Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

A. Pengertian
Gangguan proses pikir adalah gangguan atau kekacauan yang dialami individu dalam proses dan
aktivitas kognitif
Waham adalah Keyakinan yang salah yang dipertahankan dengan kuat meskipun tidak didapat
dari orang lain dan kontradiksi dengan realita sosial (Stuart & Laraia, 2005).
Jenis-jenis waham:
1. Waham kebesaran yaitu meyakini ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Waham curiga yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
3. Waham agama yaitu memiliki kayakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Waham somatik yaitu Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
5. Waham nihilistik yaitu meyakini dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucakan
berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

B. Psikodinamika
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Faktor biologis antara lain genetik, merupakan keturunan atau bawaan,
ketidakseimbangan neurotransmiter (dopamin dan glutamat)
b. Faktor lingkungan antara lain kurang gizi selama kehamilan, masalah proses kehamilan,
stres lingkungan dan stigma (kekambuhan).
2. Faktor Presipitasi
a. Individu tidak mampu mentoleransi stres yang berinteraksi dengan stresor lingkungan.
b. Berduka yang belum selesai
c. Trauma masa kanak – kanak/penganiayaan
d. Ancama terhadap konsep diri
e. Ancaman terhadap integritas diri
3. Mekanisme koping
a. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi
ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-
hari.
b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Menarik Diri
d. Mekanisme pertahanan jangka pendek, jangka panjang dan pertahanan ego.

4. Rentang Respons
RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS

Respons Adaptif Respons Maladaptif


 Pikiran logis  Kadang pikiran  Gangguan proses pikir
 Persepsi akurat terganggu  Halusinasi
 Emosi konsisten  Ilusi  Pertukaran proses emosi
dengan pengalaman  Emosi berlebihan atau
 Perilaku sesuai kurang  Perilaku tidak terorganisir
 Hubungan yang  Perilaku yang tidak  Isolasi sosial
harmonis biasa
 Menarik diri

Rentang respons neurobiologis menurut Stuart & Laraia, 2005 adalah sebagai berikut:
a. Respons adaptif
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang timbul dari hati sesuai
dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu sesuai dengan
stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang berhubungan baik mengenai
masyarakat
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang sungguh
terjadi, karena rangsangan panca indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek datar yaitu rentang
dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan, gangguan perilaku
sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain atau
hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap, keyakinan yang
salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang diterima melalui
pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan emosi yang tepat
terhadap stimulus atau ketidakmampuan berlebihan terhadap pengendalian kontrol
diri (locus of control)
4) Perilaku yang tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami individu dan diterima
sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam

Jenis waham antara lain waham kebesaran, waham persekusi (curiga), waham kontrol
pikir, agama, erotomanik, somatik, siar pikir, tarik pikir, sisip pikir.

C. Prinsip tindakan
1. Lakukan pendekatan dengan tenang dan empati
2. Kaji isi waham tanpa mendukung atau membantah
3. Jangan berusaha menjelaskan secara logika tentang waham
4. Jangan meremehkan kekuatan waham
5. Jangan merendahkan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan waham dari realita
6. Hubungkan waham dengan stres
7. Berespons terhadap perasaan yang melatarbelakangi waham
8. Anjurkan melakukan kegiatan dengan teknik distraksi untuk menghentikan berfokus pada
waham
D. Asuhan Keperawatan
1. Pohon Masalah

Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan Proses Pikir: Waham Core Problem

Harga Diri Rendah

2. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Gangguan Proses Pikir: Waham
DS :
- Interpretasi tidak akurat atas informasi (orang lain adalah mata-mata iblis)
- Ketidakmampuan membedakan secara internal stimuus dari suatu kejadian atau
fakta (presiden adalah pemimpin yang mengatur hidup dan mati)
- Merasa bahwa orang disekitarnya mendengarkan pikirannya
- Yakin bahwa ia bertanggung jawab atas suatu peristiwa
- Ungkapan berkuasa atau berkekuatan super
- Meyakini orang lain akan berbuat jahat
- Menghasut rasa takut atau bingung pada orang lain
- Ungkapan ide religius yang tidak benar
- Ungkapan mengeneralisasi kejadian (mata saya coklat, saya suka jalan-jalan,
semua yang bermata coklat suka jalan-jalan)

DO :
- Reaksi tidak sesuai terhadap komunikasi dan perilaku orang lain (tertawa ketika
sedih)
- Tidak dapat mengikuti instruksi sederhana
- Tidak dapat berpikir abstrak
- Curiga, marah, ketakutan dengan alasan tidak logis
- Mudah beralih, rentang perhatian buruk, kesulitan berkonsentrasi
- Disorganisasi bicara, inkoheren, fragmentasi, kehilangan asosiasi, sirkumstansial,
tangensial, flight of idea,
- Tidak dapat mengartikan simbolis
- Ambivalen
- Membuat gerak atau isyarat sendiri
- Pola tidur terganggu, hiperaktivitas

3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir:


- Gangguan Proses Pikir; Waham
- Harga Diri Rendah
- Kerusakan Komunikasi Verbal
4. Rencana Tindakan Keperawatan

Masalah TIndakan Keperawatan untuk Pasien TIndakan Keperawatan


Keperawatan untuk
Keluarga
Waham SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan
2. Membantu orientasi realita masalah yang
3. Mendiskusikan kebutuhan yang dirasakan keluarga
tidak terpenuhi dalam merawat
4. Membantu pasien memenuhi pasien
kebutuhannya 2. Menjelaskan
5. Menganjurkan pasien memasukkan pengertian, tanda
dalam jadwal kegiatan harian dan gejala waham,
dan jenis waham
yang dialami pasien
beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara-
cara merawat pasien
SP II p waham
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan SP II k
harian pasien 1. Melatih keluarga
2. Berdiskusi tentang kemampuan mempraktekkan cara
yang dimiliki merawat pasien
3. Melatih kemampuan yang dimiliki dengan waham
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien
SP III p waham
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan SP III k
harian pasien 1. Membantu keluarga
2. Memberikan pendidikan kesehatan membuat jadwal
tentang penggunaan obat secara aktifitas di rumah
teratur termasuk minum
3. Menganjurkan pasien memasukkan obat
dalam jadwal kegiatan harian 2. Mendiskusikan
sumber rujukan
yang bisa dijangkau
keluarga.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :1
Hari/Tanggal :
Nama Klien:

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Interpretasi tidak akurat atas informasi (orang lain adalah mata-mata iblis)
- Ketidakmampuan membedakan secara internal stimuus dari suatu kejadian atau
fakta (presiden adalah pemimpin yang mengatur hidup dan mati)
- Merasa bahwa orang disekitarnya mendengarkan pikirannya
- Yakin bahwa ia bertanggung jawab atas suatu peristiwa
- Ungkapan berkuasa atau berkekuatan super
- Meyakini orang lain akan berbuat jahat
- Menghasut rasa takut atau bingung pada orang lain
- Ungkapan ide religius yang tidak benar
- Ungkapan mengeneralisasi kejadian (mata saya coklat, saya suka jalan-jalan,
semua yang bermata coklat suka jalan-jalan)
DO :
- Reaksi tidak sesuai terhadap komunikasi dan perilaku orang lain (tertawa ketika
sedih)
- Tidak dapat mengikuti instruksi sederhana
- Tidak dapat berpikir abstrak
- Curiga, marah, ketakutan dengan alasan tidak logis
- Mudah beralih, rentang perhatian buruk, kesulitan berkonsentrasi
- Disorganisasi bicara, inkoheren, fragmentasi, kehilangan asosiasi, sirkumstansial,
tangensial, flight of idea,
- Tidak dapat mengartikan simbolis
- Ambivalen
- Membuat gerak atau isyarat sendiri
- Pola tidur terganggu, hiperaktivitas
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Tindakan Keperawatan:
a. Bantu orientasi realita
b. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Bantu klien memenuhi kebutuhannya
d. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat abang hari
ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan abang hari ini?”
c. Kontrak
Topik : “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan
sekarang?”
Waktu : “Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 15 menit?”
Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?”
2. Kerja
“Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?”
“Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang bang B rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri abang sendiri?”
“Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?”
“Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau di rumah terus ya”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
Obyektif : ”Apa saja rencana abang tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?”
c. Kontrak
Topik : ”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki?
Waktu : “Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”
Tempat : ”Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :2
Hari/Tanggal :
Nama Klien:

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
DO:
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Diskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
c. Melatih kemampuan positif yang dimiliki
d. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum bang B
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaannya saat ini?” “Apakah bang B sudah melakukan jadwal yang
sudah kita buat kemarin? Apakah abang punya kemampuan lain yang pernah abang
miliki?”
c. Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita bicarakan kemampuan tersebut sekarang?”
Waktu : “Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 20 menit tentang hal tersebut?”
Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang kemampuan
bang B tersebut?”

2. Kerja
“Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley
seperti itu lho B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada bang B, dimana?”
“Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu
bang B mau bermain volley?”
“Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?”

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap
tentang hobi dan kemampuan abang?”
Obyektif : “Sudah berapa kemampuan yang sudah kita bicarakan hari ini?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini coba bang B lakukan latihan volley sesuai dengan jadual yang telah kita
buat ya?”
c. Kontrak
Topik : “Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang B
minum, setuju?”
Waktu : “Besok kita ketemu lagi ya bang?” “Bagaimana kalau nanti
sebelum makan siang?”
Tempat : “Di kamar makan saja, ya setuju?”

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, R dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo.

Keliat, Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 1. Jakarta : EGC

2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta : EGC


Tim Direktorat Keswa. 2000. Standart Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 1.
Bandung : RSJP
Townsend, M.C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri Pedoman untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai