Anda di halaman 1dari 14

GAMBARAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG

PENGGUNAAN EARLY WARNING SYSTEM


(EWS) DI UNIT RAWAT INAP
RSI PEKAJANGAN
PEKALONGAN

Proposal Skripsi

TOTO EKO SANTOSA

NIM. 202002030128

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
GAMBARAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG
PENGGUNAAN EARLY WARNING SYSTEM
(EWS) DI UNIT RAWAT INAP
RSI PEKAJANGAN
PEKALONGAN

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

TOTO EKO SANTOSA

NIM. 202002030128

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “ Gambaran Persepsi Perawat Tentang Penggunaan Early

Warning System (EWS) di Unit Rawat Inap RSI Pekajangan Pekalongan” disusun

oleh Toto Eko Santosa telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing

skripsi untuk dilakukan ujian seminar proposal.

Pekajangan, ……..April 2020

Neti Mustikawati, M. Kep, Sp, Kep, An


NIK. 1977122519991020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen mutu rumah sakit berperan penting dalam pelaksanaan

pelayanan di rumah sakit. Pemenuhan standar mutu pelayanan dapat

menjadi tolak ukur akuntabilitas suatu rumah sakit (Hidayat, 2020).

Standar mutu pelayanan rumah sakit meliputi domain keselamatan pasien,

efektivitas, berpusat pada pasien, tepat waktu, efisien dan menjamin

kesetaraan pelayanan (Megawati dkk, 2021).

Angka kematian pasien menjadi indikator proses pelayanan

kesehatan (Hidayat dkk, 2020). Kematian pasien ada 2 yaitu kematian <

48 jam dan kematian ≥ 48 jam yang dinilai dengan indikator gross death

rate (GDR) dan net death rate (NDR). Kematian pasien di rawat inap ≥ 48

jam menurut standar minimal pelayanan rumah sakit yaitu ≤ 0,24 %

(Megawati dkk, 2021). Kematian pasien di dunia mencapai 7.612 jiwa dan

Indonesia mencapai 6.573 jiwa pada tahun 2020 (Macrotrends, 2021).

Kematian pasien di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2020 sebanyak

1.529 jiwa, terdiri atas kematian < 48 jam sebanyak 814 jiwa dan kematian

≥ 48 jam sebanyak 715 jiwa, GDR 47,3 %0 dan NDR 22,1 %0 (Dinkes

Kabupaten Pekalongan, 2020).

Salah satu upaya peningkatan keselamatan pasien di rumah sakit

yaitu penggunaan Early Warning System (EWS) di unit rawat inap


(Sudjiati dkk, 2019). EWS digunakan untuk menilai kondisi klinis dengan

mengidentifikasi perburukan kondisi fisiologis, merespon pasien baru

datang dan pasien dengan kondisi penyakit akut. Komponen. EWS

meliputi kesadaran, tekanan darah sistole, denyut nadi, saturasi oksigen,

frekuensi pernafasan dan suhu (Megawati, 2021). EWS berfokus pada

deteksi dini kegawatan agar lebih cepat tertangani atau dihindari, sehingga

output yang dihasilkan lebih baik dan menurunkan angka mortalitas pasien

(Suwarno dkk, 2019). EWS merupakan standar nasional dari akreditasi

rumah sakit (SNARS) (Anggraeni dkk, 2020).

Penerapan early warning system berkaitan erat dengan peran

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. EWS membantu

perawat mendeteksi penurunan kondisi dan mengetahui kebutuhan pasien

(Anggraeni dkk, 2020). Persepsi perawat mempengaruhi kepatuhan

perawat dalam melakukan assessment EWS. Hasil penelitian Hutabarat

dkk (2020) bahwa persepsi perawat terhadap beban kerja yang terlalu banyak

yaitu 47%, jumlah perawat dengan pasien tidak sesuai sebanyak 50 % dan

perawat sering melakukan pekerjaan saat jam istirahat sebanyak 44 %.

Implementasi EWS juga berpengaruh terhadap peningkatan beban kerja perawat,

dimana 36% perawat mengatakan kadang-kadang pelaksanaan EWS

meningkatkan beban kerja. Sejalan dengan penelitian Megawati dkk (2021)

bahwa 98,4 % perawat tidak melengkapi dokumentasi EWS di ruang rawat inap.

