Anda di halaman 1dari 20

SCANNING

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DENGAN ANSIETAS


DI RUANG BISMA RSMM BOGOR

Disusun oleh :

JEK AMIDOS PARDEDE

PROGRAM MAGISTER DAN SPESIALIS KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DENGAN ANSIETAS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. Y Kondisi SMRS :


Usia : 46 Tahun
Pusing, lemas, tekanan darah tinggi, klien tidak sadarkan diri

No. Reg : 09 41 24
Ruangan : Bisma
Kondisi saat ini :
Tgl masuk Rs : 18 April 2011
Klien mengeluh badannya masih terasa lemah dan merasa belum mampu untuk duduk, pusing, tidak
Tgl Pengkajian : 27 april 2011 nafsu makan, klien mengaku bosan dirumah sakit dan ingin cepat sembuh dan segera pulang kerumah,
Alamat : Jl. Menteng No. 39 RT/RW klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan lingkungan rumah sakit, klien juga mengakui
belakangan ini sering memikirkan penyakitnya dan anak-anaknya serta merasa kasihan pada istrinya
01/02 Bogor yang setiap hari menjaga klien di rumah sakit

1. FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PRESIPITASI

FAKTOR PRESIPITASI STRESSOR


FAKTOR PREDISPOSISI NUMBER &
NATURE ORIGIN
TIMING
BIOLOGIS:  Badan lemas,  internal  sejak 2  Penyakit klien
 Diagnosa Medis : Polynaurophaty, Diabetes Mellitus (DM), pusing, tekanan minggu yang (Polyneuroph
Hipertensi darah tinggi lalu aty, DM,
 Klien menderita penyakit DM sejak 18 tahun yang lalu Hipertensi)
 Klien mengatakan di dalam keluarga ada yang menderita penyakit
Diabetes Mellitus yaitu ayah klien
 Klien sudah beberapa kali dirawat dirumah sakit semenjak
didiagnosa menderita Diabetes Mellitus
 Klien tidak rutin kontrol penyakitnya ke rumah sakit atau ke
tempat pelayanan kesehatan lainnya
PSIKOLOGIS:  Klien merasa  internal  sejak 2 minggu  sedih, cemas,
 Klien memiliki kepribadian terbuka, setiap ada masalah akan sedih, bingung yang lalu kesal dan
dibicarakan dengan istri dan keluarga dan cemas bingung
 Klien menyukai semua bagian tubuhnya, dan klien merasa puas dengan kondisi dengan kondisi
menjalani perannya sebagai seorang suami yang dapat melayani penyakitnya penyakit dan
istri dan anak-anaknya serta bahagia dengan kehidupannya  Klien sering pengobatan
walaupun dengan kondisi keuangan yang pas-pasan memikirkan serta
 Klien merasa sedih dengan kondisi penyakitnya penyakitnya perawatannya
 Klien memiliki motivasi yang tinggi untuk sembuh dari penyakit

SOSIAL:  Klien sering  eksternal  sejak 2 minggu  sering


 Klien seorang laki-laki berumur 46 tahun memikirkan yang lalu memikirkan
 Klien telah menikah dan memiliki 2 orang anak anak-anaknya anak-anak
 Klien bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS) dan yang masih kecil yang masih
memilki penghasilan tetap setiap bulannya  Klien merasa kecil di rumah
 Klien aktif terlibat dalam kegiatan sosial dilingkungan tempat kasihan dan  merasa
tinggal klien khawatir kepada kasihan
 Klien merupakan orang sunda dan menurut klien tidak ada istrinya yang kepada istri
kebiasaan yang bertentangan dengan kesehatan setiap hari harus yang harus
 Klien beragama islam dan taat menjalankan ibadah menjaga dan menjaga dan
 Apabila sakit maka klien akan berobat ke palayanan kesehatan yang merawatnya di merawat klien
terdekat dengan tempat tinggalnya rumah sakit setiap hari di
 Genogram  Merasa bosan di rumah sakit
rumah sakit dan  merasa bosan
tidak nyaman dan tidak
dengan nyaman
lingkungan dengan
rumah sakit kondisi
dirumah sakit

Klien telah menikah dan memilki dua orang anak, anak pertama
duduk di kelas 5 SD dan anak kedua duduk di kelas 1 SD

2. PENILAIAN (RESPON)TERHADAP STRESSOR


DIAGNOSA
STRESSOR KOGNITIF AFEKTIF FISIOLOGIS PERILAKU SOSIAL
KEPERAWATAN
BIOLOGIS  Menurut klien  Klien merasa  Pusing  Klien jarang  Pasien  Gangguan rasa
 Penyakit klien penyakit DM sedih dan  Mual kontrol ke mendatangi nyaman nyeri
(Polyneurophaty, yang di derita bingung  Mulut tampak rumah sakit dan  Gangguan
DM, Hipertensi) merupakan dengan kering  Ekspresi muka menggunakan pemenuhan
penyakit kondisi  Sulit tidur takut dan kebutuhan nutrisi:
fasilitas
keturunan dari penyakitnya  Konstipasi khawatir kurang dari
ayahnya  Klien tampak kesehatan
 Tidak nafsu kebutuhan
 Klien merasa makan lemas dan yang ada  Intoleransi
sudah sembuh  Klien tampak berbaring di untuk aktifitas
dan tidak tahu lemas tempat tidur mencari  Kurang
resiko dari  Wajah klien  Klien pusing kesembuhan pengetahuan
penyakit DM tampak pucat dan mual bila terhadap  Ansietas
yang dideritanya  Pemeriksaan beraktivitas
masalah yang
 Menganggap TTV  Selama di
penyakit yang dihadapi saat
TD: 140/90 rumah sakit
diderita tidak klien minum ini
mmhg
serius N : 88 x / menit obat sesuai
 Tidak tahu apa P : 20 x / menit dengan aturan
yang harus S: 36 0C yang diberikan
dilakukan untuk  Kadar gula  Klien sering
penyakitnya darah : bertanya kapan
210mg/dl bisa pulang
karena merasa
sudah sembuh
dari
penyakitnya

PSIKOLOGIS  klien tahu  Klien sedih,  Pusing  Tampak cemas  Hubungan  Ansietas
 sedih, cemas, bahwa badannya bingung,  Mual dan tidak klien dengan  Keputusasaan
kesal dan bingung menjadi lemah memikirkan  Mulut tampak tenang istri baik
dengan kondisi dan kepalanya kondisi kering  Kadang klien  Hubungan
penyakit dan pusing penyakitnya  Sulit tidur dan tampak klien dengan
pengobatan serta
merupakan  Merasa sedih, sering murung petugas
dampak dari cemas dan terbangun  Klien tampak kesehatan
perawatannya
penyakit yang kesal dengan apabila tidur gelisah baik
diderita penyakitnya  Bahu terasa  Klien tampak  Klien kurang
 klien mengaku yang tidak tegang pasif dalam bersosialisasi
bosan di rumah
sembuh-  Konstipasi menerima dengan
sakit
sembuh  Tidak nafsu perawatan teman
 klien tidak tahu makan  Klien sekamarnya
 Afek datar
pengobatan  Klien tampak menunduk saat  Klien tetap
seperti apa lagi lemas bercerita mengikuti
yang dapat  Wajah klien  Kontak mata program
dilakukan untuk tampak pucat ada tapi tidak pengobatan
mengobati  Pemeriksaan bertahan lama yang
penyakitnya TTV  Volume suara diberikan
 klien merasa TD: 140/90 mengecil kepadanya
bingung dan mmhg  Bila cemas akan tetapi
kesal mengapa N : 88 x / menit memuncak sikap klien
belum P : 20 x / menit klien kadang pasif dalam
diperbolehkan S: 36 0C memarahi menerima
pulang dari  Kadar gula istrinya perawatan
rumah sakit darah :  Klien sering
210mg/dl bertanya kapan
bisa pulang
karena merasa
sudah sembuh
dari
penyakitnya
SOSIAL BUDAYA
 Merasa  Penampilan
 sering  bingung khawatir dan  Pusing  Ekspresi muka  Hubungan peran tidak
memikirkan memikirkan anak- sedih kepada klien khawatir klien dengan efektif
anak-anak yang anak yang masih istri yang  Mual  Klien tampak istri baik  ansietas
masih kecil di kecil dirumah merawatnya  Mulut tampak gelisah  Hubungan
rumah walaupun ada setiap hari kering  Klien sering klien dengan
keluarga yang  Merasa  Sulit tidur bertanya kapan petugas
 merasa kasihan
lain yang bersalah  Bahu terasa bisa pulang kesehatan
kepada istri menjaga dan pada anak- tegang karena merasa baik
yang harus merawat anaknya  Klien kurang
anak dan  Konstipasi sudah sembuh
menjaga dan di rumah merepotkan  Tidak nafsu dari bersosialisasi
merawat klien  menurut klien, ia istri makan penyakitnya dengan
setiap hari di lebih nyaman  Merasa bosan  Klien tampak teman
rumah sakit ketika berada di dan tidak lemas sekamarnya
merasa bosan
rumah daripada nyaman  Wajah klien  Klien tetap
dirumah sakit dengan tampak pucat mengikuti
dan tidak
 klien berfikir ia lingkungan  Pemeriksaan program
nyaman dengan
selalu rumah sakit TTV pengobatan
kondisi dirumah
merepotkan TD: 140/90 yang
sakit
istrinya bila mmhg diberikan
terlalu lama di N : 88 x / menit kepadanya
rumah sakit P : 20 x / menit akan tetapi
S: 36 0C bersikap pasif
 Kadar gula dalam
darah : menerima
210mg/dl perawatan

3. SUMBER KOPING
DIAGNOSA
PERSONAL ABILITY SOSIAL SUPPORT MATERIAL ASSETS POSITIVE BELIEFS TERAPI
KEPERAWATAN
Ansietas  Klien mampu mengenal  Klien mendapat  Sosial ekonomi  Klien percaya Terapi generalis:
dan menilai penyebab dukungan dari klien menengah bahwa petugas  SP 1-4 kecemasan
kecemasan dan rasa keluarga untuk  Klien tinggal di kesehatan akan untuk individu
khawatirnya dan keluarga
kesembuhannya rumah sendiri, membantunya
 Klien mengatakan bila
terutama dari rumah permanen  Klien berharap Terapi spesialis:
cemasnya memuncak
istrinya  Sarana dan cepat sembuh  Relaksasi
maka ia akan
 Istri dan adik klien prasarana agar tidak progresif
mengambil air wudhu
bergantian tersedia merepotkan  Psikoedukasi
dan sholat
menjaga dan  Biaya pengobatan istrinya keluarga
 Komunikasi klien
mengunjungi klien ditanggung oleh  Klien selalu
dengan keluarganya
asuransi berdoa untuk
baik dan terjaga
kesehatan kesembuhan
 Jarak rumah klien penyakitnya
dengan tempat  Klien yakin, bila ia Terapi generalis:
Keputusasaan  Klien mampu pelayanan mengikuti  SP 1-2
mengungkapkan kesehatan petunjuk dan keputusasaan
perasaan sedih dan (RSMM) lebih saran dari
keputusasaannya Terapi spesialis:
kurang 500 meter petugas
 Klien mengalami  Relaksasi
kesehatan maka progresif
gangguan fisik
ia akan cepat  Behavior therapy
 Klien berfikir akan
pusing dan mual sembuh  Psikoedukasi
apabila klien Klien yakin istri keluarga
beraktifitas sehingga dan keluarga
klien malas untuk mendukung
latihan mobilisasi supaya lekas
 Klien kurang sembuh
komunikatif
 Klien pasif dalam
menerima perawatan

 Klien mendapatkan  Sosial ekonomi


Penampilan peran  Klien dapat  Klien percaya Terapi generalis:
tidak efektif dukungan dari klien menengah  SP 1-2
menyebutkan bahwa petugas
keluarga tentang  Klien tinggal di kesehatan akan penampilan
penyebab penampilan
kondisinya rumah sendiri, peran tidak
peran tidak efektif membantunya
 Klien dan keluarga rumah permanen efektif
 Klienmenganggap istri  Klien berharap
tidak mampu sebagai
belum mendapat  Sarana dan cepat sembuh Terapi spesialis:
pendidikan prasarana
pengganti akibat agar tidak  BT, Terapi
kesehatan cara tersedia suportif, FPE
kondisi yang berubah merepotkan
merawat klien yang  Biaya pengobatan istrinya
sakit ditanggung oleh  Klien selalu
 Klien mendapat asuransi berdoa untuk
dukungan dari kesehatan kesembuhan
perawat dalam  Jarak rumah klien penyakitnya
berlatih merawat dengan tempat  Klien yakin, bila ia
kondisinya pelayanan mengikuti
kesehatan petunjuk dan
(RSMM) lebih saran petugas
kurang 500 meter kesehatan maka
ia akan cepat
sembuh
Klien yakin istri
dan keluarga
mendukung
supaya lekas
sembuh
Kurang pengetahuan  Klien mampu mengenal  Klien mendapat  Sosial ekonomi  Klien percaya Terapi generalis:
dan menilai Komplikasi dukungan dari klien menengah bahwa petugas  SP 1-2 kurang
dari penyakitnya keluarga untuk  Klien tinggal di kesehatan akan pengetahuan
 Klien mampu melatih kesembuhannya rumah sendiri, membantunya
cara hidup sehat Terapi spesialis:
terutama dari rumah permanen  Klien berharap
 Terapi suportif,
istrinya  Sarana dan cepat sembuh
FPE
 Istridan keluarga prasarana agar tidak
klien bergantian tersedia merepotkan
menjaga dan  Biaya pengobatan istrinya
mengunjungi klien ditanggung oleh  Klien selalu
 Tetangga klien dan asuransi berdoa untuk
teman di tempat kesehatan kesembuhan
kerja juga banyak  Jarak rumah klien penyakitnya
yang mengunjungi dengan tempat  Klien yakin, bila ia
klien pelayanan mengikuti
kesehatan petunjuk dan
(RSMM) lebih saran dari
kurang 500 meter petugas
kesehatan maka
ia akan cepat
sembuh
 Klien yakin istri
dan keluarga
mendukung
supaya lekas
sembuh

4. MEKANISME KOPING
HAL YANG DILAKUKAN ANALISA
 Klien mengatakan bila ada masalah, maka ia akan membicarakan  Konstruktif:
dengan istri dan keluarga untuk mencari jalan keluarnya  Klien mengatakan bila ada masalah, maka ia akan
 Bila sakit klien berobat ke pelayanan kesehatan membicarakan dengan istri dan keluarga untuk mencari jalan
 Klien taat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya keluarnya
 Klien selalu berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhannya  Bila sakit klien berobat ke pelayanan kesehatan
 Klien taat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
 Klien selalu berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhannya

 Destruktif : -

5. STATUS MENTAL

1. Penampilan Bersih, rapi, tidak tercium bau, kuku dan gigi bersih, klien tampak lemas
2. Pembicaraan Kooperatif, mampu menjawab pertanyaan perawat dengan uraian kalimat yang jelas dan mudah dipahami, kontak mata ada
tetapi tidak bertahan lama
3. Aktivitas motorik Lesu

4. Interaksi selama wawancara Cukup kooperatif, dan klien dapat memulai pembicaraan dengan bertanya pada perawat
5. Alam perasaan Sedih, cemas dan bingung mengenai kondisi penyakit, istri dan anak-anaknya

6. Afek Datar

7. Persepsi Klien tidak mengalami gangguan dalam proses sensori-persepsi

8. Isi pikir Tidak ada gangguan dalam isi pikir, karena jawaban klien sesuai dengan pertanyaaan perawat

9. Proses pikir Tidak ada gangguan isi pikir, karena jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat

10. Tingkat kesadaran Klien dapat menyebutkan kembali nama perawat

11. Daya ingat Klien tidak dapat mengingat tanggal masuk rumah sakit

12. Kemampuan berhitung Kemampuan berhitung cukup baik dalam berhitung sederhana
13. Penilaian Klien mampu menyebutkan bagaimana caranya agar klien lekas sembuh

14. Daya tilik diri Klien menyadari bahwa saat ini ia sedang sakit, klien hanya bisa berdoa supaya lekas sembuh agar tidak terus merepotkan
istrinya. Klien menyadari ia memiliki istri, anak-anak dan keluarga yang menyayanginya dan mendukung kesembuhannya

Kesimpulan : Mental Status Examination (MSE) tidak ada masalah gangguan jiwa, gangguan klien lebih kepada Gangguan Mental Emosional
(GME/Psikososial)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DIAGNOSA MEDIS

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA MEDIS DAN TERAPI


1. Diagnosa keperawatan: 1. DIAGNOSA MEDIK:
a. Ansietas Polyneurophaty, Diabetes Mellitus,
b. Keputusasaan Hipertensi
c. Penampilan peran tidak efektif
d. Kurang pengetahuan

2. Intervensi Keperawatan 2. PROGRAM TERAPI MEDIK :


a. Ansietas
Intervensi generalis : SP1 -4 kecemasan individu dan keluarga  Infus Ringer Lactat
Intervensi spesialis : relaksasi progresif, psikoedukasi keluarga  Kaptopril 12,5mg 2 x 1
 Betasert 2 x 1
b. Keputusasaan  Analsix 3 x 1
Intervensi generalis : SP 1-2 generalis individu dan keluarga  Noforapid 3 x 4
Intervensi spesialis : BT, relaksasi progresif, psikoedukasi keluarga  Ceftriaxone 1 x 2 gr
 Ondancetin 3 x 4
c. Penampilan peran tidak efektif
Intervensi generalis : SP 1-2 penampilan peran tidak efektif
Intervensi spesialis : BT, terapi suportif, psikoedukasi keluarga

d. Kurang pengetahuan
Intervensi generalis : SP 1-2 kurang pengetahuan
Intervensi spesialis : terapi suportif, psikoedukasi keluarga

C. DOKUMENTASI TERAPI SPESIALIS

HARI / TANGGAL / PUKUL : RABU/ 27 APRIL 2011/13.00


IMPLEMENTASI EVALUASI
1. EVALUASI / VALIDASI : S:
Klien mengeluh badannya terasa lemah dan merasa belum  Klien mengatakan bingung dengan kondisi penyakit dan
mampu untuk duduk, mudah lelah, pusing, tidak nafsu makan, perawatannya
klien mengaku bosan dirumah sakit dan ingin cepat sembuh dan  Klien mengatakan cemas memikirkan anak-anaknya
segera pulang kerumah, klien mengatakan merasa tidak nyaman  Klien mengatakan kadang memarahi istrinya bila ia sudah merasa
dengan lingkungan rumah sakit, klien juga mengakui belakangan sangat bosan dan suntuk di rumah sakit
ini sering memikirkan penyakitnya dan anak-anaknya serta merasa  Klien mengatakan tidak betah dan akan lebih nyaman bila berada
kasihan pada istrinya yang setiap hari menjaga klien di rumah dirumah
sakit. Klien menolak setiap kali perawat ingin melatih mobilisasi  Klien mengatakan senang bisa berbincang dengan klien
klien. Klien pasif dalam menerima perawatan, afek datar, klien  Klien mengatakan badannya lemas dan bila beraktifitas maka akan
sering mengeluh dan nampak murung pusing dan mual
 Klien mengatakan akan melakukan tehnik relasasi untuk
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN mengatasi kecemasannya

1) Ansietas
2) Keputusasaan
3) Penampilan peran tidak efektif O:
4) Kurang pengetahuan  Klien kooperatif
 Klien masih tampak gelisah
 Klien tampak murung
3. TINDAKAN KEPERAWATAN :  Klien pasif dalam menerima perawatan
Intervensi generalis
 Afek datar
1). SP 1-4 kecemasan :
 Klien mampu melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Membantu klien mengenal ansietas meliputi:
 Mengajarkan klien tehnik relaksasi untuk meningkatkan
Membantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Membantu pasien mengenal penyebab ansietas
 Membantu pasien meyadari perilaku akibat kecemasannya
A:
c. Mengajarkan pasien untuk meningkatkan kontrol dan rasa
 Klien mampu mengenal ansietas
percaya diri dengan cara pengalihan situasi yaitu menonton
 Klien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi
televisi
d. Latihan relaksasi nafas dalam nafas dalam
e. Melakukan pendekatan spiritual  Klien belum mampu mengatasi masalah ansietas yang dialaminya
f. Memotivasi klien melakukan tehnik relaksasi nafas
dalamsetiap kali ansietas muncul P:
 Lakukan tehnik relaksasi nafas dalam setiap kali ansietas muncul
2). SP 1 keputusasaan:
a. Mendengarkan klien dengan penuh perhatian
b. Membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya
c. Membantu klien mengenal masalah keputusasaannya dengan TTD
cara:
 Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan Jek Amidos Pardede
perasaan sedihnya
 Menetapkan adanya perbedaan cara pandang klien
terhadap kondisinya dengan cara pandang perawat
terhadap kondisi klien
 Membantu klien dalam mengidentifikasi tingkah laku yang
mendukung putus asa yaitu meghindari interaksi dengan
kurangnya partisipasi dalam aktivitas
 Mendiskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan
untuk mengatasi masalah dan menanyakan manfaat dari
cara yang digunakan
 Memberikan alternative untuk penyelesaian masalah

Intervensi spesialis:
1). Sesi 1 relaksasi progresif
Identifikasi kecemasan klien setelah diberikan latihan tehnik
relasasi nafas dalam

4. RENCANA TINDAK LANJUT


 Evaluasi SP 1-4 kecemasan
 SP 1-3 ansietas keluarga
 Lanjutkan SP 2 terapi generalis keputusasaan tgl 28 april
2011
 Lakukan terapi spesialis: relaksasi progresif sesi 2 tgl 28
april 2011

HARI / TANGGAL / PUKUL : KAMIS/ 28 APRIL 2011/15.00

IMPLEMENTASI EVALUASI
1. EVALUASI / VALIDASI : S:
Klien mengeluh badannya masih terasa lemah dan merasa belum  Klien mengatakan senang bisa berbincang dengan klien
mampu untuk duduk, mudah lelah, pusing, makan habis ½ porsi,  Klien mengatakan tidak bisa tidur dan ingin segera pulang
klien mengaku tadi malam tidak bisa tidur dan gelisah, klien  Klien mengatakan sudah mencoba tehnik relaksasi nafas
mengaku semakin bosan dirumah sakit dan ingin segera pulang dalamuntuk mengatasi kecemasannya
kerumah, klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan  Klien mengatakan selalu memikirkan kondisi penyakitnya yang
lingkungan rumah sakit, klien juga masih sering memikirkan tidak kunjung sembuh dan khawatir dengan anak-anaknya
penyakitnya dan anak-anaknya serta merasa kasihan pada istrinya  Keluarga mengatakan klien gelisah dan ingin segera pulang
yang setiap hari menjaga klien di rumah sakit. Klien menolak  Keluarga mengatakan klien sekarang menjadi sering marah-marah
setiap kali perawat ingin melatih mobilisasi klien. Klien pasif dalam karena sudah bosan di rumah sakit dan ingin segera pulan
menerima perawatan, afek datar, klien masih sering mengeluh  Klien mengatakan mau mengikuti latihan relaksasi progresif untuk
dan nampak murung mengurangi kecemasan yang dirasakan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
O:
5) Ansietas  Klien kooperatif
6) Keputusasaan
 Klien masih tampak gelisah
7) Penampilan peran tidak efektif
 Klien tampak murung
8) Kurang pengetahuan
 Klien bisa melakukan tehnik relaksasi nafas dalam dan relaksasi
progresif sampai gerakan ke-3
3. TINDAKAN KEPERAWATAN :
Intervensi generalis
A:
1). Evaluasi SP 1-4 kecemasan
 Klien mampu melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
 Melakukan evaluasi kemampuan klien dalam mengenal
 Klien mampu melakukan tehnik relasasi progresif sampai gerakan
kecemasannya
ke--3
 Melakukan evaluasi kemampuan klien mengatasi ansietas
 Klien belum mampu mengatasi masalah ansietas yang dialaminya
melalui tehnik relaksasi
 Melakukan evalusasi kemampuan klien memperagakan dan
menggunakan tehnik relasasi untuk mengatasi ansietas
P:
2). SP 1-3 kecemasan untuk keluarga
 Lakukan latihan tehnik relaksasi progresif 2 kali sehari
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
 Damping dan latih klien melakukan tehnik elaksasi progresif
merawat klien
 Keluarga tetap memberikan motivasi pada klien untuk melakukan
 Mendiskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta
tanda dan gejala latihan relaksasi progresif
 Mendiskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
 Mendiskusikan cara merawat klien dengan ansietas
dengan cara mengalihkan situasi seperti menonton TV,
mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam TTD

Jek Amidos Pardede


3). SP 2 keputusasaan : klien berpartisipasi dalam aktivitas
 Mengidentifikasi aspek positif dunia klien yaitu: istri klien
setiap hari mennjaga dan merawat klien di rumah sakit,
anak klien masih kecil, sehat dan berharap klien cepat
sembuh
 Mendorong klien untuk berfikir yang menyenangkan dan
melawan rasa putus asa
 Mendukung klien untuk mengungkapkan pengalaman
yang mendukung pikiran dan perasaan positif
 Memberikan pujian yang sungguh-sungguh terhadap
usaha klien untuk sembuh, memulai perawatan dan
berpartisipasi dalam aktivitas

Intervensi spesialis
 Evaluasi sesi 1 terapi Relaksasi Progresif
Mengidentifikasi kecemasan yang dialami klien

 Sesi 2 Terapi Relasasi Progresif


1) Menjelaskan prosedur, manfaat, tujuan, dan pelaksanaan
tindakan
2) Menganjurkan klien merasakan perubahan tubuhnya dan
jangan memikirkan masalahnya
3) Meyakinkan klien merasa nyaman saat relaksasi
4) Mengatur posisi klien pada tempat duduk atau ditempat tidur
yang nyaman
5) Menginstruksikan klien tutup mata
6) Menganjurkan klien menarik nafas dalam hembuskan secara
perlahan (3-5 kali)
7) Memulai proses kontraksi dan relaksasi otot diiringi tarik nafas
dan hembuskan secara perlahan meliputi urutan gerakan
sebagai berikut:
 Gerakan pertamasampai keempat adalah gerakan – gerakan
yang ditujukan untuk melemaskan otot - otot di wajah. Otot
- otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang
dan mulut. Gerakan pertama untuk dahi dapat dilakukan
dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya
terasa dan kulitnya keriput.
 Gerakan kedua merupakan gerakan yang ditujkan untuk
mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup
keras - keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan
mata
 Gerakan ketiga bertujuan untuk mengendurkan ketegangan
yang dialami oleh otot-otot rahang dengan cara
mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi
sehingga terasa ketegangan di sekitar otot-otot rahang.

4. RENCANA TINDAK LANJUT


 Evaluasi terapi generalis kecemasan SP 1 – 4 individu dan SP
1-3 ansietas untuk keluarga
 SP 1 keputusasaan untuk keluarga tgl 2 Mei 2011
 Lanjutkan terapi spesialis: relaksasi progresif gerakan 4
(mengendorkan otot-otot di sekitar mulut) dan gerakan 5
(mengendorkan otot-otot di sekitar leher) tgl 2 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai