BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Konsep Caring
a. Pengertian Caring
perasaan aman baik dalam segi fisik daan emosi terhadap manusia
melalui ekpresi emosi tertentu kepada pasien atau klien (Morrison &
dipisahkan dalam keperawatan. Tidak akan ada cure tanpa caring, tetapi
dapat ada caring tanpa curing. Jeann Watson (1985) praktik caring
terhadap diri sendiri dan orang lain. Caring digambarkan sebagai moral
berstandar.
(rhodes, et al.,2011).
penting, caring tidak cukup untuk diajarkan namun lebih dari itu harus
dan tanggung jawab, empati, harus ditanamkan pada calon perawat atau
menanamkan sikap dan perilaku caring sangat penting agar menjadi pola
hidup mereka supaya mereka dapat lebih percaya diri, lebih peduli pada
2019)
lain, mencintai serta percaya hidup dan kekuatan bathin orang lain dan
proses keperawatan.
1) Maintening belief
selalu ada untuk orang lain dalam situasi apapun. Tujuannya adalah
mempercayai bahwa hal itu wajar dan dapat terjadi pada siapa saja
menerima bahwa siapa pun bisa mengalami hal yang sama dengan
klien.
perawat kepada klien. Sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara
perawat.
2) Knowing (mengetahui)
merawat yang benar atau efisien dan berhasil guna atau efektif.
terhadap petunjuk verbal dan non verbal, fokus pada satu tujuan
danklien.
d) Centering on the one cared for, perawat fokus pada klien dalam
perawat tidak hanya hadir secara fisik saja, tetapi juga melakukan
Perawat juga hadir dengan berbagi perasaan tanpa beban dan secara
c. Berbagi perasaan
tindakan keperawatan.
klien.
manusia.
d) Anticipating (mengantisipasi)
e) Protecting (melindungi)
f) Enabling (Memampukan)
kesembuhan/well being.
yaitu:
29
terhadap klien.
klien (Potter & Perry, 2009). Kehadiran adalah saat dimana perawat dan
30
klien bertemu yang menjadi sarana agar lebih dekat dan bisa
dan takut klien karena situasi tertentu, serta selalu ada untuk klien (Potter
pada tugas dan dapat dilakukan dengan cara memegang tangan klien,
organisasi :
1) Faktor Individu
2) Faktor Psikologis
Variabel ini terdiri atas sub variable sikap, komitmen dan motivasi.
3) Faktor Organisasi
Semua klien memiliki ciri khas, meskipun pemahaman akan sikap yang
mempercayai bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan
waktu.
saat interaksi, menyakan keluhan apa yang ada pada pasien, memeriksa
hormat dan menghargai orang lain, artinya menaruh perhatian yang lebih
(Kusnanto, 2019).
h. Manfaat Caring
kepuasan klien dan mutu pelayanan (Potter & Perry, 2009 dalam
kepuasan klien. Perilaku caring yang dilakukan oleh perawat bukan saja
Perilaku caring bisa diukur dengan beberapa alat ukur (tools) yang
kebentuk yang lebih obyektif. Oleh sebab itu, penggunaan alat ukur
2008).
skala. Enam faktor karatif lainnya mewakili semua aspek dari caring.
Kusnanto, 2019).
36
Validitas dan reliabilitas alat ukur ini telah diuji oleh empat ahli
alat ukur ini dengan tes reliabilitas dengan kisaran 0.71 sampai 0,88
(1990)
caring. CBC terdiri dari 12 item perilaku caring. Alat ukur ini
2009).
Knowing
5. Perawat melibatkan keluarga pasien
38
menemui masalah
16. Perawat melakukan tindakan sesuai
profesional dalam penampilannya
sebagai perawat profesional
17. Perawat memberikan perawatan dan
pengobatan padapasien dengan
tepat waktu, sesuai SOP yang ada
18. Perawat menghormati hak-hak
pasien
19. Perawat membantu pasien
memberikan kesempatan untuk
memandirikan pasien dalam
mengatasi masalah
20. Perawat memberikan motivasi
pasien untuk berfikir positif tentang
kondisi sakitnya
21. Perawat selalu mendahulukan
kepentingan pasien
22. Perawat mengajarkan kepada pasien
cara untuk merawat diri sendiri
seiap kali memungkinkan
dan bisnis adalah metode, keterampilan dan strategi yang dapat dilakukan
management).
kesehatan pasien.
kebutuhan pasien.
budaya pasien.
sehat.
1. Interaksi perawat-pasien
kolaboratif yang solid antar tim kesehatan, serta pasien dan keluarga.
1. Manajemen perawatan
3. Manajemen emosional
Self care dan manajemen diri merupakan dua hal yang sama-sama
yang ada disekitar pasien sehingga pasien lebih pecaya diri dan
kesehatan terkait penyakit akut atau kronis (wagner et al, 2002; lorig dan
( thorne, 2003).
Angeles, 14 Oktober 1939 sebagai anak kedua dari keluarga Fabien Roy.
Mount St. Mary’s College, Los Angeles tahun 1963. Disusul dengan
Angeles di tahun 1966. Selain itu juga memperoleh gelar Master dan
(Asmadi, 2008).
sosialnya.
48
beradaptasi.
akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau
kebutuhan akan dukungan orang lain. Peran dan fungsi optimal lebih
Selain itu, asumsi dasar model adaptasi Roy menurut Sudarta (2015),
perubahan-perubahan biopsikososial.
5) Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
adaptasi seseorang ditentukan oleh tiga hal, yaitu Input, control dan out-
1) Input
2010).
bukan pusat dari atensi dan energy seseorang (Alligot & Tomey,
2010).
tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapu
2) Kontrol
51
a) Subsistem regulator
dan brain system dan spinal cord yang diteruskan sebagai prilaku
b) Subsistem kognator
2015).
3) Output
yang dapat diamati, diukur atau secara subjektif dapat dilaporkan baik
berasal dari dalam maupun diluar. Prilaku ini merupakan umpan balik
secara genetik (misal sel darah putih) sebagai sitem pertahan terhadap
(Nursalam, 2016).
terbuka dan adaftif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan
(Sudarta, 2015).
2) Keperawatan
seseorang.
(Sudarta, 2015).
3) Konsep Sehat
rangsangan yang berasal dari dalm dan dari luar individu. Kondisi
4) Konsep lingkungan
57
sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan ekternal, yang
dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari
(Sudarta, 2015).
1) Fisiologis
diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks
Komponen konsep diri antara lain identitas, citra tubuh, harga diri,
59
dan peran diri (Potter dan Perry, 2005). Konsep diri didefinisikan
a) Identitas
dari orang lain, namun menjadi diri yang utuh dan unik. Ciri-ciri
identitas diri:
(4) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan masa yang akan
datang.
direalisasikan.
b) Citra tubuh
c) Harga diri
Harga diri adalah rasa tentang nilai nilai diri. Rasa ini adalah suatu
diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri. Aspek utama harga
61
d) Peran diri
4) Interdependent
Tommy, 2010).
62
B. Penelitian Terkait
2014, bertempat di Poli VCT RSUD. Gambiran Kota Kediri dengan judul
pasien HIV/ AIDS yang berobat di Poli VCT RSUD Gambiran Kediri
Makassar tahun 2015 dengan rata-rata per bulan sebanyak ± 358 orang.
inklusi: pasien yang sudah dinyatakan sudah boleh pulang dan sudah
dirawat lebih dari 3 hari. Variable independent dalam penelitian ini adalah
50 pertanyaan dengan kriteria baik dan kurang dengan hasil dari uji validitas
perilaku caring didapatkan nilai terendah 0,710 dan nilai tertinggi 0,970
perawat valid. Berdasarkan hasil uji statistik Fisher Exact Test diperoleh
64
nilai p=0,006, hal ini berarti nilai p <.(0,05). Hal ini berarti ada hubungan
rawat inap minimal lama rawat 3 hari dengan teknik total sampling yaitu
carative faktor Jean Watson. Analisis data berupa distribusi frekuensi. Hasil
Keyakinan dan harapan klien 47,9%, Kepekaan terhadap diri sendiri dan
C. Kerangka Teori
65
Kerangka teori ialah alur logika yang disusun secara sistematis meliputi
atau faktor – faktor yang memiliki hubungan dengan situasi masalah yang
Skema. 2.1 Kerangka Teori dimodifikasi oleh (McDaniel, 1990 dalam Watson,
2009)
yang satu dengan konsep yang lainnya atau berupa hubungan dari variabel satu
Konsep merupakan bentuk abstaraksi dari suatu pengertian, oleh karena itu
konsep tidak dapat diukur dan tidak dapat diperhatikan secra langsung. Konsep
dapat di lihat dan di ukur dengan cara menjabarkannya dalam bentuk variabel -
sebagai berikut :
E. Hipotesis Penelitian
dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Hipotesis harus
latar belakang , perumusan masalah serta kerangka konsep yang telah di buat,