NIM : P07120420030
Penyaji
Peserta
G. Penyajian
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pembukaan dan - Menyampaikan salam - Menjawab salam 3 Menit
salam - Memperkenalkna diri - Mendengarkan
- Membuka
acara/Menyampaikan
tujuan - Memberi respon
- Membuat Kontrak - Menyetujui
waktu Kontrak Waktu
H. Evaluasi Hasil
Memberikan pertanyaan Kepada Peserta tentang Materi yang sudah dijelaskan antara lain
1. Apa yang dimaksud dengan Body Shaming
2. Apa saja ciri-ciri Body Shaming
3. Apa saja jening Body Shaming
4. Apa saja dampak Body Shaming
5. Bagaimana cara mengatasi Body Shaming
Materi
1. Pengertian Body shaming
Body shaming adalah istilah yang merujuk pada kegiatan mengkritik dan mengomentari
secara negatif fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain. Body shaming sejatinya sudah
terjadi sejak dulu hingga sekarang, dimana media berperan besar dalam melanggengkan
praktek-prakteknya. Oxford dictionary mendefinisikan body shaming sebagai ‘Tindakan atau
praktik mempermalukan seseorang dengan membuat komentar mengejek atau mengkritik
tentang bentuk atau ukuran tubuhnya’. Jika body shaming hanya ditujukan pada bentuk dan
ukuran tubuh, bullying merupakan lingkaran besarnya, didefinisikan sebagai bentuk agresi
dimana satu orang atau sekelompok orang berulang kali melecehkan korban secara verbal
atau fisik tanpa provokasi (Clarke & Kiselica, 1997 dalam Xin Ma).
Perilaku body shaming atau mengomentari/mengejek fisik orang lain bisa berdampak
laten pada diri seseorang. Wanita, umumnya lebih rentan jadi korban body shaming. Studi Fit
Rated terhadap 1.000 pria dan wanita mengungkapkan bahwa 92,7 persen wanita pernah
diolok-olok karena penampilannya. Sementara pria 86,5 persen. Survei Body Peace
Resolution yang digelar Yahoo! Health juga menunjukkan bahwa wanita lebih banyak
mendapat perlakuan body shaming ketimbang pria. Survei terhadap 2.000 orang berusia 13 -
64 tahun menemukan bahwa 94 persen remaja perempuan pernah mengalami body shaming,
sementara remaja laki-laki hanya 64 persen. Ironisnya, perlakuan body shaming kerap kali
datang dari sesama wanita. Lebih menyedihkannya lagi, body shaming justru lebih sering
dilakukan oleh orang-orang terdekat. Entah itu keluarga, kerabat, rekan sekantor ataupun
teman.
Body shaming merupakan kasus yang marak terjadi dalam lingkup pergaulan remaja.
Sayangnya, hal ini masih dianggap biasa atau disepelekan, padahal faktanya body shaming
dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan verbal atau bullying. Body shaming biasanya
diawalli dari basa basi, bercanda kelewatan atau bahkan demi mencairkan suasana. Padahal,
sebenarnya kebiasaan buruk ini tidak baik dilakukan terus-menerus.
g. Skinny Shaming
Body shaming tidak hanya terjadi pada orang gemuk, tapi juga kurus. Perlu diingat,
mengomentari tubuh orang dengan ‘terlalu kurus’, ‘kurang gizi’ atau ‘banyak makan
supaya sehat’ juga merupakan bentuk body shaming. Sebelum berkomentar atau mengejek
tubuh seseorang terlalu kurus atau ceking, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui.
Sebagian orang memiliki metabolisme tubuh yang cepat sehingga sulit bagi mereka untuk
naik berat badan. Ada pula yang memang suka berolahraga hampir setiap hari sehingga
tubuh mereka selalu terlihat kurus, dan mungkin juga karena mengalami gangguan pola
makan dan sedang menjalani perawatan intensif. Kamu tidak akan pernah tahu, dan tidak
perlu tahu jika mereka memang tidak ingin membeberkannya.
h. Kamu lumayan cantik untuk Ukuran...
“Kamu lumayan cantik ya untuk ukuran orang gemuk. Orang yang kulitnya hitam.
Orang Asia. Orang kurus.”
Perkataan seperti itu menunjukkan kalau standar kamu terhadap istilah ‘cantik’ sangatlah
dangkal. Cantik bukan hanya milik wanita bertubuh ramping, berkulit putih atau berambut
hitam-lurus. Tapi kecantikan bisa datang dalam berbagai bentuk, warna kulit dan ukuran
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Aron, Robert A., Birne, Donn., Branscombe, Nyla R. (2006). Social Psychology 11th. United
State of America: Pearson Education.
Bem. Daryl J. (1967). Self-Perception : An Alternative Interpretation of Cognitive
Dissonance Phenomena. Psychological Review1967, Vol. 74, No. 3, 183-200
Bem. Daryl J. (1972). Self-Perception Theory. Stanford University, Stanford California.
Berk. L.E. (2012). Development through the lifespan. (Terj. Daryatno). Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Pelajar. (karya asli terbit 2010)
Sakinah. 2018. “Ini Bukan Lelucon” : Body shaming, Citra Tubuh, Dampak dan Cara
Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Sosial. Vol.1. No.1.
Ananda Prameswari, Mohamad Tohir. 2018. Perancangan Kampanye Cegah Body shaming
Pada Remaja Perempuan. eProceedings of Art & Design. Vol.5. No.3.
Tanpa penulis. 2018. “Body shaming dan Cara Mengatasinya”.
https://pijarpsikologi.org/body-shaming-dan-cara-mengatasinya/ [diakses pada 20 April
2019]
Tanpa penulis. Tanpa tahun. “Fenomena Body shaming Terhadap Perempuan Dalam Upaya
Preventif and Social Planning”.
https://www.academia.edu/38097129/FENOMENA_BODY_SHAMING_TERHADAP
_PEREMPUAN_DALAM_UPAYA_PREVENTIF_REPRESIF_and_SOCIAL_PLAN
NING [diakses pada 20 April 2019]
Mukhlis, Akhmad. 2013. Berpikir Positif Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh. Jurnal.
Universitas Islam Negeri Malang
Rodhiyah, Shofi. Fenomena Body shaming Terhadap Perempuan. Esai