A. Masalah Utama
Jalan nafas
B. Tinjauan teori
1. Pengertian
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran
pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari
Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran
pernapasan
bagian
atas
dan
saluran
pernapasan
bagian
bawah
ISPA
adalah
infeksi
saluran
pernapasan
yang
adalah
organ
mulai
gelembung
paru,
beserta
dari
hidung
organ-organ
sampai
disekitarnya
besar
bersifat
dari
ringan
infeksi
seperti
saluran
batuk
pernapasan
pilek
dan
tidak
stafilokokus,
pnemokokus,
hemofilus,
golongan
mikovirus,
adenovirus,
koronavirus,
dan
virus
yang
paling
sering
menjadi
penyebab
ISPA
diantaranya
bakteri
stafilokokus
dan
faktor
terhadap
asupan
lain
kejadian
antioksidan,
yang
diperkirakan
ISPA
pada
anak
adalah
status
gizi
kurang,
dan
klinis
rinitis,
putih
konjungtivitis.
nyeri
secara
tenggorokan,
kental,
Suhu
umum
badan
nyeri
yang
sering
batuk
didapat
dengan
dahak
retrosternal
dan
meningkat
antara
4-7
hari
4. Pahtwey patofisiologi
5. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis
ISPA
oleh
karena
virus
dapat
ditegakkan
diagnosis
ISPA
oleh
karena
bakteri
4.
batuk,
pilek,
sakit
tenggorokan)
Riwayat penyakit sekarang
(kondisi klien saat diperiksa)
Riwayat penyakit dahulu (
apakah klien pernah mengalami penyakit seperti yang
dialaminya sekarang)
Riwayat penyakit keluarga
(adakah anggota keluarga yang pernah mengalami sakit
5.
pernafasan
Inspeksi
Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan
Tonsil tampak kemerahan dan edema
Tampak batuk tidak produktif
Tidak ada jaringan parut pada leher
Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan, pernafasan cuping hidung.
Palpasi
Adanya demam
Teraba adanya
pembesaran
kelenjar
limfe
pada
servikalis
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
Perkusi
Suara paru normal (resonance)
Auskultasi
Bersihan
jalan
napas
tidak
efektif
berhubungan
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
mengencerkan
dikeluarkan
Kaji frekuensi
dan
minum
secret
kedalaman
pernafasan,
kita
terutama
sehingga
mudah
pernafasan
serta
air
frekuesi
dapat
dan
mengetahui
dan
mencegah
akibat hipoksia.
Pemberian
ekspektoran
dapat
menurunkan
terjadinya
membantu
lpm,
beban
sianosis
mengeluarkan
dahak.
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi
Tujuan
Intervensi:
Observasi tanda-tanda vital
R : Pemantauan tanda vital yang
teratur
dapat
konduksi/perpindahan
bahan perantara.
Anjurkan klien untuk
tipis
dan
dapat
Apanas
menggunakan
menyerap
dengan
pakaian
SAkeringat
yang
seperti
yang
tebal
dan
tidak
Aakan
menyerap
keringat.
Atur sirkulasi udara
R : Penyediaan udara bersih
Anjurkan klien untuk minum banyak 2000 2500
ml/hari
: Kebutuhan
cairan
meningkat
karena
penguapan
tubuh meningkat
Anjurkan klien istirahat di tempat tidur selama
fase febris penyakit.
R : Tirah baring untuk mengurangi metabolisme dan
panas
Kolaborasi dengan dokter:
Dalam pemberian terapi, obat antimicrobial
Antipiretika
R : Untuk mengontrol infeksi pernafasan
menurunkan panas
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang
dari
dan
kebutuhan
Klien
dapat
mencapai
BB
yang
direncanakan
setiap hari.
: Berguna untuk
menentukan
kebutuhan
kalori,
AAevaluasi keadekuatan
rencana nutrisi
Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam
R
keadaan hangat.
: Untuk menjamin
nutrisi
adekuat/meningkatkan
kalori total
Tingkatkan tirah baring
R : Untuk mengurangi kebutuhan metabolic
Kolaborasi:
konsultasi
ke
ahli
gizi
untuk
situasi
atau
AAkebutuhan
individu
membran
untuk
mukosa
keluhan
nyeri,
catat
intensitasnya
meredakan
nyeri,
lokasi,
karakteristiknya.
: Identifikasi karakteristik
lama,
nyeri
dan
dan
faktor
diberikan
Anjurkan klien
terhadap
debu,
untuk
bahan
menghindari
kimia,
asap
alergen/iritan
rokkok,
dan
indikasi
pengeluaran
histamin
dalam
nyeri
Risiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya
pertahanan
sekunder
(adanya
infeksi
penekanan
imun)
Tujuan:
tidak terjadi penularan, tidak terjadi komplikasi
Intervensi:
Batasi pengunjung sesuai indikasi
R : Menurunkan potensi terpajan pada penyakit
infeksius
Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
R : Menurunkan konsumsi/kebutuhan keseimbangan O
dan
memperbaiki
pertahanan
klien
terhadap
usia
tahun,
kronis.
seng
atau
lansia,
Konsumsi
anti
dan
vitamin
oksidan
anak
penderita
C,
jika
dan
kondisi