RETINOBLASTOMA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
DOSEN PENGAMPU :
D3 KEPERAWATAN
T.A.2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah. makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kamimenerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki naskah ini.Akhir kata kami berharap semoga
pembelajaran dalam naskah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
1.3.Rumusan Masalah................................................................................. 3
2.1.Retinoblastoma ...................................................................................... 4
2.2.Klasifikasi............................................................................................... 4
2.3.Etiologi ................................................................................................... 4
2.4.Patofisiologi ............................................................................................ 5
2.7.Komplikasi ............................................................................................. 8
2.9.Pengobatan............................................................................................. 8
3.1.Permasalah........................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 14
4.1.Retinoblastoma .................................................................................... 14
4.2.Klasifikasi............................................................................................. 14
ii
4.3.Etiologi ................................................................................................. 14
4.4.Patofisiologi .......................................................................................... 15
4.7.Komplikasi ........................................................................................... 19
4.9.Pengobatan........................................................................................... 20
5.1.Kesimpulan .......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Tujuan
1.Memahami apa itu retinoblastoma
2.Memahami klasifikasi retinoblastoma
3.Memahami etiologi retinoblastoma
4.Memahami patofisiologi retinoblastoma
5.Memahami manifestasi klinis
6.Memahami stadium retinoblastoma
7.Memahami Komplikasi pada penderita retinoblastoma
8.Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
1
2
1.3.Rumusan masalah
1. Retinoblastoma merupakan tumor ganas yang muncu l pada retina dan
terjadi pada anak-anak
2. Klasifikasi yang paling sering dipakai adalah klasifikasi Reese Elisworth
(Rahman,2008), yaitu: grup 1a, tumor soliter ukuran 4 diameter papil
nervus optikus pada atau dibelakang ekuator. Grup 1b, tumor multiple
ukuran 4 diameter papil nervus optikus pada atau dibelakang ekuator.
3. Tumor anak dan bayi ini berasal dari selaput jala yang terletak antara
sclera dan retina dan sangat jarang terjadi. Sel-sel selaput jala terbentuk
pada awal kehamilan, di ujung penonjolan otak yang membentuk saraf
mata dan selaput jala.
4. Retinoblastoma biasanya tumbuh dibagian posterior retina. Tumor ini
terdiri dari sel-sel ganas kecil, bulat yang berlekatan erat dengan
sitoplasma sedikit.
5. Tanda dini retinoblastoma adalah mata merah, mata juling atau terdapat
warna iris yang tidak normal.
6. Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium
7. Komplikasi Retinoblastoma yaitu,Tumor non okuler sekunder,Komplikasi
vaskular,
8. Diagnosis pasti retinoblastoma intaokuler dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan patologi anatomi.
9. Pengobatan retinoblastoma ialah enukleasi bulbi yang disusul dengan
radiasi. Apabila retinoblastoma sudah meluas sampai ke jaringan orbita
maka dilakukan eksenterasi orbita disusul dengan radiasi dan bila
diberikan kemoterapi.
BAB II
KONSEP DASAR
2.1. Retinoblastoma
Adalah tumor intracular kongenital ganas yang paling umum terjadi pada
masa kanak-kanak(Wong,2009).
2.2. Klasifikasi
a. Stadium Leukokoria, pada stadium ini pasien tidak merasakan gejala apapun
hanya penglihaan yang menurun sampai visus O.
b. Stadium Glaukomatosa, pada stadium ini massa tumor sudah memenuhi seluruh
isi bola mata, sehingga gejala yang nampak adalah gejala glaucoma.
c. Stadium Ekstraokuler, pada stadium ini bola mata sudah menonjol (proptosis),
akibat desakan massa tumor yang sudah keluar ke ekstra okuler.
3
4
d. Stadium metastase, stadium ini sangat buruk oleh karena tumor sudah masuk ke
kelenjar limfa pre aurikuler atau sub mandibula.
1. Golongan I
2. Golongan II
Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil, Prognosis baik.
3. Golongan III
Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil,
Prognosis meragukan
4. Golongan IV
5. Golongan V
Setengah retina terkena benih di badan kaca, Prognosis buruk. Terdapat tiga
stadium dalam retinoblastoma :
• Stadium tenang
Pupil lebar, dipupil tampak refleks kuning yang disebut “automatic cats eye”.
• Stadium glaucoma
Oleh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokular meningkat
• Stadium ekstraokuler
kemudian dapt pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose
diatasnya
2.3. Etiologi
Tumor anak dan bayi ini berasal dari selaput jala yang terletak antara
sclera dan retina dan sangat jarang terjadi. Sel-sel selaput jala terbentuk pada awal
kehamilan, di ujung penonjolan otak yang membentuk saraf mata dan selaput jala.
Adanya penyimpangan di dalam pembelahan sel berdasarkan mutasi berulang dari
gen retinoblastoma (gen RB) membuat tumor mulai tumbuh (Jong, 2005).
2.4. Patofisiologi
A) Anatomi Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis
yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang
ke depan hampir sama jauhnya dengan corpus sillier, dan berakhir di tepi ora
serrata. Pada orang dewasa. Ora serrata berada disekitar 6,5 mm dibelakang garis
Scwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini pada sisi nasal.
Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel pigmen retina
sehingga juga bertumpuk dengan membrane bruch , khoroid, dan scelera. Di
sebagian besar tempat , retina dan epithelium pigmen retina mudah terpisah
hingga membentuk ruang subretina. Tetapi pada discus optikus dan ora serata,
retina dan epithelium pigmen retina saling melekat kuat.
Retina menerima asupan darah dari dua sumber : khoriokapilaria yang berada
tepat di luar membrane bruch yang memperdarahi sepertiga luar retina, termasuk
lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar fotoreseptor dan lapisan epitel
6
pigmen retina: serta cabang-cabang dari ateria sentralis retina yang memperdarahi
dua pertiga sebelah dalam.
B. Fisiologi Retina
Retina adalah jaringan paling kompleks di mata. Untuk melihat, mata harus
berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks, dan sebagai
suatu transducens yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor
mampu mengubah ransangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan
oleh lapisan, serta saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks
penglihatan.
Macula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan untuk
penglihatan warna, dan sebagaian besar selnya adalah sel kerucut. Macula
terutama digunakan untuk ketajaman sentral dan warna (fotopik) sedangkan
bagian retinanya, yang besar tediri dari fotoreseptor batang dan digunakan
terutama untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).
2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata merah, mata juling atau terdapat
warna iris yang tidak normal.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola
mata.
7
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga
badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh
darah di atasnya.
2.7 Komplikasi
A) Terapi
1) Enukleasi mengangkat boila mata dan dioganti dengan bola mata prothese
(buatan).
2) Penyinaran bola mata. Retino blastoma bersifat radiosensitif, sehingga
terapi ini sangat efelktipo. Bahayanya jaringan sekitarnya dapat rusak
akibat penyinaran.
3) Photocoagulation : terapi dengan sinar Laser ini sangat efektip pada
ukuran Kanker yang kecil.
4) Cryotherapy : terapi dengan cara pendinginan (pembekuan) pada kanker
ukuran kecil terapi ini berhasil baik.
5) Chemotherapy : diberikan obat-obatan anti kanker yang dapat
mengecilkan ukuran kanker.
a. Ukuran kanker
b. Lokasi kanker
c. Apakah sudah menjalar atauy belum
d. Bagaimana status/keadaan bola mata yang lain
e. Adanya komplikasi
f. Riwayat keluarga
g. Tersedianya fasilitas untuk terapi-terapi diatas.
B) Pembedahan:
A. Pengkajian
Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola
mata. Trauma sebelumnya dapat juga memberikan kelainan pada mata
tersebut sebelum meminta pertolongan.
Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat pula
memperburuk keadaan klien
8. Usia penderita
9. Riwayat Psikologi
11
B. Pengelompokan Data
• Data Subjektif
4) Merasa takut
• Data Objektif
2) Mata merah
4) Aktivitas kurang
6) Gelisah
9) Sering menangis
PERMASALAHAN
3.1. Permasalahan
Pada anak yang menderita kanker retinoblastoma dengan kondisi terminal dan
harapan untuk pengobatan serta usaha untuk memperpanjang hidup menurun,
maka keluarga dan perawat akan mengalami sedih,ketakutan dan merasa
bersalah,merasa gagal,sehingga meningkatkan kecemasan (Morgan,2009),pada
tahap ini perawat membutuhkan pendekatan secara holistik dalam memberikan
perawatan paliatif pada anak dan keluarga meliputi kebutuhan fisik,emosi dan
spiritual. Dampak dengan meningkatkan perawatan di klinik,di harapkan anak dan
keluarga akan merasakan kepuasan yang berarti karena telah memperoleh
perawatan dari perawat yang berpengalaman dalam merawat anak diakhir
kehidupannya (muckaden,2011).
Perawat merupakan salah satu tim perawatan paliatif pada anak yang harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan perawatan paliatif
yang terbaik untuk anak dan keluarganya.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Definisi
4.2. Etiologi
1. kelainan kromosom
14
15
Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominant
protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa karena mutasi atau
diturunkan. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang
sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu mata yang
bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan
secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak
(melalu saraf penglihatan/nervus optikus).
