Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL

RIRIN ZUHRIATI OKTAVIA


NPM. 18210100083

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

JAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

I. Kasus [masalah utama]: Isolasi sosial

II. Proses terjadinya masalah:


A. Pengertian
Isolasi Sosial adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. (Keliat, et al,
2006)
Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami individu dan dirasakan dijauhi orang
lain, merupakan tingkat negatif atau mengancam (NANDA, 2005)
B. Psikodinamika
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
1) Adanya faktor genetic inheritance
Hipotesis dopamin, dimana gejala muncul terutama karena aktivitas
hiperdopaminergik (crow, 1980)
2) Studi neuroanatomik, temuan adalah pembesaran ventrikular, atropi
serebellar, fungsi premorbid buruk, respons terapi buruk, dan kerusakan
kognitif (black et al, 1988)
b. Faktor perkembangan
1) Gangguan peran, di mana terjadi perpisahan/kehilangan orangtua,
gangguan hubungan dengan orangtua pada masa anak-anak
2) Pengalaman traumatic yaitu penganiayaan, adopsi peran orangtua yang
buruk
c. Faktor sosiokultural
Budaya keterbatasan berhubungan dengan orang lain antara lain perilaku
diskriminasi, migrasi, hospitalisasi
2. Faktor presipitasi
a. Stresor sosiokultural yaitu perceraian, mobilitas, tradisi, hospitalisasi
b. Stresor psikologis
 tingkat ansietas berkepanjangan atau intens
 gangguan personalitas borderline
 peningkatan otonomi dan separasi
 konsep diri rentan
 kegagalan dalam berhubungan misalnya ideal tinggi, terlalu mengevaluasi,
kecewa tidak terpenuhi kebutuhan yang tidak realistic, rasionalisasi dan
devaluasi serta penolakan orang lain sehingga individu mengalami cedera
narsisistik

3. Mekanisme koping
a. Proyeksi adalah memindahkan tanggung jawab perilaku antisocial diri sendiri
pada orang lain.
b. Splitting adalah ketidakmampuan mengintegrasi aspek baik dan buruk diri
sendiri dan objek lain.
c. Identifikasi proyektif yaitu memindahkan tanggung jawab perilaku antisocial
diri sendiri pada orang lain, secara tidak sadar umumnya pada penderita
borderline personality.
4. Rentang Respons

RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS

Respons Adaptif Respons Maladaptif

 Pikiran logis  Kadang pikiran  Gangguan proses pikir


 Persepsi akurat terganggu  Halusinasi
 Emosi konsisten  Ilusi  Pertukaran proses emosi
dengan pengalaman  Emosi berlebihan
 Perilaku sesuai atau kurang  Perilaku tidak terorganisir
 Hubungan yang  Perilaku yang tidak  Isolasi sosial
harmonis biasa
 Menarik diri

Rentang respons neurobiologis menurut Stuart & Laraia, 2005 adalah sebagai
berikut:
a. Respons adaptif
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang timbul dari hati
sesuai dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu sesuai dengan
stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang berhubungan baik
mengenai masyarakat
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang
sungguh terjadi, karena rangsangan panca indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek datar yaitu
rentang dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan, gangguan
perilaku sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain atau hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap, keyakinan
yang salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang diterima
melalui pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan emosi yang tepat
terhadap stimulus atau ketidakmampuan berlebihan terhadap pengendalian
kontrol diri (locus of control)
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan negatif
atau mengancam
III. A. Pohon masalah:

Risiko Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi

Isolasi Sosial Core Problem

Harga Diri Rendah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji:

1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Isolasi sosial
DS :
- Ungkapan tentang ketidaknyamanan situasi social, cepat bosan, lambat
- Ekspresi perasaan berbeda dari orang lain, kesepian, merasa ditolak oleh
orang lain, tidak berarti
DO :
- Disfungsi interaksi, nonkomunikatif, tidak ada kontak mata
- Asyik dengan pemikirannya sendiri, sulit berkonsentrasi
- Iritabel, tidak sabar dengan interaksi
- Sedih, afek datar sampai tumpul
- Perilaku menyendiri, aktivitas menurun, lesu, tidur posisi janin
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi sosial

IV. Diagnosa keperawatan:

Isolasi sosial

V. Rencana tindakan keperawatan:

1. Bina hubungan saling percaya


2. Penuhi kebutuhan dasar klien
3. Interaksi sering dan singkat
4. Dengarkan dengan sikap empati
5. Beri umpan balik yang positif
6. Ciptakan suasana yang ramah dan bersahabat
7. Jujur dan menepati semua janji
8. Susun dan tulis daftar kegiatan harian bersama klien sesuai dengan jadwal
ruangan, minat serta kemampuan klien
9. Bimbing klien untuk meningkatkan hubungan sosial secara bertahap mulai dari
klien-perawat, klien dua orang perawat, klien-dua perawat-dan klien lain, klien
dengan kelompok kecil, klien dengan kelompok besar
10. Bimbing klien untuk ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompok seperti dalam
terapi aktivitas kelompok : sosialisasi
11. Berikan pujian saat klien mampu berinteraksi dengan orang lain
12. Diskusikan dengan keluarga untuk mengaktifkan support system yang ada

Anda mungkin juga menyukai