Anda di halaman 1dari 16

TEORI KONSEP DAN PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN MANAJEMEN

KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

NAMA NPM
1. Dila S Unwakoli 12114201180157
2. Maria M Ulurdity 12114201180186
3. Sarina Rumlawang 12114201180025
4. Ake Rupidara 1214201180062
5. Antina.W.Romer 12114201180192
6. Paulus.B.J.Hadulu 12114201180045
7. Gloria.M.V.Hitarihun 12114201180084
8. Novalinda Perulu 12114201180193
9. Yunitha Uruilal 12114201180056
10. Alfonsina Bernadus 12114201180010
11. Yuliana.M.Tuhehay 121142011800102
12. Aprilia maloka 12114201180160
13. Ditiwan Refialy 12114201180
14. Rilda.H.Sapury 12114201180181
15. Fiel.S.Timbuleng 12114201180176
16. Fyelyta septory 12114201180121

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Konsep Prinsip Dasar
Kepemimpinan Manajemen Keperawatan”ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada “Mata
Kuliah Manajemen Keperawatan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.

Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari Dosen Pengampuh Mata Kuliah ini demi kesempurnaan makalah
ini.

Ambon, 09 februari 2020]

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, ini akan
terus berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus menerus
berkembang dan mengalami perubahan, demikian pula dengan keperawatan.
Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan sebagai
bentuk asuhan professional kepada masyarakat, keperawatan sebagai iptek,serta
keperawaan sebagai kelompok masyarakat ilmuan dan kelompok masyarakat
professional.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu
secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya.
Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain.
Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat
tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan
akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi
diri dari ancaman yang bersifat semu atau yang benar - benar ancaman terhadap tidak
terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja.
Atasan / pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan
yang efektif dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga
bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan
perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya
akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.
Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik
dibicarakan. Daya tarik ini didasarkan pada latar historis yang menunjukan arti
penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan
kenyataan bahwa kepemimpinan merupakan sentrum dalam pola interaksi antar
komponen organisasi.
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia.
Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan,
pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan
ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat professional serta
pekerja keperawatan non professional.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Apa Pengertian konsep kepemimpinan? 
2. Apa saja kriteria Pemimpin?
3. Bagaimana kepemimpinan keperawatan dalam menejemen keperawatan?
4. Apa saja teori – teori kepemimpinan dalam menejemen pelayanan kesehatan?

C. Tujuan
Untuk memberikan gambaran dan membandingkan terkait Konsep dan Prinsip
Kepemimpinan Manajemen dalam Keperawatan

D. Manfaat
Adapun tujuan penulisan makalah ini supaya para pembaca khususnya mahasiswa
mampu untuk mengetahui terkait Konsep dan Prinsip Kepemimpinan Manajemen
dalam Keperawatan
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir


maupun lahir dari perilaku dalam memengaruhi dan mengarahkan staf melakukan pekerjaan
yang telah ditugaskan kepada mereka. Menurut Arwani (2006) kepemimpinan adalah suatu
seni dan proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka memiliki
motivasi untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu, sedangkan menurut Stoner. Freeman,
dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah suatu proses dalam mengarahkan dan
memengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan Gardner
(1986) dalam Swanburg (2000) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi
dan memberikan contoh sehingga individu (atau pimpinan kelompok) membujuk
kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan
bersama .

Menurut Sulvian dan Decker (2005), bahwa kepemimpinan merupakan penggunaan


keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, untuk melaksanakan sesuatu
dengan sebaik baiknya sesuai dengan kemampuannya. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dilakukan oleh seseorang yang memiliki kemampuan untuk
memahami perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang
dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.

Syarat-Syarat pemimpin
 Menurut R.L.Khan mengemukaaan bahwa seorang pemimpin menjalankan
pekerjaannya dengan baik bila :
1. Memberikan kepuasan kebutuhan langsung para bawahannya.
2. Menyusun jalur pencapaian tujuan
3. Menghilangkan hambatan – hambatan pencapaian tujuan
4. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa berguna secara
organisatoris
 Menurut S.Suarli Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab
2. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi
introspektif
3. Mempunyai kemampuan untuk menentukan priorotas
4. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi

Pendekatan Kepemimpinan

Menurut Suarli (2002). ada 3 pendekatan kepemimpinan untuk memimpin suatu


organisasi, diantaranya berdasarkan :

a) Sifat
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat seseorang dilakukan dengan cara
membandingkan sifat dari mereka yang menjadi pemimpin dengan mereka
yang bukan pemimpin, membandingkan sifat dari pemimpin yang efektif dan
pemimpin yang tidak efektif.
b) Perilaku
Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang menjadi
pemimpin yang efektif
c) Situasi
Pendekatan ini membahas hubungan antara pemimpin dan situasi. diantaranya
hubungan atasan dengan bawahan, struktur tugas yang harus dikerjakan, dan
posisi kewenangan seseorang

