Anda di halaman 1dari 6

I.

Evidence Based Practice

A. AKUPUNTUR

Menurut penelitian pada jurnal yang dikutip Wijaya (2013) akupuntur


merupakan suatu metode terapi dengan penusukan pada titik-titik di permukaan
tubuh untuk mengobati penyakit maupun kondisi kesehatan lainnya. Metode
pengobatan akupunktur menggunakan pendekatan holistik sehingga ada
keterkaitan antara semua sistem dengan semua organ tubuh manusia.

Menurut penelitian pada jurna Nareswari (2017) Terapi akupunktur


mempunyai efek sinergis yang baik selama kemoterapi dan efektif mengurangi
efek myelosupresi yang disebabkan oleh obat kemoterapi. Terapi akupunktur
secara luas bermanfaat dalam terapi kanker payudara. Selain sebagai terapi kuratif
dan paliatif, saat ini akupunktur dapat digunakan sebagai preventif.

Berdasarkan beberapa penelitian, akupunktur dapat digunakan dalam


mengatasi setelah tindakan kemoterapi berkaitan dengan beberapa aspek, salah
satunya adalah fungsi perbaikan DNA. Akupunktur dapat meningkatkan fungsi
perbaikan DNA sel-sel di sumsum tulang, di mana akan membantu proliferasi
stem sel hematopoietik dan diferensiasi sel-sel hematopoietik.

Akupunktur juga dapat meregulasi pengeluaran sitokin melalui membrane sel


Akupunktur memiliki manfaat dalam penatalaksanaan nyeri pada kanker,
meningkatkan imunitas, dan sangat baik dalam mengatasi kondisi myelosupresi
pasien kanker yang diakibatkan efeksamping kemoterapi.

B. HYPNOSIS

Pada jurnal Ayla Afif (2014) Terapi hipnosis dapat diarahkan ke banyak orang

tingkat manifestasinya. Dalam beberapa tahun terakhir, bukti untuk efektivitas


hypnosis dapat mengurangi sensitivitas terhadap rasa sakit yang diketahui sebagai
hipno-analgesia - telah dilengkapi dengan terkontrol dengan baik. Dalam tinjauan
2003 mereka tentang studi klinis terkontrol ditemukan bahwa hypno-analgesia
dikaitkan dengan pengurangan yang signifikan dalam: peringkat rasa sakit,
kebutuhan untuk analgesik atau sedasi, mual dan muntah, dan lama tinggal di
rumah sakit. Ketika digunakan secara tambahan dengan analgesik, hipnosis dapat
membantu kurangi dosisnya. Pendekatan saat ini dapat digunakan secara tunggal
atau secara bersamaan pada setiap pasien. Relaksasi hipnosis, saran langsung
untuk menghilangkan rasa sakit, anestesi tangan dengan ekstensi dan difusi,
mengubah konfigurasi nyeri, mengubah aspek kualitatif nyeri dan citra tubuh.
Sebuah penelitian terhadap pasien kanker payudara menemukan bahwa mereka
yang ditugaskan pengobatan (perawatan standar atau terapi suportif ekspresif) itu

termasuk hipnosis klinis menunjukkan rasa sakit yang jauh lebih sedikit. Di

Kelompok intervensi hipnosis menunjukkan penurunan nyeri secara keseluruhan


(p <.0001) untuk semua sesi yang digabungkan. Berarti peringkat efektivitas
praktik self-hypnosis di luar sesi adalah 6,5 pada skala 0-ke-10 Hasil
menunjukkan intervensi hypnosis kelompok mengalami penurunan rasa sakit
secara keseluruhan yang signifikan.

Hasil menunjukkan bahwa hipnosis mengurangi rasa sakit dan kecemasan


dibandingkan dengan perhatian empatik, yang hanya menunjukkan pengurangan
rasa sakit.

C. GUIDED IMAGERY

Menurut jurnal Adriana Coelho (2018) Guided Imagery mempunyai tujuan


dari memimpin pasien untuk menciptakan kenyamanan dan gambaran mental
yang menenangkan, asumsi yang mendasarinya sebagian besar didasarkan pada
imajinasi positif. Demikian gambar mental termasuk (nyata atau imajiner) tempat
khusus untuk para pasien di mana mereka dapat merasa aman, nyaman, aman, dan
gratis.
Pasien diminta untuk menguraikan urutan gambar mental, membangkitkan
skenario alami di di mana mereka dapat bergerak, terutama berfokus pada
komponen sensorik melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan

sentuh.

Penelitian dilakukan dengan cara bernafas dan relaksasi otot latihan,


pasien diminta untuk "membayangkan tempat sempurna yang Anda inginkan
sekarang "," tempat di mana Anda merasa nyaman” Tempat di mana Anda merasa
aman, aman, dan gratis". Selanjutnya, pasien diminta untuk memperhatikan untuk
konten sensorik dari lingkungan, dengan instruksi seperti: "Sekarang ambil saat
untuk mendengarkan. . . Apa yang kamu dengar? Mungkin Anda bisa mendengar
burung bernyanyi. . . atau dedaunan berdesir. "

Hasil penelitian menyarankan bahwa kurangnya warna hijau ruang di luar


PCU yang diperuntukkan bagi pasien dapat membuat perasaan tidak nyaman
dengan merampas kebebasan mereka.

D. TERAPI MUSIK

Menurut jurnal Nuzul Sri Hertanti (2015) Pasien kanker paliatif melaporkan
nyeri yang lebih berat. Pada beberapa kasus, terapi farmakologi pada tidak
sepenuhnya dapat mengurangi nyeri. Self-selected Individual Music Therapy
(SeLIMuT) merupakan terapi perangsang relaksasi nonfarmakologis yang aman,
mudah, murah, dan efektif.

Hasil penelitian secara statistik maupun klinis menunjukkan bahwa intervensi


SeLIMuT berpengaruh terhadap tingkat nyeri pasien kanker paliatif. Pengaruh
tersebut berupa penurunan nyeri pada kelompok yang mendapatkan SeLIMuT,
sedangkan pada kelompok yang tidak diberi terapi justru terjadi peningkatan
nyeri. Hal ini berarti SeLIMuT memiliki pengaruh yang efektif dalam
menurunkan nyeri pasien kanker paliatif Jenis musik SeLIMuT juga memengaruhi
penurunan nyeri pada responden kelompok intervensi. Jenis musik yang
digunakan pada terapi ini terdiri dari jenis musik pilihan yang terlebih dahulu
dipilih oleh peneliti sesuai dengan kriteria musik yang relaxing dan meditative.
Musik yang dipilih juga harus memberikan ketenangan bagi pasien, misalnya

musik-musik yang berirama rohani agar pasien merasa dekat dengan Tuhan
sehingga hal tersebut mampu mengurangi tingkat nyeri maupun stres yang
dihadapi, musik yang lembut (dengan pitch dan volume terkontrol), familiar,
aman, efektif, dan disukai oleh pasien. Musik memang memiliki efek sebagai
distraction, relactation, familiarity, dan endorphin release. Efek distraction karena
pasien dapat mengalihkan perhatian pada hal lain dan perhatiannya tidak terpusat
pada rasa nyerinya. Efek relaxation dapat memberikan efek menenangkan. Efek
familiarity pasien dapat merasa lebih nyaman. Efek endorphin release dapat
merangsang otak mensekresikan hormon endorphin.

Penelitian ini membuktikan bahwa intervensi SeLIMuT berpengaruh


terhadap tingkat nyeri pasien kanker paliatif. Keefektifan SeLIMuT terhadap
penurunan nyeri pasien kanker paliatif didukung oleh penelitian sebelumnya
terkait pengaruh music pada nyeri kanker yang telah dilakukan oleh Huang et al.,
Cholburi et al., Beck, dan Zimmerman. Penelitian tersebut membuktikan bahwa
musik efektif dalam menurunkan nyeri kanker. Penelitian Cepeda et al., juga
membuktikan hasil yang sama dan menyatakan bahwa pemilihan musik dapat
memengaruhi penurunan nyeri.

E. KURKUMIN DARI TANAMAN KUNYIT


Kurkumin merupakan senyawa flavonoid yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam ethanol, dimethilsulfoxid dan aseton. Curcuma longa telah
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu komponen ramuan
jamu dalam mengatasi berbagai kondisi ketidakseimbangan tubuh. Kurkumin
telah banyak diteliti menggunakan berbagai pendekatan kemampuannya sebagai
penghambat proliferasi sel antioksidan, antiinflamasi, penghambatan
karsinogenesis, immunomodulatory, antiestrogen, dan antiangiogenesis.
 Penghambatan proliferasi sel

Kurkumin telah dibuktikan mampu menginduksi cell cycle arrest pada fase G1,
dan terlihat menurunkan prosentase sel memasuki fase S (Chen dan Huang, 1998;
Bharti et al, 2003). Kurkumin juga dibuktikan pula mampu menghambat Cell
Cycle Progression pada fase G2/M (van Erk et al, 2004). Penghambatan pada fase
G1 akan berakibat terhambatnya proses sintesis DNA (fase S).

 Efek antiinflamasi kurkumin

Kurkumin mampu menghambat enzim lipooksigenase dan cyclooksigenase,


dimana enzim ini meningkat ekspresinya pada kondisi inflamasi dan kanker.

 Efek antioksidan kurkumin

Kurkumin telah ditemukan dapat menghambat ROS, ROS tersebut memegang


peranan penting dalam perkembangan kanker yaitu dalam perubahan DNA,
peningkatan proliferasi sel, apoptosis, angiogenesis dan metastasis. Namun
peningkatan ROS diatas ambang akan menyebabkan kematian sel, oleh karena itu
kemungkinan ROS juga berperan dalam induksi kematian sel kanker.

Penggunaan Rimpang kunyit 3/5 jari, dicuci bersih lalu diparut, diberi air
masak 1 sdm dan madu 2 sdt diperas dan disaring lalu diminum (2x sehari). Telah
dilakukan studi klinik kurkumin pada pasien dengan berbagai tipe penyakit kanker
diantaranya kanker pancreas, kanker kolon, kanker payudara, dan kanker jenis lain
(multiple myeloma). Telah dilaporkan bahwa penggunaan turmeric (curcuma
longa) sebagai ointment pada kanker kulit, kanker payudara, kanker mukosa (oral
cavity, vulva) dapat mengurangi luka kanker dan meningkatkan kualitas hidup
pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Hertanti Nuzul. (2015). Pengaruh Self-Selected Individual Music Therapy
(Selimut) Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Kanker Paliatif Di Rsup Dr. Sardjito,
Yogyakarta. Indonesian Journal Of Cancer Vol. 9, No. 4 Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Ayla Afif. (2014). Clinical Hypnosis For Symptom Management Of Cancer


Patients In Palliative Care. Journal Palliative Care Med 4: 181. Doi:10.4172/2165-
7386.1000181.

Adriana Coelho. (2018). Development Of A Guided Imagery Program For


Patients Admitted To Palliative Care Units. Issne: 2182.2883 | Issnp: 0874.0283.

Nareswari. (2017). Peran Terapi Akupunktur Pada Kondisi Leukopenia Kanker


Payudara Pasien Kemoterapi. Indonesian Journal Of Cancer Vol. 11, No. 4
Departemen Medik Akupunktur Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/Rsupn Dr. Cipto Mangunkusumo.

Cahyono Eko. (2013). Efektifitas Akupuntur Terhadap Penyembuhan Penyakit


Ringan Dan Penyakit Berat. Jurnal Universitas Muhammadiyah Malang.

Mutiah Rohiatul. (2015). Evidence Based Kurkumin Dari Tanaman Kunyit


(Curcuma Longa) Sebagai Terapi Kanker Pada Pengobatan Modern. Jurnal Farma
Sains Vol. 1 (1).

Anda mungkin juga menyukai