2. faktor genetik
Gen cacat RB1 dapat warisan dari orang tua baik, pada beberapa anak,
bagaimanapun, mutasi terjadi pada tahap awal perkembangan janin. Tidak
diketahui apa yang menyebabkan kelainan gen, melainkan yang paling mungkin
menjadi kesalahan acak selama proses copy yang terjadi ketika sel membelah.
A) Anatomi Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis
yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang
ke depan hampir sama jauhnya dengan corpus sillier, dan berakhir di tepi ora
serrata. Pada orang dewasa. Ora serrata berada disekitar 6,5 mm dibelakang garis
Scwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini pada sisi nasal.
Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel pigmen retina
sehingga juga bertumpuk dengan membrane bruch , khoroid, dan scelera. Di
sebagian besar tempat , retina dan epithelium pigmen retina mudah terpisah
hingga membentuk ruang subretina. Tetapi pada discus optikus dan ora serata,
retina dan epithelium pigmen retina saling melekat kuat.
Retina menerima asupan darah dari dua sumber : khoriokapilaria yang berada
tepat di luar membrane bruch yang memperdarahi sepertiga luar retina, termasuk
lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar fotoreseptor dan lapisan epitel
pigmen retina: serta cabang-cabang dari ateria sentralis retina yang memperdarahi
dua pertiga sebelah dalam.
B. Fisiologi Retina
Retina adalah jaringan paling kompleks di mata. Untuk melihat, mata harus
berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks, dan sebagai
suatu transducens yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor
mampu mengubah ransangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan
oleh lapisan, serta saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks
penglihatan.
17
Macula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan untuk
penglihatan warna, dan sebagaian besar selnya adalah sel kerucut. Macula
terutama digunakan untuk ketajaman sentral dan warna (fotopik) sedangkan
bagian retinanya, yang besar tediri dari fotoreseptor batang dan digunakan
terutama untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).
4.4. Patofisiologi
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor
yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda
peradangan vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan
masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glaucoma atau tanda
peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat
menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus optikus ke otak,
sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum
tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat,
dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan
perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar
limfe preaurikuler dan submandibula serta secara hematogen ke sumsum tulang
dan visera , terutama hati.
4.6. Klasifikasi
1. Golongan I
2. Golongan II
Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil, Prognosis baik.
3. Golongan III
Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil,
Prognosis meragukan
4. Golongan IV
5. Golongan V
Setengah retina terkena benih di badan kaca, Prognosis buruk. Terdapat tiga
stadium dalam retinoblastoma :
Stadium tenang
Pupil lebar, dipupil tampak refleks kuning yang disebut “automatic cats
eye”.
Stadium glaucoma
Oleh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokular
meningkat.
Stadium ekstraokuler
kemudian dapt pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai
nekrose diatasnya.
4.8. Komplikasi
4.10.Penatalaksanaan
eksenterasi orbita disusul dengan radiasi dan bila diberikan kemoterapi (Ilyas dkk,
2002).
A).Terapi
a. Enukleasi mengangkat boila mata dan dioganti dengan bola mata prothese
(buatan).
b. Penyinaran bola mata. Retino blastoma bersifat radiosensitif, sehingga
terapi ini sangat efelktipo. Bahayanya jaringan sekitarnya dapat rusak
akibat penyinaran.
c. Photocoagulation : terapi dengan sinar Laser ini sangat efektip pada
ukuran Kanker yang kecil.
d. Cryotherapy : terapi dengan cara pendinginan (pembekuan) pada kanker
ukuran kecil terapi ini berhasil baik.
e. Chemotherapy : diberikan obat-obatan anti kanker yang dapat mengecilkan
ukuran kanker.
Ukuran kanker
Lokasi kanker
Apakah sudah menjalar atauy belum
Bagaimana status/keadaan bola mata yang lain
Adanya komplikasi
Riwayat keluarga
21
B) Pembedahan:
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perawat membutuhkan pendekatan secara holistik dalam memberikan
perawatan paliatif pada anak dan keluarga meliputi kebutuhan fisik,emosi dan
spiritual. Dampak dengan meningkatkan perawatan di klinik,di harapkan anak dan
keluarga akan merasakan kepuasan yang berarti karena telah memperoleh
perawatan dari perawat yang berpengalaman dalam merawat anak diakhir
kehidupannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Retinoblastoma.com/retinoblastoma/frameset1.htm
http://www.scribd.com/doc/78028565/PATOFISIOLOGI-Dan-Woc-a (diakses 14
februari 2020)