Macam-macam gaya kepemimpinan

Berikut macam-macam gaya kepemimpinan yaitu:

a. Menurut Tannenbau dan Warrant H.Schmidt Gaya kepemimpinan berfokus


pada atasan dan berfokus pada bawalan
b. Menurut Likert :
1) Sistem otoriter-eksploitatif yaitu pemimpin ini sangat otoriter mempunyai
kepercayaan yag rendah terhadap bawahannya. Komunikasi yang dilakukan
bersifat satu arah ke bawah
2) Sistem benevolent-otortatif yaitu pemimpin mempercayai bawahan sampai
pada tingkat tertentu
3) Sistem konsultatif yaitu pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup
besar terhadap bawahan. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan
spesifik yang dibuat oleh bawahan
4) Sistem partisipatif yaitu pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya
terhadap bawahan Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai
kelompok kerja.
c. Menurut Teori X dan teori Y
Douglas McGregor (1960) menyatakan bahwa berdasarkan teori X bawahan
itu tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung
jawab, cenderung menolak perubahan dan lebih suka dipimpin daripada
memimpin. Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang bekerja, bisa
menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu
berimajinasi dan kreatif
d. Menurut Robert House :
(1) Direktif yaitu pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh
bawahannya
(2) Suportif yaitu pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan
bersikap ramah terhadap bawahan
(3) Partisipatif yaitu pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk
mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah
keputusan
(4) Berorientasi tujuan yaitu pemimpin menetapkan tujuan yang menantang
dan mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut
seoptimal mungkin
e. Menurut Herscy dan Blanchard: Instruksi, Konsultasi, Partisipasi, Delegasi
f. Menurut Lippits dan K. White: Otoriter, Demokratis, Liberal
g. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang: Otoriter,
Demokratis, Partisipatif, Bebas tindak

B. Teori Kepemimpinan Dalam Keperawatan

Teori kepemimpinan berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik unik, baik fisik, mental
maupun kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan kepemimpinan Teori ini
menekankan pada ciri khas pribadi dari para pemimpin. Menurut Kartono (1994: 27) tooni
kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku panimpin dan konsep-
konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan panimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan
fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.

Teori-teori dalam Kepemimpinan, antara lain

 Teori Bakat(Trait Theory)


Teori ini lahir pertama kali di Yunani kuno dan Romawi yang kemudian
berkembang dan menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya diciptakan
yang kemudian teori ini dikenal dengan " Great Man Theory". Teori bakat
menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa sejak lahir
bukan didapatkan dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuat
mereka lebih baik daripada orang lain (Marquis dan Huston, 2010). Pemimpin
dilahirkan dengan membawa sifat sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi.
Analisis teori tentang kepemimpinan dimulai dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Jadi teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada
karakter pemimpinnya. Swanburg (2000) menyatakan ciri-ciri pemimpin menurut
teori bakat adalah: inteligensi, kepribadian, dan kemamdiri

Adapun ciri-ciri pemimpin menurut teori bakat , sebagai berikut ;


a) Intelegensi
o Pengetahuan
o Keputusan
o Kelancaran bicara
b) Keperibadian
o Adaptasi
o Kreatif
o Kooperatif
o Siap /siaga
o Rasa percaya diri
o Integritas
o Keseimbangan emosi dan mengontrol
o Independen
o Tenang
c) Perilaku
o Kemampuan bekerjama
o Kemampuan interpersonal
o Kemampuan diplomasi
o Partisipasi sosial
o Prestise

 Teori Perilaku
Teori ini menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana
seorang manajer menjalankan fungsinya. Menurut Vestal (1994) teori ini dinamakan
sebagai gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi. Konsepnya
beralih dari siapa yang memiliki pemimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk
memimpin secara efektif. Menurut Gillies (1970) gaya kepemimpinan dapat
diidentifikasikan bedasarkan perilaku pemimpin i sendiri. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh adanya pengalaman mempengaruhi gaya kepemimpinan yang
digunakan. Secara ilmiah, perilaku seorang pemimpin menurut teori ini memiliki
kecendrungan kearah dua hal yaitu: pertama, disebut konsiderasi yaitu kecendrungan
seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Kedua
disebut struktur inisiasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan.

Teori Kontingensi dan Situasional

Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang melaksanakan
tugasnya dan mengkombinasi antara faktor bawaan, perilaku dan situasi. Hal ini berarti
bahwa tidak ada satu system manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tempat
perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik sebagai lawan system
mekanistik), pada system ini mempunyai beberapa ciri, antara lain substansinya adalah
manusia bukan tugas, kurang menekankan hirarki, mengendalian diri sendiri, penyesuaian
bersama, struktur saling berhubungan, fleksibel dalam bentuk kelompok, kebersamaan dalam
nilai, kepercayaan dan norma
Teori behavioristik

Behaviorisme merupakan salah aliran psikoloki ynag memandang individu hanya dari
sisi fenomena jasmania dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasan individu dalam
suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada
pemahaman tentang pekerja lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku.

Teori humanistic

Teori ini menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori niche bis dicirikan descens
Kalmar dan adanya kebebasan. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia
merupakan motivated organism ". Orgiaisasi memiliki stuktur dan sistem control tertentu
Fungsi kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk
merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang
sama sejalan dengan arah tujuan kelompok (Blanchard & Zigami, 2001). Jadi berdasarkan
teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki
perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga kemudian juga
timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang
pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.

Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)

Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam suatu pengelolaan yaitu
mansjer/ pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan dan lingkungan. Dia menekankan dalam
melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori ini perlu didukung oleh teori motivasi,
interaksi dan teori transformasi.

Teori Motivasi

Penerapan teori motivasi dalam keperawatan :

Motivasi adalah proses emosional lebih cendrung psikologis dari pada


logika.Mempelajari bagaimana seorang perawat dapat merasakan dan membantu
mempergunakan alat-alat yang akan membantu pencapaian perasaan tadi.Suatu perasaan
yang berkaitan dengan orang pada pekerjaan yang memungkinkan perawat itu merasa
diterima,kinerja dimana perawat itu mempunyai ketrampilan tinggi, dikenal mempunyai
ketrampilan memuaskan disbanding yang lainnya.

Sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu , motivasi pada dasarnya merupakan suatu


proses yang tidak disadari.Apabila perawat ditanyakan mengapa perawat melakukan
sesuatu.perawat itu tidak akan memberikan jawaban.Walaupun dasar seseorang itu
tersembunyi dan tidak dapat diraba,kegiatan atau tingkah laku merekan dapat dimengerti oleh
mereka.

Seorang perawat kepala bertanggung jawab untuk memotivasi bawahan dalam


mencapai tujuan-tujuan organisasi.Dengan mengunakan teori-teori untuk mencapai tujuan
ini,pertama-tama pemimpin perlu mengkaji kekutaan motif tertinggi dari karyawan , dan
kemudian menentukan tujuan yang akan secara langsung memuaskan kebutuhan pribadi
karyawan.

Proses motivasi yang telah dijelaskan merupakan proses untuk memotivasi satu
orang.Karena seorang kepala perawat lebih sering harus memotivasi sekelompok orang
dalam menyelesaikan tugas, maka teori motivasi pertama-tama diterapkan orang-orang secara
individual dalam kelompok.seorang pemimpin mungkin bukan segala-galanya untuk setiap
orang , seseorang pemimpin harus menjadi untuk sebagian besar orang dalam kelompok dan
kemudian berusaha untuk melakukan pendekatan pribadi terhadap orang-orang yang belum
terpuaskan.

Kemudian teori ini juga dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:

1) Maslow (hierarki kebutuhan) yaitu fisiologis (gaji pokok), aman


(perecanaan yang regular), kasih sayang (kerja sama secara tim), harga diri
(pencapaian posisi), aktualisasi (tantangan dalam bekerja)
2) Clayton Alderfer (teori ERG) yaitu Existence (fisiologis), Relatedness
(kasih sayang) Growth (harga diri dan aktualisasi)
3) Frederich Herzberg (teori dua faktor) yaitu motivators (kepuasaan kerja),
hygiene (lingkungan yang kondusif)
4) Mc Clelleand (teori belajar) yaitu affiliation (bersahabat), power
(memerintah orang lain), achievement (suka tantangan, kompetisi dan
menyelesaikan masalah secara detail)

Teori Z (Ouchi 1981)


Teori ini merupakan pengembangan teori Y dari Mc Gregor. Komponen teori Z
meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya,
menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat dan pendekatan yang holistik
terhadap staf. Teori ini lebih menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas produksi

Teori Interaktif (Schein 1970)

Teori ini berasumsi bahwa manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks,
mereka mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan, motivasi
seseorang tidak tetap tetapi berkembang sesuai perubahan waktu, tujuan bisa berbeda pada
situasi yang berbeda pula, penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas
yang harus diselesaikan, kemampuan seseorang pengalaman, dan motivasi, tidak ada strategi
yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi

C. Prinsip Kepemimpinan dalam pelayanan Keperawatan

Prinsip dipandang sebagai paradigma yang terdiri dari beberapa ide utama
berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk
membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah
bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Prinsip merupakan suatu pusat atau
sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dangan 4 dimensi seperti:
keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang
pemimpin yang cektif didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephan R Coney) sebagai berikut:
seorang yang belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan, membawa energi yang
positif, percaya pada orang lain, keseimbangan dalam kehidupan, melihat kehidupan sebagai
tantangan sinergi, latihan mengembangkan diri sendiri Proses dalam mengembangkan diri
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan pemahaman materi, memperluas
materi melalui belajar dan pengalaman, mengajar materi kepada orang lain, mengaplikashkan
prinsip-prinsip, memonitoring hasil, merefleksikan kepada hasil, menambahkan pengetahuan
baru, yang diperlukan materi, pemahaman baru dan kembali menjadi diri sendiri lagi.

Menurut Gottlieb, et al (2012), prinsip-prinsip kepemimpinan dalamkeperawatan


mencakup delapan prinsip. Adapun penjelasannya sebagaikeperawatan mencakup delapan
prinsip. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Manajemen keperawatan adalah perencanaan


Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen (thefirst function of
management). Semua fungsi manajemen tergantung dari perencanaan. Perencanaan
adalah adalah suatu proses suatu proses berpikir atau proses berpikir atau proses
mentalmentaluntuk membuat keputusan dan peramalan (untuk membuat keputusan
dan peramalan ( forecasting forecasting ). Perencanaan harus berorientasi ke masa
depan dan memastikan kemungkinan hasil harus yang diharapkan (Swansburg &
Swansburg, 1999).
2. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya (Sri Mugianti,2016)
3. Kepemimpinan keperawatan berbasis kekuatan menciptakan lingkungan kerja yang
mempromosikan kesehatan perawat dan memfasilitasi pembangunan mereka
4. Kepemimpinan keperawatan berbasis kekuatan untuk memahami pentingnya
perbedaan dan makna yang diciptakan
5. Kepemimpinan keperawatan berbasis nilai-nilai tekad diri
Tekad diri adalah kemampuan untuk memilih tanpa paksaan. Hal ini diperlukan untuk
menemukan kebutuhan dasar individu seperti otonomi ,kompetensi dan kepekaan
(Decy dan Ryan, 1985).

E. Hubungan kepemimpinan dan kekuasaan

Kepemimpinan dan kekuasaan adalah dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan lainnya. Kepemimpinan dapat dijalankan hanya bila pada diri pemimpin
terdapat kekuasaan karena jabatan yang diembannya dan penerimaan atau pengakuan
bawahan atas perannya sebagai pemimpin (Gilles,1996).

Kekuasaan seorang pemimpin dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Reward power atau kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan baik


berupa insetif material,memenuhi permintaan notasi tugas atau kesempatan untuk
mengikuti program pengembangan staf.
2. Coecieve power atau kekuasaan yang menerapkan perintah atau hukuman secara
paksa kepada bawahan berupa penurunan atau penundaan kenaikan
pangkat,skorsing,maupun pemecatan.
3. Referent power merupakan kemampuan untuk menjadi panutan bawahan sehingga
sehingga dapat menimbulkan kebanggan dan upaya bawahan untuk
mengidentifikasikan diri sesuai dengan pemimpinnya.
4. Expert power merupakan kemampuan untuk meyakinkan,membimbing dan
mengarahkan bawahan berdasarkan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Keperawatan adalah profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya lebih luas,
baik sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti
keperawatan. Melihat fungsinya yang luas sebagaimana tersebut di atas, maka
perawat profesional harus dipersiapkan dengan mendapatkan pengetahuan dan
ketrampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin keperawatan dibutuhkan baik sebagai
pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan.
2. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
3. Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya untuk
menaklukkan orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong bawahannya
dalam mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada.

Saran

1. Seorang pemimpin hendaknya mampu membimbing, mengarahkan dan mengayomi


anggotanya tanpa membedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,
2. Dalam proses manajemen keperwatan seharusnya melibatkan seluruh personil bukan
hanya berpusat pada pemimpin atau manajer.
3. Demikianlah Prinsip Kepemimpinan Dalam Manajemen Keperawatan dapat
disampaikan semoga bermanfaat dalam bidang ilmu keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Swansburg,Russel C.2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen


keperawatan.jakarta:EGC

Sukamanela Ari, dkk (2016); Kepemimpinan dalam keperawatan konsep dasar keperawatan
dalm keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai