Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA ILMU FILSAFAT DALAM KEPERAWATAN

OLEH :
EMILIANUS PANDI MUKIN (NIM: 211112004)

PRODI NERS
UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG
2021/2022
Filsafat adalah sumber dan dasar dari cabang-cabang ilmu yang lain, termasuk
didalamnya adalah ilmu filsafat. Ilmu filsafat dari berbagai kalangan filsuf dianggap sebagai
suatu cabang filsafat yang sangat penting dan mesti di pelajari secara mendalam. Filsafat
tentunya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji dan mengetahui apakah sesuatu itu
adalah ilmu ternyata dasarnya adalah dengan jalan berpikir secara mendalam atau
berkontemplasi.
Keperawatan sebagai profesi harus memiliki konsep ilmu yang jelas, yang menuntut
untuk berpikir kritis, logis, dan analitis serta bertindak secara rasional dan etis serta harus
tanggap atas apa yang terjadi terhadap klien dan lingkungannya atau bisa dikatakan berkaitan
dengan kebenaran pada klien. Hal ini tentu memiliki keterkaitan dengan filsafat yang mana
merupakan cara untuk mengetahui kebenaran ilmu, sehingga filsafat bagi keperawatan akan
berguna untuk memajukan keperawatan sendiri.
Kajian ilmiah tentang ilmu keperawatan merupakan suatu keharusan bagi para perawat
Indonesia saat ini. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum terdapat kejelasan tentang
ilmu yang secara empiris dapat diterima secara ilmiah oleh masyarakat nonkeperawatan.
Realitasnya suatu ilmu dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: proses, produk dan paradigma etis.
Proses merupakan suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada
tuntutan metode keilmuan (rasionalitas dan objektif). Produk adalah segala proses keilmuan yang
harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk dikaji oleh orang lain. Paradigma etis
artinya ilmu harus mengandung nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan denga nilai-
nilai moral yang ada di masyarakat.
Filsafat keperawatan adalah sesuatu yang menyatakan pikiran kita pada apa yang
kita yakini benar tentang sifat profesi keperawatan dan memberikan dasar untuk kegiatan
perawatan. Hal ini mendukung nilai-nilai etika perawat sebagai dasar dan mendasarkan
keyakinan perawat dalam teori. Selain itu, filsafat keperawatan juga dapat dikatakan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seorang perawat menyikapi apa yang terjadi pada
kliennya, yang berpegang pada kebenaran yang terjadi dan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup klien. Diketahui bahwa dalam filsafat ilmu terdapat tiga kajian,
yaitu ontologi (apa arti dari sebuah ilmu), epistemologi (bagaimana ilmu tersebut muncul) dan
aksiologi (apa manfaat dari ilmu tersebut). Dari ketiga kajian ini dapat diambil tiga pertanyaan
mengenai ilmu keperawatan, yaitu apa itu ilmu keperawatan?, bagaimana lahirnya Ilmu
Keperawatan?, dan apa tujuan dari adanya Ilmu Keperawatan?.
Dari pertanyaan ontologi mengenai keperawatan, Virginia Henderson mendefinisikan
bahwa keperawatan adalah bantuan yang diberikan kepada individu baik dalam keadaan sehat
maupun sakit dalam kegiatannya untuk mencapai keadaan sehat atau sembuh dari penyakit
sehingga ia mempunyai kekuatan, keinginan dan pengetahuan.
Selanjutnya, apa jawaban dari bagaimana Ilmu Keperawatan lahir? Keperawatan lahir
bahkan jauh sebelum Florence Nightingale lahir. Keperawatan lahir sejak zaman purbakala, yang
mana pada zaman ini perawatan merupakan sebuah naluri keibuan (mother instinc). Dari naluri
keibuan ini bergeser kepada waktu dimana manusia mempercayai tentang adanya kekuatan
mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia (animisme). Disini, manusia percaya
bahwa keadaan sakit diakibatkan adanya pengaruh gaib. Kemudian dilanjutkan dengan zaman
dimana manusia percaya pada dewa dimana pada masa ini manusia percaya bahwa keadaan sakit
mereka adalah akibat dari kemarahan dewa. Hal ini terus berkembang sampai akhirnya Florence
Nightingale yang pada saat itu merawat pasien perang menyadari bahwa pasien yang
ditempatkan pada lingkungan bersih, proses kesembuhan lebih cepat daripada pasien yang
ditempatkan pada lingkungan kotor. Hal ini yang mendasari bahwa lingkungan menjadi salah
satu paradigma keperawatan. Sejak saat itu muncul berbagai pemikiran baru mengenai kebenaran
dalam keperawatan seperti Johnson yang kemudian mengemukakan Behavioral System Model
yang berdasarkan pada penelitiannya mengenai adaptasi pasien terhadap kondisi sakitnya.
Jawaban dari pertanyaan aksiologis mengenai manfaat dari ilmu keperawatan
adalah memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan
kesehatan serta mengendalikan lingkungan (Florence Nightingale, 1895). Selain itu, ilmu
keperawatan mejadi dasar perawat dalam melakukan tindakan keperawatan kepada klien
sehingga merubah kondisi klien menjadi lebih baik.
Hubungan antara filsafat imu dengan keperawatan adalah dimana filsafat dalam
keperawatan mengkaji apa penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas (kebenaran),
serta keingintahuan mengenai gambaran akan sesuat yang lebih berdasakan pada alasan logis
daripada metode empiris. Filsafat keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah
sebenarnya dapat diaplikasikan, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga filsafat
keperawatan merupakan keyakinan dasar mengenai ilmu keperawatan yang berisi tentang segi
biologis manusia (klien) dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus
kepada respon klien terhadap situasi yang dihadapinya.
Berbagai manfaat dapat diambil dari filsafat untuk ilmu keperwatan. Berikut ini beberapa
manfaat filsafat bagi ilmu keperawatan:
1. Memudahkan proses keperawatan
2. Perawat dapat memecahkan permasalahan yang ada pada proses keperawatan meliputi
permasalahan teknologi, sosial budaya, ekonomi, pengobatan alternatif, kepercayaan
spiritual, dan lain sebagainya.
3. Sebagai dasar menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan untuk tindakan perawatan
melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya.
4. Seorang perawat dapat menggunakan kebijaksanaan yang diperoleh dari filsafat sehingga
perawat tersebut dapat lebih berfikir positif (positif thinking). Dengann positif thinking ini,
seorang perawat dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan memudahkan perawat dalam
menjalin hubungan dengan klien yang tadinya susah berkomunikasi sehingga klien dapat
menjadi lebih dapat berkomunikasi dengan baik dan akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien tersebut.
5. Meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dalam pencarian kebenaran ilmu keperawatan.
6. Mendapatkan kebenaran dari hal-hal yang belum pasti seperti ketika seorang perawat akan
memberikan obat kepada klien, harus mengetahui prosedur pemberian obat sehingga
perawat dapat memberikan obat dengan baik dan benar.
Selain itu, filsafat juga memiliki peran bagi dosen-dosen dalam meberikan pendidikan ilmu
keperawatan, yaitu:
1. Mengetahui sikap yang tepat untuk diberikan kepada mahasiswa dalam proses kuliah
2. Mengetahui bagaimana cara menemukan pengetahuan yang bersifat ilmiah
Dengan mengetahui pentingnya filsafat bagi keperawatan diharapkan kita mampu untuk
mempelajari ilmu filsafat dan mengaplikasikan kedalam ilmu keperawatan sehingga pada
akhirnya kita mampu untuk menerapkan ilmu yang kita peroleh kedalam praktik keperawatan.
Adapun harapan dengan adanya ilmu filsafat akan membantu dalam pengembangan ilmu
keperawatan khususnya yang berkaitan dengan penelitian, dan riset sederhana yang dilakukan,
baik oleh mahasiswa, dosen, maupun oleh perawat sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anggreini, Yeni F. 2021. Pengantar Filsafat Ilmu. Jawa timur : Klik Media.
Asmadi. 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai