Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN HARGA DIRI

RENDAH SITUASIONAL (HDRS)

Di Sususn Oleh :
NOVIA MUSFA ANGGRAINI
18112160

Dosen pembimbing:

PRODI DIII KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran tuhan yang maha kasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik &
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang yang berjududl “Keperawatn jiwa
pasien dengan harga diri rendah. “

Harapan kami semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Tugas ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kamu miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat menbangun untuk kesempurnaan tugas ini.

Padang, 25 Juni 2020


DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................

Daftar isi..............................................................................................................................

A. Konsep diri..............................................................................................................
B. Asuhan keperawatan teoritis...................................................................................
1. Pengkajian ........................................................................................................
2. Daftar masalah .................................................................................................
3. Pohon masalah .................................................................................................
4. Kemungkinan diagnose keperawatan ..............................................................
5. Rencana keperawatan (NCP), untuk masalah keperawatan utama ..................
6. Implementasi ....................................................................................................

Daftar pustaka.....................................................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

1. Konsep dasar
a. Pengertian hargadiri rendah
Adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evalusasi negativ terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.

b. Rentang respon
 Respon adaktif
Aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah
 Respon maladaktif
Kerancuan identitas, depersonalisasi

c. Faktor penyebab
 Pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenagkan seperti kurang kasih
sayang, perlakuan kasar
 Penolakan, kurang penghargaan dari orang lain
 Polasuh tidak tepat
 Kegagaglan dalam hidup
 Kemauan yang tidak didukung

d. Proses terjadinya
Terjadinya trauma, perasaan negativ terhadap diri sendiri > klien berfikir negative
> persepsi negative terhadap diri sendiri> HDR
e. Mekanis mekoping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang serta menggunakan 
mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi
diri yang menyakitkan (Stuart & Gail, 2007)

f. Penatalaksanaan
Struktur  otak yang mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah kronis adalah:
System limbic yaitu pusat emosi, dilihat emosi pada klien dengan harga diri rendah
yang kadang berubah seperti sedih,
dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus.

g. Prinsiptindakankeperawatan
 Beri reinforcement positif setiap keberhasilan klien
 Berikan kegiatan yang disukai klien yang dapat yang dapat meningkat kan harga
dirinya
 Gali aspek positif klien

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1. Pengkajian
Melakukan perkenalan dan kontak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama
panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik
yang akan dibicarakan.
2. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di di rumah sakit,
apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk
mengatasi ini
3. Faktor Predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil
pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami penganiyayaan
fisik,seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan
kriminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah ada yang mengalami
gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan
4. Fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien
5. Psikososial
a. Genogram

Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola komunikasi,


pengambilan keputusan dan pola asuh.

b. Konsep diri
c. Gambaran diri

Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien
terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan disukai.

d. Identitas diri

Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap status dan
posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang dimiliki
sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya

e. Fungsi Peran

Tugas atau peran klien dalam keluarga/pekerjaan/kelompok masyarakat, kemampuan


klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi saat klien
sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut
f. Ideal Diri

Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam
keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika
kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.

g. Harga Diri

Hubungkan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien dalam
berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai harapan, fungsi
peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harpan, penilaian klien terhadap
pandangan/ penghargaan orang lain.

6. Hubungan sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang bisa
dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam beriteraksi dengan
orang lain.
7. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan

8. Status Mental
1. Penampilan

Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada yang tidak
rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti biasanya,
kemampuan klien dalam berpakaian, dampak ketidakmampuan berpenampilan baik /
berpakaian terhadap status psikologis klien
2. Pembicaraan

Amati pembicaraan klien apakah cepat,keras, terburu-buru, gagap, sering


terhenti/bloking,apatis, lambat, membisu, menghindar,tidak mampu memulai
pembicaraan

3. Aktivitas motorik
a. Lesu,tegang,gelisah
b. Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisaha
c. Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol
d. Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak terkontrol klien
e. Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentangan
jari-jari
f. Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
4. Alam Perasaan
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan
b. Ketakutan : objek yang ditakuti jelas
c. Kekhawatiran : objeknya belum jelas
5. Afek
a. Datar : tidak perubahan roman muka pada saatt ada stimulus yang
menyenangkanatau menyedihkan
b. Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat.
c. Labil : emosi klien cepat berubah-ubah
d. Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus

6. Interaksi selama wawancara


a. Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara dengan spontan
b. Tidak Kooperatif : tidak dapta menjawab pertanyaan pewawancara dengan
spontan
c. Mudah tersinggung
d. Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang bersahabat atau tidak ramah
e. Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara
f. Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya dengan pewawancara
atau orang lain
g. Persepsi :
Jenis-jenis halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien halusinasi
7. Prosen Pikir
a. Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
b. Tangensial : pembicaraan yang berbeli-belit tapi tidak sampai tujuan
c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya
d. Flight of ideas : pembicaran yang meloncat dari satu topik ke topik yang
lainnya
e. Blokking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar kemudian
dilajutkan kembali
f. Perseferasi : kata-kata yang diulang berulang kali
g. Perbigerasi : kalimat yang diulang berulang kali
8. Isi fikir
a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
b. Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi tertentu
c. Hipokondria : keyakinan terhadapa adanya gangguan organ tubuh yang
sebenarnya tidak ada
d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi
dilingkungan yang bermakna yang terkait pada dirinya
f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuan melakukan hal-hal yang
mustahil atau diluar kemampuannya
g. Waham :
1. Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan keyakinan
3. Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya dan
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
4. Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang yang berusaha merugikan,
menciderai dirinya, diucapkan berulang-ulnag tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
5. Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia / meninggal
yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
h. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan

Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan, observasi


kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat makan

b. Buang air besar dan Buang air kecil

Observasi kemampuan klien untuk buang air besar (BAB) dan buang air kevil
(BAK), pergi menggunakan WC atau membersihkan WC.

c. Mandi

Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi,


mencuci rambut, gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan bau badan
klien.

d. Berpakaian

Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan


pakaian, observasi kebersihan tubuh dan bau badan klien

e. Istirahat dan tidur


Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam, persiapan
sebelum tidur dan aktivitas sesudah tidur

f. Penguunaan obat

Observasi penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara


pemberian.

g. Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan lanjut, siapa saja
sistem pendukung yang dimiliki.

h. Aktivitas di dalam rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan makanan,


merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur kebutuhan biaya sehari-
hari

i. Aktivitas diluar rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam belanja untuk keperluan sehari-hari,


aktivitas lain yang dapat dilakukan diluar rumah

j. Pola dan mekanisme koping

Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya.

i. Aspek Medis
Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh dokter, tuliskan obat-obatan
klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka, dan terapi lain.
A. Daftar Masalah
Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah situsional yaitu :
1. Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah situsional
3. Gangguan citra tubuh
B. Pohon Masalah
ISOS

HDR

Keputusasaan, berduka, kegagalanperan, ideal diri negativ


(Keliat, Budi Anna. 2002)

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan masalah keperawatan pasien yang
mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang menunjang.
(Stuart & Sundeen, 1998 : 41).
Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep diri : harga diri
rendah situsional adalah :
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah situsional
b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Gangguan citra tubuh
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Psikososial

I. IDENTITAS
Inisial : Ny. R

Umur : 30 Tahun

Alamat lengkap : bukit kaciak, kec. Sutra. pesisir selatan

(L/P) Tanggal pengkajian : 26 – Juni - 2020

No. Rekam Medik :-

II. ALASAN MASUK


Ny. S sering menyendiri dikamar, membanting barang, sedikit bicara dan sulit berkomunikasi
dengan keluarga.

III. Faktor Predisposisi


1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa, pernah dirawat dirumah sakit, klien
mengatakan bahwa didalamnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa, klien yang memiliki pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu jatuh
dari sepeda.

IV. Fisik
Tanda-tanda vital : tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 x / menit, suhu 36,5 °C, pernafasan 26
x / menit. Ukuran : tinggi badan 169 cm, berat badan 62 Kg.

V. Psikososial
1. Genogram
Klien anak kelima dari lima orang bersaudara, dia tinggal dirumah dengan ibu, dan keempat
saudaranya sedangkan ayah klien sudah lama meninggal. Yang mengambil keputusan
dalam keluarga adalah ibu karena ayah sudah lama meninggal.

2. Konsep diri
Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selai ibu dan kakaknya. Klien
merasa tidak pantas jika berada antara orang lain, tidak mau berinteraksi dengan orang lain
selain dari keluarganya.
3. Hubungan Sosial
Orang yang paling dekat dengan klien adalah ibu, dan kakak klien. Interaksi klien dengan
tetangga sekitar kurang lancer karena klien malu dan tidak percaya diri untuk bertemu
dengan orang lain selain keluarga. klien merasa minder bertemu dengan orang baru karena
takut dikucilkan atau diasingkan.
4. Spiritual
Klien beraga islam, setiap selesai sholat klien selalu berdoa agar cepat sembuh dan bisa
berinteraksi dengan orang lain

VI. Mekanisme Koping


Klien tidak mampu berbicara dengan orang lain, terlihat malu. Klien tidak mau membicarakan
masalahnya kepada orang lain, lebih suka diam dan menyimpan masalah sendiri. Tidak mau
menceritakan apa yang dirasakan kepada orang terdekat karena takut diceoohkan dan trauma
atau takut ditolak oleh orang lain.

Masalah keperawatan : harga diri rendah

VII. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien menarik diri dari lingkungan. Klien merasa
malu terhadap dirinya dan tidak mau melakukan kegiatan sosialisasi dengan orang lain. Klien
kelusitan berkomunikasi karena tidak bisa memulai pembicaraan. Klien selama ini hanya
diam, jarang melakukan pembicaraan. Klien berbicara dengan orang lain disaat ada
keperluan dengan dirinya. Klien merupakan anak laki-laki dari lima bersaudara, klien merasa
malu terhadap saudara lainnya karena sudah lama tidak berkerja semenjak klien sakit.

VIII. Kurang Pengetahuan tentang :


Klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit jiwa dan kurang bisa menggunakan
kopingnya. Klien juga tida paham bagaima cara mengatasi pikiran negative yang dialaminya.
Klien selalu berpikiran negative terhadap dirinya klien merasa tidak mampu melakukan
apapun, berpikir bahwa tidak mampu melakukan sesuatu.

IX. Aspek Medik


Diagnosa medik : HDRS
- Terapi per oral : Clozapine 2 x 50 mg
- Terapi ECT
- rehabilitas

X. ANALISA DATA

ANALISA DATA
No. Hari/Tgl Data Masalah
1. Kamis/ 25 Juni Do : Harga diri rendah
2020 Kontak mata kurang, suka menyendiri
ekspresi sedih, berbicara jika ada
yang bertanya

Ds :
Klien malu bertemu dengan orang lain

2. Jumat/ 26 Juni Do : Isolasi sosial


2020 Klien tidak mau berkomunikasi
dengan orang lai, sulit memulai
percakapan
Ds :
Klien lebih suka menyendiri,

XIII. DAFTAR MASALAH :


Gangguan isolasisosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : hargadiri rendah

XIV. POHON MASALAH :


ISOS

HDR

Keputusasaan, berduka, kegagalanperan, ideal diri negativ


(Keliat, Budi Anna. 2002)

XI. Daftar Diagnosis Keperawatan


1. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan citra tubuh
2. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan peran
social
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan riwayat kehilangan
4. Gangguan isolasi social menarik diri berhubungan dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah
Padang, Juni 2020
Perawat

Anda mungkin juga menyukai