Sedangkan hasil penelitian Anggraeni dkk (2020) menyatakan bahwa persepsi

perawat terhadap penerapan EWS meliputi respon klinis baik (52,6 %),

rekomendasi dan alur pendeteksian dini cukup (60,2 %) dan pelaporan baik (55,1

%).
Hasil studi pendahuluan di RSI Pekajangan pada bulan Maret 2021,

diperoleh data jumlah perawat di RSI Pekajangan sebanyak 136 orang

yang terdiri dari : keperawatan : 3 orang, IGD : 15 orang, rawat inap : 54

orang, ICU : 10 orang, kebidanan : 16 orang, perinatologi : 8 orang, OK :

9 orang dan Hemodialisa : 9 orang. Jumlah pasien rawat inap pada tahun

2020 : 10.037 pasien, jumlah pasien meninggal : 464 orang, pasien

meninggal < 48 jam : 292 orang, pasien meninggal ≥ 48 jam : 173, GDR :

49,7 %0, NDR : 18,5 %0. Pasien meninggal pada bulan Januari – Maret

2021 : 133 orang, pasien meninggal < 48 jam : 75 orang, pasien meninggal

≥ 48 jam : 58, GDR : 75.95 %0 NDR : 33.1%0 BOR : 41,8 %.

Indikator mutu nasional RSI Pekajangan (Komite PMKP Akreditasi

SNARS) meliputi : 1) Kepatuhan implementasi pasien 2) Emergensi

respon time (waktu tanggap pelayanan gawat darurat ≤ 5 menit) 3) Waktu

tunggu rawat jalan, penundaan operasi elektif, kepatihan jam visite Dokter

Spesialis 4) Waktu lapor hasil kritis laboratorium 5) Kepatuhan

penggunaan formularium nasional (Fornas) bagi RS provider BPJS 6)

Kepatuhan cuci tangan, kepatuhan upaya pencegahan risiko cidea akibat

pasien jatuh pada pasien rawat inap 7) Kepatuhan terhadap clinical

pathway 8) Kepuasan pasien dan keluarga 9) Kecepatan respon terhadap

komplain.

Indikator mutu rawat inap RSI Pekajangan meliputi : 1) Assesment

awal medis dalam 24 jam 2) Assesment awal keperawatan dalam 24 jam 3)

Assesmnt resiko jatuh 4) Assesment skrining nutrisional 5) Assesment nyeri

6) Pasien dilakukan manajemen nyeri 7) Kepatuhan jam visite Dokter


Spesialis 8) Kepatuhan visite pre anastesi 9) Penundaan operasi elektif 10)

Waktu tunggu operasi elektif ≤ 24 jam 11) Komplikasi pasca operasi 12)

Reaksi tranfusi darah 13) Reaksi / alergi obat 14) Pasien pulang APS (Atas

Permintaan Sendiri) 15) Pasien meninggal setelah dirawat ≥ 48 jam 16)

Pasien meninggal ≤ 8 jam dari gawat darurat 17) Pasien TB dengan DOTS

18) KNC / KDT kesalahan pemberian obat oleh perawat rawat inap.

Menurut keterangan Asisten Manager Keperawatan Unit Rawat Inap

RSI Pekajangan, Early Warning System (EWS) digunakan sejak 20 April

2019. EWS digunakan untuk deteksi dini kegawatdaruratan pada pasien

rawat inap. EWS dewasa digunakan di ruang Matahari, Kenanga,

Bougenvil, Amarilis dan Edelweis. Penilaian EWS dilakukan saat pasien

baru datang di ruang rawat inap, kemudian evaluasi EWS dilakukan

perawat sesuai skoring awal EWS. Parameter yang digunakan dalam EWS

yaitu laju pernapasan, saturasi oksigen, tekanan darah sistolik, nadi,

kesadaran dan suhu. Bila nilai total 0 : monitoring ulang minimal tiap 12

jam, nilai 1 – 4 : monitoring ulang minimal tiap 6 – 8 jam, terdapat nilai

3 : monitoring ulang minimal tiap 3 – 4 jam (hubungi dokter jaga), nilai 5

– 6 : monitor ulang minimal tiap 3 – 4 jam (panggil dokter jaga) dan nilai

≥ 7 : monitoring ulang tiap jam, call code blue dan pindahkan perawatan

ke level 2 / 3 (ICU).

Penggunaan EWS masih tergolong baru di RSI Pekajangan,

sehingga masih banyak perbedaan persepsi dan kurangnya pemahaman

perawat terhadap penggunaan EWS. Perawat mengatakan EWS efektif

dalam deteksi dini kegawatdaruratan dan mengetahui kebutuhan pasien,


tetapi dianggap menambah beban pekerjaan terutama pada ruang rawat

inap dengan jumlah pasien banyak dan tingkat ketergantungan pasien yang

tinggi. Penggunaan EWS juga dianggap lebih rumit dibandingkan dengan

pengukuran tanda – tanda vital biasa yang hanya memeriksa tekanan

darah, suhu dan nadi. Perawat sering tidak tepat waktu dalam melakukan

evaluasi EWS, terutama pada pasien yang harus di monitor tiap jam.

Perawat juga tidak lengkap mengisi EWS. Hal ini dapat meningkatkan

risiko keterlambatan penanganan kondisi kegawat daruratan yang

berakibat peningkatan kematian pasien. Tingginya kematian pasien

menggambarkan kurangnya mutu pelayanan di rumah sakit.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tentang persepsi perawat

tentang penerapan early warning system, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran Persepsi Perawat Tentang

Penggunaan Early Warning System (EWS) di Unit Rawat Inap RSI

Pekajangan Pekalongan ‘.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana persepsi

perawat tentang penggunaan Early Warning System (EWS) di Unit Rawat

Inap RSI Pekajangan Pekalongan ?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat


tentang penggunaan Early Warning System (EWS) di Unit Rawat Inap

RSI Pekajangan Pekalongan.

2. Tujuan Khusus

a) Mendeskripsikan karateristik responden menurut umur, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja.

b) Mendeskripsikan gambaran penggunaan Early Warning System

(EWS) di RSI Pekajangan Pekalongan.

c) Mendeskripsikan gambaran persepsi perawat tentang Early

Warning System (EWS) di RSI Pekajangan Pekalongan.

D. Manfaat

1. Aspek teori (body of knowledge)

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk

menambah infomasi, wawasan dan ketrampilan dalam bidang

penelitian khususnya tentang gambaran persepsi perawat dalam

penggunaan Early Warning System (EWS).

2. Aspek profesi (Professionalism):

a) Sebagai wujud nyata keikutsertaan profesi keperawatan kritis

dalam upaya angka mortalitas pasien dengan penggunaan Early

arning System (EWS).

b) Sebagai bahan kajian profesi keperawatan untuk menandakan

pengabdian masyarakat yang berfokus pada penggunaan EWS di

unit rawat inap rumah sakit.

c) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman tenaga


kesehatan dalam rangka merencanakan dan mengambil keputusan

klinis sesuai kondisi dan kebutuhan pasien dengan penggunaan

EWS.

3. Aspek praktik (clinical implications)

Sebagai bahan kajian untuk memperbaiki mutu pelayanan

kesehatan di rumah sakit dengan penggunaan Early Warning System

(EWS).

E. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Gambaran Persepsi Perawat Tentang

Penggunaan Early Warning System (EWS) di Unit Rawat Inap RSI

Pekajangan Pekalonga” belum pernah dilakukan sebelumnya. Adapun

penelitian yang sejalan antara lain :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti dan Judul Tujuan Metode Hasil


tahun Penelitian Penelitian Penelitian
Jensen, J. Introducing the Mengetahui Jenis penelitian Persepsi dan
K., Skår, R., National Early persepsi dan : studi sikap
& Tveit, B. Warning Score– sikap perawat kualitatif. perawat
(2019). A qualitative rumah sakit Desain : terhadap
study of hospital tentang Early purposive skoring
nurses’ Warning sampling. EWS :
perceptions and System Sampel : 23 perbedaan
reactions.. orang perawat antara
RS. menggunaka
Pengumpulan n alat
data : penilaian
wawancara standar
dengan
penilaian
klinis EWS,
apakah EWS
lebih
bermanfaat
atau
menambah
kecemasan
dan beban
kerja
perawat,
masalah
dalam
kepatuhan
penggunaan
EWS dan
perawat
takut bila
pekerjaanny
a bertambah
Spångfors, National Early Mengetahui Jenis penelitian 71 %
M., Molt, Warning Score: persepsi, : korelasi perawat
M., & A survey of pengalaman, observasional. patuh
Samuelson, registered dan hambatan Desain melaksanaka
K. (2020). nurses' perawat dalam penelitian : n penilaian
perceptions, penerapan cross sectional. EWS. 74 %
experiences and Early Warning Sampel : 1.044 perawat
barriers. Score perawat perpendapat
sangat
penting
untuk
menilai
respon klinik
pasien

Pradnyana, Hubungan Mengetahui Jenis penelitian Ada


I. (2021). Tingkat hubungan : deskripstif, hubungan
Pengetahuan tingkat desain bermakna
dengan pengetahuan penelitian : tingkat
Kepatuhan dengan cross sectional, pengetahuan
perawat dalam kepatuhan teknik dengan
Menjalankan perawat dalam sampling : total kepatuhan
Early Warning menjalankan sampling, perawat
Score di Rumah Early Warning sampel : 58 dalam
Sakit BIMC Score di perawat. menjalankan
Kuta Rumah Sakit early
BIMC Kuta warning
score

Adapun perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu

adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Jensen, J. K., Skår, R., & Tveit, B (2020) yang berjudul “

Introducing the National Early Warning Score–A Qualitative study of

Hospital Nurses’ Perceptions and Reactions ”. Perbedaan dengan

penelitian terdahulu yaitu variabelnya persepsi dan sikap perawat

tentang Early Warning Score, sedangkan penelitian sekarang


variabelnya gambaran persepsi perawat tentang penerapan Early

Warning System. Jenis penelitian terdahulu kualitatif, sedangkan

penelitian sekarang observasi koresional.

2. Penelitian Spångfors, M., Molt, M., & Samuelson, K. (2020) yang

berjudul “ National Early Warning Score: A survey of Rregistered

Nurses' Perceptions, Experiences and Barriers “. Perbedaan dengan

penelitian terdahulu yaitu variabelnya persepsi, pengalaman dan

hambatan perawat dalam pelaksanaan Early Warning Score,

sedangkan variabel penelitian sekarang variabelnya gambaran persepsi

perawat dalam penerapan Early Warning System.

3. Penelitian Pradnyana, I. (2021) yang berjudul “ Hubungan Tingkat

Pengetahuan dengan Kepatuhan perawat dalam Menjalankan Early

Warning Score di Rumah Sakit BIMC Kuta”. Perbedaan dengan

penelitian terdahulu yaitu variabel pada penelitian terdahulu tingkat

pengetahuan dan kepatuah perawat menjalankan Early Warning Score,

sedangkan variabel penelitian sekarang gambaran persepsi perawat

tentang penerapan Early Warning System.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, A. D., & Pangestika, D. D. 2020. Persepsi Perawat Terhadap


Penerapan Early Warning Score (EWS) di RSUD Banyumas. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan, 11(1), 120-125.

Hidayat, D. I., Agushybana, F., & Nugraheni, S. A. 2020. Early Warning System
pada Perubahan Klinis Pasien terhadap Mutu Pelayanan Rawat Inap.
Hideia. (Journal of Public Health Research and Development), 4(3), 506-
519.

Hutabarat, V., Novieastari, E., & Satinah, S. 2020. Modifikasi Assesment Early
Warning System Upaya Peningkatan Penerapan Keselamatan Pasien. Jurnal
Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal), 6(2), 112-
120.

Jensen, J. K., Skår, R., & Tveit, B. 2019. Introducing the National Early Warning
Score–A qualitative study of hospital nurses’ perceptions and reactions.
Nursing open, 6(3), 1067-1075.

Macrotrens. 2020. World – Historical Death Rate.


https://www.macrotrends.net/countries/WLD/world/death-rate 2020

Macrotrens. 2020. Indonesian – Historical Death Rate.


https://www.macrotrends.net/countries/WLD/world/death-rate 2020

Megawati, S. W., Jundiah, R. S., Khotimah, N. I. H. H., & Muliani, R. 2021.


Evaluasi Penerapan Early Warning Score di Ruang Rawat Inap Dewasa.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 6(1).

Pradnyana, I. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat


Dalam Menjalankan Early Warning Score di rumah Sakit Kuta. Doctoral
dissertation, Stikes Bina Usada Bali.

Spångfors, M., Molt, M., & Samuelson, K. 2020. National Early Warning Score:
A survey of registered nurses' perceptions, experiences and barriers. Journal
of clinical nursing, 29(7-8), 1187-1194.
Sudjiati, E., & Hariyati, R. T. S. 2019. Efektifitas Penggunaan Teknologi Early
Warning Scoring Sytem (EWSS) Dalam Keperawatan. Jurnal Online
Keperawatan Indonesia, 2(2), 34-39.
.

Anda mungkin juga menyukai