Anda di halaman 1dari 111

LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH GANGGUAN KONSEP DIRI :


HARGA DIRI RENDAH PADA NY. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HEBEPHRENIC SCHIZOPHRENIA DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT
JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

OLEH

KELOMPOK 1 :

1. DENI DWI KURNIAWAN (P17212195022)


2. KHAIRUNNISA (P17212195018)
3. YUNIARTI (P17212195048)
4. PARNI LERSTARI (P17212195014)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN 2019
LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH ASUHAN


KEPERAWATAN DENGAN MASALAH GANGGUAN KONSEP DIRI :
HARGA DIRI RENDAH PADA NY. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HEBEPHRENIC SCHIZOPHRENIA DI RUANG MELATI RUMAH
SAKIT JIWA
Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Kelompok Praktek Profesi Ners


Departemen Keperawatan Jiwa

OLEH KELOMPOK 3 :

1. DENI DWI KURNIAWAN (P17212195022)


2. KHAIRUNNISA (P17212195018)
3. YUNIARTI (P17212195048)
4. PARNI LERSTARI (P17212195014)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MALANG JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan dibuat sebagai bukti bahwa Politeknik Kesehatan


Kemenkes Malang Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Lawang
Kelompok 1 yang beranggota :
1. Deni Dwi Kurniawan
2. Khairunnisa
3. Yunuarti
4. Parni Lestari
Telah melakukan Presentasi Askep dengan masalah harga diri rendah di
Ruang Melati RSJ. Dr. Radjiman Widyodiningrat Lawang Malang.

Lawang, 25 September 2019

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

Mengetahui,
Kepala Ruang Bangau

( _________________)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat karunia-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah seminar
keperawatan jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan
Masalah Utama Resiko Perilaku Kekerasan”
Penulisan dan penyajian makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
praktek Keperawatan Jiwa serta memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan jiwa.
Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
2. Kepala Bidang Perawatan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Beserta Staf
3. Para Dosen dan Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan Jiwa
Poltekkes Kemenkes Malang
4. Kepala Ruang Bangau RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
beserta Seluruh Perawat Ruangan
5. Pasien di Ruang Melati RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
6. Rekan-rekan mahasiswa kelompok 1

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan atau
kekurangan baik dari segi bahasa maupun isi. Untuk itu penyusun sangat
mengharapkan adanya masukan dan kritikan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.

Lawang, 25 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL.........................................................................................................
KATA
PENGANTAR........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN
…………………………………………………………….
DAFTAR
ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang.............................................................................................
2. Tujuan
Penulisan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Marah.........................................................................................
2. Pengertian Perilaku
Kekerasan....................................................................
3. Etiologi...........................................................................................
.............
4. Patofisiologi....................................................................................
...........
5. Pathways.........................................................................................
.............
6. Manifestasi
klinis.........................................................................................
7. Mekanisme
Koping......................................................................................
8. Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan...........................................................
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN
1. Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan Pertemuan Ke
I........................
2. Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan Pertemuan Ke
II.......................
3. Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan Pertemuan Ke
III.....................
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian......................................................................................
..............
B. Analisa
Data................................................................................................
C. Daftar Masalah
Keperawatan......................................................................
D. Pohon
Masalah.............................................................................................
E. Diagnosa
Keperawatan................................................................................
F. Rencana
Keperawatan.................................................................................
G. Catatan
Keperawatan..................................................................................
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan....................................................................................
..............
2. Saran..............................................................................................
..............
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

No. 23 Tahun 1992, Pasal 1). Departemen Kesehatan (DEPKES) memberikan

perhatian besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia dengan

visi dan misi Indonesia Sehat 2010.

Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari

30% dari jumlah penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah

dengan kesulitan ekonomi yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak

(BBM). Keadaan tersebut diperparah dengan beberapa kejadian yang menimpa

Indonesia seperti bencana alam, diantaranya tsunami di Aceh dan Pangandaran,

Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak

politik lokal diberbagai daerah dan meningkatnya tingkat persaingan antar

individu merupakan salah satu pemicu terjadinya gangguan mental.

Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza

(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan,

organik dan ekonomi. Namun jika dilihat dari persentase, penyebab tertinggi

yaitu karena frustasi serta meningkatkan harga diri rendah pada penderita tsb.

Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan dirinya

lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal negatif diri

sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi (Keliat,

2010). Fitria (2009) juga menyebutkan, harga diri rendah merupakan kondisi
seseorang dimana ia merasa bahwa dirinya tidak diterima dilingkungan dan

gambaran-gambaran negatif tentang dirinya.

Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua yaitu, harga diri rendah

situasional dan harga diri rendah kronik. Harga diri rendah situasional adalah

keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif

mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon terhadap suatu

kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional tidak ditangani segera, maka

lama kelamaan dapat menjadi harga diri rendah kronik. Semakin rendah harga

diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan kepribadian.

Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya harga diri dengan

adanya kecemasan sosial. Sebuah penelitian menyatakan jika orang yang

memiliki harga diri yang rendah akan memiliki perasaan takut gagal ketika

terlibat dalam hubungan sosial ( Fitria, 2013). Penelitian yang dilakukan

Simbar, Ruindungan dan Solang (2015) menyebutkan bahwa 26,7% anak

memiliki harga diri rendah situasional pasca mendapat perlakuan bullying yaitu

menarik diri dari lingkungan sekitar untuk memperoleh rasa aman. Jika ini terus

berlanjut pada anak-anak maka akan muncul ide bunuh diri hingga percobaan

bunuh diri karena perasaan malu (Espelage, 2012).

Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit

yang sadar untuk meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita

gangguan jiwa yang sudah sembuh dan dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke

rumah sakit. Para pasien itu memilih untuk tinggal lagi di rumah sakit karena

mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga mereka


merasa malu karena ada anggota keluarganya yang tidak waras. Akibatnya tidak

sedikit yang memilih kabur.

1.2. Rumusan Masalah

Pada Makalah seminar ini yang kami, kami menyajiakan tentang

“asuhan keperawatan jiwa pada Ny. E dengan gangguan “Harga Diri Rendah”

di ruang Melati RSJ. Radjiman Wediyodiningrat Lawang”.

1.3. Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan

asuhan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga

diri rendah

Tujuan Khusus

Mahasiswa Mampu untuk :

1) Melakukan pengkajian dengan tepat pada pasien dengan gangguan

Harga Diri Rendah

2) Menegakkan diagnosa yang tepat berdasarkan hasil pengkajian

3) Menyusun rencana tindakan sesuai degan rencana asuhan

keperawatan

4) Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang

dibuat dalam rencana asuhan keperawatan

5) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan dengan mengacu pada

tujuan rencana asuhan keperawatan.


1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa bisa mengerti dan mengetahui tentang gangguan harga

diri rendah dan bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan harga diri rendah dan mahasiswa mampu

membandingkan anatara teori dengan praktik serta sebagai bentuk

pengalaman dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

1.4.2 Bagi Perawat

Perawat bisa mengetahui lebih dalam lagi tentang Harga Diri

Rendah dan perawat dapat menerapkan teori-teori terbaru terbaru.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi Pendidikan dapat menambah pengetahuan tentang

gangguan Harga Diri Rendah Kepada mahasiswa selanjutnya serta dapat

menambah pustaka keilmuan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi

1.4.4 Bagi RSJ Radjiman dr. Radjiman Wediyodiningrat

Bagi Rumah Sakit akan menambah tori baru dalam bidang

keperawatan yang muncul dari para mahasiswa praktikan, serta sebagai

sarana evaluasi dari pelayanan yang telah diterapkan selama ini.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Definisi

William D. Brooks (Jalaluddin Rakhmat, 2007: 99) mendefinisikan konsep

diri sebagai “those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that

we have derived from experiences and our interaction with others”. Konsep diri

adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri. Persepsi ini bisa

bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Persepsi yang bersifat psikologi misalnya

pandangan mengenai watak sendiri. Persepsi yang bersifat sosial misalnya

pandangannya tentang bagaimana orang lain menilai dirinya. Persepsi yang bersifat

fisik misalnya pandangan tentang penampilannya sendiri.

Anita Taylor (Jalaluddin Rakhmat, 2007: 100) mendefinisikan konsep diri

sebagai “all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes

you hold about yourself”. Konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan tentang diri

kita sendiri dan yang kita rasakan tentang diri kita sendiri.

Calhaoun dan Acocella (M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati S, 2012: 13-

14) mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran mental diri seseorang. Hurlock

menyatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai dirinya

sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial,

emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai. Burn mendefinisikan konsep

diri sebagai kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang mencakup

pendapatnya terhadap diri sendiri, pendapat tentang gambaran diri di mata orang

lain, dan pendapatnya tentang hal-hal yang dicapai.


Buss (Asip F. Hadipranata, dkk, 2000: 74) menyatakan bahwa konsep diri

diartikan sebagai gambaran keadaan diri sendiri yang dilakukan seseorang terhadap

dirinya sendiri. Pendapat dari Arndt mengatakan bahwa konsep diri merupakan

konsep seseorang mengenai keseluruhan tentang dirinya sendiri, baik dari segi

kejasmanian maupun psikisnya.

Menurut Hendra Surya (2007: 3) mengatakan bahwa konsep diri adalah

gambaran, cara pandang, keyakinan, pemikiran, perasaan terhadap apa yang

dimiliki orang tentang dirinya sendiri yang meliputi kemampuan, karakter diri,

sikap, perasaan, kebutuhan, tujuan hidup, dan penampilan diri. Konsep diri ini

sangat dipengaruhi oleh gabungan keyakinan karakter fisik, psikologis, sosial,

aspirasi, prestasi, dan bobot emosional yang menyertainya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

konsep diri adalah gambaran, pandangan, pikiran, perasaan, mengenai diri sendiri

dan pandangan diri di mata orang lain yang meliputi keyakinan fisik, psikologis,

sosial, emosional, dan prestasi yang mereka capai.

2.1.2 Rentang Respon

(suliswati dkk,2005:91)

a. Aktuaisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif

dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif

dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang

negatif dari dirinya.

c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya

negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.

d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek

identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial

kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.

e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap

diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak

dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

2.1.3 Faktor Presdiposisi

Faktor- faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi :

1. Faktor predisposisi gangguan citra tubuh

a. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)

b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan

dan perkembangan atau penyakit)

c. Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun

fungsi tubuh

d. Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterpi, transplantasi

2. Faktor predisposisi gangguan harga diri

a. Penolakan dari orang lain

b. Kurang penghargaan
c. Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu

dituruti, terlalu dituntut dan tidak konsisten

d. Persaingan antar saudara

e. Kesalahan dan kegagalan yang berulang

f. Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan

3. Faktor predisposisi gangguan peran

a. Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,

perubahan situasi dan keadaan sehat sakit

b. Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang

bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi

c. Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang

harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran

yang sesuai

d. Peran yang terlalu banyak

4. Faktor predisposisi gangguan identitas diri

a. Ketidak percayaan orang tua pada anak

b. Tekanan dari teman sebaya

c. Perubahan dari struktur sosial

2.1.4 Faktor Presipitasi

Faktor pencetus terjadinya gangguan konsep diri bisa timbul dari sumber

internal maupun eksternal klien, yaitu :

a. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

kejadian yang mengancam kehidupannya.


b. Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan

dimana individu mengalaminya sebagai frustasi, ada tiga jenis transisi peran :

c. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan

dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam

kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai dan

tekanan penyesuaian diri.

d. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota

keluarga melalui kelahiran atau kematian.

e. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke

keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh : Kehilangan bagian tubuh.

Perubahan bentuk, ukuran, panampilan, dan fungsi tubuh. Perubahan fisik

berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Prosedur medis keperawatan.

2.1.5 Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri:

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh


2.1.6 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan harga diri rendah meliputi :

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak

setelah mendapat terapi sinar matahari.

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi bila

saya segera ke rumah sakit.

3) Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa menulis, tulisan saya

jelek, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

4) Gangguan berhubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin

bertemu dengan orang lain dan lebih suka sendiri.

5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan.

6) Menciderai. Akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin

klien ingin mengakhiri kehidupan.

SUMBER KOPING

a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah

b. Hobi dan kerajinan tangan

c. Seni yang ekpresif

d. Kesehatan dan kerawatan diri

e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi

f. Bakat tertentu

g. Kecerdasan

h. Imaginasi dan kreativitas


i. Hubungan interpersonal

2.1.7 Mekanisme Koping

1. Jangka pendek

a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis dentitas

( misal : konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )

b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara (misal :

ikut serta dalam aktivitas social, agama, klub politik, kelompok, atau geng)

c. Aktivitas sementara menguatkan perasan diri ( misal : olah raga yang

kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan poipularitas )

d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah

identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu (misal :

penyalahgunaan obat ).

2. Jangka Panjang

a. Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang

yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan keinginan, aspirasi, dan

potensi diri individu tersebut.

b. Identitas negatif ; asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh

nilai dan harapan masyarakat.

c. Mekanisme pertahanan ego :

- Penggunaan fantasi

- Disosiasi

- Isolasi

- Projeksi

- Pergeseran ( displasement )
- Peretakan ( splitting )

- Berbalik marah pada diri sendiri

- Amuk

2.1.8 Perilaku

1. Mengkritik diri sendiri

2. Penurunan produktivitas

3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain

4. Gangguan dalam berhubungan

5. Rasa penting yang berlebihan

6. Perasaan tidak mampu

7. Rasa bersalah

8. Mudah tersinggung atau marah berlebihan

9. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

10. Ketegangan peran yang dirasakan

11. Pandangan hidup pesimis

12. Penolakan tewrhadap kemampuan personal

13. Destruktif terhadap diri sendiri

14. Pengurangan diri

15. Menarik diri secara social

16. Penyalahgunaan zat

17. Menarik diri dari realitas

18. Khawatir

( Stuart, Gail Wiscarz, 2007)


2.1.9 Konsep Psikofarmaka

1) Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg

a) Indikasi

Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan

menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik

diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental : waham,

halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali,

berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja,

hubungan sosial dam melakukan kegiatan rutin.

b) Cara kerja

Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya

sistem ekstra piramidal.

c) Kontra indikasi

Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,

ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan

CNS Depresi.

d) Efek samping

(1) Sedasi

(2) Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut

kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur,

tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).

(3) Gangguan ekstra piramidal ( distonia akut, akatshia, sindrom

parkinsontremor, bradikinesia rigiditas ).

(4) Gangguan endokrin ( amenorhoe, ginekomasti ).


(5) Metabolik ( Jaundice )

(6) Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka pan

2) Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg

a) Indikasi

Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,

pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.

b) Cara kerja

Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai

antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif,

skizofrenia dan sindrom paranoid. Di samping itu halloperidol juga

mempunyai daya anti emetik yaitu dengan menghambat sistem dopamine

dan hipotalamus. Pada pemberian oral halloperidol diserap kurang lebih 60–

70%, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap

2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat,

sebagian besar diekskresikan bersama urine dan sebagian kecil melalui

empedu.

c) Kontra indikasi

Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang

hipersensitif terhadap halloperidol, dan keadaan koma.

d) Efek samping

Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi

ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi

gangguan percernaan dan perubahan hematologik ringan, akatsia, dystosia,

takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensi ortostatik, gangguan fungsi


hati, reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine,

hiperpireksia, gangguan akomodasi.

3) Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg

a) Indikasi

Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal

berkaitan dengan obat-obatan antipsikotik.

b) Cara kerja

Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua

neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat

asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan

kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor asetilkolin disekat

pada sinaps untuk mengurangi efek kolinergik berlebih.

c) Kontra indikasi

Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain,

glaukoma, ulkus peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher

kandung kemih, anak di bawah 3 tahun, kolitis ulseratif.

d) Efek samping

Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan

kabur, disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium,

kelemahan, amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi

ortostatik, hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit,

urtikaria, dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering, mual,

muntah, distres epigastrik, konstipasi, dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis

supuratif. Pada perkemihan seperti retensi urine, hestitansi urine, disuria,


kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti

depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah

2.2.1 Pengkajian

adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari

pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang

dikumpulkan melalui data biologis , psikologis, social dan spiritual. (Keliat,

Budi Ana, 1998 : 3)

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :

1. Identitas klien

Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa,

nama panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat

pertemuan, topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM,

tanggal pengkajian dan sumber data yang didapat.

2. Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di

rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah

dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.

3. Faktor predisposisi

Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana

hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam

keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga


apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien

tentang pengalaman yang tidak menyenangkan.

4. Pemeriksaan fisik

Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan

apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.

5. Psikososial

a) Genogram : Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat

dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh

b) Konsep diri

c) Gambaran diri : Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian

tubuh yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak

disukai dan bagian yang disukai.

d) Identitas diri : Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan

klien terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki

atau perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya

dan posisinya.

e) Fungsi peran : Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan /

kelompok masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi

atau perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat,

bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut.

f) Ideal diri : Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi,

tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien

terhadap lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana

jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.


g) Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi,

dampak pada klien dalam berhubungan dengan orang lain, harapan,

identitas diri tidak sesuai harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan,

ideal diri tidak sesuai harapan, penilaian klien terhadap pandangan /

penghargaan orang lain.

h) Hubungan social : Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup

klien, tanyakan upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan

kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau

peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat, hambatan dalam

berhubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi dengan orang

lain.

i) Spiritual : Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan

keyakinan, kepuasan dalam menjalankan keyakinan.

j) Status mental

 Penampilan

Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah

ada yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian

tidak seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak

ketidakmampuan berpenampilan baik / berpakaian terhadap status

psikologis klien.

 Pembicaraan

Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering

terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu

memulai pembicaraan.
 Aktivitas motoric :

- Lesu, tegang, gelisah.

- Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan

- Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol

- Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak

terkontrol klien

- Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan

dan merentangkan jari-jari

- Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang

 Alam perasaan

- Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan

- Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas

- Khawatir : objeknya belum jelas

k) Afek

a) Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan.

b) Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat

c) Labil : emosi klien cepat berubah-ubah

d) Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus

l) Interaksi selama wawancara :

a) Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara

b) Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan pewawancara

dengan spontan.

c) Mudah tersinggung
d) Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak bersahabat

atau tidak ramah

e) Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara

f) Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada

pewawancara atau orang lain.

m) Persepsi

Jenis-jenis halusinasi dan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak

pada saat klien berhalusinasi.

6. Proses piker

a) Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan

b) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada

tujuan

c) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu

kalimat dengan kalimat lainnya

d) Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik

yang lainnya.

e) Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar

kemudian dilanjutkan kembali

f) Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali

g) Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali

7. Isi fikir

a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

menghilangkannya.
b. Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi

tertentu.

c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ tubuh yang

sebenarnya tidak ada.

d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain

dan lingkungan.

e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi dilingkungan

yang bermakna yang terkait pada dirinya.

f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal

yang mustahil atau diluar kemampuannya.

g. Waham :

1. Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan

diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

2. Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan berulang-

ulang tetapi tidak sesuai dengan keyakinan

3. Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya

dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

4. Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang yang berusaha

merugikan, mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak

sesuai dengan kenyataan

5. Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia /

meninggal yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai

dengan kenyataan

6. Waham yang bizar


a. Sisi pikir : klien yakin ad aide pikiran orang lain yang disisipkan

didalam pikirannya, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak

sesuai dengan kenyataan

b. Siar pikir : klien yakin ada orang lain yang mengetahui apa yang

klien pikirkan walaupun klien tidak pernah menceritakannya kepada

orang, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai

kenyataan

c. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari

luar, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan

kenyataan.

6. Tingkat kesadaran

a. Bingung : tampak bingung dan kacau ( perilaku yang tidak mengarah pada

tujuan).

b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar atau tidak sadar

c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang,

anggota tubuh klien dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien

tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungannya

d. Orientasi : waktu, tempat dan orang

e. Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara

f. Memori

1. Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian

lebih dari 1 bulan.

2. Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian

dalam minggu terakhir.


3. Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang

baru saja terjadi.

4. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan

memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya

ingatnya.

5. Tingkat konsentrasi

a. Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke

objek lainnya.

b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar

pertanyaan diulang karena tidak menangkap apa yang ditanyakan

atau tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan.

c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan

atau pengurangan pada benda-benda yang nyata

d. Daya tilik diri

1. Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari

gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya

dan merasa tidak perlu minta pertolongan / klien

menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak mau

bercerita tentang penyakitnya

2. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang

lain atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya

penyakit atau masalah sekarang


3. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan

Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan, observasi

kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat makan.

b. Buang Air Besar dan Buang Air Kecil

Observasi kemampuan klien untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air

Kecil (BAK), pergi menggunakan WC atau membersihkan WC.

c. Mandi

Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci

rambut, gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan bau badan klien.

d. Berpakaian

Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan

pakaian, observasi penampilan dandanan klien.

e. Istirahat dan tidur

Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam, persiapan

sebelum tidur dan aktivitas sesudah tidur.

f. Penggunaan obat

Observasi penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara

pemberian.

g. Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan lanjut, siapa

saja sistem pendukung yang dimiliki.

h. Aktivitas di dalam rumah


Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan makanan,

merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur kebutuhan biaya

sehari-hari.

i. Aktivitas di luar rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam belanja untuk keperluan sehari-hari,

aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah.

j. Pola dan mekanisme koping

Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya.

4. Aspek medis

Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh Dokter, tuliskan obat-obatan klien

saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

5. Masalah Keperawatan

Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat ditemukan

pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu :

1. Isolasi sosial : menarik diri

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional

3. Gangguan citra tubuh

6. Pohon masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri :

Harga diri rendah


Gangguan citra tubuh
(Keliat, Budi Anna. 2002)

2.2.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan masalah keperawatan

pasien yang mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang

menunjang. (Stuart & Sundeen, 1998 : 41)

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan

mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan

resiko tinggi. (Marilyn E. Doenges, 1999 : 8 ) Dari pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan adalah suatu cara mengidentifikasi,

memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap

masalah aktual dan resiko tinggi mencakup respon adaptif maupun maladaptif serta

stresor yang menunjang.

Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep diri.

harga diri rendah adalah :

a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

1) Definisi

Suatu kondisi dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif

mengalami perasan negatif mengenai dirinya dalam berespon.

2) Batasan karakteristik

a) Mayor

(1) Kekambuhan episodik dari penghargaan diri negatif dalam berespon

terhadap kejadian kehidupan pada seorang individu dengan evaluasi diri

positif sebelumnya.
(2) Pengungkapan perasaan negatif, mengenai diri ( ketidak berdayaan,

kegunaan)

b) Minor

(1) Pengungkapan diri yang negatif

(2) Ekpresi malu

(3) Evaluasi diri sebagai tidak mampu menangani situasi-situasi / kejadian

(4) Kesukaran mengambil keputusan Gelisah

(5) Pengabaian diri

(6) Isolasi sosial

(Carpenito. L.J, 1998 : 353 )

b. Isolasi sosial : menarik diri

1) Definisi

Harga diri rendah situasional : suatu keadaan dimana seseorang memiliki

perasaan-perasaan yang negatif tentang dirinya dalam berespon terhadap peristiwa

( kehilangan, perubahan ).

2) Batasan karakteristik

a) Mayor

Kejadian yang berulang atau berkala dari penilaian diri yang negatif dalam

berespon terhadap peristiwa yang pernah dilihat secara positif menyatakan

perasaan negatif tentang dirinya (putus asa, tidak berguna).

b) Minor

(1) Pernyataan negatif atas dirinya

(2) Mengekspresikan rasa malu, bersalah.

(3) Penilaian diri tidak mampu mengatasi peristiwa / situasi


(4) Kesulitan membuat keputusan

(5) Mengabaikan diri (tidak peduli pada diri sendiri)

(6) Mengisolasi diri

( Carpenito .L.J, 1998 : 853)

c. Gangguan citra tubuh

1) Definisi

Keadaan dimana individu mengalami atau beresiko untuk menglami gangguan

dalam cara penerapan citra diri seseorang.

2) Batasan karakteristik

a) Mayor

Respon negatif verbal atau nonverbal terhadap perubahan aktual atau

dalam struktur dan / atau fungsi (misal malu, keadaan yang memalukan,

bersalah, reaksi mendadak)

b) Minor

(1) Tidak terlihat pada bagian tubuh

(2) Tidak menyentuh bgian tubuh

(3) Bersembunyi atau memanjakan bagian tubuhsecara berlebihan

(4) Perubahan dalam keterlibatan sosial

(5) Perasaan terhadap bagian tubuh, perasaan ketidak berdayaan,

keputusasaan, tidak ada kekuatan, kerentanan

(6) Larut dalam perubahan atau kehilangan

(7) Penolakan untuk membuktikan perubahan aktual

(8) Depersonalisasi bagian tubuh atau kehilangan


(9) Tingkah laku merusak diri (misal mutilasi, usahah bunuh diri,

makan berlebihan, kurang makan)

( Carpenito. L.J, 2001:348)

2.2.3 Rencana Tindakan Keperawatan

Menurut Fitria (2012) setelah diagnosis ditegakkan, perawat melakukan

tindakan keperawatan bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga.

Tindakan keperawatan klien Harga diri Rendah meliputi :

1. Tindakan Keperawatan

SP 1 Pasien

1. Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemapuan pasien yang masih dapat di

gunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien

4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih

5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien

6. Mengajurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

2. SP 2

1. Mengevalusi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih kemapuan kedua

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


keluarga

SP1 keluarga

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang

dialami pasien harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses

terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah

SP2 Keluarga

1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien harga diri

rendah

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien

harga diri rendah

SP3 Keluarga

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk

minum obat (perencanaan pulang)

2. Menjelaskan tindakan tindak lanjut pasien setelah pulang

2.2.4 Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang

sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan


keperawatan masih di butuhkan dan sesuai dengan kondisi pasien saat ini

(Kusumawati dan Hartono, 2010)

2.2.5 Evaluasi

Menurut kusumawati dan Hartono (2010), evaluasi keperawatan merupan

proses yang berkelajutan dan di lakukan terus menerus untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Evaluasi dapat di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Evaluasi proses (formatif) dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan

keperawatan.

2. Evaluasi hasil (sumatif) dilakukan dengan cara membandingkan respons pasien

dengan tujuan yang telah di tentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan

S : respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

O : respons objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

A : analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah

masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru.

P : perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons pasien.

Rencana tindak lanjut dapat berupa hal-hal sebagai berikut:

1. Rencana teruskan jika masalah berubah

2. Rencana dimodifikasi jika masalah tetap ada dan semua rencana tindakan

sudah dilakukan,tetapi hasil belum memuaskan.


3. Rencana dan diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang

diperlukan adalah memelihara serta mempertahankan kondisi baru.


BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. E Tanggal Dirawat : 30 Agustus 2019
Umur : 47 Tahun Tanggal Pengkajian : 09 Sptmber 2019
Alamat : Pademonegoro Kab. Sidoarjo Sumber Informasi : Klien,
Perawat
Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)
Agama : Islam RuangRawat : Melati
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Jenis Kel. : Perempuan
No RM : 0693XX

ALASAN MASUK
a. Data primer
Klien pasif dan diam saja
b. Data sekunder
Menurut data dari perawat, klien dibawa ke RSJ karena klien tidak
minum obat selaama 3 minggu
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan lebih suka menyendiri

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI


Klien rujukan asal Sidoarjo, kiriman KKJ datang jam 12.30 wib. Klien
berjalan sendiri diantar keluarga dan petugas , keadaan bingung, diam saja,
penampilan tidak rapi, klien kontrol terakhir tanggal 28 Agustus 2019 di RSUD
Sidoarjo. Kemudian klien dirujuk ke RSJ Lawang . sekarang klien nampak pasif ,
diam saja, tidak mau mandi, tidak mau makan, minum obat sulit, makan minum dan
mandi menunggu disuruh.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu ?
 Ya
JikaYa,Jelaskan :
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu rutin minum obat
selama 1 tahun .
2. Pengobatansebelumnya
 Kurangberhasil
Jelaskan:
Klien selama dirumah tidak minum obat selama 3 minggu, menurut klien
tidak mau minum obat karena takut tidak bisa tidur.
3. Riwayat Trauma
Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniayafisik - - - -
2. Aniayaseksual - - - -
3. Kekerasandalamkeluarga - - - -
4. Tindakan kriminal - - - -
Jelaskan:
Klien mengatakn tidak pernah mengalami trauma di masa lalu. Seperti
trauma fisik maupun seksual dll.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahanpertumbuhandanperkembangan  Resikotinggikekerasan
 Berdukaantisipasi  Ketidakefektifan penatalaksanaan
 Berdukadisfungsional regiment terapeutik
 Responpaska trauma  Lain-lain, jelaskan : Tidak ada
 Sindroma trauma perkosaan masalah keperawatan

4. Pengalamanmasalalu yang tidakmenyenangkan


Klien mengatakan ia pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan
yaitu ditinggal oleh ibunya pada akhir 2018.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahanpertumbuhandanperkembangan  Responpaska
 Berdukaantisipasi trauma
 Berdukadisfungsional  Sindroma trauma
perkosaan
 Lain-lain, jelaskn

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Anggotakeluarga yang gangguanjiwa ?
 Ada
 Tidak
Kalau ada :
Hubungan keluarga : Setiap ada masalah dirumah klien selalu dimarahi
anak
Gejala : klien tampak sedih, murung dan berdiam diri
Riwayat pengobatan : Tidak Ada

Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Koping keluarga tidak efektif
: ketidakmampuan
 Koping keluarga tidak efektif :
kompromi
 Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan ...........

IV. PEMERIKSAAAN FISIK


Tanggal : 09 September 2019
1. Keadaan umum :
Keadaan umum klien realif tenang, klien sadar, penampilan pasien rapi
(pakaian tidak terbalik, memakai alas kaki) , kontak mata kurang, GCS E:4
V:5 M:6.
2. Tanda vital:
TD : 120/ 80 mmHg
N : 82 x/m
S : 36,5ο C
P : 20 x/m
3. Ukur: BB 48 kg TB 160 cm
 Turun
 Naik

4. Keluhanfisik:
 Tidak
 Ya,
Jelaskan :
Tidak ada keluhan fisik yang klien rasakan.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Risikotinggiperubahansuhutubuh  PerubahanNutrisi:
 Defisit Volume Cairan LebihdarikebutuhanTubu
 Kelebihan Volume Cairan h
 ResikoTinggiterhdapInfeksi  KerusakanMenelan
 RisikoTinggiterhadapTransmisiInfeks  PerubahanEliminasifaeses
i  PerubahanEliminasi urine
 PerubahanNutrisi:  Kerusakanintegritaskulit
KurangdarikebutuhanTubuh  Tidak ada masalah
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelumdansesudahsakit)
1. Genogram:

KeteranganGambar :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Laki-laki/perempuan meninggal

: Klien
: Tinggal serumah

Jelaskan:
Hubungan klien dengan anak sangat dekat dan yang dominan mengambil
keputusan adalah anak klien.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Kopingkeluargatidakefektif  Lain-lain,
: ketidakmampuan jelaskan...........
 Kopingkeluargatidakefektif :
kompromi
 Kopingkeluarga :
potensialuntukpertumbuhan
2. KonsepDiri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah rambut, klien
mengatakan bagian tubuh yang tidak disukai tidak ada.
b. Identitas :
Klien mengatakan dulu sebelum dirawat di rumah sakit klien bekerja di
pabrik benang, melipat benang, klien pernah sekolah di SD Sidoarjo dan
klien puas menjadi seorang perempuan.
c. Peran :
Klien mengatakan peran dalam keluarga adalah sebagai ibu dan nenek .
sebai ibu klien bertugas seperti memasak, mencuci piring, dan tugas
rumah lainnya serta merawat cucu saat anaknya bekerja.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin sekali pulang dan bertemu dengan anak dan
suami . klien berharap ingin segera sembuh dari sakitnya.
e. Hargadiri :
Klien mengatakan merasa dirinya sudah tidak berarti lagi di lingkungan
masyarakat semenjak di rawat di RSJ ini.

Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Pengabaian unilateral  Harga diri rendah
 Gangguan citra tubuh kronis
 Gangguan identitas pribadi  Harga diri rendah
situasional
 Lain-lain, jelaskan

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Klien mengatakan orang yang beararti / terdekat dalam hidupnya adalah
suami dan ibunya.
b. Peranserta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien sebelumnya dirawat di RSJ tidak pernah mengikuti kegiatan
dikelompok atau masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan hambatan berhubungan dengan orang lain adalah
malu (merasa malu).

Masalah / Diagnosa Keperawatan :


 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial
 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain, jelaskan..........
 Kerusakan interaksi sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan percaya Allah dapat menyembuhkan
penyakitnya.
b. Kegiatan ibadah
Klien jarang terlihat melaksanakan sholat 5 waktu.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Distress spiritual
 Lain-lain, jelaskan..........

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidakrapi
 Penggunaanpakaiantidaksesuai
 Cara berpakaiantidaksepertibiasanya
Jelaskan:
Klien berpakaian rapi sesuai dan seperti biasa tampak rapi dan bersih.

Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah

2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
 Lain-lain………..
Jelaskan:
Saat berbicara dengan lawan bicara klien lambat dan pelan , serta tremor
pada daerah mulut (bergetar)
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Kerusakan komunikasi
 Kerusakan komunikasi verbal
 Lain-lain, jelaskan Tremor

3. Aktifitas motoric / Psikomotor


Kelambatan :
 Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitasserea
Jelaskan:
Reaksi terhadap lingkungan kurang gerakan aktivitas lamban, menyendiri,
kontak mata tidak fokus serta jarang berinteraksi dengan orang lain.
Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 GaduhGelisahKatatonik  Reaksikonversi
 Tremor
 Mannarism  Verbigerasi
 Katapleksi  Berjalankaku/rigid
 Tik  Kompulsif :sebutkan
 Ekhopraxia …………
 Command automatism
Jelaskan:
Klien mengatakan tremor / tubuh bergetar dirasakan selama 6 hari yang
lalu saat dirawat di RS.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Risiko tinggi cidera  Defisit aktivitas deversional /
 Kerusakan mobilitas fisik hiburan
 Perilaku kekerasan  Intoleransi aktivitas
 Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan..........

4. Afek dan Emosi


a. Afek
 Adekuat
 Tumpul
 Dangkal/datar
 Inadekuat
 Labil
 Ambivalensi
Jelaskan:
Emosi klien tumpul
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Kerusakan interaksi sosial
 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial
 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain, jelaskan..........
b. Emosi
 MerasaKesepian
 Apatis
 Marah
 Anhedonia
 Eforia
 Depresi/sedih
 Cemas (Ringan, Sedang,BeratdanPanik)
Jelaskan:
Klien mengatakan keseoian dan saat mengingat anak dan suami air
matanya jatuh dengan sendirinya.

Masalah / Diagnosa Keperawatan


 Risiko tinggi cidera  Risiko diri
 Ansietas, .....(jelaskan : membahayakan diri
ringan/sedang/berat)  Risiko diri penganiaayan
 Ketakutan diri
 Isolasi sosial  Risiko tinggi mutilasi
 Ketidakberdayaan diri
 Lain-lain, jelaskan..........

5. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Jelaskan:
Interaksi saat wawancara klien berkata / ngobrol terarah, tetapi kontak mata
melihat lurus ke depan dan bibir bergetar . sesekali melihat ke arah lawan
bicara.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Kerusakan komunikasi  Risiko tinggi kekerasan
 Kerusakan interaksi sosial  Risiko tinggi
 Isolasi sosial penganiayaaan diri
 Risiko membahayakan diri  Risiko tinggi mutilasi diri
 Lain-lain, jelaskan..........

6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman

Ilusi
 Ada
 Tidakada

Depersonalisasi
 Ada
 Tidakada

Derealisasi
 Ada
 Tidakada

Jelaskan:
Tidak ada gangguan pada persepsi - sensori
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan persepsi sensori : halusinasi........... (pendengaran,
penglihatan, perabaan , pengecapan, penciuman)
 Lain-lain, jelaskan..........

7. Proses Pikir
a. ArusPikir dan bentuk pikir:
 Koheren
 Inkoheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial
 Logorea
 Kehilangan asosiasi
 Bicara lambat
 Flight of idea
 Bicaracepat
 Irrelevansi
 Main kata-kata
 Blocking
 PengulanganPembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasi bunyi
Jelaskan:
Dalam proses pola pikir klien berbicara sedikit berbelit tetapi sampai pada
tujuan pembicaraan.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Perubahan proses pikir : ........................... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan..........

b. Isi Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran Bunuh Diri
 Preokupasi
 Pikiran Isolasi sosial
 Ide yang terkait
 Pikiran Rendah diri
 Pesimisme
 Pikiran magis
 Pikiran curiga
 Fobia, tidak ada

 Waham:
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar / curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisippikir
 Siar piker
 Kontrol pikir

Jelaskan:
Tidak ada gangguan pada isi pikir
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Perubahan proses pikir : ........................... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan..........

8. Kesadaran
 Menurun:
 Compos mentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia
 Koma
 Meninggi
 Hipnosa
 Disosiasi: ……………….
 Gangguanperhatian
Jelaskan:
Kesadaran klien berubah-ubah , terbukti dengan klien sering menyendiri
dan jarang bergaul.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Lain-lain, jelaskan ....................
 Perubahan proses pikir,
.....(jelaskan)

9. Orientasi
 Waktu
 Tempat
 Orang
Jelaskan:
Klien dapat dapat mengorientasi tempat, waktu dan orang dengan jelas .
dibuktijan dengan klien dapat menyebutkan hari dan tanggal hari ini 09
sepetember 2019, klien tau bahwa sekarang dirinya berada di RSJ Lawang,
klien mengenal perawat yang jaga pada saat itu.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Lain-lain, jelaskan...............
 Perubahan proses pikir,
.....(jelaskan)
10. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
 Amnesia
 Paramnesia:
 Konfabulasi
 Dejavu
 Jamaisvu
 Fause reconnaissance
 hiperamnesia

Jelaskan:
Tidak ada gangguan pada memori jangka pendek dan panjang, klien masih
mengungat alasan klien dibawa ke rsj dan di antar oleh anaknya. Klien
masih mengingat umur seta tanggal lahirnya.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan.....................

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 Mudahberalih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Klien mampu berhitung sederhan, contoh : klien mampu berhitung 1-20.
100-50= 50, 100 : 25 = 7 .
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)
 Isolasi sosial
 Lain-lain, jelaskan ..........................

12. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan:
Klien mampu mengambil keputusan bila diberi 2 pilihan , pilihan baik dan
buruk. Seperti klien menjawab lebih baik mandi sore agar tidak badan tidak
gatal dan bau kecut.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)

13. Daya tilik diri


 Mengingkaripenyakit yang diderita
 Menyalahkanhal-haldiluardirinya
Jelaskan:
Klien tidak menunjukkan adanya gangguan daya tilik diri. Klien tidak
mengingkari penyakitnya. Klien tahu bahwa dirinya sekarang dalam proses
pengobatan kejiwaanya.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)

VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan Minimal
 Bantuan total

Jelaskan:
Klien dapat makan minum dengan mandiri, setelah makan dan minum
klien mampu membersihkan tempat makan dan gelas dengan bersih.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh
 Lain-lain, jelaskan tidak ada masalah keperawatan

2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
Klien dapat BAB dan BAK secara mandiri.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan eliminasi fases
 Perubahan eliminasi urin
 Defisit perawatan diri : (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah keperawatan

3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Klien dapat mandi secara mandiri , menggunakan sabun dan tiap 2 hari
sekali klien kerams menggunakan shampo , sikat gigi tiap mandi . mandi
sehari 2 kali.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Defisit perawatan diri : (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan : Tidak ada Masalah Keperawatan

4. Berpakaian/berhias
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Klien dapat berhias dengan menyisir rambut saat rambut kusust ,
memakai bedak setelah mandi serta menggunakan baju sesuai, ganti
baju tiap pagi hari.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Defisit perawatan diri : .... (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah

5. Istirahat dan tidur


 Tidur Siang, Lama : 12.00 s/d 13.20
 TidurMalam, Lama : 19.00 s/d 04.00
 Aktifitas sebelum/sesudah tidur : BAK terlebih dahulu , minum air
putih
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak ada gangguan pola tidur yang dialami , klien
tidur dengan nyenyak.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan pola tidur
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah

6. Penggunaan obat
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Klien minum obat sesuai jadwal , secara mandiri tanpa ada paksaan,
karena menurut klien obat adalah kebutuhan klien ingin cepat sembuh
dan ingin pulang bertemu keluarga.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
 Ketidakpatuhan
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah keperawatan

7. Pemeliharaankesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan √
Sistem pendukung
Keluarga : Ya
Terapis : Ya
Teman sejawat : Tidak
Kelompok sosial : Tidak
Jelaskan :
klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarga, perawat dan
kelompok dilingkungan sosial di rumah sakit
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Lain-lain, jelaskan : Tidak ada Masalah Keperawatan

8. Aktifitas dalam rumah


Mempersiapkan makanan : Ya
Menjaga kerapihan rumah : Ya
Mencuci Pakaian : Ya
Pengaturan keuangan : Ya

9. Aktifitas di luar rumah


Belanja : Tidak
Transportasi : Tidak
Lain-lain : Tidak Ada
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah belanjandll aktivitas di luar rumah,
klien tidak dapat menggunakan transposrtasi sepada motor.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
 Lain-lain, jelaskan : Tidak ada masalah
MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
 Bicaradengan orang lain  Minumalkhohol
 Mampumenyelesaikanmasalah  Reaksilambat/berlebihan
 Teknikrelaksasi  Bekerjaberlebihan
 Aktifitaskonstruktif  Menghindar
 Olah raga  Mencideraidiri
 Lain-lain…………….  Lain-lain…………..
Jelaskan :
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak berguna.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Kegiatan penyesuaian
 Koping individu tidak efektif
 Koping individu tidak efektif (koping defensif)
 Koping individu tidak efektif (menyangkal)
 Lain-lain, jelaskan ..........................

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya :
klien tidak pernah berinteraksi dengan temannya, klien lebih memilih
menyendiri dikamarnya.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya :
klien sering berada dikamarnya, dan tidak mau berinteraksi dengan orang
lain ataupun dilingkungan RSJ . harus dengan arahan/.
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya :
Klien mengatakan bahwa ia tamat Sd
 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya :
Klien mengatakan sudah tidak bekerja
 Masalah dengan perumahan, spesifiknya :
pasien mengatakan ia tinggal bersama suami dan anaknya, tidak ada
masalah dengan lingkungan rumahnya
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya :
Klien mengatakan tidak bekerja sehigga tidak memiliki uang.
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya :
pelayanan pasien adekuat, pasien dirawat perawat di RSJ Lawang dengan
baik.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharan kesehatan  Enuresis maturasi
 Perubahan pada eliminasi urine  Ketidakberdayaan
 Gangguan konsep diri (Gangguan citra tubuh)  Keputusasaan
 Gangguan konsep diri (Gangguan identitas  Perubahan kinerja
pribadi) peran
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri)  Sindrom stres
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri relokasi
rendah kronis)  Lain-lain,
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri jelaskan......
rendah situasional
 Perilaku mencari bantuan kesehatan

VIII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
 Penyakit/gangguanjiwa
 Sistempendukung
 Faktorpresipitasi
 Mekanismekoping
 Penyakitfisik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan
Jelaskan :
Klien mengalami penyakit/gangguan jiwa. Klien mengakui kalau dirinya
sedang mangalami gangguan jiwa, klien ingin sembuh dan cepat ingin pulang.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
 Kurang pengetahuan (tentang )

IX. ASPEK MEDIS


Diagnosis medik : F20.1 Hebephrenic Schizophrenia
Terapimedik :
1. Reisperidonel 2 mg 1x1
2. Clozapine 1x1
3. Trihexyphenidyl hcl 2 mg 1x1

ANALISA DATA
MASALAH / DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS: Isolasi sosial : menarik diri
Klien mengatkan tidak pernah mengikuti
kegiatan di lingkungan masyarakat, saat di rs
klien mengatakan lebih suka menyendiri di
kamar

DO:
Keadaan umum realtif tenang
Kesadaran : composmetis
Kontak mata mudah beralih
Kontak verbal terarah
Klien suka melamun .
Klien selalu di kamar menyendiri
Tangan klien tremor sejak masuk RSJ
2. DS: Harga diri rendah kronis
Klien mengatakan merasa dirinya tidak berarti
di lingkungan masyarakat semenjak di rawat di
RSJ.
DO:
Kontak mata mudah beralih
Klien dirawat di RSJ
Klien suka menyendiri
Klien sering melamun
3. DS: Koping keluarga inefektif
Klien mengatakan kalau ada masalah , klien
biasanya dimarahai sang anak termasuk jika
saat klien menyendiri.

DO:
Klien tampak sedih, murung berdiam diri

4. DS: Gangguan motorik : tremor


Klien mengatkan sejak di rawat 6 hari di RSJ,
Klien mengalami tremor.

DO:
Tangan klien bergetar.
Mulut bergetar

5 DS: Berduka antisipasi


Klien mengatakan mengalami oengalam yang
tidak menyenangkan yaitu ditinggak ibu pada
akhir tahun 2018 .

DO:
Klien tampak sedih
Kontak mata klien tidak fokus

6 DS: Koping individu tidak effektif


Klien mengatkan bahwa dirinya sudah tidak
berguna

DO:
Klien tampak lebih diam, klien tampak
murung, klien jarang bersosialisasi

X. DAFTAR MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi sosial : Menarik Diri
2. Harga diri rendah ( HDR)
3. Koping individu inefektif
4. Gangguan Motorik (Tremor)
5. Berduka Antisipasi
6. Koping individu tidak efektif

XI. POHON MASALAH

Resiko gangguan sensori : Persepsi Halusinasi

IsolasiIsolasi
SosialSosial

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Mekanisme Koping Tidak efektif

XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial (Menarik Diri)
2. Harga Diri Rendah kronis
Malang, 10 September 2019
Perawat yang mengkaji

________________________
NIM/NIRM:………………...
Tgl Perencanaan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
TUM:
09/09/ Isolasi sosial Pasien dapat membina
2019 hubungan saling percaya

TUK:
1. Pasien dapat membina Setelah …x interaksi pasien 1. Bina hubungan saling percaya
hubunngan saling menunjukan tanda-tanda percaya - Beri salam setiap berinteraksi
percaya kepada/terhadap perawat: - Perkenalkan nama, nama panggilanperawat dan tujuan
- wajah cerah, senyum perawat berinteraksi
- mau berkenalan - Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi
- ada kontak mata pasien
- bersedia menceritakan - Buat kontrak interaksi yang jelas
perasaan - Dengar dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
- bersedia mengungkapkan pasien
masalahnya
-
2.1 Tanyakan pada pasien tentang:
2. Pasien mampu setelah …x interaksi pasien dapat - Orang yang tinggal serumah serumah/teman sekamar
menyebutkan menyebutkan minimal satu pasien
penyebab menarik diri penyebab menarik diri dari: - Orang yang paling dekat dengan pasien
- Diri sendiri dirumah/diruang perawatan
- Orang lain - Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut
- Lingkungan - Orang yang tidak dekat dengan pasien di rumah/di
ruang perawatan
- Apa yang membuat pasien pasien tidak dekat dengan
orang tersebut
- Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang
lain

2.1 diskusiakan dengan pasien penyebab menarik diri tau tidak


mau bergaul dengan orang lain
2.2 berikan pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya.

3.1 tanyakan pada pasien tentang


- manfaat hubungan social
- kerugian menarik diri
3.2 diskusikan bersama pasien tentang manfaat berhubungan
social dan kerugian menarik diri
3.3 beri pujian terhadap kemampuan pasien mengunghkapkan
perasaannya
3. Pasien mampu Setelah …x interaksi dengan
menyebutkan dapat menyebutkan keuntungan
keuntungan berhubungan social misalnya:
berhubungan social - Banyak teman 4.1 observasi prilaku pasien saat berhubungan social
dan kerugian menarik - Tidak kesepian 4.2 beri motivasi dan bantu pasien untuk
diri - Bisa diskusi berkenalan/berkomunikasi dengan:
- Saling menolong - perawat lain
- Dan kerugian menarik diri - pasien lain
misalnya: sendiri, kesepian - kelompok
tidak bisa diskusi 4.3 libatkan pasien dalam terapi altivitas kelompok sosialisasi
4.4 diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk
4. Pasien dapat Setelah …xinteraksi pasien dapat meningkatkan kemampuan pasien bersosialisasi
melaksanakan melaksanakan hubungan social 4.5 beri motivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai
hubungan social secara bertahap dengan: dengan jadwal yang telah dibuat
secara bertahap - Perawat 4.6 beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan
- Perawat lain perasaannya
- Pasien lain
- kelompok
5. pasien mendapat Setelah …x interaksi pasien dapat 5.1 Diskusikan pentingnya peran serta
dukungan keluarga menjelaskan perasaannya setelah
dalam memperluas berhubungan social dengan:
hubungan sosial - orang lain
- kelompok

6. pasien mendapat Setelah …x interaksi pasien dapat 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
dukungan keluarga menjelaskan tentang: pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri
dalam memperluas - pengertian menarik diri 6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu pasien
hubungan sosial - tanda dan gejala menarik diri mengatasi prilaku menarik diri
- cara merawat pasien menarik 6.3 Jelaskan pada keluarga tentang:
diri - Pengeetian menarik diri
- Tanda dan gejala menarik
- Penyebab dan akibat menarik diri
- Cra merawat pasien menarik diri
6.4 Latih keluarga cara merawat pasien menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang
dilatihkan
6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu pasien untuk
bersosialisasi
6.7 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat
pasien dirumah sakit.

7. Pasien dapat Setelah …xinteraksi pasien 7.1 Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian
memanfaatkan obat menyebutkan: tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek, terapi
dengan baik - Manfaat minum obat dan efek samping penggonaan obat
- Kerugian tidak minum obat 7.2 Pantau pasien saat penggunaan obat
- Nama, warna, dosis 7.3 Beri pujian jika pasien menggunakan obat dengan benar
7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter
7.5 Anjurkan pasien untuk konsultasi kepada dokter/perawat
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
09/09/ TUM:
2019 Gangguan Konsep Diri: Pasien memiliki konsep
Harga Diri Rendah diri yang paliatif
TUK:
1. Pasien dapat Setalah …xpertemuan interaksi 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
membina gubungan pasien menunjukan ekspresi wajah prinsip komunikasi terapeutik
saling percaya bersahabat menunjukan rasa - Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non
senang. Ada kontak mata, mau verbal
erjabat tangan, mau menyebutkan - Perkenalkan diri dengan sopan
nama, mau menjawab salam, - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
pasien mau duduk berdampingan disukai pasien
dengan perawat, mau - Jelaskan tujuan pertemuan
mengutarakan masalah yang - Jujur dan menepati janji
dihadapi. - Tunjukan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
2. Setelah …x interaksi Setelah …x interaksi pasien 2.1 Diskusikan dengan pasien tentang
pasien menyebutkan: menyebutkan: - Aspek positif yang dimilii pasien, keluarga, dan
- Aspek positif dan - Aspek positif dan kemampuan lingkungan
kemampuan yang yang dimiliki pasien - Kemampuan yang dimiliki pasien
dimiliki pasien - Aspek positif keluarga 2.2 Bersama pasien buat daftar tentang:
- Aspek positif - Aspek positif lingkungan - Aspek positif pasien, keluarga, dan lingkungan
keluarga pasien - Kemampuan yang dimiliki pasien
- Aspek positif 2.3 Berikan pujian yang realistis hindarkan member penilaian
lingkungan pasien negatif

3. Pasien dapat menilai Setelah …x interaksi pasien 3.1 Diskusikan dengan pasien kemampuan yang dapat
kemampuan yang menyebutkan kemampuan yang dilaksanakan
dimiliki untuk dapat dilaksanakan 3.2 Diskusikan dengan kemampuan yang dapat dilanjutkan
dilaksanakan pelaksanaannya
4. Pasien dapat Setelah …x interaksi pasien 4.1 Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat
merencanakan membuat rencana kegiatan harian dilakukan seusai/setiap hari/ sesuai kemampuan pasien:
kegiatan sesuai - Kegiatan mandiri
dengan kemsmpusn - Kegiatan dengan bantuan
yang dimiliki 4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi pasien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang pasien lakukan
5. Pasien dapat Setelah …x interaksi pasien 5.1 Anjurkan pasien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
melakukan kegiatan melakukan kegiatan sesuai jadwal direncanakan
sesuai rencana yang yang dibuat 5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan pasien
dibuat 5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan pasien
5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang
6. Pasien dapat Setelah …x interaksi pasien 6.1 Beri pebdidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
memanfaatkan system memanfaatkan system pendukung merawat pasien dengan harga diri rendah
pendukung yang ada yang ada di keluarga 6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien
dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
Nama: Ny. E Ruang: Melati No. RM: 069369
NO Tanggal Tindakan Keperawatan Evaluasi
DX & jam
09/09/ SP 1: S : pasien mengatakan lebih suka menyendiri
I
2019 1. Membina hubungan saling percaya
O :
2. Memberi salam setiap kali berinteraksi - kontak mata tidak
- Pasien tampak menyindiri di bed
3. Memperkenalkan nama panggilan dan
- Pasien jarang berinteraksi dengan
nama panjang taman sekamar
- Ekstremitas dan mulut pasien tampak
4. Menanyakan dan memanggil nama
tremor
kesukaan pasien (mengungkapkan - TTV:
TD: 120/80 mmHg
perasaan)
N: 82 x/menit
5. Mengidentifikasi penyebab isolasi social S: 36,5oC
RR: 20 X/menit
pasien
6. Mendiskusikan dengan pasien tentang A :
- pasien mampu menjawab salam
kerugian tidak berinteraksi dengan orang
- Pasien mampu memperkenalkan diri
lain dan berjabat tangan
- Pasien mampu mengungkapkan
7. Mendiskusikan dengan pasien tentang
perasaannya
kerugian tidak berinteraksi dengan orang - Pasien mampu/mengetahui penyebab
dan kerugian tidak berinteraksi
lain
- Pasien mengetahui cara berkenalan
8. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan perawat saat berinteraksi
- Pasien mengetahui nama perawat (icha)
dengan satu orang
- Pasien menyetujui untuk kontrak
9. Menganjurkan pasien memasukan selanjutnya
kegiatan berbincang/latihan berbincang
P : SP1 teratasi
dengan orang lain dalam kegiatan harian - Lanjutkan SP2
- Mengevaluasi SP 1
10. Menyakan pada pasien orang yang dekat
- Melatih pasien berkenalan dengan 2-3
dan tinggal dengan orang

SP 2 (09.00 WIB) S : pasien mengatakan saat berkenalan suka


I lupa nama teman sekamar
10/09/ 1. Mengavaluasi jadwal harian pasien (SP1)
2019 2. Memberikan kesempatan pada pasien O :
- Tampak menyindiri
mempraktekan cara berkenalan dengan 2-3
- Kontak mata tidak fokus
orang - Ekstremitas tampak tremor
- Pasien tampak jarang berinteraksi
dengan teman sekamar
- Kesadaran umum tampak tenang
- TTV:
3. Membantu pasien memasukan kegiatan TD:110/80 mmHg
N: 85 X/menit
berbincang dengan orang lain sebagai salah
S: 36oC
satu kegiatan RR: 20X/menit

A:
- Pasien belum mampu berkenalan
dengan 2-3 orang
- Pasien lwbih senang menyendiri
- Pasien belum mampu berbincang-
bincang dengan teman sekamarnya

P:
- SP 2 belum teratasi
- Lanjutkan SP 2
- Mengavaluasi SP 1
- Melatih pasien berkenalan dengan 2-3
orang dan berbicara saat melakukan
kegiatan

I 11/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan rindu dengan
2019 1. Mengevaluasi SP 1
anaknya
2. Memberikan kesempatan pada pasien - Pasien mengatakan saat berkenalan
sudah tahu nama temannya yaitu Ny. M
mempraktekan cara berkenalkan dengan 2-
dan Ny. S
3 orang
O:
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan
- Pasien tampak berinteraksi dengan
berbincang dengan orang lain sebagai salah orang lain
- Pasien tampak berbincang dengan Ny.
satu kegiatan
M dan Ny. S
- Kesadaran umum pasien tampak tenang
- Kontak mata ada
- Pandangan fokus
- TTV
TD: 110/80 mmHg
N: 86 x/menit
S: 36oC
RR: 20 x/menit
A:
- Pasien mampu berkenalan dengan 2-3
orang
- Pasien mampu berbincang-bincang
dengan orang lain (teman sekamar)
- Pasien mampu memasukan kegiatan
bercakap-cakap kedalam kegiatan
harian.
P:
- Lanjutkan SP 3
- Evaluasi SP 1 dan SP 2
- Melatih pasien berkenalan dengan 4-5
oramg dan berbicara saat melakukan
dan berbicara saat melakukan kegiatan
I 12/09/ SP 3 S: Pasien mengatakan sudah bisa berkenalan
dega 4-5 orang
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian (SP 1
O:
dan SP 2) - Pasien sudah dapat berinteraksi dengan
teman sekamar
2. Memberikan kesempatapada pasien
- Pasien tampak tremor
berkenalan dengan 4-5 orang - Kontak mata ada
- Kesadaran umum tampak tenang
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian A:
- Pasien mampu berkenalan dengan 4-5
orang
- Pasien mampu bercakap-cakap dengan
orang lain (teman sekamar)
P:
- Lanjutkan SP 4
- Mengavaluasi SP1, SP2, dan SP3
- Menjelaskan dan melatih berbicara
social: meminta sesuatu,menjawab
pertanyaan, kegiatan social : kerja
kelompok berbelanja
I 14/09/ SP 4 S:
- pasien mengatakan pada perawat kapan
2019 1. Mengavaluasi SP 1, SP 2, dan SP 3
ia dibolehkan pulang
2. Menjelaskan dan melatih berbicara sosial: - pasien berbincang-bincang dengan
teman sekamar
meminta sesuatu, menjawab pertanyaan
O:
kegiatan social : kerja kelompok, - tampak pasien berinteraksi dengan
pasien lain
berbelanja.
- pasien tampak tremor
- kesadaran umum pasien tampak tenang
- kontak mata ada
A:
- masalah teratasi
-
P : lanjutkan SP 5
- Evaluasi SP 1, SP 2, SP 3 dan SP 4
- Manfaat obat dengan baik

I 15/09/ 1. Mendiskusikan dengan pasien tentang S :


- pasien mengatakan mengetahui tentang
2019 manfaat dan kerugian tidak minum obat,
obat, warna, cara, efek samping
nama, warna, dosis, cara, efek samping penggunaan obat
O :
penggunaan obat
- pasien tampak berinteraksi dengan
2. Memantau pasien saat penggunaan obat teman sekamarnya
- kontak mata ada
3. Member pujian jika pasien menggunakan
- pasien tampak meminum obatnya
obat tanpa konsultasi dengan dokter - pasien mendapat obat
4. Mendiskusikan akibat berhenti minum
A:
obat tanpa konsultasi dengan dokter - pasien mampu menyebutkan nama
obat, warna, cara, dan efek samping
5. Menganjurkan pasien untuk konsultasi
penggunaan obat
kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal - pasien mengerti akibat berhenti minum
obat
yang tidak diinginkan
P:
Maslah teratasi
Intervensi dihentikan

II 09/09/ SP 1 S:
- Pasien mengatakan dirinya sudah tidak
2019 1. membina hubungan saling percaya
berarti lagi semenjak dirawat di RSJ
- menyapa pasien dengan ramah baik - Pasien mengatakan kemampuan yang
dapat dilakukan di ruangan hanya
verbal maupun non verbal
merapikan tempat tidur dan menyapu
- menanyakan nama lengkap dan nama O :
- Pasien tampak murung saat
panggilan yang disukai pasien
menceritakan tentang dirinya
- menjelaskan tujuan pertemuan - pasien tampak menarik diri
- kontak mata kurang
- jujur dan menepati janji
- pasien tampak tidak fokus saat diajak
- menunjukan sikap empati dan menerima bicara
- pasien tampak lebih banyak diam
pasien apa adanya
- pasien tampak merapikan tempat tidur
- memberi perhatian dan memperhatikan - pasien tampak menyapu dan merapikan
ruang makan setelah makan
kebutuhan dasar pasien
- pasien menyapu tidak bersih
2. mengidentifikasi kemampuan dan aspek A :
- pasien mampu membina hubungan
positif yang dimiliki pasien
saling percaya
3. membantu pasien menilai kemampuan - pasien mampu mengidentifikasi
kemampuan positif yang dimiliki
pasien yang masih dapat digunakan
- pasien belum mampu menilai
4. membantu pasien memilih kegiatan yang kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
akan dilatih dengan kemampuan pasien
- pasien belum mampu memilih kegiatan
5. melatig pasien sesuai kemampuan yang yang akan dilatih dengan kemampuan
pasien
dipilih
- pasien belum mampu menyapu
6. memberikan pujian yang wajar terhadap sehingga bersih
keberhasilan pasien
P : Lanjutkan SP 2
7. menganjurkan pasien memasukan dalam - bantuan pasien menilai kemampuan
pasien yang masih dapat digunakan
jadwal kegiatan harian
- bantu pasien memilih kegiatan yang
akan dilatih dengan kemampuan pasien
- latih pasien sesuai dengan kemampuan
yang dipilih
- berikan pujian pasien yang wajar
terhadap keberhasilan
- bantu pasien memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
- bantu pasien menyapu hingga bersih

II 10/09/ 1. membantu pasien menilai kemampuan S :


- pasien mengatakan kegiatan yang dapat
2019 pasien yang masih dapat digunakan
dilakukan selama dirawat di RS
2. membantu pasien memilih kegiatan yang (merapikan tempat tidur dan nyapu)
- pasien mengatakan pasien mengikuti
akan dilatih dengan kemampuan pasien
kegiatan rehab
3. melatih pasien sesuai dengan kemampuan - pasien mengatakan diruang rehab pasien
menyulam
yang dipilih
4. memberikan pujian pasien yang wajar - pasien mengatakan belum bisa
menyelesaikan sulaman yang dibuat
terhadap keberhasilan
O:
5. membantu pasien memasukan ke dalam - pasien tampak diam dan berfikir
- pasien tampak menceritakan
jadwal kegiatan harian
kegiatannya dengan malas
- pasien tampak menyapu dengan bersih
- Pasien kurang dalam berkonsentrasi
- Kesadaran umum pasien tampak tenang
- Kontak mata ada
- Ekstremitas tampak tremor
A:
- pasien mampu memilih
kegiatan/kemampuan (menyulam)
- pasien mampu menyapu dengan bersih
- pasien belum mampu menyelesaikan
kegiatan menyulam diruang rehab
- pasien belum mampu memasukan
kegiatan menyulam di ruang rehab
kedalam jadwal kegiatan harian
P:
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 1
- evaluasi kegiatan/kemampuan yang
pasien miliki
- latih pasien sesuai dengan kemampuan
yang dilatih (menyulam)
- berikan pujian pasien yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
- bantu pasien memasukan kegiatan
menyulam ke dalam kegiatan harian.

II 11/09/ 1. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan S :


- Pasien mengatakan kegiatan yang dapat
2019 yang dipilih (merapikan tempat tidur)
dilakukan selama di RSJ adalah
2. Memberikan pujian yang wajar terhadap merapikan tempat tidur, menyapu, dan
merapikan ruang makan setelah makan.
keberhasilan pasien
- Pasien mengatakan mengikuti kegiatan
3. Membantu pasien memasukan kegiatan rehab dan kegiatannya disana adalah
menyulam
(merapikan tempat tidur kedalam jadwal
- pasien mengatakan belum bisa
kegiatan harian) menyelesaikan kegiatan menyulam di
ruang rehab

O:
- Pasien tampak menyapu dan merapikan
ruang makan setelah makan
- Pasien tampak malas saat menceritakan
kegiatannya
- Ekstremitas pasien tampak tremor
- Kontak mata ada
- Pandangan fokus
- Kesadaran umum pasien tampak tenang

A:
- Pasien belum mampu menyelesaikan
kegiatan menyulam diruang rehab
- Pasien belum mampu memasukan
kegiatan menyulam kedalam jadwal
kegiatan harian pasien
P:
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 1
- Evaluasi kemampuan yang dimiliki
pasien
- Latih pasien sesuai dengan kemampuan
yang dipilih, menyapu, merapikan
ruang makan, dan kegiatan menyulam
di ruang rehab
- Bantu pasien memasukan kegiatan
yang dipilih keruang rehab
II 13/09/ SP 1 S:
- Pasien mengatakan sudah merapikan
2019 1. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan
tempat tidur, munyapu, dan mengikuti
yang dipilih (merapikan tempat tidur) kegiatan rehab
- Pasien mengatakan kegiatannya
2. Membantu pasien memasukan kegiatan
diruang rehab adalah menyapu dan
merapikan tempat tidur kedalam jadwal menyulam
- Pasien mengatakan sudah mulai bisa
kegiatan harian
menyulam tapi belum bisa
menyelesaikan sulamannya
O:
- Pasien tampak nyaman saat bercerita
tentang kegiatannya
- Ekstremitas tampak tremor
- Pandangan mata pasien tidak fokus
- Pasien tampak berinteraksi dengan
teman sekamar
- Kontak mata ada
- Pasien tampak menyapu dan merapikan
ruang makan setelah makan
A:
- Pasien mampu melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur dengan mandiri
- Pasien mampu memasukan kegiatan
bersih-bersih: merapikan tmpat tifur,
mrnyapu, dan merapikan ruang makan
kedalam jadwal kegiatan harian

P:
Masalah teratasi
Lanjutkan SP 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Latih kemampuan kedua
- Anjurkan pasien memasukan kegiatan
ke dalam jadwal harian

II 14/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan kegiatan yang bisa
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
dilakukan adalah bersih-bersih
pasien - Pasien mengatakan diruang rehab
pasien belajar membingkai gelang
2. Melatih kemampuan kedua pasien O :
- Pasien tampak senang saat
(menyapu)
menceritakan kegiatannya
3. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan - Pasien tampak merapikan tempat tidur
- Pasien tampak menyapu dan merapikan
menyapu dalam jadwal kegiatan harian
ruang makan
- Kontak mata ada
- pasien tampak berinteraksi dengan
teman sekamar
- ektremitas tampak tremor
- pandangan mata pasien fokus saat
diajak berbicara
- pasien tampak bingung dan gelisah

A:
- pasien mampu melakukan kegiatan
bersih-bersih
- pasien belum mampu melakukan
kegiatan kedua (membingkai gelang)
- pasien belum mampu memasukan
kegiatan kedua (menyapu) kedalam
kegiatan harian
P:
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian
pasiean
- Evaluasi kemampuan peratama
(menyulam) yang dimiliki pasien
- Latih kemampuan kedua
- Anjurkan pasien memasukan kegiatan
dalam jadwal harian

II 16/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan pasien hari ini
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
bersih
pasien - Pasien mengatakan pasien hari ini
rehab dan membingkai gelang
2. Melatih kemampuan kedua pasien
- Pasien mengatakan sudah bisa
(menyapu) menyulam
- Pasien mengatakan belum bisa
3. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan
melakukan kegiatan ke dua
menyapu dalam jadwal kegiatan harian (membingkai gelang)

O:
- Pasien tampak senang menceritakan
tentang kegiatan hariannya
- Kontak mata ada
- pandangan mata pasien fokus saat
diajak berbicara
- kesadaran umum pasien tampak tenang
- Pasien tampak menyapu dan membantu
mengepel ruangan
- Ekstremitas tampak tremor
-
A:
- pasien mampu bersih-bersih
- pasien mampu melakukan kegiatan
menyulam
- belum mampu melakukan kegiatan
kedua (membingkai gelang)

P:
Masalah belum teratasi
Lanjutkan sp 2
- evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- evaluasi kemampuan pertama
- anjurkan pasien untuk terus belajar
kemampuan kedua (membingkai
gelang)
- anjurkan pasien memasukan kegiatan
menyapu dalam kegiatan harian

17/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan pasien hari ini
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
sudah merapikan trmpat tidur dan ikut
pasien merapikan ruang makan dan menyapu
setelah makan
2. Melatih kemampuan kedua pasien
- Pasien mengatakan pasien hari ini
(menyapu) rehab dan membingkai gelang
- Pasien mengatakan sudah mulai bisa
3. Menganjurkan pasien memasukan
membingkai gelang
kegiatan menyapu dalam jadwal kegiatan
O:
harian
- Pasien tampak senang menceritakan
tentang kegiatannya
- Kontak mata ada
- pandangan mata pasien fokus saat
diajak berbicara
- kesadaran umum pasien tampak tenang
- Pasien tampak menyapu dan membantu
mengepel ruangan
- Ekstremitas tampak tremor

A:
- pasien mampu melakukan kegiatan
bersih-bersih
- pasien mampu melakukan kegiatan
menyulam
- belum mampu melakukan kegiatan
kedua (membingkai gelang)
- pasien mampu memasukan
kemampuan ke dua dalam jadwal
harian

P :
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Evaluasi kemampuan pertama dan
kedua pasien

II 18/09/ SP 2 S:
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian - Pasien mengatakan sudah bersih-bersih
merapikan tempat tidur dan merapikan
pasien
ruang makan setelah makan
2. Melatih kemampuan kedua pasien - Pasien mengatakan kegiatannya
diruang rehab adalah menyapu dan
(menyapu)
membingkai gelang
3. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan O :
- Pasien tampak senang saat
menyapu dalam jadwal kegiatan harian
menceritakan kegiatan hariannya
- Pasien tampak menyapu dan merapikan
ruang makan setelah makan
- Pasien menyapu dengan bersih
- Pasien tampak berinteraksi dengan
teman sekamar
- Kontak mata ada
- Pandangan fokus saat berbicara
- Ekstremitas pasien tampak tremor
A:
- Pasien mampu melakukan kegiatan
bersi-bersih
- Pasien mampu menyapu dengan bersih
- Pasien mampu membingkai gelang
- Pasien mampu memasukan
kemampuan ke dua dalam kegiatan
harian
P:
Masalah teratasi
Intervensi dihentikan
II 23/09/ 1. Mendampingi pasien ke ruang rehabilitas S:
- Pasien mengatakan hari ini akan ke
2019 2. Mendampingi pasien selama melakukan
ruang rehabilitas
kegiatan latihan kerja: menganyam dan - mengatakan akan membingkai gelang
dan menyulam
membingkai gelang
3. Memotivasi pasien saat pasien merasa
O:
jenuh dan bosan saat melakukan kegiatan
- Pasien tampak membingkai gelang
4. Memberikan pujian dan reward atas - Pasien tampak menyulam bunga
- Pandangan pasien fokus
keberhasilan yang dilakukan pasien
- Kontak mata ada
- Ekstremitas pasien tampak tremor
- Pasien tampak senang saat di berikan
pujian dan reward (snack) atas
keberhasilannya
- Klien selama melakukan kegiatan di
rehabilitasi selalu dengan arahan

A:
- Pasien mampu menyulam bunga tapi
tidak bisa menyelesaikan sulamannya
- Pasien mampu membingkai tapi tidak
bisa menyelesaikan
P:
- Anjurkan pasien untuk selalu
mengikuti kegiatan rehabilitas
- Berikan motivasi keuntungan
mengikuti kegiatan rehabilitas
JADWAL KEGITAN HARIAN PASIEN

No JAM KEGIATAN
1 05.00-07.00 Bangun tidur, mandi, sholat subuh, santai sambil bercakap-cakap
dengan teman-teman.
2 07.00- 07.45 Sarapan pagi, mencuci piring, membersihkan ruang makan, minum
obat, menyapu.
3 07.45- 09.00 Senam pagi bersama, mengukur tanda-tanda vital, bermain bersama,
bercakap-cakap dengan teman sekamar dan perawat, jalan-jalan di
halaman
4 09.00-10.00 Mengikuti TAK
5 10.00-11.00 Mengikuti rehab
6 11.00-12.00 Makan snak/bubur kacang hijau, interaksi dengan teman-teman
sekamar dan perawat
6 12.00-12.30 Makan siang bersama, minum obat, cuci piring, membersihkan
ruang makan, menyapu.
7 12.30-15.00 Sholat dzuhur dan istirahat/tidur siang
8 15.00-16.00 Bangun tidur, merapikan tempat tidur, mandi sore, mengukur tanda-
tanda vital
9 16.00-16.30 Bercakap-cakap dengan teman dan perawat
10 16.30-17.00 Makan bersama, mencuci piring, minum obat, membersihkan ruang
makan, menyapu
11 17.00-18.15 Istirahat santai dan berakap-cakap dengan teman
12 18.15- 19.00 Sholat magrib, dan bercakap-cakap dengan teman sekamar
13 19.00-20.00 Sholat isya dan bercakap-cakap dengan teman
14 20.00-05.00 Mempersiapkan tempat tidur, istirahat tidur
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

ISOLASI SOSIAL
Pertemuan 1 : 09 September 2019
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien tampak menyendiri, Klien tremor pada tangan dan mulut sejak masuk RSJ
Lawang.
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial.
3. Tujuan Khusus (TUK)
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling percaya.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Khairunnisa nbisa
dipanggil icha, saya mahasiswa Poltekkes Malang yang dinas di ruang melati selama 3
minggu kedepan. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 – 13.30 siang. Saya yang akan
merawat ibu selama berada di RSJ ini. Nama ibu siapa ? senang dipanggil apa ?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Oh.. jadi ibu merasa malu dengan orang sekitar ?
apakah ibu masih suka menyendiri ?”
3. Kontrak
Topik : Berkenalan
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di tempat tidur

b. FASE KERJA
“Ibu apa yang ibu rasakan saat ini ? oh jadi ibu merasa malas. Dan tidak mau berbincang-
bincang dengan orang lain. Ibu, ibukan sudah lama berada disini coba ibu ingat siapa saja
yang ibu kenal disini. Ibu kan pasti juga mempunyai teman terdekat disini apa masih ingat
siapa saja bu ? nah kalau ingat coba ibu cerita tentang teman terdekat ibu . oh jadi sebelum
ibu masuk sini ya ? lalu kenapa ibu tidak mau berinteraksi lagi dengan orang lain ? menurut
ibu apa keuntungan dan kerugian berkenalan dengan orang lain ? nah begini bu untuk
berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita
sukai. Contohnya nama saya Khairunnisa senang dipanggil Icha. Coba praktekkan bu.
Bagus sekali lagi bu .”
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan teman tadi ? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain /
teman sekamar.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekarnya.”
2. Rencana Tindak Lanjut
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
- Diskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
- Anjarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
- Anjurksn klien memasukkan daftar.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : identifikasi penyebab isolasi
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di teras depan
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 2 : 10 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien jarang melakukan interaksi dengan orang lain
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial.
3. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan 1-2 orang
- Memliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal harapan klien
- Mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
- Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai berkenalan ?”
3. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan 1-2 orang
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kursi halaman depan

b. FASE KERJA
“baiklah hari ini saya yang dinas pada pagi hari ini pada pukul 07.00 – 13.30 wib, ibu...bisa
memulai perkenalannya ? apakah ibu masih ingat cara berkenalannya ? apakah ibu masih
ingat cara berkenalan ? nah silahkan ibu mulai wah bagus sekali ibu, selain nama, alamat,
hobi apakah ada yang ingin tanyakan dengan Ny M dan perawat P ? wah bagus bu nah ibu
apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini ? bagaimana kita menemani teman ibu
yang menyiapkan makan siang ? mari bu... sambil ibu berbincang0bincang dengan teman
ibu. Bagaimana bu apa yang ingin ibu bincangkan dengan teman ibu ? oh tentang cara
menyusun priring dirak piring ? apakah harus rapi atau tidak ? “rapi” bagus bu apa yang
ingin ibu tanyakan / bincangkan ? ke ibu sekarang piringnya sudah rapi bagaimana kalau
ibu melakukan penyusunan gelas di atas meja bersma .. silahkan bercakap-cakap u.”
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan Ny. M dan prawat P? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan teman ibu.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekamarnya.”
2. Rencana Tindak Lanjut
Bagimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu bercakap-cakap ketika
membantu teman yang sedang menyiapkan makan siang . mau jam berapa ibu latiahn
? oj ketika makan sore ?”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : berkenanalan dengan 4 orang dan latihan bercakap-cakap
Waktu : pukul 16.00
Tempat : di teras depan
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 3 : 11 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien sudah dapat berinteraksi dengan teman sekamar tetapi harus dengan arahan
perawat
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial.
3. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien mampu berkenalan dengan 2 orang atau lebih
- Klien dapat memasukkan ke jadwal kegiatan hariab
4. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal harapan klien
- Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat siangbu, apakah masih ingat dengan saya ?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai berkenalan ?
bagaimana apakah jadwal berkenalan dan bercakap-cakap sudah dilakukan ?
3. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan teman sekamar.
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kamar bersama teman-teman saat istirahat tiba.
b. FASE KERJA
“baiklah bu bagaimana di dalam kamar bersama teman- teman yang sedangsantai dan
istirahat ? apakah ibu sesampai di ruangan / kamar ibu langsung bersalaman dan
memperkenalkan diri seperti ysng sudah kita lakukan dan pelajari, ibu bersikap biasa saja
dan yakin bahwa orang disana senang dengan kedatangan ibu. Baikalah bu sekarang kita
bercakap-cakap dengan teman saat melakukan kegiatan harian. Bu kegiatan apa yang ingin
ibu lakukan ? oh ibu ingn merapikan kmar / tempat tiduur ibu ? baiklah bu dengan siapa
ibungin di dampingi ? dengan Ny M ? Baikalah bu kegiatannya merapikan tempat tdur dan
menyapu kamar tidur bu ya ? “
c. FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan Ny. M dan prawat P? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan teman ibu.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekamarnya.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ baik ibu selanjutnya bisa menambah orang yang ibu kenal atau ibu bisa ikut
kegiatannya menolong membawakan nasi untuk di makan temn –teman . jadwal
bercakap cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur kita cantumkan dalam jadwal
ibu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : berbincang bincang
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di halaman depan

FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 4 : 17 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan suka menyendiri
DO : Klien mengatakan dirinya tidak berharga
2. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendah
3. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat melatih kemmapuan kedua (menyapu)
- Latih sesui dengan kemampuanke 2
4. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegiatan klien
- Latih sesuia denagn kemampuan ke 2
- Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai berkenalan ?”
3. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan teman sekamar
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di halaman luar

b. FASE KERJA
“baiklah bu sebelumnya apa kira-kira alat yang ibu butuhkan dalam kegiatan menyapu bu
?ya betul bu alat yang kita butuhkan adalah sapu, skop dan tong sampah. orang lain pernsh
menilai kegiatan yang ibu lakukan tidak ? bisa berkomentar seperti apa ? ibu apa tandanya
kalau menyapu sudah bersih ? bagus bu apalagi ya jika sudah bersih ibu kemudian dibuang
kemana bu ? bagus ke tong sampah, ibu pintar sekali hebat ibu hebat 100 untuk ibu nah ibu
sudah dapat melakukan menyapu dengan sendiri dan memasukkan nya kedalam jadwal
kegiatan harian.”
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat bisa menyapu dengan baik dan benar .”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
“Jadi apa saja kemamouan yang ibu miliki selain menyapu wahh...ibu bisa menyanyi.”
2. Rencana Tindak Lanjut
Latihan ke 2 menyapu dan menyulam (rehab)
3. Kontrak yang akan datang
Topik : latiahan menyulam di rehap, dan menyapu
Waktu : pukul 09.00
Tempat : di dapur ruang melati
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Harga Diri Rendah


Pertemuan 1 : 09 September 2019
A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien tampak menyendiri, Klien tremor pada tangan dan mulut sejak masuk RSJ
Lawang.
6. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendah.
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat melatih kemampuan kedua (menyapu)
- Klien dapat memasukkan kegiatan menyapu dan jadwal kegiatan harian.
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegaiatan klien
- Melatih sesuia denagn kemampuan kedua (menyapu dan menyanyo)
- Menganjurkan klien memasuukan kegiatan menyapu dalam jadwal harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Khairunnisa nbisa
dipanggil icha, saya mahasiswa Poltekkes Malang yang dinas di ruang melati selama 3
minggu kedepan. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 – 13.30 siang. Saya yang akan
merawat ibu selama berada di RSJ ini. Nama ibu siapa ? senang dipanggil apa ?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Oh.. jadi ibu merasa malu dengan orang sekitar ?
apakah ibu masih suka menyendiri ?”
6. Kontrak
Topik : Berkenalan
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di tempat tidur
e. FASE KERJA
“baik bu sesuai dengan kontrak kta kemarin bagaimana kalau kita melakukan kegitan
kedua
f. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan teman tadi ? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain /
teman sekamar.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekarnya.”
5. Rencana Tindak Lanjut
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
- Diskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
- Anjarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
- Anjurksn klien memasukkan daftar.
6. Kontrak yang akan datang
Topik : identifikasi penyebab isolasi
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di teras depan
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 2 : 10 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien jarang melakukan interaksi dengan orang lain
6. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendah
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan 1-2 orang
- Memliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang dengan orang lain
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal harapan klien
- Mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
- Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai berkenalan ?”
6. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan 1-2 orang
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kursi halaman depan
e. FASE KERJA
“baiklah hari ini saya yang dinas pada pagi hari ini pada pukul 07.00 – 13.30 wib, ibu...bisa
memulai perkenalannya ? apakah ibu masih ingat cara berkenalannya ? apakah ibu masih
ingat cara berkenalan ? nah silahkan ibu mulai wah bagus sekali ibu, selain nama, alamat,
hobi apakah ada yang ingin tanyakan dengan Ny M dan perawat P ? wah bagus bu nah ibu
apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini ? bagaimana kita menemani teman ibu
yang menyiapkan makan siang ? mari bu... sambil ibu berbincang0bincang dengan teman
ibu. Bagaimana bu apa yang ingin ibu bincangkan dengan teman ibu ? oh tentang cara
menyusun priring dirak piring ? apakah harus rapi atau tidak ? “rapi” bagus bu apa yang
ingin ibu tanyakan / bincangkan ? ke ibu sekarang piringnya sudah rapi bagaimana kalau
ibu melakukan penyusunan gelas di atas meja bersma .. silahkan bercakap-cakap u.”
f. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan Ny. M dan prawat P? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan teman ibu.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekamarnya.”
5. Rencana Tindak Lanjut
Bagimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu bercakap-cakap ketika
membantu teman yang sedang menyiapkan makan siang . mau jam berapa ibu latiahn
? oj ketika makan sore ?”
6. Kontrak yang akan datang
Topik : berkenanalan dengan 4 orang dan latihan bercakap-cakap
Waktu : pukul 16.00
Tempat : di teras depan
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum berinteraksi/pertemuan dengan klien)
HARGA DIRI RENDAH
Pertemuan 3: 11/09/2019
SP 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS: pasien mengatakan sudah bisa menyulam
DO: pasien tampak senang saat melakukan kegiatan
2. Diagnose Keperawatan
HDR (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Khusus (TUK)
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat melatih kegiatan pertama (menyulam)
4. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2) Melatih kemampuan pertama (menyulam)
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Selamat pagi buk E, masih ingat dengan saya? Iya benar buk saya pearawat icha
2. Evaluasi/validasi
Bagaimna perasaan ibu hari ini? Bagaimna tidurnya tadi siang? Apakah tidurnya
nyenyak?
3. Kontrak
Topik : latihan kegiatan pertama (menyulam)
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kamar tidur

b. FASE KERJA
Buk, sesuai denganperjanjian kemaren pada pukul 09.00 kita akan melakukan kegiatan
bersih-bersih, menyapu dan merapian ruang makan bu, baik buk bagus, nah, sebelum kita
merapikan tempat tidur. Coba ibu ceritan tentang kegitan ibu diruang rehabilitas. Jadi ibu
menyapu kemudian menyulam? Ibu menyulam apa? Bunga? Bagus sekali buk. Sekarang
marih melatih kemampuan menyapu ibu. Bagus sekali buk, nah sekarang udh selse.
Seperti biasa ibu bisa menaruh kegiatan menyulam di rehab dalam jadwal kegiatan harian
ibu (M) (T) (B) buk ya…. Baik buk saya pamitdulu besok kita akan melakukan kegiatan
tetapi dengan mandiri ya. Saya mau lihat ibu menciptakan tanpa arahan dari saya. Baik
buk jadwalnya seperti biasa ya?

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (klien)
Bagaiman perasaan ibu setelah pulang dari rehab?pakah senang menyulam?
Evalusi Obyektif (perawat)
Pasien tampak senang saat menceritakan kegiatan hariannya
2. Rencana Tindak Lanjut
Latihan kemampuan pertama menyulam

3. Kontrak yang akan datang


Topik : latihan kegiatan pertama
Waktu :10-15 menit
Tempat :dikamar tidur

FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 4 : 16 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan suka menyendiri
DO : Klien mengatakan dirinya tidak berguna
6. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendag
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat melatih kemampuan ke dua
- Klien dapat mamasukkan kegiatan menyapu kedalam jadwal kegiatan harian
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegiatan klien
- Latih sesuai dengan kemampuan ke 2
- Anjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat siangbu, apakah masih ingat dengan saya ?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? kegiatan apa
saja hari ini yang sudah ibu lakukan ? tidurnya nyenyak ?
6. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap kemampua ke dua
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kamar bersama teman-teman saat istirahat tiba.
e. FASE KERJA
“baiklah bu sebelumnya apa kira-kira alat yang dibutuhkan ibu dalam kegiatan menyapu
bu ? ya betul sekali alat yang kita butuhkan adalah sapu, skop dan tong sampah . orang lain
pernah menilai kegiatan yang ibu lakukan tidak ? biasanya berkomentar seperti apa ? ibu
tandanya masih memiliki kelebihan lainyang bisa dilakukan contohnya : menyaapu bagus
bu saya harap ibu dapat memasukkan kegiatan ini kedalam jadwal kegiaatan hari ini bu.”

f. FASE TERMINASI
d. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat kita berbincang-bincang dan latihan menyapu ?”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Jadi apa saja kemampuan yang ibu miliki selain menyapu ? baik bu.. kegiatan menyapu
ini bisa dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian ibu.”
e. Rencana Tindak Lanjut
“latihan ke 2 yaitu menyapu”
f. Kontrak yang akan datang
Topik : berbincang bincang
Waktu : 10-15 menit jam 09.00
Tempat : di dapur ruang melati
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 5 : 17 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan suka menyendiri
DO : Klien mengatakan dirinya tidak berharga
6. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendah
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat melatih kemmapuan kedua (menyapu)
- Latih sesui dengan kemampuanke 2
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegiatan klien
- Latih sesuia denagn kemampuan ke 2
- Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai berkenalan ?”
6. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan teman sekamar
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di halaman luar

e. FASE KERJA
“baiklah bu sebelumnya apa kira-kira alat yang ibu butuhkan dalam kegiatan menyapu bu
?ya betul bu alat yang kita butuhkan adalah sapu, skop dan tong sampah. orang lain pernsh
menilai kegiatan yang ibu lakukan tidak ? bisa berkomentar seperti apa ? ibu apa tandanya
kalau menyapu sudah bersih ? bagus bu apalagi ya jika sudah bersih ibu kemudian dibuang
kemana bu ? bagus ke tong sampah, ibu pintar sekali hebat ibu hebat 100 untuk ibu nah ibu
sudah dapat melakukan menyapu dengan sendiri dan memasukkan nya kedalam jadwal
kegiatan harian.”
f. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat bisa menyapu dengan baik dan benar .”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
“Jadi apa saja kemamouan yang ibu miliki selain menyapu wahh...ibu bisa menyanyi.”
5. Rencana Tindak Lanjut
Latihan ke 2 menyapu dan menyulam (rehab)
6. Kontrak yang akan datang
Topik : latiahan menyulam di rehap, dan menyapu
Waktu : pukul 09.00
Tempat : di dapur ruang melati
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Ny E Nama Mahasiswa : Kelompok I


Status interaksi perawat – kien : Fase I Berkenalan Tanggal : 09-09-2019
Lingkungan : Kursi Halaman Depan Jam : 09:30 WIB
Deskripsi Klien :Pasien tampak tremor dan diam, pakaian rapi Bangsal : Melati
Tujuan (Berorientasi pada klien) : pasien dapat mengenal perawat dan
Mengungkapkan secara terbuka

KAMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


KOMUNIKASI VERBAl RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P:Assalamualaikum selamat P: Menatap pasien Bersikap ramah dan senyum Pasien berespon datar saat Salam terapeutik merupakan
pagi bu saya perawat tersenyum kepada pasien perawat menghampirinya penghargaan terhadap orang lain
khairunnisa ya di panggil icha K: Menatap perawat dan dapat membangun hubungan
bertugas pada hari ini ekspresi senyum saling percaya (BHSP)
K:Selamat pagi

P: perkenalkan saya perawat P: Berjabat tangan dengan Mencoba mendekati pasien Pasien berrespon saat di ajak Perkenalan merupakan suatu
khairunnisa senang di panggil pasien menatap sambil dan berbicara serta bersikap berkenalan tindakan yang dapat menjalin
icha tersenyum terbuka hubungan saling percaya
K: nama saya Ny E K: Menatap perawat dan
berjabat tangan
P : mbak senang di panggil P:memandang pasien sambil Mencoba mendekati pasien Pasien berrespon saat diajak Dengan memanggil nama
apa? terseyum dan mencoba untuk berbicara berkenalan panggilan hubungan terus lebih
K: saya senang di panggil Ny.E K: menatap perawat tidak dan bersikap terbuka Pasien menjawab dengan mudah terjalin
fokus lancar

P : Ny.E berasal dari mana? P:memandang pasien sambil Mencoba mendekati pasien Menerima kehadiran perawat Dengan mengetahui asal seseorang
K: saya berasal dari blitar tersenyum dan berbicara secara terbuka dapat mengetahui sosial budayanya
K:menatap pearawat sehingga interaksi dapat
berjalan/baik
P: apa yang sedang Ny.E P : menatap pasien sambil Perawat mencoba mendekati Pasien berrespon dengan datar Pertanyaan terbuka memberi
lakuakan saat ini tersenyum pasien dan mencoba untuk mata tidak fokus dan sesekali kesempatan pada pasien untuk
K: saya sedang duduk-duduk K: mendian/ terdiam kalau berbicara dan bersikap melihat atas atau depan lama menguapkan perasaan dan isi
tidak di tanya terbuka pikirnya

P: sejak kapan ibu E di rawat P: menatap sambil Perawat mendekati pasien Pasien berrespon dengan muka Perasaan terbuka memberi
di sini tersenyum dan berbicara serta bersikap yang datar dan tidak fokus kesempatan pada pasien untuk
K: sudah 13 hari K: diam (kalau tidak di terbuka mengungkapkan perasaan
tanya tidak di jawab
P: sekarang ibu umurnya P : menunujukan perhatian Mengkaji daya ingat pasien Berusaha mengingat menjawab Umur mempengaruhi daya ingat
berapa? K: pasien diam tidak banyak ragu-ragu pasien
K: 48 tahun bicara

P: ibu ingat ngak kenapa ibu P : menanyakan keseriusan Hati hati karena pertanyaan Mengingat mengalami isolasi Keluhan utama merupakan dasar
dibawa kesini tersebut karena spesifik dan sosial pasien di rawat di RS Jiwa
K: saya suka menyendiri menyinggung pasien
K: pasien menjawab sambil
mengingat menggaruk
kenapa
P: Biasanya saat menyendiri P : menanyakan dengan Mencoba menanyakan efek Pasien mata tidak berfokus Alasan suka menyendiri merupakan
ibu dengar suara atau melihat penasaran dari menyendiri data konkrit untuk mengngkat
sesuatu? K: pasien menjawab dengan dignosa.
K: Tidak tidak berfokus
P: ibu biasanya menyendiri P: menanyakan dengan Perawat bersikap terbuka dan Pasien berfokus tetapi sesekali Durasi waktu isos dapat
saat ( pagi,sore malam) penasaran menanyakan pasien melihat ke depan menentukan diagnosa
K: tidak tentu K: pasien menjawab singkat samping,belakang
P: bu saatnya ibu untuk P: perawat menyusuruh Perawat berbicara dan Pasien berespon dan bangun Memberikan waktu istirahat kepada
beristirahat pasien untuk beristirahat bersikap terbuka dari tempat duduk untuk masuk pasien untuk supaya tidak jenuh.
K: baik mbak K: pasien beristirahat ke ruangan/ kamar
P: kira kira kapan kita mulai P: perawat tersenyum perawat berbicara dan Pasien menuju kamar untuk Memberikan waktu pada pasien
berbincang bincang (10-15 K: pasien meninggalkan bersikap terbuka beristirahat untuk istirahat.
menit) perawat.
K: oke mbak
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Inisial klien : Ny. E Nama Mahasiswa : Kelompok I

Status interaksi perawat – kien : Fase Kerja dan Terminasi Tanggal : 10 September 2019

Lingkungan : di Kamar Tidur Jam : 09.00 WIB

Deskripsi Klien Penampilan Rapi, Besih, koopeatif tenang Bangsal : Bekisar

Tujuan (Berorientasi pada klien) : Mengetahui Kemampuan positif yang dimiliki pasien

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NONVERBAL ANALISA BERPUSAT ANALISA RASIONAL


PADA PERAWAT (P) BERPUSAT PADA
KLIEN (K)
P : assaalmualaikum wr.wb P : Menatap pasien tersenyum Perawat memberikan salam Pasien menjawab salan Menyapa meningkatkan
K : Waalaikummussalam wr.wb K : Tersenyum menatap perawat kepada pasien perawat komunikasi lebih akrab

P : Masih ingat dengan saya bu ? P : Mencoba meningkatkan daya Perawat mencoba Pasien mengingat nama
K : Masih mba Icha ingat pasien mengetahui daya ingat perawat
K : pasien mengingat nama pasien
perawat

P : Iya benar mba saya mba icha. P : Memvalidasi peryataan pasien Berharap perawat Paseien menginat Meningkatkan kemampuan
Sesuai dengan kontrak kita kemarin K : Pasien tersenyum mengingat kemampuan kemampuan pertama positif yang dimiliki
kita akan melatih kemampuan yang yang dimiliki yang dimiliki yaitu
ibu miliki ya
K : iya mba membersihkan temapat
tidur
P : coba ibu sebutkan kegiatan apa P : Menyebutkan kemampuan Melatih kemampuan pasien Menjawab pertanyaan Melatih kemampuan
saja yang akan kita lakukan sekarang yang dimilikiki perawat pasien meningkatkan harga
K : Hmmm… merapikan tempat K : menyebutkan kemampuan diri pasien
tidur, menyapu, mencuci piring yang dimiliki
P : dari kegiatan tsb mana yang ibu P : memilih kegiatan untuk di Bertanya apa saja kegiatan Menjawab pertanyaan Mengajarkan kemampuan
dapat kerjakan disini ? kerjakan hari ini yang dilakukan di RS dari perawat yang dimiliki
K : Merapikan tempat tidur K : Memilih merapikan tempat
Menyapu, mencuci piring tidur

P : nggih bagus bu pintar 100 buat P : Memeberikan pujian pada Memuji pasien Menjawab Memuji atau memberikan
ibu pasien pujian meningkatkan harga
K : hehe iya mbak icha K : Pasien tersenyum diri pasien
mengucapkan terimakasih
P : Kalau gitu kita mulai merapikan P : Mulai merapikan tempat tidur Menjelaskan cara Menjawab Kegiatan merapikan
kamar tidur buy a ? K : Merapikan tempat tidur merapikan tempat tidur tempat tidur
K : Iya mba

P : kira – kira apa saja yang di P : bertanya alat yang digunakan Menanyai tentang apa alat Menanyai kebiasaan
gunankan untuk merapikan tempat untuk membersihkan tempat tidur untuk merapikan tempat selama di RS
tidur ? K : menjawab tidur
K : sapu selimut bersih dan kasur
serta sarung bantal bersih

P : bu ingat merapikann tempat tidur P : menjelaskan cara menjelaskan Mendengar perawat Mengajarkan Cara-Cara
dari bantal dulu di bersikan dan membersihkan tempat tidur menjelaskan dalam merapikan tempat
selimut serta kasur ya …. K : mengerti tidur
K : Oh begitu sus
P : Bagus sekali bu ibu sudah pintar P : Memberi pujian pada pasien Memberi pujian pada pasien Pasien tersenyum dan Memuji pasien
dalam merapikan tempat tidur K : Pasien tersenyum mengatakan
K : hehe baik bu, tapi saya belum terimaakasih
bisa secara sendiri.

P : merapikan kamar 2 kali sehari ya P : menjelaskan kapan harusnya Mensnyskan pasien Pasien menjawab Memeberikan informasi
bu …. Atau 1 kali sehari merapikan tempat tidur pada pasien kapan
K : oh begitu ya sus … K : mengerti dilakukan kegiatan
P : Nah bu kegiatan hari ini jangn P : mengajarkan memasukan Menganjurkan pasien Memasukan dalam Kegiatan harian untuk
lupa di di isi di jadwal kegiatan dlam kegiatan harian pasien memasukan dalam kegiatan kegiatan harian meningkatkan harga diri
hariannya ya bu? Kalau ibu K : mengisi harian pasien
melakukan dengan cara di banrtu
centang (B) mandiri (M ) Dan kalau
ibu tidak melakukan (T) ….
K : ya sus
P : Nah bu bagaimana perasaan ibu P : memberikan evaluasi pada Evaluasi sejauh mana Pasien mengerti dan di Merapikan tempat tidur
hari ini setelak melakukan pasien serta terminasi pasien mengerti cara bantu dalam merapikan kegiatan pertama pasien
kemampuan pertama ? K : Pasien senang dan lega kemampuan ke 1 tempat tidur
K : Senang Sus Saya lega
P : nah bu besok kita akan P : Mengkontrak untuk latihan Kegiatan kemampuan kedua Pasien menjawab Kemampuan kedua
melakukan kemampuan kedua ya ibu Kegiatan Kedua yang dimiliki pasien menyapu menyapu
tau ? K : Menjawab
K : menyapu sus
P : Pintar bu ibu ingat 100 buat ibu P : memuji pasien atas Memberikan Pujian pada Pasien tersenyum Pujian dalam
K : heheh terimkasih sus kemampuan pertama pasien meningkatkan kemampuan
K : Pasien mengucapkan pasien
terimakasih
P : Besok kira kira jam berapa kita P : memastikan kontrak dengan Melatih Kemampuan Kedua Pasien menjawab Kontrak sangat perlu untuk
akan berlatih bu ? dan di mana ? pasien untuk kemampuan pasien Dam membuat kontrak waktu evaluasi pasien
K : pukul 12 siang selesai makan selanjutnya. kontrak ke 2 berikutnya
siang sus ruang melati K : Menyetujui
P : nggih bu berarti besok pada P : memastikan kontrak dengan Membuat kontrak ke dua Kontrak dengan prawat Kontrak sangat perlu
pukul 12.00 kita akan melakukan pasien pasien dilakukan
kegiatan ke dua yaitu menyapu di
ruang melati ? K : Pasien antusias
K : Iya sus saya tidak sabar untuk
besok sus.
P : sampai sini dulu besok saya P: peraawat meninggalkan ruang/ Beranjak dari tempat Pasien tersenyum Salam perpisahan sangat
kembali lagi bu ya .. Kamar perlu di lakukan perawat
K : Nggih sus, besok ya K : Pasien tersenyum dan pasien .

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NONVERBAL ANALISA BERPUSAT ANALISA RASIONAL


PADA PERAWAT (P) BERPUSAT PADA
KLIEN (K)
P : assaalmualaikum wr.wb P : Menatap pasien tersenyum Perawat memberikan salam Pasien menjawab salan Menyapa meningkatkan
K : Waalaikummussalam wr.wb K : Tersenyum menatap perawat kepada pasien perawat komunikasi lebih akrab

P : Masih ingat dengan saya bu ? P : Mencoba meningkatkan daya Perawat mencoba Pasien mengingat nama Mengingat meningkatkan
K : Masih mba Icha ingat pasien mengetahui daya ingat perawat memori
K : pasien mengingat nama pasien
perawat
P : Iya benar mba saya mba icha. P : Memvalidasi peryataan pasien Berharap perawat Paseien menginat Meningkatkan kemampuan
Sesuai dengan kontrak kita kemarin K : Pasien tersenyum mengingat kemampuan kemampuan kedua yang positif yang dimiliki
kita akan melatih kemampuan kedua kedua yang dimiliki dimiliki yaitu
yang ibu miliki ya membersihkan temapat
K : iya mba tidur

P : coba ibu sebutkan kegiatan apa P : Menyebutkan kemampuan Melatih kemampuan pasien Menjawab pertanyaan Melatih kemampuan
saja kemampuan kedua yang akan kedua yang dimiliki perawat pasien meningkatkan harga
kita latih hari ini ? K : menyebutkan kemampuan diri pasien
K : menyapu, Kedua yang dimiliki
P : nggih bagus bu pintar 100 buat P : Memeberikan pujian pada Memuji pasien Menjawab Memuji atau memberikan
ibu pasien pujian meningkatkan harga
K : hehe iya mbak icha K : Pasien tersenyum diri pasien
mengucapkan terimakasih
P : Kalau gitu kita mulai menyapu P : Mulai merapikan tempat tidur Menjelaskan cara Menjawab Kegiatan merapikan
bu ya ? K : Merapikan tempat tidur merapikan tempat tidur tempat tidur
K : Iya mba

P : kira – kira apa saja yang di P : bertanya alat yang digunakan Menanyai tentang apa alat Menanyai kebiasaan
gunankan untuk menyapu? untuk membersihkan tempat tidur untuk merapikan tempat selama di RS
K : sapu tong sampah sskop K : menjawab tidur

P : ibu ingat ya pintar 100 buat ibu P : menjelaskan cara menyapu menjelaskan Mendengar perawat Mengajarkan Cara-Cara
K : hehe iya mba K : mengerti menjelaskan dalam menyapu

P : Bagus sekali bu ibu sudah pintar P : Memberi pujian pada pasien Memberi pujian pada pasien Pasien tersenyum dan Memuji pasien
dalam menyapu K : Pasien tersenyum mengatakan
K : hehe baik bu, tapi saya belum terimaakasih
bisa secara sendiri.
P : baik bu ya jangan lupa kegiatan P : memasukan dalam kegiatan Memasukan dalam kegiatan Pasien menyertakan Memasukan dalam jadawal
menyapu di masukan dalam jadawal harian harian pasien kegiatan menyapu kegiatan harian agar lebih
kegiatan kedua ya K : mengerti dalam jadwal kegiatan mudah mengingat dan
K : nggih sus. hariannnya menilai kemampuan pasien
P : Baik bu ibu sudah pintar hebat P : Perawat memberikan pujian Memberikan pujian positif Pasien tersenyum dan Memberikan pujian positif
besok” saat ibu pulang ke rumah Positif dan dukungan untuk berjabat tangan dan dukungan untuk
jangan lupa buy a menyapu kan sembuh dari penyakitnya sembuh
sudah mengerti cara”nya semoga
cepat sembuh bu
K : nggih sus trimakasih
BAB IV
PEMBAHASAN JURNAL TERKAIT

Metode PICOT

PENINGKATAN KEMAMPUAN TERAPI KREASI SENI


PICOT KONGNITIF DAN PRILAKU MENGGAMBAR TERHADAP
PADA KLIEN DENGAN HARGA KEMAMPUAN MELAKUKAN
DIRI RENDAH MELALUI MENGGAMBAR BENTUK
CONGNITIF BEHAVIOUR PADA PASIEN HARGA DIRI
THERAPY RENDAH
Populasi dan sampel Populasi : Populasi :
dipilih dari kriteria inkulusi meliputi, Klien harga diri rendah diruang
usia 18-55 tahun kelamin : perempuan rawat inap elang 1, merak dan
dan laki-laki pendidikan : SD – perkutut Rumah Sakit Jiwa Dr.
Perguruan tinggi pekerjaan : bekerja Soehartoe Heerdjan Jakarta
dan tidak, status: menikah dan tidak dengan jumlah 30 orang.
menikah pasien di rawat di salah satu
RSJ di jawa.

Sampel : Sampel :
52 sampel dengan 29 pasien kelompok Menggunakan total sampling. Sesuai
intervensi dan 29 pasien kelompok dengan total populasi yaitu 30 orang.
kontrol. Alasan mengambil jumlah populasi
karena jumlah populasi kurang dari
100 dan seluruh populasi dijadikan
sampel penelitian.
Intervensi Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ini menggunakan quasy
quasi eksperimental dengan penerapan eksperimental dengan jenis
congnitive behaviour therapy dengan perhitungan paired sample t test.
pendekatan pre-post test. Analisis yang
digunakan dependen dan independen
simple t – Test regresi linier sederhana
chi- square dan anova.
Coparasion Pada penelitian ini Terdapat kelompok Pada penelitian ini Tidak diberikan
intervensi dan kelompok kontrol kelompok kontrol karena peneliti
memberikan perlakuan yang sama
pada semua klien untuk diberikan
intervensi terapi kreasi seni
menggambar.
Outcame Berdasarkan hasil penelitian Dari hasil uji Univariat menunjukan
menunjukan congnitive behaviour bahwa sebelum dilakukan terapi
meningkatkan kemampuan kongnitif kreasi seni menggambar sebagian
dan prilaku pasien skizofrenia dengan besar tidak mampu (60,6%) dan
harga diri rendah secara bermakna setelah dilakukan terapi kreasi seni
(0<0.05, α = 0,05) . Efektifitas CBT menggambar sebagian besar mampu
meningkatkan kemampuan kognitif (84,8%). Dari hasil uji paired sample
sebesar (29,31 % dan kemampuan t test didapatkan nilai p value .000
prilaku sebesar 22,4% . dimana nilai p < 0,05. maka dapat
diartikan Ha diterima dan Ho di tolak
dan ada pengaruh terapi kreasi seni
menggambar terhadap kemampuan
melakukan kegiatan pada
pasien harga diri rendah di Rumah
Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta.
Time 5 minggu. 5 september 2016
tahun dan bulan tidak di ketahui secara selama 1 minggu
pasti
Kesimpulan :
Dari kedua jurnal diatas terdapat manfaat yang bermakna dimana Congnitive
Behavior Therapy (CBT) secara bermakna dapat meningkatkan kemampuan
kognitif klien dengan harga diri rendah sedangkan Terapi Kreasi Seni sangat
bermanfaat juga bagi pasien dengan gangguan harga diri rendah karena dapat
memancing stimulus pasien untuk mengingat aspek positif yang dimiliki serta
dapat melakukan kegiatan secara mandiri namun hal tersebut harus dibarengi
dengan reward untuk pasien. Sebagaimana pembahasan di atas cocok dengan
pendekatan model adaptasi Roy terhadap asuhan keperawatan pada pasien harga
diri rendah diamana diawali dengan adanya input pengkajian meliputi stimulus
fokal, konsektual dan residual (yang termanifestasi dalam faktor presipitasi.
Faktor predisposisi dan sumber koping pada pasien harga diri rendah) selanjutnya
stimuli ini dipengaruhi mekanisme koping regulator dan kognator yang sudah
dimiliki oleh pasien yang sebagian besar masih mempergunakan mekanisme
koping maladaptive. Dalam prosesnyas melalui tindakan keperawatan generalis
harga diri rendah terhadap pasien dan keluarga dan tindakan keperawatan
generalis harga diri rendah terhadap pasien dan keluarga dan tindakan spesialis
berupa congnitive therapy (CBT ) dan terapi kreasi seni memberikannya sebagai
bentuk suatu innovator dan stabilizer koping, sehingga memperbaiki mekanisme
kopingnya dan mempengaruhi empat model adaptasi pasien. Perubahan ini
bedampak pada respon adaptif. Output respon adaptif berupa penurunan tanda
dan gejala harga diri rendah pada pasien pada respon fisiologis, kognitif, afektif,
prilaku dan sosial serta peningkatan kemampuan pasien dengan kemampuan
kognitif serta aspek positif yang dimiliki pasien melalui congnitif behaviour
therapy dan terapi kreasi seni.
Saran :
Apabila waktu penelitian dipersiapkan cukup lama tentu akan mencapai
kemampuan kognitif yang lebih optimal. CBT (Congnitif behaviour therapy
serta therapy kreasi seni dapat meningkatkan hubungan yang baik antara
perawat – pasien agar tercipta suasana yang aman dan nyaman bagi pasien dan
dapat membantu pasien belajar melakukan kegiatan, sehingga dapat
meningkatkan harga diri pasien dan berguna bagi orang lain serta membuat
pasien lebih terbuka tentang apa yang sedang dirasakan dan dialaminya.
Kekurangan dalam jurnal dari jurnal congnitif behaviour therapy tidak
dicantumkan bulan serta tahun dilakukannya penelitian hanya hitungan minggu
sedangkan pada jurnal terapi kreasi mengggambar tercantum tanggal bulan dan
tahun selama 1 minggu.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Menurut keliat (2009) data subyektif dari pasien yang mengalami harga diri
rendah yaitu pasien merasa tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki,
pasien mengatakan lebih suka menyediri dan tidak ingin bertemu dengan orang
lain. Data objektif adalah rasa kurang percaya diri,suka mengambil keputusan,
bingung dan rasa ragu ragu dalam memilih sesuatu,mudah tersinggung dll.
Berdasarkan data data yang ditunjukan oleh pasien maka penulisan
memprioritaskan diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah.
Berdasarkan tindakan asuhan keperawatan jiwa yang telah dilakukan pada
pasien Ny.E dengan Harga Diri Rendah dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. TUK 1: Pasien mampu membina hubungan saling percaya dengan cara
pasien berkenalan dengan perawat dan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan,alamat serta hobi.
2. TUK 2: Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang
dimiliki. Pasien sudah mampu mengidentifikasi aspek positif yang
dimilikinya seperti menyapu,mengepel, mencuci piring dan merapikan
tempat tidur.
3. TUK 3: Pasein hanya bisa sebagian aktifitas yang sudah disebutkan tadi.
Pasien dapat melakukan cara pertama dan ketiga yaitu menyapu dan
mencuci piring dan merapikan tempat tidur.
4. TUK 4: Pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
5. TUK 5: Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

Berdasarkan uraian di atas mengenai herga diri rendah dan pelaksanaan


asuhan keperawatan terhadap paasien harga diri rendah. Saat memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah di temukan adanya
perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan pendekatan secara terus
menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana
terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien khususnya dengan
harga diri rendah,pasien sangat membutukan kehadiran keluarga sebagai sistem
pendukung yang mengerti keadaan dan permasalahan dirinya. Di samping itu
perawat/petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam
memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam memberi
perawat pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bawa peran
keluarga merupakan faktor penting dalam proses kesembuhan pasien.
5.2 Saran Bagi Klien
Memotivasi paasien dalam meningkatkan kemampuan positif yang
dimiliki dalam kegiatan sehari – hari sehingga dapat meningkatkan harga
dirinya setelah keluar dari RSJ.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M. Kaufiman J., Simon Espelage School – Associated Deaths Study Group
Skizofrenia (2012). Jurnal of the American Medical Association, 286,
2695-270. Di unduh pada tanggal 22 September 2019 Pukul 23.40 WIB
Carpnito. L. J., 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 8,
Alih Bahasa: Monica Ester. Jakarta : EGC.
DEPKES. UU No. 23 Tahun 1992, Pasal 1 Kesehatan jiwa Departemen Kesehatan.
Jakarta EGC
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Fitria, N. 2013. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Keliat dkk. 2010. Model praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat Budi Anna, dkk.2010 . Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edi. Jakarta
Kusumawati F dan Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salaemba
Medika
Lynda Juall Carpenito-Moyet, Diagnosa Keperawatan Jiwa Edisi 10 alih bahasa.
Jakarta. EGC
Riset Kesehatan Dasar (2013). Http//.depkes.go.id. Diunduh pada tanggal 23
September 2019 pukul 10.00 WIB.
Simbar, Semiring Faktor-Fakto yang mempengaruhi Harga Diri Rendah. Jakarta :
EGC
Stuart, GW., and Sundeen S.J. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa 6 th edition St.
Louis: Mosby Yeart Book. Jakarta : EGC
Townsend, Mary C,, 1998. Buku Diagnosa Keperawatan pada keperawatan psikiatri
Edisi 3 keperawatan pada keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai