Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

Kasus

Seorang laki-laki 45 tahun, memiliki seorang istri dan dua orang anak berumur 12
dan 6 tahun, pekerjaan pelatih atlet bulu tangkis, saat ini dirawat di RSUP Dr. M.
Djamil karena menderita kanker tulang stadium lanjut. Klien tampak sering diam dan
melamun, nafsu makan menurun. Klien sering mengatakan dirinya sudah tidak punya
harapan hidup dan sering kali menolak tindakan yang akan dilakukan.

A. Pertemuan ke-1
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien: Klien menderita kanker tulang stadium lanjut, klien tampak
sering diam dan melamun, serta nafsu makan menurun, klien sering
mengatakan dirinya sudah tidak punya harapan hidup, klien sering kali
menolak tindakan yang akan dilakukan.
b. Diagnosa keperawatan: Harga diri rendah situasional berhubungan dengan
kanker tulang stadium lanjut.
c. Tujuan khusus: Klien dapat memperluas kesadaran diri
d. Tindakan keperawatan: Membina hubungan saling percaya perawat-klien,
mendiskusikan dengan klien tentang kegiatan yang dapat dilakukan sesuai
kondisi sakit dan kemampuannya, menyakinkan klien bahwa setiap
manusia memiliki cobaan hidup yang bisa di lalui, memotivasi klien untuk
berusaha tetap tabah dalam menghadapi cobaan.
2. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi
1) Salam
 “Assalamu’alaikum, selamat pagi, Bapak, perkenalkan nama saya
Kodariyah panggil saya Koda, saya mahasiswa Profesi Ners dari
Universitas Andalas, saya akan merawat Bapak dari pukul 08.00
pagi sampai pukul 14.00 siang ini. Nama Bapak siapa? Bapak
senang dipanggil apa? ”
2) Evaluasi validasi
 “Bagaimana keadaan Bapak hari ini?”
 ”Apakah ibu sudah sarapan? Bagaimana tidurnya semalam?”
 “Apa yang Bapak rasakan?”
3) Kontrak
Topik
 “Sekarang kita ingin membahas apa, Pak? Bagaimana jika kita
membahas tentang pekerjaan dan kemampuan lain yang Bapak
miliki? Tujuannya agar Bapak dapat memperluas kesadaran diri.”
Waktu
 “Berapa lama waktu yang kita perlukan? Apakah 10 menit
cukup?”
Tempat
 “Di mana sebaiknya kita berbincang-bincang, Pak? Apakah di
ruangan ini nyaman?”
b. Fase Kerja
1) “Bapak, pekerjaan apa yang biasanya Bapak lakukan sehari-hari?
Bapak pelatih atlet bulu tangkis? Wah, hebat sekali. Sudah berapa
lama Bapak menjadi pelatih? Prestasi apa saja yang sudah Bapak raih
selama menjadi pelatih atlet bulu tangkis? Tidak banyak orang yang
memiliki prestasi dan kemampuan yang hebat seperti Bapak. Selain
sebagai pelatih atlet bulu tangkis mungkin Bapak memiliki
kemampuan di bidang lain?”
2) “Tadi saya mendengar Bapak mengatakan sudah tidak punya harapan
hidup. Apa yang membuat Bapak mengatakan demikian?”
3) “Bapak, setiap manusia pasti memiliki cobaan dalam hidupnya, semua
pasti bisa dilalui karena Allah SWT selalu ada untuk membantu
hamba-Nya. Kondisi sakit Bapak pasti bisa di lalui dengan ketabahan
dan kesabaran serta usaha yang keras untuk sembuh.
4) “Tadi Bapak menceritakan bahwa Bapak memiliki kemampuan di
bidang lain yaitu Bapak bisa melukis di atas kanvas, bagaimana jika
Bapak mencoba untuk melukis dan nanti hasilnya kita pajang di sudut
ruangan ini?”
5) “Benar sekali Bapak, dibalik cobaan sakit yang diberikan oleh Allah
SWT pasti ada hikmah yang dapat diambil. Mungkin Bapak diberikan
cobaan sakit ini agar Bapak lebih tabah dalam menghadapi kehidupan
dan Bapak bisa lebih mengurangi aktivitas Bapak sebagai pelatih atlet
bulu tangkis karena mengingat umur Bapak yang sudah memasuki
usia 45 tahun. Selain itu mungkin Bapak juga bisa lebih
mengembangkan kemampuan Bapak di bidang melukis.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi subjektif
 “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang
hari ini?”
b) Evaluasi objektif
 “Baiklah, coba Bapak sebutkan kemampuan yang ada pada diri
Bapak. Ia benar, bagus sekali Bapak. Cobaan yang kita miliki
tidak akan menjadi penghalang untuk tetap bersemangat dalam
menghadapi hidup.”
2) Rencana tindak lanjut
 “Setelah ini, Bapak bisa mulai untuk melukis. Nanti jika sudah
selesai, kita bisa memajangnya di sudut ruangan ini. Jangan lupa
ya Pak untuk selalu semangat.”
3) Kontrak yang akan datang
 “Baiklah, Bapak. Sekian saja bincang-bincang kita kali ini. Besok
pagi kita akan bertemu lagi untuk membicarakan tujuan yang
ingin Bapak capai.”
 “Bagaimana jika kita melakukannya pada pukul 08.00? Bapak
mau dimana tempatnya? Tetap di ruangan ini? Baik Bapak, berarti
besok kita akan bertemu jam 08.00 di ruangan ini lagi.”
 “Sekarang, saya pergi dulu Bapak. Assalamu’alaikum.”
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, Mukhripah. (2008). Komunikasi Terapeutik dalam Praktik


Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama

Tim Keilmuan Keperawatan Jiwa. (2009). Modul Komunikasi Keperawatan. FIK: UI.

Anda mungkin juga menyukai