Anda di halaman 1dari 5

Konsep Penerapan Metode Tim

1. Kepala Ruangan

Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil baik,

apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan diharapkan telah:

a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf

b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan

c. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan

d. Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan

e. Menjadi narasumber bagi ketua tim

f. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan

g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

Tanggung jawab kepala ruangan menurut Kuntoro (2010) adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangag masing- masing.

2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan

pulang bersama ketua tim.

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.

5) Merencanakan strategi pelaksanaa.

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan medis

yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan

8) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.


9) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

b. Pengorganisasian

Tanggung jawab kepala ruangan sebagai pengorganisasi menurut Kuntoro

(2010) adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

2) Merumuskan tujuan metode penugasan.

3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim

membawahi 2-3 perawat.

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,

mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.

6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

8) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.

9) Memberi wewenang kepada ketua tim untuk memimpin asuhan keperawatan.

10) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

c. Pengarahan

Tanggung jawab kepala ruangan sebagai pengarah menurut Suarli dan

Bachtiar (2012) adalah sebagai berikut:

1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.

3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan dan sikap.

4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan

asuhan keperawatan pasien.

5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.


6) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

7) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya.

8) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan

Tanggung jawab kepala ruangan sebagai pengawas menurut Suarli dan

Bachtiar (2012) tanggung jawab kepala ruangan pada tahap pengawasan terbagi

menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1) Melalui Komunikasi. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim

maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.

2) Melalui Supervisi

a) Pengawasan langsung melalui inspeksi mengamati sendiri atau melalui

laporan secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan

yang ada saat itu juga.

b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim membaca

dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilaksanakan atau didokumentasikan Selain itu

mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.

2. Ketua Tim

Menurut Suarli dan Bachtiar (2012) sebagai perawat profesional ketua tim, harus

mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat

keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.

Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah

berorientasi pada tugas atau pada klien. Menurut Nursalam (2015) komunikasi yang

efektif penting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan terjamin. Komunikasi yang

terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan
keperawatan tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan

evaluasi (Suyanto, 2009).

3. Anggota Tim

Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu

anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka

(Sitorus dan Panjaitan, 2011). Menurut Nursalam (2015) tupoksi atau tanggung jawab

anggota tim yang menjadi fokus penilaian adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan:

1) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima tugas.

2) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.

3) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.

4) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan rawat inap.

5) Menerima pasien baru.

6) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

b. Pengorganisasian dan ketenagaan:

1) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.

2) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan terhadap pasien

yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.

3) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.

4) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.

5) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana lainnya.

6) Melaksanakan asuhan keperawatan.

7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan yang

dilakukan.
c. Pengarahan:

1) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas setiap anggota

tim/ pelaksana.

2) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan keperawatan.

3) Menerima pujian dari ketua tim.

4) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas atau membuat

kesalahan.

5) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.

6) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.

7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.

d. Pengawasan:

1) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses evaluasi serta

terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.

2) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian

DAPUS

Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Suarli & Bachtiar. 2012. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:

Erlangga

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan (aplikasi dalam praktik keperawatan professional

edisi 3). Jakarta: Salemba Medika

Sitorus, Ratna & Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan di

Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai