Oleh :
NAMA : ARIF HIDAYAT
NIM : PO.71.20.4.14.006
Skripsi ini adalah karya sendiri, dan semua sumber baik yang di kutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Yang Menyatakan,
HALAMAN PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebgai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Keperawatan Pada
Program Studi Diploma IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Ns. Rumentalia Sulistini, S.Kep, M.Kep Tanda Tangan ..................
Pembimbing II : Eva Susantie, S.Kep, M.Kep Tanda Tangan ..................
Penguji I : Tanda Tangan ..................
Penguji II : Tanda Tangan ..................
Penguji III : Tanda Tangan ..................
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : 2018
Ketua Program Studi
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salh satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan keperawatan pada
Program Studi Diploma IV Keperawatan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Palembang. Skripsi ini dapat saya selesaikan atas Bimbingan Ibu
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Sebagai civitas akademik Poltekkes Kemenkes Palembang, saya yang bertanda tangan
dibawah ini
Nama : Arif Hidayat
NIM : PO.71.20.4.14.006
Program Studi : Diploma IV Keperawatan
Jurusan : Keperrawatan
Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Poltekkes
Kemenkes Palembang Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exklusive Royalty – Free
Right) atas Skripsi saya yang berjudul :
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Berat Badan Interdialsis Pasien Gagal Ginjal
Kronik DI RS Siti Khodijah Palembang”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Poltekkes Kemenkes Palembang berhak menyimpan, mengalih media/ format-kan, mengelola
dalam bentuk pangkalan dat (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Palembang
Pada tanggal :
Yang menyatakan
(Arif Hidayat)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak
dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum.
Pada pasien gagal ginjal kronis mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa
disembuhkan dan memerlukan pengobatan berupa, transplantasi ginjal, dialisis
peritoneal, hemodialisis dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama (Black, 2014).
Gagal ginjal kronik menjadi masalah besar dunia karena sulit disembuhkan. Di dunia
prevalensi gagal ginjal kronis menurut ESRD Patients (End-Stage Renal Disease) pada
tahun 2011 sebanyak 2,786,000 orang, tahun 2012 sebanyak 3.018.860 orang dan tahun
2013 sebanyak 3.200.000 orang. Dari data tersebut disimpulkan adanya peningkatan
angka kesakitan pasien gagal ginjal kronis tiap tahunnya sebesar sebesar 6 (Fresenius
Medical Care AG & Co., 2013).
Menurut Ismail, Hasanuddin & Bahar (2014) Jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia
sekitar 150 ribu orang dan yang menjalani hemodialisis 10 ribu orang. Gagal ginjal kronik
berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible (Neliya,
2012 ).
2011).Salah satu terapi pengganti gagal ginjal kronik adalah Hemodialisis (HD) yang
hidup dan memperbaiki kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik.Tindakan ini
dapat membantu atau mengambil alih fungsi normal ginjal. Berdasarkan data dari
Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari Perhimpunan Nefrologi
Indonesia, dikatakan bahwa terjadi peningkatan klien HD sebesar 5,2 %, dari 2148
orang pada tahun 2007 menjadi 2260 orang pada tahun 2008 ( Soelaiman, 2009).
mengenai kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisis
terhadap restriksi cairan (3,4% - 74%) dan ketidakpatuhan mengikuti program diet
(1,2% – 82,4%) (Syamsiah, 2011). Dilaporkan lebih dari 50% pasien yang menjalani
terapi hemodialisis tidak patuh dalam pembatasan asupan cairan (Kartika, 2009).
diuretik, sehingga menyebabkan rasa haus dan pasien berusaha untuk minum. Hal
ini karena dalam kondisi normal manusia tidak dapat bertahan lebih lama tanpa
asupan cairan dibandingkan dengan makanan (Potter & Perry, 2008 dalam Kartika,
2009).
Pada pasien gagal ginjal kronik apabila tidak melakukan pembatasan asupan
cairan maka cairan akan menumpuk di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema
di sekitar tubuh seperti tangan, kaki dan muka. Penumpukan cairan dapat terjadi di
rongga perut disebut ascites. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat
Selain itu, penumpukan cairan juga akan masuk ke paru – paru sehingga
membuat pasien mengalami sesak nafas. Secara tidak langsung berat badan pasien
juga akan mengalami peningkatan berat badan yang cukup tajam, mencapai lebih
dari berat badan normal (0,5 kg /24 jam) yang dianjurkan bagi pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisa. Oleh karena itulah pasien gagal ginjal
kronik harus mengontrol dan membatasi jumlah asupan cairan yang masuk dalam
jumlah cairan yang masuk selama periode interdialisis (Arnold, 2008). Menurut Pace
Penambahan berat badan interdialisis yang terlalu tinggi dapat menimbulkan efek
negatif terhadap keadaan pasien, diantaranya hipotensi, kram otot, hipertensi, sesak
nafas, mual dan muntah, dan banyak gejala lainnya (Smeltzer & Bare, 2008)
Gangguan fisik yang bisa ditimbulkan akibat penambahan berat badan yang
terlalu tinggi pada saat intra-dialisis adalah besarnya volume cairan pada saat ultrafikasi,
hipertropi ventrikel kiri, dan edema paru (Veerapan, Arvind & Ilayabharthi, 2012).
organ tubuh, kelebihan cairan yang dialami oleh pasien sangat erat kaitannya dengan
Penambahan berat badan interdialisis juga merupakan salah satu indikator kualitas
hidup bagi pasien hemodialisa yang perlu dikaji sehingga dapat digunakan untuk
Perawat sebagai edukator dapat menggunakan berbagai metode dan media yang
dibutuhkan agar pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien menimbulkan hasil
yang baik yaitu perubahan perilaku hidup sehat. Berbagai media dapat dipakai untuk
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hartati (2016) Pengaruh pendidikan kesehatan
menggunakan media audiovisual terhadap kepatuhan pembatasan cairan pada pasien
hemodialisa, Kepatuhan pada kelompok eksperimen setelah pendidikan kesehatan pada
observasi 1 yang paling banyak adalah patuh sebanyak 11 orang (55%), pada observasi
2 yang paling banyak adalah tidak patuh sebanyak 11 orang (55%) dan pada observasi 3
yang paling banyak adalah patuh sebanyak 12 orang (60%) dari 20 sampel
Informasi akan disimpan dalam memory 20% jika disampaikan dengan
menggunakan media visual, 50% jika menggunakan media audiovisual dan 70% jika
dilakukan dalam praktek nyata. Pertimbangan pengaruh budaya dalam proses belajar
diketahui bahwa intruksi akan lebih efektif apabila disampaikan dalam bentuk video
yang menampilkan pesan menyerupai benda asli (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian Hare, Carter, & Forshaw (2013) membuktikan bahwa metode terapi
kognitif dapat menurunkan adanya oedema setelah 6 minggu intervensi sebagai indikasi
pamflet dan tatap muka dalam memberikan pendidikan kesehatan meningkatkan nilai
bahwa, angka kejadian pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronik terus
mengalami peningkatan. Begitu pula dengan angka kejadian pasien yang menjalani
pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Interdialisis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di RS. Siti Khodijah Palembang Tahun
2018.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah
kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari tiga bulan, berdasarkan kelainan
patologis pada tahun 2002. Diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai
laju filtrasi glomerolus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m² jika tidak ada tanda
kerusakan ginjal. Kriteria bukan CKD adalah pada keadaan tidak terdapat kerusakan
ginjal lebih dari tiga bulan, dan LFG sama atau lebih dari 60 ml/menit/1,73 m²
(Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013).
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada
suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialysis
atau transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang
terjadi pada semua ginjal, akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal
kronik.
Chronic Kidney Disease( CKD ) atau End Stage Renal Disease (ESRD) adalah
kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana
tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan
cairan dan elektrolit berakibat peningkatan ureum (azotemia) (Smeltzer, et al.
2008).
2. Klasifikasi CKD
CKD dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat penurunan fungsi ginjal. Fungsi
ginjal dapat dilihat berdasarkan nilai Laju Filtrasi Glomerolus (LFG)/ Glomerular
Filtration Rate (GFR), yang dihitung dengan menggunakan rumus Kockcroft-Gault.
Derajat glomurular filtration rate (GFR) normal adalah : 125 mL/min/1,73 m²
(Smeltzer,et.al., 2008).
3. Etiologi
Etiologi terjadinya gagal ginjal kronik sangat bevariasi antar satu negara dengan
negara lain. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) pada tahun 2000 mencatat
penyebab gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Indonesia, seperti pada
Tabel 4.
.
c. Ketidakseimbangan Kalium
Hiperkalemia jarang terjadi sebelum stadium 4, jika keseimbangan cairan dan
asidosis metabolik terkontrol.
Keseimbangan kalium berhubungan dengan sekresi aldosteron. Selama
output urine dipertahankan kadar kalium biasanya terpelihara. Hiperkalemia terjadi
karena pemasukan kalium yang berlebihan, dampak pengobatan, hiperkatabolik
(infeksi), atau hiponatremia. Hiperkalemia juga merupakan karakteristik dari tahap
uremia.
Hipokalemia terjadi pada keadaan muntah atau diare berat. Pada penyakit
tubuler ginjal, nefron ginjal meresorbsi kalium sehingga ekskresi kalium
meningkat. GFR menurun dan produksi NH3 meningkat jika hipokalemia
persisten. HCO3 menurun dan natrium bertahan (Brunner & Sudarth, 2012).
e. Ketidakseimbangan magnesium
Magnesium pada tahap awal CKD adalah normal, tetapi menurun secara
progresif dalam ekskresi urine menyebabkan akumulasi. Kombinasi penurunan
ekskresi dan intake yang berlebihan mengakibatkan henti napas dan jantung (Brunner
& Sudarth, 2012).
f. Ketidakseimbangan Calsium dan Fosfor
Secara normal calsium dan pospor dipertahankan oleh parathyroid hormon
yang menyebabkan ginjal mereabsorbsi kalsium, mobilisasi calsium dari tulang dan
depresi resorbsi tubuler dari pospor. Hiperpospatemia dan hipocalsemia terjadi
sehingga timbul hiperparathyroidisme sekunder bila fungsi ginjal menurun 20-25 %
dari normal. Metabolisme vitamin D terganggu. Osteorenaldystrophy dapat terjadi
bila hiperparathyroidisme berlangsung dalam waktu lama (Brunner & Sudarth, 2012).
1. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Asupan Cairan
Dengan Media
Audiovisual
(Sri Hartati, 2016)
2. Pengaruh Metode
Pendidikan Kesehtan
Individual (Hirmawaty,
T. 2014)
3. Edukasi Dalam
Meningkatkan Kepatuhan
Intake Cairan (Desak Putu
Kuniawati, 2015)
4. Efektifitas Konseling Diet
Cairan (B.A. Tanujiarso,
2014)
Gambar 1
C. Kerangka Konsep
Pendidikan kesehatan
Berat badan interdialisis
Dengan media booklet
Gambar 2
D. Hipotesis
METODE PENELITIAN
Kelompok Perlakuan 01 X1 02
Tabel
Keterangan :
Populasi penelitian ini adalah semua responden yeng menderita nyeri rematik
di Puskesmas Padang Selasa Kecamatan Ilir Barat I Palembang. Pengembilan sample
menggunakan Purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2013:218-219) purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.Pemilihan
sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
presentasi hasil penelitian (sidang skripsi) yaitu mulai minggu kedua Januari 2018
sampai minggu keempat Juli 2018. Penelitian ini dapat terlaksana sesuai dengan jadual
D. Definisi Operasional
Pendidkan Media
kesehatan pendidikan
tentang kesehatan yang - - -
asupan menyajikan
informasi dalam
bentuk booklet
Variabel Dependent
T
Berat badan Mengukur BB Timbangan dan Kilogram Rasio
sebelum dan diukur melalui
sesudah dilakukan timbangan berat
Pendidikan badan
kesehatan
Tabel
E. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjukkan
suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat
dilakukan penggunaannya melalui : angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi dan lainnya (Ridwan, 2005). Ada beberapa tahap yang dilakukan
peneliti dalam pengambilan data, yaitu :
1. Perijinan
Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke Ketua Program Studi D-IV
Keperawatan Poltekkes Palembang yang berikutnya diproses di RS Siti Khodijah
Palembang. Langkah selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan Ketua Diklat
RS Siti Khodijah Palembang untuk mengidentifikasi pasien yang sesuai dengan
kriteria inklusi untuk langsung menjadi responden penelitian.
2. Penentuan Responden
F. Pengolahan Data
4. Cleanning
Cleanning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data
yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak, yaitu dengan cara
mengetahui data yang hilang, variasi data, dan konsistensi data. Memastikan
pengecekan data di komputer terhadap dat-data yang diperoleh, memastikan tidak
ada data yang missing.
G. Analisa Data
Jenis uji statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Keseatan
Terhadap Berat Badan Interdialisis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik adalah:
1. Uji Univariat
Uji univariat adalah uji untuk mendiskripsikan mengenai distribusi frekuensi
dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun
variabel terikat. Dalam penelitian ini menjelaskan distribusi frekuensi dan presentase
mengenai pendidikan kesehatan.
2. Uji Bivariat
Uji bivariat digunakan setelah uji univariat, uji bivariat ini digunakan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolasi. Variabel dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang menderita penyakit rematik. Uji yang digunakan pada Before
– after setiap kelompok ( dalam kelompok) menggunakan Uji paired test.
H. Etika Penelitian
Etika membahas penentuan tindakan yang baik bagi individu, kelompok, dan
masyarakat. Tindakan etik menggambarkan komitmen pada standar-standar yang
dipenuhi individu, profesi, dan Masyarakat (Potter, 2009). Etika dalam penelitian
keperawatan merupakan aspek yang sangat penting karena berhubungan dengan
manusia dan manusia memiliki Hak Asasi dalam pelaksanaan penelitianEtika dalam
penelitian meliputi:
1. Informed Concent
Informed concent merupakan lembar persetujuan yang diberikan kepada
respondenyang akan diteliti oleh peneliti yang sudah memenuhi kriteria inklusi
dengan judul penelitiandan manfaat yang dilakukannya penelitian, bila responden
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa responden dan tetap
menghormati keputusan responden.
Hidayat. A. A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Salemba
Medika. Jakarta
Hirmawaty, T. (2014). Pengaruh Metode Pendidikan Kesehtan Individual Terhadap
Kepatuhan Dalam Pembatasan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik di RSUD Tarakan. Skripsi. Universitas Esa Unggulan, Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2009). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.
(2009). Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Perilaku kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka. Parvan, K.,
Hasankhani, H., Seyyedrasoolli, A., Riahi, S.M., & Ghorbani, M.(2015).
The effect of tho educational methods on knowledge and adherence to treatment in
hemodialysis patients: Clinical trial. Journal of Caring Sciences. 4(1), 83-93.
https://flex.flinders.edu.au/file/cc236284-a66e-4171-a119-a8f1adc11ec0/1/Thesis-Bennett-
2009.pdf