Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

ADHD DAN AUTISME


3A S1 KEPERAWATAN
KELOMPOK 8

• Dyana Eka F.Y


• Fahmi Priadi
• Mita Endah S
• Risha Ayu Pratiwi
• Trisha Yasmin A
• Zaenudin N
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
( ADHD )
Definisi

Attention Deficit Hyperactivity Disorder ( ADHD )


merupakan gangguan perilaku yang ditandai oleh
rentang perhatian yang buruk dan tidak sesuai dengan
perkembangan atau ciri hiperaktivitas dan impulsive
atau keduanya tidak sesuai dengan usia .
( Kaplan dan Sandock, 2007) .
Klasifikasi ADHD
Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan


perhatian

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsif.

3. Tipe gabungan (kombinasi).


Faktor Penyebab
• Faktor genetik
• Faktor biokimia (dopamin, norefineprine, serotonin)
• Kerusakan otak
• Faktor prenatal (ibu merokok saat hamil, keracunan, alkohol)
• Perinatal (fetal distress, asfiksia)
• Postnatal (kejang, CNS abnormalitas)
• Zat makanan (pengawet)
• Faktor lingkungan dan psikososial (stress, gangguan jiwa pada ibu
saat mengandung, kemiskinan, besar dipenjara) .
Tanda dan gejala :
1. Perhatian Kurang • Sering menolak dan tidak menyukai
dalam tugas yang memerlukan usaha
(Inattention ) mengendalikan mental.
• Sering gagal dalam memberikan • Sering tidak mengikuti instruksi dan
perhatian secara mendetail. gagal menyelesaikan tugas.
• Sering mengalami kesulitan dalam • Sering menolak dan tidak menyukai
memberikan perhatian pada tugas dalam tugas yang memerlukan usaha
atau aktivitas bermain. mengendalikan mental.
• Sering tampak tidak
memperhatikan jika berbicara
secara tidak langsung.
• Sering tidak mengikuti instuksi dan
gagal menyelesaikan tugas.
Lanjutan...

2. Hiperaktif ( Hyperactive )
• Sering gelisah dan duduk tidak 3. Imlpusif ( Impulsive )
tenang . •Sering berkata tanpa berpikir dalam
• Sering meninggalkan tempat duduk menjawab sebelum pertanyaan
diruang kelas selesai .
• Sering lari-lari atau memanjat pada •Sering mengalami kesulitan dalam
keadaan yang tidak semestinya . menunggu giliran .
• Sering mengalami kesulitan dalam •Sering menyela atau mengganggu
aktivitas bermain atau melakukan orang lain .
aktivitas dengan tenang .
• Sering bertindak seolah-olah
mengemudi motor .
• Sering berbicara secara berlebihan .
Penanganan dan pengobatan
Rencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas
penggunaan psikostimulan, modifikasi perilaku orang tua, dan
konseling keluarga.
Penanganan anak hiperaktif harus disesuaikan dengan gejala yang
muncul, dan perlu ditelusuri terlebih dahulu faktor penyebabnya,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penanganan. Karena jika anak
hiperaktif ditangani dengan cara yang salah, justru memperburuk
keadaan anak hiperaktif .
Ada beberapa jenis yang bisa diterapkan pada anak hiperaktif
(Ferinand, 2007). Sebagai berikut:
1. Terapi psikofarmakologis (terapi obat-obatan).
2. Terapi sosial kejiwaan (psikososial).
Asuhan Keperawatan
ADHD
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, No. MR
B. Kaji riwayat keluarga melalui wawancara atau genogram
C. Kaji riwayat perilaku anak
• Riwayat perkembangan
• Laporan guru tentang permasalahan akademis serta tingkah laku didalam kelas
• Riwayat perinatal
• Riwayat masa kanak-kanak
• Riwayat Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan Interkasi sosial berhubungan dengan proses pikir .
2) Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif.
3) Harga diri rendah berhubungan dengan sistem keluarga yang disfungsi / koping
individu tidak efektif .
3. Intervensi Keperawatan
NO. Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien 1. membangun
Interkasi sosial tindakan dalam membangun hubungan dengan
berhubungan keperawatan hubungan teman, teman dan keluarga
dengan proses diharapkan keluarga. dapat memberikan
pikir . interaksi sosial 2. Anjurkan stimulus pada anak
             berjalan beraktivitas sosial untuk berinteraksi.
baik. dan komunitas. 2. aktivitas sosial dan
KH: 3. . Anjurkan komunitas dapat
1.      Interaksi penggunaan membentuk perilaku
dengan teman. komunikasi verbal. anak yang positif.
2.      Interaksi 4. Berikan tanggapan 3. penggunaan
dengan tetangga positif ketika klien komunikasi verbal
3.      Interaksi bergaul dengan mengajarkan anak
dengan keluarga yang lain. untuk berkomunikasi
4.      Ikut serta dengan baik.
dalam aktivitas 4. tanggapan positif
luang pada anak dapat
5.      Ikut serta menimbulkan rasa
dalam aktivitas percaya diri anak
sukarela dalam bergaul
dengan orang lain.
Lanjutan...

5. Anjurkan 5. kelompok kecil


merencanakan dapat memberikan
kelompok kecil stimulus pada
untuk aktivitas anak dalam
tertentu. berinteraksi
dengan baik.
NO. Dx Tujuan Intervensi Rasional

2. Gangguan Pola Anak mampu untuk 1. Amati pola tidur 1. Masalah harus
Tidur mencapai tidur tidak anak, catat diidentifikasi
berhubungan terganggu selama 6 keadaan-keadaan sebelum bantuan
dengan ansietas sampai 7 jamn setiap yang menganggu dapat diberikan.
dan hiperaktif. malam. tidur . 2. Ansietas yang
KH: 2.  Kaji gangguan- dirasakan oleh
 1.    Anak gangguan pola tidur anak dapat
mengungkapkan yang berlangsung mengganggu pola
tidak adanya berhubungan tidur anak
gangguan-gangguan dengan rasa takut sehingfga perlu
pada waktu tidur dan ansietas- diidentifikasi
2.    Tidak ada ansietas tertentu. penyebabnya .
gangguan-gangguan 3. Duduk dengan anak 3. kehadiran
yang dialamti oleh sampai dia tertidur. seseorang yang
perawat 4. Berikan sarana dipercaya
3.    Anak mampu perawatan yang memberikan rasa
untuk mulai tidur membantu tidur aman.
dalam 30 menit dan (misalnya : gosok 4. Sarana-sarana ini
tidur selama 6 punggung, latihan meningkatkan
sampai 7 jam tanpa gerak relaksasi relaksasi dan
terbangun dengan musik membuat bisa
lembut, susu hangat tidur.
dan mandi air
hangat)
5.   Buat jam-jam 5. Tubuh
tidur yang rutin, memberikan reaksi
hindari terjadinya menyesuaikan
deviasi dari jadwal kepada suatu
ini . siklus rutin dari
6.    Beri jaminan istirahat dan
ketersediaan aktivitas
kepada anak jika 6. Kehadiran
dia terbangun pada seseorang yang
malam hari dan dipercaya
dalam keadaan memberikan rasa
ketakutan. aman
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional
3. Harga diri Anak 1. Pastikan bahwa 1. Hal ini penting bagi
rendah memperlihatkan sasaran-sasaran pasien untuk mencapai
berhubungan perasaan-perasaan yang akan dicapai sesuatu, maka rencana
dengan sistem nilai diri yang adalah realistis. untuk aktivitas-aktivitas
keluarga yang meningkat saat 2.     Sampai kan di mana kemungkinan
disfungsi / pulang, ditandai perhartian tanpa untuk sukses adalah
koping dengan syarat bagi mungkin dan
individu tidak KH: pasien. kesuksesan ini dapat
efektif . 1. Mampu 3. Sediakan waktu meningkatkan harga
mengungkapkan bersama anak, diri anak.
persepsi yang keduanya pada 2. Komunikasi dari pada
positif tentang diri satu ke satu basis penerimaan anda
2. Anak dan pada terhadap anak sebagai
berpartisipasi aktivitas-aktivitas makhluk hidup yang
dalam aktivitas- kelompok berguna dapat
aktivitas baru tanpa 4. Menemani anak meningkatkan harga
memperlihatkan dalam diri
rasa takut yang mengidentifikasi 3. Hal ini untuk
ektrim terhadap aspek-aspek menyampaikan pada
kegagalan positif dari diri anak bahwa anda
anak. merasa bahwa dia
5. Bantu anak berharga bagi waktu
mengurangi anda
penggunaan 4. Aspek positif yang
penyangkalan dimiliki anak dapat
AUTISME
Definisi

Autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan perkembangan pada anak.
Menurut Veskarisyanti (2008 : 17) dalam bahasa Yunani dikenal kata autis, “auto”
berarti sendiri ditujukan pada seseorang ketika menunjukkan gejala hidup dalam
dunianya sendiri atau mempunyai dunia sendiri.
Autisme pertama kali ditemukan oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Kanner
mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan bahasa yang
tertunda, echolalia, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain repetitive dan
stereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan
keteraturan di dalam lingkungannya.
Klasifikasi Autisme :

Berdasarkan waktu munculnya gangguan, Kurniasih (2002) membagi


autisme menjadi dua yaitu:
a. Autisme sejak bayi (Autisme Infantil)
b. Autisme Regresif .

Sedangkan Faisal Yatim (dalam buku karangan purwati, 2007)


mengelompokkan autisme menjadi :
a. Autisme Persepsi
b. Autisme Reaksi
Faktor Penyebab

a. Faktor neurobilogis
b. Masalah genetik
c. Masalah selama kehamilan dan kelahiran
d. Keracunan logam berat
e. Terinveksi virus
f. Vaksinisasi
g. Kelebihan Peptida Opitoid
Tanda & Gejala
Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya :
1. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila
diangkat ,cuek menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan
sederhana (ciluk baa atau kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kata-kata.
Orang tua perlu waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatang mainan
untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah, apabila anak
terlihat tertarik pada kedua tangannya sendiri.
2. Pada usia 2-3 tahun dengan gejala suka mencium atau menjilati benda-benda,
disertai kontak mata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau alat,
menolak untuk dipeluk, menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta
relatif cuek menghadapi kedua orang tuanya.
3. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat
terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari.
Lanjutan ...

4. Gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang sempit,
keasyikan dengan bagian-bagian tubuh.
5. Anak biasa duduk pada waktu lama sibuk pada tangannya, menatap pada objek.
Kesibukannya dengan objek berlanjut dan mencolok saat dewasa dimana anak
tercenggang dengan objek mekanik.
6.Ledakan marah menyertai gangguan secara rutin.
7. Kontak mata minimal atau tidak ada.
8. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, dan
menggosok permukaan menunjukkan penguatan kesadaran dan sensitivitas terhadap
rangsangan, sedangkan hilangnya respon terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejut
terhadap suara keras yang mendadak menunjukan menurunnya sensitivitas pada
rangsangan lain.
9. Keterbatasan Kognitif
10 . Menunjukan echolalia
Ciri yang khas pada anak yang autis sebagai berikut :
a. Defisit keteraturan verbal.
b. Abstraksi, memori rutin dan pertukaran verbal timbal balik.
c. Kekurangan teori berfikir (defisit pemahaman yang dirasakan atau
dipikirkan orang lain).

Menurut Baron dan kohen 1994 ciri utama anak autisme adalah:
d. Interaksi sosial dan perkembangan sosial yang abnormal.
e. Tidak terjadi perkembangan komunikasi yang normal.
f. Minat serta perilakunya terbatas, terpaku, diulang-ulang, tidak
fleksibel dan tidak imajinatif.
Penanganan dan Pengobatan :
Anak autis memerlukan penanganan multi disiplin yaitu terapi
edukasi, terapi perilaku, terapi bicara, terapi okupasi, sensori integasi,
auditori integration training(AIT),terapi keluarga dan obat, sehingga
memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua , keluarga dan dokter.
Adapun terapi yang diberikan pada anak autis meliputi sebagai
berikut :
a. Terapi medis
b. Terapi non medis :
• Terapi musik
• Terapi akupunktur.
• Terapi perilaku.
• Terapi anggota keluarga.
• Terapi lumba-lumba.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Autisme
1. Pengkajian

A. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, No. MR.
B. Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kesehatan Dahulu
• Riwayat Kesehatan Sekarang
• Riwayat Kesehatan Keluarga
C. Psikososial
D. Neurologis
2. Diagnosa Keperawatan

Kemungkinan diagnosa yang muncul :


1) Hambatan komunikasi berhubungan dengan kebingungan
terhadap stimulus.
2) Resiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang
berhubungan dengan rawat inap di rumah sakit.
3) Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan
gangguan.
3. Intervensi Keperawatan
No . Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan

1. Hambatan komunikasi Kriteria Hasil : 1. Ketika berkomunikasi


berhubungan dengan Anak dapat dengan anak,
kebingungan terhadap mengkomunikasikan bicaralah dengan
stimulus. kebutuhannya kalimat singkat yang
dengan terdiri atas satu hingga
menggunakan kata- tiga kata, dan ulangi
kata sederhana dan perintah sesuai yang
konkret . diperlukan. Minta
anak untuk melihat
kepada anda ketika
anda berbicara dan
pantau bahasa
tubuhnya dengan
cermat.
Lanjutan ... 2. Gunakan irama, musik, dan
gerakan tubuh untuk
membantu perkembangan
komunikasi sampai anak dapat
memahami bahasa.
3. Bantu anak mengenali
hubungan antara sebab dan
akibat dengan cara
menyebutkan perasaannya
yang khusus dan
mengidentifikasi penyebab
stimulus bagi mereka.
4. Ketika berkomunikasi dengan
anak, bedakan kenyataan
dengan fantasi, dalam
pernyataan yang singkat dan
jelas.
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan
Keperawatan

2. Resiko Kriteria Hasil : 1. Sediakan lingkungan kondusif dan


membahayakan diri Anak sebanyak mungkin rutinitas sepanjang
sendiri atau orang memperlihatkan periode perawatan di RS.
lain berhubungan kecenderungan 2. Lakukan intervensi keperawatan dalam
melakukan sesingkat dan sering. Dekati anak dengan
dengan rawat inap kekerasan atau sikap lembut, bersahabat dan jelaskan apa
di RS . perilaku merusak yang anda akan lakukan dengan kalimat
diri sendiri yang yang jelas, dan sederhana. Apabila
ditandai oleh dibutuhkan, demontrasikan prosedur
frekuensi tantrum kepada orang tua.
dan agresi atau 3. Gunakan restrain fisik selama prosedur
destruktif ketika membutuhkannya, untuk
berkurang , serta memastikan keamanan anak dan untuk
peningkatan mengalihkan amarah dan frustasinya,
kemampuan misalnya untuk mencagah anak dari
mengatasi membenturkan kepalanya ke dinding
frustasi . berulang-ulang, restrain badan anak pada
bagian atasnya, tetapi memperbolehkan
anak untuk memukul bantal .
Lanjutan...

4. Gunakan teknik modifikasi


perilaku yang tepat untuk
menghargai perilaku positif dan
menghukum perilaku yang
negatif. Misalnya, hargai
perilaku yang positif dengan
cara memberi anak makanan
atau mainan kesukaannya, beri
hukuman untuk perilaku yang
negatif dengan cara mencabut
hak istimewanya.
5. Ketika anak berperilaku
destruktif, tanyakan apakah ia
mencoba menyampaikan
sesuatu, misalnya apakah ia
ingin sesuatu untuk dimakan
atau diminum atau apakah ia
perlu pergi ke kamar mandi.
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan
Keperawatan

3. Resiko perubahan Kriteria Hasil : 1. Anjurkan orang tua


peran orangtua yang Orang tua dapat untuk mengekpresikan
berhubungan dengan mendemontrasikan perasaan dan
gangguan . keterampilan peran kekhawatiran mereka
menjadi orangtua yang 2. Rujuk orang tua ke
tepat yang ditandai oleh kelompok pendukung
ungkapan kekhawatiran autisme setempat dan
mereka tentang kondisi kesekolah khusus jika
anak dan mencari nasihat diperlukan.
serta bantuan . 3. Anjurkan orang tua
untuk mengikuti
konseling (bila ada).
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai