Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWTAN DIRI

RIRIN ZUHRIATI OKTAVIA


NPM. 18210100083

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

JAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Kasus [masalah utama]: Defisit Perawatan Diri


II. Proses terjadinya masalah:

A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

B. Jenis–Jenis Perawatan Diri


1. Defisit Perawatan Diri: kebersihan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Defisit Perawatan Diri: Mengenakan pakaian / berhias adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Defisit Perawatan Diri: Makan adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
4. Defisit Perawatan Diri: Toileting adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri

C. Psikodinamika
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri
3. Mekanisme Koping
a. Regresi
a. Penyangkalan
b. Isolasi diri
c. Intelektualisasi
4. Rentang Respon
Ketidakmampuan klien melakukan perawatan diri dapat disebabkan karena
gangguan pada respons kognitif.
D. Prinsip Tindakan :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Fasilitasi peralatan perawatan diri klien
3. Motivasi klien dalam melakukan perawatan diri
4. Dorong klien untuk mengungkapkan keuntungan dan manfaat dari perawatan diri
5. Beri reinforcemen positif atas tindakan klien yang mendukung ke arah perawatan diri.

III. A. Pohon masalah:


Intoleransi aktivitas

Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosial

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji:


1. Masalah Keperawatan dan data yang harus dikaji
Defisit Perawatan diri
DS:
 Pasien merasa lemah
 Malas untuk beraktivitas
 Merasa tidak berdaya.

DO:
 Rambut kotor, acak–acakan
 Badan dan pakaian kotor dan bau
 Mulut dan gigi bau.
 Kulit kusam dan kotor
 Kuku panjang dan tidak terawat

2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri

C. Tindakan keperawatan pada pasien

Menurut dermawan (2013), penatalaksanaan defisit perawatan diri dapat dilakukan


dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP). Strategi pelaksanaan tersebut adalah :

SP 1 pasien :

1) Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan,


makan/minum, BAB/BAK.
2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri.

3) Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.

4) Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku.
5) Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali
per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per
minggu).

SP 2 pasien :

1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.


2) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.

3) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria.

4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.


SP 3 pasien :
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.

2) Jelaskan cara dan alat makan dan minum.

3) Latih cara dan alat makan dan minum.

4) Latih cara makan dan minum yang baik.

5) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan,


makan dan minum yang baik.

Anda mungkin juga menyukai