keperawatan, 51 responden menyatakan tidak sesuai pada tindakan
ronde keperawatan dan 50 responden yang menyatakan tidak sesuai pasca ronde
keperawatan yaitu pada evaluasi dan kesimpulan.
Pada rumah sakit besar khususnya untuk rumah sakit pendidikan seperti Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo, Rumah Sakit Pendidikan Unhas Makassar ronde
keperawatan sudah biasa dilakukan oleh petugas ruangan sebagai kegiatan rutin. Namun,
di beberapa Rumah Sakit daerah di Makassar ronde keperawatan belum dapat berjalan
dengan baik. Selama ini ronde keperawatan hanya dilakukan oleh mahasiswa yang
praktik di ruangan untuk memenuhi tugas studi mengambil jenjang pendidikan S1
program keperawatan. Diharapkan dengan menggunakan metode ronde keperawatan
tersebut dapat memberikan pelayanan yang efektif, efisien, bermutu serta memberikan
kepuasan bagi setiap klien. Perawat menganggap bahwa ronde keperawatan identik
dengan timbang terima yang merupakan salah satu kendala pelaksanaan ronde
keperawatan. Fenomena inilah yang menjadi pertanyaan dan menjadi salah satu alasan
dilakukannya role play ronde keperawatan dalam bentuk video sebagai salah satu tugas
akhir departemen manajemen keperawatan pada program studi profesi Ners UIN
Alauddin Makassar.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum ronde keperawatan adalah menyelesaikan masalah pasien melalui
pendekatan berfikir kritis.
2. Tujuan khusus
 Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
 Menentukan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

C. Manfaat
Manfaat dilakukannya ronde bagi pasien maupun perawat adalah masalah pasien
dapat teratasi, kebutuhan pasien dapat terpenuhi, terciptanya komunitas keperawatan
yang profesional, terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan serta perawat dapat
melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar keperawatan
(Nursalam 2011).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu
juga melibatkan tim kesehatan (Nursalam 2011).
Kozier et al (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur di
mana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang
akan membantu dalam merencankan pelayanan keperawatan dan memberikan
kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diteriama pasien.
Beberapa pengertian tentang teori ronde keperawatan dapat diambil kesimpulan
bahwa ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, dengan pasien atau keluarga terlibat
aktif dalam diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil
tindakan yang telah dilakukan.

B. Karakteristik Ronde keperawatan


Adapun karakteristik dalam ronde keperawatan yaitu pasien dilibatkan secara
langsung, pasien merupakan fokus kegiatan, perawat primer dan konselor melakukan
diskusi bersama, konselor memfasilitasi kreatifitas dan yang terakhir konselor membantu
mengembangkan kemampuan perawat primer dalam meningkatkan kemampuan
mengatasi masalah (Nursalam 2011).
C. Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bias dibagi dua yaitu : tujuan bagi perawat
dan bagi pasien.
1. Tujuan bagi perawat
 Melihat kemampuan staf dan manajemen
 Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
 Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi
kasus.
 Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis
 Membangun kerjasama dan rasa hormat
 Meningkatkan retensi perawat mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan.
2. Tujuan bagi pasien
 Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan dari hari ke
hari
 Untuk mengamati pekerjaan staf
 Untuk membuat pengamatan khasus pasien dan memberikan laporan ke
dokter mengenai, misalnya: luka, drainase, pendarahan, dan sebagainya
 Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
 Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
 Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
 Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan diberikan pada pasien
 Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulkus
decubitus, food drop, dan sebagainya
 Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
 Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan (Suryanto, 2009).
D. Kepemimpinan dalam Ronde Keperawatan
Setiap perawat tanpa kecuali harus mempunyai peran dan fungsi sebagai seorang
pemimpin (sebagai top manajer, sebagai low manajer atau sebagai perawat pelaksana yag
akan memimpin pasien dan keluarganya). Sebagai pelaksana keperawatan, perawat harus
mampu berperan dan berfungsi sebagai pemimpin terhadap pasien dan keluarganya.
Sedangkan perawat yang duduk sebagai kepala ruang harus mampu mengelola
keperawatan di tingkat ruangan yang dipimpinnya .
Kepala bidang keperawatan sebagai top manajer mempunyai peran dan fungsi
sebagai pemimpin di tingkat top manajer yang mempunyai perbedaan dengan kepala
ruang sebagai low manajer (manajer lini pertama). Kepala ruang sebagai low manajer,
mampu menetapkan dirinya terhadap peran dan fungsi manajemen yang diembannya.
Menurut Maliya (2009), manajer lini pertama adalah kepala ruang yang dalam fungsinya
bertugas mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi secara langsung pada staf
keperawatan.
Hubungan yang efektif dan serasi dapat dilakukan oleh pimpinan apabila
pimpinan mempunyai keterampilan berkomunikasi yang efektif. Berdasarkan orientasi
fungsi dan tugas pemimpin tersebut, maka aktifitas kepemimpinan dapat di golongkan
dalam 4 aspek yaitu:
1. Memberikan pengarahan .
2. Memberikan supervisi.
3. Memberikan koordinasi.
4. Memberikan motivasi.

E. Kriteria pasien
Kriteria pasien yang dapat dilakukan ronde keperawatan ada dua yaitu
mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka (Nursalam 2011).
Sasaran ronde keperawatan adalah pasien, perawat, sarana, dokumentasi
keperawatan dan keadaan ruang rawat termasuk kebersihan dan kerapihan. Sedangkan
peserta ronde bisa diantaranyaadalah kasi perawatan fungsional, Pengawas dan kepala
ruang rawt yang bersangkutan, ketua tim, perawat pelaksana. Ronde keperawatan harus
merupakan suatu kegiatan yang terencana dan terkoordinasi. Untuk itu ronde
keperawatan dilaksanakan secara bertahap.
Ronde keperawatan bisa dilakukan harian yaitu ronde yang dilakukan dalam
rangka mendapatkan informasi saat timbang terima yang dipimpin ketua tim, mingguan
yaitu ronde yang dilakukan dengan menyeleksi pasien yang bertujuan meningkatkan
pencapaian asuhan keperawatan tanpa kasus tertentu dan dipimpin oleh kepala ruangan,
satu bulan sekali yaitu ronde yang dipimpin oleh kepala seksi keperawatan. Dalam hal ini
kepala ruangan melaporkan kepada pimpinan ronde tentang kasus tertentu yang telah
diseleksi (Maliya, 2009).

F. Metode
Ronde keperawatan dalam pelaksanaannya menggunakan metode diskusi antar anggota
tim dan pasien tentang masalah keperawatan yang ada pada pasien (Nursalam 2011).

G. Alat Bantu
Untuk mendukung agar kegiatan ronde keperawatan bisa berjalan dengan baik dapat
digunakan alat-alat bantu misalnya untuk sarana diskusi bisa menggunakan buku dan
pulpen, status atau dokumentasi keperawatan pasien ataupun materi yang disampaikan
secara lisan (Nursalam 2011).

H. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan


Nursalam (2011) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah
sebagai berikut:
1. Pra ronde
Tahap awal sebelum dilakukan ronde keperawatan perawat harus
menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka), menentukan tim ronde, mencari sumber atau literatur, membuat proposal,
mempersiapkan pasien: informed concent dan pengkajian dan yang terakhir
diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan
keperawatan yang dilakukan, dan hambatan selama perawatan.
2. Pelaksanaan ronde
Setelah persiapan awal selesai, maka ronde keperawatan bisa dilakukan
dimulai dengan penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau
telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan, kemudian
dilanjutkan dengan diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut dan yang
terakhir pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca ronde
Setelah kegiatan ronde keperawatan selesai dilakukan, maka dilakukan
evaluasi, revisi dan perbaikan, serta kesimpulan dan rekomendasi penegakkan
diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.

I. Peran Masing-masing Anggota Tim


Nursalam (2011) menyatakan bahwa ronde keperawatan dalam pelaksanaannya
masing-masing anggota tim bertugas sesuai dengan peranannya masing-masing yang
dibedakan dalam perawat primer dan perawat konselor yaitu :
 Peran perawat primer dan perawat pelaksana.
Peran dari perawat primer adalah menjelaskan data pasien yang
mendukung masalah pasien, menjelaskan diagnosis keperawatan, menjelaskan
intervensi yang dilakukan, menjelaskan hasil yang didapat, menjelaskan rasional
(alasan ilmiah) tindakan yang diambil serta menggali masalah-masalah pasien
yang belum terkaji.
 Peran perawat konselor
Peran perawat konselor adalah memberikan justifikasi, memberikan
reinforcement, memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan, mengarahkan dan koreksi, yang terakhir mengintegrasikan
konsep dan teori yang telah dipelajari.
J. Kriteria evaluasi
Nursalam (2011) menyatakan bahwa kriteria evaluasi dalam ronde keperawatan
ada tiga yang meliputi :
Kriteria struktur meliputi persyaratan administratif (informed concent, alat, dan lainya),
tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan serta persiapan
dilakukan sebelumnya.
1. Proses
Kriteria proses dalam ronde keperawatan berisi tentang peserta mengikuti
kegiatan dari awal hingga akhir dan seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan
ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
2. Hasil
Kriteria hasil meliputi tiga masalah yaitu pasien merasa puas dengan hasil
pelayanan, masalah pasien dapat teratasi dan bagi perawat bisa menumbuhkan
cara berfikir yang kritis, meningkatkan cara berfikir yang sistematis,
meningkatkan kemampun validitas data pasien, meningkatkan kemampuan
menentukan diagnosis keperawatan, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien, meningkatkan kemampuan
memodifikasi rencana asuhan keperawatan, meningkatkan kemampuan justifikasi,
meningkatkan kemampuan meningkatkan hasil kerja.

K. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ronde keperawatan


Pelaksanaan ronde keperawatan merupakan bagian dari manajemen keperawatan.
Dimana ronde keperawatan ini merupakan pembelajaran bagi perawat, pasien dan
keluarga pasien. Dimana perawat saling berdiskusi dan memberikan masukan tentang
asuhan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien.
Dalam pelaksanaan ronde keperawatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
sebagai berikut:
 Pendidikan
Didalam bekerja seringkali faktor pedidikan merupakan syarat paling pokok
untuk fungsi-fungsi tertentu sehingga dapat tercapainya kesuksesan dalam
bekerja. Dengan demikian pada pekerjaan tertentu, pendidikan akademis sudah
tercukupi, akan tetapi pada pekerjaan lainnya menuntut jenjang pendidikan yang
lebih tinggi sehingga jenjang pendidikan seseorang.
 Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti
motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan
sosial budaya.
 Tanggung jawab
Tanggung jawab perawat adalah keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan inimenunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara
hati-hati, teliti dan kegiatanperawat dilaporkan secara jujur.
 Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan
berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara
dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu
kejadian.
BAB III

PRE PLANNING ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN

A. Tema

Tema : Ronde Keperawatan

Sub Tema : Ronde Keperawatan pada pasien dengan Demam Thypoid

B. Latar Belakang

Manajemen adalah suatu upacara kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,


mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah organisasi.

Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan


asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta
masyarakat.

Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan


tertata rapid an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan
suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.

Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional


(MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan
adalah suatu kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses
penyelesaian masalah tersebut.

Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik,
sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Perawat professional harus dapat
menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat
perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan role play mengenai ronde keperawatan, mahasiswa


STIKES Mataram diharapkan mampu memahami dan menerapkan ronde
keperawatan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus


1) Setelah melakukan role play mengenai manajemen keperawatan bangsal,
mahasiswa STIKES Mataram diharapkan mampu memahami konsep dasar
ronde keperawatan dengan kriteria 85 % benar.
2) Setelah melakukan role play mengenai manajemen keperawatan bangsal,
mahasiswa STIKES Mataram diharapkan mampu menerapkan dan melakukan
ronde keperawatan dengan kriteria 85 % benar.
3) Setelah melakukan role play mengenai manajemen keperawatan, mahasiswa
STIKES Mataram diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang muncul
dalam ronde keperawatan dengan pendekatan teoritis dengan kriteria 85 %
benar.
D. Strategi Pelaksanaan

NO TAHAP WAKTU PENANGGUNG


JAWAB
1 Pra Ronde:
 Menentukan kasus & topik 6 Januari 2017 Kepala Ruangan
 Menentukan Tim ronde Ketua TIM

 Informed Consent Perawat 1

 Membuat Pra planning Perawat 2


Perawat 3
 Diskusi
Perawat konselor
 Mencari Sumber Literatur

2 Ronde :
 Penyampaian Masalah Seluruh anggota
 Diskusi kelompok

 Validasi data ke pasien dan


keluarga
3 Post Ronde : Seluruh anggota
Evaluasi Pelaksanaan Ronde kelompok
Revisi & Perbaikan

E. Tempat
Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan drama adalah Rumah Sakit.

F. Media
Media yang digunakan untuk menampilkan drama adalah :
 Ruangan Interna dan tempat Nurse station
 Kursi
 Alat-alat pendukung seperti buku, pena, dan peralatan pendukung lainnya.
G. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan
pada saat akhir kegiatan telah selesai dilakukan. Bentuk evaluasi yang dilakukan adalah
kesadaran diri, apakah role play sesuai dengan preplanning atau tidak.

H. Skenario
Tokoh drama :

Kepala Ruangan : Rana Mariana

Ketua Tim A : Rezky Ilhamsyah Putra

Perawat Associate 1 : Ahmad Muhaji

Perawat Associate 2 : Anggi Riski Marliani

Perawat Associate 3 : Rabiatul Adawiyah

Perawat Konselor : Napiah

Pasien :

Keluarga pasien 1 :

Keluarga Pasien :
BAB IV

SKENARIO ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN

Di ruang perawatan II Mawar RSUD Kota Mataram akan diadakan ronde keperawatan
pada salah seorang pasien.

Tahap pre ronde keperawatan

Sebelum melakukan ronde keperawatan ketua tim menentukan kasus yang akan
dirondekan dan menetukan tim ronde keperawatan. Kemudian ketua tim menemui kepala
ruangan untuk meminta persetujuan. Di nurse station..

Ketua Tim : Assalamualaikum.

Kepala ruangan : waalaikum salam. Iye ada apa ?

Ketua Tim : begini Pak, saya mau melaporkan tentang pasien Nn.Herlina klien sudah
5 hari dirawat, dan belum ada peningkatan yang berarti. Jadi saya
bermaksud untuk melakukan ronde keperawatan.

Kepala Ruangan : Ooh iya. Yang pasien dari Bone itu ya. Yang penyakit demam thypoid.

Ketua tim : iya Pak. Klien Sudah 5hari dirawat tetapi belum ada kemajuan . jadi
apakah bapak setuju jika dilakukan ronde keperawatan pada Nn.Herlina?

Kepala ruangan : ya saya setuju. Bagaimana persiapannya dan kapan akan dilakukan?

Ketua Tim : saya sudah menyiapkan tim yang akan melakukan ronde keperawatan
dan insya Allah besok dilaksanakan. Nanti saya akan melakukan inform
consent kepada pasien dan keluarganya.

Kepala ruangan : baiklah silahkan lakukan.

Ketua Tim : baik pak terima kasih banyak . saya permisi dulu.

Setelah mendapat persetujuan dari kepala ruangan, ketua tim melakukan inform concent
kepada pasien dan keluarganya untuk dilakukan ronde keperawatan Di ruang pasien..

Ketua Tim : Assalamualaikum dek ?

Selamat Pagi. Bagaimana kondisi nya hari ini??


Pasien : wallaikumsalam..seperti biasa buk .. Masih demam..

Ketua tim : oh iya.. Yang sabar ya dek .. jadi begini (sambil berbicara dengan
keluarga pasien) Nn.H ini akan kami jadikan pasien untuk ronde
keperawatan. Apa dari pihak keluarga bersedia?

Pasien dan keluarga : apa itu ronde keperawatan?

Ketua Tim : nah ronde keperawatan itu suatu kegiatan yang nantinya pasien atau
keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien. Diharapkan nantinya setelah dilakukan ronde keperawatan dan
tindakan keperawatan masalah Nn. H bisa berkurang atau teratasi.

Keluarga Pasien : ooh begitu. Saya setuju saja yang penting anak saya bisa cepat sembuh
dan cepat pulang.

Ketua Tim : baik . tanda tangannya disini (sambil memberikan surat persetujuan
kepada keluarga pasien). Ini surat persetujuan bahwa Nn.H dan keluarga
bersedia kami jadikan pasien ronde keperawatan .

Keluarga pasien : iya buk .. (sambil menanda tangani surat persetujuan).

Ketua Tim : jadi nanti akan ada perawat yang akan memeriksa Nn. H untuk
mengetahui masalah yang terjadi pada nona herlina .

Keluarga pasien : oh iya buk..

Ketua Tim : kalau begitu saya permisi dulu ibu bapak.. Assalamu’alaikum..

Tahap Ronde

Setelah melakukan inform consent dan mendapat persetujuan dari pasien dan keluarga ,
Ketua Tim melakukan pertemuan dengan anggota tim (perawat pelaksana) untuk melakukan
pembagiian tugas. Di ruang perawat..

Ketua Tim : Assalamualaikum ,, Ners Irfan dan Ners Roslan.

Anggota Tim : Waalaikumsalam..

Ketua Tim : baiklah langsung saja seperti yang sudah direncanakan sebelumnya kita
akan melakukan ronde keperawatan pada Nn.H. Dan hari ini kita akan
melakukan tahap ronde keperawatan.
Ners Ahmad Muhaji : ooh Nn.H yang masuk dengan diagnosa thypoid ya?

Ketua Tim : iya. Dia sudah 5hari tapi belum ada perubahan yang memperlihatkan
kemajuan.

Ners Anggi : yayaya, kasihan sekali.. jadi apa yang harus kita lakukan?

Ketua Tim : maka dari itu sekarang tolong lakukan pengkajian ulang pada Nn.H
untuk mengetahui masalah masalah apa saja yang sebenarnya terjadi pada
Nn.H sekarang ini..

Anggota Tim : baik pak. Akan segera kami lakukan.

Ketua Tim : terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu. Assalamualaikum

Anggota Tim : wa,alaikumusalam.

Anggota Tim ronde pun melakukan pengkajian kepada pasien.. Di ruang Pasien ..

Ners Ahmad Muhaji : assalamualaikum pak. Selamat pagi.

Pasien : wa,alaikumusalam sus,selamat pagi.

Ners Ahmad Muhaji : apakah benar ini dengan Nn.Hernia?

Pasien : iya benar suster.

Ners Ahmad Muhaji : bisa saya lihat gelangnya dek. Oh iya benar dengan Nn.Herlina
Perkenalkan saya perawat Azi dan perawat Anggi yang bertugas dari
jam 08:00-12:00 siang, disini saya akan melakukan pemeriksaan fisik
kepada adek. Apakah adek bersedia?

Pasien : iya sus saya bersedia.


Anggota tim pun melakukan pemeriksaan dan pengkajian kepada Nn Herlina..

Ners Anggi : baik kami sudah memeriksa ade. Keadaan umum ade sedang, suhu
badan ade 38,5 0C, tekanan darah 110/70 mmHg, pernafasan 22x/menit
dan frekuensi denyut nadi 80x/menit. Baik pemeriksaan sudah selesai,
saya permisi dulu. Selamat istirahat.

Setelah melakukan pengkajian , anggota Tim menghadap kepada ketua tim untuk
melaporkan hasil pengkajian kemudian ketua tim melakukan validasi data dan kontrak
waktu dengan pasien dan keluarganya.

Anggota Tim : pak kami sudah melakukan pengkajian terhadap Nn.Herlina dan ini
hasilnya (sambil memberikan hasil pengkajian).

Ketua Tim : (sambil melihat hasil pengkajian), baiklah mari kita ke pasien untuk
melakukan validasi data dan kontrak waktu untuk Ronde Keperawatan
besok.

Ketua tim dan anggota tim pun menemui pasien dan keluarganya untuk melakukan
kontrak waktu. Di ruang pasien ...

Ketua Tim : Assalamualaikum bu.. tadi sudah diperiksa sama ners Azi dan ners
Anggi..

Keluarga Pasien : iya..

Ketua Tim : Jadi rencananya besok akan diadakan ronde Keperawatan. Jadi kami
akan memanggil ibu besok sekitar jam 10 di ruang perawat untuk ikut
berdiskusi tentang masalah yang dihadapi nona Herlina.

Keluarga Pasien : oh iya baik pak...

Ketua Tim : terima kasih atas kerja samanya bu pak. Mari.

Keluarga pasien : iy, sama sama.


Keesokan harinya .. Ronde Keperawatan dihadiri oleh kepala ruangan, ketua tim , anggota
tim (perawat pelaksana), dan perawat konsuler. Di ruang perawat ..

Kepala Ruangan : Assalamualaikum , selamat pagi semua. Hari ini kita akan melakukan
Ronde Keperawatan, sesuai dengan yang telah direncanakan. Adapun
Tujuan kita melakukan Ronde Keperawatan adalah untuk untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang belum teratasi selama dirawat di rumah
sakit. Untuk mengefisienkan waktu langsung saja saya persilahkan kepada
ners Agus selaku ketua Tim untuk memberikan penjelasan tentang pasien
ronde keperawatan kita kali ini. Silahkan ..

Ketua Tim : Baik Terima Kasih..Assalamualaikum wr.wb. trima kasih kepada ibu
Rana Mariana selaku kepala ruangan. Pasien ronde keperawatan kita kali
ini adalah Nn.Herlina dengan diagnosa medis Demam Thypoid. Klien
sudah dirawat 5hari tapi belum ada kemajuan. Kemarin dilakukan
pengkajian ulang oleh Ners Ahmad Muhaji dan Ners Anggi dan
didapatkan data klien mengalami masalah hipertermi , Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dan intoleransi Aktifitas. Selanjutnya saya persilahkan
kepada anggota tim saya ners Ahmad Muhaji dan ners Anggi untuk
menjelaskan intervensi yang akan dilakukan kepada Nn.Herlina .

Ners Ahmad M : Baik terima kasih. Intervensi yang akan kami lakukan untuk mengatasi
hipertermi nya yaitu 1. Observasi tanda-tanda vital , rasionalnya Tanda-
tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2.Berikan kompres hangat pada daerah dahi , rasionalnya Untuk
membantu menurunkan suhu tubuh. 3.Berikan minum yang banyak
(1500-2000 cc) atau sekitar 2,5liter / 24jam Rasionalnya Peningkatan suhu
tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. 4. Anjurkan klien
menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat. Rasionalnya Untuk
menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu
mengurangi penguapan tubuh. 5. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik dan antipiretik, Rasionalnya Antibiotik untuk
mengurangi infeksi dan antipiretik untuk mengurangi panas.

Ners Anggi : untuk mengatasi masalah nutrisinya intervensi yang akan kami lakukan
yaitu 1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat
makanan/nutrisi. Rasionalnya Untuk meningkatkan pengetahuan klien
tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat. 2. Beri nutrisi
dengan diet lembek atau lunak, tidak mengandung banyak serat, tidak
merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat
masih hangat. Rasionalnya Untuk meningkatkan asupan makanan karena
mudah ditelan. 3. Berikan makanan sedikit tapi sering. Rasionalnya Untuk
menghindari mual dan muntah. 4. Sajikan makanan yang bervariasi
rasionalnya agar pasien tidak merasa bosan dan nafsu makannya
meningkat. 5. Anjurkan menjaga kebersihan oral/mulut, Rasionalnya
untuk Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut/lidah,dan dapat
meningkatkan nafsu makan. 6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antasida , Rasionalnya Antasida mengurangi rasa mual dan muntah.

Ners Ahmad M : adapun intervensi dari masalah intolerasi aktifitas nya yaitu 1. Kaji
keadaan umum pasien, Rasionalnya untuk mengetahui keadaan umum
pasien dan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari hari . 2.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu dalam melakukan latihan.
Rasionanya, untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas dan
mencegah kelemahan. 3. Beri posisi yang nyaman , rasionalnya agar klien
bisa beristirahat dengan nyaman. 4. Bantu aktivitas sehari-hari seperti
makan , mandi , buang air. Rasionalnya untuk mengurangi kecemasan dan
membatasi agar klien tidak terlalu lelah. saya kira hanya itu intervensi
yang sudah kami rencanakan selanjutnya saya kembalikan kepada ketua
tim.

Ketua Tim : baik itu tadi rencana yang akan dilakukan. Selanjutnya saya persilahkan
kepada ibu Napiah sebagai perawat konsuler untuk menjelaskan tentang
penyakit Nn.Herlina kepada keluarga klien.

Perawat Konsuler : baik terima kasih .. Jadi Bu Demam Thypoid itu penyakit infeksi bakteri
yang menyerang sistem pencernaan, dimana kumannya masuk ke tubuh
melalui makanan yang telah terkontaminasi oleh kuman thypoid. Biasanya
org yg mengalami akan terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam dan
gangguan pada sistem pencernaan nya seperti mual, muntah , hilang nafsu
makan. Untuk memastikan apakah seseorang itu thypoid atau tidak dngan
dilakukan pemeriksaan darah. Makanya ketika pertama kali masuk rs,
nona herlina diambil sampel darahnya untuk diperiksa.

Keluarga pasien : ooh iya jadi bagaimana kalau sudah kena thypoid, bisa di sembuhkan
sus?

Perawat konsuler : iye tentu saja bisa sembuh yang penting ibu dan pasien mau berobat dan
berusaha untuk sembuh. Selain dirawat di rs , diberikan obat oleh dokter,
pasien juga harus menjaga pola makannya , tidak makan sembarangan
yang bisa merangsang kerja usus. Tidak boleh makan yang keras, kecut,
asam , pedas . harus makanan yg lunak dan mudah dicerna. Pasien juga
harus banyak istirahat , tidak boleh banyak bergerak. Biarpun nanti ketika
sudah keluar dari rumah sakit, nona herlina harus tetap menjaga
kesehatannya . tidak boleh makan sembarangan dan tidak boleh banyak
bergerak dulu dan tdk boleh terlalu capek .. mengerti pk bu?

Keluarga pasien : iye suster. Saya mengerti.

Kepala ruangan : baik tadi kita semua sama sama sudah mendengarkan intervensi dan
penjelasan tentang penyakit nona herlina . apakah dari rekan rekan
perawat ada yang ingin ditanyakan ?

Katim dan anggota tim : tidak ada buk..

Kepala Ruangan : kalau dari keluarga nona herlina apakah sudah mengerti atau mungkin
masih ada yang ingin ditanyakan ? silahkan bertanya jika memang masih
ada yang ingin diketahui.

Keluarga pasien : tidak ada pak. Saya sudah mengerti .

Kepala ruangan : baiklah karena semua sudah jelas, ronde keperawatan kita kali ini sudah
selesai. Silahkan nanti para tim ronde untuk melakukan tugasnya dengan
baik. terima kasih atas kerja samanya. Semoga masalah pasien kita bisa
segera teratasi . aamiin. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Semua : waalaikumsalam wr.wb.

Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, anggota tim pun mulai
melakukan tugasnya masing masing... Sekian .. Terima Kasih
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rondekeperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Ronde Keperwatan yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca
yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ghufron A., Mukti. 2007. Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan, ,
Yogyakarta: PT. Karya Husada Mukti.

Fabry, Donna. 2013. Hourly rounding: perspectives and perceptions of the frontline nursing
staff. New York, USA: John Wiley & Sons Ltd.

Kozier. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 5. Jakarta : EGC

Maliya, Arina dan Susilaningsih, Endang Zulaicha. 2009. Pelatihan Ronde Kasus untuk
Meningkatkan Kinerja Staf Keperawatan Di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Surakarta. Jurnal Vol .12, No.2, September 2009: 184 – 191 ISSN 1410-9344. Universitas
muhammadiyah Surakarta: Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan.

Nursalam, 2011, Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional,


edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Rahmadina, Suci. 2014. Analisis Penerapan Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rsud
Labuang Baji Makassar. Skripsi. UIN Alauddin Makassar.

Wiryawan, I Putu, 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan
Ronde Keperawatan di RSUD Kebumen. Yogyakarta: Universitas Respati Yogyakarta.

Suryanto.2009.Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Jogjakarta :Mitra


Cendekia Offset

Anda mungkin juga menyukai