Anda di halaman 1dari 4

Prosedur Pelaksanaan Transfusi Darah

A. Pelayanan pra-transfusi
Sebelum pemberian transfusi darah, seluruh produk darah dari donor harus
dilakukan uji saring untuk mendeteksi adanya infeksi menular lewat transfusi darah
(IMLTD), yang mencakup human immunodefi-cency virus (HIV), hepatitis B, hepatitis
C, dan sifilis. Pemeriksaan terhadap penyakit tersebut dilakukan dengan metode nucleic
acid test (NAT). Selain itu, pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus serta uji
kompatibilitas harus juga dilakukan. Fasilitas yang menyediakan layanan transfusi darah
harus mematuhi tata cara penyimpanan, pemantauan suhu, dan transportasi komponen
darah, untuk menjamin pelayanan transfusi darah yang aman dan berkualitas.
B. Pemantauan pelaksanaan transfusi
Pemantauan pelaksanaan transfusi idealnya di-lakukan sebelum dimulai transfusi,
15 menit pertama setelah dimulai transfusi, setiap jam setelah dimulai transfusi, saat
selesai transfusi, dan 4 jam setelah selesai transfusi untuk pasien rawat inap. Namun, hal
ini tentu bergantung dari sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga setiap institusi
disarankan untuk memiliki pedoman pelaksanaan transfusi. Pemantauan pelaksanaan
transfusi, mencakup keadaan umum pasien, suhu tubuh, frekuensi nadi, tekanan darah,
frekuensi nafas, serta keluhan yang dirasakan oleh pasien. Pemberian diuretik tidak
dilakukan secara rutin, dan hanya pada kasus yang diduga akan atau sudah terdapat tanda
dekompensasi jantung
Langkah langkah yang harus dilakukan dalam memberikan transfusi darah pada anak
adalah:
1. Bila transfusi darah telah diputuskan, berilah darah dengan jumlah dan dosis yang
dapat membuat kondisi klinis stabil
2. Pada pasien yang beresiko mengalami gangguan circulatory overload, sebaiknya
transfusi darah memakai PRC, karena penggunaan darah yang lengkap dapat
memperburuk kondisi jantung klien
3. PRC 5ml/kg BB setara dengan darah lengkap dosis 10ml/kg BB dalam hal kapasitas
angkut oksigennya
4. Bila memungkinkan gunakan labu darah pediatrik dan device untuk mengatur volume
dan kecepatan transfusi
5. Furosemid 1 mg/kg BB per oral atau 0,5 mg/kg BB IV lambat diberikan bila pasien
menunjukkan gagal jantung atau edema paru
6. Selama transfusi dilakukan monitor terhadap gagal jantung, demam, gawat napas,
syok, dan lainnya
7. Setelah transfusi dilakukan, evaluasi kembali kadar Hb dan Ht pasien, serta kondisi
klinisnya
8. Bila pasien masih anemia dengan gejala klinis hipoksia atau kadar Hb yang kritis,
transfusi dapat diberikan kembali
Prosedur Pelaksanaan :
Tahap Pra interaksi
1. Mengecek data/file (catatan medis) pasien
2. Mengecek kondisi pasien
3. Periksaan persiapan darah pada bank darah
4. Riwayat transfusi/reaksi infuse
5. Alasan transfusi saat ini
6. APD sesuai kebutuhan
7. Persiapan alat
 Set transfusi darah
 Cairan infus (Nacl 0,9%)
 Darah/ komponen darah steril dalam wadah yang sesuai
 Jarum infus : Abocath dan wing needle
 Kassa steril
 Pinset
 Perlak dan pengalas
 Plester
 Alkohol Swab (Desinfektan)
 Gunting
 Sarung tangan
 Bengkok
 Tourniquet
 Perban gulung dan bidai (opsional)
 Tiang infus
 Kantong sampah

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2. Melakukan identifikasi pasien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
4. Menjaga privasi pasien

Tahap Kerja
1. Dekatkan alat alat ke pasien
2. Cek ulang program terapi pasien (yang bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya
kesalahan)
3. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur
4. Pasang sarung tangan
5. Berdiri pada sisi tempat pemasangan darah
6. Menempatkan bahan dan alat-alat mudah dijangkau saat bekerja
7. Siapkan cairan infus dan infuset/transfusi set. Untuk mencegah masuknya
mikroorganisme :
 Pertahankan teknik aseptik ketika membuka cairan dan pack infuse
 Klem selang infus dan masukan jarum besar ke botol infus
 Tekan ruang drip dan masukkan cairan sampai setengah ruang (efek penghisapan
menyebabkan masuknya cairan dan mencegah masuknya udara)
 Isi selang infus dengan cairan dan cegah jangan sampai ada udara
8. Berikan posisi yang nyaman pada pasien
9. Kaji tempat pemasangan infus (bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada
pasien dan kemungkinan kerusakan jaringan)
10. Pasang perlak dan pengalas
11. Jika daerah penusukan di tumbuhi rambut, cukur daerah tersebut lebih kurang 2 inchi/
4-5cm (rambut merupakan sumber penyebaran mikroorganisme, plester akan susah
lepas jika ada rambut)
12. Pasang tourniquet 5-7 inchi (10-14 cm) dari daerah yang akan ditusuk, untuk
keamanan cek arteri radialis (membendung aliran darah sehingga vena dilihat, di
palpasi, ditusuk)
13. Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol dengan arah atas-bawah,
melingkar dari dalam-keluar
14. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk menekan vena dibawah penusukan lebih
kurang 1-2 inchi
15. Tusukkan jarum dengan posisi 30-40 derajat. Bila belum terpasang sebelumnya, ke
dalam vena perifer yang besar dan mulai infus cairan Nacl 0,9% dengan
menggunakan set transfusi darah
16. Jika darah telah masuk ke lumen jarum, dorong perlahan lahan sampai posisi tepat
(jika darah telah berada di lumen jarum, berarti jarum telah masuk ke vena, karena
pembendungan dengan tourniquet menyebabkan tekanan naik sehingga
mengakibatkan darah mengisi lumen jarum)
17. Lepaskan tourniquet dan kepalan tangan serta buka klem infus set (bertujuan untuk
mencegah terjadinya clothing pada aliran darah)
18. Tangan yang tidak dominan menekan vena dan tangan yang dominan
menghubungkan ujung jarum dengan infus. Lakukan dengan cepat dan cermat
(bertujuan untuk mengurangi perdarahan dan mempertahankan posisi)
19. Periksa darah sekitar penusukan apakah ada terdapat tanda tanda infiltrasi (bila jarum
tidak tepat pada vena menyebabkan cairan menumpuk di jaringan)
20. Bila tidak ada tanda tanda infiltrasi, fiksasi dan balut daerah sekitar penusukan dengan
kassa
21. Atur tetesan infus sesuai program
22. Inspeksi produk darah (oleh 2 perawat)
 No identifikasi
 Kelompok dan tipe darah
 Tanggal kadaluarsa
 Kontabilitas
 Nama pasien
 Warna yang tidak normal, bekuan, sisa udara, dll
23. Jika produk darah sudah benar, hentikan pemberian cairan Nacl 0,9% dengan
menutup klem kontrol. Pindahkan dari penusukan Nacl dan tusukan pada selang
transfusi ke kolf darah
24. Bila aliran atau tetesan sudah lancar, atur tetesan darah sesuai yang dianjurkan
(kecepatan 25 s.d 50 ml per jam selama 15 menit pertama)
25. Tetaplah bersama pasien selama 15 menit pertama
26. Tingkatkan kecepatan infus bila tidak ada efek samping
27. Periksa kondisi pasien setiap 30 menit dan bila timbul efek samping hentikan tranfusi
darah dan mulai alirkan dengan Nacl
28. Selesai transfusi dan berikan Nacl (sesuai instruksi dokter) jika tidak ada efek
samping yang timbul
29. Buang wadah dan set produk darah pada tempat yang seharusnya
30. Rapikan pasien dan bereskan alat
31. Cuci tangan

Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi subjektif dan sampaikan hasil pemeriksaan
2. Membuat kontrak selanjutnya
3. Ucapkan salam dan terima kasih atas kerja sama pasien
4. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan

Sumber :
Putri, Zifhriyanti Minanda, dkk. 2019. Modul Praktikum Ilmu Keperawatan Dasar II.
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Wahidiyat, Pustika Amalia, dkk. 2016. Transfusi Rasional pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 18,
No. 4, Desember 2016
Ariawati, Ketut. 2016. Transfusi Darah Rasional pada Anak. PKB Ilmu Kesehatan Anak
XVI, Sanur 4-5 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai