Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KECEMASAN
DI PUSKESMAS BELIMBING

Disusun Oleh:
HILMA SARI 1911312034
SALSHABILLA 1911312037
FADILA RAMANI 1911312040
BERLIANA PUTRI 1911312043
CINTIA ADINDA P. 1911312046
SASKIA PUTRI M. 1911312052

PEMBIMBING

Ns. Windy Freska, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Penyuluhan Kesehatan Jiwa
Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan tentang Kecemasan
Waktu : Rabu, 17 November 2021
Sasaran : Pasien di Puskesmas Belimbing.
Penyaji : Kelompok C1 Kelas 1A S1 Keperawatan 2019 Unand
A. Latar Belakang
Ansietas merupakan satu keadaan yang di tandai oleh kwatir disertai
dengan gejaia somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dan
susunan syaraf autonomik (SSA). Ansietas (kecemasan) menggambaikan pada
keadaan khawatir, gelisah yang tak menentu, takut, tidak tentram, kadang-
kadang disertai berbagai keluhan fisik.
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas (kecemasan)
intesitas perilaku akan meningkat sejalam dengan peningkatan tingkat ansietas
(kecemasan).
Ansietas (kecemasan) dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam
berbagai tanda dan gejala dan psikologik yang bisa menyebabkan klien bisa
sakit secara fisik maupun jiwa.
Berdasarkan hal diatas maka kami merasa perlu memberikan informasi
melalui penyuluhan kepada pasien maupun keluarga pasien yang berkunjung
ke Puskesmas Kedung Kandang dengan masalah kecemasan (Ansietas).
Dengan adanya penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengatasi dan
termotivasi dalam mengatasi kecemasan yang dirasakan, sehingga tidak
menimbulkan akibat atau masalah yang fatal dan memburuk kondisi atau
kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang kecemasan, masyarakat
mengetahui tentang cemas dan cara mengatasinya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang kecemasan diharapkan :
a. Masyarakat mengetahui tentang kecemasan.
b. Masyarakat mengetahui tentang tingkatan kecemasan.
c. Masyarakat mengetahui penyebab dari kecemasan.
d. Masyarakat mengetahui tanda dan gejala kecemasan.
e. Masyarakat mengetahui cara mengatasi kecemasan.
C. Panitia
1. Berliana Putri
2. Cintia Adinda Putri
3. Hilma Sari
4. Salshabilla
5. Saskia Putri Maharani
6. Fadila Ramani
D. Rencana Pelaksanaan/Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan
 Mengucapkan salam Menjawab salam
 Memperkenalkan anggota Mendengarkan 5 menit
penyuluhan
 Menjelaskan topik penyuluhan Mendengarkan
 Membuat kontrak waktu Menyepakati kontrak
2 Penyampaian materi
 Mengkaji pengetahuan awal Mengemukakan
peserta seputar kecemasan pendapat
 Memberikan penjelasan tentang Mendengarkan dan
kecemasan dan cara mengatasinya, memperhatikan
yang meliputi :
1. Pengertian kecemasan
2. tingkatan kecemasan.
3. penyebab dari kecemasan.
4. tanda dan gejala kecemasan. 15 menit
5. cara mengatasi kecemasan.
 Memberikan kesempatan bertanya Mengajukan pertanyaan
 Menjelaskan hal-hal yang Mendengarkan dan
ditanyakan peserta memperhatikan

3 Penutup
 Evaluasi ulang penyampaian materi Menjawab pertanyaan
 Moderator menyimpulkan hasil
diskusi Bersama moderator 5 menit
 Moderator memberikan salam menyimpulkan materi
Menjawab salam
E. Struktur Penyuluhan
1. Tempat : Puskesmas Belimbing.
2. Pelaksanaan : Pukul 07.30 WIB
3. Lama diskusi : 20 menit
4. Alokasi waktu :
a. Preinteraksi : 5 menit
b. Fase Kerja : 15 menit
c. Terminasi : 5 menit
F. Pengorganisasian
a. Pembagian Tugas
1. Pembimbing: Ns. Windy Freska, M.Kep
2. Presentator : Berliana Putri

3. Moderator : Cintia Adinda Putri

4. Fasilitator :

 Saskia Putri Maharani

 Salshabilla

 Hilma Sari

5. Observer : Fadila Ramani

b. Rincian Tugas/Peran
1. Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d. Kontrak waktu yang akan digunakan selama penyuluhan
e. Menjaga kelancaran acara.
f. Memimpin praktek.
g. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
2. Peran Presentator
Menyampaikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan
3. Peran Fasilitator
a. Bersama leader menjalin kerja sama dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam penyuluhan.
c. Menjadi contoh dalam kegiatan.
4. Peran Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mengevaluasi kegiatan.
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan

c. Setting Tempat

P Media M

F Peserta

Keterangan

P : Presenter

M : Moderator

F : Fasilitator

G. Metode
Metode yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan berupa ceramah
dan tanya jawab.
H. Media dan Alat
Pada penyuluhan tentang kecemasan ini, dilakukan menggunakan
b eb er ap a media yaitu:
1. Power Point & LCD
2. Leaflet
3. Mikrofon
I. Evaluasi

A. Struktur
1. 85% peserta menghadiri kegiatan
2. Tempat dan alat yang tersedia sesuai perencanaan
3. Peran dan tugas sesuai perencanaan
B. Proses
1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
2. Para peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir atau
tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
4. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
5. Peserta yang hadir antusias dan berperan aktif dalam mengajukan
pertanyaan dan mengemukakan pendapat selama penyuluhan berlangsung
C. Hasil
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan, tercapai atau tidaknya TIU dan TIK
Penyuluhan, meliputi :
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali
pengertian, penyebab, dan tanda gejala ansietas mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan kembali cara
mengatasi ansietas mencapai 75%.
c. Peserta penyuluhan mampu mempraktekkan kembali cara
mengatasi ansietas mencapai 75%.
MATERI PENYULUHAN

“KECEMASAN”

1. Definisi
Kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan
sehari-hari.
Kecemasan merupakanbentuk perasaan khawatir, gelisah, dan perasaan
lain yang tidak menyenangkan. Biasanya perasaan ini disertai oleh rasa kurang
percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi
suatu masalah.
Secara subyektif, kecemasan merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan dan tidak nyaman, sehingga perasaan tersebut inginnya
secepatnya secepat-cepatnya dihalau. Secara obyektif, kecemasan merupakan
suatu pola psikobiologik yang mempunyai fungsi pemberitahuan (alarm) akan
adanya bahaya, sehingga membutuhkan perencanaan tindakan yang efektif
dalam bentuk usaha penyesuaian diri terhadap trauma psikik, psikis dan juga
konflik.
Dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan respon individu
terhadap suatu keadaan atau perasaan ketidaknyamanan yang biasa ditandai
dengan rasa khawatir, gelisah, dan tidak tenang.
2. Tingkatan Kecemasan
Media

M P

F Peserta F P M
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya. Menurut Peplau ( Suliswati, 2005) ada empat tingkat kecemasan yang
dialami oleh individu yaitu :
1) Kecemasan Ringan
Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu
masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat
memotifasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara
efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2) Kecemasan Sedang
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya,
terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu
dengan arahan orang lain.
3) Kecemasan Berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada
detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain.
Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu
banyak perintah / arahan untuk terfokus pada area lain.
4) Panik
Individu kehilangan kendali diri dan detil perhatian hilang. Karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan
perintah.Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, penyimpagan persepsi dan hilangnya
pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif. Biasanya disertai
dengan disorganisasi kepribadian.
3. Penyebab Kecemasan
a. Berada di situasi yang menegangkan

Berbagai situasi tegang yang dapat dialami oleh seseorang


cenderung menimbulkan kecemasan, misalnya saat pertama kali
diwawancara ketika melamar pekerjaan.

b. Riwayat Trauma Masa Lalu.

Kejadian tidak menyenangkan di masa lalu seseorang dapat memicu


timbulnya kecemasan terutama apabila saat orang tersebut sering berpikiran
dan mengingat masa lalu. Contohnya saat kehilangan seseorang yang
dicintai atau saat mengalami kecelakaan yang mengakibatkan adanya
trauma.
c. Bullying atau perundungan

Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang


dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih
kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan
dilakukan secara terus menerus. Contohnya mengejek, mendorong,
memukul, dan menodong.

d. Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan

Kecemasan pada umumnya sering dialami oleh banyak orang. Orang


yang mengalami kecemasan apabila tidak diatasi dengan baik maka akan
berdampak pada orang sekitarnya. Apabila dalam suatu keluarga ada yang
mengalami gangguan kecemasan, kemungkinan anggota keluarga yang lain
juga akan terkena dampaknya dan mungkin mengalami gejala cemas dengan
tingkatan yang berbeda.

e. Menderita penyakit kronik

Seseorang yang menderita penyakit kronik cenderung mengalami


kecemasan karena akibat penyakit yang dideritanya, pikiran orang tersebut
akan terganggu dan menimbulkan kondisi khawatir terhadap dirinya.
Umumnya penyakit kronik yang diderita seperti hipertensi, diabetes
mellitus, kanker, dan penyakit kronik lainnya.
4. Tanda Gejala
Tanda dan gejala dari kecemasan adalah
 Gemetaran dan keringat dingin
 Pusing dan sakit kepala
 Gelisah
 Gugup
 Otot tegang
 Mudah marah
 Susah tidur
 Sering lelah
 Jantung berdebar-debar
 Sesak napas
 Rasa khawatir yang berlebih
 Merasa takut akan pikirannya sendiri
5. Cara Mengatasi Kecemasan
Beberapa cara untuk mengatasi kecemasan, antara lain:
a. Teknik Relaksasi
Ambil napas selama 3 detik dengan lambat, tahan napas selama 3
detik, keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut, dan ulangi selama 3
kali.
b. Tidur Cukup
Pola tidur yang tidak konsisten dan cukup dapat menyebabkan
konsekuensi serius. Tidak hanya tubuh yang akan merasakan dampaknya,
tapi juga kondisi emosional/psikologis (memperparah stress dan
kecemasan). Terkadang kondisi ini bisa menyebabkan gangguan tidur. Saat
mulai merasakan kecemasan, perbaiki pola tidur dan tidur dalam waktu
yang cukup, antara 7-8 jam.

c. Tertawa dan Berolahraga


Jika merasa pekerjaan atau aktivitas berat mulai mengganggu
perasaan, pikiran, dan energi, ambilah waktu sejenak untuk bercanda,
tersenyum, tertawa, dan bisa berkumpul bersama keluarga.
Tidak ada yang membantah kalau banyak tertawa itu dianggap
menyehatkan. Penelitian menunjukkan bahwa tawa dapat mengurangi gejala
stress, depresi, dan kecemasan, karena cara tersebut ampuh mengusir emosi
dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga, 20 hingga 30
menit melakukan olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas.
d. Bersyukur
Orang yang senantiasa bersyukur terhadap Tuhan,
suka mengekspresikan rasa syukurnya, bisa mengurangi kecemasan,
khususnya pada saat kondisi beristirahat (misalnya saat hendak tidur,
beribadah, kondisi sendirian). Menyampaikan rasa terima kasih kepada
sesama juga sangat membatu. Tentunya lakukan semua secara tulus, dengan
kesadaran penuh bahwa yang telah diberikanNya dan perbuatan baik
sesama, sekecil apapun, adalah hal yang sangat berharga.
e. Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas
lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-
senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula digunakan untuk
meditasi, membangun mimpi dan berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut
akan membantu mengurangi rasa cemas.
f. Melakukan Hal yang Disenangi
Mengatasi cemas juga dapat dengan melakukan hal-hal yang kita
senangi, yaitu misalnya dengan mendengarkan musik, berkumpul bersama
keluarga, dan lain-lain. Karena dengan melakukan hal yang disenangi dapat
membuat hidup kita merasa lebih nyaman dan menyenangkan.
g. Makan dengan Benar
Kecemasan sungguh bisa membuat tubuh kita menderita. Nafsu makan bisa
berubah-ubah, atau mungkin bisa membuat kita tergila-gila pada makanan
tertentu yang buruk bagi kesehatan. Untuk tetap menjaga asupan nutrisi
yang dibutuhkan tubuh, cobalah untuk “memaksa” diri mengkonsumsi
makanan yang kaya nutrisi; sebagai contoh vitamin B dan Omega 3,
ditambah dengan beberapa makanan sumber karbohidrat. Banyak penelitian
menyebutkan vitamin B erat dengan kesehatan mental. Sedangkan Omega 3
bisa membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Karbohidrat
membantu mengatur kadar serotonin, yaitu neurotransmitter yang
memberikan efek tenang. Entah didorong oleh keinginan atau kebiasaan,
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan manis dan olahan bisa
memicu peningkatan kecemasan. Jadi kurangi atau lebih baik dihindari.
h. Menghindari Kafein, Alkohol dan Rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta
kebiasaan yang kita konsumsi. Kafein, alkohol, dan rokok adalah substansi
yang bisa meningkatkan rasa cemas seseorang.
i. Aromaterapi
Kita tidak harus mencari parfum khusus atau datang ke tempat
khusus aromaterapi. Mencium bau-bauan minyak yang harum, misalnya
kasturi, bisa mengurangi ketegangan dan tekanan di dalam tubuh dan
meningkatkan kejernihan mental.
j. Meditasi
Saat ini, meditasi sering dikaitkan dengan relaksasi. Tetapi para
ilmuwan menemukan bahwa meditasi juga meningkatkan materi yang
berkaitan dengan kecerdasan otak, dalam hal ini fungsinya adalah
menyelaraskan kembali tubuh untuk mengurangi kecemasan. Sejumlah
penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa ada berbagai efek positif
meditasi terhadap mood (suasana hati), gejala stress, dan gejala kecemasan.
Meditasi juga merupakan suatu cara untuk mengamati otak, yang
memungkinkan kita bisa mengetahui bagaimana otak menciptakan pemikiran
(atau gagasan) negatif yang memicu kecemasan. Memahami pola pikir otak
bisa menjauhkan dari pemikiran-pemikiran semacam itu.
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, E., dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: TIM.


Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC. Suliswati, dkk.
2005. Konsep Dasar Kesehatan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Videbeck, S. J. 2008.
Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai