Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH AKTIFITAS SEX PADA PASIEN HIV/AIDS YANG BERSEKSUAL TANPA KONDOM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Literatur Review

Oleh :

Tiya Purnanita

C1AA16105

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2016/2017
Literatur Review

1. Topik
Sexual Activity and Unprotected Sex Among Treatment Seeking HIV/AIDS Patients: A Multi-Site Study in Nigeria, A Multi-Site Study in
Nigeria

2. Kata Kunci
a. Sexual Activity (aktifitas seksual)
b. Unprotected Sex (sex tanpa kondom)
c. HIV/AIDS
d. Patients (pasien)

3. Sumber yang Digunakan


Media Elektronik : Sumber Jurnal

4. Alasan Pemilihan Sumber


a. Sumbernya jelas.
b. Isi jurnal relevan dengan topik.
c. Merupakan sumber primer.
d. Sumber yang dipakai jelas kredibilitasnya.
e. Sesuai dengan yang dibutuhkan untuk penulisan literature review.
5. Summary Jurnal

NO TOPIK PENELITI TAHUN METODE POPULASI HASIL KESIMPULAN


&
SAMPEL
1 Identifikasi Fufa 2015 Cross Populasi seluruh sopir Hasil penelitian edukasi Berdasarkan penelitian dari 62
Perilaku Nandasari sectional angkutan umum yang responden yang tidak responden, didapatkan hasil yang
Seksual dan Lucia Y datang mengikuti melakukan hubungan seksual positif HIV. Ditinjau dari
Insiden HIV Hendrati pemeriksaan Voluntary selama satu bulan terakhir perilaku seksual berisiko pada
terhadap Sopir Counseling and Testing sebanyak 10orang atau sopir angkutan umum sebagian
Transportasi (VCT). 16.1%, kecil memiliki hubungan
Umum di Sampel pada 62 yang berhubungan dengan pasangan seksual selain dengan
Sidoarjo responden istri saja sebanyak 33 orang istri, dalam perilaku seksual
yang datang mengikuti atau 53.2%, yang tersebut sebagian kecil
pemeriksaan dan berhubungan dengan PSK melakukan hubungan seksual satu
dilakukan pengumpulan saja sebanyak 3 orang atau bulan sekali, dan sebagian kecil
data melalui wawancara 4.8%, dan yang tidak menggunakan kondom saat
dengan pengisian melakukan hubungan seksual melakukan hubungan seksual
kuesioner serta dengan istri dan PSK dan selain dengan istri yang
observasi. sebanyak 16 orang atau mengakibatkan kejadian HIV.
25.8%.
Aktivitas B. O. 2016 Satu set Populasi pasien HIV Hasil penelitian dilakukan Menunjukkan bahwa proporsi
2 Seksual dan Olley1* Quesioner pada rutinitas dengan menggunakan tes dipisahkan / bercerai PLWH yang
Seks yang K O. pengobatan tindak lanjut Kruskal-Wallis H. Hasil melakukan hubungan seks tanpa
Tidak Adebayo2 obat ARV pada Penyakit menunjukkan perbedaan yang kondom lebih tinggi dibanding
Terproteksi di ETC Menular Rumah Sakit signifikan dalam hubungan dengan yang sudah menikah,
Antara (IDH), Calabar. Semua seks tanpa kondom tunggal dan janda. Menikah
Pengobatan pasien dipilih secara berdasarkan status pasien melaporkan seks tanpa
yang Mencari berurutan. perkawinan, Χ2 (2) = 11.46, p kondom yang lebih tinggi
Pasien HIV / Sampel sebanyak 502 = 0,009, dengan pertambahan dibandingkan dengan janda,
AIDS: Studi pasien (37,3%; laki-laki peringkat rata-rata 134,70 sementara perbedaan tidak
Multi Situs di Dan 62,7%; Wanita) Untuk menikah, 124,44 untuk diamati antara yang tunggal dan
Nigeria, Studi yang setuju untuk single, 91,6 dipisahkan / yang sudah menikah.
Multi Situs di berpartisipasi dalam bercerai dan 192,50 untuk
Nigeria penelitian ini. janda.
Pengetahuan, Aleksandar 2007 Metode Populasi peserta dari Hasil penelitian Perbedaan Sebagian besar peserta
Kish
3 Sikap dan Stulhofer rumah tangga dimana gender dalam proporsi peserta melakukannya sudah melakukan
Perilaku Cynthia lebih dari satu tinggal bersama orang tua hubungan seksual (85% dari
Seksual terkait Graham penduduknya berumur mereka (81% perempuan dan keseluruhan sampel); proporsi
HIV / AIDS ETC 18-24 hadir. 87% laki-laki) mencerminkan wanita muda yang lebih rendah
sebagai Sampel pada fakta bahwa wanita muda daripada laki-laki muda
Prediktor respondennya adalah lebih mungkin daripada pria dilaporkan pengalaman seksual
Penggunaan 80%. * Secara total, muda yang menikah saat (83% vs 87%)
Kondom di 574 wanita muda dan wawancara (7% vs 3%).
antara Orang 519 pemuda disurvei. Perbedaan gender juga
Dewasa Muda ditemukan dalam keluarga
di Kroasia sosioekonomi status dan
pekerjaan peserta: Remaja
putri cenderung untuk
melaporkan status sosial
ekonomi keluarga yang lebih
rendah dan kurangnya
lapangan kerja daripada laki-
laki muda.
6. Literatur Review

a. Sexual Activity (aktifitas seksual)

Faktor internal yang paling memengaruhi perilaku seksual adalah berkembangnya organ seksual (Niniek, 2010).

Inisiasi seksual dini didefinisikan sebagai pengalaman hubungan seksual pada usia 15 atau lebih awal. Nomor seumur hidup dari pasangan
seksual, didefinisikan sebagai jumlah orang yang pasangan itu memiliki hubungan seksual.
Aktivitas seksual tidak lepas dari perilaku berisiko pada laki-laki yang memiliki mobilitas di luar rumah tinggi, di mana banyak faktor yang
bisa mempengaruhi mereka untuk melakukan perilaku seksual berisiko atau seksual komersial, dengan pengetahuan yang cukup namun tidak
seluruhnya mengaplikasikan dalam perilakunya seperti tidak melakukan pengamanan dari penyakit menular seksual, meskipun mereka
mengetahui bagaimana seharusnya melindungi diri sendiri dari virus HIV.

b. Unprotected Sex (sex tanpa kondom)

Kebutuhan untuk menjaga pernikahan hubungan dan tujuan menjadi dorongan kuat terhadap seks tanpa kondom diantara ODHA yang
sudah menikah. Namun, pentingnya seks aman terutama di dalam pernikahan di antara ODHA harus merupakan implementasi program yang
berkesinambungan di antara pasangan suami istri dengan HIV / AIDS.
Penggunaan non kondom adalah praktik umum di kalangan ODHA. Pekerjaan sebelumnya telah menunjukkan bahwa ODHA dalam
hubungan menikah tidak mungkin melakukan seks aman.
Di mana semakin sering seseorang melakukan hubungan seksual selain dengan pasangan (suami-istri) dengan tidak menggunakan
kondom maka akan memberi peluang risiko tertularnya virus HIV lebih cepat.
c. HIV/AIDS

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dan saat ini sudah menjadi permasalahan umum.

HIV-AIDS yaitu (HIV) Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh yang akan berlanjut
ke fase AIDS. Penyakit ini telah menjadi pandemik yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena penyakit ini memiliki fase asimtomatik
(tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya, sedangkan jumlah kasus HIV- AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat
(Kurniasih, 2006).

AIDS merupakan suatu penyakit yang menyerang mereka yang berhubungan seks tanpa kondom dan memiliki beberapa pasangan
seksual, disebabkan virus HIV yang menurunkan system kekebalan tubuh penderitanya dalam jangka panjang.

d. Patients (pasien)

Pasien adalah orang yang berkebutuhan khusus baik terinfeksi penyakit atau lainnya. Berupa penyakit apapun, khusus untuk pasien
penderita HIV/AIDS disebut dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

Tingkat pengetahuan pasien bergantung pendidikan yang di tempuhnya. Kebanyakan pasien memiliki kendala pada pengetahuan yang
didapatkan tanpa pendidikan tinggi, sehingga mempersulit untuk penyembuhan dikarnakan factor pengetahuan rendah.

Perilaku pasien tak lepas dari tiga faktor yakni: faktor predisposisi (predisposing factor) seperti pengetahuan mengenai HIV, factor
pemungkin (enabling factor) seperti ketersediaan fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau, dan faktor pendorong (reinforcing factor)
bagaimana perilaku petugas kesehatan dan masyarakat sekitar dalam menanggapi masalah penyakit HIV.
e. Pengaruh aktifitas sex pada pasien HIV/AIDS yang berseksual tanpa kondom

Aktivitas seksual tidak lepas dari perilaku berisiko pada seseorang yang memiliki mobilitas di luar rumah tinggi, di mana banyak faktor
yang bisa mempengaruhi mereka untuk melakukan perilaku seksual berisiko atau seksual komersial, dengan pengetahuan yang cukup namun
tidak seluruhnya mengaplikasikan dalam perilakunya seperti tidak melakukan pengamanan dari penyakit menular seksual, meskipun mereka
mengetahui bagaimana seharusnya melindungi diri sendiri dari virus HIV. AIDS suatu penyakit yang menyerang mereka yang berhubungan seks
tanpa kondom dan memiliki beberapa pasangan seksual, disebabkan virus HIV yang menurunkan system kekebalan tubuh penderitanya dalam
jangka panjang.
Perilaku pasien tak lepas dari faktor predisposisi mengenai pengetahuan tentang HIV, factor pemungkin bagaimana ketersediaan fasilitas
kesehatan yang mudah dijangkau, dan faktor pendorong dari perilaku petugas kesehatan dan masyarakat sekitar dalam menanggapi masalah
penyakit HIV. Penggunaan non kondom merupakan praktik umum di kalangan ODHA. Pekerjaan sebelumnya telah menunjukkan bahwa ODHA
dalam hubungan menikah tidak mungkin melakukan seks aman.

Di mana semakin sering seseorang melakukan hubungan seksual selain dengan pasangan (suami-istri) dengan tidak menggunakan
kondom maka akan memberi peluang risiko tertularnya virus HIV lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Fufa Nandasari, Lucia Y Hendrati. (2015). Identification of Sexsual Behavior and HIV Insidence on Public Transportation Driver in Sidoarjo,
Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol. 3, No. 1 Januari 2015: 377–386.

B. O. Olley1*, K O. Adebayo2, ETC. (2016). Sexual Activity and Unprotected Sex Among Treatment Seeking HIV/AIDS Patients: A Multi-Site
Study in Nigeria, A Multi-Site Study in Nigeria. Int JAIDS Res. 3(3), 54-58..

Aleksandar Stulhofer, Cynthia Graham, ETC. (2007). HIV/AIDS-Related Knowledge, Attitudes And Sexual Behaviors as Predictors of Condom
Use Among Young Adults in Croatia. Volume 33, Number 2, June 2007.

Anda mungkin juga menyukai